Chapter II
-
Upload
zainal-arifin-ariga -
Category
Documents
-
view
16 -
download
1
description
Transcript of Chapter II
![Page 1: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode penelitian meliputi
penyiapan bahan tumbuhan, penetapan kadar air, penetapan kadar minyak atsiri,
isolasi minyak atsiri, formulasi sediaan, uji formulasi sediaan losion dan uji
penolak nyamuk minyak atsiri dalam losion.
2.1. Alat - Alat
Neraca analitik (Mettler Toledo), neraca kasar, Viskometer Stromer
(Stromer Scientific), seperangkat alat penetapan kadar air, seperangkat alat stahl,
seperangkat alat destilasi uap (Steam Destillation), Refraktometer Abbe, alat
piknometer, lumpang porselin, stamper, alat-alat gelas, penangas air, pH meter,
stopwatch, mikroskop, objek glass, deck glass, kotak untuk pengujian terhadap
nyamuk.
2.2. Bahan - Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun tumbuhan
sereh wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle), aquades, setil alkohol, asam
stearat, lanolin, gliserin, metil paraben, trietanolamin, natrium sulfat anhidrat,
sudan III, kloralhidrat.
2.3. Penyiapan Bahan Tumbuhan
Penyiapan bahan tumbuhan meliputi pengambilan bahan tumbuhan,
identifikasi tumbuhan, dan pengolahan bahan tumbuhan.
2.3.1. Pengambilan bahan tumbuhan
Pengambilan bahan tumbuhan dilakukan secara purposif yaitu diambil dari
satu daerah saja tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama di daerah
lain. Bahan tumbuhan diperoleh di sebuah pekarangan rumah yang berada di
Universitas Sumatera Utara
![Page 2: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/2.jpg)
Jalan BrigJen Zein Hamid Gg. Kasih, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara.
2.3.2. Identifikasi tumbuhan
Identifikasi/determinasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense,
Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor Jl. Raya Jakarta - Bogor KM
46 Cibinong, Indonesia.
2.3.3. Pengolahan bahan tumbuhan
Bagian yang digunakan adalah daun sereh wangi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan daun sereh wangi antara lain:
1. Pemanenan perdana dilakukan pada tumbuhan sereh wangi yang telah
berumur 6-8 bulan.
2. Setiap pelepah daun memiliki 6 lembar daun tua, sedangkan daun ketujuh
masih dalam keadaan menguncup.
3. Waktu pemanenan daun sereh wangi dilakukan pada pagi hari.
4. Pemotongan daun sereh wangi 5 cm di atas pelepah daun (Santoso, 1992).
Daun Sereh wangi yang telah dipangkas kemudian dipilah, daun yang
kering dan yang masih muda tidak di destilasi, daun sereh wangi yang dipilih
adalah daun sereh wangi yang tidak kering dan sudah cukup tua. Daun sereh
wangi yang sudah terkumpul, kemudian dibersihkan dari kotoran mekanis, sisa-
sisa serangga, atau bagian tanaman lain. Jika ada bagian tanaman lain yang terikut
maka akan menganggu komposisi minyak atsiri yang terisolasi
(Koensoemardiyah, 2010), kemudian ditimbang. Sesudah ditimbang daun sereh
wangi dikeringkan selama 3-4 jam (Santoso, 1992), selama pengeringan daun
Universitas Sumatera Utara
![Page 3: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/3.jpg)
dibolak balik untuk mencegah terjadinya fermentasi dan tumbuhnya jamur,
kemudian ditimbang kembali.
2.4. Pemeriksaan Makroskopik dan Mikroskopik Daun Tumbuhan Sereh Wangi
2.4.1. Pemeriksaan makroskopik daun tumbuhan sereh wangi
Pemeriksaan makroskopik meliputi pemeriksaan secara organoleptis dan
visual, organoleptis meliputi pemeriksaan bentuk dan warna, sedangkan secara
organoleptis meliputi pemeriksaan bau, dan rasa dari daun tumbuhan sereh wangi.
2.4.2. Pemeriksaan mikroskopik daun tumbuhan sereh wangi
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap daun sereh wangi yang
masih segar. Daun segar diiris tipis secara melintang, hasil irisan daun sereh
wangi kemudian diletakkan di atas kaca objek, lalu diteteskan kloralhidrat,
dipanaskan dengan lampu spiritus dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian
diamati di bawah mikroskop. Pemeriksaan minyak atsiri dilakukan terhadap daun
sereh wangi yang dipotong melintang kemudian diteteskan dengan sudan III,
ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop dengan
berbagai perbesaran.
Pemeriksaan minyak atsiri dilakukan terhadap serbuk daun sereh wangi
ditaburkan di atas kaca objek yang sudah diteteskan dengan sudan III, ditutup
dengan kaca penutup kemudian diamati di bawah mikroskop dengan berbagai
perbesaran.
2.5. Penetapan Kadar Air
a. Penjenuhan toluen
Penjenuhan toluen menggunakan metode azeotropi. Sebanyak 200 ml
toluen dimasukkan ke dalam labu alas bulat, lalu ditambahkan 2 ml air suling,
Universitas Sumatera Utara
![Page 4: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/4.jpg)
kemudian alat dipasang dan dilakukan destilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan
dan dibiarkan dingin selama ± 30 menit, kemudian volume air dalam tabung
penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml.
b. Penetapan kadar air daun sereh wangi
Kemudian ke dalam labu tersebut dimasukkan 5 g daun sereh wangi yang
telah ditimbang seksama, dipanaskan hati – hati selama 15 menit. Setelah toluen
mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes per detik sampai sebagian besar air
terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes per detik.
Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen.
Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, tabung penerima dibiarkan mendingin pada
suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan
ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kadar air
yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen
(WHO, 1998).
Gambar alat dapat dilihat pada lampiran 4. Halaman 51
2.6. Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Penetapan kadar minyak atsiri dilakukan dengan menggunakan alat Stahl.
Caranya: sebanyak lebih kurang 15 g daun sereh wangi dimasukkan ke dalam
labu alas bulat berleher pendek, lalu ditambahkan aquades sebanyak 300 ml. Labu
diletakkan di atas pemanas listrik, lalu dihubungkan dengan pendingin dan alat
penampung berskala. Buret diisi penuh dengan air, selanjutnya dilakukan destilasi
hingga selesai, biarkan selama tidak kurang 15 menit, catat volume minyak atsiri
pada buret. Hitung kadar minyak minyak atsiri dalam % v/b (Depkes RI, 1978).
Gambar alat dapat dilihat pada lampiran 4. Halaman 52
Universitas Sumatera Utara
![Page 5: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/5.jpg)
2.7. Isolasi Minyak Atsiri
Isolasi minyak atsiri dari daun sereh wangi (Cymbopogon nardus (L.)
Rendle) yang telah dikeringkan 3-4 jam menggunakan metode destilasi uap.
Caranya: sebanyak 100 g daun sereh wangi dimasukkan ke dalam labu alas I,
kemudian labu alas II diisi aquades sebanyak 1L, kedua labu alas dirangkai.
Antara labu yang berisi aquades dengan labu yang berisi daun sereh wangi
terpisah. Labu yang berisi air dipanaskan, lalu uapnya dialirkan ke labu yang
berisi daun sereh wangi, labu yang berisi daun sereh wangi juga dipanaskan juga.
Partikel-partikel minyak pada daun sereh wangi terbawa bersama uap dan
dialirkan kealat pendingin, sehingga uap air yang bercampur minyak akan
mengembun dan mencair kembali, selanjutnya dialirkan kealat pemisah yang akan
memisahkan minyak atsiri dari air (Santoso, 1992). Kemudian minyak atsiri yang
diperoleh ditampung didalam vial yang berwarna gelap, kemudian ditambahkan
natrium sulfat anhidrat secukupnya, dikocok dan dibiarkan selama semalaman.
Minyak atsiri dipipet dan disimpan kembali kedalam wadah gelap yang baru.
Gambar alat dapat dilihat pada lampiran 4. Halaman 51
2.8. Identifikasi Minyak Atsiri
2.8.1. Pemeriksaan visual dan organoleptis
Pemeriksaan visual dilakukan dengan mengamati warna minyak atsiri dan
Pemeriksaan secara organoleptis dengan memeriksa bau dan rasanya.
2.8.2. Penetapan parameter fisika
2.8.2.1. Penentuan indeks bias
Penentuan indeks bias dilakukan menggunakan alat Refraktometer Abbe.
Universitas Sumatera Utara
![Page 6: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/6.jpg)
Caranya: Alat dihidupkan, prisma atas dan prisma bawah dipisahkan dengan
membuka klem dan dibersihkan dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi
dengan alkohol. Cuplikan minyak diteteskan ke prisma bawah lalu ditutup.
Melalui teleskop dapat dilihat adanya bidang terang dan bidang gelap lalu skrup
pemutar prisma diputar sedemikian rupa, sehingga bidang terang dan gelap
terbagi atas dua bagian yang sama secara vertikal. Dengan melihat skala dapat
dibaca indeks biasnya.
Gambar alat dapat dilihat pada lampiran 4. Halaman 52
2.8.2.2. Penentuan bobot jenis
Penentuan bobot jenis dilakukan dengan menggunakan alat Piknometer.
Caranya: piknometer kosong ditimbang dengan seksama, lalu diisi dengan air
suling dan ditimbang. Kemudian piknometer dikosongkan dan dibilas beberapa
kali dengan alkohol dan dikeringkan dengan bantuan hair dryer. Piknometer diisi
dengan minyak selanjutnya dilakukan seperti pengerjaan pada air suling. Hasil
bobot minyak atsiri diperoleh dengan mengurangkan bobot piknometer yang diisi
minyak atsiri dengan bobot piknometer kosong. Bobot jenis minyak atsiri adalah
hasil yang diperoleh dengan membagi bobot minyak atsiri dengan bobot air suling
dalam piknometer (Ditjen POM, 1995).
Gambar alat dapat dilihat pada lampiran 4. Halaman 53
2.9. Formulasi Sediaan Losion
Konsentrasi minyak sereh wangi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 0% (dasar losion); 0,25%; 0,5%; 0,75; 1%; 1,5%; dan 2%. Formula yang
digunakan adalah:
Universitas Sumatera Utara
![Page 7: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/7.jpg)
A. Formulasi dasar losion
Setil alkohol 0,5
Asam stearat 3
Lanolin 1
Gliserin 2
Metil paraben 0,10
Trietanolamin 0,75
Aquades ad 100
Cara pembuatan:
Ditimbang semua bahan yang diperlukan, setil alkohol, asam stearat,
lanolin dimasukkan kedalam cawan porselen (bagian I), dilebur diatas penangas
air hingga suhu 75oC, metil paraben dilarutkan kedalam aquades panas, lalu
ditambah gliserin, trietanolamin (T.E.A) (bagian II). Kemudian dimasukkan
bagian I kedalam lumpang porselen panas, lalu ditambahkan bagian II, diaduk
sampai homogen (Balsam, 1972)
B. Formulasi losion minyak sereh wangi
Tabel 2.1. Komposisi losion minyak sereh wangi
Sediaan Minyak sereh wangi (g) Dasar losion (g)
B
C
D
E
F
G
0,25
0,5
0,75
1
1,5
2
99,75
99,5
99,25
99
98,5
98
Keterangan : B : losion minyak sereh wangi 0,25% C : losion minyak sereh wangi 0,5% D : losion minyak sereh wangi 0,75%
Universitas Sumatera Utara
![Page 8: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/8.jpg)
E : losion minyak sereh wangi 1% F : losion minyak sereh wangi 1,5% G : losion minyak sereh wangi 2% Cara pembuatan : ditimbang minyak sereh wangi sesuai formula, kemudian
ditambahkan dasar losion hingga mencapai 100 g, aduk homogen dan masukkan
kedalam wadah yang sesuai.
2.10. Pemeriksaan Sediaan
2.10.1. Penentuan pH sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Caranya: Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar
standar pH netral pH 7 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian
elektroda dicuci dengan aquades, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat
dengan konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100
ml aquades. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut, dibiarkan alat
menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter
merupakan harga pH sediaan (Rawlins, 2003).
2.10.2 Penentuan tipe emulsi
Menggunakan metode zat warna. Sejumlah tertentu sediaan diletakkan di
atas objek gelas, ditambahkan 1 tetes metil biru, di aduk dengan batang pengaduk.
Tutup dengan kaca penutup dan di amati dibawah mikroskop. Bila metil biru
tesebar merata berarti sediaan tersebut tipe emulsi m/a, tetapi bila hanya bintik-
bintik biru berarti sediaan tersebut tipe emulsi a/m (Ditjen POM, 1979).
2.10.3. Penentuan sifat alir sediaan
Sistem yang diuji ditempatkan dalam ruang antara mangkuk dan rotor.
Sebuah beban ditempatkan pada penggantungnya dan waktu yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
![Page 9: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/9.jpg)
oleh rotor untuk berputar 100 kali dicatat. Data ini kemudian diubah menjadi rpm
(rotation per minute = putaran per menit). Beban ditambah dan seluruh prosedur
tersebut diulangi. Dengan cara ini dapat digambarkan suatu rheogram dengan
jalan memplot rpm terhadap beban yang ditambahkan (Martin, 1993).
2.10.4. Pengamatan stabilitas sediaan
Masing-masing formula dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditutup
bagian atasnya dengan plastik. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat
sediaan selesai dibuat, dan setiap minggu selama 3 bulan dan dilakukan pada
temperatur kamar. Bagian yang diamati meliputi pecah atau tidaknya emulsi dan
pemisahan fase, perubahan warna dan perubahan bau dari sediaan.
2.10.5. Pemeriksaan homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan dioleskan pada kaca transparan. Sediaan harus
menunjukkan susunan yang homogen yang tidak terlihat adanya butir-butir kasar
(Ditjen POM, 1979).
2.10.6. Uji iritasi
Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan losion minyak sereh wangi, dengan
maksud untuk mengetahui bahwa losion yang dibuat dapat menimbulkan iritasi
pada kulit atau tidak. Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel
terbuka pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang sukarelawan. Kriteria
sukarelawan yaitu : pria/wanita sehat, usia 20-30 tahun, tidak ada riwayat
penyakit alergi, bersedia menjadi sukarelawan. Uji tempel terbuka dilakukan
dengan mengoleskan sediaan yang dibuat sebanyak 0,5 g (Tranggono, 2007),
dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini tiga hari berturut-turut
untuk setiap sediaan losion minyak sereh wangi.
Universitas Sumatera Utara
![Page 10: Chapter II](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9e05550346d033b052ae/html5/thumbnails/10.jpg)
2.11 Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Uji kesukaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan
sukarelawan terhadap sediaan yang dibuat dengan sediaan yang beredar dipasaran
(menggunakan DEET) Uji kesukaan ini dilakukan secara visual terhadap 30 orang
sukarelawan. Setiap sukarelawan diminta untuk mengoleskan setiap sediaan pada
kulit punggung tangannya. Kemudian sukarelawan memilih sediaan losion mana
yang paling disukainya. Sukarelawan menuliskan S bila suka dan TS bila tidak
suka. Parameter pengamatan pada uji kesukaan adalah kemudahan dituang dari
wadah, lengket atau tidaknya sediaan pada kulit, homogenitas dan wangi yang
dihasilkan saat dioleskan pada kulit punggung tangan.
2.11. Pembiakan Nyamuk
Kotak yang disediakan untuk pembiakan nyamuk berukuran 45x30x30
cm. Nyamuk yang digunakan untuk pengujiaan dibiakkan dalam kotak.
Pembiakan dilakukan dengan cara memasukkan jentik-jentik nyamuk dalam
wadah berisi air sebagai media. Dibiarkan 2 sampai 3 hari hingga jentik-jentik
berubah menjadi nyamuk.
2.11. Uji Daya Tolak Terhadap Nyamuk
Uji dilakukan pada tangan 10 orang sukarelawan, umurnya sekitar 18-56
tahun. Tangan yang satu diolesi dengan losion minyak sereh wangi hingga siku
dan yang satu lagi tidak di olesi. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak berisi
nyamuk, biarkan selama 2 jam untuk konsentrasi minyak sereh 0%; 0,25%; 0,5%;
0,75%; 3 jam untuk konsentrasi minyak sereh 1% , 4 jam untuk konsentrasi
minyak sereh 1,5% dan 5 jam untuk konsentrasi minyak sereh 2%. Lalu di amati
gigitan nyamuk dan dihitung jumlahnya.
Universitas Sumatera Utara