Charger Hati - s3.amazonaws.com · dapat indah dinikmati. Akor adalah paduan beberapa nada yang...

18

Transcript of Charger Hati - s3.amazonaws.com · dapat indah dinikmati. Akor adalah paduan beberapa nada yang...

CHARGER HATI

Mengarifi Aneka Masalah Menggapai Kearifan Jiwa

Atiqoh Hamid

haldep.indd 1 1/25/2019 11:13:15 AM

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak

ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk

Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling

lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000

(seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau

pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,

dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan

pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling

banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau

pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,

dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan

pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda

paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling

banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

haldep.indd 2 1/25/2019 11:13:15 AM

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

CHARGER HATI

Mengarifi Aneka Masalah Menggapai Kearifan Jiwa

Atiqoh Hamid

haldep.indd 3 1/25/2019 11:13:15 AM

CHARGER HATI: Mengarii Aneka Masalah Menggapai Kearifan Jiwa

Atiqoh Hamid

© 2019, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Hak cipta dilindungi undang-undang

Diterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

719100183

ISBN: 978-602-04-9001-4

978-602-04-9002-1 (Digital)

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak

sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab percetakan

haldep.indd 4 1/25/2019 11:13:15 AM

xi

Obat Hati

Prakata Penulis ............................................................................................ ix

Bagian I: Kemandirian Hidup ................................................. 1

• Berharga atau Berlalu Sia-sia? .................................................... 2

• Harmonisasi ...................................................................................... 6

• Mandiri .............................................................................................. 8

• Zona Nyaman .................................................................................. 11

• Sahabat .............................................................................................. 13

• Trouble Maker ................................................................................. 16

• Jabatan .............................................................................................. 19

• Kebutuhan atau Keinginan ......................................................... 23

Bagian II: Menemukan Ilmu .................................................. 27

• Jati Diri, Bukan Unjuk Diri ............................................................ 28

• Belajar Istikamah ............................................................................ 31

• Menemukan Ilmu ........................................................................... 35

• Kegemaran Menonton Film ........................................................ 39

• Musik dan Jiwa ................................................................................ 42

Bagian III: Tuhan Pun Merindu .............................................. 45

• Gusti Allah Mboten Sare .............................................................. 46

• Masjid, Meruah dan Muruah ...................................................... 49

• Sayap-Sayap Patah ........................................................................ 52

• Sebersit Doa ..................................................................................... 54

Daftar Isi

haldep.indd 11 1/25/2019 11:13:16 AM

xii

CHARGER HATI

• Tuhan Pun Merindu ....................................................................... 57

• Salut ................................................................................................... 60

Bagian IV: Obat Hati ............................................................... 63

• Berdamai dengan Hati .................................................................. 64

• Obat Hati 1: Membaca Al-Quran

dengan Maknanya ......................................................................... 67

• Obat Hati 2: Salat Malam ............................................................. 71

• Obat Hati 3: Berkumpul dengan Orang Saleh ..................... 74

• Obat Hati 4: Perbanyak Berpuasa ............................................. 77

• Obat Hati 5: Perbanyak Zikir ....................................................... 79

Bagian V: Setangkai Kearifan Jiwa ........................................ 83

• Gerak Raga dan Ketulusan Tekad ............................................. 84

• Musibah untuk Muhasabah ........................................................ 87

• Setangkai Kearifan Jiwa ............................................................... 90

• Yang Tidak Tampak di Permukaan ........................................... 93

• Meniti Jalan Sabar .......................................................................... 96

• Nyinyir ................................................................................................ 99

• Budaya Antre dan Kesalehan Sosial ........................................ 102

• Penebar Benci ataukah Pencipta Damai ................................ 105

• Harga sebuah Pengabdian ......................................................... 108

• Tolak TMK: Takut, Minder, Khawatir ......................................... 111

Bagian VI: Habis Kalap Terbitlah Tenang ............................. 115

• Ketenangan, di Manakah? ........................................................... 116

• Charger Hati ..................................................................................... 119

• Diam atau Berbuat ......................................................................... 122

• Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin .................. 125

• Tenangkan Hati Lalu Bersikap ................................................... 128

• Habis Kalap Terbitlah Tenang ..................................................... 130

• Komedi dan Kehidupan ............................................................... 133

Sekilas Penulis ............................................................................................. 135

haldep.indd 12 1/25/2019 11:13:16 AM

Bagian I:Kemandirian Hidup

Kemandirian adalah bebas dari ketertekanan.

Mandiri adalah kebebasan berkreasi dan ber-

ekspresi dalam rel yang semestinya. Mandiri

adalah tentang melihat sesuatu yang di luar

keinginan sebagai sebuah motivasi, bukan tekan-

an dan alasan untuk ambruk dan menyerah.

isi.indd 1 1/23/2019 8:09:51 AM

Waktu bergulir dengan cepatnya. Saat ini masih sekolah, tahu-tahu sudah bekerja. Kemudian menikah

dan tiba-tiba sudah menjadi kakek-nenek.

Perempuan dengan segudang aktivitasnya selalu menarik untuk ditulis. Perjuangannya dalam keluarga serta masyarakat menjadi sebuah kiprah yang meski kadang tak terakui namun besar peranan

dan pengaruhnya.

Waktu adalah masa di mana perempuan mengisinya dengan berbagai macam hal. Sukarela, ikhlas meski penuh resah, tangis dan terpaksa, sering kali menjadi satu paket lengkap yang tersaji dalam nampan kegembiraan. Hanya senyum yang tersungging, menjadi semacam obat lelah bagi semua.

Berharga atau Berlalu Sia-sia?

isi.indd 2 1/23/2019 8:09:51 AM

3

KEMANDIRIAN HIDUP

Bagi perempuan rumah tangga kebanyakan, melayani suami dan anak-anak adalah rutinitas yang ditekuni dengan sepenuh hati. Sewaktu suami berangkat kerja, bukannya bisa lega meluruskan kaki, masih ada saja yang mesti dikerjakan. Anak-anak yang beranjak dewasa memerlukan pendampingan yang tak sedikit menguras waktu, pikiran, dan tenaga.

Berbagi tugas dengan pasangan, mesti dirumuskan dan disepakati sejak awal berumah tangga. Saat belum ada anak, apa saja yang harus menjadi ketentuan. Ada tugas yang mesti dikerjakan sendiri, dan ada pula yang memang dibagi serta dikerjakan bersama. Hal semacam ini kadang abai dipikirkan kebanyakan pasangan, sehingga muncul pernak-pernik kericuhan kecil. Sebab, meski bersama, masing-masing adakala tentu butuh privasi.

Ketika anak-anak hadir ke dunia, maka tugas tak lagi seringan dulu. Ada banyak hal yang perlu dirumuskan ulang. Berbagi tugas pengasuhan saat hal lain mendesak dikerjakan, juga penting dilakukan. Sebab ada masa di mana istri ataupun suami dapat mengalami kejenuhan dan stres berkepanjangan hanya gara-gara keruwetan dan tidak siap menghadapi tugas baru yang belum dibicarakan dengan matang. Maka, saat ada partner hidup, baik suami dan istri, harus ada komunikasi yang baik dalam menjalankan biduk rumah tangga.

Saat suami dan istri bekerja, lagi-lagi pasti timbul masalah. Adanya baby sitter ataupun melibatkan orangtua tentu bukanlah solusi yang selamanya baik. Perlu pemikiran matang. Dan mesti ada win-win solution yang sedari jauh harus dimatangkan bersama. Tentu ini tak mudah dan butuh proses panjang. Di sinilah lalu pendewasaan diri dimulai. Menekan ego, saling menghargai, pandai mencari solusi, perlu betul-betul dilakukan. Jika semua pihak yang terlibat dalam bangunan keluarga dapat mempraktikkan dengan baik, maka bahagialah penghuninya.

isi.indd 3 1/23/2019 8:09:51 AM

4

CHARGER HATI

Lain halnya dengan yang dialami seorang single parent. Tak hanya hidup sendiri, namun apa pun dan segalanya harus bisa mengurus sendiri. Meski masih ada keluarga besar, namun mandiri dan membiasakan legawa atas kesendiriannya perlu terus dilatih dan dilakukan.

Jika pada awalnya dapat berbagi tugas, cerita dan keluh, saat ini harus terbiasa menuntaskan banyak hal. Pandai membagi waktu antara zona pribadi dan zona berbagi. Sebab single parent rentan benturan, rentan isu, dan rentan guncangan. Single parent hebat adalah bisa menempatkan dirinya dalam situasi bagaimanapun, meski berat.

Waktu, jika hanya dianggap masa sekadar lewat tanpa peduli bagaimana dan dengan cara apa menghabiskannya, maka akan berlalu percuma. Ibarat mayat hidup yang menjalani hari tanpa rasa. Hambar dan ketir. Maka, berapa lama pun dia ada di dunia, tidak ada satu kemanfaatan pun yang tersisa. Namun, sebaliknya, bagi orang yang benar-benar menghargai waktu, detik yang berlalu akan senantiasa diisi dengan sesuatu berharga.

Seorang Muslimah yang taat, sudah selayaknya menjadi kan hari-harinya penuh nilai kemanfaatan baik bagi dirinya mau pun orang lain. Supaya demikian, maka patutlah me ngatur waktu sebaik mungkin agar tidak terbuang sia-sia.

Waktu adalah nikmat. Masa yang diberikan Tuhan pada umat manusia adalah suatu kenikmatan yang sering tidak disadari kehadirannya. Diisi dengan hura-hura, lalu saat berlalu percuma, hanya sesal yang dibawa tiada. Sungguh mengibakan.

Waktu adalah kesempatan. Isilah dengan selalu mensyukuri nikmat Tuhan yang tak henti-hentinya dianugerahkan. Waktu adalah kesempatan berbuat baik untuk bekal menghadap kelak. Maka saat

isi.indd 4 1/23/2019 8:09:51 AM

5

KEMANDIRIAN HIDUP

maut menjemput, hilang sudah kesempatan itu. Yang tersisa hanyalah kenangan dan penyesalan.

Waktu bergulir dengan cepatnya. Saat ini masih sekolah, tahu-tahu sudah bekerja. Kemudian menikah dan tiba-tiba sudah menjadi kakek-nenek. Waktu ibarat anak panah yang melesat dengan hebatnya. Waktu yang lewat tak pernah kembali.

Banyak orang berpikir bahwa saat melakukan kesalahan di usia muda, akan bertobat jika usia sudah tua. Dia optimis masih punya kesempatan untuk itu. Namun, tidak ada seorang pun yang tahu sampai kapan ia hidup. Sebelum bertobat, tahu-tahu nyawa sudah dilepaskan dari raga. Naudzubillah.

Maka, selagi nyawa dikandung badan, senyampang napas dapat berembus, isilah waktu dengan kemanfaatan. Hal baik yang dapat dikerjakan, segerakan. Begitu pun hal buruk yang tidak patut dilakukan, tinggalkanlah. Tak lama sisa hidup kita di dunia, jika apa yang sementara ini terbuang sia-sia, lalu apa yang bisa dibawa menghadap Sang Mahakuasa?

isi.indd 5 1/23/2019 8:09:51 AM

Jika tidak pintar mengharmonisasikan segala, maka ketimpangan dan kesenjangan mudah tercipta..

Setiap pagi, diri ini selalu menahan sebal. Betapa tidak? Ada lagu untuk iringan senam anak TK yang setiap hari terdengar di telinga saya. Bukan karena bising dan riuhnya, namun lebih pada tidak

harmonisnya nada dan vokal. Musik ke mana, penyanyi ke mana. Orang yang tak paham musik pun, bisa menilai bahwa ini jauh dari bagus. Dan sayangnya lagi, ini dipasarkan luas, serta dipakai mungkin pada seluruh sekolah taman kanak-kanak.

Dalam lagu, harmonisasi demikian penting. Sebab lagu untuk diperdengarkan. Dan yang mendengar dapat terhibur bahkan merasa senang. Harmonisasi adalah memadukan dan membuat keselarasan.

Harmonisasi

isi.indd 6 1/23/2019 8:09:51 AM

7

KEMANDIRIAN HIDUP

Harmonisasi musik adalah keselarasan akor, sehingga musik itu dapat indah dinikmati. Akor adalah paduan beberapa nada yang apabila dimainkan bersamaan akan terdengar harmonis. Dalam penyajiannya, akor dapat dimainkan secara bersama (serentak) ataupun bergantian (arpegio). Nada-nada yang berasal dari instrumen musik atau berbagai jenis suara yang dibunyikan bersama akan membentuk suatu akor. Barulah tambahan vokal menjadi pemanis dan penghidup lagu. (Maaf pada para suhu musik, jika salah).

Begitu pentingnya perpaduan yang harmonis antara musik dan vokal, demikian pula pentingnya makna harmonisasi segala laku kehidupan. Saban hari kita dihadapkan pada fenomena yang datang silih berganti. Pastinya, ini berpotensi memunculkan refleks yang beragam. Ada cemas, gembira, sedih, suka, geram, senang, marah, dan lain sebagainya. Tentu, ini membutuhkan daya hati dan raga, agar selaras apa yang tersaring dalam pikir, dan baru termuntahkan dalam bentuk kearifan sikap.

Lebih jauh lagi, harmonisasi dapat disandingkan dengan sinergi dan selaras. Sinergi mengandung arti mengerti, memahami dan berproses sesuai peran dan fungsi pribadi masing-masing. Sedangkan selaras adalah mengerti dan memahami proses sinergi dengan tidak meninggikan atau merendahkan.

Ada peminta-minta, banyak pula orang berderma. Ada orang membangun masjid, tak kurang juga yang menyumbang dana. Ada yang gemar berbuat jahat, meski tak sedikit para mubalig menyampaikan hikmah agama. Semua berkelindan membentuk roda kehidupan. Jika tidak pintar mengharmonisasikan segala, maka ketimpangan dan kesenjangan mudah tercipta. Inilah, cikal bakal kearifan.

isi.indd 7 1/23/2019 8:09:52 AM

Meski manusia tidak dapat hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan bantuan, namun kemandirian

harus dibangun.

Manusia terlahir sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai pribadi individu, manusia memiliki kebutuhan personal. Yaitu keperluan sandang, pangan, dan papan. Selaku individu pula,

manusia terlahir sebagai personalitas yang paripurna. Ada nama, tempat tinggal, mempunyai jenis kelamin, beragama dan bernegara. Segala hal yang tercantum dalam surat keterangan identitas, baik itu KTP, SIM, KK dan lain sebagainya lebih tepat jika kita sebut sebagai personalitas. Sedangkan identitas adalah sebuah profesi, sebagai apa kita hidup di dunia ini.

Mandiri

isi.indd 8 1/23/2019 8:09:52 AM

9

KEMANDIRIAN HIDUP

Manusia juga terlahir sebagai makhluk sosial. Kesendirian individu kurang lengkap tanpa adanya interaksi dan komunikasi dengan manusia lainnya. Sebagai makhluk sosial, satu sama lain berbuat untuk saling melengkapi, saling mengisi, dan saling memberi manfaat. Maka lalu muncullah sebuah tatanan kehidupan, yang di dalamnya memuat etika dan norma.

Meski manusia tidak dapat hidup sendiri dan akan selalu mem-butuhkan bantuan, namun kemandirian harus dibangun. Tidak selalu bergantung pada orang lain, dan dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Ini penting dilakukan, untuk membangun sebuah mindset dan perilaku mandiri, agar tercapai suatu tujuan berdikari dalam semua sisi kehidupan.

Tidak semua orang dapat melakukan hal ini dengan baik. Ada yang sedari kecil telah terbiasa dimanja dengan berbagai fasilitas orangtua, maka lebih sulit baginya kelak untuk dapat berdikari, dibanding anak yang telah dari awal terbiasa mandiri. Guru yang mengajar dengan juga bergantung pada bantuan temannya dalam membuat rencana pembelajaran dan lembar penilaian, maka pasti dia lebih lambat berhasil daripada guru yang menyiapkan sendiri tugas-tugasnya. Pedagang gorengan di tepi jalan, sering berasa lebih nyaman daripada seorang karyawan yang terkungkung berbagai macam aturan, meski gajinya lebih besar.

Kemandirian (dalam hal apa pun), lebih-lebih di negara merdeka, adalah sebuah keniscayaan. Kemandirian tidak identik dengan lepas sama sekali dari bantuan, namun lebih pada tidak adanya kebergantungan yang terus-menerus terhadap orang lain. Menerima bantuan orang lain boleh, namun jika selalu mengandalkan bantuan itu, maka ini yang tidak layak. Kemandirian bukanlah pula menafikan eksistensi orang lain, namun menghargai keberadaan manusia sebagai seorang partner atau mitra, yang juga akan ikut mewarnai perjalanan hidup ini.

isi.indd 9 1/23/2019 8:09:52 AM

10

CHARGER HATI

Kemandirian adalah bebas dari ketertekanan. Mandiri adalah ke-bebasan berkreasi dan berekspresi dalam rel yang semestinya. Mandiri adalah berdikari dalam berbuat sesuatu yang mendatangkan nilai tambah bagi seseorang. Nilai tambah dalam segi manfaat dan nilai lebih dalam tekad dan upaya. Mandiri adalah tentang melihat sesuatu yang di luar keinginan sebagai sebuah motivasi, bukan tekanan dan alasan untuk ambruk dan menyerah.

isi.indd 10 1/23/2019 8:09:52 AM

Atiqoh Hamid. Lahir di Banyuwangi, 28 November 1981. Menempuh pendidikan di MI Miftahul Jadid Kalibaru; MTsN Kalibaru; MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo; Sarjana STAIN Jember; dan sedang menempuh pendidikan di Pascasarjana IAIN Jember.

Tercatat sebagai pendidik di YPP Miftahul Jadid Kalibaru, aktif di organisasi Fatayat NU dan menjabat anggota DPRD Banyuwangi 2014—2019.

Beberapa buku antologi yang dihasilkan, antara lain antologi: Medsosku Sayang, Medsosku Malang (2017); Resolusi Menulis (2017); Merawat Nusantara (2017); Mendidik Anak di Era Digital (2017); Pendidikan Karakter (2017); Aku, Buku, dan Membaca (2017); Sahabatku, Inspirasi Menulisku (2018); dan Perempuan dalam Pusaran Kehidupan (2018).

Facebook: Atiqoh Hamid. Twitter:@HamidAtiqoh.Instagram: atiqohhamid. Email: [email protected].

Sekilas Penulis

isi.indd 135 1/23/2019 8:09:57 AM