Ciri-Ciri Program BK Prisos

4
Ciri-Ciri Program Bimbingan Pribadi-Sosial Ciri-ciri program bimbingan yang baik menurut Miller (Uman Suherman dan Dadang Sudrajat, 1998 : 23), yaitu : 1; Disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata siswa. 2; Diatur menurut skala prioritas berdasarkan kebutuhan siswa. 3; Dikembangkan secara berangsur-angsur dengan melibatkan semua unsur petugas. 4; Mempunyai tujuan yang ideal tetapi realistis. 5; Mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan di antara semua staf pelaksana. 6; Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. 7; Penyusunannya disesuaikan dengan program pendidikan dan pengajaran di sekolah yang bersangkutan. 8; Memberikan kemungkinan pelayanan kepada seluruh siswa. 9; Memperlihatkan peran yang penting dalam menghubungkan sekolah dengan masyarakat. 10; Berlangsung sejalan dengan proses penilaian baik mengenai program, kemajuan siswa yang dibimbing, dan kemajuan pengetahuan, kemampuan serta sikap para petugas pelaksananya. 11; Menjamin keseimbangan dan kesinambungan pelayanan bimbingan. Dewa Ketut dan Desak Made (1990:14-16) mengemukakan beberapa keuntungan yang diperoleh dengan program bimbingan yang terencana, yaitu : 1; Tujuan setiap langkah bimbingan akan lebih jelas. 2; Setiap petugas bimbingan akan menyadari peranan dan tugasnya.

description

ciri-ciri

Transcript of Ciri-Ciri Program BK Prisos

Page 1: Ciri-Ciri Program BK Prisos

Ciri-Ciri Program Bimbingan Pribadi-Sosial

Ciri-ciri program bimbingan yang baik menurut Miller (Uman Suherman

dan Dadang Sudrajat, 1998 : 23), yaitu :

1; Disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata siswa.

2; Diatur menurut skala prioritas berdasarkan kebutuhan siswa.

3; Dikembangkan secara berangsur-angsur dengan melibatkan

semua unsur petugas.

4; Mempunyai tujuan yang ideal tetapi realistis.

5; Mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan di antara

semua staf pelaksana.

6; Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan.

7; Penyusunannya disesuaikan dengan program pendidikan dan

pengajaran di sekolah yang bersangkutan.

8; Memberikan kemungkinan pelayanan kepada seluruh siswa.

9; Memperlihatkan peran yang penting dalam menghubungkan

sekolah dengan masyarakat.

10; Berlangsung sejalan dengan proses penilaian baik mengenai

program, kemajuan siswa yang dibimbing, dan kemajuan

pengetahuan, kemampuan serta sikap para petugas

pelaksananya.

11; Menjamin keseimbangan dan kesinambungan pelayanan

bimbingan.

Dewa Ketut dan Desak Made (1990:14-16) mengemukakan beberapa

keuntungan yang diperoleh dengan program bimbingan yang terencana,

yaitu :

1; Tujuan setiap langkah bimbingan akan lebih jelas.

2; Setiap petugas bimbingan akan menyadari peranan dan tugasnya.

Page 2: Ciri-Ciri Program BK Prisos

3; Penyediaan fasilitas akan lebih sempurna.

4; Pemberian pelayanan lebih teratur dan memadai.

5; Memungkinkan lebih eratnya komunikasi dengan berbagai pihak

yang berkepentingan dengan kegiatan bimbingan.

6; Adanya kejelasan kegiatan bimbingan di antara keseluruhan

kegiatan program sekolah.

Pengembangan program bimbingan di sekolah memegang peranan

penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan di

sekolah. Pengembangan program bimbingan di sekolah, ada beberapa

hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

1; Karakteristik para peserta didik serta kebutuhan akan bimbingan

dan konseling.

2; Dasar dan tujuan lembaga pendidikan bersangkutan.

3; Kemampuan lembaga dalam menyediakan dana dan fasilitas yang

diperlukan.

4; Lingkup sasaran dan prioritas kegiatan.

5; Jenis kegiatan dan layanan yang perlu diprioritaskan.

6; Ketersediaan tenaga profesional untuk melaksanakan kegiatan

bimbingan dan konseling.

Page 3: Ciri-Ciri Program BK Prisos

DAFTAR PUSTAKA

Surya, M. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Depdikbud DirjenDikti PPLPTK Jakarta.

Winkel, W. S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prayitno. (1987). Profesional Konseling dan Pendidikan Konselor. Padang:FIP IKIP.

Nayak, A. (1997). Guidance and Counseling. New Delhi: Aph Publishing Corporation.

Nurihsan, J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Muqodas, I. (2011). Efektivitas Model Service Quality Untuk MeningkatkanKualitas Layanan Bimbingan dan Konseling. Tesis pada Program Studi Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sudjana, N & Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Ketut, D dan Made, D. (1990). Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan diSekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Nicole A. Healy, Tammy H. Scheidegger, Amy L. Ridley Meyers, and KarenFriedlen. (2009). The Relationship Between Psychological Birth Order and Romantic Relationships. American Counseling Association Annual Conference and Exposition, March 19-23, Charlotte, North Carolina. [online]. Tersedia: http://.sagepub.com/cgi/relationship/ /2009/3/19-23.

Schneiders, A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York:Rinehart & Winston.

Page 4: Ciri-Ciri Program BK Prisos

http://bkkonselor.weebly.com/bimbingan-pribadi-sosial.html