Coal Quality Course, Hotel Arum

139
JL. JEND. ACHMAD YANI KM 7,8 NO. 21A JL. JEND. ACHMAD YANI KM 7,8 NO. 21A BANJARMASIN BANJARMASIN PHONE : (0511) 271080-83 Fax : (0511) 258111 PHONE : (0511) 271080-83 Fax : (0511) 258111 23 23

description

coal

Transcript of Coal Quality Course, Hotel Arum

JL. JEND. ACHMAD YANI KM 7,8 NO. 21A JL. JEND. ACHMAD YANI KM 7,8 NO. 21A BANJARMASIN BANJARMASIN

PHONE : (0511) 271080-83 Fax : (0511) 258111PHONE : (0511) 271080-83 Fax : (0511) 2581112323

3838

COAL QUALITY COURSECOAL QUALITY COURSE

Banjarmasin, 03 December 2004

Joseph Yudianto, Ir.Joseph Yudianto, Ir.

BATUBARA ( BATUBARA ( COAL COAL ))

Adalah batuan atau mineral yang secara kimia Adalah batuan atau mineral yang secara kimia dan fisika adalah heterogen yang mengandung dan fisika adalah heterogen yang mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen sebagai unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahan. Zat lain yaitu senyawa sebagai unsur tambahan. Zat lain yaitu senyawa anorganik pembentuk anorganik pembentuk ashash tersebar sebagai tersebar sebagai partikel zat mineral di seluruh senyawa batubara.partikel zat mineral di seluruh senyawa batubara.

DEFINISI :DEFINISI :

BATUBARA ( BATUBARA ( COALCOAL ) )

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :

Konsep Pembentukan Batuan,Konsep Pembentukan Batuan, 1. Prinsip Sedimentasi1. Prinsip Sedimentasi 2. Skala Waktu Geologi 2. Skala Waktu Geologi

Proses Pembentukan Batubara,Proses Pembentukan Batubara, 1. Pembusukan,1. Pembusukan, 2. Pengendapan,2. Pengendapan, 3. Dekomposisi3. Dekomposisi 4. Geotektonik,4. Geotektonik, 5. Erosi,5. Erosi,

BATUBARA ( BATUBARA ( COALCOAL ) )

KONSEP PEMBENTUKAN BATUAN :KONSEP PEMBENTUKAN BATUAN :

1. Prinsip Sedimentasi1. Prinsip Sedimentasi Pada dasarnya batubaraPada dasarnya batubara termasuk kedalam jenis termasuk kedalam jenis

batuan sedimen. Batuan sedimen terbentuk dari batuan sedimen. Batuan sedimen terbentuk dari material yang terendapkan di dalam suatu material yang terendapkan di dalam suatu cekungan dlam kondisi tertentu dan mengalami cekungan dlam kondisi tertentu dan mengalami kompaksi serta transformasi baik secara fisik, kompaksi serta transformasi baik secara fisik, kimia dan biokimia. Pada saat pengendapan kimia dan biokimia. Pada saat pengendapan material ini selalu membentuk perlapisan yang material ini selalu membentuk perlapisan yang horizontal.horizontal.

BATUBARA ( BATUBARA ( COALCOAL ) )

KONSEP PEMBENTUKAN BATUAN :KONSEP PEMBENTUKAN BATUAN :

2. Skala waktu geologi2. Skala waktu geologi Proses sedimentasi, kompaksi, transforamasi oleh Proses sedimentasi, kompaksi, transforamasi oleh

material dasar pembentuk menjadi batuan sedimen material dasar pembentuk menjadi batuan sedimen berjalan selama jutaan tahun. Untuk dapat berjalan selama jutaan tahun. Untuk dapat memahami lamanya kisaran waktu dari memahami lamanya kisaran waktu dari pembentukan batuan sedimen tersebut maka pembentukan batuan sedimen tersebut maka dikenal suatu skala waktu yang disebut skala dikenal suatu skala waktu yang disebut skala waktu geologi.waktu geologi.

BATUBARA ( BATUBARA ( COALCOAL ) )

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA : Konsep Pembentukan Batubara ,Konsep Pembentukan Batubara ,Kedua konsep pembentukan batuan di atas merupakan Kedua konsep pembentukan batuan di atas merupakan bagian dari proses pembentukan batubara, yaitu :bagian dari proses pembentukan batubara, yaitu :

1. Pembusukan1. Pembusukan

Proses dimana tumbuhan mengalami tahap Proses dimana tumbuhan mengalami tahap pembusukan akibat adanya aktivitas dari bakteri pembusukan akibat adanya aktivitas dari bakteri anaerob. Bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa anaerob. Bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa oksigen mengahancurkan bagian yang lunak dari oksigen mengahancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan seperti selulosa, protoplasma, pati.tumbuhan seperti selulosa, protoplasma, pati.

BATUBARA ( BATUBARA ( COALCOAL ) )

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :

2. Pengendapan2. Pengendapan

Proses dimana material halus hasil pembusukan Proses dimana material halus hasil pembusukan terakumulasi dan mengendap membentuk lapisan terakumulasi dan mengendap membentuk lapisan gambut. Biasanya terjadi pada daerah rawa-rawa.gambut. Biasanya terjadi pada daerah rawa-rawa.

3. Dekomposisi3. Dekomposisi

Lapisan gambut mengalami perubahan berdasarkan Lapisan gambut mengalami perubahan berdasarkan proses biokimia yang berakibat keluarnya H2O dan proses biokimia yang berakibat keluarnya H2O dan sebagian menghilangdalam bentuk CO2, CO dan sebagian menghilangdalam bentuk CO2, CO dan Metan ( CH4 ).Metan ( CH4 ).

BATUBARA ( BATUBARA ( COALCOAL ) )

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :

4. Geotektonik4. Geotektonik

Lapisan gambut yang ada akan terkompaksi oleh Lapisan gambut yang ada akan terkompaksi oleh gaya tektonik kemudian mengalami pelipatan dan gaya tektonik kemudian mengalami pelipatan dan patahan. Selain gaya tektonik aktif dapat patahan. Selain gaya tektonik aktif dapat menimbulkan intrusi dari magma yang akan menimbulkan intrusi dari magma yang akan mengubah batubara mengubah batubara low gradelow grade menjadi menjadi high high gradegrade, maka zona batubara yang terbentuk dapat , maka zona batubara yang terbentuk dapat berubah dari lingkungan berair ke lingkungan berubah dari lingkungan berair ke lingkungan darat.darat.

BATUBARA ( BATUBARA ( COALCOAL ) )

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :

5. Erosi5. Erosi

Lapisan batubara yang telah mengalami gaya Lapisan batubara yang telah mengalami gaya tektonik yang berupa pengangkatan kemudian tektonik yang berupa pengangkatan kemudian dierosi sehingga permukaan batubara yang ada dierosi sehingga permukaan batubara yang ada menjadi terkupas pada permukaannya. Pelapisan menjadi terkupas pada permukaannya. Pelapisan batubara inilah yang dieksploitasi saat ini.batubara inilah yang dieksploitasi saat ini.

PEMBENTUKAN BATUBARAPEMBENTUKAN BATUBARA

BATUBARA BATUBARA ( ( COALCOAL ) )

Material Dasar

LINGKUNGAN

PENGENDAPAN :

- Cekungan

- Topografi

- Iklim

Proses Dekomposisi &

Umur Geologi

GEOTEKTONIK

- Tekanan

- Struktur

- Intrusi

BATUBARABATUBARA

BATUBARABATUBARA

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARAPROSES PEMBENTUKAN BATUBARA 1. Gambut / Peat1. Gambut / Peat

Tahap ini merupakan tahap awal pembentukan Tahap ini merupakan tahap awal pembentukan batubara (batubara (coalificationcoalification). Gambut berasal dari ). Gambut berasal dari tumbuhan yang telah mati dan menumpuk diatas tumbuhan yang telah mati dan menumpuk diatas tanah yang makin lama makin menebal tanah yang makin lama makin menebal menyebabkan dasar rawa turun secara perlahan. menyebabkan dasar rawa turun secara perlahan. Material tumbuhan tersebut diuraikan oleh bakteri Material tumbuhan tersebut diuraikan oleh bakteri dan jamur pada kondisi anaerob menjadi CO2, air dan jamur pada kondisi anaerob menjadi CO2, air dan amoniak dan sebagai hasilnya adalah gambut / dan amoniak dan sebagai hasilnya adalah gambut / humus.humus.

C : 61,7 % ; H : 0,3 % ; O : 38 %C : 61,7 % ; H : 0,3 % ; O : 38 %

BATUBARABATUBARA

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARAPROSES PEMBENTUKAN BATUBARA

2. Lignit2. Lignit

Dengan berubahnya topografi daerah sekelilingnya, Dengan berubahnya topografi daerah sekelilingnya, gambut menjadi terkubur di bawah lapisan gambut menjadi terkubur di bawah lapisan slitslit dan pasir dan pasir yang menyebabkan tekanan dan suhu pada lapisan gambut yang menyebabkan tekanan dan suhu pada lapisan gambut meningkat. meningkat.

Penutupan rawa gambut memberikan kesempatan pada Penutupan rawa gambut memberikan kesempatan pada bakteri untuk aktif menguraikan dalam kondisi basa bakteri untuk aktif menguraikan dalam kondisi basa menyebabkan dibebaskannya CO2, deoksigenasi dari menyebabkan dibebaskannya CO2, deoksigenasi dari ulminulmin, sehingga kandungan hidrogen dan karbon , sehingga kandungan hidrogen dan karbon bertambah.bertambah.

C : 80,4 % ; H : 0,5 % ; O : 19,1 %C : 80,4 % ; H : 0,5 % ; O : 19,1 %

BATUBARABATUBARA

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARAPROSES PEMBENTUKAN BATUBARA

3. Sub Bituminous3. Sub Bituminous

Tahap selanjutnya dari pembentukan batubara Tahap selanjutnya dari pembentukan batubara adalah pengubahan batubara bitumen dengan adalah pengubahan batubara bitumen dengan sejarah geologi yang rendah menjadai batubara sejarah geologi yang rendah menjadai batubara dengan sejarah geologi menengah dan tinggi. dengan sejarah geologi menengah dan tinggi. Selama tahap ini kandungan hidrogen akan tetap Selama tahap ini kandungan hidrogen akan tetap konstan dan oksigen turun.konstan dan oksigen turun.

BATUBARABATUBARA

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARAPROSES PEMBENTUKAN BATUBARA

4. Bituminous4. Bituminous

Dalam tahap keempat atau tahap pembentukan Dalam tahap keempat atau tahap pembentukan batubara bituminous, kandungan hidrogen turun batubara bituminous, kandungan hidrogen turun dengan menurunya oksigen secara perlahan-dengan menurunya oksigen secara perlahan-lahan. Produk sampingan dari tahap ketiga dan lahan. Produk sampingan dari tahap ketiga dan keempat ialah CH4, CO2, H2O.keempat ialah CH4, CO2, H2O.

BATUBARABATUBARA

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARAPROSES PEMBENTUKAN BATUBARA

5. Anthracite5. Anthracite

Tahap kelima adalah Tahap kelima adalah antrasitisasiantrasitisasi,. Dalam tahap ,. Dalam tahap ini oksigen hampir konstan sedangkan hidrogen ini oksigen hampir konstan sedangkan hidrogen turun lebih cepat dibandingkan tahap-tahap turun lebih cepat dibandingkan tahap-tahap sebelumnya.sebelumnya.

BATUBARABATUBARA

ASTM (USA)ASTM (USA)1. ANTHRACITE1. ANTHRACITE2. BITUMINEOUS COAL 2. BITUMINEOUS COAL 3. SUB-BITUMINEOUS COAL3. SUB-BITUMINEOUS COAL4. LIGNITE4. LIGNITE5. PEAT5. PEAT

ISO (UK)ISO (UK) 1. HARD COAL1. HARD COAL 2. SOFT COAL2. SOFT COAL

PENGGOLONGAN BATUBARA :PENGGOLONGAN BATUBARA :

BATUBARABATUBARA

Meta Antrasit > 98 < 2 -Antrasit 92 - 98 2 - 8 -Semi Antrasit 86 - 92 8 - 14 -Bituminous - Low Volatile

78 - 86 14 - 22

Bituminous - Medium Volatile

69 - 78 22 - 31

Bituminous - High Volatile A

< 69 > 31 > 14.000 *)

Bituminous - High Volatile B

- - 13.000 - 14.000

Bituminous - High Volatile C

- - 11.500 - 13.000 Ber-aglomerat

Sub Bituminous A - - 10.500 - 11.500

Sub Bituminous B - - 9.500 - 10.500

Sub Bituminous C - - 8.300 - 9.500

Lignit A - - 6.300 - 8.300Lignit B - - < 6.300

ASTM D388 - 99, Standard Calssification of Coal by Rank * ) dapat dikonversi ke kcal / kg dengan cara dibagi dengan fak tor

Antrasit Non Aglomerat

Kelas Golongan Sifat Fisik% Karbon Tetap

% Volatile Matter

Spesifik Energy

Btu

Non Aglomerat

Sub-Bituminous

Lignit

Bituminous

Biasa ditemui Ber-aglomerat

PENGGOLONGAN BATUBARA :PENGGOLONGAN BATUBARA :

BATUBARABATUBARA

Secara kimia, tersusun atas tiga komponen utama, yaitu :Secara kimia, tersusun atas tiga komponen utama, yaitu :

1. Air yang terikat secara fisika dan dapat dihilangkan 1. Air yang terikat secara fisika dan dapat dihilangkan pada suhu 105 pada suhu 105 OOC ( C ( Moisture )Moisture )

- - Free MoistureFree Moisture - Residual Moisture- Residual Moisture

2. Senyawa batubara atau 2. Senyawa batubara atau Coal SubstanceCoal Substance atau atau Coal Coal MatterMatter

- - Volatile MatterVolatile Matter - - Fixed CarbonFixed Carbon

KANDUNGAN UNSUR KIMIAKANDUNGAN UNSUR KIMIA

BATUBARABATUBARA

3. Zat mineral atau 3. Zat mineral atau Mineral MatterMineral Matter - - Volatile Mineral MatterVolatile Mineral Matter - - AshAsh

KANDUNGAN UNSUR KIMIAKANDUNGAN UNSUR KIMIA

BATUBARABATUBARA

• MoistureMoisture

1. Free Moisture : 1. Free Moisture :

Moisture yang datang dari luar, yaitu Moisture yang datang dari luar, yaitu pada waktu batubara ditambang, pada waktu batubara ditambang, diangkut atau kehujanan. Moisture ini diangkut atau kehujanan. Moisture ini dapat dihilangkan dengan jalan dapat dihilangkan dengan jalan diangin-angin atau dikering-udarakan.diangin-angin atau dikering-udarakan.

2. Residual Moisture : 2. Residual Moisture :

Moisture yang hanya dapat Moisture yang hanya dapat dihilangkan bila batubara dipanaskan dihilangkan bila batubara dipanaskan sampai 105 sampai 105 OOC.C.

BATUBARABATUBARA

3. Total Moisture : 3. Total Moisture :

Adalah penjumlahan dari Free Adalah penjumlahan dari Free Moisture dan Residual Moisture.Moisture dan Residual Moisture.

4. Water of Hydratation ( 4. Water of Hydratation ( Inherent Inherent Moisture ) Moisture ) : : Adalah air yang terikat secara kimia Adalah air yang terikat secara kimia

dalam batubara.dalam batubara.

• MoistureMoisture

BATUBARABATUBARA

1. Volatile Matter : 1. Volatile Matter :

Terdiri dari Hidrogen, Oksigen, Terdiri dari Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Belerang, Karbon Monoksida Nitrogen, Belerang, Karbon Monoksida dan Metana.dan Metana.2. Fixed Carbon2. Fixed Carbon : :

Merupakan sisa padat dari hasil Merupakan sisa padat dari hasil pemanasan batubara setelah seluruh pemanasan batubara setelah seluruh zat terbangnya habis keluar.zat terbangnya habis keluar.

• Organic Matter Organic Matter

BATUBARABATUBARA

1. Volatile Mineral Matter : 1. Volatile Mineral Matter : Merupakan volatile matter yang akan Merupakan volatile matter yang akan keluar membentuk gas karbon keluar membentuk gas karbon dioksida (dari karbonat-karbonat), dioksida (dari karbonat-karbonat), belerang ( dari pirit ) dan air yang belerang ( dari pirit ) dan air yang menguap dari lempung.menguap dari lempung.Material anorganik, yaitu mineral Material anorganik, yaitu mineral bukan-karbonat yang merupakan bukan-karbonat yang merupakan bagian dari struktur tumbuhan bagian dari struktur tumbuhan merupakan zat mineral inherent dalam merupakan zat mineral inherent dalam batubara.batubara.

• Zat Mineral ( Zat Mineral ( Inorganic MatterInorganic Matter ) )

BATUBARABATUBARA

2. Ash : 2. Ash : Mineral terbanyak dalam batubara Mineral terbanyak dalam batubara umumnya kaolin, lempung, pirit dan umumnya kaolin, lempung, pirit dan kalcit yang semuanya akan kalcit yang semuanya akan mempertinggi kadar Silikon Oksida, mempertinggi kadar Silikon Oksida, Oksida-oksida Aluminium, Besi dan Oksida-oksida Aluminium, Besi dan Kalsium. Kemudian menyusul Kalsium. Kemudian menyusul senyawa-senyawa Magnesium, senyawa-senyawa Magnesium, Natrium, Kalium, Mangan dan Fosfor.Natrium, Kalium, Mangan dan Fosfor.

• Zat Mineral ( Zat Mineral ( Inorganic MatterInorganic Matter ) )

BATUBARABATUBARA

PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA :PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA : Ada 2 periode Zaman BatubaraAda 2 periode Zaman Batubara

- Pertama, dimulai 345 juta tahun yang lalu - Pertama, dimulai 345 juta tahun yang lalu (periode (periode karbon)karbon)

- Kedua, dimulai 100 juta tahun yang lalu- Kedua, dimulai 100 juta tahun yang lalu

BATUBARABATUBARA

BATUBARA INDONESIABATUBARA INDONESIA

Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Cina, sekitar negara terbesar kedua setelah Cina, sekitar 36 Milyar ton.36 Milyar ton.

Batubara Indonesia termasuk muda dan Batubara Indonesia termasuk muda dan terbentuk pada periode terbentuk pada periode tertiary ( ( miocene dan dan eocene ) berumur 26 juta dan 54 juta ) berumur 26 juta dan 54 juta tahun.tahun.

BATUBARABATUBARA

BATUBARA INDONESIABATUBARA INDONESIA

Batubara muda ini mempunyai sejarah Batubara muda ini mempunyai sejarah geologi yang rendah berkisar antara geologi yang rendah berkisar antara Lignit Lignit dan dan Sub BituminousSub Bituminous..

Dari 36 Milyar ton cadangan batubara Dari 36 Milyar ton cadangan batubara Indonesia, diperkirakan 70 % Indonesia, diperkirakan 70 % LignitLignit, 28 % , 28 % Sub BituminousSub Bituminous, 1,96 , 1,96 % Bituminous% Bituminous dan dan 0,04 % adalah 0,04 % adalah Antrasit.Antrasit.

BATUBARABATUBARAPEMBAGIAN ZAMAN DALAM GEOLOGIPEMBAGIAN ZAMAN DALAM GEOLOGI

Zaman Era

Periode Period

Waktu Epoch

Abad dimulainya ( dalam jutaan tahun )

Recent 0 - 0,01Pleistocene 2Pliocene 7Miocene 26Oligocene 38Eocene 54Palaeocene 64

136190 - 195

225280345

410 + 10411 + 10530 + 10570 + 10

Zaman Azoic atau

Precambrian

Batuan tertua 3587 + 85

Cainozoic

SilurianOrdovician

Quarternary

Tertiary

Cambrian

Mesozoic

Palaeozoic

CretaceousJ urassicTriassicPermianCarboniferousDevonian

BATUBARABATUBARA

PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIAPEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA

1. Batubara untuk bahan bakar ( 1. Batubara untuk bahan bakar ( Steaming Coal, Steaming Coal, Fuel CoalFuel Coal atau atau energy coal energy coal ) disebut batubara ) disebut batubara bahan bakar.bahan bakar.

2. Batubara 2. Batubara BituminousBituminous untuk dibuat kokas, untuk dibuat kokas, disebut batubara kokas.disebut batubara kokas.

3. Batubara untuk dibuat sebagai bahan dasar 3. Batubara untuk dibuat sebagai bahan dasar untuk energi lainnya, disebut batubara konversi.untuk energi lainnya, disebut batubara konversi.

BATUBARABATUBARA

PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIAPEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA

1. Batubara untuk bahan bakar1. Batubara untuk bahan bakar

- Untuk mengubah air menjadi uap di dalam - Untuk mengubah air menjadi uap di dalam suatu boiler PLTU.suatu boiler PLTU.

- Untuk membakar bahan pembuat klinker di - Untuk membakar bahan pembuat klinker di pabrik semen.pabrik semen.

- Bahan bakar di industri-industri ( Pabrik - Bahan bakar di industri-industri ( Pabrik Kertas ).Kertas ).

BATUBARABATUBARA

PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIAPEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA

2. Batubara untuk kokas2. Batubara untuk kokas

Batubara dipanaskan tanpa udara sampai Batubara dipanaskan tanpa udara sampai sebagian Volatile Matter-nya menguap.sebagian Volatile Matter-nya menguap.

Kokas digunakan dalam pembuatan besi dan Kokas digunakan dalam pembuatan besi dan baja karena memberikan energi dan panas dan baja karena memberikan energi dan panas dan sekaligus bertindak sebagai zat pereduksi sekaligus bertindak sebagai zat pereduksi terhadap bijih besi yang dikerjakan di dalm terhadap bijih besi yang dikerjakan di dalm suatu tanur suhu tinggi.suatu tanur suhu tinggi.

BATUBARABATUBARA

PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIAPEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA 3. Batubara konversi3. Batubara konversi

Batubara yang dimanfaatkan tidak sebagai bahan bakar Batubara yang dimanfaatkan tidak sebagai bahan bakar padat tetapi energi yang dikandung batubara disimpan padat tetapi energi yang dikandung batubara disimpan dalam bentuk gas ( dalam bentuk gas ( gasifikasigasifikasi ) dan cairan ( ) dan cairan ( likuifaksilikuifaksi ). ).

Dalam proses gasifikasi semua zat organik dalam Dalam proses gasifikasi semua zat organik dalam batubara diubah ke dalam bentuk gas, terutama CO, batubara diubah ke dalam bentuk gas, terutama CO, CO2 dan Hidrogen. Gas-gas ini dapat pula diubah CO2 dan Hidrogen. Gas-gas ini dapat pula diubah menjadi bahan-bahan kimi seperti pupuk dan metanol.menjadi bahan-bahan kimi seperti pupuk dan metanol.

Dalam proses likuifaksi bertujuan mengubah batubara Dalam proses likuifaksi bertujuan mengubah batubara menjadi minyak ( menjadi minyak ( gasoline, diesel, jet fuelgasoline, diesel, jet fuel ). ).

BATUBARABATUBARA

DAMPAK DARI PEMANFAATAN BATUBARA DAMPAK DARI PEMANFAATAN BATUBARA

Adanya pencemaran yang disebabkan oleh Adanya pencemaran yang disebabkan oleh diemisikannya gas-gas campuran Nitrogen diemisikannya gas-gas campuran Nitrogen Oksida, campuran gas-gas belerang oksida dan Oksida, campuran gas-gas belerang oksida dan Ash hasil sampingan dan pembakaran batubara Ash hasil sampingan dan pembakaran batubara dalam kolam pengendap abu.dalam kolam pengendap abu.

BATUBARABATUBARA

SIFAT BATUBARA YANG ERAT KAITANNYA DENGAN PEMAFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR1. TOTAL MOISTURE1. TOTAL MOISTURE

Kadar air bersama-sama Fixed Carbon dan Volatile Matter menentukan jumlah panas atau energi yang dilepaskan dari pembakaran batubara.

Dalam pembakaran batubara untuk keperluan ketel ketiga jenis parameter tersebut menentukan jumlah tonase yang akan dibakar sesuai dengan keperluan jumlah tonase uap yang akan dibakar dan jumlah uap yang akan diproduksi.

BATUBARABATUBARA

SIFAT BATUBARA YANG ERAT KAITANNYA DENGAN PEMAFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR2. ASH CONTENT2. ASH CONTENT

Abu merupakan sisa pembakaran batubara yang tidak dapat terbakar. Sifat abu mempunyai peranan penting di dalam merancang ketel terutama menyangkut masalah erosi, pembentukan kerak dan Fouling, penyerapan dan pemancaran dari abu yang menutupi pipa (heat transfer).

BATUBARABATUBARA

SIFAT BATUBARA YANG ERAT KAITANNYA DENGAN PEMAFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR3. NILAI KALORI3. NILAI KALORI

Rendahnya nilai kalori disertai dengan tingginya kadar abu dapat menyebabkan timbulnya kesulitan dalam pembakaran. Disamping itu kecepatan pengisian (feed rate) akan diperlukan lebih tinggi dan kesulitan-kesulitan lain akan terjadi pada pengadaan batubara, erosi pipa pada ketel, perbaikan alat penggilingan (mill wear), chute dan sumbatan-sumbatan pada alat pengangkutan.

BATUBARABATUBARA

SIFAT BATUBARA YANG ERAT KAITANNYA DENGAN PEMAFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR4. VOLATILE MATTER4. VOLATILE MATTER

Apabila kadar zat terbang lebih tinggi dari yang telah ditentukan, maka prosesnya pada alat penggilingan akan terjadi kebakaran kecil dan terbentuknya panas yang dapat menyebabkan kerusakan pada pipa pengeluaran dari alat tersebut. Hal ini akan memerlukan waktu untuk perbaikan dan akhirnya akan menurunkan daya kerja dari pabrik.

BATUBARABATUBARA

SIFAT BATUBARA YANG ERAT KAITANNYA DENGAN PEMAFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR5. HGI5. HGI

HGI merupakan ukuran mudah/sukarnya batubara digerus. Nilai HGI yang tinggi menunjukkan batubara tersebut mudah digerus, dan sebaliknya.

BATUBARABATUBARA

SIFAT BATUBARA YANG ERAT KAITANNYA DENGAN PEMAFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR6. TITIK LELEH ABU 6. TITIK LELEH ABU (Ash Furnace (Ash Furnace Temperature/AFT)Temperature/AFT)

AFT merupakan data yang sangat berguna untuk mengevaluasi hal-hal yang berhubungan dengan slagging dan penumpukan abu. Apabila temperatur gas yang mengandung abu lebih rendah dari ash softening temperature maka abu akan mengendap sebagai debu dan mudah untuk dibuang. Dan apabila temperatur gas lebih tinggi dari ash softening temp. maka akan terjadi pembentukan terak.

BATUBARABATUBARA

SIFAT BATUBARA YANG ERAT KAITANNYA DENGAN PEMAFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR7. BELERANG7. BELERANG

Oksida belerang dan nitrogen yang berupa gas terbentuk pada waktu pembakaran batubara. Pada waktu pembakaran sebagian besar belerang dirubah menjadi gas belerang dioksida. Dan sebagian kecil (1-2 %) menjadi gas belerang trioksida. Dalam keadaan ini gas belerang trioksida memungkinkan bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat dan mengembun. Asam sulfat ini dapat merusak peralatan pada ketel tersebut.

BATUBARABATUBARA

SIFAT BATUBARA YANG ERAT KAITANNYA DENGAN PEMAFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR8. ANALISA 8. ANALISA ULTIMATEULTIMATE

Para perancang ketel selalu memperhatikan analisa ultimate dari batubara, yaitu analisa karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, belerang dalam basis dry ashed free basis. Berdasarka data tersebut dapat dihitung kebutuhan udara dan aliran gas untuk mencapai pembakaran sempurna, yaitu menentukan jenis dan kapasitas dari kipas angin dan pemanas udara. Dan juga dapat memperkirakan kehilangan hembusan, ukuran, jarak dan geometri dari permukaan pemanasan (heating surface).

BATUBARABATUBARA

SAMPLING BATUBARA

Adalah suatu proses pengambilan contoh batubara yang mewakili dan representatif dari 1 lot batubara sesuai dengan standar yang dipakai / diminta.

TUJUAN SAMPLING

Adalah untuk mempersiapkan contoh untuk dianalisa / tes di laboratorium untuk diketahui kualitas batubara tersebut berdasarkan sifat fisika dan kimia yang dimiliki.

BATUBARABATUBARA

SAMPLING CARA MANUAL

1. SAMPLING DARI BELT CONVEYOR1. SAMPLING DARI BELT CONVEYOR

- SAMPLING DARI CURAHAN BATUBARA- SAMPLING DARI CURAHAN BATUBARA

- SAMPLING DARI BELT YANG DIBERHENTIKAN- SAMPLING DARI BELT YANG DIBERHENTIKAN

2. SAMPLING DARI KAPAL2. SAMPLING DARI KAPAL

- SAMPLING DARI TONGKANG- SAMPLING DARI TONGKANG

- SAMPLING DARI KAPAL ( - SAMPLING DARI KAPAL ( VESSEL VESSEL ))

3. SAMPLING DARI STOCKPILE3. SAMPLING DARI STOCKPILE

4. SAMPLING DARI TRUK.(Dump Truck)4. SAMPLING DARI TRUK.(Dump Truck)

BATUBARABATUBARA

1. SAMPLING DARI CURAHAN BATUBARA1. SAMPLING DARI CURAHAN BATUBARA• Kecepatan alir dari falling stream tidak boleh melebihi

200 tph.

• Posisi sampling harus dapat memudahkan akses ke bagian silang keseluruhan ( the Cross Section ) falling stream sehingga petugas sampling dapat melakukan pekerjaannya dengan aman. Pada umumnya pekerjaan tersebut dilakukan di ujung akhir belt conveyor.

• Contoh diambil dengan cara memasukkan penyerok ( ladle ) ke dalam aliran dengan posisi terbalik, kemudian putar sehingga posisi penyerok terbuka ke atas dan jika sudah penuh, tarik kembali untuk dituangkan ke wadah sebagai contoh.

BATUBARABATUBARA

2. SAMPLING DARI 2. SAMPLING DARI STOPPED BELTSTOPPED BELT

• Metode sampling ini adalah suatu metode dengan cara menghentikan Belt Conveyor.

• Metode ini bukan suatu metode rutin yang praktis sehubungan dengan menghentikan kemudian menghidupkan belt yang menyebabkan pemutusan pembongkaran dan mengencangkan sistem Conveyor selama proses pembongkaran.

• Kegiatan tersebut diikuti dengan mengambil sebagian contoh yang ada pada Belt Compensor yang menggunakan Frame sebagai bahan acuan.

BATUBARABATUBARA

2. SAMPLING DARI 2. SAMPLING DARI STOPPED BELTSTOPPED BELT

• Mengacu pada ISO 1988 tentang skema untuk frame sampling yang digunakan untuk sampling stopped belt. Lebar dari frame sampling harus sedikitnya tiga kali ukuran terbesar ( top size ) dari batubara. Profil frame harus sama dengan belt conveyor sehingga dapat kontak dengan conveyor secara sempurna.

• Sampling Stopped belt digunakan sebagai metode acuan sampling untuk uji bias terhadap metode sampling yang lain.

BATUBARABATUBARA

3. SAMPLING DARI KAPAL3. SAMPLING DARI KAPAL

A. SAMPLING DARI TONGKANG

Jika kedalaman batubara dalam hold lebih kecil dari 4 m, batubara harus disampling dalam satu tahap selama pembongkaran. Sampling harus dikerjakan jika pembongkaran telah sebagian tidak menutupi dasar dari hold.

B. SAMPLING DARI KAPAL ( VESSEL )

Kapal harus disampling dalam dua tahap atau lebih, satu tahap dengan kedalaman 4 m di dalam palka.

Sampling tahap pertama jangan dikerjakan dulu sampai unit permukaan dari batubara sudah cukup dibongkar, hal ini untuk menjaga pembagian antara batubara ukuran kecil dan bongkahan sesuai dengan seharusnya.

BATUBARABATUBARA

4. SAMPLING DARI STOCKPILE4. SAMPLING DARI STOCKPILE•Contoh Stockpile seringkali diambil selama penimbunan ataupun pengurukan stockpile untuk memperoleh contoh dari memotong silang keseluruhan.

•Contoh diambil dari kisi-kisi contoh pada keseluruhan stockpile ( pada bagian lereng yang curam, pengambilan sampel bisa jadi tidak dimungkinkan ).

•Pengambilan increment sekurang-kurangnya 0.5 m di bawah permukaan stockpile.

•Alat sekop digunakan untuk mengambil increment. Beri tanda perkiraan gambaran kisi keseluruhan permukaan stockpile untuk mencapai jumlah increment yang diperlukan. Pengerjaan ini biasanya pada interval 20 hingga 25 m tergantung pada ukuran stockpile.

BATUBARABATUBARA

5. SAMPLING DARI TRUK5. SAMPLING DARI TRUK

•Pengambilan sample dilakukan pada waktu batubara dibongkar dengan truck ( dump Truck ) di stockpile atau pada saat dimuat ke atas truk.

BATUBARABATUBARA

ENAM KUNCI KEBERHASILAN SAMPLING

1. SEJUMLAH INCREMENT DIPERLUKAN UNTUK MEMBENTUK SAMPEL.

2. INCREMENT HARUS DI-CUT DARI ALIRAN BATUBARA DARI SELURUH LEBAR DAN KETEBALANNYA, UMUMNYA DARI JATUHAN ALIRAN PADA TITIK PEMINDAHAN.

3. BERAT DARI INCREMENT YANG DIKUMPULKAN YANG HARUS DIKETAHUI SEBELUM DIKERJAKAN SAMPLING.

BATUBARA BATUBARA

4. CUTTER HARUS MELEWATI ALIRAN JATUH DARI MATERIAL DENGAN KECEPATAN YANG KONSTAN.

5. LEBAR DARI ALAT PENYAMPLING HARUS PALING SEDIKITNYA TIGA KALI DARI UKURAN MAKSIMAL PARTIKEL BATUBARA YANG AKAN DISAMPLING.

6. INCREMENT TIDAK BOLEH MELUBER DARI ALAT SAMPLING.

ENAM KUNCI KEBERHASILAN SAMPLING

BATUBARABATUBARA

JUMLAH INCREMENT YANG DISYARATKAN DALAM PELAKSANAAN SAMPLING

ASTM STANDARD ( D 2234 - 1989 )

JUMLAH & BERAT DARI INCREMENT ( MAX. 1000 TONS )

16 mm 50 mm 150 mm

Min. Jumlah Increment 15 15 15Min. Berat Increment, Kg. 1 3 7

Min. Jumlah Increment 35 35 35Min. Berat Increment, Kg. 1 3 7

MECHANICAL CLEAN COAL

RAW ( UNCLEANED COAL )

TOP SIZE

BATUBARABATUBARA

JUMLAH INCREMENT YANG DISYARATKAN DALAM PELAKSANAAN SAMPLING

BRITISH STANDARD ( BS 1071 )

JUMLAH & BERAT DARI INCREMENT ( MAX. 1000 TONS )

16 mm 50 mm 150 mm

Min. Jumlah Increment 20 20 20Min. Berat Increment, Kg. 1 3 8

Min. Jumlah Increment 35 35 35Min. Berat Increment, Kg. 1 3 8

Mechanical Clean Coal

Raw ( Uncleaned Coal )

TOP SIZE

BATUBARABATUBARA

JUMLAH INCREMENT YANG DISYARATKAN DALAM PELAKSANAAN SAMPLING

ISO STANDARD

JUMLAH & BERAT DARI INCREMENT ( MAX. 1000 TONS )

16 mm 50 mm 150 mm

Min. Jumlah Increment 16 16 16Min. Berat Increment, Kg. 1 3 8

Min. Jumlah Increment 32 32 32Min. Berat Increment, Kg. 1 3 8

Mechanical Clean Coal

Raw ( Uncleaned Coal )

TOP SIZE

BATUBARABATUBARA

PEMBONGKARAN DENGAN BANTUAN ALAT ANGKUT TRUK

Interval Pengambilan ContohInterval Pengambilan Contoh

Kapasitas truk rata-rata = Kapasitas truk rata-rata = ++ 19 M/T, Interval pengambilan contoh : 19 M/T, Interval pengambilan contoh :

Jumlah Tonage JUMLAH INCREMENT = 40 ---------------------- = 89 Increment 1000

G 5.500 INTERVAL ( I ) = ----------- = -------------- = 2 n x c 89 x 19

Keterangan G : Jumlah Tonage Pengapalan n : Jumlah Increment c : Kapasitas Truk I : Interval Truk

BERAT INCREMENT = Top Size x 0,06 Kg.

BATUBARABATUBARA

PREPARASI CONTOH

Adalah salah satu kegiatan lanjutan untuk contoh yang telah disampling, dimana kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan contoh batubara yang akan dianalisa dengan melakukan pengadukan (homogenisasi), penggilingan, pembagian, penghalusan, sehingga akan didapat contoh yang siap dianalisa yang mewakili dari contoh yang telah disampling.

BATUBARABATUBARA

PREPARASI CONTOH

Pengeringan udara ( Air Dried-Oven )

suhu waktu ( jam )

15 - 25 OC kurang dari 24 jam

30 OC 6

45 OC 3

105 OC 1

BATUBARABATUBARA

PREPARASI CONTOH

Preparasi batubara adalah mempersiapkan contoh batubara yang diterima laboratorium, yang dilakukan dengan cara :

1. Pencampuran

2. Pembagian berat

3. Penggerusan

4. Pengeringan

( lihat bagan berikut )

CARA PREPARASI SAMPLE BERDASARKAN ASTM STANDARDS D2013

MANUAL ISO DIVISION

GROSS SAMPLE

SAMPLE FOR MOISTURE *)

SAMPLE FOR GA + SIZING ** )

PREPARASI BATUBARAMETODE REFEREE

SAMPLE FORMOISTURE20 Kg * )

TIMBANG

AIR DRYING

TIMBANG

CRUSH – 4,75 mm

TIMBANG

AIR DRYING

TIMBANG

RSD

UMPIRE SAMPLE+ 2,5 Kg

PRINCIPAL+ 2,5 Kg

SHIPPER+ 2,5 Kg

ANALYSIS for LAB.+ 2,5 Kg

RESIDUAL MOISTURE RESIDUAL MOISTURE RESIDUAL MOISTURE RESIDUAL MOISTURE

LOSS OF MOISTURE, 1 %

LOSS OF MOISTURE, 2 %

SAMPLE FORGA + SIZING

SAMPLE FORGA

SAMPLE FORSIZING

½½

** )

+ 40 Kg

AIR DRYING

CRUSH – 4,75 mm

RSD 3 X

+ 2,5 Kg

CRUSH – 2,36 mm

AIR DRYING

LIHAT PROSEDURSIZING SAMPLE

+ 2,5 Kgfor HGI

+ 2,5 Kgfor Composite

RSD

1/ 2 1/ 2 REJECT

AIR DRYING/ OVEN 40 OC

MILL 250 m

PRINCIPAL+ 250 gr.

SHIPPER+ 250 gr.

LAB.+ 250 gr.

FILE+ 250 gr.

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

MERUPAKAN SUATU KEGIATAN UNTUK DAPAT MERUPAKAN SUATU KEGIATAN UNTUK DAPAT MENENTUKAN KUALITAS BATUBARA YANG MENENTUKAN KUALITAS BATUBARA YANG DIPERIKSA BERDASARKAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA DIPERIKSA BERDASARKAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA YANG DIMILIKINYA. YANG DIMILIKINYA.

METODE YANG DIGUNAKANMETODE YANG DIGUNAKAN

1. BRITISH STANDARD1. BRITISH STANDARD

2. ISO - STANDARD2. ISO - STANDARD

3. ASTM - STANDARD3. ASTM - STANDARD

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

Analisa / test batubara yang digunakan untuk Analisa / test batubara yang digunakan untuk ““POWER PLANTPOWER PLANT” adalah :” adalah :

1. Total Moisture1. Total Moisture

2. Proximate Analysis2. Proximate Analysis

- Inherent Moisture- Inherent Moisture

- Ash Content- Ash Content

- Volatile Matter- Volatile Matter

- Fixed Carbon- Fixed Carbon

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

3. Ultimate Analysis3. Ultimate Analysis

- Total Sulphur- Total Sulphur

- Nitrogen- Nitrogen

- Hydrogen- Hydrogen

- Carbon- Carbon

- Chlorine- Chlorine

- Oxygen- Oxygen

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

4. Calorific Value4. Calorific Value

5. Hardgrove Grindability Index (HGI)5. Hardgrove Grindability Index (HGI)

6. Ash Analysis6. Ash Analysis

7. Ash Fusion Temperature7. Ash Fusion Temperature

8. Trace Elements8. Trace Elements

9. Relative Density9. Relative Density

10. Form of Sulphur10. Form of Sulphur

11. Relative Density11. Relative Density

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUMJOB NO :DATE REC’D :METHOD : ISO / ASTM / BS / SNI

1. RESIDUAL MOISTURE2 jam , 105 OC.

Crucible No. I F

Spl + Cruc. Before Drying 120,40 121,95

Weight of Crucible 97,50 97,40

Sample Weight

Spl + Cruc. After Drying 115,22 116,39

Loss 5,18 5,56

% Residual Moisture 22,62 22,65

Average 22,6

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUMJOB NO :DATE REC’D :METHOD : ISO / ASTM / BS / SNI

2. MOISTURE in ANALYSIS SAMPLE ( INHERENT MOISTURE )1 jam , 105 OC.

Crucible No. B H

Spl + Cruc. Before Drying 30,1335 30,3591

Weight of Crucible 29,1332 29,3588

Sample Weight

Spl + Cruc. After Drying 29,9680 30,1945

Loss 0,1655 0,1646

% MAS 16,55 16,46

Average 16,5

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUMJOB NO :DATE REC’D :METHOD : ISO / ASTM / BS / SNI

3. ASH ANALYSIS SAMPLE0 - 500 OC, 1 JAM ; 2 jam, 750 OC.

Crucible No. 3 T

Spl + Cruc. Before Drying 18,7565 19,4875

Weight of Crucible 17,7515 18,4870

Sample Weight

Spl + Cruc. After Drying 17,7845 18,5195

Weight of Crucible 0,0330 0,0325

% ASH 3,28 3,24

Average 3,3

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUMJOB NO :DATE REC’D :METHOD : ISO / ASTM / BS / SNI

4. VOLATILE MATTER in ANALYSIS SAMPLE7 menit , 950 OC.

Crucible No. 1 4

Spl + Cruc. Before Drying 14,1410 13,2555

Weight of Crucible 12,1385 12,2575

Sample Weight

Spl + Cruc. After Drying 12,5620 12,6790

Loss 0,5790 0,5765

% Loss 57,76 57,77

Average 57,8

% MAS 16,5

% Volatile Matter 41,3

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

JOB NO :DATE REC’D :METHOD : ISO / ASTM / BS / SNI

5. VOLATILE MATTER in ANALYSIS SAMPLE

Crucible No.

Sample + Crucible

Weight of Crucible

Sample Weight 1,0040 1,0025

Cal. No. 2 1

Sample ID 14 15

Preliminary GCV cal/g 5583 5592

Acid Corr 10

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

6. TOTAL SULPHUR in ANALYSIS SAMPLE ( GRAVIMETRY ) 1. Timbang 1,0000 gram contoh. 2. Lakukan prosedur pengeboman sebagaimana

penetapan kalori. 3. Sisa pengeboman dicuci dengan air, ditampung dalam

beaker glass. 4. Saring dengan kertas saring No. 41. 5. Filtrat dipanaskan, ditambah 2 mL. HCl 1:1. 6. Tambahkan 5 mL. BaCl2 10 %, didihkan selama 2 jam. 7. Saring dengan kertas saring No. 42, cuci dengan air

panas hingga bersih. 8. Bakar pada suhu 750 OC. 9. Timbang hasil pembakaran dengan krusible kosong.

( Krusibel + Residu - Krusibel kosong ) x 13,74

% TS = ----------------------------------------------------------------- Berat Contoh

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

6. TOTAL SULPHUR in ANALYSIS SAMPLE ( LECO SULFUR ANALYZER ) 1. Klik F3 (Add Sample), ketik identitas contoh. 2. Tempatkan boat kosong di atas neraca, tekan

TARE, timbang contoh 0,2500 + 0,0500 gr, tekan PRINT.

3. Tekan F5 (Method), pilih metode analisa yang digunakan.

4. Klik F4 (Analyze), analisa dimulai. 5. Ketika muncul “Insert The Sample Boat”,

dorong boat ke dalam furnis. Hasil analisa dihitung secara otomatis dan

dicetak setelah analisa berjalan sempurna.

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

7. KALORI7. KALORI

1. 1. Nyalakan kalorimeter, sistem pengairan dan air pendingin.

2.Takan tombol F1 untuk mengaktifkan pompa, pemanas dan laju air pendingin. Diamkan selama 20 menit untuk mengontrol pemanasan dan menstabilkan suhu jaket kalorimeter. Sinyal Stand By akan menyala jika jaket kalorimeter mencapai setpoin yang stabil.

3.Tempatkan krusibel bersih yang kering di atas pan neraca analitik dan tara nol-kan. Timbang contoh ke dalam krusibel hingga 1.0000 0.1000 g of sample. Catat massa contoh sebagai M.

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM7. KALORI7. KALORI

4. 4. Isi bomb dengan oksigen hingga tekanan maksimum 30 ATM. Dengan cara hubungkan perangkat pengisi automatis ke katup inlet bomb dan tekan O2 FILL. Dengan demikian, maka bomb akan ditekan secara automatis hingga 30 ATM. Kemudian putuskan sambungan dari katup inlet dan periksa apakah terdapat kebocoran. Jika terdapat kebocoran, hentikan tekanan, kemudian periksa ring-O, periksa kandungan krusibel dan ulangi pengisian tekanan ke bomb.

5. Isi bucket kalorimeter dengan 2000 0.5 ml air dari pipet automatis pada sistem pangairan.

6. Masukkan bucket ke dalam kalorimeter. Gunakan penggapit untuk menurunkan bomb ke dalam bucket ( lakukan dengan hati-hati !! ).

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM7. KALORI7. KALORI

7. 7. Tekan tombol START, akan muncul ‘ CAL ID ‘, kemudian masukkan nomor identitas bomb. Tekan Enter.

8. Sekarang muncul ‘ SAMPLE ID ‘ , kemudian masukkan nomor identitas contoh. Tekan Enter.

9. Sekarang muncul ‘ SAMPLE WT ‘ , kemudian masukkan berat contoh dalam gram. Tekan Enter.

10. Tanda ‘ PREPERIOD ‘ akan muncul dimana pada waktu ini pula kalorimeter menetapkan suhu keseimbangan awal.

11. Akan terdengar suara beep secara pendek dan berturut-turut, pada 5 detik sebelum bomb menyala.

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

7. KALORI7. KALORI

12. Tanda ‘ POST ‘ akan muncul apabila pengeboman telah selesai. Kalorimeter akan menunggu naiknya suhu untuk kestabilan. Kemudian nilai kalori awal akan muncul. Tekan tombol ‘ DONE ‘. Catat hasil ini pada worksheet.

13. Cuci bagian dalam bomb dengan air , tampung air pencuci ke dalam labu erlenmeyer. Bersihkan semua kawat yang tidak terbakar dari elektroda dan cuci kepala bomb dengan air dan tampung air cucian ke dalam labu erlenmeyer yang sama dengan di atas.

14. Titrasi air cucian dengan larutan standard Na2CO3 menggunakan indikator Methyl Merah hingga mencapai titik akhir berwarna Oranye – Merah. Catat volume penitar.

15.15. Kerjakan pengujian duplo untuk setiap contoh.

16.Analisa Kelembapan dan Total Sulfur dalam contoh, pada waktu yang sama.

17.Contoh standard inhouse dianalisa untuk setiap batch contoh, sebagai verifikasi data.

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

7. KALORI7. KALORI

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

7. KALORI

CALORIMETRY FINAL REPORT10/13/01 12:24:13 DETERMINATIONSAMPLE ID 14 CAL ID 2WEIGHT 1,0040 FUSE 15ACID 10 SULFUR 0,32INIT. TEMP. 28,4303 TEMP. RISE 2,34017SPIKE WGHT. EE VALUE 2401,53GROSS HEAT 5568,30 CAL/GDYNAMIC MODE

CALORIMETRY FINAL REPORT10/13/01 12:32:20 DETERMINATIONSAMPLE ID 15 CAL ID 1WEIGHT 1,0025 FUSE 15ACID 10 SULFUR 0,32INIT. TEMP. 28,9194 TEMP. RISE 2,34470SPIKE WGHT. EE VALUE 2397,51GROSS HEAT 5578,09 CAL/GDYNAMIC MODE

AVERAGE = ( 5569,30 + 5578,09 ) / 2 = 5573,20 Kcal/Kg.

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

8. HGI8. HGI

1. Keringkan 1 Kg. contoh (- 4,75 mm) secara 1. Keringkan 1 Kg. contoh (- 4,75 mm) secara sempurna. Dapat dikeringkan dalam oven (suhu 40 sempurna. Dapat dikeringkan dalam oven (suhu 40 OOC) atau udara kering.C) atau udara kering.

2. Ukuran contoh melewati ayakan 1,18 mm ( Mesh 2. Ukuran contoh melewati ayakan 1,18 mm ( Mesh No. 16 ) dan 0,60 mm ( Mesh No. 30 ). Ini dikerjakan No. 16 ) dan 0,60 mm ( Mesh No. 30 ). Ini dikerjakan dengan dengan Sieve Shaker Sieve Shaker kecil selama beberapa menit.kecil selama beberapa menit.

3. Ketika sudah sempurna, catat berat dan % dari 3. Ketika sudah sempurna, catat berat dan % dari masing-masing bagian.masing-masing bagian.

Contoh :Contoh :

+ 1,18 mm = 625,0 gr = 62,5 %.+ 1,18 mm = 625,0 gr = 62,5 %.

+ 0,60 mm = 174,0 gr = 17,4 %+ 0,60 mm = 174,0 gr = 17,4 %

- 0,60 mm = 201,0 gr = 20,1 %- 0,60 mm = 201,0 gr = 20,1 %

BATUBARABATUBARA

ANALISA LABORATORIUM

8. HGI8. HGI

4. Diayak dengan 4. Diayak dengan Sieve Shaker Sieve Shaker selama 10 menit. selama 10 menit. Fraksi untuk HGI adalah - 1,18 mm dan + 0,60 mm.Fraksi untuk HGI adalah - 1,18 mm dan + 0,60 mm.

5. Ambil 50 gram contoh. Contoh ini siap untuk 5. Ambil 50 gram contoh. Contoh ini siap untuk dihancurkan dengan dihancurkan dengan Ball CrushingBall Crushing..

6. Contoh 50 gram dibagi rata di atas mangkok bola.6. Contoh 50 gram dibagi rata di atas mangkok bola.

7. Ambil sampel yang telah dihancurkan dan 7. Ambil sampel yang telah dihancurkan dan keluarkan contoh dari mangkok dengan keluarkan contoh dari mangkok dengan menggunakan sikat kecil dan ayak dengan ayakan menggunakan sikat kecil dan ayak dengan ayakan ukuran 75 um ( Mesh No. 200 ). Sikat masing-masing ukuran 75 um ( Mesh No. 200 ). Sikat masing-masing bola di atas ayakan beserta mangkoknya. Kerjakan bola di atas ayakan beserta mangkoknya. Kerjakan lagi, tempatkan ke dalam ayakan pencampur selama lagi, tempatkan ke dalam ayakan pencampur selama 10 menit.10 menit.

BATUBARABATUBARAANALISA LABORATORIUM8. HGI8. HGI

8. Timbang pecahan + 75 um dan - 75 um.8. Timbang pecahan + 75 um dan - 75 um.

Contoh :Contoh :

Berat awal = 50,04 gramBerat awal = 50,04 gram

+ 75 um = 42,83 gram+ 75 um = 42,83 gram

- 75 um = 7,02 gram- 75 um = 7,02 gram

Berat total = 49,81 gramBerat total = 49,81 gram

Hilang = 0,23 gramHilang = 0,23 gram

Bila kehilangan berat tidak lebih dari 0,5 gr (ISO/BS) Bila kehilangan berat tidak lebih dari 0,5 gr (ISO/BS) atau 0,75 gr (ASTM). Hasil reject dan lakukan uji atau 0,75 gr (ASTM). Hasil reject dan lakukan uji ulang.ulang.

9. Timbang bagian lolos 75 um diukur terhadap 9. Timbang bagian lolos 75 um diukur terhadap Hardgrove Index. Baca HGI dari kurva. Hardgrove Index. Baca HGI dari kurva.

BATUBARABATUBARA

Dasar-dasar kalkulasi untuk hasil analisa Perhitungan Total Moisture dan Perhitungan As Received, Dry Basis, Dry Free Basis

Contoh :Air Dry Loss (ADL) = 7.9 % (Prosedure lihat lampiran ASTM D 3302)Residual Moisture (RM) = 7.8 % (Prosedure lihat lampiran ASTM D 3302)

100- ADLTotal Moisture = ------------------ X RM + ADL 100

100 – 7.9 = ----------------- X 7.8 + 7.9 100

= 15,1 %.

BATUBARABATUBARA

Dasar-dasar kalkulasi untuk hasil analisa

Perhitungan : AR ADB DB DAF

Total Moisture 15.1 - - -Inherent Moisture - 4.5 - -Ash Content 13.6 15.3 16.0 -Volatile Matter 37.0 41.6 43.6 51.9Fixed Carbon 34.3 38.6 40.4 48.1Total Sulfur 0.84 0.94 0.98 1.17Calori Value 5585 6282 6994 7833

BATUBARABATUBARA

Dasar-dasar kalkulasi untuk hasil analisa

Perhitungan :

ADB - AR 100 – TM 100 – 15.1 84.9 ------------ = ------------- = ------- = 0.8890 (Faktor) 100 – IM 100 – 4.5 95.5 - Ash Content = 0.8890 X 15.3 (ADB) = 13.6 (AR) - Volatile Matter = 0.8890 X 41.6 (ADB) = 37.0 (AR) - Fixed Carbon = 0.8890 X 38.6 (ADB) = 34.3 (AR) - Total Sulfur = 0.8890 X 0.94 (ADB) = 0.84 (AR) - Calori Value = 0.8890 X 6284 (ADB) = 5585 (AR)

BATUBARABATUBARA

Dasar-dasar kalkulasi untuk hasil analisa

Perhitungan :

ADBADB DB 100 100 100 DB 100 100 100 ------- = -------- = ------- = 1.047 (Faktor)------- = -------- = ------- = 1.047 (Faktor) 100 – IM 100 – 4.5 95.5100 – IM 100 – 4.5 95.5

- Ash Content = 1.047 X 15.3 (ADB) = 16.0 (DB) - Volatile Matter = 1.047 X 41.6 (ADB) = 43.6 (DB) - Fixed Carbon = 1.047 X 38.6 (ADB) = 40.4 (DB) - Total Sulfur = 1.047 X 0.94 (ADB) = 0.98 (DB) - Calori Value = 1.047 X 6284 (ADB) = 6577 (DB)

BATUBARABATUBARADasar-dasar kalkulasi untuk hasil analisa

ADB- DAF Volatile Matter (ADB) Volatile MatterVolatile Matter = --------------------------------------------------------------- X 100 % 100 – Inherent Moisture (ADB) – Ash Content (ADB)

41.6 41.6 = --------------------- X 100 % = -------- X 100 % = 51.9 % (DAF) 100 – 4.5 – 15.3 80.2

Fixed Carbon (ADB) Fixed CarbonFixed Carbon = ---------------------------------------------------------------- X 100 % 100 – Inherent Moisture (ADB) – Ash Content (ADB)

38.6 38.6 = -------------------- X 100 % = -------- X 100 % = 48.1 % (DAF) 100 – 4.5 – 15.3 80.2

BATUBARABATUBARADasar-dasar kalkulasi untuk hasil analisa

ADB- DAF Total Sulphur (ADB) Total SulphurTotal Sulphur = --------------------------------------------------------------- X 100 % 100 – Inherent Moisture (ADB) – Ash Content (ADB)

0.94 0.94 = --------------------- X 100 % = -------- X 100 % = 1.17 % (DAF) 100 – 4.5 – 15.3 80.2

Calori Value (ADB) Cal. Value Cal. Value = ---------------------------------------------------------------- X 100 % 100 – Inherent Moisture (ADB) – Ash Content (ADB)

6282 6282 = -------------------- X 100 % = -------- X 100 % = 7833 % (DAF) 100 – 4.5 – 15.3 80.2

BATUBARABATUBARADasar-dasar kalkulasi untuk hasil analisa

1. Air Dry Basis ( ADB )1. Air Dry Basis ( ADB )

Air dry basis adalah dasar kalkulasi hasil analisis batubara dalam Air dry basis adalah dasar kalkulasi hasil analisis batubara dalam keadaan contoh kering udara.keadaan contoh kering udara.

2. As Received ( AR )2. As Received ( AR )

As Received adalah dasar kalkulasi hasil analisis batubara dalam As Received adalah dasar kalkulasi hasil analisis batubara dalam keadaan contoh asal.keadaan contoh asal.

3. Dry Basis ( DB )3. Dry Basis ( DB )

DDry basis adalah dasar kalkulasi hasil analisis batubara dalam ry basis adalah dasar kalkulasi hasil analisis batubara dalam keadaan contoh kering.keadaan contoh kering.

4. Dry Ash Free Basis ( DAFB )4. Dry Ash Free Basis ( DAFB )

DAFB DAFB adalah dasar kalkulasi hasil analisis batubara dalam adalah dasar kalkulasi hasil analisis batubara dalam keadaan contoh kering dan tanpa kandungan abu.keadaan contoh kering dan tanpa kandungan abu.

BATUBARABATUBARA

ANALISA UKURAN ( ANALISA UKURAN ( SIZINGSIZING ) )

COAL SIZING

Greater than 50 mmLess than 50 mmLess than 2 mm

104,62 Kg

Sizing 50 mm

4,64 Kg ( + )

Sizing 10 mm

99,48 Kg ( - )

38,96 Kg ( - ) =38,96 Kg------------ = 3,896 Kg (faktor) 10 Kg

10 Kg

Sizing 2 mm

6,10 Kg ( + )

3,9 Kg ( - ) x factor = 15,19 Kg.

BATUBARABATUBARA

ANALISA UKURAN ( ANALISA UKURAN ( SIZINGSIZING ) )

PPEERRHHIITTUUNNGGAANN

15,19 Kg Less than 2 mm = ---------------- x 100 % = 14,52 % 104,62 Kg

4,64 Kg Greater than 50 mm = ---------------- x 100 % = 4,45 % 104,62 Kg

99,98 Kg Less than 50 mm = ---------------- x 100 % = 95,55 % 104,62 Kg

BATUBARABATUBARA

ANALISA UKURAN ( ANALISA UKURAN ( SIZINGSIZING ) )

Contoh perhitunganMasa Contoh yang kering ( Air dried Contoh mass ) = 200.00 kg

Fraksi Ukuran(Size fraction)

(mm)

Massa(kg)

Massa%

+ 50 1.2 0.6- 50 + 31.5 25.8 7.7-31.5 + 22.4 65.9 33.0-22.4 + 11.2 43.5 21.8-11.2 + 4.75 23.4 11.7- 4.75 + 2.00 17.6 8.8- 2.00 22.4 11.2

Total 199.8 100.0

BATUBARABATUBARATTAABBEELL NNIILLAAII--NNIILLAAII RREEPPEEAATTAABBIILLIITTYY ddaann RREEPPRROODDUUCCIIBBIILLIITTYY

No. Parameter yangDitentukan

Kriteria atauPersyaratan

Repeatability Reproducibilty

1. Total Moisture -- 0,30 % 0,50 %< 5 % 0,20 % 0,30 %2. Moisture in Anal. Sample> 5 % 0,30 % 0,50 %

No Carbonates 0,20 % 0,30 %Carbonates Present 0,30 % 0,50 %

3. Ash Content

Carb. & Pyrites 12 % 0,50 % 1,00 %Anthracite 0,30 % 0,60 %Semianthr., Bitumen 0,50 % 1,00 %Sub Bituminous 0,70 % 1,40 %

4. Volatile Matter

Lignite, Peat 1,00 % 2,00 %5. Carbon -- 0,30 % --6. Hydrogen -- 0,07 % --7. Nitrogen -- 0,05 % --

< 2 % 0,05 % 0,10 %8. Total Sulphur> 2 % 0,10 % 0,20 %

50 Btu / lb. 100 Btu / lb.27,8 Kcal / Kg 55,6 Kcal / Kg

9. Gross S.E. --

0,12 MJ / Kg 0,24 MJ / Kg10. Hardgrove Grind. Index -- 2 311. Chlorine -- 0,03 % 0,06 %12. Fluorine -- 15 ppm. 15 ppm.

BATUBARABATUBARA

KOMPOSISI MINERAL ABU BATUBARAKOMPOSISI MINERAL ABU BATUBARA

  MINERALS

ACIDIC SILICA ( SiO2 )

  ALUMINA – Al2O3

  TITANIA – TiO2

BASIC CALCIUM – CaO

  MAGNESIA – MgO

  FERRIC – Fe2O3

OTHER ALKALIS – Na2O + K2O

  SULFUR TRIOXIDE – SO3

  PHOSPHOROUS PENTOXIDE – P2O5

BATUBARABATUBARA

JENIS SULFUR DALAM BATUBARAJENIS SULFUR DALAM BATUBARA

• PYRITIC SULFURPYRITIC SULFUR

• ORGANIC SULFURORGANIC SULFUR

• SULFAT SULFURSULFAT SULFUR

• TOTAL SULFURTOTAL SULFUR

BATUBARABATUBARA

TRACES ELEMENT DALAM BATUBARATRACES ELEMENT DALAM BATUBARA

• As ( ARSENIC )As ( ARSENIC )

• Cu ( TEMBAGA )Cu ( TEMBAGA )

• Pb ( TIMAH HITAM )Pb ( TIMAH HITAM )

• Ni ( NICKEL )Ni ( NICKEL )

• Zn ( ZINC )Zn ( ZINC )

• Hg ( MERCURY )Hg ( MERCURY )

BATUBARABATUBARA

KOMPOSISI KIMIA ABU BATUBARAKOMPOSISI KIMIA ABU BATUBARA

• SiO2SiO2

• Al2O3Al2O3

• Fe2O3Fe2O3

• TiO2TiO2

• CaOCaO

• MgOMgO

• Na2O3Na2O3

• K2OK2O

• P2O5P2O5

• SO3SO3

• Mn3O4Mn3O4

BATUBARABATUBARA

ASH FUSION TEMPERATUREASH FUSION TEMPERATURE

• OKSIDASIOKSIDASI

• REDUKSIREDUKSI

• INITIAL DEFORMATION INITIAL DEFORMATION ( Deformasi ( Deformasi Permulaan )Permulaan )

• SPHERICAL ( Pelunakan )SPHERICAL ( Pelunakan )

• HEMISPHERICAL HEMISPHERICAL ( Hemisperis ) ( Hemisperis )

• FLUID ( Cair )FLUID ( Cair )

BATUBARABATUBARA

REAKSI YANG TIMBUL TERHADAP REAKSI YANG TIMBUL TERHADAP PEMBAKARAN BELERANG PADA BATUBARAPEMBAKARAN BELERANG PADA BATUBARA

2 SO2 + O2 2 SO2 + O2 2 SO3 2 SO3 SO3 + H2O SO3 + H2O H2SO4 H2SO4

POLUTAN DARI PEMBAKARAN BATUBARAPOLUTAN DARI PEMBAKARAN BATUBARA

1.1. PARTIKULATPARTIKULAT

2.2. BELERANG OKSIDA ( SOBELERANG OKSIDA ( SOXX ) )

3.3. NITROGEN OKSIDA ( NONITROGEN OKSIDA ( NOXX ) )

BATUBARABATUBARA

JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA OLEH SUCOFINDOOLEH SUCOFINDO

1.1. PEMERIKSAAN KEBERHASILAN PALKAPEMERIKSAAN KEBERHASILAN PALKA

2.2. PENENTUAN KUANTITAS ( PENENTUAN KUANTITAS ( DRAFT SURVEYDRAFT SURVEY ATAU ATAU BELT SCALEBELT SCALE ) )

3.3. SAMPLING DAN PREPARASI CONTOHSAMPLING DAN PREPARASI CONTOH

4.4. ANALISA LABORATORIUMANALISA LABORATORIUM

5.5. MONITORING TEMPERATURMONITORING TEMPERATUR

6.6. BIAS TESTINGBIAS TESTING

BATUBARABATUBARA

JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA OLEH SUCOFINDOOLEH SUCOFINDO

1.1. PEMERIKSAAN KEBERHASILAN PALKAPEMERIKSAAN KEBERHASILAN PALKA

Adalah suatu kegiatan survey yang bertujuan Adalah suatu kegiatan survey yang bertujuan meyakinkan bahwa palka yang akan dimuat meyakinkan bahwa palka yang akan dimuat untuk batubara harus dalam keadaan bersih, untuk batubara harus dalam keadaan bersih, tidak bocor / tidak ada rembesan tidak bocor / tidak ada rembesan balast waterbalast water dan tidak ada material lain yang akan dan tidak ada material lain yang akan berkontaminasi dengan batubara yang akan berkontaminasi dengan batubara yang akan dimuat, yang akan merubah dan dimuat, yang akan merubah dan mempengaruhi kualitas batubara dalam palka mempengaruhi kualitas batubara dalam palka tersebut.tersebut.

BATUBARABATUBARA

JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA OLEH SUCOFINDOOLEH SUCOFINDO

2. DRAFT SURVEY2. DRAFT SURVEY

Adalah salah satu survey kuantitas yang Adalah salah satu survey kuantitas yang diakui dalam dunia perdagangan yang dapat diakui dalam dunia perdagangan yang dapat disetujui antara pembeli dan penjual.disetujui antara pembeli dan penjual.

Draft survey ini dapat mengukur kuantitas Draft survey ini dapat mengukur kuantitas batubara yang dimuat atau yang dibongkar batubara yang dimuat atau yang dibongkar dari kapal atau tongkang, yang dengan dari kapal atau tongkang, yang dengan mengukur bobot kapal sebelum dimuat / mengukur bobot kapal sebelum dimuat / dibongkar dengan penetapan berdasarkan dibongkar dengan penetapan berdasarkan kepada hukum Archimedes.kepada hukum Archimedes.

BATUBARABATUBARA

JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA OLEH SUCOFINDOOLEH SUCOFINDO

3. PENGAMATAN BELT SCALE / WEIGHTBRIDGE3. PENGAMATAN BELT SCALE / WEIGHTBRIDGE

Survey ini merupakan kegiatan dalam Survey ini merupakan kegiatan dalam penentuan kuantitas dengan pengamatan penentuan kuantitas dengan pengamatan terhadap Belt Scale / Weghtbridge yang terhadap Belt Scale / Weghtbridge yang digunakan untuk mengukur batubara yang digunakan untuk mengukur batubara yang ditumpuk atau dipindahkan dari Stockpile. ditumpuk atau dipindahkan dari Stockpile.

BATUBARABATUBARA

JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA OLEH SUCOFINDOOLEH SUCOFINDO

4. MONITORING TEMPERATURE4. MONITORING TEMPERATURE

Adalah suatu kegiatan survey untuk Adalah suatu kegiatan survey untuk mengamati perkembangan turun naiknya mengamati perkembangan turun naiknya suhu dari suatu kuantitas batubara yang ada suhu dari suatu kuantitas batubara yang ada di Stockpile atau batubara yang telah dimuat di Stockpile atau batubara yang telah dimuat ke palka kapal atau ke dalam tongkang.ke palka kapal atau ke dalam tongkang.

Data survey ini akan dapat digunakan untuk Data survey ini akan dapat digunakan untuk mengatasi dan mengamankan batubara mengatasi dan mengamankan batubara tersebut.tersebut.

Kalau terjadi kenaikan suhu yang bisa Kalau terjadi kenaikan suhu yang bisa mencapai suhu kritis yang mengakibatkan mencapai suhu kritis yang mengakibatkan batubara tersebut terbakar sendiri.batubara tersebut terbakar sendiri.

BATUBARABATUBARA

JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA JASA INSPEKSI / SURVEY BATUBARA OLEH SUCOFINDOOLEH SUCOFINDO

5. BIAS TESTING5. BIAS TESTING

Adalah testing yang dilakukan untuk Adalah testing yang dilakukan untuk mengetahui ketepatan daripada alat sampling mengetahui ketepatan daripada alat sampling automatic yang terpasang pada automatic yang terpasang pada station station samplingsampling sehingga dapat diketahui alat sehingga dapat diketahui alat sampling automatic tersebut berjalan baik dan sampling automatic tersebut berjalan baik dan contoh yang disampling benar-benar mewakili contoh yang disampling benar-benar mewakili batubara yang diperiksa.batubara yang diperiksa.

EXPLORATION EXPLOITATION MINING ROM STOCKPILE

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

Surveying

Drilling & Evaluation - Analytical Outcrop

• Analytical Core sample & Channel Sample

• Reserve Evaluation - Tentatif Geology

• Stripping ratio Evaluation Mapping

Cont. QUALITY CHECKED

PIT SAMPLE

• Channel Sample

• Drill Core Sample

QUALITY CHECKED

• ROM Stockpile Sample

PROSES

• Separation ROM ( A, B dst)

• Washing (Yes/No)

HAULING

• by Truck

Steps

• Literature Study

• Surveying

• Drilling & Evaluation

HAULING

• by Truck

• by Railway

STOCKPILE

PRODUCTION

HAULING

• by Truck

• by Conveyor Belt

TRANSHIPMENT / SHIPMENT

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

QUALITY CHECKED

• Stockpile Production

Sample

QUALITY CHECKED

• Transhipment / Shipment

Sample

REPORT /

CERTIFICATE

PROCESS

• Separation

• Preparing

• Washing

SORTIR

Stockpile Production (A, B dst)

based on Market Requirement

Quality specification on the certificate/report meet

L/C or SKBDN Requirement

base on Sales Contract

Buyer & Seller

QUALITY CHECKED

SAMPLE TAKEN

• On / discharging the truck, rail

QUALITY CHECKED

SAMPLE TAKEN

• on / discharging the truck, rail

• on conveyor belt

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EXPLORATIONEXPLORATION

Studi literature dan makalah dari peneliti Studi literature dan makalah dari peneliti terdahulu, mengenai wilayah daerah terdahulu, mengenai wilayah daerah penelitianpenelitian

Peta Geologi mengenai sumber cadangan Peta Geologi mengenai sumber cadangan dari peneliti terdahuludari peneliti terdahulu

Geologi Citra Penginderaan Jauh yang Geologi Citra Penginderaan Jauh yang terpotret oleh peneliti terdahuluterpotret oleh peneliti terdahulu

dan data-data yang relevan mengenai dan data-data yang relevan mengenai potensi wilayah yang di teliti oleh peneliti potensi wilayah yang di teliti oleh peneliti terdahuluterdahulu

Literature Study

Sumber data :• Direktorat Geologi dan Pertambangan• dan Literatur-literature serta makalah mengenai daerah penelitian

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLORASIEKSPLORASI

SurveyingSurveying

adalah suatu kegiatan survey, pengecekan dan pemetaan adalah suatu kegiatan survey, pengecekan dan pemetaan mengenai suatu wilayah daerah telitian.mengenai suatu wilayah daerah telitian.

Peralatan :Peralatan : Peta Topografi Peta Topografi KompasKompas Palu GeologiPalu Geologi

Data :Data : Plotting data ke peta TopografiPlotting data ke peta Topografi Catatan lapangan mengenai potensi suatu wilayah, baik jenis Catatan lapangan mengenai potensi suatu wilayah, baik jenis

batuan, sumber cadangan, dampak lingkungan dan lingkungan batuan, sumber cadangan, dampak lingkungan dan lingkungan sosial.sosial.

Outcrop dan channel sample untuk uji kualitasOutcrop dan channel sample untuk uji kualitas

Hasil :Hasil : Peta Geologi tentatifPeta Geologi tentatif Evaluasi potensi wilayah Evaluasi potensi wilayah

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLORASIEKSPLORASI

Drilling & EvaluationDrilling & Evaluation

adalah suatu kegiatan tahap lanjut dari Surveying, untuk adalah suatu kegiatan tahap lanjut dari Surveying, untuk pencarian data lebih detail dengan cara pemboran, dari pencarian data lebih detail dengan cara pemboran, dari beberapa pemboran di lakukan korelasi untuk evaluasi beberapa pemboran di lakukan korelasi untuk evaluasi potensi cadangan.potensi cadangan.

Peralatan :Peralatan : Alat BorAlat Bor SeismikSeismik

Data :Data : Drill Core SampleDrill Core Sample Log Grafik jenis dan kondisi batuan (gamma ray, Resistivity, Log Grafik jenis dan kondisi batuan (gamma ray, Resistivity,

Neutron Log)Neutron Log) Grafik seismik mengenai kondisi batuan dan struktur.Grafik seismik mengenai kondisi batuan dan struktur.

Hasil :Hasil : Korelasi stratigrafi batuan dan struktur.Korelasi stratigrafi batuan dan struktur. Evaluasi potensi cadangan detail dan Stripping Ratio.Evaluasi potensi cadangan detail dan Stripping Ratio. Kualitas rata-rata Seam BatubaraKualitas rata-rata Seam Batubara

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLORASI EKSPLORASI

Outcrop sample : sample yang diambil di permukaan pada singkapan-singkapan BatubaraOutcrop sample : sample yang diambil di permukaan pada singkapan-singkapan Batubara

Soil

Coal Seam Outcrop sample

Channel sample : sample yang diambil dengan membuat channel-channel pada suatu Seam BatubaraChannel sample : sample yang diambil dengan membuat channel-channel pada suatu Seam Batubara

Soil

Sandstone/Parting

Coal Seam

Siltstone/Parting

Coal SeamChannel Sampling

Coal Quality ACoal Quality B

Drill Core sample : sample yang diambil dengan suatu alat bor, dengan diameter bervariasi antara 3 ", Drill Core sample : sample yang diambil dengan suatu alat bor, dengan diameter bervariasi antara 3 ", 6" sampai 8”. 6" sampai 8”.

Siltstone/PartingCoal Seam

Coal Seam

Core Drill

Soil

Quality CheckingQuality Checking

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLORASI EKSPLORASI

Moisture as receivedMoisture as received Proximate (Inherent Moisture, Moisture in the analysis Proximate (Inherent Moisture, Moisture in the analysis

sample, Ash Content, Volatile Matter & Fixed Carbon)sample, Ash Content, Volatile Matter & Fixed Carbon) Total sulfurTotal sulfur Calorific ValueCalorific Value Ash Fusion TemperatureAsh Fusion Temperature Slagging & Fouling IndexSlagging & Fouling Index Washability testWashability test

Requirement Quality Checking for PIT samplesRequirement Quality Checking for PIT samples

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Proses eksploitasi adalah suatu rangkaian kegiatan proses penambangan, mulai dari :Proses eksploitasi adalah suatu rangkaian kegiatan proses penambangan, mulai dari : pembukaan lapisan tanah penutup, dapat di lakukan dengan menggunakan peralatan pembukaan lapisan tanah penutup, dapat di lakukan dengan menggunakan peralatan

mekanis seperti mekanis seperti power shovel, bucket whell excavator, draglinepower shovel, bucket whell excavator, dragline dan bilamana perlu di dan bilamana perlu di bantu bantu bulldozerbulldozer, jika lapisan penutup keras dapat di lakukan dengan peledakkan dengan , jika lapisan penutup keras dapat di lakukan dengan peledakkan dengan menggunakan bor menggunakan bor drill blasthole machinedrill blasthole machine..

pengerukan/pembongkaran (pengerukan/pembongkaran (Loosening, breakingLoosening, breaking), ), dapat di lakukan dengan cara sederhana untuk pembersihan terhadap lapisan dapat di lakukan dengan cara sederhana untuk pembersihan terhadap lapisan

tanah sisa pengupasan tanah penutup, tanah sisa pengupasan tanah penutup, seperti belincong, cangkul, sekopseperti belincong, cangkul, sekop dan dan sebagainya. Cara yang lebih canggih, pengekstrasian dengan menggunakan suatu sebagainya. Cara yang lebih canggih, pengekstrasian dengan menggunakan suatu alat alat Excavator.Excavator.

Menggali lapisan batubara, hal ini tergantung dari keadaan dan jenis batubara Menggali lapisan batubara, hal ini tergantung dari keadaan dan jenis batubara tersebut, misal batubara antrasit yang bersifat rapuh, penggalian dapat di lakukan tersebut, misal batubara antrasit yang bersifat rapuh, penggalian dapat di lakukan dengan dengan powershovel atau dozershovelpowershovel atau dozershovel, tetapi untuk batubara jenis bituminous , tetapi untuk batubara jenis bituminous yang relatif kompak maka harus diperlukan operasi peledakkan yaitu dengan yang relatif kompak maka harus diperlukan operasi peledakkan yaitu dengan drill drill blasthole machineblasthole machine..

Pemuatan (Pemuatan (LoadingLoading), dapat di lakukan dengan alat ), dapat di lakukan dengan alat berupa Wheel Loader, track Loader, berupa Wheel Loader, track Loader, face Shovel dan Backhoeface Shovel dan Backhoe..

Pengangkutan (Pengangkutan (HaulingHauling), dapat di lakukan dengan alat angkut jauh yaitu ), dapat di lakukan dengan alat angkut jauh yaitu off highway off highway dump Truckdump Truck dan alat angkut jarak dekat dan alat angkut jarak dekat ScrapperScrapper. .

yang kemudian di lanjutkan untuk tahap proses berikutnya. Proses berikutnya berupa yang kemudian di lanjutkan untuk tahap proses berikutnya. Proses berikutnya berupa pemisahan, pencucian, penyiapan dan penyimpanan yang di sebut dengan pemisahan, pencucian, penyiapan dan penyimpanan yang di sebut dengan proses proses produksiproduksi..

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Proses eksploitasi juga di sebut Proses eksploitasi juga di sebut dengan Penambangan, adalah proses dengan Penambangan, adalah proses atau pekerjaan penggalian endapan atau pekerjaan penggalian endapan mineral atau batubara dari mineral atau batubara dari Lingkungan alamnya dan di angkut ke Lingkungan alamnya dan di angkut ke tempat pengolahan atau pemakai (A. tempat pengolahan atau pemakai (A. B. Cummius).B. Cummius).

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Tambang adalah segala macam Tambang adalah segala macam penggalian buatan yang di buat penggalian buatan yang di buat untuk mendapatkan atau untuk mendapatkan atau memperoleh mineral berharga (R. memperoleh mineral berharga (R. D. Parks).D. Parks).

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Di dalam proses eksploitasi ini, kita harus menentukan Di dalam proses eksploitasi ini, kita harus menentukan dahulu, teknik penambangan yang akan di lakukan atau dahulu, teknik penambangan yang akan di lakukan atau faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan sistim faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan sistim penambangan, seperti :penambangan, seperti :

Lokasi endapan yang ditambang.Lokasi endapan yang ditambang. Keadaan lapangan/topografi permukaan tanahKeadaan lapangan/topografi permukaan tanah Sifat-sifat fisik dan kimia dari endapan/deposit dan batuan sekitarnya.Sifat-sifat fisik dan kimia dari endapan/deposit dan batuan sekitarnya. karakteristik ruang dari seam Batubara seperti (ukuran, bentuk, letak dan karakteristik ruang dari seam Batubara seperti (ukuran, bentuk, letak dan

kedalaman).kedalaman). Air tanah dan kondisi hidrolis.Air tanah dan kondisi hidrolis. Faktor-faktor ekonomiFaktor-faktor ekonomi Faktor LingkunganFaktor Lingkungan

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Faktor-faktor ekonomi, seperti :Faktor-faktor ekonomi, seperti : Nilai atau kadar atau kualitas batubara yang bernilai ekonomis yang akan di Nilai atau kadar atau kualitas batubara yang bernilai ekonomis yang akan di

dapat (Recovery)dapat (Recovery) Ketebalan lapisan batubaraKetebalan lapisan batubara Sifat dan keadaan lapisan batuan penutupSifat dan keadaan lapisan batuan penutup Ongkos Peralatan dan pengerjaan untuk pekerjaan pengupasan lapisan penutup.Ongkos Peralatan dan pengerjaan untuk pekerjaan pengupasan lapisan penutup. Ongkos Peralatan dan pengerjaan untuk pekerjaan pemuatan hasil kupasan dan Ongkos Peralatan dan pengerjaan untuk pekerjaan pemuatan hasil kupasan dan

pengangkutan.pengangkutan. Kemampuan peralatan yang di gunakanKemampuan peralatan yang di gunakan Produksi/tahun yang di rencanakanProduksi/tahun yang di rencanakan Umur tambangUmur tambang Break Even Stripping RatioBreak Even Stripping Ratio Persyaratan reklamasiPersyaratan reklamasi Kemungkinan perluasan penambangan dan mekanisasiKemungkinan perluasan penambangan dan mekanisasi Kemungkinan proses pengolahannyaKemungkinan proses pengolahannya Harga pasaran yang akan di produksi.Harga pasaran yang akan di produksi.

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Faktor lingkungan, seperti :Faktor lingkungan, seperti : Keadaan Flora dan faunanya.Keadaan Flora dan faunanya. Lingkungan Sosial yang berkembang di Lingkungan Sosial yang berkembang di

sekitar atau daerah lokasi yang akan di sekitar atau daerah lokasi yang akan di tambangtambang

Cara atau perencanaan reklamasi bekas Cara atau perencanaan reklamasi bekas tambangtambang

Dan lain sebagainya.Dan lain sebagainya.

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Pertimbangan dasar rencana pertambangan :Pertimbangan dasar rencana pertambangan :

1. Pertimbangan Ekonomis1. Pertimbangan Ekonomis

2. Pertimbangan Teknis2. Pertimbangan Teknis

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASIPertimbangan ekonomis,Pertimbangan ekonomis, Cut Off Grade (COG)Cut Off Grade (COG)

Ada dua pengertian :Ada dua pengertian :• kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan keuntungan apabila di tambangkadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan keuntungan apabila di tambang• Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan

tersebut di tambang.tersebut di tambang.

Cut Off Grade, menentukan :Cut Off Grade, menentukan :• Batas-batas/besar cadangan.Batas-batas/besar cadangan.• Perlu tidaknya di lakukan mixing/blendingPerlu tidaknya di lakukan mixing/blending• Batas yang akan mungkin muncul dengan nilai ekenomis batubara di pasaran terhadap penggunaan suatu Batas yang akan mungkin muncul dengan nilai ekenomis batubara di pasaran terhadap penggunaan suatu

metode penambanganmetode penambangan Break Even Stripping Ratio (BESR) adalah Perbandingan antara volume / berat batuan penutup yang akan di Break Even Stripping Ratio (BESR) adalah Perbandingan antara volume / berat batuan penutup yang akan di

kupas dengan volume/berat endapan yang bernilai ekonomis yang akan di ambil.kupas dengan volume/berat endapan yang bernilai ekonomis yang akan di ambil.

Break Even Stripping RatioBreak Even Stripping Ratio

BESR = (RV – (PC +MP)BESR = (RV – (PC +MP)

__________________________

SCSC RV = Recovery value/Ton CoalRV = Recovery value/Ton Coal PC = Production Cost/Ton CoalPC = Production Cost/Ton Coal MP = Minimum Profit/Ton CoalMP = Minimum Profit/Ton Coal SC = Stripping Cost/Ton WasteSC = Stripping Cost/Ton Waste

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

2. Pertimbangan teknis2. Pertimbangan teknis Ultimate Pit SlopeUltimate Pit Slope Sistim penirisanSistim penirisan Ukuran JenjangUkuran Jenjang

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Rata-rata penambang yang ada di Indonesia, metode yang di pakai Rata-rata penambang yang ada di Indonesia, metode yang di pakai adalah metode tambang terbuka. Kelebihan tambang terbuka di adalah metode tambang terbuka. Kelebihan tambang terbuka di bandingkan dengan tambang dalam adalah :bandingkan dengan tambang dalam adalah :

Relatif lebih aman dari runtuhnya batuanRelatif lebih aman dari runtuhnya batuan Ongkos penambangan lebih rendah, tidak perlu penyanggan, ventilasi & Ongkos penambangan lebih rendah, tidak perlu penyanggan, ventilasi &

penerangan.penerangan. Relatif lebih sederhana.Relatif lebih sederhana. Pemilihan alat lebih leluasa, produksi lebih besarPemilihan alat lebih leluasa, produksi lebih besar Pemakaian bahan peledak lebih efisien, free face banyak dan gas Pemakaian bahan peledak lebih efisien, free face banyak dan gas

beracun dapat hilang lebih cepat.beracun dapat hilang lebih cepat. Mining recovery lebih besar, batas endapan lebih jelasMining recovery lebih besar, batas endapan lebih jelas Pengawasan dan pengaturan kerja peralatan lebih murah.Pengawasan dan pengaturan kerja peralatan lebih murah. Pengawasan dan pengamatan pemboran lebih murahPengawasan dan pengamatan pemboran lebih murah Pengawasan terhadap kualitas endapan yang akan di ambil lebih mudah.Pengawasan terhadap kualitas endapan yang akan di ambil lebih mudah.

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Walaupun demikian penambangan secara tambang Walaupun demikian penambangan secara tambang terbuka mempunyai keterbatasan yaitu :terbuka mempunyai keterbatasan yaitu :

Waktu kerja pertahun dipengaruhi keadaan musim.Waktu kerja pertahun dipengaruhi keadaan musim. Dengan peralatan yang ada pada saat sekarang ini Dengan peralatan yang ada pada saat sekarang ini

keterbatasan kedalaman lapisan batubara yang dapat keterbatasan kedalaman lapisan batubara yang dapat di tambang.di tambang.

Kesulitan mencari Dumping Area untuk membuang Kesulitan mencari Dumping Area untuk membuang overburden yang cukup banyakoverburden yang cukup banyak

Pertimbangan ekonomi antara biaya pembuangan Pertimbangan ekonomi antara biaya pembuangan batuan penutup dengan biaya pengambilan batubara.batuan penutup dengan biaya pengambilan batubara.

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Pada proses penambangan secara Pada proses penambangan secara terbuka, masalah lingkungan yang terbuka, masalah lingkungan yang akan terjadi adalah :akan terjadi adalah :

Gangguan terhadap permukaan tanah.Gangguan terhadap permukaan tanah. Gangguan terhadap air tanahGangguan terhadap air tanah Terjadinya pencemaran udara karena debu, Terjadinya pencemaran udara karena debu,

asap serta adanya kebisingan.asap serta adanya kebisingan.

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Di banding tambang Dalam dan Di banding tambang Dalam dan Tambang Terbuka :Tambang Terbuka :

Recovery Pengambilan Cadangan Recovery Pengambilan Cadangan hampir 85 %hampir 85 %

Sedangkan tambang dalam hanya Sedangkan tambang dalam hanya sekitar 50 %sekitar 50 %

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

Tipe penambangan batubara dengan Tipe penambangan batubara dengan metode tambang terbuka tergantung metode tambang terbuka tergantung pada :pada :

letak dan kemiringan serta banyaknya letak dan kemiringan serta banyaknya lapisan batubara dalam satu cadangan. lapisan batubara dalam satu cadangan.

Pemakaian alat dan mesin yang di gunakan Pemakaian alat dan mesin yang di gunakan dalam penambangan.dalam penambangan.

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

Beberapa tipe penambangan Beberapa tipe penambangan batu bara dengan metode batu bara dengan metode tambang terbuka adalah :tambang terbuka adalah :1. Contour Mining1. Contour Mining

2. Open Pit Mining2. Open Pit Mining

3. Stripping Mining3. Stripping Mining

PRODUKSIPRODUKSI

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

1. Contour Mining1. Contour Mining pada umumnya di lakukan pada endapan batubara yang terdapat di pada umumnya di lakukan pada endapan batubara yang terdapat di

pegunungan atau perbukitan. Penambangan batubara di mulai pada pegunungan atau perbukitan. Penambangan batubara di mulai pada suatu singkapan lapisan batubara dipermukaan atau crop line dan suatu singkapan lapisan batubara dipermukaan atau crop line dan selanjutnya mengikuti garis kontour sekeliling bukit atau pegunungan selanjutnya mengikuti garis kontour sekeliling bukit atau pegunungan tersebut.tersebut.

Lapisan batuan penutup batubara di buang ke arah lereng bukit, Lapisan batuan penutup batubara di buang ke arah lereng bukit, kemudian batuan yang tersingkap di ambil dan diangkut, berlanjut kemudian batuan yang tersingkap di ambil dan diangkut, berlanjut seterusnya sampai pada suatu ketebalan lapisan penutup batubara seterusnya sampai pada suatu ketebalan lapisan penutup batubara yang menentukan batas limit ekonominya atau sampai batas yang menentukan batas limit ekonominya atau sampai batas maksimum ke dalaman di mana peralatan tambang tersebut dapat maksimum ke dalaman di mana peralatan tambang tersebut dapat bekerja.bekerja.

PRODUKSIPRODUKSI

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

2. Open Pit Mining, 2. Open Pit Mining, adalah :adalah : penambangan secara terbuka dalam pengertian umum, yang di penambangan secara terbuka dalam pengertian umum, yang di

terapkan pada endapan batubara dengan jalan membuang lapisan terapkan pada endapan batubara dengan jalan membuang lapisan penutup sehingga lapisan batubaranya tersingkap dan selanjutnya penutup sehingga lapisan batubaranya tersingkap dan selanjutnya siap untuk diekstraksi.siap untuk diekstraksi.

atau penggalian di lakukan dari suatu permukaan relatif mendatar ke atau penggalian di lakukan dari suatu permukaan relatif mendatar ke arah bawah menuju letak endapan atau seam. arah bawah menuju letak endapan atau seam.

Penambangan tipe open pit mining biasanya di lakukan pada endapan Penambangan tipe open pit mining biasanya di lakukan pada endapan batubara yang mempunyai lapisan tebal/dalam dan di lakukan batubara yang mempunyai lapisan tebal/dalam dan di lakukan dengan menggunakan beberapa bench.dengan menggunakan beberapa bench.

PRODUKSIPRODUKSI

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

3. Stripping Mining,3. Stripping Mining, adalah tipe penambangan adalah tipe penambangan

terbuka yang di terapkan pada endapan batubara yang terbuka yang di terapkan pada endapan batubara yang lapisannya relatif datar dekat permukaan tanah. lapisannya relatif datar dekat permukaan tanah.

Alat yang di gunakan dapat berupa alat yang sifatnya mobil atau Alat yang di gunakan dapat berupa alat yang sifatnya mobil atau alat penggalian yang dapat membuang sendiri. Kegiatan alat penggalian yang dapat membuang sendiri. Kegiatan penambangan dengan cara stripping mining, secara garis besar penambangan dengan cara stripping mining, secara garis besar dapat di bagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap pengupasan dapat di bagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap pengupasan tanah penutup (stripping), penggalian endapan batubara dan tanah penutup (stripping), penggalian endapan batubara dan pengangkutan batubara keluar tambang.pengangkutan batubara keluar tambang.

PRODUKSIPRODUKSI

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

Proses - Proses ProduksiProses - Proses Produksi

1. Pemisahan 1. Pemisahan

2. Pencucian 2. Pencucian

3. Penyiapan3. Penyiapan

4. 4. PenyimpananPenyimpanan

PRODUKSIPRODUKSI

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

1. PEMISAHAN1. PEMISAHAN adalah suatu proses pemisahan batubara menurut masing-masing adalah suatu proses pemisahan batubara menurut masing-masing

kualitasnya. Di mana hasil pemisahan di masukkan ke dalam suatu kualitasnya. Di mana hasil pemisahan di masukkan ke dalam suatu stockpile khusus dengan di beri kode khusus, menurut kualitas yang stockpile khusus dengan di beri kode khusus, menurut kualitas yang spesifik. Kategori pemisahan menurut kualitas, di sesuaikan dengan yang spesifik. Kategori pemisahan menurut kualitas, di sesuaikan dengan yang akan di pasarkan dan permintaan pasar.akan di pasarkan dan permintaan pasar.

Pemisahan dapat berupa :Pemisahan dapat berupa : Batubara yang di pisahkan menurut seam tertentu dan kualitas tertentu.Batubara yang di pisahkan menurut seam tertentu dan kualitas tertentu. Batubara yang di pisahkan menurut tinggi rendahnya kandungan sulfur.Batubara yang di pisahkan menurut tinggi rendahnya kandungan sulfur. Batubara yang di pisahkan menurut tinggi rendahnya kandungan abu.Batubara yang di pisahkan menurut tinggi rendahnya kandungan abu. Batubara yang di pisahkan menurut tinggi rendahnya kandungan kalorinya.Batubara yang di pisahkan menurut tinggi rendahnya kandungan kalorinya. Batubara yang dipisahkan menurut ada atau tidaknya kandungan parting.Batubara yang dipisahkan menurut ada atau tidaknya kandungan parting.

Proses pemisahan bisa di lakukan sebelum proses penyiapan atau setelah proses penyiapan. Proses Proses pemisahan bisa di lakukan sebelum proses penyiapan atau setelah proses penyiapan. Proses

pemisahan dalam pengertian ini, bisa dalam bentuk batubarapemisahan dalam pengertian ini, bisa dalam bentuk batubara blending blending atau atau nonblendingnonblending..

BlendingNon blending

Stockpile Produksi

PRODUKSIPRODUKSI

Low Ash, Low TS, High CV Low Ash, Medium TS, Medium CV

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

2. PENCUCIAN2. PENCUCIAN

Proses pencucian batubara bertujuan untuk :Proses pencucian batubara bertujuan untuk : memisahkan batubara dari bahan yang tidak dapat menyala atau terbakar seperti lempung yang memisahkan batubara dari bahan yang tidak dapat menyala atau terbakar seperti lempung yang

tercampur pada waktu penambangan.tercampur pada waktu penambangan. Mengurangi kadar sulfur yang berlebihan, di mana sulfur tersebut terikat dalam bentuk Pyritic Sulfur.Mengurangi kadar sulfur yang berlebihan, di mana sulfur tersebut terikat dalam bentuk Pyritic Sulfur. Mengurangi kadar abu berupa inherent impurities dalam batubara yang terikat dalam suatu fraksi Mengurangi kadar abu berupa inherent impurities dalam batubara yang terikat dalam suatu fraksi

batubara tertentu, di mana pada waktu pencucian, fraksi batubara tersebut yang mengandung kadar batubara tertentu, di mana pada waktu pencucian, fraksi batubara tersebut yang mengandung kadar abu tinggi yang akan kita buang. Jumlah buangan tergantung jumlah prosentase buangan fraksi yang abu tinggi yang akan kita buang. Jumlah buangan tergantung jumlah prosentase buangan fraksi yang akan kita buang. akan kita buang.

Proses pencucian biasanya di lakukan dengan suatu alat yang di namakan dengan Cyclone dengan Proses pencucian biasanya di lakukan dengan suatu alat yang di namakan dengan Cyclone dengan medium air yang memiliki densitas tertentu. Proses pencucian bisa di katakan dengan proses medium air yang memiliki densitas tertentu. Proses pencucian bisa di katakan dengan proses pemisahan, dengan menggunakan suatu medium. Proses ini bisa di lakukan jika batubara masih pemisahan, dengan menggunakan suatu medium. Proses ini bisa di lakukan jika batubara masih dalam bentuk dalam bentuk Lumpy CoalLumpy Coal atau atau Crushing CoalCrushing Coal..

PRODUKSIPRODUKSI

Product

Low Ash, TS, no PartingReject Product

High Ash, TS, Parting

Cyclone

Medium

Washing Plant

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

3. PENYIAPAN3. PENYIAPAN Proses penyiapan adalah suatu proses pengecilan ukuran butir batubara, Proses penyiapan adalah suatu proses pengecilan ukuran butir batubara,

mengacu pada permintaan pasar, biasanya penghancuran sampai pada mengacu pada permintaan pasar, biasanya penghancuran sampai pada ukuran topsize 50 mm, kemudian di lakukan screening atau penyaringan ukuran topsize 50 mm, kemudian di lakukan screening atau penyaringan untuk partikel atau fraksi yang kita inginkan.untuk partikel atau fraksi yang kita inginkan.

Batubara berukuran Lumpy Coal atau berukuran lebih dari 50 mm, di masukkan kedalam suatu alat Batubara berukuran Lumpy Coal atau berukuran lebih dari 50 mm, di masukkan kedalam suatu alat Crushing atau penghancur, kemudian di bawahnya terdapat suatu alat screen yang berfungsi untuk Crushing atau penghancur, kemudian di bawahnya terdapat suatu alat screen yang berfungsi untuk menyaring batubara yang berukuran top size lebih dari 50 mm, yang lolos dari 50 mm dan tertahan menyaring batubara yang berukuran top size lebih dari 50 mm, yang lolos dari 50 mm dan tertahan untuk ukuran 50 mm kurang dari 5 % yang akan di angkut ke dalam suatu stockpile produksi atau di untuk ukuran 50 mm kurang dari 5 % yang akan di angkut ke dalam suatu stockpile produksi atau di lakukan proses pencucian jika diperlukan.lakukan proses pencucian jika diperlukan.

PRODUKSIPRODUKSI

Crusher

Screening

Crushing Plant

Crushing Coal

Lumpy Coal

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

4. PENYIMPANAN4. PENYIMPANAN adalah suatu proses penyetokan barang atau penyimpanan barang, menurut spesifikasi tertentu, adalah suatu proses penyetokan barang atau penyimpanan barang, menurut spesifikasi tertentu,

jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

Proses penyimpanan, bisa di lakukan :Proses penyimpanan, bisa di lakukan : Di dekat tambang, biasanya berukuran lumpy coal.Di dekat tambang, biasanya berukuran lumpy coal. Di dekat pelabuhanDi dekat pelabuhan Dan di tempat penggunaan batubara.Dan di tempat penggunaan batubara.

Untuk proses penyimpanan di harapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, biasanya dalam waktu 3 Untuk proses penyimpanan di harapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, biasanya dalam waktu 3 bulan, sudah ada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih di pengaruhi bulan, sudah ada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih di pengaruhi oleh proses oksidasi dan alam.oleh proses oksidasi dan alam.

Metode yang di pakai untuk penyimpanan batubara adalah Metode yang di pakai untuk penyimpanan batubara adalah first in and first out atau FIFO.first in and first out atau FIFO.

PRODUKSIPRODUKSI

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

Proses Pengapalan : Proses Pengapalan : alat angkut yang di alat angkut yang di gunakan biasanya adalah barge yang di gunakan biasanya adalah barge yang di tarik oleh Tug Boat atau Vessel, yang tarik oleh Tug Boat atau Vessel, yang berkapasitas handy Size dan cape Size.berkapasitas handy Size dan cape Size.

PROSES KEGIATAN DARIPROSES KEGIATAN DARIEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALANEKSPLORASI SAMPAI PENGAPALAN

Quality SpecificationQuality Specification Quantity SpecificationQuantity Specification other document enclosedother document enclosed

that Stated in L/C OR that Stated in L/C OR SKBDN REQUIREMENT SKBDN REQUIREMENT BASE ON SALES BASE ON SALES CONTRACTCONTRACT

SALES CONTRACTSALES CONTRACT

SHIPMENT

ShipperBuyer

TERIMA TERIMA KASIHKASIH

6464

ATAS PERHATIAN ATAS PERHATIAN ANDAANDA

Selamat BekerjaSelamat Bekerja