Cidera t Belakang

16
TRAUMA MEDULA SPINALIS

description

trauma

Transcript of Cidera t Belakang

Slide 1

TRAUMA MEDULA SPINALIS Trauma Medula Spinalis suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh benturan pada daerah medulla spinalis (Brunner & Suddarth, 2001).

Trauma medulla spinalis adalah buatan kerusakan tulang dan sumsum yang mengakibatkan gangguan sistem persyarafan didalam tubuh manusia yang diklasifikasikan menurut Marilyn E. Doengoes, 1999;338) sebagai :Komplet (kehilangan sensasi dan fungsi motorik total)Tidak Komplet (campuran kehilagan sensori dan fungsi motorik)

Klasifikasi

1. Berdasarkan dari besar kecilnya kerusakan anatomis atau berdasarkan stabil atau tidak stabil.Major Fracture

. Minor Fracture

2.Berdasarkan penyebabKlasifikasi SCI berdasarkan penyebabnya adalah traumatic dan non- traumatic spinal cord injury.

3. Berdasarkan letak traumaCervical SpineThoracic SpineThoracolumbar SpineLumbosacral Spine

4. Berdasarkan mekanismeKlasifikasi berdasar mekanisme ini dibagi dua yakni complete dan incomplete.

5. Klasifikasi menurut American Spinal Injury Association (ASIA) impairement scale (modifikasi dari klasifikasi frankle) (Chin, 2013)Membagi 5 grade , A-E

6. Berdasarkan level

7. Berdasarkan klasifikasi lain (Hanafiah, 2007)Metode Klasifikasi DennisMetode ini dipakai untuk menilai fraktur didaerah torakolumbal dan daerah cervical.Metode Klasifikasi MagerlKlasifikasi ini dipakai untuk menilai fraktur daerah torakolumbBerdasarkan Gangguan NeurologikKeadaan ini mungkin terjadi karena kompresi dari vertebra, fragmen tulang, atau diskus terhadap struktur neurologik.

PENYEBABWOCMANIFESTASI KLINISCervical (Neck) InjuriesThoracic (Chest Level) InjuriesLumbar Sacral (Lower Back) Injuries

Tanda dan gejala umum: (Bhimji, 2014)Peningkatan tonus otot ( spastisitas )Kehilangan kontrol bowel dan bladder (konstipasi, inkontinensia, dan bladder spasms)Kekebasan (numbness)perubahan sensorinyeriKelemahan dan kelumpuhan (paralysis)

Komplikasi

Perubahan tekanan darah yang ekstrimChronic kidney diseaseKomplikasi dari immobilisasi: Deep vein thrombosis Lung infections. Skin breakdown Muscle contracturesIncreased risk of injury to numb areas of the bodyPeningkatan risiko urinary tract infectionsKehilangan control bladder dan bowelLoss of feelingKehilangan fungsi seksual (male impotence)Muscle spasticityNyeriParalysis dari otot pernafasanParalysis (paraplegia, quadriplegia)Pressure soresShock

Pemeriksaan Penunjang

Haemoglobin and haematocrit levels untuk memonitor kadar kehilangan darahRenal function and electrolytes: dehidrasi.urinalisis untuk mendeteksi terkait cedera genitourinaryX-ray :MRICT myelography

PENATALAKSANAANImmobilisasiStabilisasi MedisMempertahankan posisi normal vertebra (Spinal Alignment)Dekompresi dan Stabilisasi SpinalRehabilitasi.

ASUHAN KEPERAWATANKasus :

Tn. G, usia 28 tahun dibawa oleh polisi ke UGD RSUP M. Djamil Padang setelah mengalami kecelakaan kerja, Tn. G jatuh dari ketinggian 10 m. Selama perjalanan menuju rumah sakit Tn. G mengeluh tidak bisa menggerakkan tangan serta tungkainya dan klien tampak meringis dan kesakitan, skala nyeri 9. Tn. G terlihat sulit bernapas, napas pendek . RR 29 x/menit, TD 90/60mmHg, Nadi 60x/ menit, GCS: 2-4-1,. Dari hasil pemeriksaan nadi lemah, tekanan darah menurun, kesadaran menurun, urine keluar menetes, kandung kemih terisi penuh, . Dari hasil CT Scan terjadi dislokasi C4 , hasil laboratorium AGD PaO2: 78

Diagnosa

Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan kelemahan otot diafragma Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan fungsi motorik Nyeri akut yang berhubungan dengan kompresi sarafPerubahan pola eliminasi urine yang berhubungan dengan kelumpuhan saraf perkemihan