Code Bluedraft

download Code Bluedraft

of 20

Transcript of Code Bluedraft

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    1/20

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    2/20

    2

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN 3

    !.1. Latar belakang 3

    BAB II GAMBARAN UMUM 4

    2.1. Definisi 4

    2.2. Tujuan Code Blue 5

    2.3. Organisasi Tim Code Blue 5

    2.4. Pendidikan, Pelatihan, dan Jaminan Kualitas Anggota Code Blue 6

    BAB III RUANG LINGKUP 7

    BAB IV TATA LAKSANA 8

    4.1. Fase Code Blue 9

    4.2. Komunikasi 17

    4.3. Koordinasi dengan Ruangan Lain 17

    4.4. Algoritma Code Blue 18

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    3/20

    3

    CODE BLUE

    RAPID RESPONSE SYSTEM FOR RESUSCITATION

    BAB I . PENDAHULUAN

    1.1 . Latar Belakang

    Ketika berbicara tentang cardiac arrest, ingatan kita tidak bisa lepas dari penyakit jantung

    dan pembuluh darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest adalah penyakit jantung

    koroner. Serangan jantung dan problem seputarnya masih menjadi pembunuh nomor satu.

    Kematian jantung mendadak atau cardiac arrest adalah berhentinya fungsi jantung ,secara

    tiba- tiba pada seseorang yang telah atau belum diketahui menderita penyakit jantung. Waktu dan

    kejadiannya tidak terduga, yakni segera setelah timbul keluhan (American Heart Association,

    2010).Kematian otak dan kematian permanen terjadi dalam jangka waktu 8- 10 menit setelah

    seseorang mengalami cardiac arrest. Cardiac arrest dapat dipulihkan jika tertangani segera

    dengan cardiopulmonary resusition dan defibrilasi untuk mengembalikan denyut jantung normal.

    Inti penanganan cardiac arrest adalah kemampuan untuk bisa mendeteksi dan bereaksi

    secara cepat dan benar untuk sesegera mungkin mengembalikan denyut jantung ke kondisi

    normal untuk mencegah terjadinya kematian otak dan kematian permanen. Penanganan secara

    cepat dapat diwujudkan jika terdapat tenaga yang memiliki kemampuan dalam melakukan chain

    of survival saat cardiac arrest terjadi. Keberadaan tenaga inilah yang selama ini menjadi masalah

    / pertanyaan besar, bahkan di rumah sakit yang notabene banyak terdapat tenaga medis dan

    paramedis. Tenaga medis dan paramedis di rumah sakit sebenarnya sudah memiliki kemampuan

    dasar dalam melakukan life saving, akan tetapi belum semuanya dapat mengplikasikannya

    secara maksimal, dan seringkali belum terdapat pengorganisasian yang baik dalam

    pelaksanaannya. Masalah itulah kemudian yang memunculkan terbentuknya tim reaksi cepat

    dalam penanganan cardiac arrest segera, yang disebut Code Blue.

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    4/20

    4

    BAB II. GAMBARAN UMUM

    2.1. Definisi

    1. Code Blue

    Code Blue adalah stabilisasi kondisi darurat medis yang terjadi di dalam area rumah

    sakit. Kondisi darurat medis ini membutuhkan perhatian segera . Sebuah code blue harus segera

    dimulai setiap kali seseorang ditemukan dalam kondisi cardiac arrest (tidak responsive, nadi

    tidak teraba atau tidak bernafas) , pasien yang membutuhkan resusitasi cardipolmunary (CPR).

    2. Code Blue Team

    Code blue team adalah tim yang terdiri dari dokter dan paramedis yang ditunjuk sebagai

    code - team, yang secara cepat ke pasien untuk melakukan tindakan penyelamatan. Tim ini

    menggunakan crash- cart, kursi roda/ tandu, alat- alat penting seperti defibrillator, peralatan

    intubasi, suction, oksigen, ambubag, obat- obat resusitasi ( adrenalin, atropine, lignocain) da IV

    set untuk menstabilkan pasien.

    3. BLS atau Bantuan Hidup Dasar

    BLS atau Bantuan Hidup Dasar merupakan awal respon tindakan gawat darurat. BLS

    dapat dilakukan oleh tenaga medis, paramedis maupun orang awam yang melihat pertama kalikorban. Skill BLS haruslah dikuasai oleh medis dan paramedis, dan sebaiknya orang awam juga

    menguasainya karena seringkali korban justru ditemukan pertama kali bukan oleh tenaga medis.

    BLS adalah suatu cara memberikan bantuan/ pertolongan hidup dasar yang meliputi

    bebasnya jalan nafas (airway/A), pernafasan yang adekuat (breathing/B), sirkulasi yang adekuat

    (circulation/ C).

    4. Advanced Cardiac Life Support (ACLS)

    Advanced Cardiac Life Support (ACLS) adalah bantuan hidup lanjut atau pertolongan

    pertama pada penyakit jantung.

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    5/20

    5

    2.2. Tujuan Code Blue

    Tujuan dari code blue adalah:

    1. Untuk memberikan resusitasi dan stabilisasi yang cepat bagi korban yang mengalami

    kondisi darurat cardiorespiratory arrest yang berada dalam kawasan rumah sakit.

    2. Untuk membentuk suatu tim yang terlatih lengkap dengan peralatan medis darurat yang

    dapat digunakan dengan cepat.

    3. Untuk memulai pelatihan keterampilan BLS dan penggunaan defibrillator untuk semua

    tim rumah sakit baik yang berbasis klinis maupun non klinis.

    4. Untuk memulai penempatan peralatan BLS (Emergency Kit) di berbagai lokasi strategis

    di dalam kawasan rumah sakit untuk memfasilitasi respon cepat bagi keadaan darurat

    medis.5. Agar rumah sakit mampu menangani keadaan medis yang darurat

    2.3. Organisasi Tim Code Blue

    Tim Code Blue merupakan tim yang selalu siap setiap saat/ sepanjang waktu

    1. Tim code blue respon primer beranggotakan kru yang paling tidak telah menguasai Basic

    Life Support (BLS), tim code blue terdiri dari 3- 4 anggota, yaitu:

    - 1 koordinator tim- 1 petugas medis

    - 1 asisten petugas medis dan 1 perawat atau 2 perawat (perawat pelaksana dan tim

    resusitasi)

    - 1 kelompok pendukung (jika perlu)

    2. Uraian Tugas

    a. Koordinator Tim

    -

    Dijabat oleh kadiv/kasubdiv- Bertugas mengkoordinir segenap anggota tim. Bekerjasama dengan diklat membuat

    pelatihan kegawatdaruratan yang dibutuhkan oleh anggota tim.

    b. Penanggung jawab Medis

    - Dokter jaga

    - Mengidentifikasi awal/ triage pasien

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    6/20

    6

    - Meminpin penanggulangan pasien saat terjadi kegawatdaruratan

    - Memimpin tim saat pelaksanaan RJP

    - Menentukan sikap selanjutnya

    c. Perawat Pelaksanan

    - Bersama dokter penanggung jawab medis melakukan triage pada pasien

    - Membantu dokter penanggungjawab medis menangani pasien gawat atau gawat

    darurat

    d. Tim Resusitasi

    - Perawat terlatih dan dokter jaga

    - Memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien gawat atau gawat darurat

    - Melakukan resusitasi jantung paru kepada pasien gawat atau gawat darurat

    - Daftar nama tim code blue merupakan tanggung jawab coordinator setiap bulan3. ETD Code Blue Response Team

    Anggota tim ini juga wajib dilatih BLS. Tim code blue terdiri dari 3- 4 anggota:

    - 1 koordinator tim

    - 1 petugas medis

    - 1 kelompok pendukung (jika perlu)

    Setiap anggota tim code blue akan memiliki tanggung jawab yang ditunjuk seperti

    pemimpin tim, manajer airway, kompresi dada, IV line, persiapan obat dan

    defibrilasi. Setiap anggota tim yang ditunjuk harus membawa hand phone

    2.4 Pendidikan, Pelatihan dan Jaminan Kualitas Anggota Code Blue

    Pendidikan dan pelatihan BLS diwajibkan bagi anggota tim code blue dan atau

    harus memiliki sertifikat ACLS yang berlaku 3 tahun.

    Meninjau semua kebijakan dan prosedur.

    Melakukan review standar peraturan.

    Melakukan pengukuran standar pelayanan ( jam pelayanan).

    Audit

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    7/20

    7

    Program pendidikan dan pelatihan BLS, ACLS dan ATLS diberikan kepada tim

    rumah sakit dan unit. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan standar perawatan dan hasil respon

    code blue sebagai tim yang memainkan peran penting sebagai responden pertama untuk situasi

    code blue .

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    8/20

    8

    BAB III. RUANG LINGKUP

    Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua kondisi darurat

    medis kritis tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera mungkin. Sistem respon terbagi

    dalam 2 tahap.

    1. Respon awal (Tim primer) berasal petugas rumah sakit yang berada di sekitarnya, dimana

    terdapat layanan Basic Life Support (BLS).

    2. Respon kedua (Tim Sekunder) merupakan tim khusus dan terlatih yang berasal dari unit

    yang ditunjuk oleh pihak rumah sakit.

    Sistem respon dilakukan dengan waktu respon tertentu berdasarkan standar kualitas

    pelayanan yang telah ditentukan oleh rumah sakit. Untuk menunjang hal tersebut yang dilakukan

    adalah :

    1. Semua personil di rumah sakit harus dilatih dengan keterampilan BLS untuk menunjang

    kecepatan respon untuk BLS di lokasi kejadian.

    2. Peralatan BLS (Emergency Kit) harus ditempatkan di lokasi yang strategis dalam

    kawasan rumah sakit, misalnya lobi rumah sakit, ruang tunggu poliklinik dan ruang rawat

    inap, dimana peralatan dapat dipindah atau dibawa untuk memungkinkan respon yang

    cepat.

    Contoh tim code blue/ asal ruangan dan area cakupan

    No Tim Code Blue Primer (Koordinator) Area Cakupan

    1. Gawat darurat, Area gawat darurat, TU pen,

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    9/20

    9

    area parker depan, parker

    karyawan, laboratorium

    2. Tim Bugenvil Bangunan utama bugenvil,

    ICU, HD, Farmasi

    3. Tim catleya Area catleya, gizi, linen,

    radiologi, RB

    4. Tim anturium Area anturium, parker

    belakang

    5. Tim poliklinik Area poliklinik

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    10/20

    10

    BAB IV. TATA LAKSANA

    Sebuah respon code blue untuk seluruh daerah Rumah Sakit Jember Klinik tidak dapat

    ditangani oleh Unit Gawat Darurat (UGD) sendiri karena kesulitan jarak dan lokasi yang tidak

    terjangkau padahal idealnya waktu antara aktivasi code blue sampai kedatangan code blue Team

    adalah 5 menit. Sehingga diharapkan setiap regio rumah sakit mempunyai tim yang dapat

    melakukan BLS awal sambil menunggu kedatangan tim code blue rumah sakit untuk

    meningkatkan harapan hidup hidup pasien.

    Tim dibentuk dengan ketentuan tiap tim terdiri dari 3 sampai 5 anggota yang terlatih

    dalam BLS. Peralatan resusitasi darurat yang mudah untuk dibawa, harus ditempatkan di lokasi

    strategis di seluruh kawasan rumah sakit terutama di daerah di mana probabilitas tinggi terjadi

    kondisi darurat medis atau dimana tim rumah sakit telah dilatih dalam keterampilan BLS.

    Setidaknya satu kit resusitasi dasar harus ditempatkan disetiap area kerja satu unit sehingga tim

    dapat dengan cepat memobilisasi dan memanfaatkan peralatan resusitasi. Jika tersedia peralatan

    resusitasi yang lebih maka efektifitas dan waktu respon dari code blue tim akan lebih baik dan

    harapan hidup pasien meningkat.

    Hal ini sama pentingnya bahwa semua personil rumah sakit, terutama tenaga non dokter

    dan non medis, dilatih BLS sehingga mereka juga dapat memberikan resusitasi awal kehidupan

    (CPR) di lokasi kejadian sambil menunggu respon primer atau code blue tiba. Dengan demikian

    juga meningkatkan kemungkinan hasil yang baik bagi para korban darurat medis. Pelatihan tim

    rumah sakit dalam keterampilam BLS dan penggunaan AED juga perlu dilakukan.

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    11/20

    11

    4.1 Fase Code Blue

    1. Al ert system

    Harus ada system yang baik dan terkoordinasi di tempat yang digunakan untuk

    mengaktifkan peringatan terjadinya keadaan darurat medis dalam lingkup rumah sakit kepada

    anggota tim code blue . System telepon yang ada akan digunakan.

    Jika terjadi keadaan darurat medis, personil rumah sakit di mana saja dalam lingkup

    rumah sakit tersebut dapat mengaktifkan respon dari code blue lewat telepon untuk bantuan dan

    pengaktifan:

    a) Local alert : tergantung mekanisme yang dibuat oleh zone coordinator , contoh:

    Pengumuman melalui system alarm

    Menampilakn nama-nama tim code blue primer di lokasi strategis di zona

    mereka

    Setelah kasus code blue terjadi, Tim Primer harus meninggalkan

    pekerjaannya dan mengambil tas code blue dan bergegas ke lokasi dan

    memulai CPR/BLS

    b) Hospital alert : nomor telepon code blue -> Pusat panggilan kegawatdaruratan

    Medis (UGD/ICU)

    Prioritas 1: untuk mengaktifkan team code blue sekunder

    Prioritas 2: untuk memeriksa (sebagai jaring pengaman kedua)

    pengaktifan team code blue primer

    Anggota tim respon code blue primer yang telah ditentukan di sekitar tempat

    terjadinya kegawatdaruratan medis akan menanggapi situasi code blue sesegera mungkin.

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    12/20

    12

    Anggota tim akan memobilisasi alat resusitasi mereka dan bergegas ke lokasi darurat

    medis. Tim Sekunder code blue juga akan menanggapi situasi code blue. Jika semua tim

    tidak yakin apakah lokasi darurat medis tersebut tercakup di daerah cakupan mereka,

    mereka tetap harus merespon alarm code blue.

    Standar layanan untuk durasi waktu yang dibutuhkan antara menerima pesan

    code blue (code blue aktivasi) dan kedatangan tim code blue di lokasi kejadian adalah 5

    sampai 10 menit.

    Standar layanan akan diberi batas waktu dan dikaji kinerja dan pemeriksan

    jaminan kualitas untuk menentukan perangkap dalam system peringatan dan menjaga

    efisiensi dan penyebaran cepat dari tim code blue.

    Tanggung jawab dari Medical Emergency Call Center (MECC) terhadap code blue line

    o Anggap setiap panggilan di code blue line adalah code blue kasus yang

    sebenarnya (sampai bisa dibuktikan)

    o Panggilan code blue harus dijawab secepatnya (

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    13/20

    13

    o Rekaman dan dokumen dalam sensus code blue

    2. Intervensi segera di Tempat Kejadian

    Tim di tempat kejadian darurat medis (pasien tidak sadar atau dalam cardiac dan

    respiratory arrest) telah terjadi memiliki tanggung jawab untuk meminta bantuan lebih lanjut,

    memulai resusitasi menggunakan pedoman Basic Life Support (BLS) dan keterampilan ALS dan

    peralatan jika cukup terlatih dan lengkap.

    a. Nomor tim code blue Rumah Sakit/ nomor MECC akan ditempatkan di bangsal, divisi,

    unit, kantor, lobi lift, koridor, kantin, taman, tempat parker, dll trotoar dan lokasi lain di

    dalam halaman rumah sakit

    b. Personil rumah sakit yang menemukan korban harus mengaktifkan pemberitahuan local

    untuk tim code blue primer atau seseorang menginstruksikan mereka untuk

    melakukannya, mereka juga harus meminta bantuan lebih alnjut dari tim terdekat jika

    tersedia.

    c. Pada saat yang sama, aktivasi pemberitahuan rumah sakit harus dilakukan dengan

    menghubungi nomor code blue rumah sakit.

    d. Pihak yang bertanggung jawab atau bertanggung jawab atas daerah tertentu (misalnya

    dari ruangan lain) juga hrus diberitahu untuk datang ke lokasi segera.

    e.

    Sementara menunggu kedatangan tim utama menanggapi code blue , jika tersedia tim

    yang terlatih untuk BLS, mereka harus memulai BLS (posisi airway, bantuan pernapasan,

    kompresi dada dll).

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    14/20

    14

    f. Jika tidak ada tim yang terlatih BLS, tim yang ditempat kejadian harus menunggu

    bantuan yang berpengalaman dan menjaga lokasi dari kerumunan orang.

    g. Jika monitor jantung, defibrillator manual atau defibrillator eksternal otomatis (AED)

    tersedia, peralatan ini harus melekat kepada pasien untuk menentukan kebutuhan

    defibrilasi; fase ini dilakukan oleh tim yang berpengalaman atau tim terlatih dalam Alert

    Cardiac Life Support (ACLS).

    h. Setiap departemen, divisi, atau unit bangsal harus berusaha untuk memastikan bahwa tim

    mereka dilatih dalam setidaknya keterampilan BLS dan mereka dilengkapi dengan

    resusitasi kit atau troli, setidaknya peralatan resusitasi dasar dan ditempatkan di lokasistrategis.

    i. Tim dari masing-masing ruangan akan bertanggung jawab untuk pemeliharaan resusitasi

    kit mereka.

    j. Jika korban berhasil disadarkan/dihidupkan kembali sambil menunggu kedatangan tim

    respon code blue , tim dilokasi harus menempatkan pasien dalam posisi pemulihan dan

    monitor tanda-tanda vital.

    k. Semua kasus code blue harus mengirim ke ETD untuk evaluasi lebih lanjut dan

    manajemen terlepas hasilnya.

    3. Kedatangan Team Code Blue

    a. Setelah anggota tim code blue menerima aktivasi code blue , mereka harus menghentikan

    tugas mereka sat ini, mengambil resusitasi kit (tas peralatan) mereka dan bergegas ke

    lokasi darurat medis dengan berjalan kaki.

    b. Mereka harus mengerahkan diri mereka sendiri dengan cepat dan lancar dan

    menggunakan rute terpendek yang tersedia.

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    15/20

    15

    c. Waktu respon (layanan standar) dari waktu dari code blue call / aktivasi kedatangan tim

    code blue di tempat kejadian akan disimpan.

    d. Akan ada saat ketika ETD/ kedatangan Sekunder tim code blue adalah penundaan karena

    berbagai alasan, sehingga kebutuhan untuk tim code blue untuk tidak hanya terdiri dari

    tim ETD tetapi juga tim dari departemen yang lebih strategis atau dekat. Selanjutnya,

    sangat penting bahwa setiap tenaga medis di lokasi kejadian mulai langkah BLS.

    e. Jika korban masih dalam cardiac atau respiratory arrest ketika tim respon code blue tiba

    di lokasi, tim akan mengambil alih tugas resusitasi; tim di lokasi kejadian harus tinggal di

    sekitar untuk memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.f. Setiap kasus code blue akan kirim ke ETD terlepas kondisi pasien baik untuk

    mempertahankan kembalinya sirkulasi spontan (ROSC) atau tidak. Dalam disposisi, ETD

    pasien akan diputuskan setelah integrasi pasca perawatan serangan jantung.

    4. Perawatan Definitif

    a. Keadaan darurat medis yang terjadi di setiap daerah baik klinis atau non klinis dan baik

    melibatkan rawat inap atau rawat jalan (umum) akan dihadiri oleh para tim tanggap code

    blue, pasien ini akan diangkut ke ETD untuk resusitasi lanjut dan perawatan definitive

    dimana tempat-tempat ini biasanya tidak memiliki infrastruktur yang memadai dan

    peralatan untuk perawatan lanjutan.

    b. Jika resusitasi tidak berhasil (korban meninggal di TKP), korban masih perlu ditransfer

    ke ETD untuk dokumentasi lebih lanjut atau konfirmasi kematian.

    c. Setiap kasus code blue akan menerima perawatan definitif setelah perawatan pasca

    integrasi serangan jantung dan diskusi dalam ETD.

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    16/20

    16

    5. Peralatan dan pelatihan

    a. Semua tingkat tim rumah sakit harus cukup terlatih setidaknya dalam BLS dan

    penggunaan AED.

    b. AED dan resusitasi kit dasar harus ditempatkan di berbagai daerah di dalam halaman

    rumah sakit dan mudah diakses bagi tenaga medis dalam tim code blue untuk digunakan

    c. Local/ code blue primer (zona risiko rendah) tim peralatan:

    1. Sarung tangan

    2. Pocket mask

    3.

    Guedel/ jalan napas orofaringeal4. Tas/ kotak pertama bantuan

    d. Dasar peralatan resusitasi kit yang dibutuhkan oleh code blue team Dasar di zona risiko

    tinggi dan ETD/ sekunder tim tanggap :

    1. Oksigen tangki dan pipa

    2. Tinggi aliran masker

    3. Pocket mask

    4. Bag-valve mask

    5. Pedoman defibrillator atau AED (ke dalam disiplin lain ETD dan KIV).

    6. Sekali pakai sarung tangan steril

    7. Oro-faring dan naso-faring saluran udara

    8. Extraglottic perangkat (LMA/LT)

    9. Kursi roda atau tandu

    10. Stetoskop

    11. Alat suntik dan jarum

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    17/20

    17

    12. Infuse set (termasuk semangat usap, branula dan plester)

    13. Glucometer

    14. Obat dextrose 50%, dextrose 10%, normal salin/ Hartmanns Adrenalin, atropine,

    amiodarone, diazepam, GTN Tab dan aspirin

    15. Sphygmomanometer

    16. Obor cahaya

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    18/20

    18

    e. Lanjutan pelatihan BLS dapat diperoleh melalui komite CPR

    Code Blue

    Medical Emergency Cardiac/Respiratory Arrest

    Airway Threatened Recognition Respiratory/cardiac

    Breathing Unexpected changein RR

    Under 5 breathing or over 38

    breathing

    Response&activation Infillate response

    Ring 333

    Emergency trolley &SAED

    to patient

    Apply SAED electrode and

    follow prompts

    Continue BLS until team

    arrives

    Circulation Unexpected change HR

    Under 40 or over 140 lpm

    Nervous

    system

    Sudden loss of consciousness

    Prolonged seizure activity

    Obstetric Any obstetric emergency

    Other Aggression

    Any patient sent you are

    seriously concerned about

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    19/20

    19

    Ketika muncul code blue , tim dokter dan paramedic yang ditunjuk sebagai code -team,

    bergegas ke pasien untuk melakukan tindakan penyelematan. Tim ini menggunakan crash-cart,

    kursi roda/ tandu, yang berisi alat-alat penting seperti defibrillator, peralatn intubasi, suction,

    oksigen, ambubag, obat-obat resusitasi (adrenalin, atropine, lignocaine) dan IV set untuk

    menstabilkan pasien. Tim akan mempraktekkan keterampilan BLS dan Advance Cardiac Life

    Support(ACLS) untuk resusitasi pasien.

    Peralatan resusitasi diletakkan di area yang sering membutuhkan bantuan resusitasi

    sehingga bila code blue muncul tim yang ditunjuk sebagai code blue Tim akan segera dapat

    mengakses peralatan tersebut. Jika code blue disebut di suatu daerah tanpa crash-cart, tim yang

    ditunjuk code blue akan membawa crash-cart atau kit-resusitasi.

    4.2 Komunikasi

    Tersedia Medical Emergency Call Centre (MECC) yaitu panggilan khusus yang

    mengaktifkan tim code blue respon primer.

    4.3 Koordinasi dengan ruangan lain

    Panggilam akan diperoleh dari ruangan lain yang tidak memiliki tim tanggap darurat. Jika

    tidak ada rencana tanggapan darurat di tempat, ETD akan mendapatkan panggilan mengenai

    kebutuhan mereka untuk perawatn medis darurat dan berkoordinasi dengan mereka tentang

    bagaimana untuk mendirikan tanggap darurat medis menggunakan system code blue.

  • 8/11/2019 Code Bluedraft

    20/20