Chapter II
-
Upload
selvian-xiaomei -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Chapter II
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan serta menjadi referensi bagi
para peneliti selanjutnya yang dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk
penelitian yang akan datang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar uang
memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak (Tandelilin, 2001: 25).
Sedangkan menurut Abdul (2005: 1), Pasar modal secara formal dapat diartikan
sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang
diperjual belikan. Sekuritas di indonesia yang umumnya diperdagangkan ialah saham,
obligasi, dan reksa dana. Menurut Dermawan (2007: 188) pasar modal yang efisien
didefinisikan sebagai pasar modal yang harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan
semua informasi yang relevan.
2.2. Reksa Dana
Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan
bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
Universitas Sumatera Utara
Manajer Investasi. Reksa Dana menurut Gunawan dan Almira (2006: 7) merupakan
suatu bentuk pemberian jasa yang didirikan untuk membantu investor yang ingin
berpartisipasi dalam pasar modal tanpa adanya keterlibatan secara langsung dlam
prosedur,administrasi,dan analisis dalam sebuah pasar modal. Dalam kamus
keuangan Reksa Dana didefinisikan sebagai portofolio aset keuangan yang
terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual
saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga
nilai aktiva bersih.
2.2.1. Jenis-Jenis Reksa Dana
Pada umumnya semua reksa dana memiliki kesamaan struktur namun berbeda
tujuannya. Membedakan reksa dana dibedakan melalui beberapa sudut pandang yaitu
dari segi sifat, instrumen reksa dana, segi hukum dan dari klasifikasi lainnya.
2.2.1.1.Reksa Dana Dilihat dari Segi Sifat
Menurut Gunawan dan Almira (2006: 10) dilihat dari segi sifatnya, reksa dana
dibagi atas:
1. Open-end Fund
Open-end Fund atau Reksa dana terbuka mempunyai arti bahwa reksa dana
memberi kemungkinan bagi investor untuk membeli saham atau unit penyertaan
dari reksa dana dan dapat menjual kembali pada reksa dana tanpa dibatasi jumlah
saham atau unit penyertaan yang diterbitkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Closed-end Fund
Closed-end Fund adalah suatu bentuk reksa dana di Amerika Serikat yang serupa
dengan reksa dana tertutup di Indonesia. closed-end fund disebut juga dengan
reksa dan tertutup yang hanya ada dalam reksa dana berbentuk perseroan terbatas
dan reksa dana ini melakukan operasi dengan jumlah saham yang tetap dan tidak
mengatur secara reguler penerbitan saham baru.
3. Unit Investment Trusts
Unit Investment Trusts merupakan suatu perusahaan dibidang investasi yang
memebeli portofolio efek (berdasarkan pada perjanjian Trust Indenture) dengan
menggunakan kumpulan dana dari pemegang saham atau unit penyertaan.
2.2.1.2. Reksa Dana Dilihat dari Instrumen Reksa Dana Melakukan Investasi
Berdasarkan instrumen dimana reksa dana melakukan investasi, maka reksa
dana dibagi menjadi empat kategori (Gunawan dan Almira, 2006: 24):
1. Reksa Dana Pasar Uang ( Money Market)
Reksa dana ini melakukan pilihan investasi pada jenis instrumen investasi pasar
uang dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun dan mempunyai tingkat
resiko lebih rendah dibanding investasi lainnya. Bentuk instrumen investasinya
antara lain ialah Time Deposit (Deposito Berjangka), Certificate of Deposit
(Sertifikat Deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU).
2. Reksa Dana Obligasi
Universitas Sumatera Utara
Reksa dana ini mempunyai jenis portofolio investasi dalam efek yang berbentuk
surat utang, seperti obligasi dengan komposisi jumlah minimal sebanyak 80%
dari total asetnya. Instrumen obligasi yang paling banyak diminati oleh Manajer
Investasi adalah jenis Surat Utang Negara (Government Bond) yang diterbitkan
oleh Pemerintah Indonesia.
3. Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham ialah reksa dana yang portofolio investasinya pada instrumen
berbentuk saham (equity) dengan jumlah sekurang-kurangnya 80% dari total aset
investasi. Investor yang membeli reksa dana saham akan mendapatkan hasil
keuntungan yang berbentuk dividen dan capital gain.
4. Reksa Dana Campuran
Reksa dana ini mengalokasikan dana investasinya dalam bentuk portofolio
investasi yang bervariasi. Instrumen reksa dana campuran dapat berbentuk saham
dan dikombinasikan dengan instrumen obligasi.
2.2.1.3. Reksa dana Berdasarkan Bentuk Hukum
Menurut Mangasa (2010: 188) Reksa dana berdasarkan bentuk hukum dibagi
atas:
1. Reksa Dana Berbentuk Perseroan (PT)
Reksa Dana berbentuk perseroan adalah suatu perusahaan yang kegiatannya
usahanya secara khusus menghimpun dana dengan menjual saham reksa dana,
dan selanjutnya dana yang diperoleh dengan penjualan saham reksa dana tersebut
Universitas Sumatera Utara
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan
pasar uang seperti saham-saham, surat utang obligasi, deposito dan lain-lain.
Ketentuan mekanisme kegiatan reksa dana berbentuk perseroan juga dapat
bersifat tertutup dan terbuka dimana semua kekayaannya wajib disimpan pada
bank kustodian sesuai dengn kontrak pengelolaan dan penyimpanan kekayaan
reksa dana yang dibuat oleh direksi dengan manajer investasi sebagai pihak yang
mengelola reksa dana dan bank kustodian sebagai pihak yang menyimpan atau
pengamanan dari seluruh aset reksa dana.
2. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) adalah kontrak antara
Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang unit
penyertaan dimana manajer investasi diberikan wewenang untuk mengelola
portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk
melaksanakan penitipan kolektif. Reksa dana berbentuk KIK juga hanya
diperkenakan bersifat terbuka, yang berarti penjualan unit penyertaan reksa dana
(redemtion) oleh nasabah wajib dibeli oleh manajer investasi yang bersangkutan.
Disamping klasifikasi reksa dana yang telah dikemukan tersebut, reksa dana
juga dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis reksa dana sebagai berikut
(Mangasa, 2010: 194):
1. Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham (Equity Fund) adalah reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat
Universitas Sumatera Utara
ekuitas atau saham. Reksa dana ini mengupayakan untuk memperoleh capital
gain dalam jangka panjang. Dengan komposisi saham sebagai komposisi utama
dalam portofolio reksa dana saham, maka secara teoritis pergerakan harga atau
NAB reksa dana saham akan lebih fluktuatif atau lebih beresiko dibandingkan
dengan jenis reksa dana lainnya, dalam jangka panjang reksa dana saham akan
memberikan potensi pertumbuhan NAB yang lebih besar dibandingkan dengan
jenis reksa dana lainnya.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap (fixed income) adalah reksa dana yang portofolio
efeknya sekurang-kurangnya 80% terdiri dari efek-efek yang bersifat utang.
Reksa dana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan secara
tetap.
3. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah reksa dana dimana portofolio asetnya terdiri dari
sekurang-kurangnya 80% dalam bentuk efek bersifat utang jangka pendek dengan
jatuh tempo kurang dari satu tahun. Reksa dana ini mengutamakan investasi pada
jenis-jenis efek di pasar uang dengan orientasi pendapatan jangka pendek, seperti
deposito ,Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat-surat utang jangka pendek
lainnya.
4. Reksa Dana Campuran
Reksa dana campuran (Balance Fund) adalah komposisi yang portofolionya tidak
mengacu kepada komposisi sekurangkurangnya 80% untuk saham, surat utang
Universitas Sumatera Utara
dan pasar uang pada masing-masing reksa dana saham, reksa dana berpendapatan
tetap atau reksa dana pasar uang. Reksa dana campuran dapat melakukan
investasi baik pada efek utang maupun ekuitas atau saham dan pasar uang dengan
porsi yang berbeda-beda. Tujuan reksa dana campuran dimaksudkan agar
Manajer Investasi dapat lebih fleksibel melakukan diversifikasi terhadap
portofolio reksa dana yang dikelolanya.
5. Reksa Dana Terproteksi
Pengertian reksa dana terproteksi menurut peraturan Bapepem-LK No.IV.C.4
adalah reksa dana yang memberikan jaminan kepada para investor bahwa dana
yang diinvestasikannya tidak akan mengalami kerugian, karena dana yang
diinvestasikan para investor pada produk reksa dana terproteksi diharapkan
sekurang-kurangnya tetap sama denga jumlah investasi awal.
6. Reksa Dana Penjaminan
Reksa dana penjaminan adalah reksa dana yang memberikan jaminan atas nilai
investasi awal pada saat jatuh tempo. Namun penjaminan bukan oleh manajer
investasi, tetapi melalui penjaminan oleh pihak ketiga seperti bank asuransi dan
sebagainya. Investasi reksa dana penjaminan adalah pada efek utang dengan
peringkat layak investasi, sekurang-kurangnya 80% dari NAB.
7. Reksa Dana Indeks
Reksa Dana Indeks adalah reksa dana yang portofolio efeknya terdiri atas efek
yang menjadi bagian dari suatu indeks yang menjadi acuannya sekurang-
kurangnya 80% dari NAB diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari
Universitas Sumatera Utara
kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut. Dimana pembobotan masing-
masing efek antara 80%-120%.
8. Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah merupakan suatu produk keuangan yang harus mengacu pada
sistem keuangan islam. Misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau
obligasi dari perusahaan yang produknya bertentangan dengan syariah islam,
seperti pabrik makanan dan minuman yang mengandung alkohol, daging babi,
rokok, jasa keuangan konvensional seperti produk perbankan yang menggunakan
bunga sebagai imbal hasilnya, seperti bisnis hiburan yang berbau maksiat.
9. Reksa Dana Exchange Trade Fund (ETF)
Reksa dana Exchange Trade Fund (ETF) adalah suatu bentuk reksa dana karena
seluruh portofolio reksa dana dikelola oleh manajer investasi dan disimpan oleh
bank kustodian, aset portofolio reksa dana ETF mengacu kepada suatu indeks
tertentu seperti reksa dana yang kinerjanya pada indeks LQ-45.
10. Reksa Dana Real Estat (Dire)
Reksa dana real estat adalah suatu jenis reksa dana dimana manajer investasi
membeli dan mengelola gedung seperti misalnya gedung perkantoran atau
apartemen.
2.2.2. Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mangasa (2010: 158) Ukuran dari nilai portofolio efek suatu reksa
dana adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV). Dengan
demikian kinerja suatu produk reksa dana dapat dilihat dari NAB masing-masing
reksa dana yang menjadi satuan dari nilai aset suatu reksa dana. Nilai Aktiva Bersih
suatu reksa dana dapat berfluktuasi walaupun fluktuasi reksa dana tersebut tidak
sesering dan sebesar fluktuasi dari saham.
Secara umum NAB suatu reksa dana dangat tergantung kepada kinerja
sekuritas yang menjadi portofolio reksa dana yang bersangkutan yaitu apabila harga
pasar dari aset-aset yang menjadi portofolio reksa dana mengalami kenaikan, maka
secara otomatis NAB reksa dana yang bersangkutan juga akan mengalami kenaikan
dan sebaliknya apabila aset-aset dalam prtofolio reksa dana mengalami penurunan di
pasar maka otomatis total NAB reksa dana yang bersangkutan juga akan mengalami
penurunan. Nilai Aktiva Bersih (NAB) dapat ditulis dengan formula:
NAB = Market value of asset – liabilities / shares outstanding
2.2.3. Return Reksa Dana
Reksa dana (mutual fund) merupakan portofolio yang dibentuk oleh
perusahaan reksa dana dan dijual kembali kepada masyarakat dalam bentuk unit
penyertaan. Salah satu tujuan dari reksa dana adalah untuk meminimumkan resiko
tidak sistematik (dengan membentuk portofolio) dan untuk menghasilkan return yang
tinggi (Jogiyanto, 2013: 605). Perhitungan return portofolio dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Rp =NABt − NABt−1
NABt−1
Notasi :
Rp = Return portofolio
NABt = NAB yang merupakan nilai portofolio periode sekarang (t)
NABt-1 = NAB yang merupakan nilai portofolio periode tahun lalu (t-1)
Perhitungan portofolio diatas hanya melibatkan satu periode saja, yaitu antara
waktu membeli portofolionya sampai waktu menjual portofolionya. Jika investasi
portofolio melibatkan beberapa periode, maka perhitungan return rata-rata dapat
dilakukan dengan cara rata-rata geometrik dan rata-rata timbangan rupiah (rupiah-
weighted). Return rata-rata geometrik (geometric mean) disebut juga dengan istilah
return timbangan waktu (time-weighted return) yang dapat dihitung dengan rumus:
RG = [(1+R1) + (1+R2) ... (1+ Rn)]1/n – 1
Notasi :
RG = Rata-rata Geometrik
Ri = return untuk periode ke-i
n = Jumlah dari return
2.2.4. Kinerja Reksa Dana
Untuk mengukur kinerja reksa dana terdapat beberapa model return sesuaian
-resiko (risk-adjusted return):
a. Reward To variability ( Sharpe Measure )
Universitas Sumatera Utara
Kinerja portofolio yang dihitung dengan pengukuran ini dilakukan dengan
membagi return lebih (excess return) dengan variabilitas (variability) return
portofolio. Pengukur kinerja portofolio ini disebut dengan pengukur Sharpe
(Sharpe Measure) atau disebut dengan Reward to Variability ( RVAR). Adapun
rumus perhitungan RVAR ialah sebagai berikut:
RVAR = 𝑇𝑅𝑝������−𝑅𝑏𝑟������
𝜎𝑝
Notasi:
RVAR = reward to variability atau pengukur Sharpe
𝑇𝑅𝑝������ = rata-rata return total portofolio dalam periode tertentu
𝑅𝑏𝑟����� = rata-rata return aktiva bebas risiko dalam periode tertentu
𝜎𝑝 = variabilitas yang diukur dengan deviasi standar dari return potofolio
dalam perioda tertentu
𝑇𝑅𝑝������ − 𝑅𝑏𝑟����� = return lebih (excess return) portofolio
Nilai RVAR menunjukkan kinerja dari portofolio, semakin besar nilai RVAR
maka semakin baik kinerja dari portofolionya.
b. Reward To Volatility (Treynor Measure)
kinerja portofolio yang dihitung dengan pengukur ini dilakukan dengan membagi
return lebih ( excess return) dengan volatilitas ( risikio sitematik beta dari aktiva)
portofolio. Pengukur kinerja portofolio ini disebut dengan pengukur Treynor
(Treynor Measure) atau disebut juga dengan reward to valatility (RVOL).
Adapun rumus perhitungan RVOL ialah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
RVOL = 𝑇𝑅𝑝������−𝑅𝑏𝑟������
𝛽𝑝
Notasi :
RVOL = reward to volatility atau pengukur Treynor
𝑇𝑅𝑝������ = rata-rata return total portofolio perioda tertentu
𝑅𝑏𝑟����� = rata-rata return aktuiva bebas risiko perioda tertentu
𝛽𝑝 = volatilitas yang diukur dengan beta portofolio perioda tertentu
𝑇𝑅𝑝������ − 𝑅𝑏𝑟����� = return lebih (excess return) portofolio
Nilai RVOL menunjukkan kinerja portofolio, semakin besar nilai RVOL semakin
baik kinerja portofolionya. Berbeda dengan Sharpe, Treynor membagi return
lebih portofolio (reward) dengan beta portofolio. Treynor beragumentasi bahwa
portofolio yang dibentuk mestinya adalah portofolio optimal, maka risiko unik
(unsystematic risk) dapat diabaikan dan yang maih tertinggal adalah resiko
sistematik (systematic risk) yang diukur dengan beta.
c. Reward to Market Risk
Karena skala pembagi antara pengukur Sharpe dan pengukur Treynor berbeda,
maka hasil keduanya tidak dapat dibandingkan. Sehingga solusinya ialah dengan
memodifikasi pengukuran Treynor dengan menggunakan pembagi yang sama
dengan yang digunakan sharpe. Nilai pembagi di pengukur Treynor ini akan
dimodifikasi supaya mempunyai skala persentase dengan merubah risiko
sistematik dan skala desimal menjadi rieiko sistematik dalam skala persentase.
Universitas Sumatera Utara
Nilai risiko sistematik adalah sebesar βp2 • 𝜎M2. Adapun pengukuran Reward to
Market Risk (RMAR) ialah sebagai berikut:
RMAR = 𝑇𝑅𝑝������−𝑅𝑏𝑟������
𝛽𝑝 .𝜎𝑚
RMAR = reward to market risk atau pengukur Treynor modifikasian
βp • 𝜎M = risiko pasar (risiko sistematik) portofolio dalam perioda tertentu.
d. Reward to Diversification
Pengukur Reward to Market Risk (RMAR) sebagai modifikasi dari pengukur
Treynor masih belum dapat menjelaskan seberapa besar diversifikasi yang
seharusnya dicapai oleh portofolio. Besarnya diversifikasi yang tidak dilakukan
oleh portofolio adalah sebesar risiko total yang terjadi (𝜎p) dikurangi dengan
risiko sistematiknya(βp . 𝜎M) atau sebesar (𝜎p - βp . 𝜎M). Nilai ini adalah besarnya
diversifikasi yang tidak mampu dilakukan oleh portofolio. Semakin besar nilai
(𝜎p - βp . 𝜎M) semakin jelek kinerja dari portofolionya. Dengan demikian Reward
to Diversification (RDIV) dapat dirumuskan sebagai:
RDIV = 𝑇𝑅𝑝������−𝑅𝑏𝑟������
𝜎𝑝− 𝛽𝑝.𝜎𝑚
Notasi :
RDIV = reward to diversification
βp . 𝜎M = risiko pasar portofolio jika terjadi diversifikasi penuh
(𝜎p - βp . 𝜎M) = risiko yang tidak mampu didiversifikasi oleh portofolio
e. Jensen’s Alpha
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran Jensen’s Alpha adalah pengukuran yang dikembangkan dari CAPM.
Pengukuran Jensen’s Alpha atau disebut juga dengan nama pengukur return
diferensial (Jensen’s differential return measure) adalah selisih antara return rata-
rata portofolio dengan nilai menurut CAPM sebagai berikut:
αP = ( 𝑇𝑅𝑝������ − 𝑅𝑏𝑟�����) - 𝛽𝑝(𝑅𝑚����� − 𝑅𝑏𝑟�����)
αP = Jensen’s Alpha
𝑇𝑅𝑝������ = rata-rata return portofolio perioda tertentu
𝑅𝑏𝑟����� = rata-rata return aktiva bebas risiko perioda tertentu
𝑇𝑅𝑝������ − 𝑅𝑏𝑟����� = rata-rata premium risiko portofolio (portofolio risk premium)
𝑅𝑚����� − 𝑅𝑏𝑟�����) = rata-rata premium risiko pasar (market risk premium)
f. Rasio Informasi
Pengukuran ini merupakan rasio antar alpha (αp) dengan risiko unik portofolio
atau risiko nonsistematik portofolio yang disebut sebagai tracking error dari
industri (σep) sebagai berikut ini:
RI= ∝𝑝𝜎𝑒𝑝
Notasi:
RI = rasio informasi
αp = alpha portofolio
σep = risiko unik portofolio
Nilai rasio informasi ini mengukur return tidak normal per unit risiko yang dapat
didiversifikasi dengan memegang portofolio indeks pasar.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Resiko Reksa Dana
Resiko-resiko investasi di Reksa Dana Gunawan dan Almira (2009: 21):
1. Resiko menurunnya Nilai Aktiva Bersih / Net Asset Value Unit Penyertaan
Penurunan NAB/NAV Unit Penyertaan dapat disebabkan oleh harga pasar dari
instrumen investasi yang dimasukkan ke dalam portofolio Reksa Dana mengalami
penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal.
2. Resiko Likuiditas
Likuiditas merupakan salah satu syarat penting dalam melakukan investasi agar
pengelolaan dana dapat dlakukan secara maksimal. Tanpa adanya likuiditas,
investor dapat mengalami kesulitan dana dalam bentuk kerugian tunai akibat tidak
dapat menjual portofolio investasinya. Pemilik reksa dana yang akan menjual
kembali unit penyertaannya diharapkan dapat menerima uang tunai secepat
mungkin. Potensi risiko likuiditas dapat terjadi apabila pemegang unit penyertaan
pada salah satu manajer investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara
besar-besaran) atas unit penyertaan reksa dana. Penundaan pembayaran atau
kesulitan likuiditas dapat dialami oleh manajer investasi dan bank pembayar
apabila belum terdapat dana yang cukup pada hari penarikan dana secara besar-
besaran tersebut. Hal ini bisa terjadi apabila pemegang unit penyertaan reksa dana
Universitas Sumatera Utara
melakukan penjualan kembali kepada satu manajer investasi dalam jumlah yang
cukup besar.
3. Resiko pasar
Resiko pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami
penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar
obligasi secara drastis. Keadaan ini biasa disebut dengan kondisi bearish, yaitu
harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga
yang sangat drastis.
4. Resiko default
Jenis resiko default merupakan kategori resiko yang paling fatal. Risiko default
terjadi, misalnya jika pihak manajer investasi membeli obligasi yang emitmennya
mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak mampu membayar bunga. Untuk
menghindari risiko default, pihak manajer investasi biasanya melakukan seleksi
peringkat (rating) obligasi yang layak dijadikan portofolio investsi reksa dana
mereka.
2.2.6. Variabel yang mempengaruhi kinerja reksa dana
Menurut Allison dalam Woelandari (2009) adapun variabel yang
memengaruhi kinerja reksa dana ialah:
1. Fund Return
Universitas Sumatera Utara
Fund Return merupakan dasar perhitungan kinerja portofolio termasuk reksa dana
adalah dalam bentuk imbal hasil (return). Adapun pengukuran fund return dapat
dilihat dari:
a. Annual return
annual return merupakan peningkatan nilai dari sebuah investasi yang
dinyatakan dalam bentuk persentase setiap tahunnya
b. Annual return after tax (distribusi dan penjualan)
Annual return after tax merupakan peningkatan nilai dari sebuah investasi
yang dinyatakan dalam bentuk persentase tiap tahunnya setelah dikenakan
pajak
Variabel kontrol :
a. Low (variabel kepemilikan)
Variabel ini menjelaskan mengenai besarnya kepemilikan unit penyertaan
oleh Manajer Investasi.
b. Fund Expense Ratio yang merupakan ratio beban investasi
c. Systematic risk (beta)
Systematic risk merupakan risiko yang berasal dari faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan secara langsung, seperti ketidakpastian kondisi
ekonomi (gejolak kurs tukar mata uang,tingkat inflasi dan tingkat suku bunga
yang tidak menentu) dan ketidakpastian politik.
d. Inflows
Universitas Sumatera Utara
Inflows = [Total Net Assetst / Total Net Assetst-1 – ( NAVt + Divt + Gainst) /
NAVt-1 ] / (1+ANNRTNt /2)
e. Bond
Bond merupakan persentase jumlah asset yang diinvestasikan ke dalam
obligasi
2. Fund Turn Over
Fund Turn Over merupakan persentase dari besarnya dana yang dimiliki setelah
mengalami perubahan selama kurun waktu satu tahun atau dapat juga diartikan
jumlah kotor dari penjualan dibagi dengan seluruh aset dalam reksa dana. Adapun
variabel kontrol ialah sebagai berikut:
a. Low (variabel kepemilikan)
Variabel ini menjelaskan mengenai besarnya kepemilikan unit penyertaan
oleh Manajer Investasi.
b. Inflows
Inflows = [Total Net Assetst / Total Net Assetst-1 – ( NAVt + Divt + Gainst) /
NAVt-1 ] / (1+ANNRTNt /2)
c. Netta yaitu total aktiva bersih
3. Fund Tax Cost
Fund Tax Cost dapat diukur melalui tiga ukuran sebagai berikut:
a. Ratio of Long Term to Total Capital Gain (Lttot)
Ratio of Long Term to Total Capital Gain (Lttot) merupakan rasio dari
investasi jangka panjang terhadap total keuntungan
Universitas Sumatera Utara
b. Paid Cost to Gain (Pctgain)
Pctgain merupakan pembayaran keuntungan dari saham yang dipersentasekan
pada nilai aktiva bersih
c. Paid Cost to Tax (Pcttax)
Paid Cost to Tax (Pcttax) merupakan besarnya beban pengenaan pajak pada
nilai aktiva bersih (NAB).
Pcttax = (𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑎𝑖𝑛 x 𝑡𝑎𝑥)+ (𝑠ℎ𝑜𝑟𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑎𝑖𝑛 x 𝑡𝑎𝑥)+ (𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 x 𝑡𝑎𝑥)𝑁𝑒𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
2.3. Kepemilikan Insider
Kepemilikan Insider atau Insider Ownership adalah kepemilikan manajerial
dan merupakan variabel determinan yang penting dalam kebijakan deviden suatu
perusahaan. Serta Insider Ownership juga merupakan persentase atas kepemilikan
saham dan option yang dimiliki oleh direksi dan komisaris perusahan. Insider
Ownership terjadi apabila pemegang saham suatu perusahaan sekaligus bertindak
sebagai manajer perusahaan.
Teori pecking order hypotheses mengasumsikan bahwa keberadaan
kepemilikan insider tidak memberikan pengaruh terhadap keputusan capital
expenditures perusahaan karena teori hipotesis ini berasumsi bahwa perusahaan telah
melakukan pembelanjaan modal sesuai dengan yang seharusnya dilakukan oleh
perusahaan tanpa mengorbankan kepentingan pihak manapun. Sedangkan
berdasarkan teori managerial hypotheses yang menitikberatkan pada pemisahan
antara fungsi kepemilikan dan fungsi kontrol pada perusahaan mengasumsikan bahwa
Universitas Sumatera Utara
manajer yang kepemilikan sahamnya pada kepemilikan insider kurang dari seratus
persen akan mendapat insentif dan kesempatan untuk melakukan tindakan yang
menguntungkan bagi kepentingan dirinya serta mengesampingkan keuntungan
pemilik lain. Insentif tersebut muncul karena manajer menikmati keuntungan
nonfinansial dari tindakan pengambilan keputusan yang mengesampingkan
pemaksimalan nilai, tanpa harus menanggung beban finansial yang mungkin muncul.
Ketidakmampuan pemegang saham untuk melakukan tindakan pengawasan
terhadap setiap tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen memunculkan celah
bagi manajer untuk melakukan tindakan moral hazard. Oleh karena itu, Perbedaan
kepentingan antara manajer dengan pemegang saham menyebabkan munculnya
perbedaan preferensi antara manajer dan pemegang saham mengarah pada
penggunaan beberapa mekanisme untuk menyelaraskan kepentingan kedua pihak
tersebut yang mana salah satu mekanismenya ialah adanya kepemilikan insider atau
insider ownership.
Rumus kepemilikan insider atau insider ownership:
INSIDER = Jumlah saham yang dimiliki komisaris dan direkturTotal saham
2.4. Agency Costs
Menurut Dermawan (2007: 234) Agency Costs atau Biaya Keagenan adalah
biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan utang dan melibatkan hubungan
antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor. Biaya keagenan ini mucul
Universitas Sumatera Utara
dari problem keagenan (agency problem). Dalam mengatasi masalah keagenan,
adanya kepemilikan saham oleh manajerial (kepemilikan insider) dapat digunakan
untuk mengurangi agency cost.
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian Evans (2008) menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial
berhubungan positif terhadap return perusahaan dan berhubungan negatif terhadap
turn over perusahaan serta tidak memiliki hubungan terhadap fund tax burden.
Berdasarkan hasil penelitian Harjito (2006) disimpulkan bahwa hubungan
saling mengganti antara kebijakan hutang, insider ownership dan kebijakan hutang
dalam peranan pengawasan masalah agensi tidak sepenuhnya terjadi di Indonesia.
Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Woelandari Oetami (2009)
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan unit penyertaan oleh
manajer investasi dengan return sebelum dikenakan pajak pada reksa dana saham dan
besarnya kepemilikan unit penyertaan manajer investasi berpengaruh pada dana yang
diinvestasikan pada investasi jangka panjang serta terdapat hubungan antara
kepemilikan unit penyertaan oleh manajer investasi dengan turn over reksa dana
saham.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu ialah
terletak pada periode yang digunakan dalam penelitian ini selama empat tahun,
penelitian ini juga menggunakan sampel data yang lebih baru, serta pada penelitian
Universitas Sumatera Utara
ini fund tax cost yang digunakan ialah berfokus dengan mengukur besarnya beban
pengenaan pajak pada nilai aktiva bersih.
2.6. Kerangka Konseptual
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya terdapat
beberapa penelitian yang membuktikan bahwa ada pengaruh dan ada yang tidak
berpengaruh kepemilikan insider dengan fund return, fund turn over, dan fund tax
cost.
Fund return merupakan dasar perhitungan kinerja portofolio dalam bentuk
imbal hasil (return) dan menjelaskan bagaimana return saham reksa dana dipengaruhi
oleh besarnya kepemilikan unit penyertaan oleh manajer investasi. Semakin
meningkatnya kepemilikan unit penyertaan oleh manajer investasi maka imbal hassil
akan meningkat.
Fund turn over merupakan jumlah kotor dari penjualan yang dibagi dengan
seluruh asset reksa dana. Semakin tinggi perputaran portofolio maka akan semakin
sering manajer investasi melakukan aktivitas trading.
Fund tax cost adalah analisis untuk mengetahui sejauh mana pajak
mempengaruhi pemilihan investasi oleh manajer investasi dan hubungannya dengan
kepemilikan unit penyertaan dengan manajer investasi. Koefisien kepemilikan unit
penyertaan manajer investasi yang negatif menunjukkan bahwa setiap peningkatan
kepemilikan unit penyertaan oleh manajer investasi akan menyebabkan rasio dari
Universitas Sumatera Utara
investasi jangka panjang terhadap total keuntungan reksa dana mengalami penurunan
dans sebaliknya.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Analisis Kepemilikan Insider dengan Fund Return, Fund Turn Over, dan Fund Tax Cost Reksa Dana Saham Periode 2010-2013
2.7. Hipotesis Penelitian
FUND RETURN
KEPEMILIKAN INSIDER
FUND TURN OVER
FUND TAX COST
Universitas Sumatera Utara