Code Bluedraft
-
Upload
yipno-wanhar-el-mawardi -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Code Bluedraft
-
8/11/2019 Code Bluedraft
1/20
-
8/11/2019 Code Bluedraft
2/20
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 3
!.1. Latar belakang 3
BAB II GAMBARAN UMUM 4
2.1. Definisi 4
2.2. Tujuan Code Blue 5
2.3. Organisasi Tim Code Blue 5
2.4. Pendidikan, Pelatihan, dan Jaminan Kualitas Anggota Code Blue 6
BAB III RUANG LINGKUP 7
BAB IV TATA LAKSANA 8
4.1. Fase Code Blue 9
4.2. Komunikasi 17
4.3. Koordinasi dengan Ruangan Lain 17
4.4. Algoritma Code Blue 18
-
8/11/2019 Code Bluedraft
3/20
3
CODE BLUE
RAPID RESPONSE SYSTEM FOR RESUSCITATION
BAB I . PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Ketika berbicara tentang cardiac arrest, ingatan kita tidak bisa lepas dari penyakit jantung
dan pembuluh darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest adalah penyakit jantung
koroner. Serangan jantung dan problem seputarnya masih menjadi pembunuh nomor satu.
Kematian jantung mendadak atau cardiac arrest adalah berhentinya fungsi jantung ,secara
tiba- tiba pada seseorang yang telah atau belum diketahui menderita penyakit jantung. Waktu dan
kejadiannya tidak terduga, yakni segera setelah timbul keluhan (American Heart Association,
2010).Kematian otak dan kematian permanen terjadi dalam jangka waktu 8- 10 menit setelah
seseorang mengalami cardiac arrest. Cardiac arrest dapat dipulihkan jika tertangani segera
dengan cardiopulmonary resusition dan defibrilasi untuk mengembalikan denyut jantung normal.
Inti penanganan cardiac arrest adalah kemampuan untuk bisa mendeteksi dan bereaksi
secara cepat dan benar untuk sesegera mungkin mengembalikan denyut jantung ke kondisi
normal untuk mencegah terjadinya kematian otak dan kematian permanen. Penanganan secara
cepat dapat diwujudkan jika terdapat tenaga yang memiliki kemampuan dalam melakukan chain
of survival saat cardiac arrest terjadi. Keberadaan tenaga inilah yang selama ini menjadi masalah
/ pertanyaan besar, bahkan di rumah sakit yang notabene banyak terdapat tenaga medis dan
paramedis. Tenaga medis dan paramedis di rumah sakit sebenarnya sudah memiliki kemampuan
dasar dalam melakukan life saving, akan tetapi belum semuanya dapat mengplikasikannya
secara maksimal, dan seringkali belum terdapat pengorganisasian yang baik dalam
pelaksanaannya. Masalah itulah kemudian yang memunculkan terbentuknya tim reaksi cepat
dalam penanganan cardiac arrest segera, yang disebut Code Blue.
-
8/11/2019 Code Bluedraft
4/20
4
BAB II. GAMBARAN UMUM
2.1. Definisi
1. Code Blue
Code Blue adalah stabilisasi kondisi darurat medis yang terjadi di dalam area rumah
sakit. Kondisi darurat medis ini membutuhkan perhatian segera . Sebuah code blue harus segera
dimulai setiap kali seseorang ditemukan dalam kondisi cardiac arrest (tidak responsive, nadi
tidak teraba atau tidak bernafas) , pasien yang membutuhkan resusitasi cardipolmunary (CPR).
2. Code Blue Team
Code blue team adalah tim yang terdiri dari dokter dan paramedis yang ditunjuk sebagai
code - team, yang secara cepat ke pasien untuk melakukan tindakan penyelamatan. Tim ini
menggunakan crash- cart, kursi roda/ tandu, alat- alat penting seperti defibrillator, peralatan
intubasi, suction, oksigen, ambubag, obat- obat resusitasi ( adrenalin, atropine, lignocain) da IV
set untuk menstabilkan pasien.
3. BLS atau Bantuan Hidup Dasar
BLS atau Bantuan Hidup Dasar merupakan awal respon tindakan gawat darurat. BLS
dapat dilakukan oleh tenaga medis, paramedis maupun orang awam yang melihat pertama kalikorban. Skill BLS haruslah dikuasai oleh medis dan paramedis, dan sebaiknya orang awam juga
menguasainya karena seringkali korban justru ditemukan pertama kali bukan oleh tenaga medis.
BLS adalah suatu cara memberikan bantuan/ pertolongan hidup dasar yang meliputi
bebasnya jalan nafas (airway/A), pernafasan yang adekuat (breathing/B), sirkulasi yang adekuat
(circulation/ C).
4. Advanced Cardiac Life Support (ACLS)
Advanced Cardiac Life Support (ACLS) adalah bantuan hidup lanjut atau pertolongan
pertama pada penyakit jantung.
-
8/11/2019 Code Bluedraft
5/20
5
2.2. Tujuan Code Blue
Tujuan dari code blue adalah:
1. Untuk memberikan resusitasi dan stabilisasi yang cepat bagi korban yang mengalami
kondisi darurat cardiorespiratory arrest yang berada dalam kawasan rumah sakit.
2. Untuk membentuk suatu tim yang terlatih lengkap dengan peralatan medis darurat yang
dapat digunakan dengan cepat.
3. Untuk memulai pelatihan keterampilan BLS dan penggunaan defibrillator untuk semua
tim rumah sakit baik yang berbasis klinis maupun non klinis.
4. Untuk memulai penempatan peralatan BLS (Emergency Kit) di berbagai lokasi strategis
di dalam kawasan rumah sakit untuk memfasilitasi respon cepat bagi keadaan darurat
medis.5. Agar rumah sakit mampu menangani keadaan medis yang darurat
2.3. Organisasi Tim Code Blue
Tim Code Blue merupakan tim yang selalu siap setiap saat/ sepanjang waktu
1. Tim code blue respon primer beranggotakan kru yang paling tidak telah menguasai Basic
Life Support (BLS), tim code blue terdiri dari 3- 4 anggota, yaitu:
- 1 koordinator tim- 1 petugas medis
- 1 asisten petugas medis dan 1 perawat atau 2 perawat (perawat pelaksana dan tim
resusitasi)
- 1 kelompok pendukung (jika perlu)
2. Uraian Tugas
a. Koordinator Tim
-
Dijabat oleh kadiv/kasubdiv- Bertugas mengkoordinir segenap anggota tim. Bekerjasama dengan diklat membuat
pelatihan kegawatdaruratan yang dibutuhkan oleh anggota tim.
b. Penanggung jawab Medis
- Dokter jaga
- Mengidentifikasi awal/ triage pasien
-
8/11/2019 Code Bluedraft
6/20
6
- Meminpin penanggulangan pasien saat terjadi kegawatdaruratan
- Memimpin tim saat pelaksanaan RJP
- Menentukan sikap selanjutnya
c. Perawat Pelaksanan
- Bersama dokter penanggung jawab medis melakukan triage pada pasien
- Membantu dokter penanggungjawab medis menangani pasien gawat atau gawat
darurat
d. Tim Resusitasi
- Perawat terlatih dan dokter jaga
- Memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien gawat atau gawat darurat
- Melakukan resusitasi jantung paru kepada pasien gawat atau gawat darurat
- Daftar nama tim code blue merupakan tanggung jawab coordinator setiap bulan3. ETD Code Blue Response Team
Anggota tim ini juga wajib dilatih BLS. Tim code blue terdiri dari 3- 4 anggota:
- 1 koordinator tim
- 1 petugas medis
- 1 kelompok pendukung (jika perlu)
Setiap anggota tim code blue akan memiliki tanggung jawab yang ditunjuk seperti
pemimpin tim, manajer airway, kompresi dada, IV line, persiapan obat dan
defibrilasi. Setiap anggota tim yang ditunjuk harus membawa hand phone
2.4 Pendidikan, Pelatihan dan Jaminan Kualitas Anggota Code Blue
Pendidikan dan pelatihan BLS diwajibkan bagi anggota tim code blue dan atau
harus memiliki sertifikat ACLS yang berlaku 3 tahun.
Meninjau semua kebijakan dan prosedur.
Melakukan review standar peraturan.
Melakukan pengukuran standar pelayanan ( jam pelayanan).
Audit
-
8/11/2019 Code Bluedraft
7/20
7
Program pendidikan dan pelatihan BLS, ACLS dan ATLS diberikan kepada tim
rumah sakit dan unit. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan standar perawatan dan hasil respon
code blue sebagai tim yang memainkan peran penting sebagai responden pertama untuk situasi
code blue .
-
8/11/2019 Code Bluedraft
8/20
8
BAB III. RUANG LINGKUP
Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua kondisi darurat
medis kritis tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera mungkin. Sistem respon terbagi
dalam 2 tahap.
1. Respon awal (Tim primer) berasal petugas rumah sakit yang berada di sekitarnya, dimana
terdapat layanan Basic Life Support (BLS).
2. Respon kedua (Tim Sekunder) merupakan tim khusus dan terlatih yang berasal dari unit
yang ditunjuk oleh pihak rumah sakit.
Sistem respon dilakukan dengan waktu respon tertentu berdasarkan standar kualitas
pelayanan yang telah ditentukan oleh rumah sakit. Untuk menunjang hal tersebut yang dilakukan
adalah :
1. Semua personil di rumah sakit harus dilatih dengan keterampilan BLS untuk menunjang
kecepatan respon untuk BLS di lokasi kejadian.
2. Peralatan BLS (Emergency Kit) harus ditempatkan di lokasi yang strategis dalam
kawasan rumah sakit, misalnya lobi rumah sakit, ruang tunggu poliklinik dan ruang rawat
inap, dimana peralatan dapat dipindah atau dibawa untuk memungkinkan respon yang
cepat.
Contoh tim code blue/ asal ruangan dan area cakupan
No Tim Code Blue Primer (Koordinator) Area Cakupan
1. Gawat darurat, Area gawat darurat, TU pen,
-
8/11/2019 Code Bluedraft
9/20
9
area parker depan, parker
karyawan, laboratorium
2. Tim Bugenvil Bangunan utama bugenvil,
ICU, HD, Farmasi
3. Tim catleya Area catleya, gizi, linen,
radiologi, RB
4. Tim anturium Area anturium, parker
belakang
5. Tim poliklinik Area poliklinik
-
8/11/2019 Code Bluedraft
10/20
10
BAB IV. TATA LAKSANA
Sebuah respon code blue untuk seluruh daerah Rumah Sakit Jember Klinik tidak dapat
ditangani oleh Unit Gawat Darurat (UGD) sendiri karena kesulitan jarak dan lokasi yang tidak
terjangkau padahal idealnya waktu antara aktivasi code blue sampai kedatangan code blue Team
adalah 5 menit. Sehingga diharapkan setiap regio rumah sakit mempunyai tim yang dapat
melakukan BLS awal sambil menunggu kedatangan tim code blue rumah sakit untuk
meningkatkan harapan hidup hidup pasien.
Tim dibentuk dengan ketentuan tiap tim terdiri dari 3 sampai 5 anggota yang terlatih
dalam BLS. Peralatan resusitasi darurat yang mudah untuk dibawa, harus ditempatkan di lokasi
strategis di seluruh kawasan rumah sakit terutama di daerah di mana probabilitas tinggi terjadi
kondisi darurat medis atau dimana tim rumah sakit telah dilatih dalam keterampilan BLS.
Setidaknya satu kit resusitasi dasar harus ditempatkan disetiap area kerja satu unit sehingga tim
dapat dengan cepat memobilisasi dan memanfaatkan peralatan resusitasi. Jika tersedia peralatan
resusitasi yang lebih maka efektifitas dan waktu respon dari code blue tim akan lebih baik dan
harapan hidup pasien meningkat.
Hal ini sama pentingnya bahwa semua personil rumah sakit, terutama tenaga non dokter
dan non medis, dilatih BLS sehingga mereka juga dapat memberikan resusitasi awal kehidupan
(CPR) di lokasi kejadian sambil menunggu respon primer atau code blue tiba. Dengan demikian
juga meningkatkan kemungkinan hasil yang baik bagi para korban darurat medis. Pelatihan tim
rumah sakit dalam keterampilam BLS dan penggunaan AED juga perlu dilakukan.
-
8/11/2019 Code Bluedraft
11/20
11
4.1 Fase Code Blue
1. Al ert system
Harus ada system yang baik dan terkoordinasi di tempat yang digunakan untuk
mengaktifkan peringatan terjadinya keadaan darurat medis dalam lingkup rumah sakit kepada
anggota tim code blue . System telepon yang ada akan digunakan.
Jika terjadi keadaan darurat medis, personil rumah sakit di mana saja dalam lingkup
rumah sakit tersebut dapat mengaktifkan respon dari code blue lewat telepon untuk bantuan dan
pengaktifan:
a) Local alert : tergantung mekanisme yang dibuat oleh zone coordinator , contoh:
Pengumuman melalui system alarm
Menampilakn nama-nama tim code blue primer di lokasi strategis di zona
mereka
Setelah kasus code blue terjadi, Tim Primer harus meninggalkan
pekerjaannya dan mengambil tas code blue dan bergegas ke lokasi dan
memulai CPR/BLS
b) Hospital alert : nomor telepon code blue -> Pusat panggilan kegawatdaruratan
Medis (UGD/ICU)
Prioritas 1: untuk mengaktifkan team code blue sekunder
Prioritas 2: untuk memeriksa (sebagai jaring pengaman kedua)
pengaktifan team code blue primer
Anggota tim respon code blue primer yang telah ditentukan di sekitar tempat
terjadinya kegawatdaruratan medis akan menanggapi situasi code blue sesegera mungkin.
-
8/11/2019 Code Bluedraft
12/20
12
Anggota tim akan memobilisasi alat resusitasi mereka dan bergegas ke lokasi darurat
medis. Tim Sekunder code blue juga akan menanggapi situasi code blue. Jika semua tim
tidak yakin apakah lokasi darurat medis tersebut tercakup di daerah cakupan mereka,
mereka tetap harus merespon alarm code blue.
Standar layanan untuk durasi waktu yang dibutuhkan antara menerima pesan
code blue (code blue aktivasi) dan kedatangan tim code blue di lokasi kejadian adalah 5
sampai 10 menit.
Standar layanan akan diberi batas waktu dan dikaji kinerja dan pemeriksan
jaminan kualitas untuk menentukan perangkap dalam system peringatan dan menjaga
efisiensi dan penyebaran cepat dari tim code blue.
Tanggung jawab dari Medical Emergency Call Center (MECC) terhadap code blue line
o Anggap setiap panggilan di code blue line adalah code blue kasus yang
sebenarnya (sampai bisa dibuktikan)
o Panggilan code blue harus dijawab secepatnya (
-
8/11/2019 Code Bluedraft
13/20
13
o Rekaman dan dokumen dalam sensus code blue
2. Intervensi segera di Tempat Kejadian
Tim di tempat kejadian darurat medis (pasien tidak sadar atau dalam cardiac dan
respiratory arrest) telah terjadi memiliki tanggung jawab untuk meminta bantuan lebih lanjut,
memulai resusitasi menggunakan pedoman Basic Life Support (BLS) dan keterampilan ALS dan
peralatan jika cukup terlatih dan lengkap.
a. Nomor tim code blue Rumah Sakit/ nomor MECC akan ditempatkan di bangsal, divisi,
unit, kantor, lobi lift, koridor, kantin, taman, tempat parker, dll trotoar dan lokasi lain di
dalam halaman rumah sakit
b. Personil rumah sakit yang menemukan korban harus mengaktifkan pemberitahuan local
untuk tim code blue primer atau seseorang menginstruksikan mereka untuk
melakukannya, mereka juga harus meminta bantuan lebih alnjut dari tim terdekat jika
tersedia.
c. Pada saat yang sama, aktivasi pemberitahuan rumah sakit harus dilakukan dengan
menghubungi nomor code blue rumah sakit.
d. Pihak yang bertanggung jawab atau bertanggung jawab atas daerah tertentu (misalnya
dari ruangan lain) juga hrus diberitahu untuk datang ke lokasi segera.
e.
Sementara menunggu kedatangan tim utama menanggapi code blue , jika tersedia tim
yang terlatih untuk BLS, mereka harus memulai BLS (posisi airway, bantuan pernapasan,
kompresi dada dll).
-
8/11/2019 Code Bluedraft
14/20
14
f. Jika tidak ada tim yang terlatih BLS, tim yang ditempat kejadian harus menunggu
bantuan yang berpengalaman dan menjaga lokasi dari kerumunan orang.
g. Jika monitor jantung, defibrillator manual atau defibrillator eksternal otomatis (AED)
tersedia, peralatan ini harus melekat kepada pasien untuk menentukan kebutuhan
defibrilasi; fase ini dilakukan oleh tim yang berpengalaman atau tim terlatih dalam Alert
Cardiac Life Support (ACLS).
h. Setiap departemen, divisi, atau unit bangsal harus berusaha untuk memastikan bahwa tim
mereka dilatih dalam setidaknya keterampilan BLS dan mereka dilengkapi dengan
resusitasi kit atau troli, setidaknya peralatan resusitasi dasar dan ditempatkan di lokasistrategis.
i. Tim dari masing-masing ruangan akan bertanggung jawab untuk pemeliharaan resusitasi
kit mereka.
j. Jika korban berhasil disadarkan/dihidupkan kembali sambil menunggu kedatangan tim
respon code blue , tim dilokasi harus menempatkan pasien dalam posisi pemulihan dan
monitor tanda-tanda vital.
k. Semua kasus code blue harus mengirim ke ETD untuk evaluasi lebih lanjut dan
manajemen terlepas hasilnya.
3. Kedatangan Team Code Blue
a. Setelah anggota tim code blue menerima aktivasi code blue , mereka harus menghentikan
tugas mereka sat ini, mengambil resusitasi kit (tas peralatan) mereka dan bergegas ke
lokasi darurat medis dengan berjalan kaki.
b. Mereka harus mengerahkan diri mereka sendiri dengan cepat dan lancar dan
menggunakan rute terpendek yang tersedia.
-
8/11/2019 Code Bluedraft
15/20
15
c. Waktu respon (layanan standar) dari waktu dari code blue call / aktivasi kedatangan tim
code blue di tempat kejadian akan disimpan.
d. Akan ada saat ketika ETD/ kedatangan Sekunder tim code blue adalah penundaan karena
berbagai alasan, sehingga kebutuhan untuk tim code blue untuk tidak hanya terdiri dari
tim ETD tetapi juga tim dari departemen yang lebih strategis atau dekat. Selanjutnya,
sangat penting bahwa setiap tenaga medis di lokasi kejadian mulai langkah BLS.
e. Jika korban masih dalam cardiac atau respiratory arrest ketika tim respon code blue tiba
di lokasi, tim akan mengambil alih tugas resusitasi; tim di lokasi kejadian harus tinggal di
sekitar untuk memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.f. Setiap kasus code blue akan kirim ke ETD terlepas kondisi pasien baik untuk
mempertahankan kembalinya sirkulasi spontan (ROSC) atau tidak. Dalam disposisi, ETD
pasien akan diputuskan setelah integrasi pasca perawatan serangan jantung.
4. Perawatan Definitif
a. Keadaan darurat medis yang terjadi di setiap daerah baik klinis atau non klinis dan baik
melibatkan rawat inap atau rawat jalan (umum) akan dihadiri oleh para tim tanggap code
blue, pasien ini akan diangkut ke ETD untuk resusitasi lanjut dan perawatan definitive
dimana tempat-tempat ini biasanya tidak memiliki infrastruktur yang memadai dan
peralatan untuk perawatan lanjutan.
b. Jika resusitasi tidak berhasil (korban meninggal di TKP), korban masih perlu ditransfer
ke ETD untuk dokumentasi lebih lanjut atau konfirmasi kematian.
c. Setiap kasus code blue akan menerima perawatan definitif setelah perawatan pasca
integrasi serangan jantung dan diskusi dalam ETD.
-
8/11/2019 Code Bluedraft
16/20
16
5. Peralatan dan pelatihan
a. Semua tingkat tim rumah sakit harus cukup terlatih setidaknya dalam BLS dan
penggunaan AED.
b. AED dan resusitasi kit dasar harus ditempatkan di berbagai daerah di dalam halaman
rumah sakit dan mudah diakses bagi tenaga medis dalam tim code blue untuk digunakan
c. Local/ code blue primer (zona risiko rendah) tim peralatan:
1. Sarung tangan
2. Pocket mask
3.
Guedel/ jalan napas orofaringeal4. Tas/ kotak pertama bantuan
d. Dasar peralatan resusitasi kit yang dibutuhkan oleh code blue team Dasar di zona risiko
tinggi dan ETD/ sekunder tim tanggap :
1. Oksigen tangki dan pipa
2. Tinggi aliran masker
3. Pocket mask
4. Bag-valve mask
5. Pedoman defibrillator atau AED (ke dalam disiplin lain ETD dan KIV).
6. Sekali pakai sarung tangan steril
7. Oro-faring dan naso-faring saluran udara
8. Extraglottic perangkat (LMA/LT)
9. Kursi roda atau tandu
10. Stetoskop
11. Alat suntik dan jarum
-
8/11/2019 Code Bluedraft
17/20
17
12. Infuse set (termasuk semangat usap, branula dan plester)
13. Glucometer
14. Obat dextrose 50%, dextrose 10%, normal salin/ Hartmanns Adrenalin, atropine,
amiodarone, diazepam, GTN Tab dan aspirin
15. Sphygmomanometer
16. Obor cahaya
-
8/11/2019 Code Bluedraft
18/20
18
e. Lanjutan pelatihan BLS dapat diperoleh melalui komite CPR
Code Blue
Medical Emergency Cardiac/Respiratory Arrest
Airway Threatened Recognition Respiratory/cardiac
Breathing Unexpected changein RR
Under 5 breathing or over 38
breathing
Response&activation Infillate response
Ring 333
Emergency trolley &SAED
to patient
Apply SAED electrode and
follow prompts
Continue BLS until team
arrives
Circulation Unexpected change HR
Under 40 or over 140 lpm
Nervous
system
Sudden loss of consciousness
Prolonged seizure activity
Obstetric Any obstetric emergency
Other Aggression
Any patient sent you are
seriously concerned about
-
8/11/2019 Code Bluedraft
19/20
19
Ketika muncul code blue , tim dokter dan paramedic yang ditunjuk sebagai code -team,
bergegas ke pasien untuk melakukan tindakan penyelematan. Tim ini menggunakan crash-cart,
kursi roda/ tandu, yang berisi alat-alat penting seperti defibrillator, peralatn intubasi, suction,
oksigen, ambubag, obat-obat resusitasi (adrenalin, atropine, lignocaine) dan IV set untuk
menstabilkan pasien. Tim akan mempraktekkan keterampilan BLS dan Advance Cardiac Life
Support(ACLS) untuk resusitasi pasien.
Peralatan resusitasi diletakkan di area yang sering membutuhkan bantuan resusitasi
sehingga bila code blue muncul tim yang ditunjuk sebagai code blue Tim akan segera dapat
mengakses peralatan tersebut. Jika code blue disebut di suatu daerah tanpa crash-cart, tim yang
ditunjuk code blue akan membawa crash-cart atau kit-resusitasi.
4.2 Komunikasi
Tersedia Medical Emergency Call Centre (MECC) yaitu panggilan khusus yang
mengaktifkan tim code blue respon primer.
4.3 Koordinasi dengan ruangan lain
Panggilam akan diperoleh dari ruangan lain yang tidak memiliki tim tanggap darurat. Jika
tidak ada rencana tanggapan darurat di tempat, ETD akan mendapatkan panggilan mengenai
kebutuhan mereka untuk perawatn medis darurat dan berkoordinasi dengan mereka tentang
bagaimana untuk mendirikan tanggap darurat medis menggunakan system code blue.
-
8/11/2019 Code Bluedraft
20/20