cidera kepala

47
OLEH : PUTRI RARA PEMBIMBING : DR. HYGEA TALITA T. SP.S Referat Cidera kepala

description

cidera kepala

Transcript of cidera kepala

Page 1: cidera kepala

OLEH : PUTRI RARAPEMBIMBING : DR. HYGEA TALITA T. SP.S

Referat Cidera kepala

Page 2: cidera kepala

Menurut Brain Injury Assosiation of America, suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan / benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran, sehingga menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.

Page 3: cidera kepala

Kulit Kepala (SCALP)

Page 4: cidera kepala

Calvaria

Basis Cranii

Tulang Tengkorak

Page 5: cidera kepala

Selaput Otak & Otak Selaput Otak : - Duramater - Arachnoid - Piameter

Page 6: cidera kepala

Otak : - Serebrum - Serebelum - Batang Otak

Page 7: cidera kepala

Sistem Ventrikel & Cairan Cerebrospinal (LCS)

Page 8: cidera kepala

VASKULARISASI OTAK

A. Carotis Interna (80%)

A. Vertebralis (20%)

ARTERI

Page 9: cidera kepala

Vaskularisasi Otak - Arteri

Page 10: cidera kepala

FISIOLOGI

Tekanan Intrakranial N : ± 10 mm Hg Volume Otak Volume LCS Volume Vaskular

Monro Kellie : TIK V otak+V LCS + V Vask. ( + Massa !)

Page 11: cidera kepala
Page 12: cidera kepala

CEDERA KEPALASuatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital atupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.

(Brain injury association of America) • Dewasa muda kecelakaan

kendaraan• Orang tua jatuh• Pria lebih sering daripada wanita 2:1

Page 13: cidera kepala

KLASIFIKASI

CEDERA KEPALA

Mekanisme Cedera

Cedera kepala sedang

Cedera tumpul

Cedera tembus

Cedera kepala ringan

Beratnya Cedera

Fraktur kranium

Morfologi

Cedera kepala berat

Kontusio

Perdarahan

Page 14: cidera kepala

MEKANISME CEDERA

Cedera tumpul Cedera tembus

Page 15: cidera kepala

FRAKTUR KRANIUM

Fraktur Linier

Fraktur Depressed

Fraktur Diastase

Fraktur Kominutif

Berdasarkan gambaran/pola garis fraktur

Berdasarkan lokasi fraktur

Fraktur Konveksitas

Fraktur Basis Kranii

Fraktur tertutup

Fraktur terbuka

Berdasarkan keadaan

perlukaan

Page 16: cidera kepala

Adapun Klasifikasi lain membagi cedera kepala berdasarkan14:

Patologi: Komosio serebri Kontusio serebri Laserasi serebri Lokasi lesi

Lesi diffus Lesi kerusakan vaskuler otak Lesi fokal

Kontusio dan laserasi serebri Hematoma intrakranial

Hematoma ekstradural (hematoma epidural) Hematoma subdural Hematoma intraparenkhimal

• Hematoma subarakhnoid• Hematoma intraserebral• Hematoma intraserebellar

Page 17: cidera kepala

TANDA & GEJALAekimosis periorbital

(Raccoon eyes sign)ekimosis retroaurikuler

(Battle sign) rhinorrhea dan otorrheagangguan nervus kranialis

VII dan VIII (paresis otot wajah dan gangguan pendengaran)

Page 18: cidera kepala

PERDARAHAN INTRAKRANIAL

PERDARAHAN EPIDURAL

PERDARAHAN SUBDURAL

PERDARAHAN

INTRASEREBRAL

Page 19: cidera kepala

PERDARAHAN EPIDURAL• Pengumpulan darah diantara tabula interna dan duramater (ruang epidural)• Fraktur linier laserasi A. meningea media (tersering) atau vena• Bikonveks atau cembung• Gejala klinis khas : interval lucid• Gejala sakit kepala, mual, muntah, penurunan kesadaran, pupil mata anisokor, yaitu pupil ipsilateral melebar, hemiparesa kontralateral.

Page 20: cidera kepala

PERDARAHAN SUBDURAL• Perdarahan yang mengumpul diantara duramater dan arachnoid (ruang subdural)• Robekan pembuluh darah/ vena-vena kecil di permukaan korteks serebri. • Biasanya mengikuti dan menutupi hemisfer otak• Gejala: sakit kepala, mual, muntah, papiledema, pupil anisokor, sampai penurunan kesadaran.

Page 21: cidera kepala

PERDARAHAN INTRASEREBRAL

• Pengumpulan darah fokal diakibatkan oleh cedera regangan atau robekan pembuluh-pembuluh darah intraparenkimal otak.• Kebanyakan dihubungkan dengan kontusio serebri• Gejala defisit neurologis, sakit kepala, muntah, papiledema

Page 22: cidera kepala
Page 23: cidera kepala

BERATNYA CEDERA

GCS SCORE

GCS 13-15 Cedera Kepala Ringan (CKR)GCS 9-12 Cedera Kepala Sedang (CKS)GCS ≤8 Cedera Kepala Berat (CKB)

Page 24: cidera kepala

• >

• Sering, ± 80%• Dintandai sadar penuh & dapat berbicara, namun riwayat disorientasi, amnesia, atau kehilangan kesadaran sesaat.• ± 90% pulih sempurna.• ± 3% perburukan dengan hasil gangguan neurologis hebat. • Gejala sisa yang menetap nyeri kepala kronik, gangguan tidur, dan ingatan.

• ± 10%• Ditandai masih mampu menuruti perintah sederhana, namun tampak bingung atau mengantuk.• Defisit neurologis fokal seperti hemiparesis. • 10-20% perburukan dan jatuh dalam koma.

• ± 10 %• Ditandai tidak mampu melakukan perintah sederhana walaupun status kardiopulmonernya telah stabil.• Memiliki resiko morbiditas dan mortalitas paling besar.

CKR (GCS 13-15)

CKS (GCS 9-12)

CKB (GCS ≤8)

Page 25: cidera kepala

DIAGNOSTIK

Pemeriksaan laboratorium (darah rutin, GDS, analisa gas darah, elektrolit, dll)

Pemeriksaan Radiologi (rontgen kepala, CT scan)

Page 26: cidera kepala

INDIKASI CT SCAN

•Penurunan kesadaran (CKS, CKB)•Defisit neurologis•Luka tembak, bacok pada kepala•Dirawat 1 hari tidak ada perbaikan GCS•Trauma dengan nyeri kepala,muntah, bradikardi, dll yang tidak membaik

Page 27: cidera kepala

INDIKASI CT SCAN PADA CKR

CT Scan diperlukan pada cedera otak ringan (antara lain : adanya riwayat pingsan, amnesia, disorientasi dengan GCS 13-15) dan pada

keadaan berikut :

Faktor resiko tinggi perlu tindakan bedah saraf

Faktor resiko sedang perlu tindakan bedah saraf

Nilai GCS < 15 2 jam setelah cedera

Amnesia sesudah cedera (> 30menit)

Dicurigai ada fraktur depress atau terbuka

Mekanisme cedera berbahaya (mis : pejalan kaki tertabrak kendaraan bermotor, penumpang terlempar dari kendaraannya, jatuh dari ketinggian >3 kaki atau 5 anak tangga

Adanya tanda-tanda fraktur dasar tulang tengkorak (mis : raccoon sign,rinorhea dan otorhea, battle sign)

Muntah ( > 2x episode)

Usia > 65 tahun

Page 28: cidera kepala

HEMATOMEPIDURAL

HEMATOM

SUBDURAL

HEMATOMINTRA SEREBRAL

Page 29: cidera kepala

PENATALAKSANAAN

Page 30: cidera kepala

AIRWAY•Periksa jalan nafas jika ada obstruksi atau benda asing, pasang endotracheal Tube (ETT) atau pipa orofaring, suction

A

BREATHING•Perhatikan laju dan dalam respirasinya, bila tidak mampu respirasi normal berikan oksigen

B

PRIMARY SURVEY

CIRCULATION•Periksa warna kulit, capillary refill time, tekanan darah dan denyut nadi

DISABILITY•Periksa GCS dan refleks pupil

EXPOSURE •Lepaskan pakaian mencari cedera lain yang mungkin ada, E

C

D

Page 31: cidera kepala
Page 32: cidera kepala
Page 33: cidera kepala

SECONDARY SURVEY

Penurunan kesadaran (dari observasi awal)

Mual, muntah, sakit kepala Keluar darah dari hidung/telinga

Fraktur klavikula dan jejas di leherGangguan daya ingat

CT-SCAN kepala

Page 34: cidera kepala

PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK RINGAN (GCS 13-15)

Definisi : Pasien sadar & berorientasi (GCS 13-15)

RIWAYAT

•Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan

·Mekanisme cedera

·Waktu cedera

·Tidak sadar segera setelah cedera

·Tingkat kewaspadaan

·Amnesia : Retrograde, Antegrade

·Sakit kepala : ringan, sedang, berat

Page 35: cidera kepala

Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik

Pemeriksaan neurologis terbatas

Pemeriksaan rontgen vertebra servikal dan lainnya sesuai indikasi

Pemeriksaan kadar alcohol darah dan zat toksik dalam urin

Pemeriksaan CT Scan kepala merupakan indikasi bila memenuhi kriteria kecurigaan perlunya tindakan bedah saraf sangat tinggi

Page 36: cidera kepala

Observasi atau dirawat di RS Dipulangkan dari RS

• CT Scan abnormal

• Semua cedera tembus

• Riwayat hilang kesadaran

• Kesadaran menurun

• Nyeri kepala sedang-berat

• Intoksikasi alcohol/obat-obatan

• Kebocoran likuor: Rhinorrhea, otorhea

• GCS < 15

• Deficit neurologis fokal

· Tidak memenuhi criteria rawat

· Diskusikan kemungkinan kembali ke RS bila memburuk dan berikan kertas observasi

· Jadwalkan untuk control ulang

Page 37: cidera kepala

PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK SEDANG (GCS 9-12)

Definisi : GCS 9-12

Pemeriksaan inisial

•Sama dengan pasien cedera kepala ringan ditambah pemeriksaan darah sederhana

·Pemeriksaan CT Scan kepala pada semua kasus

·Duirujuk ke RS yang memiliki fasilitas bedah saraf

Setelah dirawat inap

•Lakukan pemeriksaan neurologis periodik

·Lakukan pemeriksaan CT Scan ulang bila kondisi pasien memburuk dan bila pasien akan dipulangkan

Page 38: cidera kepala

Bila kondisi membaik (90%) Bila kondisi memburuk (10%)

· Pulang bila memungkinkan

· Control di poliklinik

•Bila pasien tidak mampu melakukan perintah sederhana lagi, segera lakukakn pemeriksaan CT scan ulang dan penatalaksanaan selanjutnya sesuai protocol cedera kepala berat

Page 39: cidera kepala

PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK BERAT (GCS 3-6)

Definisi : Pasien tidak mampu melakukan perintah sederhana karena kesadaran yang menurun (GCS 3-8)

Pemeriksaan dan penatalaksanaan

•Primary survey : ABCDE

·Secondary survey

·Rujuk ke RS dengan fasuilitas Bedah Saraf

·Reevaluasi neurologis : GCS

Page 40: cidera kepala

NON FARMAKOLOGI

Cairan intravena Ringer Laktat atau garam fisiologis

Tidak sadar asupan oral ditunda terlebih dahulu

Kepala dielevasikan 20-30Hiperventilasinutrisi

Page 41: cidera kepala

FARMAKOLOGIManitol Steroid Antibiotik Antikonvulsan

Page 42: cidera kepala

KRANIOTOMIPembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial.Biasanya dilakukan untuk menghilangkan tumor, mengevakuasi bekuan darah, atau mengontrol hemoragi.

Page 43: cidera kepala

INDIKASI KRANIOTOMI

Volume massa hematoma mencapai >40 ml di daerah supratentorial atau >20 cc di daerah infratentorial

Kondisi pasien yang semula sadar semakin memburuk secara klinis, serta gejala dan tanda fokal neurologis semakin besar

Terjadi gejala sakit kepala, mual, muntah yang semakin menghebat

Pendorongan garis tengah >3mmTerjadi kenaikam TIK >25 mmHgTerjadi penambahan ukuran hematom pada

pemeriksaan ulang CT ScanTerjadi gejala akan terjadinya herniasi otak

Page 44: cidera kepala

KOMPLIKASI

Kejang pasca traumaDemam dan mengigil/ infeksiHidrosefalusSpastisitasAgitasiPerubahan perilakuSindroma post kontusio

Page 45: cidera kepala

prognosis

Mortalitas pasien dengan peningkatan tekanan Intrakranial > 20 mmHg selama perawatan mencapai 47%, sedangkan TIK di bawah 20 mmhg kematiannya 39%. 17% asien sakit cedera kepala berat mengalami gangguan kejang- kejang dalam dua tahun pertama post trauma. a

Page 46: cidera kepala

Apabila penanganan pasien yang mengalami cedera kepala sudah mendapat terapi yang agresif, terutama pada anak-anak biasanya memiliki daya pemulihan yang baik. Penderita yang berusia lanjut biasanya mempunyai kemungkinan yang lebih rendah untuk pemulihan dari cedera kepala (American college of surgeon,1997). Selain itu lokasi terjadinya lesi pada bagian kepala pada saat trauma juga sangat mempengaruhi kondisi kedepannya bagi penderita.

Page 47: cidera kepala

Daftar pustaka

McQuillan PM, Allman KG, Wilson IH. Oxford American Handbook of Anesthesiology 1st Ed. New York: Oxford University Press; 2008.

Smith ML, Grady MS. Neurosurgery. Schwarrt’z Principles of Surgery. 8th ed. McGraw-Hill;2005. 1615-205 Elf K. Secondary Insults in Neurointensivecare of Patients With Traumatic Brain Injury. Dissertations.

Uppsala University; 2005. Soertidewi Lyna,dkk. Konsensus Nasional; Penanganan Trauma Kapitits dan Trauama Spinal. Perhimpunan

Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta 2006, hlm:1 – 18. Clayton TJ, Nelson RJ, Manara AR. Reduction in mortality from severe head injury following introduction of a

protocol for intensive care management. British Journal of Anaesthesia; 2004. 93. h. 761–7. Dadowu TS. Journal of Traumatic Brain Injury: Definition, Epidemiology, Pathophysiology; 2007. h. 1-6. Dunn LT, Teasdale GM. Head Injury. Oxford Textbook of Surgery.2nd ed. Volume 3. Oxford Press;2000 Steiner LA, Andrews PJD. Monitoring the injured brain: ICP and CBF. British Journal of Anaesthesia; 2006.

97. h. 26–38. Euliano TY, Gravenstein JS. Essential Anesthesia From Science to Practice. New York: Cambridge University

Press; 2004. Bendo AA. Anesthesia for the Patient with an Intracranial Mass Lesion. ASA Refresher Courses in

Anesthesiology; 2002. 30. h. 15-26. Pinnock C, Lin T, Smith T. Fundamentals of Anaesthesia. London: Greenwich Medical Media Ltd; 2001.h. 78-

89. Whitfield Peter C, et al. Head Injury; A Multy Diciplinary Approach. Cambridge University Press.

Cambridge.2009 Ugan R, Yogen A. Preoperative assesment of neurosurgical patients. Anesthesia and Intensive Care

Medicine; 2010. 11. h. 357-62. Bajamal AH. Perawatan Cidera Kepala Pra Dan Intra Rumah Sakit. In : Pendidikan Kedokteran

Berkelanjutan Ilmu Bedah Saraf. 2005 Mishra LD, Rajkumar N, Hancock SM. Current controversies in neuroanaesthesia, head injury management

and neurocritical care. Continuing Education in Anaesthesia, Critical Care & Pain; 2006. 6. h. 79-82. Warner DS. Anesthesia for Craniotomy. Canadian Journal of Anesthesia; 2002. 49. h. 1–8. Gregory T, Wilson SR. Anaesthesia for Neurosurgery. Anesthesia and Intensive Care Medicine; 2010. 11. h.

363-5. Bruder N, Ravussin P. Recovery from Anethesia and Postoperative Extubation of Neurosurgical Patients.

Journal of Neurosurgical Anethesiology; 2001. 11. h. 282-93. Koenig HM. Anesthesia for Awake Intracranial Procedures. Advances in Anesthesia; 2006. 24. h. 127–48. Kendall R, Menon DK. Anaesthesia and intensive care medicine. Abingdon: The Medicine Publishing

Company; 2007. Saline or Albumin for Fluid Resuscitation in Patients with Traumatic Brain Injury the New England Journal of

Medicine; 2007. 357. h. 874-84. Andrews S. European society of intensive care medicine study of therapeutic hypothermia for intracranial

pressure reduction after traumatic brain injury. Trials; 2011. 12. h. 8.