CITIZEN REPORT CARD MALANG JAWA TIMUR · berpendidikan Sekolah Dasar (47,5%), disusul berlatar...

8

Transcript of CITIZEN REPORT CARD MALANG JAWA TIMUR · berpendidikan Sekolah Dasar (47,5%), disusul berlatar...

CITIZEN REPORT CARD

MALANG JAWA TIMUR

1 CITIZEN REPORT CARD

Program Support to CSO merupakan kerja sama PATTIRO dan AIPD. Program ini memberikan

dukungan kepada jaringan CSO di wilayah kerja untuk meningkakan kapasitas mereka dalam mempen-

garuhi perumusan kebijakan penganggaran untuk per-baikan pelayanan dasar.

Untuk kepentingan tersebut, PATTIRO memberikan pendampingan kepada jaringan CSO di

wilayah kerja untuk melakukan survei penilaian masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan dasar. Model

penilaian dilakukan dengan menggu-nakan instrumen Citizen Report Card (CRC).

Dari survei ini diharapkan diperoleh penilaian berdasarkan persepsi masyarakat yang menggu-

nakan ketiga jenis layanan di sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar. Hasil survei CRC dapat

dimaknai juga sebagai bentuk akuntabilitas sosial unit layanan terkait. Lebih jauh, melalui survei ini dihara-

pkan jaringan CSO yang ada di wilayah kerja dapat memanfaatkan hasil survei untuk mendorong perbai-

kan pelayanan.

Sampel pada survey CRC ini adalah Rumah Tangga (RT). Jumlah

sampel yang ditetapkan pada survey ini adalah 400 Rumah Tangga (mewakili

100-200 ribu jiwa) per Kabupaten dengan menggunakan margin error

sebesar 0,05 atau 5%. Ke-400 RT tersebut merupakan hasil kumpulan

responden dari 20 desa. Dari setiap desa dipilih secara acak 2 RW dan dari

setiap RW kemudian dipilih secara acak 10 Rumah Tangga.

Penentuan populasi digunakan pendekatan Slovin atau yang dikenal dengan

Rumus Slovin (1960) atau Formula Yamane:

n = N/[1+N(e)2]dimana n= jumlah sampel, N = jumlah po-pulasi, dan e = angka margin error.

Dengan demikian, jika satu kabupaten memiliki penduduk 483.731 jiwa (N),

Margin error (e) adalah 5% atau (0,05) maka n atau jumlah sampel yang

ditentukan adalah 400 Rumah Tangga (RT).

Survei ini bertujuan untuk:

(i) mendapatkan gambaran penilaian warga terhadap

pelayanan publik yang diterima atas layanan publik bidang

pendidikan, kesehatan dan infrastruktur;

(ii) merumuskan rekomendasi perbaikan layanan berdasarkan

hasil peni-laian warga yang akan disampaikan kepada pemberi

layanan/SKPD-pemerintah terkait;

(iii) mendorong penyedia layanan untuk melakukan perbaikan

pelayanan yang terkait langsung dengan hasil survei CRC.

Bentuk perbaikan pelayanan yang dimaksud adalah perbaikan

kebijakan, prosedur, administrasi dan anggaran.

TUJUAN

METODE

TUJUAN

PROFIL RESPONDEN

Penilaian ini dilakukan melalui beberapa

tahapan berikut: survei, verifikasi, data input,

analisis, penyusunan laporan dan diseminasi.

Selain itu, hasil yang diperoleh akan digunakan

oleh jaringan CSO untuk mempengaruhi kebijakan

anggaran dan mendorong perbaikan pelayanan

dasar di wilayah kerja (advokasi).

Satuan responden adalah rumah tangga. Mayoritas responden adalah laki-laki (74,3%) dan perempuan sebanyak 25,8%.

Usia mereka rata-rata 27-46 tahun (36%), ada yang dibawah 17 tahun sebanyak 1%. Tingkat pendidikan responden mayoritas

berpendidikan Sekolah Dasar (47,5%), disusul berlatar pendidikan SMP (27,25%). Mata pencaharian KK responden CRC di

Kabupaten Malang mengaku memiliki pekerjaan lai-lain (41,25%), selanjutnya berprofesi sebagai petani (25,50%), disusul berpro-

fesi sebagai pegawai swasta (24,25%). Pengeluaran rata-rata responden per bulan hanya Rp. 1 juta atau kurang (45,50%).

Dapat disimpulkan bahwa responden survei CRC di Kabupaten Malang mayoritas adalah masyarakat kalangan bawah

dan rentan. Dengan tingkat PDRB per kapita Rp. 5,9 juta dapat disimpulkan bahwa mereka hidup di wilayah dengan kondisi

perekonomian yang berada di bawah rata-rata nasional.

Berbagai kondisi tersebut juga mengindikasi-kan pentingnya penyediaan layanan dasar oleh pemerintah bagi mereka.

Dengan APBD per kapita yang berada di bawah rata-rata nasional, Rp. 2,776 juta per tahun 2013, rata-rata APBD nasional per

kapita sebesar Rp. 3,069 juta diperkirakan optimalisasi anggaran pemerintah untuk menyediakan layanan dasar menjadi sangat

penting.

FIGUR - 1 di atas menggambarkan tahapan yang dilakukan. Intensitas tertinggi ada

pada tahapan survei dan pelaporan. Hasil survei didiseminasikan ke pihak terkait.

SURVEI

Verifikasi

DataInput

Pelaporan

Diseminasi

ANALISIS

FIGUR - 1

2CITIZEN REPORT CARD

PELAYANAN SOSIAL DASAR

Survei untuk pelayanan sosial dasar diarahkan pada unit pelayanan di sektor kesehatan dan pendidikan. Penilaian berdasarkan persepsi warga menghasilkan angka yang bera-gam untuk masing-masing aspek.

Hasil survei terhadap keseluruhan aspek menunjuk-kan hasil bahwa persepsi responden terhadap pelayanan pendidikan tidak berbeda jauh kecuali untuk sebagian aspek. Akses. Survey menemukan bahwa unit layanan pendidikan dianggap yang paling mudah diakses menurut responden (65%) dibandingkan dengan unit layanan kesehatan (39,2%). Penilaian tersebut diberikan untuk pelayanan pendidikan Sekolah Dasar. Sementara untuk akses pelayanan pendidi-

Aspek Kesehatan Pendidikan

Akses Mudah 39.25 65.0

Tenaga Layanan Hadir Tepat Waktu

87.5 92.3

Biaya (Gratis) 10.0 49.8

Menyampaikan Keluhan

33.0 48.0

Tindak Lanjut Keluhan Segera

52.0 59.9

Partisipasi - 75.0

Sarana Sesuai Kebutuhan

33.8 82.0

Kualitas Sarana Baik

57.3 82.0

Ada Diskriminasi 3.70 2.00

Kepuasan 85.7 69.5

Kemanfaatan 64.7 43.0

Tabel - 1 Penilaian Berdasarkan Aspek

Sumber: Laporan CRC Kab. Malang, PATTIRO, 2014.

kan SMP/MTs hanya6,5% responden saja yang mengaku mudah diakses. Sedangkan unit layanan kesehatan yang mudah diakses adalah Puskesmas (52.75%), kedua adalah Pustu (15,75%). Tenaga layanan. Tenaga layanan hadir tepat waktu pada unit layanan pendidikan (kehadiran guru) lebih tinggi (92,3%) dibandingkan dengan unit layanan kesehatan (Puskesmas) sebesar 87.5%. Namun kecepatan pelayanan tenaga medis dianggap cepat dalam melayani (92%). Tenaga pendidik ada pada saat jam belajar juga sangat tinggi, yaitu sebesar 94%. Kunjungan tenaga medis kepada ibu hamil menurut sebagian besar responden (77,50%) menyatakan pernah tidak pernah ada kunjungan tenaga medis selama kehamilan. Pengenaan Biaya. Dibandingkan dengan pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan dianggap paling baik terutama dari aspek pengenaan biaya, meskipun angkanya di bawah 50%. Sebanyak 49.8% responden menyatakan tidak dikenakan biaya (gratis untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Sementara untuk pelayanan kesehatan dasar jumlah reponden yang menyatakan tidak dikenakan biaya sebanyak 10%. Mereka yang mengaku tidak dikena-kan biaya adalah yang memiliki kartu Jamkesda.Menyampaikan keluhan. Survey menemukan belum banyak responden yang pernah menyampaikan keluhan. Pada pelayanan kesehatan, responden yang pernah menyampaikan keluhan lebih rendah (33%) dibandingkan dengan pelayanan pendidikan (48%). Mereka yang pernah menyampaikan keluhan lebih banyak menyampaikannya secara langsung kepada unit layanan Puskesmas sebanyak 17,4%.Tindak lanjut keluhan. Keluhan yang disampaikan responden segera ditindaklanjuti oleh penyedia layanan pendidikan dinyatakan oleh 59,9%

responden. Sedangkan pelayanan kesehatan lebih rendah angkanya yaitu 52%. Di pelayanan kesehatan, masih banyak keluhan yang disampaikan responden tidak pernah ditindaklanjuti (18,40%). Partisipasi. Survei tidak menanyakan perihal keterli-batan responden untuk pengambilan keputusan terkait layanan kesehatan, Namun untuk pendidikan, sebanyak 75% responden menyatakan selalu dilibat-kan dalam rapat sekolah, hanya 4,75% saja yang menyatakan tidak pernah tidak pernah dilibatkan.Ketersediaan sarana. Ketersediaan sarana keseha-tan sesuai kebutuhan jauh lebih rendah (33,8%) dibandingkan dengan sarana pendidikan yang mencapai angka 82% responden.Kualitas sarana. Kualitas sarana pelayanan pendidi-kan dianggap lebih baik (82%) dibandingkan dengan sarana kesehatan yang hanya dinyatakan oleh 57,3%. Untuk respon perbaikan bila ada kerusa-kan, sarana kesehatan dianggap lebih cepat, kurang dari 6 bulan (76%) dibandingkan dengan sarana pendidikan (67%). Diskriminasi. Survey menemukan bahwa ada 3,7% responden yang mengalami diskriminasi di pelayanan kesehatan, di pelayanan pendidikan ada 2%. Tingkat kepuasan terhadap kualitas layanan. Meskipun kualitas sarana pendidikan lebih baik, namun tingkat kepuasan pelayanan pendidikan lebih rendah dibandingkan pelayanan kesehatan.Sebanyak 85,7% responden menyatakan puas dengan pelayanan kesehatan, dan hanya 69,50% yang menyatakan puas terhadap pelayanan pendidikan.

3 CITIZEN REPORT CARD

INFRASTRUKTUR DASAR

Selain pelayanan sosial dasar, survei juga dilakukan

terhadap infrastruktur dasar, ter-masuk infrastruk-

tur untuk pelayanan sosial dasar (pendidikan dan

kesehatan). Survei dilakukan kepada responden

yang sama untuk medapatkan penilaian oleh

pengguna yang sama terhadap penyediaan

masing-masing infrastruktur.

Respon Pemerintah terhadap persoalan infrastruktur. Survey menemukan bahwa persoa-

lan infrastruktur yang paling cepat responnya

adalah penerangan listrik (42,97%), disusul

pelayanan air bersih (25,32%).

Infrastruktur terbaik versi responden. Infrastruktur pendidikan (bangunan sekolah)

dinilai oleh 40% responden terpelihara dengan

baik, disusul infrastruktur jalan kecamatan

(13,2%).Sementara untuk sarana kesehatan hanya

dinilai baik oleh 8,4% responden.

Infrastruktur terburuk versi responden. Survey

menemukan bahwa jalan kampung atau desa

dianggap infrastruktur yang paling buruk, perbai-

kan dan pemeliharaannya oleh sebagian besar

responden (63,2%). Sebanyak 4,3% responden

menyatakan sarana air berih kondisinya terburuk.

(lihat Diagram - 3)

Ada apa dengan air bersih? Sebanyak 56%

responden mengaku mudah mendapatkan air

bersih, namun mereka harus mengeluarkan biaya

atau membeli untuk mendapatkannya. Sebanyak

42% responden menyatakan tidak perlu membeli

karena mereka menggunakan air bawah tanah.

Hasil survey menemukan masih ada 1,3%

responden yang sulit mendapatkannya, mereka

harus berjalan kaki kurang lebih 1 km, bahkan ada

yang harus menggunakan kendaraan lebh dari 1

km.

Dampak pembangunan infrastruktur terhadap ekonomi. Dari sisi dampak, 69,7% responden

menyatakan pembangunan infrastruktur berdapak

positif terhadap peningkatan ekonomi, sisanya

sebanyak 30,3% mengaku kehidupan ekonomi

mereka tidak terpengaruh oleh kondisi infrastruk-

tur yang ada.

Survei juga menemukan bahwa sebagian besar

responden (65,3%) menyatakan puas

dengankondisi infrastruktur yang tersedia, seban-

yak 27% menyatakan kurang puas. Hanya 0,5% saja

yang menyatakan tidak puas.

0 10 20 30 40 50Keamanan 0.7

Transportasi 0.26Adm. Desa 4.6

Pelayanan Dasar 1.53Jalan Desa 2.56Pendidikan 6.91Kesehatan 13.55

Penerangan 42.97Air Bersih 25.3

Sampah 1.53

Diagram - 1Respon Terhadap Persoalan Infrastruktur

Sumber: Laporan CRC Kab. Malang, PATTIRO, 2014.

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Kantor Pemda 1.8Sarana Transportasi 0.3

Pasar 1Kantor Kec. 1

Kantor desa 5.6Listrik 14.2

Transportasi 1.8Air Bersih 5.8

Saluran Irigasi 0.5Jalan Kec/Kab 13.2

Jalan kampung/desa 6.6Sarana Kesehatan 8.4Bangunan Sekolah 40

Diagram - 2Kondisi Infrastruktur Terbaik

Sumber: Laporan CRC Kab. Malang, PATTIRO, 2014.

0 10 20 30 40 50 60 70 80Kantor polisi/Keamanan 0.6

Tempat Sampah Umum 6

Kantor Kecamatan 0.3

Saranan Transportasi 0.9

Saluran Irigasi 3.2

Jalan Kampung/Desa 63.2

Bangunan Sekolah 5.5

Diagram - 3Kondisi Infrastruktur Terburuk

Sumber: Laporan CRC Kab. Malang, PATTIRO, 2014.

Sumber: Laporan CRC Kab. Malang, PATTIRO, 2014.

4CITIZEN REPORT CARD

REKOMENDASI

Survei CRC ini menghasilkan sejumlah peni-laian

warga berdasarkan persepsi mereka. Terdapat 4

rekomendasi utama yang diusulkan untuk perbai-

kan pelayanan, yaitu

Mengoptimalkan unit layanan kesehatan dan pendidikan. Puskesmas merupakan unit layanan

yang paling mudah diakses oleh warga, saat ini

pelayanannya masih perlu ditingkatkan, terutama

pada penyediaan layanan persalinan (Poned)

dalam upaya menurunkan AKI.

Meningkatkan pengawasan dan mengefektifkan sistem penanganan keluhan. Untuk memastikan

bahwa tenaga layanan bekerja sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditetapkan, maka satuan

kerja perlu meningkatkan kualitas pengawasan

dan mengefektifkan sistem penanganan keluhan

dari warga.

Mendorong inisiatif desa untuk per-baikan infrastruktur jalan. Survei terhadap kondisi

infrastruktur menemukan persepsi terhadap

infrastruktur terburuk adalah jalan kampung/desa.

Untuk mengatasi kelangkaan anggaran, Pemkab

Malang perlu mendorong inisiatif warga untuk

memanfaatkan Alokasi Dana Desa ketika UU Desa

efektif berlaku dan swadaya masyarakat. Begitu

juga dengan penyediaan air bersih, kecuali untuk

wilayah geografis yang memang sulit, diperlukan

pendalaman persoalan secara khusus.

Efektifitas anggaran untuk pelayanan dasar. Anggaran untuk pelayanan dasar difokuskan untuk

penyelesaian persoalan yang ada.

5 CITIZEN REPORT CARD

TINDAK LANJUT

Untuk memastkan rekomendasi di atas, maka perlu disepakati tindaklanjut atas temuan-

temuan yang diperoleh dari survei CRC. Tabel-3 di bawah ini dapat membantu menyusun rencana

tindak lanjut untuk memecahkan beberapa persoalan berdasarkan tiga rekomendasi umum di atas.

Tabel - 3 Daftar Rencana Tindak

6CITIZEN REPORT CARD