Chapter II Valberyt

12

Click here to load reader

description

oke

Transcript of Chapter II Valberyt

Page 1: Chapter II Valberyt

BAB –II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Earning Per Share (EPS)

a. Pengertian Earning Per Share (EPS)

Laba per lembar saham akan diikuti secara erat oleh peserta saham, karena

besarnya laba per lembar saham dari suatu perusahaan merupakan cerminan dari

nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Nomor 56 menyebutkan “LPS dengan ringkas menyajikan kinerja perusahaan

dikaitkan dengan saham beredar“. Hal ini menjelaskan bagaimana kinerja suatu

perusahaan jika dikaitkan dengan bagaimana proses dari pendanaan perusahaan itu

menghasilkan laba. Menurut Fabozzi (2001:861) yang dialihbahasakan oleh Tim

Penerjemah Salemba Empat bahwa “Earning per share adalah perbandingan antara

laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba setelah pajak dikurangi dividen

saham preferen) dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama

periode perhitungan yang dilakukan”. Dengan demikian, EPS merupakan besaran

pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dari setiap lembar saham

biasa yang beredar dalam periode waktu tertentu.

Berdasarkan apa yang dijelaskan oleh Fabozzi mengenai earning per share,

maka Peneliti menggunakan rumus sebagai berikut untuk menentukan besarnya

EPS.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II Valberyt

Berdasarkan rumus di atas, setidaknya ada dua faktor yang menentukan

besarnya tingkat EPS yang dihasilkan. Pertama yakni pada angka pembilangnya,

dimana jika Net Income After Tax (Laba Bersih Setelah Pajak) semakin besar maka

besaran EPS nya juga akan besar. Faktor kedua yang menentukan besarnya tingkat

EPS adalah jumlah saham beredar (Number Of Share Outstanding) yang fungsinya

sebagai angka penyebut dalam rumus tersebut, dimana semakin banyak

perusahaan menggunakan dana dari penambahan jumlah saham beredar, maka

akan semakin memperkecil besarnya tingkat EPS yang diperoleh. Dalam penelitian

ini jumlah saham beredar yang Peneliti gunakan adalah jumlah saham beredar rata-

rata tertimbang dalam satu periode.

b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi EPS

Dalam menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan,

manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perubahan dalam

struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham saham perusahaannya.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi earning per share adalah

1). Penggunaan hutang

Dalam menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan,

manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perusahaan

dalam struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham

perusahaannya. Menurut Brigham dan Houston yang dialihbahasakan oleh Dodo

Suharto dan Herman Wibowo (2001:19) bahwa “Perubahan dalam penggunaan

hutang akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham (EPS) dan karena

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II Valberyt

itu, juga mengakibatkan perubahan harga saham”. Dari penjelasan tersebut

terlihat bahwa perubahan penggunaan hutang, merupakan faktor yang

mempengaruhi tingkat besaran EPS.

Selain itu, seperti yang dikemukakan oleh Wild et al (2008:213) bahwa

“motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui utang

adalah potensi biaya yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham,

utang lebih murah dibandingkan dengan pendanaan ekuitas”. Pendapat tersebut

didasarkan oleh karena bunga sebagian besar jumlahnya tetap, dan jika bunga

lebih kecil dari pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih

atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. Selain itu,

karena bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan

dividen tidak, dampaknya adalah besarnya pajak yang ditanggung perusahaan

akan semakin kecil sebagai akibat dari penggunaan utang dalam struktur modal

perusahaan sehingga pada akhirnya adalah terjadi kenaikan pada EPS.

2). Tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT)

Dalam memenuhi sumber dananya, manajemen pun dihadapkan pada

beberapa alternatif sumber pendanaan, apakah dengan modal sendiri atau

dengan pinjaman (modal asing). Menurut Sutrisno (2001:255) “Dalam memilih

alternatif sumber dananya tersebut, perlu diketahui pada tingkat profit sebelum

bunga dan pajak (EBIT=Earning Before Interest and Tax) berapa apabila

dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang menghasilkan EPS yang sama”. Dari

penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat laba bersih sebelum bunga

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II Valberyt

dan pajak (EBIT) merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya laba per

lembar saham.

2. Financial Leverage

a. Pengertian Leverage

Leverage jika diartikan secara harfiah berarti pengungkit, pengungkit

digunakan untuk mengangkat beban berat. Dalam ilmu manajemen keungan juga

dikenal leverage, namun dalam makna yang berbeda tentunya. Menurut Sartono

(2001:257) “leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds)

oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan

keuntungan potensial pemegang saham”. Dengan kata lain, penggunaan leverage

ditujukan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan

sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan atau

pemegang saham.

Gitman (2003:508) mengemukakan dampak dari penggunaan leverage bagi

perusahaan yaitu “Results from the use of fixed-cost or funds to magnify returns to

the firms owners. Generally increases in leverage result in increased return and risk,

whereas decreases in leverage result in decreases return and risk”. Artinya bahwa

akibat dari penggunaan biaya tetap untuk memperoleh return bagi pemilik

perusahaan. Secara umum, peningkatan leverage akan mengakibatkan peningkatan

return dan risk. Sebaliknya, penurunan leverage akan menurunkan return dan risk.

Dari pernnyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa leverage digunakan oleh

suatu perusahaan bukan hanya untuk membiayai aktiva serta menanggung beban

tetap melainkan juga untuk memperbesar pendapatan. Konsep leverage tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II Valberyt

sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada analis keuangan dalam

melihat trade-off (persimpangan) antara risiko dan tingkat keuntungan dari

berbagai tipe keputusan finansial.

b. Jenis-jenis Leverage

Pinjaman yang diperoleh perusahaan dapat berupa pinjaman operasional dan

pinjaman finansial. Kedua jenis pinjaman tersebut masing-masing memiliki

keunggulan dan kelemahannya. Pembahasan mengenai kedua jenis pinjaman

tersebut dikemukakan oleh Van Horn dan Wachowicz, Jr (2000;440,445) sebagai

berikut

1. Leverage Operasi (Operating Leverage)

Merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk

menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel

serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage operasi timbul setiap saat

perusahaan memiliki biaya-biaya tetap tanpa memperhatikan jumlah biaya

tersebut. Biasanya biaya-biaya yang menyangkut leverage operasi timbul dari

penggunaan aset tetap, seperti biaya depresiasi atau penyusutan aset tetap.

2. Leverage Keuangan (Financial Leverage)

Financial leverage berasal dari keberadaan biaya finansial tetap dalam

arus pendapatan perusahaan. Ada dua biaya finansial eksternal dalam hal

pendanaan, yaitu bunga pinjaman dan dividen saham preferen. Biaya-biaya ini

harus ditutupi, berapapun nilai EBIT (Earning Before Interest and Tax) yang

tersedia untuk membiayai biaya-biaya tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II Valberyt

Menurut Keown, dkk (2001:402), financial leverage merupakan

penggunaan aset perusahaan yang didanai dengan surat-surat berharga (surat

hutang dengan tingkat bunga tetap atau saham preferen dengan tingkat dividen

konstan) dengan tingkat pengembalian yang tetap (terbatas) yang diharapkan

dapat meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Dengan kata lain

bahwa financial leverage akan timbul pada saat perusahaan menggunakan

sumber dana yang menimbulkan biaya atau beban tetap, dengan harapan agar

penghasilan atau pengembalian serta nilai saham perusahaan dapat

ditingkatkan.

Menurut Brigham (2004:213) “leverage keuangan (financial leverage)

merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba”. Penggunaan utang

dalam investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh pemilik

perusahaan, karena aktiva perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk

kegiatan operasional perusahaan yang tujuannya untuk menghasilkan laba.

Selain itu ada dua alasan yang dikemukakan oleh Brigham mengenai alasan

mengapa penggunaan utang ataupun financial leverage lebih menguntungkan,

yakni (1) bunga merupakan pengurang pajak sementara dividen untuk

pemegang ekuitas bukan, serta (2) karena bunga merupakan pengurang pajak,

laba yang tersedia untuk pemegang ekuitas menjadi lebih besar.

Brigham (2004:486) menyatakan bahwa hubungan financial leverage

terhadap EPS yaitu sebagai berikut “Changes in the use of debt will cause

changes in earning per share (EPS) as well as changes in risk both of which will

affect the company’s stock price”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II Valberyt

penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan EPS demikian pula dengan

risiko. Financial levarage dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh

lebih besar dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang

tersebut, dan financial leverage dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh

lebih kecil dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utangnya

tersebut. Jadi dalam penggunaan financial leverage faktor yang paling

menentukan adalah kemampuan pihak manajemen dalam memanfaatkan dana

pinjaman itu sendiri.

Menurut Brigham (2001:86) ”rasio total hutang terhadap total aktiva,

yang pada umumnya disebut rasio hutang (debt ratio), mengukur persentase dana

yang disediakan oleh kreditur”. Hal tersebut mencerminkan bagaimana

perusahaan didanai atau dengan kata lain bagaimana perusahaan mendanai total

asetnya melalui pendanaan hutang. Karena financial leverage merupakan suatu

alat sebagai pengungkit keuangan melalui hutang yang bertujuan untuk

memaksimalkan pengembalian investasi, maka rasio hutang dapat digunakan

sebagai rasio yang mewakili financial leverage, karena pada dasarnya pendanaan

melalui hutang ditujukan untuk mendanai aset produktif perusahaan. Adapun

cara menghitungnya adalah sebagai berikut :

3. Leverage Total / Gabungan (Countinue leverage)

Leverage gabungan atau kombinasi merupakan pengaruh perubahan

penjualan terhadap laba setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II Valberyt

(EPS). Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan baik operating leverage

maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi

pemegang saham biasa. Leverage operasi timbul ketika ada biaya tetap dari

penggunaan aset (depresiasi), sedangkan leverage keuangan timbul pada saat ada

biaya tetap atas penggunaan dana pinjaman.

3. Total Assets Turnover

Total Asset Turnover (TATO) menggambarkan efektivitas penggunaan seluruh

aset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan

bersih yang dapat dihasilkan dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk aset

perusahaan. Total Asset Turnover disebut juga rasio aktivitas. Rasio aktivitas (activity

ratio) menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 212) adalah ”rasio yang mengukur

seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya”. Rasio ini dirancang untuk

mengetahui apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan

dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan

dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya. Jika sebuah perusahaan memiliki

terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga

keuntungannya akan tertekan. Di lain pihak, jika aktiva terlalu rendah, penjualan

yang menguntungkan juga akan hilang.

Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan

semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Kelebihan

dana tersebut lebih baik ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Sebaliknya

semakin tinggi tingkat aktivitas, semakin baiklah kemampuan perusahaan dalam

memperoleh keuntungan.Adapun cara menghitung total asset turnover adalah.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II Valberyt

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Reviska Mega Vani (2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh financial

leverage terhadap earning per share pada PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk, Jakarta,

dengan menggunakan variabel debt to equity ratio (DER) sebagai variabel

independennya, menemukan bahwa financial leverage (debt to equity ratio)

berpengaruh terhadap laba per lembar saham (Earning PerShare) pada PT. Aqua Golden

Mississippi, Tbk. Jakarta

Mira Firani ( 2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh financial leverage

terhadap Rentabilitas (Earning Per Share) Pada Emiten Sektor infrastruktur di Bursa Efek

Jakarta, dengan menggunakan variabel Long term Debt to Equity Ratio (LDER) sebagai

variabel independennya, menemukan bahwa bahwa tidak ada pengaruh antara financial

leverage terhadap EPS.

Ezy Niranda (2008) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Financial Leverage

terhadap Earning Per Share pada sub sektor industri makanan dan minuman di Bursa

efek Jakarta periode 2001-2006, dengan menggunakan variabel Degree of Financial

Leverage (DFL) sebagai variabel independennya, menemukan bahwa Financial Leverage

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap EPS.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

Reviska Mega Vani

2006

Pengaruh Financial Leverage terhadap

Earning Per Share pada PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk. Jakarta

Debt to Equity Ratio (DER)

Earning Per Share (EPS)

Financial Leverage berpengaruh terhadap Earning Per Share

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II Valberyt

Mira Firani

2006

Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Rentabilitas (Earning Per Share) Pada Emiten Sektor infrastruktur di BEJ

Long term Debt to Equity Ratio (LDER)

Earning Per Share (EPS)

Tidak ada pengaruh antara financial leverage terhadap EPS

Ezy Niranda

2008

Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share pada sub sektor industri makanan dan minuman di Bursa efek Jakarta periode 2001-2006

Degree of Financial Leverage (DFL)

Earning Per Share (EPS)

Financial Leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Earning Per share (EPS)

C. Kerangka Konseptual

“Kerangka konseptual merupakan sintesa dan ekstrapolasi dari tinjauan teori

dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti

dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan

hipotesis.”. (Fakultas Ekonomi, 2004:13) Penelitian ini menggunakan dua variabel

independen yaitu financial leverage (DAR) dan total assets turnover (TATO) serta satu

variabel dependen yaitu earning per share (EPS)

Berikut ini merupakan gambar kerangka konseptual dari penelitian yang saya

lakukan

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Dana yang berasal dari luar perusahaan yang berupa dana pinjaman atau hutang

yang menyebabkan perusahaan harus dapat mengelola dan memanfaakan dana

Total Asset Turnover X2

Financial Leverage (DAR) X1

Earning Per Share (EPS)

Y

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II Valberyt

tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari modal pinjaman tersebut. Besar kecilnya

pendanaan perusahaan yang berasal dari hutang merupakan cerminan tingkat financial

leverage dari suatu perusahaan. Semakin besar hutang dalam suatu perusahaan maka

financial leverage juga semakin besar. Financial leverage merupakan penggunaan aset

perusahaan yang didanai dengan surat-surat berharga (surat hutang dengan tingkat

bunga tetap atau saham preferen dengan tingkat dividen konstan) dengan tingkat

pengembalian yang tetap (terbatas) yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan

bagi pemegang saham yakni dalam bentuk peningkatan pada EPS.

Brigham (2004:486) menyatakan bahwa hubungan financial leverage terhadap

EPS yaitu sebagai berikut “Changes in the use of debt will cause changes in earning per

share (EPS) as well as changes in risk both of which will affect the company’s stock

price”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa penggunaan hutang akan

mengakibatkan perubahan EPS demikian pula dengan risiko. Menurut Van Horne

(2002:447) Financial leverage positif atau leverage yang menguntungkan terjadi pada

saat pendapatan yang diterima dari penggunaan dana dengan biaya tetap melebihi

biaya tetap yang harus dikeluarkan atas penggunaan sumber dana itu sendiri, dan

sebaliknya financial leverage negatif akan terjadi jika perusahaan menggunakan dana

dengan biaya tetap, namun pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut

lebih kecil dari biaya tetap yang harus dikeluarkan atas penggunaan sumber dana

tersebut. Pada umumnya penggunaan hutang bertujuan untuk meningkatkan tingkat

pengembalian yang diharapkan, hal ini dikarenakan adanya tiga alasan yang mendukung

pernyataan tersebut yakni melalui peningkatan aktivitas perusahaan, adanya beban

bunga sebagai pengurang laba kena pajak, serta mengurangi jumlah saham yang

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II Valberyt

beredar. Ketiga faktor tersebut disebabkan oleh adanya penggunaan hutang atau

financial leverage oleh perusahaan.

Meningkatnya penggunaan utang oleh perusahaan umumnya juga akan

mengakibatkan aset operasional meningkat, peningkatan jumlah aset mengakibatkan

aktivitas operasional juga akan mengalami peningkatan. Tinkat aktivitas operasi

perusahaan bergantung pada jumlah aset produktif yang dimiliki, semakin banyak aset

produktif, maka aktivitas operasi juga meningkat, yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan atau laba bagi perusahaan, serta EPS bagi para pemegang

saham. Hubungan positif antara jumlah aset dengan laba atau EPS akan tercapai dengan

syarat adanya peningkatan dalam penjualan, karena untuk menghitung total asset

turnover atau perputaran total aset adalah dengan membagi jumlah penjualan dengan

total aset yang dimiliki, maka jika total asset turnover suatu perusahaan naik, maka

secara otomatis EPS juga akan naik dengan syarat mengabaikan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi laba atau EPS perusahaan.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang

diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui

setelah dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini Peneliti merumuskan hipotesis

”financial leverage (DAR) dan total asset turnover berpengaruh terhadap earning per

share (EPS) pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI

periode 2006-2009.”

Universitas Sumatera Utara