Chlorella (2014)

download Chlorella (2014)

of 18

Transcript of Chlorella (2014)

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    1/18

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah utama di

    masyarakat. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

    sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi

    lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan

    diastolik 90 mmHg.1

    Hipertensi merupakan penyakit yang sudah menjadi masalah dunia dengan

    total penderita 690 juta jiwa. Di Amerika Serikat 50 juta orang (1 dari 4 orang

    dewasa) memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg atau diastolik >90 mmHg.1,2

    Hipertensi berhubungan erat dengan berbagai risiko komplikasi. Jumlah

    penderita hipertensi di India pada tahun 2000 sekitar 60,4 juta pada laki-laki dan 57,8

    juta pada wanita. Penderita ini diperkirakan akan meningkat menjadi 107,3 juta

    penderita pada tahun 2025. Pada beberapa negara lain di Asia,pada tahun 2000

    tercatat 38,4 juta orang penderitahipertensi dan pada tahun 2025 diperkirakan akan

    meningkat menjadi 67,4 juta orang.2

    Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Departemen

    kesehatan (Depkes) tahun 2009 menunjukkan kejadian hipertensi dan penyakit

    kardiovaskular cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari

    perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi, serta

    kurangnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan hipertensi. Tingginya angka

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    2/18

    2

    hipertensi juga dipengaruhi oleh kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas, pola makan

    yang tidak sehat, obesitas dan stres.

    2

    Pengobatan hipertensi diperlukan untuk mengontrol tekanan darah dengan

    menggunakan antihipertensi. Selain antihipertensi yang biasa diberikan dokter,

    ternyata banyak pasien menggunakanherbal atau kombinasi konvensional-herbal.

    Faktanya, terdapat rumah sakit yang melayani konsultasi herbalseperti RS Puri

    Mandiri dan RS Harapan Bunda yang membuka Unit TCM (Traditional Chinese

    Medicine) diwilayah Jakarta.

    3

    Dunia (WHO)

    memperkirakan bahwa 80% penduduk dunia masih

    menggantungkan dirinya pada pengobatan tradisionaltermasuk penggunaan obat

    yang berasal dari tanaman.Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan

    menggunakan

    tanaman berkhasiat obat sebagai salahsatu upaya dalam menanggulangi masalah

    kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasarpada pengalaman

    dan keterampilan yang secara turuntemurun telah diwariskan dari satu generasi ke

    generasiberikutnya.

    3

    Salah satu upaya penanggulangan hipertensi dengan bahan alam atau herbal

    yang dapat digunakan adalah mikroalga hijau spesies Chlorella. Hal ini dibuktikan

    selain dengan adanya penelitian-penelitian uji klinis juga dengan diproduksinya

    suplemen makanan menggunakan bahan dasar Chlorella, yang kemudian beredar di

    masyarakat dengan nama Sun Chlorella.4

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    3/18

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1Chlorella

    A. Definisi

    Chlorella berasal dari bahasa latin chloros yang berarti hijau dan ella yang

    berarti kecil. Chlorellasudah berada di bumi sejak masa pre cambrian kira-kira

    2,5 milyar tahun yang lalu. Tumbuhan ini merupakan yang pertama kali memiliki

    bentuk sel berinti dimana kelangsungan generasinya yang dapat mencapai zaman

    modern merupakan tanda kestabilan dan ketangguhan sifat genetiknya.5

    Keutuhan genetiknya dijaga oleh kekuatan kulitnya, yaitu senyawa selulosa

    dan ligma. Chlorella mampu bertahan dalam kondisi apapun karena tingkat

    ketahanan genetis dan mekanisme perbaikan DNA-nya yang tinggi. Hal ini

    membut Chlorelladapat bertahan di cuaca dan iklim yang bervariasi, mulai dari

    iklim tropis, sub-tropis, dingin, bahkan di kutub.5

    A. Klasifikasi6

    Nama Chlorella berasal dari zat bewarna hijau (chlorophyll) yang juga

    berfungsi sebagai katalisator dalam proses fotosintesis. Chlorelladikategorikan

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    4/18

    4

    ke dalam kelompok alga hijau yang memiliki jumlah generasi sekitar 450 dan

    jumlah spesies lebih dari 750. Chlorella diklasifikasikan sebagai berikut:

    Phylum : Chlorophyta

    Kelas : Chlorophyceae

    Ordo : Chlorococcaales

    Family : Chlorellacea

    Genus : Chlorella(Bougis, 1979)

    Menurut habitat hidupnya ada dua macam Chlorella, yaitu Chlorella yang

    hidup di air tawar maupun yang hidup di air laut. Contoh Chlorellayang hidup di

    air laut adalah C. minutissima, C. vulgaris, C. pyrenoidosa, C. virginica.

    B. Morfologi

    Bentuk sel bulat atau bulat telur, merupakan alga bersel tunggal, tetapi

    kadang-kadang dijumpai bergerombol. Diameter selnya berkisar 2-8 mikron,

    berwarna hijau karena klorofil merupakan pigmen yang dominan, dinding selnya

    keras terdiri atas selulosa dan ligma. Sel ini mempunyai protoplasma yang

    berbentuk cawan.7

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    5/18

    5

    Dalam selChlorella mengandung 50% protein, lemak serta vitamin A, B, D,

    E dan K disamping juga terdapat klorofil yang befungsi sebagai katalisator dalam

    proses fotosintesis. Sel Chlorellaumumnya dijumpai sendiri dan kadang-kadang

    bergerombol.6,7

    C. Sifat-sifat ekologi dan fisiologi

    Chlorellabersifat kosmopolit yang dapat tumbuh dimana-mana, kecuali pada

    tempat yang sangat kritis bagi kehidupan. Alga ini dapat tumbuh pada salinitas 0-

    35 ppt. Salinitas 10-20 ppt merupakan salinitas optimum untuk pertumbuhan alga

    ini. Alga ini masih dapat bertahan hidup pada suhu 400C, tetapi tidak tumbuh.

    Kisaran suhu 25-300C merupakan kisaran suhu yang optimal.

    6,7

    Umumnya Chlorella bersifat planktonis yang melayang di dalam perairan,

    namun beberapa jenis Chlorella juga ditemukan mampu bersimbiosis dengan

    hewan lain misalnya Hydra dan beberapa Ciliata air tawar seperti Paramecium

    bursaria.6

    Alga ini berproduksi secara aseksual dengan pembelahan sel, tetapi juga dapat

    dengan pemisahan utospora dari sel induknya. Reproduksi sel ini diawali dengan

    pertumbuhan sel yang membesar. Periode selanjutnya adalah terjadinya

    peningkatan aktivitas sintesa sebagai bagian dari persiapan pembentukan sel

    anak, yang merupakan tingkat pemasakan awal. Tahap selanjutnya terbentuk sel

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    6/18

    6

    induk muda yang merupakan tingkat pemasakan akhir, yang akan disusul dengan

    pelepasan sel anak.

    8

    D. Prinsip kultur

    Chlorella merupakan mikro alga sehingga dalam dunia pembenihan sering

    hanya disebut alga. Kultur Chlorella murni atau monospesifik species dimulai

    dari kegiatan isolasi kemudian dikembangkan secara sedikit demi sedikit secara

    bertingkat. Media kultur yang digunakan mula-mula hanya beberapa liter saja,

    kemudian berangsur-angsur meningkat ke volume yang lebih besar hingga

    mencapai skala massal.8

    Kultur hingga volume 3 liter masih dilakukan didalam laboratorium sehingga

    sering disebut dengan kultur skala laboratorium. Selanjutnya dilakukan kultur

    outdoor yang dapat mencapai volume 60-100 liter yang merupakan tahapan

    kultur selanjutnya. Karena kultur ini menggunakan proses yang bertingkat-

    tingkat dari volume kecil ke volume yang lebih besar, maka prinsip kultur ini

    disebut dengan kultur bertingkat atau berlanjut.9

    Kultur massal Chlorella dilakukan diwadah terbuka yang digunakan berupa

    bak beton berkapasitas 50 ton. Bak dilengkapi dengan pipa pemasukan dan pipa

    pengeluaran air serta aerasi. Pipa aerasi diletakkan didasar bak agar fitoplankton

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    7/18

    7

    teraduk dengan sempurna sehingga setiap sel mendapat sinar matahari yang

    merata.

    9

    Pertumbuhan Chlorella sangat erat kaitannya dengan ketersediaan hara makro

    dan mikro serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Faktor-faktor lingkungan

    yang berpengaruh terhadap pertumbuhan Chlorellaantara lain cahaya, suhu,

    tekanan osmotik, dan pH air. Kultur Cholorella skala laboratorium biasanya

    memerlukan kondisi lingkungan terkendali. Hal ini dimaksudkan agar

    pertumbuhannya optimal sehingga didapatkan bibit yang bermutu tinggi untuk

    skala kultur selanjutnya.8,9

    E. Fase Perkembanganbiakan kultur7,8,9

    Perkembangbiakan fitoplankton dalam media kultur dapat diamati dengan

    melihat pertambahan besar ukuran sel fitoplankton atau dengan mengamati

    pertambahan jumlah sel dalam satuan tertentu. Cara kedua lebih sering

    digunakan untuk mengetahui perkembangbiakan fitoplankton dalam media

    kultur, yaitu dengan menghitung kelimpahan atau kepadatan sel fitoplankton dari

    waktu ke waktu.

    Selama pertumbuhannya fitoplankton dapat mengalami beberapa fase

    pertumbuhan, yaitu :

    1. Fase lag (fase istirahat)

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    8/18

    8

    Dimulai setelah penambahan inokulum ke dalam media kultur hingga

    beberapa saat sesudahnya. Pada fase ini peningkatan paling signifikan terlihat

    pada ukuran sel karena secara fisiologis fitoplankton menjadi sangat aktif.

    Proses sintesis protein baru juga terjadi dalam fase ini. Metabolisme berjalan

    tetapi pembelahan sel belum terjadi sehingga kepadatan sel belum meningkat

    karena fitoplankton masih beradaptasi dengan lingkungan barunya.

    2.Fase logaritmik (fase eksponensial)

    Fase ini dimulai dengan pembelahan sel dengan laju pertumbuhan yang

    meningkat secara intensif. Bila kondisi kultur optimum maka laju

    pertumbuhan pada fase ini dapat mencapai nilai maksimal dan pola laju

    pertumbuhan dapat digambarkan dengan kurva logaritmik. Menurut

    Isnansetyo dan Kurniastuty

    3. Fase penurunan laju pertumbuhan

    Pembelahan sel tetap terjadi pada fase ini, namun tidak seintensif fase

    sebelumnya, sehingga laju pertumbuhan juga mengalami penurunan

    dibandingkan fase sebelumnya.

    4. Fase stasioner

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    9/18

    9

    Pada fase ini laju reproduksi dan laju kematian relatif sama. Penambahan dan

    pengurangan jumlah fitoplankton seimbang sehingga kepadatannya relative

    tetap (stasioner).

    5. Fase kematian

    Fase ini ditandai dengan laju kematian yang lebih besar daripada laju

    reproduksi sehingga jumlah sel mengalami penurunan secara geometrik.

    Penurunan kepadatan sel fitoplankton ditandai dengan perubahan kondisi

    optimum yang dipengaruhi oleh suhu, cahaya, pH media, ketersediaan hara,

    dan beberapa faktor lain yang saling terkait satu sama lain.

    F. Pemanenan

    Berdasarkan pola pertumbuhan phytoplankton, maka pemanenan

    phytoplankton harus dilakukan pada saat yang tepat yaitu pada saat

    phytoplankton tersebut mencapai puncak populasi. Apabila pemanenan

    phytoplankton terlalu cepat atau belum mencapai puncak populasi, sisa zat hara

    masih cukup besar sehingga dapat membahayakan organisme pemangsa karena

    pemberian phytoplankton pada bak larva kebanyakan dengan cara memindahkan

    massa air kultur phytoplankton. Sedangkan apabila pemanenan terlambat maka

    sudah banyak terjadi kematian phytoplankton sehingga kualitasnya turun. Khusus

    untuk phytoplankton jenis Chlorella pemanenan dilakukan pada saat 4 hari

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    10/18

    10

    karena phytoplankton tersebut mencapai puncak populasi pada saat hari ke 4

    setelah pembibitan maka sebaiknya segera dipanen.

    7,9

    Pemanenan phytoplankton dapat dilakukan dengan berbagai macam alat

    sesuai dengan kebutuhan dan jumlah phytoplankton. Adapun peralatannya antara

    lain: centrifuge, plate separator dan berbagai macam filter. Pemanenan dapat

    dilakukan secara total atau sebagian. Apabila panen dilakukan sebagian,

    phytoplankton yang telah siap dipanen diambil sebanyak 2/3 bagian. Kemudian

    kedalam sisa phytoplankton yang 1/3 bagian tersebut ditambahkan air laut

    dengan salinitas tertentu (10-20 ppt). selanjutnya dilakukan pemupukan sekitar

    dosis. Panen sebagian ini sebaiknya dilakukan tidak lebih dari tiga kali pada bak

    budidaya yang sama, setelah itu harus dilakukan panen total.7,8

    G. Bahan aktif

    Mikroalgae dapat diandalkan sebagai sumber protein karena mengandung

    asam-asam amino cukup lengkap. Tidak hanya sebagai sumber protein sel

    tunggal (single cell protein), bahan makanan dari mikroalgae kualitasnya jauh

    lebih baik dari bahan protein nabati, karena mengandung hampir semua

    vitamin.5,6

    Alga hijau (Chlorophyceae) seperti Chlorella adalah sumber protein sel

    tunggal yang baik. Bila diproses dengan baik, dapat dicerna dengan baik oleh

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    11/18

    11

    mamalia dan nilainya lebih tinggi dari protein nabati, yaitu sebesar 80% casein.

    Makanan dari ganggang hijau dan biru tersebut gizinya lebih baik dari sayuran

    hijau karena mengandung vitamin B12. Sayuran hijau biasanya tidak

    mengandung vitamin B12. Vitamin ini sebenarnya juga tidak disintesa oleh alga

    hijau. Alga tersebut menyerap vitamin B12 yang dikeluarkan oleh bakteri di

    perairan.7

    Chlorella kaya akan asam amino, karbohidrat kompleks (10-20 g), vitamin,

    mineral, RNA (sampai 10%), DNA(3%), klorofil (3-7 g), fitonutrient dan

    karotenoid, enzim (termasuk di dalamnya pepsin untuk pencernaan), polisakarida

    dan Chlorella Growth Factor (CGF).6

    Mineral pada Chlorella terdiri dari besi (53 g), kalsium (94 g), potassium

    (1360 g), magnesium (264 g), sodium (50 g) dan fosfor (1680 g). Chlorella

    mempunyai kadar klorofil yang paling tinggi jika dibandingkan dengan alga

    hijau dan tumbuhan lainnya. Klorofil pada Chlorella dapat mencapai 7% dari

    total berat badan dan jauh 5 sampai 10 kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan

    dengan Spirulinadan 10 kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan denganAlfafa.6

    Asam amino pada Chlorella terdiri dari dua yaitu, asam amino essensial dan

    asam amino non-essensial. Asam amino essensial terdiri dari isoleusin (2230 g),

    leusin (5070 g), methionine (1300 g), fenilalanin (2910 g), threonin (2800 g),

    tryptophan (1180 g) dan valin (3230 g). Sedangkan asam amino non-essensial

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    12/18

    12

    terdiri dari alanine (4550 g), arginine (3670 g), asam aspartat (5210 g), sistein

    (790 g), histidin (1200 g), asam glutamate (6670 g), glisin (3360 g), prolin (2810

    g), serin (2370 g), tirosin (2400 g).6

    Untuk vitamin sendiri, Chlorella mengandung banyak vitamin, diantaranya

    adalah alpha-caroten (24,0 mg), beta-caroten (86,0 mg), vitamin B1 atau thiamin

    (2,32 mg), vitamin B2 atau riboflavin (5,02 mg), vitamin B3 atau niacin (24,5

    mg), vitamin B5 atau panthothenic acid (1,92 mg), vitamin B6 atau piridoksin

    (2,52 mg), asam folat (560 g), vitamin B12 (8 g), biotin (230 g), kolin (180

    g), inositol (281 g), vitamin C (70 mg), vitamin D (37700 IU), vitamin E (14,5

    mg) dan vitamin K (506 g).6

    Penatalaksanaan hipertensi non farmakologi diantaranya terdiri dari

    pengurangan berat badan, modifikasi diet, olahraga dan penghentian konsumsi

    alkohol. Fokus dari modifikasi diet adalah mereduksi intake sodium dan

    meningkatkan intake makanan rendah lemak, kalsium, magnesium, potassium

    dan serat.6

    H. Hipertensi dan Chlorella

    Penggunaan Chlorella dalam menurunkan tekanan darah adalah ke arah

    modifikasi diet karena Chlorella mengandung banyak vitamin, mineral, serat,

    asam amino enzim, potassium dan substansi nutrisi lainnya dalam konsentrasi

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    13/18

    13

    tinggi yang sudah terbukti berhasil dalam menurunkan tekanan darah. Selain itu

    Chlorella membantu dalam proses detoksifikasi dimana yang berperan dalam

    detoksifikasi adalah Chlorelaa Growth Factor (CGF) yang juga menstimulasi

    perkembangan sistem imun.5,6

    Chlorella membantu menurunkan tekanan darah pada orang dengan

    hipertensi. Vegetarian biasanya jarang atau mempunyai risiko yang lebih kecil

    untuk terkena hipertensi jika dibandingkan dengan non vegetarian yang biasanya

    mengkonsumsi lebih banyak sodium. Vegetarian cenderung mengkonsumsi lebih

    banyak potassium, karbohidrat kompleks, asam lemak essensial, serat, kalsium,

    magnesium, vitamin C dan kurang konsumsi lemak sedangkan non vegetarian

    adalah kebalikannya.6

    Konsumsi berlebihan makanan yang mengandung tinggi sodium dan rendah

    potassium cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

    Pada beberapa studi ditemukan bahwa restriksi sodium saja tidak cukup untuk

    mengontrol atau menurunkan tekanan darah. Hasil yang signfikan pada

    perubahan tekanan darah terjadi ketika restriksi sodium diikuti dengan intake

    potassium yang tinggi.6,8

    Cara mudah dalam mengontrol intake sodium adalah dengan menghindari

    makanan cepat saji dan konsumsi garam yang berlebih. Dalam meningkatkan

    intake potassium, ditemukan terdapat tinggi pada buah, sayur juga mikroalga

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    14/18

    14

    seperti Chlorella. Untuk itulah Chlorella digunakan sebagai pengobatan

    hipertensi yang efektif dalam menurunkan tekanan darah seseorang.

    6

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    15/18

    15

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Hipertensi sebagai masalah utama di masyarakat diterapi secara

    farmakologi dan non farmakologi. Terapi secara farmakologi dengan

    menggunakan obat-obatan konvensional dan dapat pula dilengkapi dengan

    pengobatan non konvensional berupa pengobatan dengan menggunakan

    bahan-bahan dari alam atau dikenal dengan obat-obatan herbal.

    Konsumsi berlebihan makanan yang mengandung tinggi sodium dan

    rendah potassium cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah atau

    hipertensi. Pada beberapa studi ditemukan bahwa restriksi sodium saja tidak

    cukup untuk mengontrol atau menurunkan tekanan darah. Hasil yang

    signfikan pada perubahan tekanan darah terjadi ketika restriksi sodium diikuti

    dengan intakepotassium yang tinggi.

    Terapi secara non farmakologi adalah terdiri dari pengurangan berat

    badan, modifikasi diet, olahraga dan penghentian konsumsi alkohol. Chlorella

    dalam bentuk suplemen makanan atau yang dimasyarakat dikenal dengan Sun

    chlorella, merupakan pengobatan hipertensi non konvensional atau

    merupakan pengobatan dengan bahan-bahan alam yang juga digunakan oleh

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    16/18

    16

    masyarakat, dimana bahan aktif dari Chlorella itu sendiri membantu

    memenuhi kebutuhan diet dari penderita hipertensi pada umumnya.

    Lebih khusunya penggunaan Chlorella dalam menurunkan tekanan

    darah adalah ke arah modifikasi diet karena Chlorella mengandung banyak

    vitamin, mineral, serat, asam amino enzim, potassium dan substansi nutrisi

    lainnya dalam konsentrasi tinggi yang sudah terbukti berhasil dalam

    menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

    Cara mudah dalam mengontrol intake sodium adalah dengan

    menghindari makanan cepat saji dan konsumsi garam yang berlebih. Untuk

    meningkatkan intake potassium, umumnya potassium yang ditemukan

    terdapat tinggi pada buah, sayur juga mikroalga seperti Chlorella. Untuk

    itulah Chlorella digunakan sebagai pengobatan hipertensi yang efektif dalam

    menurunkan tekanan darah seseorang.

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    17/18

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrisons principle of

    internal medicine. Edisi 17. USA: The.McGraw-Hill Companies; 2008

    2. Kementrian Kesehatan RI. Data tabulasi nasional. Jakarta: Depkes; 2010

    3. Kharisna D, Dewi WN, Lestari W. Efektifitas konsumsi jus mentimun

    terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Volume 2. Nomor

    2. Jakarta: Jurnal Ners Indonesia; 2012

    4. De Fretes H, Susanto AB, Prasetyo B, Limantara L. Karotenoid dari

    makroalgae dan mikroalgae: potensi kesehatan aplikasi dan bioteknologi.

    Volume XXIII. Nomor 2. Teknologi Dan Industri Pangan; 2012

    5. Tim Web RSUA. Chlorella, makhluk purba yang ajaib. Surabaya: Rumah

    Sakit Universitas Airlangga; 2013

    6. PTE LTD AD(S). Chlorella-teh most exciting nutritional discovery on planet

    earth. Singapore: The Penisula Shopping Centre; 2000

    7. Panggabean LMG. Mikroalgae: alternate pangan dan bahan industri dimasa

    mendatang. Volume XXIII. Nomor 1. Oseanogafi Lembaga Ilmu Pengetahuan

    Indonesia; 1998

    8. Merchant RE, Sica D, Carmack CA. Nutritional supplementation with

    chlorella pyrenoidosa for patients with mild to moderate hypertension. Final

    Report; 1998

  • 7/25/2019 Chlorella (2014)

    18/18

    18

    9. Makpol S, Yaacob N, Zainuddin A, Yusof YAM, Ngah WZW. Chlorella

    vulgaris modulates hydrogen peroxide-induced DNA damage and telemore

    shortening of human fibroblast derived from different afed individuals.

    Malaysia: AJTCAM Research Paper; 2009