Circulating System

28
I. PENDAHULUAN Peralatan sirkulasi merupakan salah satu bagian utama dari komponen rig, yang mempunyai tugas membantu peralatan pemutar dalam operasi pembuatan lubang. Peralatan tersebut untuk menyediakan dan mengatur bahan – bahan lumpur yang sesuai serta memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pekerjaan sirkulasi. Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa bagian yang utama, antara lain : Drilling fliud. Tangki baja. Mud pump. Surface line. Alat pengkondisi. 1.2 Drilling Fluid. Drilling fluid merupakan suatu campuran khusus yang berbentuk cairan, cairan ini yang selalu disirkulasikan dari tangki penampung lewat saluran tekan, stand pipe, rotary hose, swivel, Kelly, drill pipe, drill collar, bit dan keluar lewat annulus sambil membawa potongan-potongan tanah (cutting) sampai dipermukaan keluar lewat over flow kemudian masuk ke tangki. Bb.Bud/migas/05 1

description

in indonesian language

Transcript of Circulating System

Page 1: Circulating System

I. PENDAHULUAN

Peralatan sirkulasi merupakan salah satu bagian utama dari

komponen rig, yang mempunyai tugas membantu peralatan pemutar

dalam operasi pembuatan lubang. Peralatan tersebut untuk menyediakan

dan mengatur bahan – bahan lumpur yang sesuai serta memberikan

fasilitas yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pekerjaan sirkulasi.

Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa bagian yang utama, antara lain :

Drilling fliud.

Tangki baja.

Mud pump.

Surface line.

Alat pengkondisi.

1.2 Drilling Fluid.

Drilling fluid merupakan suatu campuran khusus yang berbentuk

cairan, cairan ini yang selalu disirkulasikan dari tangki penampung lewat

saluran tekan, stand pipe, rotary hose, swivel, Kelly, drill pipe, drill collar,

bit dan keluar lewat annulus sambil membawa potongan-potongan tanah

(cutting) sampai dipermukaan keluar lewat over flow kemudian masuk ke

tangki.

Annulus adalah ruangan antara dinding lubang dengan batang bor, yang

mempunyai tugas sebagai jalan bagi zat cairan pemboran (mud) beserta

dengan potongan-potongan tanah (cutting) untuk kembali kepermukaan.

Fungsi drilling fluid yaitu :

Mengagkat cutting dari dasar lubang sampai permukaan.

Mengimbangi tekanan formasi.

Menahan dinding lubang agar tidak runtuh.

Sebagai media logging.

Sebagai media informasi.

Sebagai pelumas/pendingin bit dan rangkaian bor.

Sebagai penggerak motor pada turbo drilling.

Bb.Bud/migas/05 1

Page 2: Circulating System

Menahan cutting dan material pemberat saat sirkulasi berhenti.

Apat mengurangi beban dari berat rangkaian bor.

1.3 Tangki baja.

Tangki-tangki baja untuk lumpur biasanya berjumlah antara dua

sampai empat. Susunan ini merupakan pengaturan yang lebih baik untuk

keperluan sirkulasi dibandingkan dengan bak tanah (mud pit). Tangki-

tangki lumpur haruslah cukup besar untuk memungkinkan luas

pengendapan yang memadai jika pengendapan diperlukan. Demikian juga

harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk menampung volume

lumpur dalam sistem pekerjaan-pekerjaan pada waktu drill pipe sedang

berada didasar pada kedalaman yang dituju, dan harus masih mempunyai

cadangan lumpur bila terjadi lost circulation serta harus masih memiliki

ruang untuk menampung kenaikkan volume lumpur oleh tendangan gas

dari dalam sumur.

1.4 Pompa Lumpur (Mud Pump).

Dalam pemboran umumnya digunakan pompa 2 type yaitu pompa

piston dan pompa plunger, tetapi yang paling umum adalah pompa piston.

Fungsi mud pump adalah untuk mensirkulasikan lumpur pemboran pada

tekanan dan volme yang diinginkan.

1.5 Surface line.

Surface line merupakan saluran penghubung yang dilewati cairan

pemboran mulai dari tangki penampung sampai ke pompa dan ke swivel

atau dari atas lubang sumur sampai ketangki lagi. Surface line biasanya

berupa pipa bertekanan tinggi, check valve dan fibrator house, yang

mampu dilewati cairan pemboran bertekanan.

1.6 Alat Pengkondisi.

Alat pengkondisi terletak diatas tangki lumpur dan didekat rig, alat

ini merupakan perlengkapan khusus yang berguna untuk mengkondisikan

lumpur agar sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan.

Macam-macam alat pengkondisi lumpur diantaranya yaitu :

Bb.Bud/migas/05 2

Page 3: Circulating System

- Shale Shaker.

- Sand Trap

- Degasser.

- Desander.

- Desilter.

- Mud gas separator.

Bb.Bud/migas/05 3

Page 4: Circulating System

II. PERALATAN SIRKULASI.

2.1 Tangki Lumpur Dan Kolam Cadangan.

Kotak-kotak baja berbentuk segi empat yang digunakan untuk

menampung dan mengatur cairan pengeboran setelah kelar dari lubang

bor. Pada umumnya semua kolam Lumpur serupa kecuali pada tangki

tempat pengkondisi, tangki ini dinamakan shaker pit atau tangki

pengendapan.

Kolam cadangan (reserve pit) adalah kolam tanah yang berfungsi

untuk nampung serbuk bor (cutting) dari dalam sumur bor, bahan

pembuangan dan sebagainya disimpan disebut “slush pit”, serta untuk

menampung zat cair pemboran ekstra bila diperlukan pada saat suasana

gawat saat pemboran disebut “duck nest”.

Gambar 1 Susunan Tangki Berdasar Fungsinya.

2.1.1 Volume yang diperlukan.

Volume tangki baja yang diperlukan untuk suatu rig berbeda dasar

perhitungannya dibanding dengan perhitungan volume lumpur untuk di

bak tanah. Satu jalan jika ditentukan volume minimum di sistem dan

Bb.Bud/migas/05 4

Page 5: Circulating System

dipelihara sifat-sifat lumpur yang optimum, maka perhitungan didasarkan

pada :

- Volume lumpur harus tersedia dapat untuk mengisi lubang,

apabila drill stem dicabut dengan cabut basah dan lumpur dari

dari dalam string terbuang. Setelah dipergunakan untuk pengisian

drill string tersebut lumpur didalam tangki harus masih tersisa

dengan jumlah tertentu untuk safety (100 bbl).

- Lumpur ditangki harus diperhitungkan volume yang tidak dapat

diisap dari tangki ± 1.5 feet dari dasar lubang.

- Selama drilling lumpur di tangki maksimum boleh diisi 1 feet

sampai 2 feet di bawah puncak bibir tangki.

- Perhitungan volume lumpur minimum tangki diperhitungkan tidak

termasuk volume sand trap.

Perhitungan volume lumpur minimum dapat dihitung dengan persamaan

dibawah ini :

- Volume lumpur yang harus diisikan pada drill pipe :

Vol.DP = Panjang DP x (displ DP + Cap DP)

- Volume lumpur yang harus diisikan pada drill collar :

Vol.DC = Panjang DC x (displ DC + Cap DC)

- Total volume lumpur yang diisikan :

Vol.TOTAL = Vol.DP + Vol.DC

- Volume Lumpur di tangki yang harus dapat diisap minimal :

Vol.MIN = Vol.TOTAL + Safety.

Karena sifatnya volume minimal maka volume lumpur belum termasuk

extra yang diperlukan untuk antisipasi well kick atau lost circulation.

Bb.Bud/migas/05 5

Page 6: Circulating System

2.2 Pompa Lumpur (Mud Pump).

Sesuai dengan fungsinya pompa lumpur merupakan jantung dari

suatu kegiatan pemboran, untuk mensirkulasikan lumpur pemboran dari

tangki di permukaan sampai dasar sumur dan kembali lagi ke tangki

lumpur. Jenis pompa di dalam pemboran pada umumnya digunakan

pompa 2 type yaitu pompa piston dan pompa plunger, tetapi yang paling

umum adalah pompa piston.

Fungsi mud pump adalah untuk mensirkulasikan Lumpur pemboran

pada tekanan dan volme yang diinginkan. Dari type piston umumnya

adalah double acting (psiton bekerja pada dua pihak), duplex (dua buah

psiton) dan triplex (tiga piston). Pompa triplex single acting yang

mempunyai tiga piston dan masing-masing liner mempunyai satu valve

tekan dan satu valve isap. Gerakan pompa triplex ini lebih cepat bila

dibandingkan dengan gerakan pompa duplex yaitu antara 1,5 sampai 2

lebih cepat akibatnya diperlukan pengisian lumpur ke ruang liner dari

tangki dengan cepat pula. Oleh sebab itu pompa triplex bila digunakan

untuk operasi masih membutuhkan pompa centrifugal sebagai

supercharging.

Pompa piston mempunyai keunggulan-keungggulan sebagai berikut :

Dapat dilalui fluida yang mengandung kadar solid tinggi dan

abrasive.

Ruang kelpnya dapat dilalui oleh padatan-padatan yang kasar

ukurannya (missal material-material lost circulation).

Kerja dan pemeliharaannya mudah, liner, piston dan valve dapat

diganti dilapangan oleh crew drilling (bukan hali khusus pompa).

Dengan menggunakan ukuran liner dan piston yang berbeda-beda

didapat range volume dan tekanan yang besar.

Kerugian utamanya adalah tekanan dan aliran naik turun tidak tetap pada

lubang keluar pompa, yang memberikan pembebanannya periodic pada

pipa keluar pompanya. Hal ini dapat dikurangi dengan memberikan ruang

udara (air chamber) pada lubang keluarnya.

Bb.Bud/migas/05 6

Page 7: Circulating System

Dalam pemboran pompa-pompa dapat digunakan bersamaan lebih

dari satu, yang disambung secara parallel atau seri. Untuk pemboran

dangkal system parallel lebih umum, karena tekanan sirkulasi tak perlu

terlalu besar sedang rate sirkulasi harus besar, diameter lubang besar dan

pemboran cepat.

2.2.1 Terminology Pompa.

Penampang pompa duplex atau triplex dapat dibagi menjadi dua

bagian yaitu power end dan fluid end.

Power mempunyai fungsi merubah gerakkan mekanis berputar dari

putaran motor diubah menjadi gerakan horizontal (maju mundur) secara

bergatian untuk semua torak.

Fluid end mempunyai fungsi merubah tenaga mekanis menjadi tenaga

hydrolis, dengan menghasilkan jumlah kapasitas aliran serta bertekanan

tinggi.

Spesifikasi pompa :

Type.

Max. diameter liner.

Panjang stroke.

IHP rating.

Khusus pompa duplex harus ada diameter rod

Contoh :

Pompa Triplex.

T - 100 HP – 7” x 10”

Triplex

Max. IHP rating.

Max. diameter liner.

Panjang stroke.

Pompa Duplex

G 700 Duplex 8” x 14” – 2 5/8”

Bb.Bud/migas/05 7

Page 8: Circulating System

Max IHP rating.

Duplex

Max diameter liner.

Panjang stroke.

Diameter rod.

Gambar 2. Fluid End Triplex Single Acting.

Bb.Bud/migas/05 8

Page 9: Circulating System

Gambar 3. Fluid End Duplex Double Acting.

2.2.2 Saluran Isap Pompa.

Kontruksi saluran isap pada pompa lumpur harus dibuat agar

permukaan lumpur terhadap pompa harus dapat memberikan tekanan

yang positip, karena letak permukaan lmpur lebih tinggi dari posisi piston

pompa (positive head). Terbentuknya positive head pada saluran isap

dapat dibedakan dua sistem saluran isap yaitu :

- Floodded suction.

Sistem saluran isap yang menyalurkan lumpur masuk ke linner

pompa hanya karena gaya gravitasi.

- Charged suction.

Sistem saluran isap yang pengaliran lumpur ke dalam linner

pompa dibantu diberikan tekanan dengan pompa centrifugal.

Postive head ini sewaktu piston bergerak langkah isap akan terus di ikuti

lumpur dibelakangnya tanpa ada ruangan yang kosong, jika terjadi

Bb.Bud/migas/05 9

Page 10: Circulating System

kelambatan pengisian lumpur pada saat piston bergerak mengisap maka

akan terjadi knocking sewaktu piston bergerak berubah ke langkah tekan.

Akibat bila terjadi knocking adalah :

- Menurunkan effisiensi volumetric.

- Menurunkan usia pakai dari bagian-bagian pompa.

- Power end dari pompa dapat rusak.

Knocking adalah suara ketukan yang menunjukkan pompa tigak bekerja

secara baik. Knocking ini ada beberapa macam pada umunya disebut

disebut valve hammer, valve knock dan fluid hammer.

Masalah yang perlu diperhatikan untuk saluran isap :

- Saluran isap system flooded suction ukuran pipa diusahakan

sebesar mungkin tetapi tidak lebih kecil dari 8”.

- Jarak tangki dan pompa sebaiknya sedekat mungkin.

- Saluran isap sebaiknya lurus.

- Letak saluran isap tidak boleh terlalu tinggi dari permukaan

lumpur.

- Letak saluran isap di tangki jangan terlalu dekat dengan dasar

tangki.

2.2.3 Suction Pulsation Dampener.

Peralatan ini dapat meredam dan menstabilkan tekanan saluran

isap maka dapat mencegah menurunkan volumetric sfficiency pompa dan

mencegah problem knocking.

Jenis dari section pulsation dampener :

- Open suction dampener.

- Air chamber type suction dampener.

- Precharged suction dampener.

2.2.4 Saluran Tekan.

Pada saluran tekan dilengkapi dengan discharge pulsation

dampener untuk meredam gelombang tekanan Lumpur.

Pemasangan pulsation dampener harus sedekat mungkin dengan fluid

end dan diberikan precharge nitrogen dengan tekanan yang cukup sesuai

petunjuk pabrik pembuat.

Bb.Bud/migas/05 10

Page 11: Circulating System

2.2.5 Pressure Relief Valve.

Peralatan ini mempunyai fungsi untuk melindungi pompa dan

disharge line jika ada tekanan berlebihan yang mungkin terjadi. Relief

valve ini akan mampu membuka atau membuang tekanan bila tekanan

pipa di discharge melebihi tekanan yang telah direncanakan bekerja untuk

relief valve tersebut.

Jenis relief valve yaitu :

- Shear type relief valve.

- Automatic reseting relief valve.

Gambar 4. Relief Valve.

2.3 Surface line.

Surface line merupakan saluran penghubung yang dilewati cairan

pemboran mulai dari tangki penampung sampai ke pompa dan ke swivel

atau dari atas lubang sumur sampai ketangki lagi. Surface line biasanya

berupa pipa bertekanan tinggi, check valve dan fibrator house, yang

mampu dilewati cairan pemboran bertekanan lebih dari 5.000 psi.

Fungsi fibrator house yaitu :

- Meredam getaran dari pompa.

- Sebagai saluran penghubung dari tangki ke pompa.

- Dapat menghubungkan saluran yang berbeda tingginya.

Bb.Bud/migas/05 11

Page 12: Circulating System

2.3.1 Stand Pipe.

Stand pipe merupakan pipa baja yang ditegakkan dimenara secara

vertikal disamping dari derrick atau mast untuk menghubungkan discharge

line dengan rotary hose dan goose neck menyambung pada stand pipe.

Stand pipe ini memungkinkan untuk gerakan swivel dan rotary house

bergerak vertical ke atas dan kebawah. Pada bagian bawah stand pipe

terdapat saluran rangkaian pengatur aliran lumpur disebut manifold yang

berfungsi untuk mengatur ke peralatan pencegah sembur liar dan ke ball

nipple.

2.3.2 Rotary House.

Rotary house merupakan selang karet didalamnya beranyam baja

yang sangat kuat dan harus mampu menahan tekanan tinggi, yang

dihubungkan pada stand pipe dan swivel. Karena rotary house berfungsi

untuk menyambung antara stand pipe dan swivel maka harus lemas untuk

gerakkan bebas secara vertical keatas atau kebawah.

Bb.Bud/migas/05 12

Page 13: Circulating System

Gambar 5. Drilling Fluid Circulating system.

Bb.Bud/migas/05 13

Page 14: Circulating System

III. ALAT PENGKONDISI.

Alat pengkondisi terletak diatas tangki lumpur dan didekat rig, alat

ini merupakan perlengkapan khusus yang berguna untuk mengkondisikan

lumpur agar sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan.

Macam-macam alat pengkondisi lumpur diantaranya yaitu :

- Shale Shaker.

- Sand Trap

- Degasser.

- Desander.

- Desilter.

- Mud gas separator.

Gambar 6. Susunan Peralatan Pengkondisi Lumpur.

3.1 Shale Shaker.

Shale shaker yaitu saringan yang bergetar dan ditempatkan diatas

tangki bagian paling ujung dengan saluran dari sumur. Fungsinya untuk

memisahkan potongan-potongan dari batuan (cutting) yang besar-besar

dari dalam lumpur yang baru keluar dari lubang sumur. Potongan-

potongan yang tidak kita inginkan dapat merusak peralatan system

Bb.Bud/migas/05 14

Page 15: Circulating System

peredaran jika tidak dikeluarkan dari lumpur, potongan-potongan ini akan

juga akan memutup saluran tangki-tangki lumpur.

Mud box.

Adalah bak yang berfungsi untuk menerima aliran dari sumur dan

mengalirkan serta meratakan ke permukaan saringan.

Basket assembly.

Adalah vibrating assembly tempat dudukan deck saringan dipasang

dimana ia digetarkan untuk menyaring lumpur agar padatan terbuang.

Basket ini didudukan pada pengisolir getaran seperti perlingkar atau karet.

Macam-macam konstruksi bentuk basket yaitu :

- Fixed Horizontal Basket terdiri dari 3 macam type yaitu single deck

single screen, single deck double creen dan double deck double

screen. Jenis basket ini terpasang permanen mendatar.

- Fixed Sloping Basket terdiri dari 2 macam type yaitu single deck single

sreen, single triple screen. Jenis ini terpasang permanen dengan posisi

miring.

- Adjustable Position Basket jenis ini posisi kemiringan dapat diatur

menyesuaikan kombonasi flow rate serta kekentalan cairan dan jumlah

cutting yang tersaring agar penyaringan terlaksana optimal.

Skid assembly.

Adalah bagian-bagian pengisolir getaran duduk pada suatu

kontruksi pendukung yang sekaligus juga dipakai untuk mengatur arah

aliran yang diinginkan dan juga merupakan tempat kedudukan pengisolir

getaran.

3.1.1 Screen motion.

Gerakkan sreen mengontrol kemampuan ketajaman penyaringan,

kecepatan gerakkan dari cutting, kapasitas pemisahan padatan dan

kapasitas fluida yang dapat disaring. Bentuk dan arah axial dari gerakkan

vibrator sepanjang deck tergantung dari posisi relatif vibrator di deck dan

Bb.Bud/migas/05 15

Page 16: Circulating System

arah putaran dari vibrator. Ada beberapa 3 jenis pemasangan vibrator

yaiyu :

- Dipasang ditengah dekat dengan screen, dengan pesangan

vibrator tersebut akan menimbulkan gerakkan melingkar.

Kecepatan gerak cutting pada deck horizontal tergantung arah

putaran, frequensi vibrator dan amplitudo motion. Pemasanga

vibrator jenis ini dapat dilihat pada gambar 7 a.

- Dipasang ditengan diatas deck, akan menimbulkan gerakkan elep

dikedua ujung shaker dan gerakkan melingkar ditengah shaker.

Kecepatan gerak cutting tergantung axis dari elips, kemiringan

screen dan arah putaran. Pemasanga vibrator jenis ini dapat

dilihat pada gambar 7 b.

- Dipasang diatas deck tetapi agak kedepan dari titik tengah,

dengan pemasangan jenis ini akan menimbulkan gerakkan lurus,

kecepatan gerak cutting tergantung pada kemiringan gerakkan

axis, kemiringan screen dan frequensi vibrator. Pemasanga

vibrator jenis ini dapat dilihat pada gambar 7 c.

Gambar 7 Shale shaker motion.

Conventional shale shaker mempunyai vibrator dengan G force kurang

dari 3 dan untuk shale shaker dengan screen halus nilai G force antara 4

sampai 6. Untuk jenis shale shaker yang modern dengan screen 210

mesh sampai 325 mesh nilai G force vibratornya 7 sampai 7,3.

Bb.Bud/migas/05 16

Page 17: Circulating System

3.1.2 Capasity shale shaker.

Shale shaker mempunyai capacity limit jika shale shaker beroperasi

melebihi kapasitasnya lumpur akan terbuang bersama solid. Capacity ini

dapat didefinisikan memadai bila screen tidak buntu pada ukuran saringan

yang diharapkan dan lumpur tidak tumpah keluar. Adapun capacity limit

pada shale shaker ada 2 capasitas limit yaitu :

- Solid capacity limit yaitu maximum solid yang dapat diambil

atau dipisahkan. Biasanya solid capacity dilampaui member

lapisan lunak, gummy formation.

- Liquid limit control yaitu maximum GPM capacity dari

bermacam-macam lumpr yang masih dapat disaring tetapi tidak

tumpah. Liquid limit control merupakan ukuran screen terkecil

yang dapat dipakai untuk kecepatan sirkulasi tertentu.

Kedua capacity limit tersebut berbeda-beda untuk setiap shale shaker

tergantung dari shaker design.

3.1.3 Screen.

Screen yang umum dipergunakan diperminyakan ada 4 macam

bentuk yaitu :

- Plain square weave.

- Rectangular opening.

- Plain dutch weave.

- Twilled square weave.

Dari ke macam tersebut yang sering digunakan adalah square

mesh dan rectangular. Untuk menyaring aliran langsung dengan partikel-

partikel yang sama menggunakan square mesh. Rectangulae mesh untuk

pembukaan yang besar, gunanya untuk mencegah kebuntuan oleh

material cutting dan lain-lain yang besar. Macam-macam screen dalam

dilihat pada gambar 6. Untuk pemilhan screen yang akan digunakan

tergantung dari shaker design, mud properties, debit pompa (flow rate).

Untuk ukuran saringan 30 mesh sampai dengan 40 mesh adalah standard

shale shaker conventional, sedangkan 80 mesh sampai dengan 120 mesh

merupakan jenis shale shaker baru untuk pemboran yang dalam dan ROP

Bb.Bud/migas/05 17

Page 18: Circulating System

rendah dengan drilled solid yang tersaring terbuang berukuran 95 micron

atau lebih.

Derrick equipment Co memberikan 2 jenis screen untuk pengendali drilled

solid 74 micron lebih atau 40 micron lebih yaitu sandwich screen yang

halus 2 lapis untuk menghindari kebuntuan oleh cutting seperti yang

terjadi pada conventional screen, sedangkan pyramid screen dan pyramid

plus screen merupakan screen berseign bergelombang sehingga mapu

meningkatkan kapasitas penyaringan sampai 150 %.

Gambar 8. Macam-macam screen

Standard penkodean screen oleh API.

Didalam penkodean ukuran screen menurut API menganjurkan

penkodean daftar mesh, ukuran celah dan prosentase open area.

Penkodean API adalah :

80 x 80 ( 178 x 178, 31,4 )

Square nominal.

178 micron pada kedua sisi.

Open area.

Bb.Bud/migas/05 18

Page 19: Circulating System

Gambar 9. Shale shaker.

3.2 Sand Trap

Sand trap merupakan bagian tangki pertama yang dilewati lumpur

pemboran dan berfungsi untuk membuang padatan yang mengendap

setelah lumpur keluar dari shale shaker atau mud gas separator. Tangki

ini berukuran kecil dan kemiringan dinding adalah 45o atau lebih kecil, dan

dibawahnya memiliki valve pembuangan padatan yang dapat dibuka dan

ditutup cepat. Perangkap pasir ini sangat membantu mengendapkan

partikel besar, apabila ada kebocoran pada shale shaker yang bocor agar

partikel besar tidak masuk ke system sirkulasi lainnya.

3.3 Degasser.

Degasser adalah alat yang berguna untuk memisahkan gas yang

terlarut dalam lumpur pemboran. Dalam mesihkan gas alat ini bekerja

terus menerus.

Gas harus dipisahkan dari lumpur karena agas dapat menyebabkan :

- Menurunkan berat jenis lumpur.

- Merendahkan effisiensi pompa.

- Merendahkan tekanan hydrostatis lumpur.

- Memperbanyak isi tangki.

Bb.Bud/migas/05 19

Page 20: Circulating System

- Menimbulkan kebakaran.

Jika tidak dipisahkan dalam kondisi yang tidak diinginkan, gas-gas yang

berjumlah besar akan memasuki sumur bor, maka bisa terjadi kick dan

dapat mengakibatkan semburan liar (Blowout).

Gambar 10. Degasser.

3.4 Desander.

Desander merupakan alat yang berguna untuk memisahkan pasir

yang berada dalam lumpur pemboran, alat ini terdiri dari beberapa buah

cilinder yang berbentuk kerucut yang disebut hydrocyclone. Cairan

pengeboran dipaksakan lewat hydrocyclone yang mana padatan yang

berat akan terlempar ke dinding cyclone dikarenakan gaya sentrifugal dan

keluar melalui underflow discharge.

Bb.Bud/migas/05 20

Page 21: Circulating System

3.5 Desilter.

Desilter prinsip kerjanya sama dengan desander, tetapi desilter

lebih mampu memisahkan pasir yang sangat halus, keefektipan dalam

mengeluarkan pasir yang sangat halus ini dapat mengurangi keausan

peralatan yang dilewati oleh lumpur pemboran. Sehingga usia pakai

peralatan tersebut menjadi lebih lama, selain dapat mengurangi keausan

peralatan sirkulasi juga dapat meringankan berat jenis lumpur.

Gambar 11. Desander dan Desilter

3.6 Mud Gas Separator.

Merupakan alat pemisah gas yang terbebas dari lumpur pemboran,

alat ini berbentuk silinder besar yang tegak ditempatkan dekat tangki

lumpur yang dihubungkan saluran dari Back Pressure manifold (BPM)

dengan pipa bertekanan tinggi.

Fungsi Mud Gas Separator yaitu :

- Memisahkan gas bebas yang berjumlah besar dari lumpur.

- Menyalurkan gas yang mudah terbakar memalui pipa

bertekanan tinggi menuju ke flare untuk dilakukan pembakaran.

- Menyelamatkan lumpur pemboran yang masih dapat

digunakan lagi dengan menyalurkan kembali keperlengkapan

degasser.

Bb.Bud/migas/05 21

Page 22: Circulating System

Bb.Bud/migas/05 22