Chapter II

26
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah kedaerah yang bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau discharge dari pompa. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan - peralatan berat. Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi Universitas Sumatera Utara

description

you

Transcript of Chapter II

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar

Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk

menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah kedaerah yang bertekanan

tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan

perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada

sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau

discharge dari pompa.

Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi

energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk

menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat pada

saluran yang dilalui.

Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan

tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada

peralatan - peralatan berat. Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat

membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah.

Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik

dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi

Universitas Sumatera Utara

discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang

diinginkan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.2 Pengertian Pompa Sentrifugal

Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal memiliki sebuah impeller (baling – baling) yang

bertujuan untuk mengalirkan zat cair dari suatu tenpat ketempat lain dengan

cara mengubah energi zat cair yang dikandung menjadi lebih besar.

Pompa digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros

pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Karena

pompa digerakkan oleh motor listrik (motor penggerak), jadi daya guna kerja

pompa adalah perbandingan antara gaya mekanis yang diberikan motor

kepada pompa. Untuk mencari daya guna kerja pompa ada beberapa tahap

menggunakan rumus:

Universitas Sumatera Utara

1. Daya yang diberikan motor pada pompa

P = x V x I x cos ø………………......................................( 2.1 )

Dimana: P = daya yang diberikan motor pada pompa

V = Tegangan

I = Arus

2. Daya Guna Motor Penggerak ( DGMP )

DGMP = x 100 %...............................................( 2.2 )

3. Putaran Motor Penggerak

Ns = ……………………......................................( 2.3 )

% Slip = x 100 %...........................................( 2.4 )

Dimana: Ns = Putaran

f = Frekuwensi

p = Jumlah Kutub

4. Daya yang diterima oleh pompa

Pp = x V x I x cos ø x DGMP…..................................( 2.5 )

Diamana: Pp = daya yang diberikan motor pada pompa

V = Tegangan

I = Arus

DGMP = Daya guna motor pompa

5. Daya guna kerja / performance kerja pompa (DGKP)

DGKP = x 100 %....................( 2.6 )

Universitas Sumatera Utara

Akibat dari putaran impeller yang menimbulkan gaya sentrifugal,

maka zat cair akan mengalir dari tengah impeler keluar lewat saluran di

antara sudu - sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi.

Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi kemudian

melalui saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute,

sehingga akan terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan.

Jadi zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah

besar. Sedangkan proses pengisapan terjadi karena setelah zat cair

dilemparkan oleh impeller, ruang diantara sudu - sudu menjadi vakum,

sehingga zat cair akan terisap masuk.

Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens

keluar dan flens masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat

dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik

motor menjadi energi aliran fluida. Energi inilah yang mengakibatkan

pertambahan head kecepatan, head tekanan dan head potensial secara

kontinu. Adapun bentuk dari motor dan pompa sentrifugal dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Klasifikasi Pompa sentrifugal

Gambar 2.2 Motor dan Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa

kriteria, antara lain:

1. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller. Arah aliran fluida dalam

impeller dapat berupa axial flow (aliran axial), mixed flow (campuran

aliran), atau radial flow (aliran radial).

2. Bentuk kontruksi dari impeller: impeller yang digunakan dalam

pompa sentrifugal dapat berupa open impeller, semi – open impeller,

atau close impeller.

3. Banyaknya jumlah suction inlet. Beberapa pompa sentrifugal

memiliki suction inlet lebih dari dua buah. Pompa yang memiliki

satu suction inlet disebut single – suction pump sedangkan untuk

Universitas Sumatera Utara

pompa yang memiliki dua suction inlet disebut double – suction

pump.

4. Banyaknya impeller. Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa

impeller bersusun. Pompa yang memiliki satu impeller disebut single

– stage pump sedangkan pompa yang memiliki lebih dari satu

impeller disebut multi – stage pump.

2.4 Bagian – Bagian Utama Pompa Sentrifugsl

Dalam pengoperasian pompa sentrifugal ada beberapa bagian yang

perlu diperhatikan agar pompa dapat bekerja dengan baik dan dapat

bertahan lama.

Adapun bagian – bagian utama pompa sentrifugal tersebut antara lain:

2.4.1 Rumah Pompa Sentrifugal

Rumah Pompa Sentrifugal dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Rumah Pompa Sentrifugal

Universitas Sumatera Utara

A.

Keterangan Gambar 2.3:

Stuffing Box

Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros

pompa menembus casing. Adapun bentuk dari stuffing box dapat dilihat

pada Gambar 2.4.

( Mechanical Seal)

Gambar 2.4 Stuffing Box ( Mechanical Seal)

B. Packing

Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari

casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon. Adapun

bentuk dari packing dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Packing

Universitas Sumatera Utara

C. Shaft (poros)

Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama

beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian - bagian berputar

lainnya. Adapun bentuk dari shaft (poros) dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Shaft (poros)

D. Shaft-sleeve

Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan

pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,

internal bearing dan interstage atau distance sleever. Adapun bentuk dari

shaft-sleeve dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Shaft-sleeve

E. Vane

Vane impeller berfungsi sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

Adapun bentuk dari vane dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8 Vane

F. Casing

Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai

pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),

inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan

mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single

stage). Adapun bentuk dari casing dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Casing

Universitas Sumatera Utara

G. Eye of Impeller

Bagian sisi masuk pada arah isap impeller. Adapun bentuk dari eye of

impeller dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Eye of Impeller

H. Impeller

Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi

energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontiniu, sehingga

cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan

akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Adapun bentuk dari

impeller dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Impeller

Universitas Sumatera Utara

I. Wearing Ring

Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati

bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara

memperkecil celah antara casing dengan impeller. Adapun bentuk dari

wearing ring dapt dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Wearing Ring

J. Bearing

Bearing (bantalan) berfungsi untuk menahan beban dari poros agar dapat

berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga

memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada

tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil. Adapun bentuk dari

bearing dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.13

K. Diccharge Nozzle

Discharge nozzle adalah saluran cairan keluar dari pompa dan berfungsi juga

untuk meningkatkan energi tekanan keluar pompa.

Bearing

2.4.2 Impeller

Impeller adalah bagian penting pompa sentrifugal dimana terjadi

perubahan energi mekanis berupa putaran menjadi kecepatan, aliran impeller

akan diputar oleh motor penggerak pompa, menyebabkan aliran akan

berputar dan gerakan aliran akan mengikuti impeller dan keluar dengan

kecepatan yang besar. Pada impeller juga terjadi head atau tekanan dan

kecepatan aliran akan bertambah besar.

Universitas Sumatera Utara

Kecepatan aliran yang besar berubah menjadi tekanan aliran atau

head pompa. Perubahan kecepatan head ini terjadi pada rumah kontak dan

impeller. Hal ini akan dipergunakan untuk mengatasi head loses dan beban

lainnya pada instalasi pompa jika head pada instalasi pipa ternyata masih

lebih besar dari head maksimum yang dihasilkan pompa maka aliran tidak

akan sampai tujuan akhir instalasi pipa. aliran akan berhenti pada daerah

tertentu walaupun pompa terus bekerja. Head maksimum dimana kapasitas

pompa akan menjadi panas jikan dibiarkan terus – menerus dapat

menyababkan kerusakan pada pompa.

Impeller di bagi beberapa jenis antara lain:

1. Closed Impeller

2. Semi open impeller

3. Open impeller.

Adapun jenis – jenis dari impeller dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Jenis – Jenis Impeller

Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Seal Pompa

Seal pompa berfungsi mengatasi terjadinya kebocoran pada pompa.

Kebocoran dapat berupa keluarnya minyak pelumas dari pompa,

pembocoran yang berlebihan dapat mengganggu terjadinya kerja pompa,

bahkan dapat merusak bagian – bagian pompa lainnya.

Adapun bentuk – bentuk dari seal pompa dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Bentuk – Bentuk Seal pompa

2.5. Rotameter

Rotameter merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur

debit aliran air, dimana rotameter yang digunakan adalah rotameter dengan

kapasitas debit air sepuluh ton per jam.Bagian-bagian utama dari rotameter

adalah pelampung, katup pembuang udara, kaca pelindung. untuk lebih jelasnya

dapat kita lihat pada Gambar 2.16.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.16 Alat Ukur Rotameter

2.6 Kopling

Kopling adalah suatu suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai

penerus putaran dan daya dari penggerak keporos yang digerakkan secara

pasti tanpa serjadi slip, dimana sumbu poros terletak pada suatu garis lurus.

2.7 Pembagian Kopling

Kopling terbagi atas dua tipe yaitu:

2.6.1 Kopling Tetap

2.6.2 Kopling tidak Tetap

2.7.1 Kopling Tetap

Kopling tetap adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai

penerus putaran dan daya dari poros penggerak keporos yang digerakkan

secara pasti (tanpa terjadi slip) dimana sumbu kedua poros tersebut terletak

pada suatu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Berbeda dengan

kopling tidak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan,

maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung.

Universitas Sumatera Utara

Macam – macam kopling tetap adalah sebagai berikut:

a. Kopling Kaku

b. Kopling Karet Ban

c. Kopling Fluida

a. Kopling Kaku

Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan

sumbu, sehingga kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum

di pabrik – pabrik.

Kopling ini tidak mengizinkan sedikitpun ketidaklurusan sumbu kedua

poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Mula –

mula perlu diketahui besarnya daya dan putaran yang akan diteruskan poros

penggerak jika diameter penggerak sudah tertentu seperti pada poros motor

listrik maka diambil diameter yang sama untuk poros yang sama. Adapun

bentuk dari kopling kaku dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Kopling Kaku

Universitas Sumatera Utara

b. Kopling Karet Ban

Mesin – mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui

kopling Flens kaku, memerlukan penyetelan yang sangan teliti agar kedua

sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus.

Selain itu getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara

mesin penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat

memperpendek umur mesin serta menimbulkan suara berisik.

Untuk menghindari kesulitan – kesulitan diatas dapat dipergunakan

kopling karet ban. Kopling ini dapat bekerja dengan baik meskipun kedua

sumbu poros yang dihubungkan tidak benar – benar lurus. Selain itu kopling

ini juga dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi,

meskipun terjadi kesalahan pada pemasangan poros, dalam batas tertentu

kopling ini dapat meneruskan dengan daya yang halus. Pemasanagn dan

pelepasan juga dapat dengan mudah karena hubungan yang dilakukan

dengan jepitan baut pada ban karetnya.

Keuntungan dari kopling karet ban ini adalah dimana sebuah ban

yang sangat elastis, terdiri dari karet dengan lapisan dalam yang ditenun,

ditekan oleh dua buah cincin penekan pada flens kedua peruhan

kopling.Adapun bentuk dari kopling karet ban dapat dilihat pada Gambar

2.18.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.18 Kopling Karet Ban

c. Kopling fluida

Kopling fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan

daya besar. Keuntungan dari kopling ini adalah gerak awal lambat, kopling

ini elastis, getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak

saling diteruskan, pengaman yang mudah terhadap beban lebih. Oleh karena

itu umur mesin dan peralatan yang dihubungkan menjadi lebih panjang

dibandingkan dengan pemakaian kopling tetap biasa. Adapun bentuk dari

kopling fluida dapat dilihat pada Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Kopling Fluida

Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Kopling Tidak Tetap

Kopling tidak tetap adalah suatu komponen mesin yang

menghubungkan poros yang digerakkan dan poros penggerak, dengan

putaran yang sama dalam meneruskan daya serta dapat melepaskan

hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar.

Macam – macam kopling tidak tetap adalah sebagai berikut:

a. Kopling Cakar

b. Kopling Plat

c. Kopling Kerucut

d. Kopling Friwil

a. Kopling Cakar

Kopling cakar adalah merupakan konstruksi dari kopling tidak tetap

yang paling sederhana. Kopling cakar persegi dapat meneruskan momen

dalam dua arah putaran, tetapi tidak dihubungkan dalam keadaan berputar,

tetapi hanya baik untuk satu arah putaran saja, namun karena timbulnya

tumbukan yang besar jika dihubungkan dalam keadaan berputar, maka cara

yang menghubungkannya hanya boleh dilakukan jika poros penggerak

mempunyai putaran kurang lebih dari 50 rpm. Adapun bentuk dari kopling

cakar dapat dilihat pada Gambar 2.20.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.20 Kopling Cakar

b. Kopling Plat

Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau

lebih yang di pasang antara kedua poros serta membuat kontak dengan

poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara

sesamanya. Kontruksi kopling ini cukup sederhana sehingga dapat

dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar. Bentuk kopling plat

yang paling sederhana adalah seperti Gambar 2.21.

Roda Gila Gelang Penekan

Poros Penggerak Pedal

Poros yang Digerakkan

Pelat Kopling

Gambar 2.21 kopling Plat

Universitas Sumatera Utara

c. Kopling Kerucut

Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi

sederhana mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil

dapat ditransmisikan momen yang besar. Kopling kerucut seperti Gambar

2.22.kopling kerucut terdiri dari sebuah kerucut B yang dapat digeser melalui

pasak benam pada poros yang digerakkan dan sebuah kerucut berongga A

yang dipasang erat dengan pasak pada poros penggerak dengan sudut

puncak yang sama. Kopling ini dahulu banyak dipakai tetapi sekarang tidak

lagi dalam keadaan dimana bentuk plat tidak dikehendaki, dan ada

kemungkinan terkena minyak, sehingga kopling kerucut ini susah untuk

beroperasi secara normal.

Gambar 2.22 Kopling Kerucut

d. Kopling Friwil

Kopling friwil adalah kopling yang dapat dilepas dengan sendirinya

bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah

berlawanan dari poros yang digerakkan. Seperti Gambar 2.23. bola – bola

Universitas Sumatera Utara

atau rol – rol dipasang dalam ruangan yang bentuknya sedemikian rupa

hingga jika poros penggerak berputar searah jarum jam, maka gesekan yang

timbul akan menyebabkan rol atau bola terjepit diantara poros penggerak

dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama poros yang digerakkan akan

berputar meneruskan daya.

Gambar 2.23 Kopling Friwil

2.8 Bagian – Bagian Utama Kopling

2.8.1 Poros

Dalam pengertian umum poros dimaksudkan sebagai batang logam

berpenampang lingkaran yang berfungsi untuk memindahkan perputaran atau

mendukung sesuatu beban atau tanpa meneruskan daya. Poros ditahan oleh

dua atau lebih bantalan poros atau pemegang poros, bagian – bagian

berputar didukung oleh poros. Beban yang didukung oleh poros tersebut

termasuk yang terpasang padanya misalnya berat gerbong atau berat

kendaraan menimbulkan gaya tekan pada bantalan poros.

Universitas Sumatera Utara

Jika poros meneruskan daya maka poros mendapat momen puntir akibat

daya yang diteruskan sehingga pada penampang yang normal sepanjang

poros terjadi tegangan puntir. Poros dapat dibedakan menjadi:

a. Poros pemutar

b. Poros pendukung

c. Poros gabungan antara pemutar dan pendukung

Poros pemutar berfungsi sebagai poros yang menerima daya yang

diberikan oleh motor listrik, kemudian daya tersebut diteruskan keroda gigi

dan selanjutnya diteruskan kebatang ulir. Poros merupakan salah satu bagian

yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga

bersama – sama dengan putaran.

Dalam hal ini poros dapat dibedakan:

a. Poros dukung

Poros dukung yang dikhususkan untuk memdukung elemen yang

berputar. Poros dukung dapat dibagi dalam poros tetap atau poros berhenti

dan poros berputar. Elemen mesin yang berputar seperti : Cakra tali sabuk

mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi dipasang

berputar terhadap poros dukung yang berputar.

Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja bukan paduan, sangat

sedikit yang dibuat dari baja paduan, misalnya: Baja nikel crhom dan juga

Universitas Sumatera Utara

besi cor noduler. Biasanya poros dukung ini mempunyai penampang

berbentuk lingkaran atau cincin.

b. Poros transmisi

Poros yang terutama untuk memindahkan momen puntir, dalam hal ini

mendukung elemen mesin hanya satu cara. Poros ini berfungsi untuk

memindahkan tenaga mekanik dari salah satu mesin ke masin lain. Dalam

hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan.

Disamping itu bobot dari poros, bobot elemen mesin, seperti piring sabuk

dan piring tali, bus rangkai, roda gigi dan tarikan sabuk serta tarikan

talinya, gaya gigi dan sebagainya akan melengkungkan poros.

Poros yang semata – mata dibebani puntir penampang yang tegak lurus

pada sumbu panjang poros, karena itu jarang terdapat penampang ini,

disamping puntir hampir selalu dibebani gaya lengkung dan gaya putus

geser.

Untuk merencanakan sebuah poros, kita harus mengetahuin hal – hal

yang dapat mempengaruhi poros tersebut.

Hal – hal yang perlu diperhatikan:

a. Kekuatan poros

Suatu transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan

antara puntir dan lentur seperti yang telah diuraikan diatas. Juga ada yang

mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling – baling kapal dan

turbin. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila

Universitas Sumatera Utara

diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur

padat, maka harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan sehingga

cukup kuat untuk menahan beban yang diberikan.

b. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan poros yang cukup tetapi

lenturan atau defleksi puntirannya terlalu besar maka akan mengakibatkan

ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau dapat menimbulka getaran dan

suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekuatannya juga harus

diperhatikan dan disesuaikan dangan macam beban yang akan diberikan

pada poros tersebut.

c. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu,

maka dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut

putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik,

dan lain – lain. Kejadian ini dapat mangakibatkan kerusakan pada poros dan

bagian – bagiannya. Jika kemungkinan poros harus direncanakan sedemikian

rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari kritisnya.

2.8.2 Pasak

Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan

bagian – bagian mesin seperti : Roda gigi, sprocket, pully, kopling dan lain –

lain. Pasak pada umumnya dapat digolongkan atas beberapa macam,

menurut letaknya pada poros maka pasak dapat dibedakan antara pasak

telena, pasak rata, pasak benam, dan pasak singgung pada umumnya

Universitas Sumatera Utara

berpenampang segi empat. Dalam arah memanjang berbentuk prismatis atau

berbentuk tirus. Pasak benam prismatis adalah yang khusus dipakai sebagai

pasak luncur, juga ada pasak tembereng dan pasak jarum. Pasak luncur

memungkinkan penggeseran aksial roda gigi pada porosnya, yang paling

umum dipakai adalah pasak benam yang dipakai untuk meneruskan momen

yang besar, untuk momen tumbukan dapat dipakai pasak tumbukan.

2.8.3 Baut Pengikat Kopling

Baut pengikat kopling berfungsi untuk mengikat suatu elemen mesin

yang terdapat pada pada suatu mesin. Ini dapat dilihat pada Gambar 2.24.

Gambar 2.24 Baut Pengikat

2.8.4 Karet Ban Baut Pengikat Kopling

Karet ban pengikat kopling berfungsi untuk mencegah terjadinya slip

dari poros ke poros yang digerakkan sehingga dapat mencegah rugi – rugi

daya putaran pada suatu mesin.

2.8.5 Daun Kopling

Daun kopling berfungsi sebagai penghubung putara dan pemutus

putaran pada suatu mesin.

Universitas Sumatera Utara