Chapter II

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa sawit Kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia.Tanaman ini dimasukkan pertama kali dari Afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848, ditanam di kebun raya Bogor.Percobaan percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di Pulau Jawa dan Sumatera.Di Sumatera Selatan misalnya ditanam di Muara Enim (1869), di Belitung (1890) dan lain lain.Semuanya dilaporkan tumbuh dengan baik namun belum ada yang mulai membuka perkebunan secara komersial. Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24 30 bulan.Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak rendah. Dalam satu pohon dijumpai bunga betina dan bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti penyinaran ,pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergangtung pada jenis tanaman,umur tanaman dan iklim, umumnya buah yang telah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan (Naibaho,1988). Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis) berasal dari Guinea di pesisir Afrika Barat,kemudian diperkenalkan kebagian Afrika lainnya,Asia Tenggara dan Amerika Latin sepanjang garis equator (antara garis lintang utara 15 0 dan lintang selatan 12 0 ).Kelapa sawit tumbuh pada iklim tropis,dengan suhu antara 24 0 C - 32 0 C dengan kelembaban yang tinggi dan curah hujan 200 mm per tahun.Kelapa sawit mengandung ± 80% pericarp dan 20 % buah yang dilapisi kulit yang Universitas Sumatera Utara

description

cxbn

Transcript of Chapter II

Page 1: Chapter II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa sawit

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia.Tanaman ini dimasukkan

pertama kali dari Afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848, ditanam di

kebun raya Bogor.Percobaan –percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di

Pulau Jawa dan Sumatera.Di Sumatera Selatan misalnya ditanam di Muara Enim

(1869), di Belitung (1890) dan lain –lain.Semuanya dilaporkan tumbuh dengan

baik namun belum ada yang mulai membuka perkebunan secara komersial.

Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24 – 30

bulan.Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya

belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak rendah.

Dalam satu pohon dijumpai bunga betina dan bunga jantan yang terbentuk

dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti penyinaran

,pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergangtung pada jenis

tanaman,umur tanaman dan iklim, umumnya buah yang telah dapat dipanen

setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan (Naibaho,1988).

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis) berasal dari Guinea di pesisir

Afrika Barat,kemudian diperkenalkan kebagian Afrika lainnya,Asia Tenggara dan

Amerika Latin sepanjang garis equator (antara garis lintang utara 150 dan lintang

selatan 120).Kelapa sawit tumbuh pada iklim tropis,dengan suhu antara 24

0C -

320C dengan kelembaban yang tinggi dan curah hujan 200 mm per tahun.Kelapa

sawit mengandung ± 80% pericarp dan 20 % buah yang dilapisi kulit yang

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II

tipis.Kandungan minyak dalam pericarp sekitar 30%-40%.Kelapa sawit

menghasilkan dua macam minyak yang sangat berlainan sifatnya,yaitu:

1. Minyak sawit (CPO),yaitu minyak yang berasal dari serabut kelapa sawit

2. Minyak inti sawit (CPKO),yaitu minyak yang berasal dari inti kelapa sawit(Tim

Bina Karya Tani,2009).

Menurut Hunger( 1924) pada tahun 1869 pemerintah kolonial Belanda

mengembangkan tanaman kelapa sawit di Muara Enim.Bapak kelahiran industri

perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah seorang Belgia bernama Adrien

Hallet. Beliau pada tahun 1911 membudidayakan kelapa sawit secara komersial

dalam bentuk perkebunan di sungai liput (Aceh ) dan Pulu Raja (Asahan ).Pada

massa penjajahan Belanda pertumbuhan perkebunan besar kelapa sawit telah

berjalan sangat cepat sehingga sangat menguntungkan perekonomian pemerintah

Belanda.

Pada masa pemerintahan Orde Baru telah mulai membangun kembali

perkebunan kelapa sawit secara besar –besaran dengan mengadakan peremajaan

dan penanaman baru. Selanjutnya pemerintah telah bertekad pula membangun

perkebunan kelapa sawit dengan mengembangkkannya melalui berbagai pola .

Sejak 1975 muncul berbagai pola pengembangan kelapa sawit seperti pola Unit

pelaksana Proyek ( UPP), dan proyek pengembangan Perkebunan Rakyat

Sumatera Utara (Risza,1994).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II

2.2. Jenis dan Tipe (varietas )Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit juga digolongkan berdasarkan ketebalan tempurung

atau cangkang dan warna buah.

1. Berdasarkan ketebalan cangkang

Berdasarkan tebal tipisnya cangkang, tanaman kelapa sawit dapat dibagi menjadi

tiga jenis atau varietas,yaitu sebagai berikut:

a.Dura

Ciri-cirinya:tebal cangkangnya 2-8 mm,tidak terdapat lingkaran serabut pada

bagian luar cangkang,daging buah relatif tipis,daging biji besar dengan kandungan

minyak rendah,banyak digunakan sebagai induk betina dalam program pemuliaan.

b.Pisifera

Ciri-cirinya:tebal cangkangnya sangat tipis (bahkan hampir tidak ada),daging

buah lebih tebal daripada daging buah jenis dura,daging biji sangat tipis,tidak

dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain,dengan persilangan

diperoleh tipe tenera.Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan untuk

pertanaman komersial,tetapi digunakan sebagai induk jantan.

c.Tenera

Ciri-cirinya, tebal cangkangnya tipis 0,5-4 mm,terdapat lingkaranserabut

disekeliling tempurung,daging buah sangat tebal,tandan buah lebih banyak (tetapi

ukurannya relative lebih kecil),merupakan hasil persilangan dura dan

pisifera.Jenis ini merupakan yang paling banyak ditanam diperkebunan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II

skala besar.Umumnya menghasilkan lebih banyak tandan buah daripada jenis

dura,meskipun ukuran tandannya lebih kecil.

Gambar 2.1. Buah dura, tenera, pisifera

1. Berdasarkan warna buah

Berdasarkan warna buahnya,kelapa sawit dapat dibagi menjadi 3 jenis atau

varietas,yaitu:

a.Nigrencens

Ciri-cirinya:buah muda berwarna ungu kehitam-hitaman,sedangkan buah masak

berwarna jingga kehitam-hitaman.

b.Virencens

Ciri-cirinya, buah muda berwarna hijau,sedang buah masak berwarna jingga

kemerahan(tetapi ujun buah tetap hijau).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II

c.Albescens

Ciri-cirinya, buah muda berwarna keputih-putihan,sedangkan buah masak

berwarna kekuning-kuningan dan ujungnya ungu kehitaman.

Gambar 2.2. Buah sawit matang,buah kelewat matang.

Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh,baik dan subur sudah

dapat menghasilkan buah yang siap panen untuk pertama kali pada umur 3,5 tahun

terhitung sejak dari penanaman biji pada pembibitan.Namun jika dihitung sejak

penanaman tanaman di lahan pertanaman,maka umur kelapa sawit berbuah dan

siap panen pada umur 2,5 tahun.Jumlah buah rata-rata 1.600 buah pertandan.Buah

terdiri dari atas bagian- bagian berikut:

a.Kulit buah (eksokarp), merupakan pelindung buah paling luar yang mula-mula

berwarna putih kehijau-hijauan,kemudian berubah menjadi warna kuning.

b.Daging buah (mesokarp), bagian buah yang tersusun atas air, serat,klorofil,yang

selanjutnya terjadi pembentukan minyak dan karoten.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II

c.Cangkang (endocarp):bagian buah yang pada awalnya tipis dan lembut,tetapi

kemudian bertambah tebal dank eras serta warnanya pu berubah dari putih

menjadi coklat.

d.Inti (endosperm), bagian buah yang mula-mula cair,kemudian lunak,dan

akhirnya berubah menjadi padat dan agak keras (Tim Bina Karya Tani,2009).

2.3. Minyak Kelapa sawit

Buah kelapa sawit pada waktu berwarna hitam, kemudian setelah berumur

berkisar 5 tahun berangsur- angsur menjadi merah kekuning kuningan. Pada saat

perubahan warna tersebut terjadi proses pembentukan minyak pada daging buah.

Perubahan warna tersebut karena pada butir- butir minyak mengandung zat warna

( Korotein). Proses pembentukan minyak dan daging buah berlangsung selama 3-4

minggu yaitu sampai tingkat matang morfologis yang disebut matang morfologis

adalah buah telah matang dan kandungan minyak sudah optimal. Sedangkan

matang fisiologis adalah buah sudah matang ranum dan sudah siap untuk tumbuh,

yakni berkisar 1 bulansetelah matang morfologis. Berat buah berkisar 10 -20 gram

(Risza,1994).

2.4. Mutu minyak kelapa sawit

Warna minyak kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh kandungan karoten

dalam minyak tersebut.Karoten dikenal sebagai sumber vitamin A,pada umunya

terdapat pada tumbuhan yang berwarna hijau dan kuning termasuk kelapa

sawit,tetapi para konsumen tidak menyukainya.Oleh karena itu para produsen

berusaha untuk menghilangkannya dengan berbagai cara.Salah satu cara yang

digunakan ialah dengan menggunakan bleaching earth.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II

Mutu minyak sawit juga dipengaruhi oleh kadar asam lemak

bebasnya,karena jika kadar asam lemak bebasnya tinggi,maka akan timbul bau

tengik.Faktor-faktor yang dapat menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas

dalam CPO ialah kadar air dalam CPO, Enzim yang berfungsi sebagai katalis

dalam CPO tersebut. Kadar air dapat mengakibatkan naiknya kadar asam lemak

bebas karena air CPO dapat menyebabkan terjadinya hidrolisa pada trigliserida

dengan bantuan enzim lipase dalam CPO tersebut( Tambun,, 2003).

Akhir-akhir ini minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan

dunia. Berbagai industri, baik pangan maupun non pangan, banyak yang

menggunakannya sebagai bahan baku.

Didalam perdagangan kelapa sawit, istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan

menjadi dua arti. Yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti benar-benar

murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit dalam

arti yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, antara lain

titik lebur, angka penyabunan, dan bilangan yodium. Sedangkan yang kedua, yaitu

mutu minyak sawit dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini

syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standart mutu internasional, yang

meliputi kadar asam lemak bebas (ALB, FFA), air, kotoran, logam besi, logam

tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Dalam dunia perdagangan, mutu

minyak sawit dalam arti yang kedua lebih penting.

Industri pangan maupun nonpangan selalu menghendaki minyak sawit

dalam mutu yang terbaik, yaitu minyak sawit yang dalam keadaan segar, asli,

murni dan tidak tercampur bahan tambahan lain seperti kotoran, air, logam-logam

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II

(dari alat-alat selama pemrosesan), dan lain-lain. Adanya bahan-bahan yang tidak

semestinya terikut dalam minyak sawit ini akan menurunkan mutu dan harga

jualnya (Tim penulis,1997).

2.5. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Kelapa Sawit

Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor,

baik faktor dari luar maupun faktor dari tanaman kelapa sawit itu sendiri.Faktor-

faktor tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan,faktor

genetis dan faktor teknis-agronomis.

1. Iklim

Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa

sawit.Secara umum kondisi iklim yang cocok bagi kelapa sawit terletak antara 15º

LU- 15º LS.Beberapa unsur iklim yang penting yaitu curah hujan,sinar

matahari,suhu,kelembapan udara dan angin.

a.Curah Hujan

Curah hujan optimum yang diperlukan kelapa sawit rata –rata 2.000 –

2500 mm/ tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering

yang berkepanjangan.Curah hujan yang merata ini dapat menurunkan penguapan

dari tanah dan tanaman kelapa sawit.Air merupakan pelarut unsur-unsur hara

didalam tanah.Sehingga dengan bantuan air,unsur tersebut menjadi tersedia bagi

tanaman.Bila tanah dalam keadaan kering akar tanaman sulit menyerap mineral

dari dalam tanah, oleh sebab itu musim kemarau yang berkepanjangan akan

menurunkan produksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II

b. Sinar Matahari

Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat juga untuk

memacu pembentukan buah dan bunga, karenanya intensitas kualitas dan lama

penyinaran Sangat berpengaruh pada proses itu.Lama penyinaran optimum yang

diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam /hari.Kekurangan atau kelebihan

sinar matahari akan berakibat buruk bagi tanaman kelapa sawit.

c. Suhu

Selain sinar matahari dan curah hujan yang cukup untuk tumbuh dengan

baik,tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimum yang berkisar antara 22º-

32º C.Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu adalah lama penyinaran atau

makin rendah suatu tempat,maka akan terjadi kenaikan suhu.Suhu akan

berpengaruh terhadap masa pembungaan dan kematangan buah.Tanaman kelapa

sawit yang ditanam pada ketinggian 500 m diatas permukaan air laut akan

terlambat berbunga 1 tahun jika dibandingkan dengan yang ditanam didataran

rendah.

d. Kelembaban Udara dan Angin

Kelembaban udara dan angin adalah faktor yang sangat penting untuk

menunjang pertumbuhan kelapa sawit,kelembaban udara dapat mengurangi

penguapan, pertumbuhan kelapa sawit, kelembapan udara dapat mengurangi

penguapan, sedangkan anginakan membantu penyerbukan secara ilmiah. Angin

yang kering menyebabkan penguapan yang lebih besar, mengurangi kelembaban

dan dalam waktu lama mengakibatkan tanaman layu.Kelembaban optimum bagi

pertumbuhan kelapa sawit antar 80 – 90 %. Faktor –faktor yang mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II

kelembaban ini adalah suhu, sinar matahari, lama penyinaran , curah hujan dan

evapotransipirasi (Ketaren,1996).

2.7.Sifat fisik Dan Kelapa Sawit

Sifat fisika dan kimia kelapa sawit meliputi warna,bau,bobot jenis,dan

indeks bias.

a. Minyak Sawit (Crude Palm Oil, CPO)

Minyak sawit diperoleh dari lapisan serabut kulit buah kelapa sawit melalui proses

pengolahan sawit.Pada suhu kamar kelapa sawit adalah minyak setengah padat

(semi soilid).Warna minyak sawit adalah merah jingga oleh adanya pengaruh

warna karoten dalam jumlah minyak yang banyak.Minyak sawit memiliki bau

yang khas dan sangat tahan terhadap proses oksidasi.Sifat ini disebabkan adanya

zat tecoferol.

b. Minyak inti sawit (Palm Kernel Oil, PKO)

Minyak inti sawit (PKO) dihasilkan dari inti kelapa sawit.Minyak inti sawit

memiliki rasa dan bau sangat kuat dank has sekali.Nilai sifat fisika-kimia minyak

sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat dilihat pada tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II

Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti (PKO)

2.8.Penentuan mutu minyak atau lemak

Pengujian minyak atau lemak secara kimiawi telah sejak lama

dikerjakan.Pengujian ini didasarkan pada penelitian atau penetapan bagian

tertentu dari komponen kimia minyak atau lemak.Pengujian –pengujian minyak

atau lemak tersebut meliputi hal-hal berikut:

a.Bilangan Penyabunan

Bilangan penyabunan adalah jumlah mg KOH yang diperlukan untuk

menyabunkan satu gram minyak atau lemak..

b.Bilangan Iod

Bilangan iod adalah jumlah (gram) iod yang dapat diikat oleh 100 gram lemak,

ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan bereaksi

dengan iod atau senyawa senyawa iod.Gliserida dengan tingkat ketidak jenuhan

yang tinggi,akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar.

Sifat Minyak Sawit Minyak Inti Sawit

Bobot jenis pada suhu 9,900 0,900-0,913

Indeks bias 1,4565-1,44585 1,395-1,415

Bilangan iodium 48-56 14-20

Bilangan penyabunan 196-205 244-254

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II

c.Bilangan Asam

Bilangan asam adalah jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan

asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.Bilangan asam

dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam

minyak atau lemak.

d.Bilangan Reichert Meissl

Bilangan Reichert Meissl adalah jumlah mililiter larutan KOH 0,1 N yang

diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang mudah menguap dan dapat larut

dalam air,dari contoh sebanyak 5 gram.Cara penetapan bilangan Reichert Meissl

adalah dengan memanasi larutan KOH dalam gliserol sampai terjadi penyabunan

yang sempurna.

e.Bilangan Polenske

Bilangan Polenske adalah jumlah milliliter larutan alkali 0,1 N yang diperlukan

untuk menetralkan asam lemak yang mudah menguap tetapi tidak larut dalam air.

f.Bilangan Krischner

dipergunakan untuk menetapkan besarnya asam lemak yang mudah menguap dan

dapat larut dalam air.Pengukurannya didasarkan atas pengukuran garam-garam

perak yang larut dalam hasil penetapan bilangan Reichert Meissl.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter II

g.Bilangan Henner

Dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak yang tidak larut dalam

air.Minyak atau lemak yang mempunyai bilangan Reichert Meissl yang

tinggi,akan mempunyai bilangan Hehner yang rendah.

h.Bilangan Asetil

Terdapat pada minyak atau lemak.Kebanyakan minyak atau lemak pangan

mengandung gugus OH dalam jumlah yang sangat kecil (Ketaren,1986).

Tabel 2.2.Standart mutu minyak sawit dan minyk inti sawit berdasarkan

karakteritiknya.

Karakteristik Minyak sawit Minyak inti sawit

Asam Lemak Bebas 5% 3,5%

Kadar air 0,5% 0,02%

Kadar kotoran 0,5% 0,2%

Bilangan peroksida 6 meq 2,2 meq

Bilangan iodine 44-58 mg/g 10,5- 18,5 mg/g

Kadar logam (Fe, Cu) 10 ppm -

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter II

2.9. Komposisi minyak kelapa sawit

Kelapa sawit mengandung sekitar 80% pericarp dan minyak 20% buah

yang dilapisi kulit tipis, kadar minyak dan perikarp sekitar 34-40%. Minyak

kelapa sawit adalah lemak seni padat yang mempunyai komposisi yang tetap.

Kandungan karoten dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam

minyak dari jenis tenera kurang lebih 500-700 ppm.Rata- rata komposisi asam

lemak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3. Komposisi Asam Lemak Bebas Minyak kelapa sawit

No Rumus molekul Asam Lemak Minyak sawit %

berat

Minyak Inti

sawit

berat

1. C6H12O2 Kaproat - 3-7

2. C8H16O2 Kaprilat - 3-4

3. C12H24O2 Laurat - 46-52

4. C14H28O Miristat 1,1-2,5 14-17

5. C16H32O2 Palmitat 40-46 6,5-9

6. C18H36O Stearat 3,6-4,7 1-2,5

7. C18H34O2 Oleat 39-45 13-19

(Ketaren, 1986)

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter II

2.10. Pembentukan Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa minyak

menjadi asam – asamnya. Asam lemak bebas merupakan salah satu indicator mutu

minyak. Asam lemak bebas dalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi

menggunakan alkali dalam larutan alkohol.

Reaksi Pembentukan Asam Lemak Bebasterbentuk.

O CH2--O–C--R CH2 -- OH O O

panas, air CH-- O-- C-- R CH-- OH + R -- C --OH O CH2--O-- C--R CH2 -- OH

Minyak sawit Gliserol ALB

Umumnya konsumen menginginkan minyak sawit dan inti sawit yang

mengandung asam –asam lemak bebas yang rendah. Hal ini dapat dicapai jika

buah yang dipanen masih mentah, akan tetapi memotong buah yang mentah

menimbulkan masalah dipabrik yaitu rendah efisiensi ekstaksi minyak dan inti

sawit, ( Naibaho,1998).

Rantai hidrokarbon dalam suatu asam lemak dapat bersifat jenuh atau

dapat pula mengandung ikatan- ikatan rangkap. Konfigurasi disekitar ikatan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter II

rangkap apa saja dalam asam lemak alamiah adalah cis, suatu konfigurasi yang

menyebabkan titik leleh minyak itu rendah. Asam lemak jenuh membentuk rantai

zig-zag yang cocok satu sama lain sehingga gaya tarik van der waalsnya tinggi,

oleh karena itu lemak-lemak jenuh berbentuk padat. Jika beberapa ikatan rangkap

cis terdapat dalam rantai dan molekul itu tidak dapat membentuk kisi yang rapi,

tetapi cenderung untuk melingkar, trigliserida tak jenuh ganda maka cenderung

berbentuk minyak (Fessenden, 1986).

2.11. Proses pengolahan kelapa sawit

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO)

1.Stasiun FFB Reception

2.Stasiun Loading Ramp

3.Stasiun Sterilizer

4.Stasiun Tippler

5.Stasiun Press and Thresser

6.Stasiun Clarification

2.10.1. Stasiun Fresh Fruit Bunch Reception

a.Penimbangan TBS (Tandan Buah Segar)

Timbangan berfungsi untuk menimbang buah yang masuk kedalam pabrik

sekaligus untuk menimbang produksi yang diangkut keluar pabrik.penimbangan

ini bertujuan untuk mengetahui berat TBS yang akan di proses didalam

pabrik.jumlah berat TBS dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat truk dan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter II

berat buah) dan berat truk saja. Penimbangan dilakukan pada saat truk berisi buah

yang akan masuk ke pabrik dan pada saat truk kosong (keluar dari loading ramp).

Pada umumnya Kapasitas timbangan di pabrik kelapa sawit adalah maksimal 50

ton.

2.10.2. Stasiun sortasi

Sortasi berfungsi untuk memilih buah –buah yang masak yang

diterima di PKS PT.Multimas Nabati Asahan ini.Standart Operating Procedure

(SOP):

1.Mengatur lokasi pembongkaran

2.Menentukan berat jenjangan rata rata

3.Memisahkan TBS yang tidak sesuai

4.Melakukan pemotongan TBS

5.Membuat laporan hasil pemotongan

6.Membuat berita acara pengambilan TBS

7.Memeriksa TBS / berondolan yang berceceran

a. Loading Ramp

TBS yang telah ditimbang kemudian buahnya dituang kedalam loading

ramp.Loading ramp adalah suatu bangunan bidang T dengan sudut kemiringan

45o.pada loading ramp dilengkapi dengan pintu pintu sebanyak 52 pintu dimana

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter II

samping kiri /kanan yaitu 14/14 dan depan 24 pintu yang digerakkan secara

hidrolik agar memudahkan memasukkan TBS kedalam lori.

b.Lori

Dari loadingramp dengan alat hidrolik ,TBS dikeluarkan dari lori yang

berkapasitas 10 ton/ lori. Dalam mengisi lori harus dihindari pengisisan terlalu

penuh karena dapat mengakibatkan packing pintu bergeser dan buah jatuh dari

lori. Lori didorong ke sterilizer rebusan dengan menggunakan bantuan tali

capstand.

c. Transfer Carriage

Transfer carriage berfungsi untuk memindahkan lori yang berisi atau

kosong kejalur sterilizer yang diinginkan.

2.10.3. Stasiun Sterilizer

Tahap selanjutnya setelah TBS yang telah ditimbang dan dimasukkan

kedalam lori adalah tahap perebusan. Kapasitas satu unit rebusan adalah 6 lori

berarti 60 ton. Steam yang digunakan untuk merebus adalah BPV header dengan

ketentuan sebagai berikut:

1.Temperatur :130o-150

o c

2.Waktu sekitar 85-90 menit

Dalam perebusan ada 3 puncak (triple peak)

1.Puncak I :dengan tekanan 1,50 bar dengan temperature 120oc dan dilakukan

pembuangan kondesat serta tekanan akan kembali seperti semula. Tujuan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Chapter II

pembuangan kondensat pada puncak 1 adalah untuk membuang daerasi yang

terjebak didalam sterilizer, membuang kondensat karena udara adalah konduktor

terburuk dalam perebusan buah serta membuang air, dan menonaktfkan enzim

lipase.

2.Puncak 2 :dengan tekanan 2,5 bar dan temperatur 135oC dan dilakukan

pembuangan kondesat sampai tekanan kembali seperti semula 0,0. Tujuan

pembuangan kondesat pada puncak 2 adalah untuk membuang air.

3.Puncak 3 :dengan tekanan 2,8 bar dan temperature 140oC dan dilakukan

penahanan sebelum pembuangan kondensat selama selama 17-20 menit yang

bertujuan mempermudah lepasnya inti dari cangkang.

Tujuan dilakukan perebusan (sterilizer) adalah :

1.Mematikan /menonaktifkan enzim lipase

2.Mengurangi kadar air

3.Mempermudah lepasnya brondolan dari janjangan

4.Membantu proses pelepasan inti dari cangkang

5.Membantu merenggangkan pori-pori dari mesocarp sehingga mempermudah

minyak keluar pada tahap pengepresan.

2.10.4. Stasiun Tippler

a. Tippler

Tippler adalah alat untuk membantu menuangkan buah ke bunch scrapper,

dalam hal ini lori yang berisi TBS yang telah direbus dituangkan perlahan-lahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Chapter II

Alat ini berkapasitas 1 lori saja dan waktu yang dibutuhkan untuk menuang buah

ke bunch scrapper adalah ± 7-8 menit dengan sudut putar 185°C.Untuk menjaga

keamanan, tippler dilengkapi beberapa alat penuangan.

2.10.5. Stasiun Press and Thresser

a. Thresser

Thresser berfungsi untuk melepaskan atau memisahkan buah dari

janjangan yang dibawa oleh bunch scrapper. Ada 3 buah thresser, thresser 1 dan 2

berfungsi untuk memipil buah yang dibawa oleh bunch scrapper, sedangkan

thresser 3 berfungsi untuk memipil berondolan yang masih ada pada janjangan.

Sebelum masuk ke thresser 3, janjangan masuk kedalam double crusher agar

proses pemipilan berjalan dengan sempurna. Pada thresser terdapat lifting bar

yang berfungsi untuk melempar janjangan.Janjangan berada didalam thresser

selama ± 3 menit.Putaran thresser adalah ± 23 rpm.

b. Double Crusser

Mengepres tandan sehingga berondolan yang tertinggal pada tandan dapat

dipipil keluar di thresser 3.

c. Digester

Digester berfungsi untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah

tercacah. Tujuan utama digester adalah untuk mempermudah pada saat

pengepresan minyak sehingga kelebihan minyak/lossis minyak akan. Digester ada

7 buah dengan kapasitas muat sekitar 3 ton, dan kapasitas produksi 15 ton per jam

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Chapter II

dengan volume 3500 L dan putaran gear box nya 10-11 rpm, putaran motornya

1500 rpm.

Temperature yang digunakan pada digester adalah 90-950C berguna untuk

mempermudah melumatkan daging buah, pada suhu tersebut minyak sudah

mencair dan mudah keluar agar perajangannya semakin baik sehingga

meringankan kerja screw press.

Faktor yang mempengaruhi kerja digester adalah sebagai berikut:

1. Kondisi pisau pengaduk digester (aus)

2. Volume buah digester

3. Temperature

4. Kematangan buah saat direbus

5. Kondisi digester

d.Screw Press

Screw press berfungsi untuk mengambil/mengeluarkan minyak dari daging

buah. Screw press terdiri dari sepasang worm screw dan hidrolic. Tekanannya 43-

45 bar. Alat ini terdiri dari press cage yang berlubang-lubang dan didalamnya

terdapat 2 buah ulir(screw) yang berputar berlawanan arah.

2.10.6. Stasiun Clarification

a.Crude Oil Gutter

Crude oil Gutter berfungsi sebagai talang minyak yang akan diproses di

santrap tank .pada crude oil gutter terjadi penambahan air antara 19-22%,dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Chapter II

suhu 900c bertujuan untuk mempermudah pemisahan antara minyak dan kotoran

pada santrap tank. Dimana kadar minyak berdasarkan sentrifuge ± 40 %.

b.Sand Trap Tank

Sand Trap Tank berfungsi untuk menampung minyak dari oil gutter dan

mengendapkan pasir,sludge, maupun kotoran.

c. Vibrating Screen

Setelah masuk ke sand trap tank maka cairan hasil presan pada screw press

masuk kedalam vibrating screen dalam hal ini berfungsi sebagai proses

penyaringan fiber atau kotoran yang berupa serat yang terdapat pada minyak

tersebut .tujuan dari penyaringan fiber tersebut adalah agar fiber tersebut tidak

menyumbat alal alat yang digunakan selanjutnya pada proses klarifikasi.

d. Crude Oil Tank 1 (COT 1)

Crude Oil Tank merupakan tangki minyak kasar yang berfungsi sebagai

penampungan minyak kasar dan mengendapkan kembali pasir, kotoran dan sludge

yang lolos dari vibrating screen. Tangki ini dilengkapi dengan pipa pemanas,

dengan adanya pipa pemanas tersebut maka pada COT pun dilakukan pemanasan

CST adalah tempat penampungan minyak yang juga masih bercampur dengan

kotoran.Pada CST dilakukan pengendapan dengan suhu 90-950C. Terdapat

scrimmer dengan tujuan agar mempermudah proses pemisahan minyak pada

proses selanjutnya. Suhu yang digunakan pada COT berkisar antara 900-

950 C.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Chapter II

e. Continuous Settling Tank (CST)

yang bergunakan untuk mengutip minyak dari CST.Kadar minyak yang

diambil dari CST sekitar 5-6%.

f. Crude Oil Tank 2 ( COT 2 )

Crude oil tank 2 (COT 2) adalah tempat pemisahan pasir yang terikut atau

masih tercampur dalam minyak dengan bantuan air panas.Tekanan yang terdapat

pada COT 2 adalah 3 bar,dimana pada lapisan bawah (pasir) dan lapisan atas

(minyak) masing-masing diberi tekanan 1,5 bar.

g. Sand Cyclone

Sand Cyclone berfungsi untuk membuang pasir yang masih bercampur

pada minyak. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya

sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan

materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran dan bentuk.

h. Sludge Distribusi

Sludge distribusi berfungsi untuk menampung sludge dari sand cyclone

dan membagikannya ke decanter. Pada alat ini digunakan steam injeksi dimana

steam tersebut dialirkan dengan pipa yang dilubangi.

i. Decanter

Input dari decanter adalah minyak yang ada di sludge distribusi. Decanter

adalah alat untuk memisahkan antara minyak dengan slurry secara sentribusi

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Chapter II

datar. Decanter juga merupakan mesin yang berfungsi sama dengan separator

yaitu pemisahan minyak yang ada dalam sludge.

j. Oil Tank

Oil Tank berfungsi sebagai penampung minyak hasil pengutipan dan

dipanasi lagi dengan memberi suha 80-950 C. Pada oil tank ini, dilengkapi pipa-

pipa sebagai penyalur steam kedalam oil tank.

k. Vacum Dryer

Minyak dari oil tank masuk ke vacuum dryer melalui pompa. Vacum

Dryer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengurangi air 0,5%.Vacum Dryer

adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air 0,5%. Vacum dryer

bekerja dengan cara penguapan hampa. Alat ini terdiri dari tabung hampa udara

dan terhisap kedalam tabung melalui pemercikan (21 nozel), akibat adanya hampa

udara dan terpancar kedalam tabung hampa.Suhu yang dipakai sekitar 80-95°C

dengan tekanan 760 mmHg. Kadar air dalam minyak diusahakan menjadi 0,1-

0,2%, setelah dari vacum dryer minyak dipompakan ketangki penimbunan sebagai

minyak produksi atau CPO yang siap dikirim.

l. Sludge Pit

Sludge Pit berfungsi sebagai tempat penampungan pasir, sludge dan

kotoran dari proses klarifikasi. Dan dari sludge pit akan diolah kembali karena

didalamnya terdapat minyak.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Chapter II

m. Fat Pit Tank

Fat Pit Tank berfungsi untuk mengambil kembali minyak yang masih ada,

baik dari buangan kondensat dari stasiun sterilizer, dari buangan sludge fit dari

stasiun klarifikasi maupun pembersihan areal pabrik (house keeping) dengan

temperatur didalam tank 80-900 C.

n. Collect Tank

Collect Tank berfungsi sebagai tempat penampungan sludge dari fat pit

untuk diolah kembali oleh separator hingga mendapatkan minyak yang nantinya

akan dipompakan ke Sludge Distribusi 2.

o. Separator

Minyak yang dialirkan dari collect tank akan diolah kembali oleh

separator. Separator berfungsi untuk mengambil minyak sehingga buangannya

yang berupa limbah cair dengan kadar minyak maksimum

Universitas Sumatera Utara