CLARIANT

34
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mengalami perkembangan yang semakin maju. Hal ini perlu diimbangi dengan adanya sumber daya manusia yang siap dan mampu menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan. Sehingga mahasiswa sebagai calon tenaga profesional harus memiliki bekal yang cukup, tidak saja menguasai ilmu yang bersifat teoritis tetapi juga mampu untuk mengimplementasikannya ke kondisi yang nyata. Setelah melewati perkuliahan, mahasiswa yang menjadi sarjana nanti akan terjun ke dunia kerja. Seorang sarjana yang sudah terjun ke dalam dunia kerja, harus mampu mengaplikasikan teori-teori yang dimiliki saat belajar di perkuliahan, karena pada sektor industri baik perusahaan Negara maupun Swasta sangat mengutamakan karakteristik dan jiwa profesionalisme dari seorang tenaga kerja. Namun untuk Negara berkembang seperti Indonesia, profesionalisme seorang sarjana belum dilakukan secara maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya pengalaman bekerja di lapangan. Penerapan ilmu yang didapat pada masa perkuliahan sangat dibutuhkan untuk penguasaan ilmu dan teknologi proses. Akan tetapi, penerapan ilmu ini harus didukung dari berbagai pihak yaitu dari Perguruan Tinggi, industri, Pemerintah dan lembaga penelitian lainnya

description

dgnfig

Transcript of CLARIANT

Page 1: CLARIANT

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mengalami

perkembangan yang semakin maju. Hal ini perlu diimbangi dengan adanya

sumber daya manusia yang siap dan mampu menghadapi era globalisasi yang

penuh dengan persaingan. Sehingga mahasiswa sebagai calon tenaga profesional

harus memiliki bekal yang cukup, tidak saja menguasai ilmu yang bersifat teoritis

tetapi juga mampu untuk mengimplementasikannya ke kondisi yang nyata.

Setelah melewati perkuliahan, mahasiswa yang menjadi sarjana nanti akan

terjun ke dunia kerja. Seorang sarjana yang sudah terjun ke dalam dunia kerja,

harus mampu mengaplikasikan teori-teori yang dimiliki saat belajar di

perkuliahan, karena pada sektor industri baik perusahaan Negara maupun Swasta

sangat mengutamakan karakteristik dan jiwa profesionalisme dari seorang tenaga

kerja. Namun untuk Negara berkembang seperti Indonesia, profesionalisme

seorang sarjana belum dilakukan secara maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya

pengalaman bekerja di lapangan.

Penerapan ilmu yang didapat pada masa perkuliahan sangat dibutuhkan

untuk penguasaan ilmu dan teknologi proses. Akan tetapi, penerapan ilmu ini

harus didukung dari berbagai pihak yaitu dari Perguruan Tinggi, industri,

Pemerintah dan lembaga penelitian lainnya untuk dapat membantu dan

mendukung sehingga dapat mempercepat alih teknologi proses tersebut.

Dalam hal ini pihak Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya telah

menyiapkan suatu program berupa mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswanya. Dengan demikian mahasiswa dapat

memahami ilmu teknik kimia secara lebih terarah, karena pada dasarnya ilmu

yang diperoleh pada bangku kuliah lebih bersifat ideal. Menyikapi hal tersebut,

Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

(IMATEK FT UNSRI) secara bersungguh-sungguh bersedia dalam membantu

meningkatkan industri di Indonesia dengan turut ambil bagian melalui kegiatan

Chemical Engineering Industry Tour 2014 (CHEIT 2014) IMATEK FT

UNSRI, sehingga mahasiswa Teknik Kimia sebagai salah satu calon SDM di

Page 2: CLARIANT

dunia industri pada masa yang akan dating mampun secara bersama-sama dengan

komponen lainnya melaksanakan pembangunan industri secara luas untuk

memajukan Negara Indonesia.

I.2. Tujuan

I.2.1. Tujuan Umum

1) Menambah cakrawala pandang dan wawasan berpikir bagi mahasiswa teknik

kimia dalam aplikasi ilmu teknik kimia untuk skala industri.

2) Melihat dan mempelajari proses industri secara langsung dan mengaitkannya

dengan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.

3) Mengenal lebih jauh dunia industri yang masih asing bagi mahasiswa teknik

kimia yang akan terjun ke dunia industri nantinya. Dari pengalaman kuliah

kerja lapangan akan dapat memberikan gambaran tentang dunia industri

sesungguhnya.

I.2.2. Tujuan Khusus

1) Peserta kunjungan dapat mengetahui jenis operasi dan proses Teknik Kimia

yang diterapkan pada proses produksi di PT. Clariant Indonesia.

2) Peserta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dapat mengetahui peralatan utama serta

peralatan penunjang yang ada di PT. Clariant Indonesia.

3) Peserta kunjungan dapat mengetahui bahan baku serta produk yang dihasilkan

oleh PT. Clariant Indonesia.

I.3. Manfaat

1) Mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru mengenai ilmu teknik kimia

yang diaplikasikan dalam skala industri.

2) Mendapatkan pengetahuan mengenai perbandingan proses teknik kimia yang

didapat selama perkuliahan dengan penerapan proses di dunia industri.

3) Mengetahui serta memahami jenis operasi dan proses bidang Teknik Kimia

yang digunakan pada proses produksi yang ada di PT. Clariant Indonesia.

4) Mengetahui peralatan yang digunakan sebagai peralatan utama dan penunjang

serta fungsi dari masing-masing peralatan tersebut di pada PT. Clariant.

5) Mengetahui aliran bahan baku di PT. Clariant sehingga menghasilkan produk-

produk yang dipasarkan oleh PT. Clariant.

Page 3: CLARIANT

II. TINJAUAN LAPANGAN PT. CLARIANT INDONESIA

II.1. Teknik Lapangan PT. Clariant Indonesia

a) Tanggal : 9 Juni 2014

b) Waktu : 08.00-12.00 WIB

c) Dosen : 1. Dr. Ir. Hj. Tri Kurnia Dewi, M.Sc.

2. Ir. H. Abdullah Saleh, M.S.

d) Jumlah Peserta : 45 mahasiswa

II.2. Sejarah PT. Clariant Indonesia

Clariant dibentuk pada tahun 1995 sebagai spin off dari perusahaan kimia

Sandoz, yang didirikan di Basel pada tahun 1886. Clariant telah mengumpulkan

pengetahuan dan pengalaman kimia dan industri yang mencakup sekitar 150

tahun. PT Clariant Indonesia Cilegon Plant merupakan industri kimia yang

berlokasi di Jalan Australia 1 Blok F1 Krakatau Industrial Estate Cilegon

(KIEC), Banten. PT Clariant Indonesia memproduksi resin sintetik berbasis air,

baik berupa homopolimer maupun kopolimer. Polimerisasi dilakukan dalam fasa

emulsi, dengan monomer organik dalam pelarut berupa air demineralisasi.

Pembentukan emulsi dilakukan dengan bantuan emulsifier berupa

surfaktan, protective colloid, atau kombinasi keduanya. Produksi difasilitasi oleh

empat reaktor utama, dengan pengendalian proses yang telah terautomatisasi. Data

dan informasi yang diperoleh pada laporan ini merupakan hasil pembelajaran saat

melaksanakan Chemical Engineering Industry Tour (CHEIT) di PT. Clariant

Indonesia.

Gambar 2.1. PT. Clariant Indonesia

Page 4: CLARIANT

Clariant diperluas melalui penggabungan bisnis bahan kimia khusus

Hoechst (Jerman) pada tahun 1997, dan akuisisi dengan BTP plc (Inggris) pada

tahun 2000 dan Ciba’s Masterbatches division pada tahun 2006. Pada tahun 2008,

Clariant mengakuisisi pemasok pewarna terkemuka AS Rite Systems and Ricon

Colors. Akuisisi terbaru, perusahaan bahan kimia khusus yang sangat inovatif

Süd-Chemie (Jerman), yang telah selesai pada tanggal 21 April 2011.

Gambar 2.2. Perkembangan PT. Clariant

II.2.1. Profil Perusahaan

PT. Clariant Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

kimia. Hubungan bisnis yang kuat dan komitmen terhadap pelayanan yang

memuaskan dalam kerja sama, membuat Clariant menjadi mitra pilihan bagi

pelanggannya. Clariant, mewakili 5 (lima) benua dengan 100 grup perusahaan,

dengan mempekerjakan SDM sekitar 23.000. berkantor pusat di Muttenz dekat

Basel, Swiss, itu menghasilkan penjualan sekitar CHF 8,2 Miliar pada tahun 2005.

Bisnis Clariant terorganisir dalam lima divisi: Tekstil, Kulit dan Kertas Kimia,

Pigmen dan Aditif, Fungsional Kimia, Ilmu Kimia, dan Biji Plastik.

Sebagai salah satu perusahaan kimia khusus terkemuka di dunia, Clariant

memberikan kontribusi untuk menciptakan nilai tambah dengan solusi inovatif

dan berkelanjutan bagi pelanggan dari berbagai industri. Portofolio Clariant

dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang sangat spesifik dengan presisi

Page 5: CLARIANT

sebanyak mungkin. Pada saat yang sama, penelitian dan pengembangan

difokuskan pada mengatasi tren kunci dari waktu saat ini. Ini termasuk efisiensi

energi, bahan baku terbarukan, mobilitas bebas emisi, dan melestarikan sumber

daya yang terbatas. Unit bisnis Clariant dibagi menjadi empat Area Bisnis: Care

Chemicals, Sumber Daya Alam, Katalis dan Energi, dan Plastik dan Coating.

Pada wilayah Asia Timur dan Pasifik memiliki kantor pusat di Singapura

dan merupakan organisasi Clariant di delapan negara: Singapura, Malaysia,

Indonesia, Thailand, Australia, Selandia Baru, Vietnam, dan Filipina, dengan dua

terakhir menjadi satellite countries dari Singapura. Keseluruhan bersama-sama

berada di sekitar 15 lokasi produksi utama dan sekitar 1500 karyawan di wilayah

ini. Di Singapura juga, Clariant bertempat di pusat Colorworks wilayah Asia

Pasifik di mana tempat produksi Clariant di Third Chin Bee Road, Jurong

Industrial Estate. Colorworks merupakan bagian dari jaringan layanan global

Clariant dalam lingkungan Clariant Masterbatches.

Pasar negara berkembang di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik

memberikan banyak kesempatan bagi Clariant. Mayoritas penjualan yang tercatat

di pasar inti daerah termasuk Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Clariant telah

melakukan diversifikasi kegiatan di sekitar kantor pusat regional dan

mengantisipasi pertumbuhan tahunan rata-rata untuk unit bisnis Clariant di

kawasan Asia Tenggara.

Clariant berkomitmen untuk terus bertumbuh dari kekuatan sendiri yang

inovatif. Produk-produk inovatif Clariant memainkan peran kunci dalam

manufaktur pelanggan dan proses pengobatan atau menambah nilai produk akhir

mereka. Keberhasilan perusahaan didasarkan pada kemampuan pengetahuan

karyawan dan kemampuan mereka dalam mengidentifikasikan kebutuhan

pelanggan baru pada tahap awal dan untuk bekerja sama dengan pelanggan dalam

mengembangkan inovatif, solusi yang efisien.

PT Clariant Indonesia merupakan salah satu tempat produksi di Asia yang

paling penting dan Clariant mempekerjakan lebih dari 550 orang untuk melayani

pasar regional serta lokal. Di Indonesia, terdapat 6 (Enam) lokasi beroperasi yang

berbeda yang terletak di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Terdapat dua

Page 6: CLARIANT

wilayah untuk lokasi produksi, yaitu Tangerang dan Cilegon yang menghasilkan

50.000t/a Specialty Chemicals, Dyes, Optical Brighteners, Emulsions, Pigment

Preparations, dan Masterbatches. Produk dan jasa dari PT. Clariant Indonesia

sangat dikenal terutama untuk melayani tekstil, paper, Oil and Gas, Paint,

Adhesive, Coating, Printing, Plastik, Kemasan, Personal Care, dan Agro Industri.

II.3. Produk PT. Clariant Indonesia

PT. Clariant Indonesia merupakan salah satu tempat produksi Asia yang

paling penting Clariant mempekerjakan lebih dari 550 orang melayani pasar

regional lokal serta. Di Indonesia kami beroperasi dari 6 lokasi yang berbeda

yang terletak di pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Lokasi produksi kami

dua, Tangerang dan Cilegon menghasilkan 50.000t/Specialty Chemicals, Pewarna,

Optical Brighteners, Emulsi, Persiapan Pigmen dan Master batches. Clariant

memiliki 11 unit bisnis Global

a) Industrial and Customer Specialities

b) Master batches

Merupakan pemain utama dalam pewarnaan, seperti misal nya pewarnaan

pada plastic kemasan, tetapi kalau tidak ada pewarna yang diberikan plastik

tersebut menjadi bening dan fungsi plastik sebagai penyedia untuk sektor

kemasan produk konsumen, tekstil, dan otomotif.

c) Pigmen

Produk global utama dalam pigmen organic dan pewarna untuk lapisan,

cetakan, plastic, dan aplikasi khusus.

d) Textile chemical

Produsen utama dalam bidang bahan pewarna untuk industri tekstil .

e) Oil and mining service

Pemimpin dalam penyedia produk dan layanan kepada industri minyak,

kilang minyak dan pertambangan.

f) Leather services

Pemasok utama dalam bahan kimia dan layanan untuk industri kulit.

g) Additive

Page 7: CLARIANT

Pemasok utama untuk bahan penjinak api. Adapun aditif polimer

digunakan sebagai bahan lapisan plastik dan aplikasi lainnya.

h) Detergent and intermediates

Pemasok utama bahan baku penting dan intermediet untuk industri

deterjen, pertanian, dan farmasi.

i) Elmutions

Pemasok utama berbasis air/polimer dispersi untuk cat, lapisan, perekat,

konstruksi, sealant, dan untuk industri tekstil, kulit, dan kertas.

j) Paper specialities

Produk utama pencerah optik, pewarna, dan bahan kimia yang berfungsi

untuk aplikasi kertas dan kemasan.

k) Catalyst and energy

Provider of catalys for chemicals, petrochemical, polimer, refinery, and

automotive industries and high performance lithium-ion phosphate based

cathode battery material.

II.4. Bahan Baku PT. Clariant Indonesia

II.4.1. Bahan Dasar dan Perolehan Bahan Dasar

Bahan dasar untuk PT. Clariant Indonesia yang berupa surfaktan, katalis,

monomer, dan lain lain, 98% impor dari Korea, Jerman, dan Amerika. Selain

impor dari luar negeri, PT. Clariant Indonsesia disini juga membeli bahan baku

dari kawasan industri. Untuk lokasi pabrik yang berada di Cilegon, bahan baku

dapat dari perusahaan sekitarnya. Bahan baku utama yang digunakan di PT.

Clariant Indonesia berupa monomer. Bahan baku monomer yang terdiri dari sikat

minyak + sabun/surfaktan. Monomer yang digunakan unuk PT. Clariant Indonesia

adalah soft monomer dan hard monomer.

Dimana pembagiannya yaitu adalah:

1) Soft monomer:

a. Etil akrilat

b. Butil aklirat

c. Vinil ester

2) Hard monomer:

Page 8: CLARIANT

a. Styrene

b. Vinil asetat

Sifat dari bahan baku yang digunakan, kebanyakan flammable atau mudah

terbakar. Karena bahan baku yang digunakan mudah terbakar maka safety di

dalam pabrik sangat digalakkan. Apabila terjadi kondisi bahaya terdapat alarm

(safety induction) yang akan berbunyi, maka dilakukan evakuasi dan berkumpul

di pos yang telah ditentukan.

Bahan baku tersebut disimpan dalam bentuk liquid. Tangki atau storage

yang digunakan adalah ISO tank. Letak dari ISO tank tersebut juga berada di

bawah tanah dan ditutupi oleh atap. ISO tank yang diletakkan di bawah tanah ini

dimaksudkan karena alasan safety. Apabila terjadi kebocoran pada tank, maka

kebocoran itu tidak mencapai permukaan.

Bahan baku untuk masuk ke dalam reaktor menggunakan pompa atau

disalurkan melalui pipa. Karena PT. Clariant Indonesia ini memiliki alat yang

bisa dibilang otomatis maka, dapat dikontrol langsung dari control room. Karena

jumlah monomer yang digunakan untuk produksi itu banyak, maka disediakanlah

storage tersebut. Untuk bahan dasar yang lain, biasanya tidak terlalu banyak

jumlahnya, maka dapat secara manual ditambahkan. Walaupun raw material

berbahaya tetapi setalah keluar dari reaktor produk aman dan tidak berbahaya.

Emulsi Polimerisasi adalah jenis radikal polimerisasi itu mulai dengan

emulsi biasanya memasukkan air, monomer, dan surfaktan. Jenis yang paling

umum dari emulsi polimerisasi merupakan emulsi minyak dalam air, di mana

tetesan monomer (minyak) yang diemulsikan(dengan surfaktan) dalam fase air

yang kontinu. Pengemulsi atau stabilisator polimer yang larut dalam air, alkohol

polivinil tertentu : seperti hidroksietil atau selulosa, juga dapat digunakan untuk

bertindak sebagai. Nama"Emulsi Polimerisasi", polimerisasi berlangsung dalam

bentuk partikel lateks spontan bahwa dalam beberapa menit pertama dari proses.

Partikel lateks ini biasanya 100 nm dalam ukuran,dan terbuat dari banyak rantai

polimer secara individual.

Partikel berhenti dari coagulating dengan setiap lain karena setiap partikel

dikelilingi oleh surfaktan (sabun); muatan surfaktan repels partikel lainnya

Page 9: CLARIANT

elektrostatis. Ketika polimer yang larut dalam air digunakan sebagai stabilisator

bukan sabun, tolakan berkembang antara partikel yang larut dalam air karena

polimer ini membentuk lapisan berbulu di sekitar partikel repels partikel lain itu,

karena mendorong partikel bersama-sama akan libatkan mengompresi Chains ini.

Emulsi polimerisasi digunakan untuk memproduksi beberapa polimer

komersial penting. Banyak polimer ini digunakan sebagai bahan padat dan harus

diisolasi dari berair dispersi polimerisasi setelah. Dalam kasus lain dispersi sendiri

adalah produk akhir. Sebuah dispersi akibat emulsi polimerisasi yang sering

disebut lateks (terutama jika berasal dari karet sintetis) atau emulsi (meskipun

emulsi ketat berbicara mengacu pada dispersi cairan bercampur dalam air). Emulsi

ini menemukan aplikasi dalam perekat, cat, pelapis kertas dan pelapis tekstil.

Mereka sering lebih dipilih daripada produk berbasis pelarut dalam aplikasi ini

karena tidak adanya VOC (Volatile Organic Compounds). Definisi IUPAC:

3) Emulsi Polimerisasi

Polimerisasi dimana monomer, inisiator, dispersi menengah, dan mungkin

koloid stabilizer awalnya merupakan sistem homogeny sehingga partikel koloid

dimensi dibentuk kontainer yang berisi polimer. Catatan: Dengan pengecualian

dari mini - emulsi polimerisasi, istilah "Emulsi Polimerisasi" Itu tidak berarti

terjadi di polimerisasi dari tetesan monomer emulsi.

4) Batch Emulsi Polimerisasi

Polimerisasi Emulsi di mana semua bahan yang ditempatkan dalam reaktor

sebelum reaksi. Keuntungan Emulsi Polimerisasi meliputi :

a) Polimer berat molekul tinggi dapat dibuat pada tingkat yang cepat

polimerisasi. Sebaliknya, dalam jumlah besar dan solusi gratis Polimerisasi

radikal, ada tradeoff antara berat molekul dan tingkat Polimerisasi .

b) Fase air yang kontinu merupakan pembalap yang sangat baik dari

panas,mengaktifkan tingkat polimerisasi cepat tanpa kehilangan kontrol suhu.

c) Karena molekul polimer yang terkandung dalam partikel, viskositas media

reaksi dari That Remains dekat dengan air dan tidak tergantung pada berat

molekul.

Page 10: CLARIANT

d) Produk akhir dapat digunakan sebagai adalah dan tidak perlu umumnya

diubah atau diproses.

Kekurangan Emulsi Polimerisasi meliputi:

a) Surfaktan dan adjuvant lainnya polimerisasi tetap dalam polimer atau sulit

untuk menghapus

b) Untuk kering (terisolasi) polimer,penghapusan air merupakan proses yang

intensif energi

Biasanya emulsi polimerisasi yang dirancang untuk beroperasi pada konversi yang

tinggi dari monomer ke polimer. Hal ini dapat mengakibatkan pemindah rantai

yang signifikan untuk polimer, tidak bisa digunakan untuk kondensasi, ionik atau

Ziegler - Natta Polimerisasi, meskipun beberapa pengecualian dikenal.

II.4.2. Bahan Baku Pembuatan Latex

1) Air

Fungsi air yan digunakan adalah sebagai medium pendispersi yang dapat

menyerap dan menimbulkan panas yang diakibatkan oleh reaksi

eksotermis.penggunaan air dalam proses polimerisasi emulsi ini biasanya berkisar

antara 35% - 65%.air yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik agar

tidak mengganggu proses polimerisasi. Oleh karena itu,perlu digunakan air

demineral.

2) Monomer

Monomer Polimerisasi radikal, cair atau gas pada kondisi reaksi, dan

kurang larut dalam air. Monomer padat sulit untuk membubarkan dalam air. Jika

kelarutan monomer terlalu tinggi, pembentukan partikel tidak terjadi dan ketika

reaksi solusi mengurangi ke Polimerisasi itu. Etilene dan olefin lain harus hanya

dipolimerisasi pada tekanan yang sangat tinggi ( sampai 800 bar ).

3) Inisiator

Kedua generasi termal dan redoks radikal bebas telah digunakan dalam

emulsi polimerisasi. Garam persulfat yang umum digunakan dalam inisiasi kedua

mode. Ion persulfat mudah memecah menjadi sulfat radikal ion acerca di atas

50°C, menyediakan sumber inisiasi termal. Redox inisiasi berlangsung ketika

oksidan, seperti garam persulfat, bahan pereduksi: seperti glukosa, rongalite, atau

Page 11: CLARIANT

sulfit, dan katalis redoks: seperti senyawa besi semua termasuk dalam resep

Polimerisasi. Resep redoks tidak dibatasi oleh suhu dan digunakan untuk

Polimerisasi itu terjadi di bawah 50°C. Meskipun peroksida organik dan

hidroperoksida digunakan dalam Emulsi Polimerisasi, pemrakarsa yang larut air

dan biasanya partisi ke dalam fase air.Dalam inisiasi redoks, apakah oksidan atau

zat pereduksi (atau keduanya) harus larut dalam air, tetapi salah satu komponen

dapat larut dalam air.

4) Surfaktan

Pemilihan surfaktan yang benar sangat penting untuk pengembangan

proses emulsi polimerisasi.Surfaktan harus mengaktifkan tingkat cepat

Polimerisasi, meminimalkan koagulum atau fouling dalam reaktor dan peralatan

proses lainnya, mencegah viskositas sangat tinggi selama polimerisasi (yang

mengarah ke perpindahan panas yang buruk), meningkatkan dan mempertahankan

atau bahkan properti dalam produk akhir: seperti kekuatan tarik, gloss dan

penyerapan air. Anionic, nonionik, kationik dan surfaktan telah digunakan,

meskipun surfaktan anionik yang jauh paling lazim. Surfaktan dengan konsentrasi

misel kritis rendah (CMC) yang disukai; tingkat polimerisasi menunjukkan

peningkatan dramatis ketika tingkat surfaktan berada di atas CMC, dan

minimalisasi surfaktan lebih disukai untuk alasan ekonomi dan (biasanya) dampak

buruk dari surfaktan pada sifat fisik polimer hasil. Campuran surfaktan yang

sering digunakan, termasuk Campuran surfaktan anionik dengan nonionik.

Campuran kationik dan surfaktan anionik membentuk garam larut dan tidak

berguna. Contoh surfaktan umum digunakan dalam mmulsi polimerisasi termasuk

asam lemak, natrium lauril sulfat, dan alpha olefin sulfonat.

5) Stabilisator Non – surfaktan

Beberapa nilai polivinil alkohol, dan polimer larut air lainnya dapat

promosikan emulsi polimerisasi meskipun tidak membentuk misel biasanya dan

tidak bertindak sebagai surfaktan (misalnya, tegangan permukaan tidak lebih

rendah). Hal ini diyakini Itu tumbuh rantai polimer graft ke polimer larut dalam

air untuk menstabilkan partikel. Dispersi tersebut siap dengan stabilisator

Page 12: CLARIANT

menunjukkan stabilitas koloid sangat baik (misalnya, bubuk kering bisa dicampur

ke dalam dispersi tanpa menyebabkan koagulasi). Namun, sering menghasilkan

produk sangat sensitif air karena kehadiran polimer larut dalam air.

Bahan-bahan lain yang digunakan dalam emulsi polimerisasi termasuk

agen pemindah rantai, agen buffering, dan garam inert. Pengawet yang

ditambahkan ke produk yang dijual sebagai dispersi cair untuk menghambat

pertumbuhan bakteri.Ini ditambahkan setelah proses polimerisasi.

II.5. Pemasaran serta Keamanan, Kesehatan kerja dan lingkungan(K3L)

II.5.1. Pemasaran

PT. Clariant mempunyai 4 kantor cabang yang ada di Indonesia yaitu di

daerah Cilegon, Tanggerang, Bandung dan Balikpapan serta duri. Dimana

masing-masing cabang ini mempunyai peran penting tersendiri seperti di daerah

Cilegon sebagai pusat pembuatan bahan dasar dan penyiapan bahan dasar yang

akan diolah lebih lanjut di Tanggerang, di Tanggerang berfungsi sebagai pusat

PT. Clariant di Indonesia yang berfungsi pula sebagai office yang menyiadakan

layanan pesanan serta pabrik yang mengolah hasil lanjutan dari pabrik di Cilegon,

sedangkan di daerah Bandung dan Balikpapan hanya berfungsi sebagai office, dan

di Duri sebagai tempat oil drilling (tempat pengeboran minyak).

PT. Clariant memproduksi 11 produk, dimana 8 produk (3 produk di

daerah Cilegon dan 5 produk di daerah Tangerang) dan 3 produk diproduksi di

Swiss. Perusahaan di Indonesia dan di Swiss memiliki cara pemasaran yang sama

yaitu dikenal dengan nama by stock yaitu produk di stock dahulu untuk produk

yang memang sudah sehari-hari dipasarkan dan by request yaitu perusahaan

tertentu yang memesan khusus untuk spesifikasi produk yang mereka inginkan.

Pemasaran pada PT. Clariant Indonesia pada umumnya pada pabrik yang

membuat plastik seperti pabrik Tripolita dan Asahimas, bahan baku pembuatan

odol pada pabrik Unilever dan P&G, minyak pelumas untuk pengeboran dan PT.

Clariant menggunakan standar ISO 14001 / OHSAS 18001 yang mengenai sistem

management keselamatan para pekerja.

II.5.2. Keamanan, Kesehatan kerja dan lingkungan(K3L)

Page 13: CLARIANT

Pada PT. Clariant pada dasarnya memang suatu pabrik kimia yang

mengolah bahan baku yang cukup bahaya, tetapi dengan alat safety telah

memfasilitasi alat safety untuk para pekerja dan digunakan secara tepat guna maka

dari itu selama 13 tahun belakangan tidak memiliki record accident pada

pekerjanya sehingga mendapatkan penghargaan Zero Accident-Indusry Ministry

Of Man Power. Dari segi pengontrollan yang dilakukan oleh para pekerja didasari

oleh SAP yang telah dipakai dari tahun 2003 hingga sekarang.

II.6. Struktur Organisasi

Clariant AG adalah perusahaan global khusus bahan kimia, yang berkantor

pusat di Muttenz, Swiss, yang tercantum pada SIX Swiss Exchange. Struktur

organisasi Clariant terdiri dari 7 unit bisnis, serta Layanan Bisnis, Kelompok

Teknologi & Inovasi, Service Center regional, dan Corporate Center, di mana

fungsi kunci terpusat. Komite Eksekutif bertanggung jawab atas pengelolaan

Group.

Gambar 2.3. Struktur Organisasi

II.7. Ekonomi

Page 14: CLARIANT

Realisasi misi Clariant ditentukan oleh karyawan Clariant, yang bekerja

untuk kinerja perusahaan sesuai dengan struktur yang dirancang dan tugas yang

dialokasikan. Di Clariant orientasi proses adalah salah satu pilar dari Sistem

Manajemen Clariant. Untuk mendukung realisasi prinsip dan pemenuhan

persyaratan dasar dari standar ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Clariant

adalah salah satu yang pertama dari seribu perusahaan di dunia yang bisa berhasil

disertifikasi sesuai dengan standar Sistem Manajemen Energi.

Dalam konteks ini, Clariant menganggap Sistem Manajemen terpadu dan

bersertifikat untuk kualitas, lingkungan, keselamatan dan kesehatan sebagai

prasyarat penting untuk mencapai keunggulan bisnis. Clariant telah disertifikasi

secara global sesuai dengan standar-standar ini sejak tahun 2007. Clariant

menggunakan persyaratan diterima secara internasional dan mekanisme yang

terkait kontrol untuk perbaikan terus-menerus produk, Sistem Manajemen layanan

Clariant, dan perilaku budaya.

Di Indonesia, PT Clariant Indonesia melakukan perluasan pabrik di Kota

Tangerang guna meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jajaran produk

untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi. PT Clariant Indonesia

merealisasikan pembangunan pabrik di kawasan Tangerang dengan total investasi

sebesar US$ 15 juta. Mulai beroperasinya pabrik baru ini dapat memberikan

kontribusi terhadap pertumbuhan penjualan perusahaan di tahun-tahun mendatang

serta dapat terus melakukan pertumbuhan dalam setiap lini bisnisnya di kawasan

Asia Tenggara dan Pasifik.

“Innovation is a key driver of progress on the path to profitable growth at

Clariant (inovasi adalah kunci utama kemajuan menuju pertumbuhan yang

menguntungkan di Clariant)”, memang telah dibuktikan. Perusahaan di bidang

industri kimia ini mampu tampil sebagai leader yang memproduksi dan memasok

ke berbagai industri di seluruh dunia.

Chief Executive Officer (CEO) PT Clariant Indonesia Hariolf Kottmann

mengatakan permintaan yang tinggi baik di pasar dalam negeri dan luar negeri

untuk produk pigmen, masterbatches, perawatan pribadi serta bahan rumah tangga

mengharuskan perusahaan meningkatkan kapasistas produksi.

Page 15: CLARIANT

Clariant telah menerapkan sistem manajemen global terpadu dan sangat

efisien untuk keberhasilan pelaksanaan strategi dan tujuan keberlanjutan. Berbagai

persyaratan yang diakui secara internasional dan mekanisme kontrol mereka

digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem manajemen sesuai dengan perilaku

budaya PT Clariant Indonesia.

Metode serta dukungan organisasi diberikan kepada karyawan dalam

rangka inisiatif Clariant. Keunggulan Clariant serta pelaksanaan seluruh dunia

konsep Lean Sigma; dengan demikian, karyawan Clariant memungkinkan untuk

berkontribusi pada perubahan yang diperlukan untuk realisasi misi dan mencapai

visi Clariant.

II.8. Sistem Utilitas

Disetiap industri, baik pabrik skala besar maupun pabrik skala kecil sangat

erat kaitannya dengan sistem utilitas tidak terkecuali dengan PT. Clariant. Sistem

utilitas merupakan suatu unit penunjang operasional pabrik, di luar unit proses dan

unit operasi, yang tugasnya menyediakan, mempersiapkan dan mendistribusikan

bahan-bahan penunjang operasional pabrik. Tugas utama dari sistem utilitas

adalah sebagai penyedia, pensuplai, dan pendistribusi dalam suatu proses industri

disetiap unit yang membutuhkannya. Air merupakan salah satu hal yang sangat

penting sebagai media penunjang suatu proses industri.

Sebagian industri ada yang membuat sistem utilitas sendiri untuk

kepentingan proses pada pabrik dan ada juga industri yang hanya mensuplai air

dari PDAM yang berada tidak jauh dari lokasi berdirinya pabrik atau dalam kata

lain tidak memiliki sistem utilitas sendiri. PT. Clariant merupakan salah satu

industri berskala kecil yang bahan baku sistem utilitasnya di dapat dari PDAM

yang berada disekitaran lokasi pabrik. Hal ini dikarenakan PT. Clariant

menganggap bahwa pensuplaian air melalui PDAM dianggap jauh lebih

menguntungkan dari pada bahan baku yang diolah sendiri dengan menggunakan

air laut. PT. Clariant juga mengadakan hubungan kerja sama menyangkut dengan

hal bahan baku sistem utilitas dengan PT. Krakatau Steel. Alasan dilakukannya

kerjasama itu karena PT. Krakatau Steel masih satu kawasan industri dengan PT.

Page 16: CLARIANT

Clariant sehingga tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar dan harga energi

yang dibeli menjadi lebih murah.

Jenis cooling tower yang digunakan pada PT. Clariant adalah force draft.

Jenis cooling tower mempunyai letak fan berada dibagaian bawah cooling tower.

Prinsip kerjanya adalah udara dihembuskan ke menara oleh sebuah fan yang

terletak pada saluran udara masuk sehingga terjadi kontak langsung dengan air

yang jatuh. Kapasitas dari air yang masuk dan air yang dijadikan sebagai make-up

water di PT. Clariant ini tidak diketahui dengan pasti karena tidak setiap saat

dilakukan pengecekan terhadap kinerja cooling tower di industri ini. Akan tetapi,

make-up water dilakukan sebanyak satu kali dalam satu hari selama cooling tower

di PT. Clariant ini bekerja.

Temperatur yang bekerja pada cooling tower ini berada pada kisaran 800C.

Dimana dalam pengoprasiannya, cooling tower pada PT. Clariant ini juga

dilakukan chemical injection untuk mencegah timbulnya korosi yang diakibatkan

oleh pH yang terlalu asam, mencegah terbentuknya scaling, dan juga

dimaksudkan untuk menahan pertumbuhan semua jenis mikroorganisme yang

dapat mengganggu jalannya operasi dari cooling tower ini sendiri.

Waktu tinggal yang biasanya dibutuhkan untuk proses pembersihan

cooling tower pad PT. Clariant ini berkisar antara 16-20 jam. Rata-rata waktu

tinggal yang dibutuhkan adalah sekitar 12 jam dan paling cepat lebih kurang 8

jam dalam setiap satu kali proses pembersihan.

PT Clariant Indonesia Cilegon Plant mempunyai 1 buah Boiler yang

berbahan bakar gas alam. Bahan bakar gas ini disuplai dari pihak ketiga. Sebelum

menggunakan gas sebagai bahan bakar, sebelumnya PT.Clariant menggunakan

bahan bakar solar. Namun, mengingat harga bahan bakar solar yang semakin

tinggi dan ketersediaannya yang semakin sedikit, maka PT Clariant menggunakan

gas sebagai pengganti solar. Jumlah penggunaan bahan bakar gas yang di gunakan

tidak dapat di perkirakan karena bergantung dari kapasitas produksi pabrik yang

bergantung pada order dan stock pabrik.

PT Clariant Indonesia Cilegon Plant memenuhi kebutuhan listriknya

menggunakan sumber dari luar pabrik yaitu dari PT Krakatau Daya Listrik (KDL)

Page 17: CLARIANT

dan PLN. Secara garis besar, jaringan transmisi dan distribusi milik PT KDL

berupa jaringan listrik bawah tanah (underground). Bila hendak dibandingkan dari

segi kehandalan, jaringan listrik underground akan lebih mudah dioperasikan

daripada jaringan overhead (hantaran udara). Awalnya pembangkit PT KDL ini

dirancang untuk beroperasi secara mandiri (isolated system). Namun seiring

berjalannya waktu, pembangunan pabrik-pabrik baru di Kawasan Industri

Krakatau juga terus berkembang. Untuk mengantisipasi hal tersebut PLTU PT

KDL berinterkoneksi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). PT Clariant

Indonesia Cilegon Plant membeli listrik dari pihak luar dikarenakan luas tanah

yang dimiliki oleh PT. Clariant tidak begitu luas untuk meletakkan alat generator,

genset listrik dan lain-lain.

II.9. Proses Produksi dan Peralatan

II.9.1. Proses Produksi

PT. Clariant adalah salah satu perusahaan yang beralamat di Krakatau

Industrial Estate. Alamat lengkap dari PT Clariant ini yaitu Jl. Australia 1

Kawasan Industri Krakatau Steel Kav F-1, Cilegon. Clariant adalah perusahaan

yang bergerak di bidang industri kimia. Bisnis Clariant terorganisasi dalam lima

devisi produksi yaitu tekstil, kulit dan kertas kimia, pigmen dan adiktif, fungsional

kimia, ilmu kimia, dan biji plastik.

a. Penyedia bahan kimia

PT Clariant sebagai industri khusus yang akan menyediakan bahan kimia

khusus untuk dipasarkan ke industri kimia lain. Seperti zat kimia yang akan

digunakan pada shampoo ataupun sabun.

b. Sebagai penyedia zat warna plastik.

c. Penyedia pigmen warna, contohnya untuk pewarnaan cat.

Proses produksi untuk menghasilkan produk-produk tersebut dijalankan

dalam kondisi batch dengan keadaan temperatur yang rendah yaitu antara 600-

850C. Tekanan yang digunakan pada proses produksi di PT Clariant Cilegon ini

yaitu mendekati keadaan atmosfer sekitar 1,8 bar atau 1,8 kPa. Sistem operasi dari

proses batch tersebut yaitu berupa closed operation system. Dalam proses

Page 18: CLARIANT

produksi di PT Clariant, reaktor yang digunakan berjumlah empat buah reaktor

dengan total kapasitas sebesar 60 m3. Dalam menjamin terciptanya K3 pada

proses produksi bahan di perusahaan ini, semua alat industri yang digunakan oleh

PT Clariant ini telah dijamin tidak akan mengeluarkan percikan api selama proses

produksi berlangsung. Selain itu, proses kontrol produksi yang digunakan

dilakukan menggunakan DCS Automation Recipe System.

II.9.2. Peralatan utama

1) RATB (Reaktor Atmosferik Tangki Berpengaduk)

Reaksi dalam RATB berlangsung pada temperatur 70-900C dan tekanan 1

atnosfer. RATB yang digunakan berjumlah 4 unit yaitu : A200, A500, A700,

dan A900. Kapasitas masing-masing tangki adalah 60 m3.

Waktu tinggal rekasi ± 12 jam. Namun untuk produk tertentu membutuhkan

waktu tinggal sampai 20 jam. Reaksi berlangsung secara batch, dimana satu

reaksi berjalan sampai selesai kemudian produk akan dikeluarkan dari reaktor

untuk disimpan di storage. Setelah batch selesai, maka akan dilakukan

pencucian tangki dengan menggunakan air bertekanan 150 bar.

2) Isotank (Tangki monomer)

Tangki monomer merupakan tempat penyimpanan monomer sementara

sebelum digunakan untuk produksi. Tangki diletakkan dengan posisi yang

lebih rendah dari permukaan tanah untuk menjaga agar temperaturnya tidak

terpengaruh oleh keadaan cuaca.

3) Vessel pendukung reaktor.

Vessel ini berfungsi untuk melakukan preparasi bahan baku, misalnya

dilakukan pemanasan monomer terlebih dahulu. Proses conditioning pada

vessel ini berlangsung 3-4 jam.

4) Boiler

Boiler digunakan untuk menghasilkan steam. Steam ini akan dipakai untuk

menaikkan temperatur monomer yang bereaksi pada temperatur yang

melebihi temperatur ruangan.

Sumber air untuk boiler diperoleh dari kawasan industri tempat PT Clariant

berada.

5) Cooling Tower

Page 19: CLARIANT

Unit cooling tower yang digunakan berukuran kecil karena jumlah air

pendingin yang dibutuhkan juga sedikit. Unit yang digunakan adalah tipe

force draft.

6) Control room

Control room berfungsi untuk mengoperasikan unit reaktor dan vessel

pendukung reaktor secara otomatis. Selain itu, control room juga berfungsi

untuk mengamati dan mengendalikan kondisi operasi yang terjadi pada

reaktor.

7) Storage

Untuk penyimpanan produk akhir digunakan berbagai macam storage,

diantaranya tangki, barel, dan kontainer.Untuk mencegah overheat maka

storage juga dilengkapi dengan spray.

8) Warehouse

Warehouse digunakan untuk menyimpan produk jadi yang telah siap untuk

didistribusikan ke konsumen.

II.10.Storage dan Alat Tranportasi

II.10.1.Storage Tank

Dalam setiap pabrik pasti memiliki tempat untuk menyimpan bahan baku

ataupun untuk hasil produk yang sudah jadi. Bahan baku yang di proses lebih

lanjut untuk menjadi water based polymer emulsion berupa vynil asetat monomer

(vinyl acetat, butyl acetate, methyl methacrylate, dan styrene) berwujud cair atau

liquid sehingga memerlukan storage khusus. PT. Clariant memiliki beberapa

macam tipe storage yakni iso tank, barel, drum dan container. Penyimpanan

produk yang sudah jadi ada yang di simpan berdasarkan permintaan dari

konsumen itu sendiri. Pada dasarnya digunakan dua jenis storage di PT. Clariant

yaitu Tank Farm dan Warehouse. Tank Farm digunakan untuk penyimpanan yang

membutuhkan skala besar, sedangkan warehouse digunakan sebagai storage raw

material yang berskala kecil.

Page 20: CLARIANT

Gambar 2.4 Tank Farm

II.10.2.Alat Transportasi

Dari segi transportasi pabrik ini hanya menggunakan 2 alat tarnsportasi

secara darat dan laut. Transportasi laut menggunakan kapal dan transportasi darat

menggunakan truk yang digunakan untuk sarana transportasi mengangkut bahan

baku (vinyl actate monomer) yang diambil dari China ke Cilegon yang akan

diolah menjadi beberapa produk di PT. Clariant. Selain itu, sarana transportasi

laut juga digunakan untuk mengirimkan produk yang sudah jadi dalam bentuk

liquid yang dimasukkan ke dalam drum yang telah diisolasi sedemikian rupa yang

akan di ekspor menggunakan kapal.

Page 21: CLARIANT

III. KESIMPULAN

1) PT. Clariant merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil, kulit

dan kertas kimia, pigmen dan adiktif, fungsional kimia, ilmu kimia, dan biji

plastik. Proses produksi untuk menghasilkan produk-produk tersebut

dijalankan dalam kondisi batch dengan keadaan temperatur yang rendah yaitu

antara 600-850C. Tekanan yang digunakan pada proses produksi di PT Clariant

Cilegon ini yaitu mendekati keadaan atmosfer sekitar 1,8 bar atau 1,8 kPa.

Sistem operasi dari proses batch tersebut yaitu berupa closed operation

system.

2) PT. Clariant memiliki beberapa peralatan utama untuk memproduksi

produknya yakni RATB (Reaktor Atmosferik Tangki Berpengaduk), isotank

(Tangki monomer), vessel pendukung reaktor, boiler, cooling tower, control

room, storage dan warehouse.

3) Bahan baku utama yang digunakan di PT. Clariant Indonesia berupa monomer

dengan menghasilkan produk-produk yang berguna dibidang industrial and

customer specialities, master batches, pigmen, textile chemical, oil and

mining service, leather services, additive, detergent and intermediates,

elmutions, paper specialities, dan catalyst and energy.