Cognitive Behavioral Therapy

8
I. Definisi Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah sebuah pendekatan psikoterapi yang bertujuan untuk memecahkan masalah tentang emosi disfungsional, perilaku dan kognisi melalui prosedur, berorientasi pada tujuan yang sistematis. Kognitif berarti proses mental seperti berpikir. Kata “kognitif’ mengacu pada segala sesuatu yang terjadi di dalam pikiran kita, termasuk mimpi, kenangan, gambar, pikiran, dan perhatian. Perilaku mengacu pada segala sesuatu yang kita lakukan. Ini mencakup apa yang Anda katakan, bagaimana kita mencoba untuk menyelesaikan masalah, bagaimana kita bertindak, dan menghindar. Terapi adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis untuk memerangi masalah, penyakit, atau kondisi tidak teratur. Ada bukti empiris bahwa CBT efektif untuk pengobatan berbagai masalah, termasuk suasana hati, kecemasan, kepribadian, makan, penyalahgunaan zat, dan gangguan psikotik. CBT ini terutama dikembangkan melalui penggabungan terapi perilaku dengan terapi kognitif. Pasien belajar untuk mengidentifikasi pola pikir menyimpang dan keyakinan, dan untuk mengganti mereka dengan cara yang lebih produktif berpikir dan bertindak. Akar CBT dapat ditelusuri dengan perkembangan terapi perilaku di awal abad 20, perkembangan terapi kognitif pada tahun 1960, dan selanjutnya penggabungan dari keduanya. Terapi perilaku memusatkan pada perilaku yang jelas, menekankan untuk menghilangkan gejala yang jelas, tanpa memandang pengalaman pribadi pasien atau konflik dalam diri pasien. Terapi kognitif

Transcript of Cognitive Behavioral Therapy

Page 1: Cognitive Behavioral Therapy

I. Definisi

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah sebuah pendekatan psikoterapi yang bertujuan

untuk memecahkan masalah tentang emosi disfungsional, perilaku dan kognisi melalui

prosedur, berorientasi pada tujuan yang sistematis. Kognitif berarti proses mental seperti

berpikir. Kata “kognitif’ mengacu pada segala sesuatu yang terjadi di dalam pikiran kita,

termasuk mimpi, kenangan, gambar, pikiran, dan perhatian.  Perilaku mengacu pada segala

sesuatu yang kita lakukan. Ini mencakup apa yang Anda katakan, bagaimana kita mencoba

untuk menyelesaikan masalah, bagaimana kita bertindak, dan menghindar. Terapi adalah kata

yang digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis untuk memerangi masalah,

penyakit, atau kondisi tidak teratur.

Ada bukti empiris bahwa CBT efektif untuk pengobatan berbagai masalah, termasuk suasana

hati, kecemasan, kepribadian, makan, penyalahgunaan zat, dan gangguan psikotik. CBT ini

terutama dikembangkan melalui penggabungan terapi perilaku dengan terapi kognitif. Pasien

belajar untuk mengidentifikasi pola pikir menyimpang dan keyakinan, dan untuk mengganti

mereka dengan cara yang lebih produktif berpikir dan bertindak.

Akar CBT dapat ditelusuri dengan perkembangan terapi perilaku di awal abad 20,

perkembangan terapi kognitif pada tahun 1960, dan selanjutnya penggabungan dari

keduanya. Terapi perilaku memusatkan pada perilaku yang jelas, menekankan untuk

menghilangkan gejala yang jelas, tanpa memandang pengalaman pribadi pasien atau konflik

dalam diri pasien. Terapi kognitif adalah “didasarkan pada alasan teoritis dasar di mana afek

dan perilaku individual adalah didasarkan sangat ditentukan oleh cara dimana ia menyusun

dunia.” Penyusunan dunia seseorang didasarkan pada kognisi (idea verbal atau gambaran

yang ada bagi alam sadar), yang didasarkan pada asumsi (skema yang dikembangkan dari

pengalaman sebelumnya).

CBT mencakup berbagai pendekatan dan sistem terapeutik; beberapa yang paling terkenal

termasuk terapi kognitif, terapi perilaku dan terapi rasional emotif multimodal.

Mendefinisikan ruang lingkup apa yang merupakan terapi kognitif-perilaku merupakan suatu

kesulitan yang menetap sejalan dengan perkembangannya.

CBT menggabungkan ilmu pengetahuan, filosofis, dan aspek perilaku menjadi satu

pendekatan yang komprehensif untuk memahami psikologis dan mengatasi masalah umum.

CBT merupakan ilmu pengetahuan karena telah diuji melalui studi ilmiah yang banyak. Sisi

Page 2: Cognitive Behavioral Therapy

filosofis CBT adalah mengakui bahwa orang-orang memegang nilai-nilai dan keyakinan

tentang diri mereka sendiri, dunia, dan orang lain. Salah satu tujuan dari CBT adalah untuk

membantu orang mengembangkan flexible, non-extreme, dan self-helping beliefs yang

membantu mereka beradaptasi dengan realitas dan mengejar tujuan mereka. Seperti namanya,

CBT juga sangat menekankan pada perilaku. Banyak teknik CBT melibatkan mengubah cara

berpikir dan merasa dengan memodifikasi cara bersikap. CBT melibatkan identifikasi pikiran,

kepercayaan, dan makna yang diaktifkan ketika klien merasa terganggu emosinya.

II. Prinsip-prinsip Cognitive Behavioral Therapy

Cara seseorang berpikir dan merasa juga sangat menentukan cara seseorang bertindak. Jika

seseorang merasa depresi, orang itu cenderung menarik diri dan mengisolasi diri. Jika

seseorang cemas, ia mungkin menghindari situasi yang ia rasa mengancam atau berbahaya.

Perilaku seseorang dapat menjadi masalah bagi dirinya seperti berikut :

1. Perilaku merusak diri, seperti minum berlebihan atau menggunakan narkoba untuk

mengatasi kecemasan, dapat menyebabkan kerusakan fisik langsung.

2. Mengisolasi diri dan prilaku mood depresi seperti tetap ditempat tidur sepanjang hari

dan tidak menjumpai teman-teman meningkatkan rasa terisolasi dan mood yang

rendah.

3. Perilaku menghindar, seperti menghindari situasi yang dianggap mengancam

(menghadiri kegiatan sosial, menggunakan lift, berbicara di depan umum).

CBT menggunakan format ABC yaitu :

1. A adalah “activating event” yang berarti suatu kejadian eksternal nyata yang telah

terjadi, kejadian di masa depan yang telah diantisipasi agar tidak terjadi atau kejadian

di dalam diri sendiri seperti mimpi atau memori. A ini sering disebut sebagai

pencetus.

2. B adalah “beliefs” yang dapat berupa pikiran, aturan pribadi, tuntutan yang ia buat

(untuk dirinya sendiri, dunia, orang disekitarnya), dan arti yang anda tangkap pada

peristiwa internal dan eksternal.

3. C adalah “consequences” termasuk emosi, prilaku, dan sensasi fisik yang

mendampingi setiap emosi yang berbeda.

Karakteristik dari CBT adalah :

1. Menitik beratkan makna pribadi yang seseorang berikan kepada kejadian-kejadian di

menentukan tanggapan emosional yang ia berikan.

Page 3: Cognitive Behavioral Therapy

2. Dikembangkan melalui evaluasi ilmiah.

3. Lebih berfokus bagaimana menghadapi suatu masalah daripada mencari akar tunggal

permsalahan.

4. Menawarkan nasehat praktis untuk menghadapi masalah emosi umum.

5. Berpandangan bahwa seseorang dapat berubah dan berkembang dengan mencoba ide-

ide dan strategi baru.

6. Berusaha untuk menormalkan emosi, sensasi fisik, dan pikiran

bukan untuk meyakinkan bahwa itu adalah cara untuk menyembunyikan masalah.

III. Terapi Prilaku

Berdasakan pada teori belajar, yang mendalilkan bahwa problem-problem perilaku (yaitu

hampir semua manifestasi kondisi psikiatrik ) merupakan sesuatu yang di dapat secara

involunter,akibat pembelajaran yang tidak tepat. Terapi berkonsentrasi pada perubahan

perilaku (modifikasi perilaku) lebih daripaa mengubah pola pikir nirsadar/sadar,da untuk

mencapainya terapi bersifat directive (yaitu pasien menerima banyak instruksi dan

pengarahan). Beberapa tenik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Operant conditioning

Teknik terapi ini berdasarkan evaluasi dan modifikasi hal-hal terlebih dahulu dan

konsekuensi terhadap perilaku pasien dengan teliti.perilaku yang diharapkan didukung

dengan penguatan positif dan dilarang dengan penguatan negatif. Cara baru untuk

merespon pasien ini dapat diajarkan pada orang-orang yang tinggal bersamanya.

b. Terapi aversi

Pasien diberikan stimulus yang tidak menyenangkan (misal syok elektrik,suara keras)

pada saat perilaku yang tidak dikehendaki muncul. Beberapa cara ini secara hukum

dilarang. Suatu teknik pengganti, yaitu sensitisasi tertutup lebih bisa diterima, karena

menggunakan pikiran-pikiran yang tidak menyenangkan sebagai stimulus yang aversif.

Terapi ini controversial karena hukuman tidak selalu menyebabkan penurunan respons

seperti yang diharapkan dan kadang-kadang merupakan pendorong yang positif.

c. Terapi implosife

Pasien dengan ansietas atau yang disebabkan situasi, secara langsung dipajankan

terhadap situasi tersebut untuk jangka waktu tertentu (flooding) atau dipajankan di dalam

imajinasi (implosion).

,

Page 4: Cognitive Behavioral Therapy

d. Desensitisasi sistematik

Pasien dengan ansietas dan fobia dipajankan pada suatu hieraki yang bertahap terhadap

situasi atau obyek yang menakutkan, dimulai dari yang paling tidak menakutkannya.

Pasien akhirnya belajar untuk mengatasi objek atau siituasi yang lebih menakutkannya.

Bila hal ini dibarengi dengan relaksasi (suatu pola respon antagonistik relaksasi tidak

cocok dengan ansietas), tekniknya disebut inhibisi resiprokal.

Terapi perilaku mengandalkan pengukuran perilaku sacara teliti. Suatu teknik akan dianggap

berguna apabila berhasil, dan keberhasilannya ditentukan oleh kemampuannya

menghilangkan perilaku yang tidak dikehandaki dan bisa diukur dan meningkatnya perilaku

yang dikehendaki.

IV. Terapi Kognitif

Secara umum, tujuan dari terapi kognitif adalah :

1. Meningkatkan aktivitas

2. Menurunkan perilaku yang tidak diinginkan

3. Meningkatkan kepuasan

4. Meningkatkan kemampuan sosial

Terapi kognitif memiliki tiga komponen yaitu :

1. Aspek didaktik

Aspek didaktik termasuk penjelasan kepada pasien tentang trias kognitif,

skema, dan logika. Ahli terapi harus mengatakan kepada pasien bahwa mereka

akan menyusun hipotesis bersama-sama dan akan mengujinya selama

perjalanan terapi.

2. Teknik kognitif

Pendekatan kognitif terdiri dari empat proses (1) mendapatkan pikiran

otomatis, (2) menguji pikiran otomatis, (3) mengidentifikasi anggapan dasar

yang maladatif, dan (4) menguji keabsahan anggapan maladatif

Mendapatkan pikiran otomatis, pikiran otomatis adalah kognisi yang

menghalangi antara peristiwa eksternal dan reaksi emosional orang terhadap

Page 5: Cognitive Behavioral Therapy

peristiwa. Contoh adalah pikiran seseorang bahwa “ia tidak menyukai saya”

jika seseorang berjalan di hadapan orang tersebut tanpa menyapa.

Menguji pikiran otomatis, ahli terapi membantu pasien menguji keabsahan

pikiran otomatis. Tujuannya adalah untuk mendorong pasien menolak pikiran

otomatis yang tidak akurat atau berlebih-lebihan setelah pemeriksaan yang

cermat.

Mengidentifikasi asumsi maladaptif, saat pasien dan ahli terapi terus berusaha

mengidentifikasi pikiran otomatis, pola biasanya menjadi tampak. Pola

mewakili aturan atau anggapan umum yang maladaptif yang menuntun

kehidupan pasien. Contoh dari aturan tersebut adalah supaya gembira saya

harus sempurna.

Menguji keabsahan asumsi maladaptif, menguji keakuratan anggapan

maladaptif dengan meminta pasien mempertahankan suatu asumsi.

3. Teknik prilaku

Teknik prilaku digunakan untuk menguji dan megubah kognisi maladaptive

dan tidak akurat. Tujuan keseluruhan teknik adalah untuk membantu pasien

mengerti ketidakakuratan asusmsi kognitifnya dan mempelajari strategi dan

cara baru menghadapi masalah tersebut.

Diantara teknik perilaku yang digunakan dalam terapi adalah menjadwalkan

aktivitas, penguasaan dan kesenangan, menyusun tugas bertahap, latiahn

kognitif, latihan kepercayaan diri, permainan peran dan teknik pengalihan

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan

Perilaku Psikiatri Klinis. Binarupa Aksara : Tangerang. 2010.

Tomb DA. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. EGC : Jakarta. 2004.

Wilson R, dan Branch R. Cognitive Behaivoural Therapy for Dummies. John Wiley &

Sons : Glascow. 2006.