CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

8
PROCEEDINCS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3 The 32dtAGI and The 28'dHAGI Annual Convention aad Exhibitiom INTERPRETASI KONTROL STRUKTT]R DAN KOMPON EN-KONAPOXNN SISTEM PANASBUMI GUNUNG UNGARAN, JAWA TENGAII BERDASARKAN CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER* Sigid Dwi Nugrohor, Soetotor dan Pri Utamir tJurusan Teknik Geologi Fakultas TeknikUGM Jl.Grafika No.2 Yogyakarta,Telp.02T4 - 901380, Fax. 0274 - 902216 Gunung ungaran, Jawa Tengah merupakan #ffi* prospek energi panasbrrni di Indonesia. Interpretasi citra Landsat Thematic Mapper yang digabungkan dengan informasi geologi yang ada berperan dalam memberi masukan pembuatan model tentatif sistem panasbumi. Model tentatif memuat komponen-komponen sistem panasbumi, yakni sumber panas, batuan reservoar, struktur permeabilitas, batuan penudung, dan juga daerah recharge. Sumber paffIs rnagmatik diduga terletak di daerah Gedongsongo dan Gunung Kaligesik Permeabilitas reservoar didominasi oleh permeabilitas sekunder yang tercernrin dari rekahan-rekahan yang intensif pada batuannya. Daerah recharge diduga terletak di sebelah selatan dan tenggara daerah penelitian ditunjul*an oleh kehadiran sesar dan rekahan. Daerah manifestasi yang tampak dalam cita daerah yang diteliti adalah di Gedongsongo. Dari hasi interpretasi citra satelit, didapatkan pola kelurusan, pola anomali panas, pola penyebaran mineral lempung dan oksida besi. Informasi tersebut ikut memberi arahan kepada zonasi daerah yang dianggap permeabel, batas sistem panasbumi serha daerah recharge sistem. Delineasi struktur geologi didasarkan pada interpretasi citra komposit saluran 4r" 5o, 7s. Pola penyebaran mineral lempung dan oksida besi diolah dengan metode Abram's Ratio. Sementara itu" pola anomali panas diamati dengan menggunakan saluran 6 dan diklasifikasikan dengan unsupervised classification. Interpretasi menjadi cukup sulit karena beberapa hal. Pertam4 manifestasi panasbumi umrurmya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan resolusi spasial citra satelit Keduq pola anomali panas manifestasi panasbumi terkadang memiliki pola yang sama dengan anomali panas hasil budaya manusia. Rona yang muncul dari citra TM saluran 6 mencerminkan sifat panas media dan bukan suhu permukaan. DASARTEORI Sistem panasbumi yang besar pada umumnya memiliki aktivitas permukaan yang dapat muncul dalam berbagai bentuk antara lain i hot pools, steam, fumarol, hot ground, batuan teralterasi, sinter silika dan erupsi hidrotermal. Kenampakan- kenampakan ini umumnya berukuran relatif kecil dengan diameter areal kurang dari sepuluh meter- an. Akan tetapi, kenarnpakan-kenampakan besar (misalnya hot pools besar, daerah steaming ground, silika sinter) juga umum dijumpai. Secara umum, kenampakan pemrukaan yang aktif biasanya memiliki anomali temperafu yang tinggi. Akan tetapi, beberapa kenampakan aktif (misal mata air) dan yang telah mati (misalnya endapan sinter tua dan dasrah alterasi batuan) tidak memiliki anomali yang tinggi (Mongillo, et,al., 1995). Keberhasilan teknik penginderaan jauh pada survey geotermal berganfirng pada detelsi radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan oleh manifestasi permukaan kemudian yang selanjutnya dipisahkan dari emisi yang berasal dari lingkungan sekitamya. Keberhasilan aplikasi penginderaan jauh juga bergantung pada resolusi spasial citra beftaitan dengan ukumn manifestasi permukaan yang diteliti. Teknik penginderaan jauh sebenarnya banyak digunakan pada tahap awal eksplorasi panasbumi ultuk membedakan daerah yang akan dipelajari menggunakkan metode geofisika dan geokimia (Bhan, 1983 dalam Ruiz-Armenta, 1995). Kenampakan-kenampakan permukaan penting dalam eksplorasi panasbtrmi yang bisa dipetakan dengan citra satelit adalah struktur geologi rruryor dan daerah alterasi batuan.

Transcript of CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

Page 1: CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

PROCEEDINCS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3

The 32dtAGI and The 28'dHAGI Annual Convention aad Exhibitiom

INTERPRETASI KONTROL STRUKTT]R DAN KOMPON EN-KONAPOXNN SISTEMPANASBUMI GUNUNG UNGARAN, JAWA TENGAII BERDASARKAN

CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

Sigid Dwi Nugrohor, Soetotor dan Pri Utamir

tJurusan Teknik Geologi Fakultas TeknikUGMJl.Grafika No.2 Yogyakarta,Telp.02T4 - 901380, Fax. 0274 - 902216

Gunung ungaran, Jawa Tengah merupakan #ffi* prospek energi panasbrrni di Indonesia.Interpretasi citra Landsat Thematic Mapper yang digabungkan dengan informasi geologi yang adaberperan dalam memberi masukan pembuatan model tentatif sistem panasbumi. Model tentatif memuatkomponen-komponen sistem panasbumi, yakni sumber panas, batuan reservoar, struktur permeabilitas,batuan penudung, dan juga daerah recharge. Sumber paffIs rnagmatik diduga terletak di daerahGedongsongo dan Gunung Kaligesik Permeabilitas reservoar didominasi oleh permeabilitas sekunderyang tercernrin dari rekahan-rekahan yang intensif pada batuannya. Daerah recharge diduga terletak disebelah selatan dan tenggara daerah penelitian ditunjul*an oleh kehadiran sesar dan rekahan. Daerahmanifestasi yang tampak dalam cita daerah yang diteliti adalah di Gedongsongo.

Dari hasi interpretasi citra satelit, didapatkan pola kelurusan, pola anomali panas, polapenyebaran mineral lempung dan oksida besi. Informasi tersebut ikut memberi arahan kepada zonasidaerah yang dianggap permeabel, batas sistem panasbumi serha daerah recharge sistem. Delineasi strukturgeologi didasarkan pada interpretasi citra komposit saluran 4r" 5o, 7s. Pola penyebaran mineral lempungdan oksida besi diolah dengan metode Abram's Ratio. Sementara itu" pola anomali panas diamati denganmenggunakan saluran 6 dan diklasifikasikan dengan unsupervised classification.

Interpretasi menjadi cukup sulit karena beberapa hal. Pertam4 manifestasi panasbumi umrurmyamemiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan resolusi spasial citra satelit Keduq pola anomalipanas manifestasi panasbumi terkadang memiliki pola yang sama dengan anomali panas hasil budayamanusia. Rona yang muncul dari citra TM saluran 6 mencerminkan sifat panas media dan bukan suhupermukaan.

DASARTEORI

Sistem panasbumi yang besar pada umumnyamemiliki aktivitas permukaan yang dapat munculdalam berbagai bentuk antara lain i hot pools,steam, fumarol, hot ground, batuan teralterasi,sinter silika dan erupsi hidrotermal. Kenampakan-kenampakan ini umumnya berukuran relatif kecildengan diameter areal kurang dari sepuluh meter-an. Akan tetapi, kenarnpakan-kenampakan besar(misalnya hot pools besar, daerah steamingground, silika sinter) juga umum dijumpai. Secaraumum, kenampakan pemrukaan yang aktifbiasanya memiliki anomali temperafu yangtinggi. Akan tetapi, beberapa kenampakan aktif(misal mata air) dan yang telah mati (misalnyaendapan sinter tua dan dasrah alterasi batuan)tidak memiliki anomali yang tinggi (Mongillo,et,al., 1995).

Keberhasilan teknik penginderaan jauh padasurvey geotermal berganfirng pada detelsi radiasiyang dipantulkan atau dipancarkan olehmanifestasi permukaan kemudian yangselanjutnya dipisahkan dari emisi yang berasaldari lingkungan sekitamya. Keberhasilan aplikasipenginderaan jauh juga bergantung pada resolusispasial citra beftaitan dengan ukumn manifestasipermukaan yang diteliti.

Teknik penginderaan jauh sebenarnya banyakdigunakan pada tahap awal eksplorasi panasbumiultuk membedakan daerah yang akan dipelajarimenggunakkan metode geofisika dan geokimia(Bhan, 1983 dalam Ruiz-Armenta, 1995).Kenampakan-kenampakan permukaan pentingdalam eksplorasi panasbtrmi yang bisa dipetakandengan citra satelit adalah struktur geologi rruryordan daerah alterasi batuan.

Page 2: CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3

The 32dIAGI 8nd The 28dH,AGI Annual Convention and Exhibition

Citra satelit untuk pengenalan struktur geologi didaemh panasbumi antara lain telah digunakan dilapangan panasbumi Orakeikorako, TaupoVolcanic Zone, New Zealand.. Analisis visualdengan menggunakan Landsat dan SPOTmenunjukkan bahwa Landsat saluran 4 dan 5 sertaSPOT saluran 3 ternyata sangat mernbantuanalisis struktff.Saluran 6 citra Landsat TM memiliki resolusispa"sial 120 x 120 m dan mampu mengukur sebu^htarget panas hingga 85'C. Saluran 4J, dan 7 citaLandsat TM memiliki resolusi spasial 30 x 30 mdan mampu mangukur temperatur permukaanhingga di atas 120". Citra ini efektif untukmengukur suhu pennukaan seperti pada lavadame.

Mineral alterasi hidrotermal (terutama hidroksil)dan hasil pelapukannya mampu dikenali oleh citrasatelit. Hal ini dilalcukan dengan memproses citrasatelit berdasarkan anomali pantulannya yangberada pada saluran birq merah dan middleinfrared (citra satelit Thematic Mapper). ThematicMapper saluran 5 dan 7 sangat berguna unnrktujuan ini.

Pada beberapa kasus, spektrum mineral alterasiternyata overlapping dengan spektrum vegetasi didaerah penelitian. Vegetasi memiliki nilai refleksiyang tinggi pada saluran 4 (TM 4) tetapi jugamemiliki nilai refleksi yang cukup tinggi padasaluran 5 (TM 5) dan saluran 7 (TM 7).Identifikasi dengan menggunakan band ratiodirasa tidak representatif. Identifikasi dilalrukandengan menggunakan Crosta Technique ataabiasa disebut PCA (Principal ComponentAnalysis).

ANALIS$ CITRA

II.1. Delineasi Anomali Panas

Citra satelit salurzn 6 yang digunakan dalampenelitian ini memiliki cukup banyak variasikecerahan, Oleh karena itu, citra diklasifikasimenjadi 5 kelas secara tidak beracuan agar lebihmudah diamati. Kelima kelas tersebut kemudiandiberi warna ungu, biru muda, kuning, hijau danmerah"berurutan dari kelas dengan panas palingrendah hingga paling tinggi. Perlu diingat bahwarona tersebut mencemrinkan bukan suhusebenamya.

Pengamatan anomali panas dilahrkan denganmengamati anomali wama yang tajam. Sebagaicontoh : daerah Gedongsongo merupakan daerahdengan dominasi warna ungu. Akan tetapiterdapat spot-spot warna kuning-merah didalamnya. Dikaitkan dengan variasi aral strukturdan manifestasi yang ditemukan di lapanga4maka kita dapat mengatakan bahwa daerah itumemiliki "suhu" yang lebih panas. Pengaruhvariasi struktur disini adalah daerah dengan arahstruktur yang bervaria.si cenderung mengalamigaya tektonik yang lebih beragam atau lebihsering.

Gambar I.1 menunjukkan cita Landsat ThematicMapper band 6 yang telah mengalami klasifrkasitak beracuan menjadi lima kela.s kecerahan.Penganatan anomali panas pada daerah penelitanternyata masih menemukan kesulitan walaupuncita telah disederhanakan menjadi lima kelaskecerahan, Kesulitan yang timbul adalah bahwaekspresi kecerahan yang ditimbulkan olehmanifesta.si panasbumi memiliki rona yang samadengan kenampakan budaya. Sebagai contoh :

kota Ungaran memiliki ekspresi rona yang miripdengan manifestasi di Gedongsongo. Kesulitanlain adalah bahwa resolusi spasial citra satelit TMsaluran 6 adalah 120 meter. Resolusi ini tidakrnampu mengarnati manifestasi yang tipenya titik-titik manifestasi. Akan tetapi secara teori,manifestasi ini masih mampu mengamatimanifestasi yang sifatnya regional.

Dari pengecekan lapangan ditemukan beberapadaerah anomali yang tidak bisa tampak di cira,yaitu : Diwalq Nglimut, Kaliulo dan Kendalisodo.Anomali daerah Gedongsongo yang merupakananomali terbesar di da€rah penelitian hanyatampak benrkuran satu piksel pada citra. Olehkarena itu bisa dipahami mengapa anomail suhuseperti di daeral Diwalq Nglimut dan Kaliulo sulitdiamati pada citra. Hal ini mengacu pada resolusispasial citra yaitu 120 meter per piksel.

I.2. Delineasi Kandungan Lempung

Gambar L2J menunjukkan kurva refleksispeknal dari beberapa materi. Kolinit diwakilioleh kurva biru tua, oksida besi oleh kurva coklat,vegetasi oleh kurva hijau dan air oleh kurva birumuda. Jika kita amati spektrum kaolinit di saluran7 pada diagram di atas, nampak bahwakebanyakan mineral lempung memiliki absorbsikuat pada daerah ini. Kehadiran mineral lempung

Page 3: CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

PROCEEDINGS OF JOINT COI{r'ENTION JAKARTA 2OO3

The 32DdIAGI and The 2SdHAGI Amual Convention and Exhibition

dapat dikenali dengan menggunakanperbandingan saluran 5 dan 7. Dari grafik jugatampak bahwa kehadiran oksida besi dapatdikenali dari perbandingan saluran 7/4,5/4 atau3n.

Akan tetapi, algoritrna ini memiliki kesulitanuntuk memisahkan respon oksida besi danyegetasi kering. Saluran 3 dan 2 merupakanpaqjang gelombang yang dapat mengalamihamburan atnosfer. Oleh karena itu, ha"sil rasiobiasanya "diperhalus" dengan menggunakanaverage filter 3 x 3 agar lebih mudah diamati.

Pengenalan mineral lempung denganmenggunakan perbandingan saluran 5/7 memilikikesulitan untuk membedakan mineral lempungdengan vegeiasi. Hal ini diatasi deirganmenggabungkan dua algoritna (biasanya dalambentuk RGB) unurk mempertajam kenampakanoksida besi saja. Metode ini bisa dikenal denganAbrams Ratio.

Algorima ini menggabungkan rasio untrkpengenalan mineral lempung yaiu 5/7 (1,6122)pada layer merah, rasio untuk pengenalan oksidabesi yaitu 3/2 (A,6610,56) pada layer hijau danrasio pengenalan vegetasi yaiu 4/3 (0,83/0,60pada layer biru.

Pada algortima ini, piksel yang didominasi olehrespon dari singkapan kaya mineral lempungmentrnjukkan warna msrah. Pilsel yangdidominasi oleh oksida besi menunjulftan warnahijau. Piksel yang didominasi oleh vegetasimenunjukkan warna biru. Piksel yang didominasioleh campuran lempung dan oksida besi akanmenunjukkan warna merah-oranye-kuning.Gambar L2.2, merupakan citra Landsat ThematicMapper yang telah diolah dengan metode Abramsratio.

Pangamatan petrografi sampel yang didapatkan diDesa Gogik menunjukkan banyak hornblendeyang dikelilingi oleh magnetit atau olsida besiyang berukuran tebal. Masa dasar sebagianmerupakan material yang merupakan mineralyang telah terubah menjadi lempung. Pada citra,daerahGogik menampakan warna oranye-biru.

Akal tetapi, beberapa sampel petrografi yangmenunjukkan kehadiran olsida besi dan sedikitlempung temyata menampakkan warna oranye-biru pada citra. Sebagai contoh adalah sampel

yang diambil di dekat Kali Gongso. Hal inimenunjukkan bahwa pengaruh spektral vegetasipada citra cukup besar.

13. Delineasi Kelurusan

Kelurusan mengindikasikan sesar, kekar ataubatas litologi. Secara teknis, kelurusan pada citramerupakan daerah dengan nilai spasial berbedayang berubah s@ara mendadak. Delineasikelurusan dilakukan secara manual denganmenggunakan citra komposit 4,5,7 di atas. Akantetapi, kadang-kadang kelurusan tert€ntu sulitdikenali dari citra asli. Hal ini disebabkan karenakontras rona yang dimiliki kurang bagus. Olehkarena itu, digunakan proses penajaman tepiuntuk memperjelas kontras nilai spa.sial yangmembentuk kelurusan.Dengan menggunakankombinasi antara citra komposit 4,5,7 dan citrakomposit 4,5,7 yang telah mengalami penajamantepi, delineasi kelunrsan lebih mudah dilakukan.Jumlah kelurusan yang mampu didelineasimenjadi lebih banyak

Proses penajaman tepi seperti tersebut di atasternyatz menghasilkan cita dengan batas tepiyang cukup bagus dan sangat membantu dalamdelineasi struktur. Filter ini kemudian dilanjutkandengan sun angle, yaitu memanipulasi arahdatangmya cahaya matahari untuk menonjolkankelurusan dengan axah tertentu saja. Gambar1.3.1. merupakan hasil delineasi kelurusan daricitra satelit Thematic Mapper digabung dengandelineasi batas litoiogi.

Pada gambar tersebut di atas, alan tampak bahwaarah relatif kelurusan-kelurusan tertentu dominanpada litologi-litologi tertentu pula. Arah kelurusanberarah utara-selatan dan baratlaut-tenggaratampak mendominasi daerah bant dzya padalitologi batupasir (QTp) dan breksi wlkanik(Qpkg). Sementara itu, litologi basalt (Qpk)banyak didominasi oleh kelurusan berpola barat-timur, barat laut-tenggara dan sedikit berarahutara-selatan. Endapan piroklastik banyakdidominasi oleh kelurusan berpola barat laut-tenggara.

Dari hal-hal di atas didapatkan batrwa arah relatifN-S, NW-SE mendominasi batuan yang lebih tuaQTp dan Qpkg. Arah relatif E-W, NW-SE dan N-S banyak terdapat pada batuan yang lebih mudaQpk Sementara itu, pada batuan termuda

Page 4: CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

PROCEEDINGS OF JOINT COI.IVENTION JAKAR'TA 2OO3

The 32dIAGI and The 28dI"IAGI An'ilal Convention and Exhibition

(endapan piroklastik) banyak dijumpai arahkelurusan relatifNW - SE.

Batuan tertua tentunya mengalami gejala teltonikyang paling dulu, disini arah relatif N-S dan NW-SE terdapat pada QTp dan Qpkg. Sementara arahNW-SE, E-W dan N-S terdapat pada Qlk sertaarah NW-SE hanya mendominasi endapanpiroHastik. Oleh karena itu dapat disimpulkanbahwa, arah N-S merupakan suuktur ternra(erdapat pada QTp, qrkg dan Qpk Kemudiandiikuti oleh struktur berarah E-W yang banyakterdapat pada Qpk dan yang paling muda adalahsfirktur berarah NW-SE. Struktur ini terdapathampir pada semua batuan hingga endapanpiroklastik (litologi yang paling muda).

Penentuan daerah permeabel sistem panas bumidisini didasarkan pada daerah yang paling banyakmengalami peristiwa tektonik Hal inidiindikasikan dengan variasi arah struktur yangada. Daerah yang diharapkan merupakan dae'rahpermeabel adalah daerah yang memiliki banyakvariasi arah struktur. knplikasinya, daerahtersebut banyak mengalami deformasi. Pada citra,daerah tersebut ditmjukkan dengan daerah yangdideiineasi merah.

Batas sistem panasbumi mungkin belum bisaditentrrkan dari interpretasi citra. Akan tetapi,paling tidak kita bisa mengetahui batasvulkanotektonik Gunung Ungaran. Hal iniditunjukkan oleh kenampakan kelurusan-kelurusan di sebelah utara, selatan, barat dantimur Gunung Ungaran.

Kelurusan tersebut mengindikasikan hadirnyasesar yang mengontrol Gunung Ungaran. Padakelurusan tersebut, terdapat perbedaan litologisec,ra mencolok sekaligus adanya breakmorfologi secara tiba-tiba. Kelurusan tsrsebutkemungkinan juga menjadi daerah recharge unatksistem panasbumi Gunung Ungaran, Secararegional daerah penelitian merupakan daerahdengan curah hujan yang cukup tinggi, yaitu :

2247 nm/ tabtn (DGTL, 2002)

Bukti sesar yang berhasil ditemukan di lapangunantara lain data sesar turun di Daerah Berokan.Data Grupa gores-garis dengan kedudukan N 30oEl50' dan pitch 40o. Sementara itu, di daerahlosari ditemukan gores-garis dengan kedudukan N3o E/15o dan pitch 15o. Lokasi-lokasi tersebut

te;rmuat dalam gambar 1.3.1. (titik berwamamerah).

Di lapangan, sebagian break morfologi yangtampak pada citra bisa dilihat jelas sebagai gawir.Kelurusan besar seperti yang terdapat di daerahGedongsongo dan bagran lain tubuh GunungUngaran tampak sebagai gawir-gawir di lapanganseperti yang terlihat pada gambar 1.3.2.1

KESIMPT'LAN

Batas u6llqanqlsktenik Gunung Ungaranmerupakan batas struktur dimana pada bagianutaran selatarl barat dan timur tubuh GunungUngaran terdapat kelurusan-kelurusan besar yangberupa sesar. Kelurusan-kelurusan tersebut selainmenjadi batas sistem juga kemungkinanmerupakan daerah recharge javh.

Penyebaran kandungan di da€rah porelitian dapatdikenali dari citra satelit dengan menggunakanalgoritma Abram's Ratio. Dari ha.sil pengolahan,terlihat bahwa daerah dengan kandungan besiyang lebih tinggi diperkirakan terdapat padabagian barat laut dan selatan Gunung Ungaran.Sementara inr, daerah yang diperkiratan memilikikandungan lempung yang lebih tinggi terdapatpada bagian tengah Gunung Ungaran dan banyakmelampar ke arah barat laut Akan tetapi, haltersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlakkarena kuwa spektral mineral lempung sebagianoverlap dengan kurva spektral vegetasi.

Anomali panas dikenali dari cita satelit denganmenggunakan saluran 6. Anomali panas yangdapat dikenali dari citra yaitu manifostasi didaerah Gedongsongo. Anomali pada tubuhGunung Ungaran kebanyakan bersifat setempatdan beruhran kecil. Kenampakan anomalikebanyakan berasosiasi dengan kelurusan besaryang sifatnya regional. Manifestasi lain, yaitu :

Diwalq Kaliulo sulit dikenali karena ukurannyakecil dan suhunya tidak mencolok Hal inimengacu pada resolusi spasial saluran 6 IandsatTM yang hanya 120 m€t€r per piksel.

SARAN

Survey anomali panas dengan menggunakan citapenginderaan jauh sebaiknya dilakukan denganmedia citra inframerah termal. Survey denganmenggunakan Landsat mengalami kesulitankarena resolusinya terlalu kecil untuk manifestasi

Page 5: CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3'Ihe 32dIAGI and'fhe 2SdHAGI Annual Conveirtion and Exhibition

di da€rah Ungaran. Citra inframerah termal yangdiambil dari pesawat terbang akan memilikiresolusi spasial yang lebih besar.Delineasi lempung dengan teknik penginderaanjauh, mungkin akan lebih baik jika menggunakancitra ASTER. ASTER memiliki saluran (band)yang peka terhadap refleksi lempung lebih banyakdibandingkan Thematic Mapper.

UCAPAT{ TERIMAKASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada Dewan RisetNasional yang telah membiayai sebagianpanelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997, ER Mapper 5.5 Level OneTraining Workbook, Eaxth ResourcesMapping Level2 West Perth.

Bates, R.L., and Jaclson., J.A., 1987, Glosarry ofGeologt, American Geological Institute,Alexandria Virginia.

Bemmelen, R.W. Van, 1970, The Geologt ofIndonesia, Vol. 1A, General Geologt ofIndoneia and Adjacent Archipelago, 2eEdition, Martinus, Nilhoff, The Haque.

Boogie, I., and MacKen'ie, K.M., 1998, TheApplication of a Volcanic Facies Modelto An Andesitic Stratovolcano HostedGeothennal System at Wayang Windu,Java, Indonesi4 Proceedings of 2dh NewZealand Geothermal Workshop. KingstonMorrison Limited, Auckland, NewT,ealan&

Budiardjo, B., Nugroho, Budihardi, M., 1997,Resource Characteristic of the UngaranField, Central Java, lndonesia,Proceedings of the National Seminar OfHuman Resources Geologist, GeologicalEngineering Mineral Technology Faculty,UPN'ly'eteran", Yogyakarta.

Cochrane, G.R., Mongillo, M.A., Browne, P.RL.,and Deroi& J.P., 1994, Satellite Studies ofWaimangu and Waiotapu GeothermalAreas, TW, Proc. Of the 16h NewZealand Geothermal Workshop,Auckland.

Gillespie, R., 1980, Remate Sensing in Geologt,John Wiley and Sons Inc., New York

De Silva, K. T. U. S.,2001, Mapping of YolcanicSeries Rock Units Using LandsatThematic Mapper Imagery, TroodosOphiolite Complex, Cyprus, Geological

Survey and Mines Bureau No;4, GalleRoa4 Dehiwala Sri Lanka.

Hamlin, K.A., and Prebble, W.M., 1998,Structural Setting and GeomorphicFeatures of Orakeikorako GeothermalField Taupo Volcanic Zone : A RemoteSensing Approach Proccedings Zf Wew

Zealand Geothermal Worluhop 1998,Auckland..

JICA - LEMIGAS, 1994, A Guideline of ImageInterpretation for Oil and GasExploration, The Project on ImageProcessing Tecbnology for Oil and GasStudy, Jakarta.

Kamah, M.Y.o 2001, Pemetaan PerrneabilitasPotensial Sebagai Target Reservoir Pada

Area Pana.sbumi Ulubelu, Lampung(R163), Proceeding of the 5n INAGAAnnual Scientific Conference andExhb iti o n, Yogyakarta.

Lillesand, T.M., and Kiefer, R.W., 1994, RernoteSensing and Image Interpretations 3dedition, John Wiley and Sons [nc., NewYork

Miyazaki, Y., and Urai, M., 2000, GeothermalApplication of Active Volcano aadSurface Temperature Change of UnzenVolcano with Remote Sensing Technique,Proceedings of the World GeothermalCongress 200Q Kyushu - Tohoku.

Mongillo, M.A., Cochrane, G.R., Browne, P.R.L.,1995, Application of Satellite Imagery toExplore and Monitor GeothermalSystems, Proc. Of the World GeothermalCongress I 99 5, Florcnce.

Ramasamy, S.M., Jayakumar, R., Balaji., S., andBalasubramanian, T., 1994, Applicationof Remote Sensing for GeothermalExploration in Southern Indian Penisula,Proc. of the ldh Nq,v ZeatandG eothermal Wo rks hop, Auckland.

Richards, J.A., 1995, Remote Sensing DigitalImage Analysis ; An Introduction, /dedition,Springer-Verlag, Germany.

Ruiz-Armenta, J.R., and Prol-Ledesma, RM.,1995, Identification of HydrothermalAlteration Using Satellite Images in Areaswith Dense Vegetation Cover, Proc. Ofthe World Geothermal Congress 1995,Florence.

Sabins, Jr. F.F.,1987, Remote Sensing : Pritrciplesand Interpretation, W.H. Freeman andCo., San Francisco.

Page 6: CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3The 32dIAGI and The 28dHAGI Annual Conve,ntion and Exhibition

Soetoto, 1999, Interpretasi Citra untuk SurvqtGeologi, PUSPICS, Fakultas GeografiUGM dan BAKOSLIRTANAL,Yogyakarta.

Thaden, R.8., Sumadirdjq H., dan Richards,P.W., 1996, Peta Geologi LanbarMagelang dan Semarang, Jawa,Direktorat Geologi (Geological Survey ofIndonesia), Bandung.

Utami, P. dan Soetoto, 2001, Peran CitraPenginderaan Jauh Dalam PengembanganSumber Daya Panasbumi, ProsidingPertemuan Ilmish Tahunan X MasyarakatPenginderaan Jauh Indonesla, Mataram.

Zen, M.T., Sjarif, M.A., Simatupang, S.H.,Yuniarto, G., 1983, TektogenesaGayaberat dan Daur Magma SepanjungDeretan Gunungapi Ungaran-Merapi diJawa Tengah, Proceedings PIT XII IkatanAhli Geologi Indonesia, Yogyakarta.

Sumber Intemet :

Buchanan, A., 2001, Geologt a New AgeApproach to Mineral Exploration,Satellite Remote Sensing Services,www. dola.wa. gov.au4rome. nsf

Direktorat Geologi Tata Lingkungan, 2002,Potensi Cekungan Airtanah Semarang -Ungaran, Jawa Tengah, www.dptl.co.id

Realnuto, Vincent J., 1995, Thsrmal Anomaly-High Spatial Resolution, Jet FropulsionLaboratory,www. vi nce@"ulcano. iol. nasa. qov

Sheffrrer, 8.J.,1994, The LANDSAT Program:Recent History and Prospects,

. Photogrametric Engineering and RemoteSensing.www. geo. arc.nasa. gov/esdstaffllandsat/

Subedi, N.k, Updnting Geographic InformationUsing High Resolution Remote SensingOptical Imagery, Survey oficer, NationalGeographic Infonnation InfrastructureProject Suwey Deparfinen! Nepalhtqr: //www. gisdevelopment.neVaarsiacrsl2002lvhr/l12.pdf.

Sug4 Y., Yoshimura, Y., Takeuchi, S., andOguro, Y., 2000, Yeification of SurfoceTemperature from Landsat 7/Etm+ Data,Hiroshima Institute of Technology,

' mailto : ysu sa@cc. it-hiroshima. ac.ioThomassen, B., Dawes, P. R., Steenfelt, A., and

Krebs, J.D., 2001, Mineral ExplorationReconnaissanceGreenland,

www. geo.m'u.eduAwarner/teachin gex I 2

4df.Yang, J., and Wang, Y.Q., 2000, Estimation of

Land Surface Temperature UsingLandsat-7 Etm+ 7V"r ol Infrared andWeather Station Data, Dqartmettt ofNatural Resources Science University ofRhode Istand Kingston, RI 02881, USA,iyanl185@postoffrce ,[email protected]

in North-West

Page 7: CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

PROCEEDINGS OF JOINT CON\IENTION JAKARTA 2OO3The 32DdIAGI ard The 2SdltAGI funual Conveirtion and Exhibition

GAMBAR 1: Peta tentatif anomali panas Gunung Ungaran dan sekitarnyaberdasarkan citra Landsat Thematic Mapper saluran 6.

,€FtEF{rt Frlg{

sF€Tiii.llTr

LA'iqrSAr?)t*

L,Asffera€5

ectEt r!:i ry5 ffT::T-li=""a!rFt(F't&n

i*-{

Sitn

et@l1l:

E== @IJf,[email protected]

{Fqi

g1l {t}

Irr!

fl.*

FltatF {J*aislt;E 5F€ErR.6* - .*lrt.JELFitGSH fi{ tuE'ercrr€s

GAMBAR 2: Kurva refleksi spekual dari beberapa materi penutup dengan panjang gelombang daribeberapa cita satelit yang banyak dipakai (Sheftrer, n.i.,tel+j.

A/N

-d++r-!-$.!-

*,r-*.6r*un{_

.--.>-1:-.:IIff@f

Page 8: CITRA LANDSAT TIMMATIC MAPPER*

PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3

The 32dIAGI and The 28dHAGI Annu4l Convention and Exhibition

GAMBAR 3: Peta tentatif kandungan mineral lunpung Gunung Ungaran dan sekitarnyaberdasarkan citra Landsat Thematic Mapper saluran diolah dengar Abram's ratio

GAMBAR A:Peta delineasi keltrrusan berdasarkan citra Landsat Thematic Mapper kompositsaluran 4, 5, 7 beserta interpretasi litologi

GAMBAR 5: Peta tentatif anomali panas Gunung Ungaran dan sekitarnyaberdasarkan cina Iandsat Thematic Mapper saluran 6.

NIIt

*,:;-

a *.***r.sir; .*. "*

-il &!x

Eq G{$hniA*

Elid e