CITRA PUSAT KOTA DEPOK BERDASARKAN KOGNISI …repository.gunadarma.ac.id/129/1/Citra Pusat Kota...

5
Proceeding PESAT(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Universitas Gunadarma - Depok18 - 19Oktober 2011 Vol.4 Oktober 2011 ISSN:1858-2559 CITRA PUSAT KOTA DEPOK BERDASARKAN KOGNISI PENGAMAT Agus Dharma Tohjiwa Faku/tas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma agus _ [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi elemen-elemen citra kota yang membentuk imagibi/itas (kemampuan mendatangkan kesan) pada pusat Kota Depok berdasarkan kognisi pengamat. Hasi/ penelitian berdasarkan peta mental (kognitif) pengamat menunjukkan bahwa landmark kota Depok adalah Margo City dan district terbanyak diketahui responden adalah kawasan terminal. Untuk nodes yang paling banyak tergambar adalah persimpangan J/. Margonda - J/. Juanda, path adalah jalan Juanda, dan edges kota Depok adalah batas Gapura selamat datang. Bagian dari J/. Margonda yang paling baik secara visual menurut responden adalah kawasan Margo City. Sebaliknya, bagian yang paling buruk secara visual adalah daerah terminal. Orientasi kawasan yang terkuat saat ini adalah Margocity. Depok dipersepsikan oleh responden sebagai kota pendidikan dan kota perdagangan. Mayoritas responden bangga dengan kota Depok karena masih diasosiasikan sebagai kota pendidikan. Kata Kunci: citra, kota, Depok. PENDAHULUAN Hubungan timbal balik manusia dengan lingkungan perkotaan merupakan proses dua arah yang konstruktif, didukung baik oleh ciri yang dapat memberikan citra lingkungan maupun oleh ciri kegiatan dan kejiwaan manusia. Citra adalah merupakan hasil dari adaptasi kognitif terhadap kondisi yang potensial mengenai stimulus pada bagian kota yang telah dikenal dan dapat dipahami melalui suatu proses berupa reduksi dan simplifIkasi. Lynch (dalam Pocock, 1978) berpendapat bahwa citra merupakan suatu senyawa dari atribut-atribut dan pengertian fIsik, tetapi secara sengaja memilih untuk berkonsentrasi pada fungsi bentuk, dengan mengembangkan hipotesis bahwa pengeta- huan manusia mengenai kota merupakan fungsi dari imageabilitasnya. Citra kota ditentukan oleh pola dan struktur lingkungan fIsik yang dalam perkembangannya dipenga- ruhi oleh faktor sosial, ekonomi, budaya, ke- lembagaan, adat isitiadat serta politik yang pada akhirnya akan berpengaruh pula dalam penampilan fisiknya. Kualitas fIsik yang diberikan oleh suatu kota dapat menimbulkan suatu citra Tohjiwa, Citra Pusat Kota... yang cukup kuat dari seorang pengamat. Kualitas ini disebut dengan imagibilitas atau kemampuan mendatangkan kesan. Imagibi- litas mempunyai hubungan yang sangat erat dengan legibilitas atau kemudahan untuk dapat dipamahi dan dapat diorganisir menjadi satu pola yang koheren. Imagibilitas suatu lingkungan kota dapat dipandang sebagai hasil proses komunikasi. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman dan studi hubungan antara tanda dan bagaimana manusia membe- rikan makna. Upaya pemahaman dan pemaknaan citra kota di pusat kota Depok sangat relevan mengingat Depok merupakan wilayah yang masih relatif baru menjadi kota. Kota Depok selain merupakan Pusat Pemerintah yang berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Jakarta. Dengan mendeteksi kesamaan dan perbedaan pada serial peta mental individual dari pusat kota Depok kita dapat mengungkapkan karak- teristik eksplisit dan pengertian kolektif. Kompilasi dan analisis dari dua hal tersebut dapat digunakan sebagai dasar pemahaman citra kota. AT- 1

Transcript of CITRA PUSAT KOTA DEPOK BERDASARKAN KOGNISI …repository.gunadarma.ac.id/129/1/Citra Pusat Kota...

ProceedingPESAT (Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

CITRA PUSAT KOTA DEPOKBERDASARKAN KOGNISI PENGAMAT

Agus Dharma Tohjiwa

Faku/tas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi elemen-elemen citra kota yang membentukimagibi/itas (kemampuan mendatangkan kesan) pada pusat Kota Depok berdasarkan kognisipengamat. Hasi/ penelitian berdasarkan peta mental (kognitif) pengamat menunjukkan bahwalandmark kota Depok adalah Margo City dan district terbanyak diketahui responden adalahkawasan terminal. Untuk nodes yang paling banyak tergambar adalah persimpangan J/.Margonda - J/. Juanda, path adalah jalan Juanda, dan edges kota Depok adalah batas Gapuraselamat datang. Bagian dari J/. Margonda yang paling baik secara visual menurut respondenadalah kawasan Margo City. Sebaliknya, bagian yang paling buruk secara visual adalah daerahterminal. Orientasi kawasan yang terkuat saat ini adalah Margocity. Depok dipersepsikan olehresponden sebagai kota pendidikan dan kota perdagangan. Mayoritas responden bangga dengankota Depok karena masih diasosiasikan sebagai kota pendidikan.

Kata Kunci: citra, kota, Depok.

PENDAHULUAN

Hubungan timbal balik manusiadengan lingkungan perkotaan merupakanproses dua arah yang konstruktif, didukungbaik oleh ciri yang dapat memberikan citralingkungan maupun oleh ciri kegiatan dankejiwaan manusia. Citra adalah merupakanhasil dari adaptasi kognitif terhadap kondisiyang potensial mengenai stimulus padabagian kota yang telah dikenal dan dapatdipahami melalui suatu proses berupa reduksidan simplifIkasi.

Lynch (dalam Pocock, 1978)berpendapat bahwa citra merupakan suatusenyawa dari atribut-atribut dan pengertianfIsik, tetapi secara sengaja memilih untukberkonsentrasi pada fungsi bentuk, denganmengembangkan hipotesis bahwa pengeta-huan manusia mengenai kota merupakanfungsi dari imageabilitasnya. Citra kotaditentukan oleh pola dan struktur lingkunganfIsik yang dalam perkembangannya dipenga-ruhi oleh faktor sosial, ekonomi, budaya, ke-lembagaan, adat isitiadat serta politik yangpada akhirnya akan berpengaruh pula dalampenampilan fisiknya.

Kualitas fIsik yang diberikan olehsuatu kota dapat menimbulkan suatu citra

Tohjiwa,Citra Pusat Kota...

yang cukup kuat dari seorang pengamat.Kualitas ini disebut dengan imagibilitas ataukemampuan mendatangkan kesan. Imagibi-litas mempunyai hubungan yang sangat eratdengan legibilitas atau kemudahan untukdapat dipamahi dan dapat diorganisir menjadisatu pola yang koheren. Imagibilitas suatulingkungan kota dapat dipandang sebagaihasil proses komunikasi. Oleh sebab itudiperlukan pemahaman dan studi hubunganantara tanda dan bagaimana manusia membe-rikan makna.

Upaya pemahaman dan pemaknaancitra kota di pusat kota Depok sangat relevanmengingat Depok merupakan wilayah yangmasih relatif baru menjadi kota. Kota Depokselain merupakan Pusat Pemerintah yangberbatasan langsung dengan Wilayah DaerahKhusus Ibu Kota Jakarta, juga merupakanwilayah penyangga Ibu Kota Jakarta. Denganmendeteksi kesamaan dan perbedaan padaserial peta mental individual dari pusat kotaDepok kita dapat mengungkapkan karak-teristik eksplisit dan pengertian kolektif.Kompilasi dan analisis dari dua hal tersebutdapat digunakan sebagai dasar pemahamancitra kota.

AT- 1

ProceedingPESAT (Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur&Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

METODE PENELITIAN

Inti d~ri penelitian Lynch berkaitandengan pengidentifIkasian berbagai elemenstruktur fIsik sejumlah kota yang menjadikankota-kota tersebut menjadi dapat digambar-kan dan dibayangkan citranya. Lynch (1960)menyimpulkan bahwa ada lima kategorielemen yang dipergunakan orang untukmenstrukturkan gambaran kognisi darisejumlah tempat. Elemen-elemen dasartersebut adalah landmarks (tanda-tanda yangmencolok yaitu bangunan atau benda-bendaalam yang berbeda dari sekelilingnya danterlihat dan jauh), jalur jalan, simpul, bataswilayah, dan distrik. Makin nyata unsur-unsur itu dalam suatu lingkungan kota, makinmudah orang menyusun peta mental. Dengankata lain legibilitas makin baik.

Salah satu upaya untuk mencobamemahami citra lingkungan perkotaan dapatdilakukan dengan cara mengetahui petamental manusia sebagal pengamat (Gifford,1987: Holahan, 1982). Peta mental memper-soalkan cara pengamat memperoleh, mengor-ganisir, menyimpan, dan mengingat kembaliinformasi tentang lokasi, jarak, dan susunanlingkungan fIsik (kota). Peta mental adalahgambaran di luar kepala tentang suatuwilayah tertentu. Stea (1973) mendefInisikanpeta mental sebagai "Proses yang memung-kinkan kita untuk mengumpulkan, mengor-ganisasikan, menyimpan dalam ingatan,memanggil, serta menguraikan kembaliinformasi tentang lokasi relatif dan tanda-tanda tentang lingkungan geografIs kita.

Lokasi penelitian ini adalah disepanjang n. Margonda Raya. Tempat inidipilih karena Ibu kota Depok sebagai pusatpemerintahan berkedudukan di Pancoran Masdengan Jl. Margonda Raya sebagai jalanprotokolnya. Pengumpulan data dilakukandengan cara mewawancarai sejumlah maha-siswa Arsitektur Universitas Gunadarmasemester VI ke atas sebanyak 32 orangsebagai responden. Dasar pertimbanganpemilihan responden adalah kelompok maha-siswa Arsitektur tersebut minimal sudahmendapatkan teori perkotaan khususnya citrakota, mendapatkan teori sejarah arsitekturtradisional, teori estetika bentuk dan ling-kungan. Mereka juga mempunyai informasitentang pusat kota Depok dalam kurun waktu3 tahun terakhir.

AT- 2

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

Penggalian informasi data dilakukandengan beberapa tahapan, yaitu tipologipresentasi stimulus ikonis, tipologi presentasistimulus grafIs, dan tipologi presentasistimulus verbal. Stimuli pengamat direspondengan cara memperlihatkan :1::45buah fotoyang mewakili wilayah pengamatan selama:1::30detik. Dengan adanya presentasi stmulusikonis diharapkan akan membantu dayakognisi pengamat. Pengamat kemudiandiminta untuk membuat sketsa-sketsa petapusat kota Depok dengan sedikit mengen-dalikan interpretasi pengamat mengenai jarakdan bentuk. Pengendalian interpretasi menge-nai jarak dan bentuk diberikan dengan caramemberikan informasi-informasi tentangpusat kota Depok secara garis besar, salahsatunya dilakukan pada tahap presentasistimulus ikonis. Dalam tahap tipologi presen-tasi stimulus verbal pertanyaan diajukansecara lisan dengan cara eksplorasi berkaitandengan hasil pembuatan sketsa peta. Tujuanpresentasi stimulus verbal adalah untuk men-dapatkan informasi dan pengamat berkaitandengan "makna" obyek penelitian.

Analisis data yang digunakan adalahmenggunakan analisis kesamaan isi dan des-kriptif. Menurut Muhajir (1992), analisiskesamaan isi merupakan analisis ilmiahtentang isi pesan suatu komunikasi. Secarateknis analisis kesamaan isi mencakup upayaklasifIkasi tanda-tanda yang dipakai dalamkomunikasi dan menggunakan dasar kriteriasebagai dasar klasiflkasi.

BASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Fisik Wilayah PenelitianSecara fIsik, kawasan Margonda

sebelah Utara dibatasi oleh inlet VI, sebelahTimur dibatasi selebar 100 meter ke arahkanan jalan Margonda dan sebelah Baratdibatasi selebar 100 meter ke arah kiri jalanMargonda dan sebelah Selatan kawasandibatasi oleh pertemuan pertigaan jalanMargonda-Dewi Sartika-Siliwangi. JalanMargonda merupakan jalur pergerakan Utara-Selatan kota. Jalur ini merupakan jalurkolektor primer kota Depok yang menghu-bungkan kota-kota Jakarta-Depok-Bogor.

Bangunan-bangunan yang berada dijalur utama jalan Margonda, sebagian besarmerupakan bangunan bam dengan fungsikomersial. Kondisi bangunan sebagian besar

Tohjiwa, Citra Pusal Kola...

ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur&Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

permanen dengan paduan batubata dan kayudan sebagian keeil lagi semi permanen.Mengingat 4okasinya, kondisi bangunanseperti itu kurang memberikan karakter padakawasan jalur utama yang sehamsnya terben-tuk oleh adanya bangunan-bangunan komer-sial tersebut.

Pada jalur utama Margonda, banyakterdapat bangunan bam yang memiliki fungsikomersial memposisikan diri pada bagian

122]'.,' ,''......: :,..::..:;.

Jalan

depan dari suatu kapling (tanpa ada GSB atauGSB=O), dengan demikian pola kapling danperletakan massa bangunan berubah menjadi:luasan kapling yang sempit, bangunan tidakselalu berada ditengah kapling, tidak adajarak antara massa bangunan dengan batassamping kiri atau kanan kapling dan orientasibangunan tidak selalu ke jalan tergantungdari posisi kapling (Gambar 1).

SAwIP

Kapling

Massabangunan lama

Massabangunan barn

Gambar 1. Po1aTata Letak Bangunan Barn

Pertumbuhan kegiatan komersialbam pada kawasan Margonda yangmerupakan kawasan pusat kota menyebabkanterjadinya degradasi kualitas visual, kualitasfungsional dan kualitas lingkungan padakawasan. Banyak kehadiran kegiatan bamtersebut tidak terakomodasi dengan baik.Wadah bagi kegiatan bam yang berupabangunan dengan fungsi komersial ini hadirseeara sembarangan tanpa memperhatikanaturan yang berlaku, baik seeara tertulismaupun normatif. Dilanggarnya garis sempa-dan jalan, garis sempadan bangunan dan relkereta api menambah semrawutnya tatabangunan di kawasan ini.

Analisa Stimulus IkonisAnalisa stimulus ikonis menunjukkan

pilihan responden terhadap elemen yangmereka ketahui. Jenis elemen tersebut dapatberupa perumahan, perkantoran, perbelanja-an, dan lain-lain. Dari tabulasi data yang adamaka diketahui bahwa elemen terbanyakyang diketahui responden adalah elemen per-belanjaan. Sedang yang paling banyak tidakdiketahui adalah perkantoran dan hotel.

Analisa Stimulus GratisData stimulus grafis merupakan

kumpulan peta mental dari responden yangdapat representasikan memori kolektif terha-dap obyek penelitian. Hanya penggambaranelemen pada peta mental yang benar saja

Tohjiwa,CitraPusatKota...

yang dihitung. Dari tabulasi peta mentaldapat diketahui bahwa landmark kota Depokberdasarkan peta mental pengamat adalahMargo City, Universitas Gunadarma, Detos,dan Gramedia. Dari hasil ini dapat diketahuibahwa sebagian landmark adalah bangunanperdagangan yang letaknya relatif dekatdengan gapura Selamat Datang (Gambar 2).

Dari analisa peta mental pengamatmengenai distrik kota, diketahui bahwadistrik terbanyak yang dipilih responden ada-lah kawasan terminal, perkantoran walikotaDepok, dan perumahan Pesona Kahyangan.Walaupun seeara fisik tidak terlalu menonjolpada lingkungannya, distrik tersebut memilikibatas yang jelas dengan sekitamya.

Untuk persimpangan di kota depokberdasarkan peta mental pengamat yangterbanyak adalah persimpangan J1. Margonda- Jl. Juanda dan terbanyak kedua adalahsimpul pada Bundaran UI. Jalur jalan yangpaling banyak tergambar di peta mentalpengamat adalah Jalan Juanda. Terdapat 2buah gang yang banyak digambar respondenyang mengalahkan jalan Arief RahmanHakim dan jalan Tole Iskandar, gang tersebutadalah gang Kober dan gang Kapuk. Bataspinggiran Kota Depok berdasarkan petamental pengamat terdiri dari 2 bagian yangmasing-masing terdapat penanda. Bataswilayah tersebut adalah batas Gapura selamatdatang dan batas Tugu Kujang.

AT- 3

ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

Gambar 3. Landmark Kota Depok

Gambar 4.Batas Wilayah Kota Depok

Analisa Stimulus Verbal

Melalui analisa stimulus verbal dapatdiungkap masalah pemaknaan respondenterhadap kota Depok. Dari jawaban respon-den dapat diketahui bahwa identitas kotaDepok dengan adanya kampus mulai bergeserakibat banyaknya fasilitas perdagangan di J1.Margonda.

Bagian dari J1.Margonda yang palingbaik secara visual menurut responden adalahkawasan Margo City. Hal ini menunjukkanadanya korelasi jarak pandang bangunan darijalan dengan aspek visual pengamat.Bangunan yang cukup jauh dari jalan di-respons pengamat secara positif sedang yangdekat direspons negatif. Sebaliknya menurutresponden, bagian yang paling buruk secaravisual adalah daerah terminal. Ini menunjuk-kan bahwa kemac~tan, kaki lima, dan ba-ngunan yang semrawut menjadikan visualkawasan buruk menurut responden.

Orientasi kawasan yang terkuatmenurut responden adalah Margocity. Hal iniselaras dengan temuan landmark pada analisastimulus gratis sebelumnya. Pusat-pusat per-belanjaan dijadikan landmark karena tampil-an bangunan yang dominan terhadap ling-ungannya. Pembangunan di J1. Margonda

AT- 4

yang cenderung tidak terkendali danberkembang terlalu cepat sangat mempe-ngaruhi citra kota. Hal ini sangat mempri-hatinkan karena kawasan ini akan berkem-bang tanpa adanya struktur kota yang jelasdan kompak.

Dari jawaban responden diketahuibahwa terdapat 2 persepsi dominan dariresponden tentang karakter kota Depok yaitukota pendidikan dan kota komersia1.Hal iniselaras dengan pertanyaan pertama tentangidentitas kota Depok yang menunjukkanpergeseran identitas dari pendidikanke per-dagangan. Mayoritas responden masih bang-ga dengan kota Depok. Hal ini dikarenakansampai saat ini Depok masih diasosiasikansebagai kota pendidikan. Walaupun demikianuntuk tahun-tahun mendatang persepsi inisangat mungkin mengalami perubahan akibatderasnya desakan fasilitas ekonomi di J1.Margonda.

SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanBerdasarkan stimulus ikonis, elemen

terbanyak yang diketahui responden adalahelemen perbelanjaan, sedang yang palingbanyak tidak diketahui adalah perkantoran

Tohjiwa,CitraPusatKota...

-ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur&Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

dan hotel. Dari tabulasi peta mental dapatdiketahui bahwa landmark kota Depokberdasarkan peta 'mental pengamat adalahMargo City, Universitas Gunadarma, Detos,dan Gramedia. Distrik terbanyak yang dipilihresponden adalah kawasan terminal, perkan-toran walikota Depok, dan perumahan PesonaKahyangan.

Untuk persimpangan di Kota Depokberdasarkan peta mental pengamat yangterbanyak adalah pada Jl. Margonda-Jl.Juanda dan terbanyak kedua adalah padaBundaran UI. Jalur yang paling banyaktergambar di peta mental pengamat adalahJalan Juanda. Pinggiran Kota Depok berda-sarkan peta mental pengamat terdiri dari 2bagian yang masing-masing terdapat penan-da. Batas tersebut adalah batas Gapuraselamat datang dan batas Tugu Kujang.

Bagian dari n. Margonda yang palingbaik secara visual menurut responden adalahkawasan Margo City. Hal ini menunjukkanadanya korelasi jarak pandang bangunan darijalan dengan aspek visual pengamat. Sebalik-nya, bagian yang paling buruk secara visualadalah daerah terminal. Ini menunjukkanbahwa kemacetan, kaki lima, dan bangunanyang semrawut menjadikan visual kawasanburuk menurut responden.

Orientasi kawasan yang terkuatmenumt responden adalah Margocity. Hal iniselaras dengan temuan landmark pada analisastimulus gratis sebelumnya. Terdapat 2 per-sepsi dominan dari responden tentang karak-ter kota Depok yaitu kota pendidikan dankota komersial. Hal ini selaras dengan perta-nyaan pertama tentang identitas kota Depokyang menunjukkan pergeseran identitas daripendidikan ke perdagangan.

SaranBeberapa saran atau rekomendasi

yang dihasilkan dari penelitian ini adalahagar menempatkan fungsi-fungsi dan kegiat-an yang sesuai dengan kebutuhan pengem-bangan kawasan dan mengatur hubunganfungsi-fungsi tersebut melalui penegasanfungsi generator yang memiliki sifat-sifatmenstimulus perkembangan sesuai dengankebutuhan atau sebaliknya meredam perkem-bangan.

Saran kedua adalah mengembangkanzona-zona fungsional sebagai perangkatpengendalian dan penanganan yang lebih

Tohjiwa,Cilra Pusal Kola...

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

spesifik untuk setiap alokasi fungsi-fungsiyang ada di dalam kawasan. Zona-zonafungsional ini hams diberikan tema-temayang dapat menegaskan karakter fungsinyasekaligus akan berimplikasi terhadap karaktervisualnya. Pengembangan konsep dan desaintematik ini dapat diciptakan dengan meninjaufungsi dominannya pada masing-masingzona, maupun elemen fokus pengendali-annya.

Saran ketiga adalah menciptakankarakter yang spesifik pada masing-masingkarakter jalan dengan mengatur: pemunduran,jarak antar bangunan, volume massabangunan, proporsi dan arah hadapan fasade,bentuk dan siluet bangunan, bukaan ba-ngunan, material, warna dan skala bangunan .

DAFfAR PUSTAKA

Banerjee, Tridib and Michael Southworth(eds.). 1996. City Sense and CityDesign: Writings and projects of KevinLynch. MIT Press, Cambridge.

Bechtel B., Robert, Marans W. Robert andMichelson William. 1987. Methods inEnvironmental and BehavioralResearch. Van Nostrand ReinholdCompany, New York.

Gifford, Robert. 1987. EnvironmentalPsychology: Principle and Practice.University of Victoria, New York.

Holahan. 1982. Envorinmental Psychology.Random Hous, New York.

Lynch, Kevin. 1960. The Image of The City,MIT Press, Cambridge.

Pocock, Douglas and Ray Hudon. 1978.Images of The Urban Environment,Department of Geography University ofDurham.

Poteous, J. Douglas. 1977. Environment &Behavior: Planning and EverydayUrban Life. Addison Wesley PublishingCompany. Massachusetts.

Sommer, Barbara & Robert Sommer. 1991. APractical Guide to Behavioral Research.Oxford University Press, New York.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1992. PsikologiLingkungan. Grasindo, Jakarta.

Sudrajat, Iwan. 1984. Struktur PemahamanLingkungan Perkotaan. Tesis S-2Teknik Arsitektur ITB, Bandung.

AT- 5