Chapter II
-
Upload
agus-shbt-messi -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of Chapter II
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk
menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk
mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah kedaerah yang bertekanan
tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan
perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada
sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau
discharge dari pompa.
Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi
energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk
menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat pada
saluran yang dilalui.
Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan
tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada
peralatan - peralatan berat. Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat
membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah.
Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik
dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi
Universitas Sumatera Utara
discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang
diinginkan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.2 Pengertian Pompa Sentrifugal
Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal memiliki sebuah impeller (baling – baling) yang
bertujuan untuk mengalirkan zat cair dari suatu tenpat ketempat lain dengan
cara mengubah energi zat cair yang dikandung menjadi lebih besar.
Pompa digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros
pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Karena
pompa digerakkan oleh motor listrik (motor penggerak), jadi daya guna kerja
pompa adalah perbandingan antara gaya mekanis yang diberikan motor
kepada pompa. Untuk mencari daya guna kerja pompa ada beberapa tahap
menggunakan rumus:
Universitas Sumatera Utara
1. Daya yang diberikan motor pada pompa
P = x V x I x cos ø………………......................................( 2.1 )
Dimana: P = daya yang diberikan motor pada pompa
V = Tegangan
I = Arus
2. Daya Guna Motor Penggerak ( DGMP )
DGMP = x 100 %...............................................( 2.2 )
3. Putaran Motor Penggerak
Ns = ……………………......................................( 2.3 )
% Slip = x 100 %...........................................( 2.4 )
Dimana: Ns = Putaran
f = Frekuwensi
p = Jumlah Kutub
4. Daya yang diterima oleh pompa
Pp = x V x I x cos ø x DGMP…..................................( 2.5 )
Diamana: Pp = daya yang diberikan motor pada pompa
V = Tegangan
I = Arus
DGMP = Daya guna motor pompa
5. Daya guna kerja / performance kerja pompa (DGKP)
DGKP = x 100 %....................( 2.6 )
Universitas Sumatera Utara
Akibat dari putaran impeller yang menimbulkan gaya sentrifugal,
maka zat cair akan mengalir dari tengah impeler keluar lewat saluran di
antara sudu - sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi.
Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi kemudian
melalui saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute,
sehingga akan terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan.
Jadi zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah
besar. Sedangkan proses pengisapan terjadi karena setelah zat cair
dilemparkan oleh impeller, ruang diantara sudu - sudu menjadi vakum,
sehingga zat cair akan terisap masuk.
Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens
keluar dan flens masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik
motor menjadi energi aliran fluida. Energi inilah yang mengakibatkan
pertambahan head kecepatan, head tekanan dan head potensial secara
kontinu. Adapun bentuk dari motor dan pompa sentrifugal dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Klasifikasi Pompa sentrifugal
Gambar 2.2 Motor dan Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa
kriteria, antara lain:
1. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller. Arah aliran fluida dalam
impeller dapat berupa axial flow (aliran axial), mixed flow (campuran
aliran), atau radial flow (aliran radial).
2. Bentuk kontruksi dari impeller: impeller yang digunakan dalam
pompa sentrifugal dapat berupa open impeller, semi – open impeller,
atau close impeller.
3. Banyaknya jumlah suction inlet. Beberapa pompa sentrifugal
memiliki suction inlet lebih dari dua buah. Pompa yang memiliki
satu suction inlet disebut single – suction pump sedangkan untuk
Universitas Sumatera Utara
pompa yang memiliki dua suction inlet disebut double – suction
pump.
4. Banyaknya impeller. Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa
impeller bersusun. Pompa yang memiliki satu impeller disebut single
– stage pump sedangkan pompa yang memiliki lebih dari satu
impeller disebut multi – stage pump.
2.4 Bagian – Bagian Utama Pompa Sentrifugsl
Dalam pengoperasian pompa sentrifugal ada beberapa bagian yang
perlu diperhatikan agar pompa dapat bekerja dengan baik dan dapat
bertahan lama.
Adapun bagian – bagian utama pompa sentrifugal tersebut antara lain:
2.4.1 Rumah Pompa Sentrifugal
Rumah Pompa Sentrifugal dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Rumah Pompa Sentrifugal
Universitas Sumatera Utara
A.
Keterangan Gambar 2.3:
Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing. Adapun bentuk dari stuffing box dapat dilihat
pada Gambar 2.4.
( Mechanical Seal)
Gambar 2.4 Stuffing Box ( Mechanical Seal)
B. Packing
Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon. Adapun
bentuk dari packing dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Packing
Universitas Sumatera Utara
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian - bagian berputar
lainnya. Adapun bentuk dari shaft (poros) dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Shaft (poros)
D. Shaft-sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing dan interstage atau distance sleever. Adapun bentuk dari
shaft-sleeve dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Shaft-sleeve
E. Vane
Vane impeller berfungsi sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
Adapun bentuk dari vane dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 Vane
F. Casing
Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage). Adapun bentuk dari casing dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Casing
Universitas Sumatera Utara
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller. Adapun bentuk dari eye of
impeller dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Eye of Impeller
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontiniu, sehingga
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Adapun bentuk dari
impeller dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Impeller
Universitas Sumatera Utara
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller. Adapun bentuk dari
wearing ring dapt dilihat pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Wearing Ring
J. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil. Adapun bentuk dari
bearing dapat dilihat pada Gambar 2.13.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.13
K. Diccharge Nozzle
Discharge nozzle adalah saluran cairan keluar dari pompa dan berfungsi juga
untuk meningkatkan energi tekanan keluar pompa.
Bearing
2.4.2 Impeller
Impeller adalah bagian penting pompa sentrifugal dimana terjadi
perubahan energi mekanis berupa putaran menjadi kecepatan, aliran impeller
akan diputar oleh motor penggerak pompa, menyebabkan aliran akan
berputar dan gerakan aliran akan mengikuti impeller dan keluar dengan
kecepatan yang besar. Pada impeller juga terjadi head atau tekanan dan
kecepatan aliran akan bertambah besar.
Universitas Sumatera Utara
Kecepatan aliran yang besar berubah menjadi tekanan aliran atau
head pompa. Perubahan kecepatan head ini terjadi pada rumah kontak dan
impeller. Hal ini akan dipergunakan untuk mengatasi head loses dan beban
lainnya pada instalasi pompa jika head pada instalasi pipa ternyata masih
lebih besar dari head maksimum yang dihasilkan pompa maka aliran tidak
akan sampai tujuan akhir instalasi pipa. aliran akan berhenti pada daerah
tertentu walaupun pompa terus bekerja. Head maksimum dimana kapasitas
pompa akan menjadi panas jikan dibiarkan terus – menerus dapat
menyababkan kerusakan pada pompa.
Impeller di bagi beberapa jenis antara lain:
1. Closed Impeller
2. Semi open impeller
3. Open impeller.
Adapun jenis – jenis dari impeller dapat dilihat pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Jenis – Jenis Impeller
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Seal Pompa
Seal pompa berfungsi mengatasi terjadinya kebocoran pada pompa.
Kebocoran dapat berupa keluarnya minyak pelumas dari pompa,
pembocoran yang berlebihan dapat mengganggu terjadinya kerja pompa,
bahkan dapat merusak bagian – bagian pompa lainnya.
Adapun bentuk – bentuk dari seal pompa dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Bentuk – Bentuk Seal pompa
2.5. Rotameter
Rotameter merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
debit aliran air, dimana rotameter yang digunakan adalah rotameter dengan
kapasitas debit air sepuluh ton per jam.Bagian-bagian utama dari rotameter
adalah pelampung, katup pembuang udara, kaca pelindung. untuk lebih jelasnya
dapat kita lihat pada Gambar 2.16.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.16 Alat Ukur Rotameter
2.6 Kopling
Kopling adalah suatu suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai
penerus putaran dan daya dari penggerak keporos yang digerakkan secara
pasti tanpa serjadi slip, dimana sumbu poros terletak pada suatu garis lurus.
2.7 Pembagian Kopling
Kopling terbagi atas dua tipe yaitu:
2.6.1 Kopling Tetap
2.6.2 Kopling tidak Tetap
2.7.1 Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai
penerus putaran dan daya dari poros penggerak keporos yang digerakkan
secara pasti (tanpa terjadi slip) dimana sumbu kedua poros tersebut terletak
pada suatu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Berbeda dengan
kopling tidak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan,
maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung.
Universitas Sumatera Utara
Macam – macam kopling tetap adalah sebagai berikut:
a. Kopling Kaku
b. Kopling Karet Ban
c. Kopling Fluida
a. Kopling Kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan
sumbu, sehingga kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum
di pabrik – pabrik.
Kopling ini tidak mengizinkan sedikitpun ketidaklurusan sumbu kedua
poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Mula –
mula perlu diketahui besarnya daya dan putaran yang akan diteruskan poros
penggerak jika diameter penggerak sudah tertentu seperti pada poros motor
listrik maka diambil diameter yang sama untuk poros yang sama. Adapun
bentuk dari kopling kaku dapat dilihat pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17 Kopling Kaku
Universitas Sumatera Utara
b. Kopling Karet Ban
Mesin – mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui
kopling Flens kaku, memerlukan penyetelan yang sangan teliti agar kedua
sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus.
Selain itu getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara
mesin penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat
memperpendek umur mesin serta menimbulkan suara berisik.
Untuk menghindari kesulitan – kesulitan diatas dapat dipergunakan
kopling karet ban. Kopling ini dapat bekerja dengan baik meskipun kedua
sumbu poros yang dihubungkan tidak benar – benar lurus. Selain itu kopling
ini juga dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi,
meskipun terjadi kesalahan pada pemasangan poros, dalam batas tertentu
kopling ini dapat meneruskan dengan daya yang halus. Pemasanagn dan
pelepasan juga dapat dengan mudah karena hubungan yang dilakukan
dengan jepitan baut pada ban karetnya.
Keuntungan dari kopling karet ban ini adalah dimana sebuah ban
yang sangat elastis, terdiri dari karet dengan lapisan dalam yang ditenun,
ditekan oleh dua buah cincin penekan pada flens kedua peruhan
kopling.Adapun bentuk dari kopling karet ban dapat dilihat pada Gambar
2.18.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.18 Kopling Karet Ban
c. Kopling fluida
Kopling fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan
daya besar. Keuntungan dari kopling ini adalah gerak awal lambat, kopling
ini elastis, getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak
saling diteruskan, pengaman yang mudah terhadap beban lebih. Oleh karena
itu umur mesin dan peralatan yang dihubungkan menjadi lebih panjang
dibandingkan dengan pemakaian kopling tetap biasa. Adapun bentuk dari
kopling fluida dapat dilihat pada Gambar 2.19.
Gambar 2.19 Kopling Fluida
Universitas Sumatera Utara
2.7.2 Kopling Tidak Tetap
Kopling tidak tetap adalah suatu komponen mesin yang
menghubungkan poros yang digerakkan dan poros penggerak, dengan
putaran yang sama dalam meneruskan daya serta dapat melepaskan
hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar.
Macam – macam kopling tidak tetap adalah sebagai berikut:
a. Kopling Cakar
b. Kopling Plat
c. Kopling Kerucut
d. Kopling Friwil
a. Kopling Cakar
Kopling cakar adalah merupakan konstruksi dari kopling tidak tetap
yang paling sederhana. Kopling cakar persegi dapat meneruskan momen
dalam dua arah putaran, tetapi tidak dihubungkan dalam keadaan berputar,
tetapi hanya baik untuk satu arah putaran saja, namun karena timbulnya
tumbukan yang besar jika dihubungkan dalam keadaan berputar, maka cara
yang menghubungkannya hanya boleh dilakukan jika poros penggerak
mempunyai putaran kurang lebih dari 50 rpm. Adapun bentuk dari kopling
cakar dapat dilihat pada Gambar 2.20.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.20 Kopling Cakar
b. Kopling Plat
Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau
lebih yang di pasang antara kedua poros serta membuat kontak dengan
poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara
sesamanya. Kontruksi kopling ini cukup sederhana sehingga dapat
dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar. Bentuk kopling plat
yang paling sederhana adalah seperti Gambar 2.21.
Roda Gila Gelang Penekan
Poros Penggerak Pedal
Poros yang Digerakkan
Pelat Kopling
Gambar 2.21 kopling Plat
Universitas Sumatera Utara
c. Kopling Kerucut
Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi
sederhana mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil
dapat ditransmisikan momen yang besar. Kopling kerucut seperti Gambar
2.22.kopling kerucut terdiri dari sebuah kerucut B yang dapat digeser melalui
pasak benam pada poros yang digerakkan dan sebuah kerucut berongga A
yang dipasang erat dengan pasak pada poros penggerak dengan sudut
puncak yang sama. Kopling ini dahulu banyak dipakai tetapi sekarang tidak
lagi dalam keadaan dimana bentuk plat tidak dikehendaki, dan ada
kemungkinan terkena minyak, sehingga kopling kerucut ini susah untuk
beroperasi secara normal.
Gambar 2.22 Kopling Kerucut
d. Kopling Friwil
Kopling friwil adalah kopling yang dapat dilepas dengan sendirinya
bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah
berlawanan dari poros yang digerakkan. Seperti Gambar 2.23. bola – bola
Universitas Sumatera Utara
atau rol – rol dipasang dalam ruangan yang bentuknya sedemikian rupa
hingga jika poros penggerak berputar searah jarum jam, maka gesekan yang
timbul akan menyebabkan rol atau bola terjepit diantara poros penggerak
dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama poros yang digerakkan akan
berputar meneruskan daya.
Gambar 2.23 Kopling Friwil
2.8 Bagian – Bagian Utama Kopling
2.8.1 Poros
Dalam pengertian umum poros dimaksudkan sebagai batang logam
berpenampang lingkaran yang berfungsi untuk memindahkan perputaran atau
mendukung sesuatu beban atau tanpa meneruskan daya. Poros ditahan oleh
dua atau lebih bantalan poros atau pemegang poros, bagian – bagian
berputar didukung oleh poros. Beban yang didukung oleh poros tersebut
termasuk yang terpasang padanya misalnya berat gerbong atau berat
kendaraan menimbulkan gaya tekan pada bantalan poros.
Universitas Sumatera Utara
Jika poros meneruskan daya maka poros mendapat momen puntir akibat
daya yang diteruskan sehingga pada penampang yang normal sepanjang
poros terjadi tegangan puntir. Poros dapat dibedakan menjadi:
a. Poros pemutar
b. Poros pendukung
c. Poros gabungan antara pemutar dan pendukung
Poros pemutar berfungsi sebagai poros yang menerima daya yang
diberikan oleh motor listrik, kemudian daya tersebut diteruskan keroda gigi
dan selanjutnya diteruskan kebatang ulir. Poros merupakan salah satu bagian
yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga
bersama – sama dengan putaran.
Dalam hal ini poros dapat dibedakan:
a. Poros dukung
Poros dukung yang dikhususkan untuk memdukung elemen yang
berputar. Poros dukung dapat dibagi dalam poros tetap atau poros berhenti
dan poros berputar. Elemen mesin yang berputar seperti : Cakra tali sabuk
mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi dipasang
berputar terhadap poros dukung yang berputar.
Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja bukan paduan, sangat
sedikit yang dibuat dari baja paduan, misalnya: Baja nikel crhom dan juga
Universitas Sumatera Utara
besi cor noduler. Biasanya poros dukung ini mempunyai penampang
berbentuk lingkaran atau cincin.
b. Poros transmisi
Poros yang terutama untuk memindahkan momen puntir, dalam hal ini
mendukung elemen mesin hanya satu cara. Poros ini berfungsi untuk
memindahkan tenaga mekanik dari salah satu mesin ke masin lain. Dalam
hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan.
Disamping itu bobot dari poros, bobot elemen mesin, seperti piring sabuk
dan piring tali, bus rangkai, roda gigi dan tarikan sabuk serta tarikan
talinya, gaya gigi dan sebagainya akan melengkungkan poros.
Poros yang semata – mata dibebani puntir penampang yang tegak lurus
pada sumbu panjang poros, karena itu jarang terdapat penampang ini,
disamping puntir hampir selalu dibebani gaya lengkung dan gaya putus
geser.
Untuk merencanakan sebuah poros, kita harus mengetahuin hal – hal
yang dapat mempengaruhi poros tersebut.
Hal – hal yang perlu diperhatikan:
a. Kekuatan poros
Suatu transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan
antara puntir dan lentur seperti yang telah diuraikan diatas. Juga ada yang
mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling – baling kapal dan
turbin. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila
Universitas Sumatera Utara
diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur
padat, maka harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan sehingga
cukup kuat untuk menahan beban yang diberikan.
b. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan poros yang cukup tetapi
lenturan atau defleksi puntirannya terlalu besar maka akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau dapat menimbulka getaran dan
suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekuatannya juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dangan macam beban yang akan diberikan
pada poros tersebut.
c. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu,
maka dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut
putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik,
dan lain – lain. Kejadian ini dapat mangakibatkan kerusakan pada poros dan
bagian – bagiannya. Jika kemungkinan poros harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari kritisnya.
2.8.2 Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan
bagian – bagian mesin seperti : Roda gigi, sprocket, pully, kopling dan lain –
lain. Pasak pada umumnya dapat digolongkan atas beberapa macam,
menurut letaknya pada poros maka pasak dapat dibedakan antara pasak
telena, pasak rata, pasak benam, dan pasak singgung pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
berpenampang segi empat. Dalam arah memanjang berbentuk prismatis atau
berbentuk tirus. Pasak benam prismatis adalah yang khusus dipakai sebagai
pasak luncur, juga ada pasak tembereng dan pasak jarum. Pasak luncur
memungkinkan penggeseran aksial roda gigi pada porosnya, yang paling
umum dipakai adalah pasak benam yang dipakai untuk meneruskan momen
yang besar, untuk momen tumbukan dapat dipakai pasak tumbukan.
2.8.3 Baut Pengikat Kopling
Baut pengikat kopling berfungsi untuk mengikat suatu elemen mesin
yang terdapat pada pada suatu mesin. Ini dapat dilihat pada Gambar 2.24.
Gambar 2.24 Baut Pengikat
2.8.4 Karet Ban Baut Pengikat Kopling
Karet ban pengikat kopling berfungsi untuk mencegah terjadinya slip
dari poros ke poros yang digerakkan sehingga dapat mencegah rugi – rugi
daya putaran pada suatu mesin.
2.8.5 Daun Kopling
Daun kopling berfungsi sebagai penghubung putara dan pemutus
putaran pada suatu mesin.
Universitas Sumatera Utara