Chapter II

12
 BAB 2 TIJAUA PUSTAKA 2.1 Air Minum 2.1.1 Definisi air minum Berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 / MENKES / PER / IV / 2010 tentang persyaratan kualitas air minum,dalam pasal 1 telah memberikan definisi air minum yaitu air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Depkes (2010) telah menetapkan persyaratan kualitas air minum dengan menetapkan parameter wajib dan parameter tambahan. Namun hanya parameter wajib bagi air minum sahaja yang dinyatakan disini. Parameter Wajib  No. Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan 1. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan a.Parameter mikrobiologi 1) E.Coli Jumlah per 100ml sampel 0 2) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 mml sampel 0  b.Kimia an-organik 1) Arsen mg/l 0.01 2)Fluorida mg/l 1.5 3)Total Kromium mg/l 0.05 4)Kadmium mg/l 0.003 5)Nitrit,(sebagai NO - ) mg/l 3 Universitas Sumatera Utara

description

,kk

Transcript of Chapter II

  • BAB 2

    TIJAUA PUSTAKA

    2.1 Air Minum

    2.1.1 Definisi air minum

    Berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 492

    / MENKES / PER / IV / 2010 tentang persyaratan kualitas air minum,dalam pasal

    1 telah memberikan definisi air minum yaitu air yang melalui proses pengolahan

    atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

    langsung diminum. Depkes (2010) telah menetapkan persyaratan kualitas air

    minum dengan menetapkan parameter wajib dan parameter tambahan. Namun

    hanya parameter wajib bagi air minum sahaja yang dinyatakan disini.

    Parameter Wajib

    No. Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum

    yang

    diperbolehkan

    1. Parameter yang berhubungan

    langsung dengan kesehatan

    a.Parameter mikrobiologi

    1) E.Coli Jumlah per 100ml

    sampel

    0

    2) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100

    mml sampel

    0

    b.Kimia an-organik

    1) Arsen mg/l 0.01

    2)Fluorida mg/l 1.5

    3)Total Kromium mg/l 0.05

    4)Kadmium mg/l 0.003

    5)Nitrit,(sebagai NO2-

    ) mg/l 3

    Universitas Sumatera Utara

  • 6)Nitrat,(sebagai NO3-

    ) mg/l 50

    7)Sianida mg/l 0.07

    8)Selenium mg/l 0.01

    2 Parameter yang tidank langsung

    berhubungan dengan kesehatan

    a.Parameter Fisik

    1)Bau Tidak berbau

    2)Warna TCU 15

    3)Total zar padat terlarut mg/l 500

    4)Kekeruhan NTU 5

    5)Rasa Tidak berasa

    6)Suhu C Suhu udara 3

    b.Parameter Kimiawi

    1)Aluminium mg/l 0.2

    2)Besi mg/l 0.3

    3)Kesadahan mg/l 500

    4)Khlorida mg/l 250

    5)Mangan mg/l 0.4

    6)Ph 6.5-8.5

    7)Seng mg/l 3

    8)Sulfat mg/l 250

    9)Tembaga mg/l 2

    10)Amonia mg/l 1.5

    Tabel 2.1 Parameter Wajib Pada Persyaratan Kualitas Air Minum

    Menurut Depkes (2010) air minum aman bagi kesehatan apabila

    memenuhi persyaratan fisika,mikrobiologis,kimiawi dan radioaktif yang dimuat

    dalam paremeter wajib dan parameter tambahan. Dalam pasal 4 peraturan

    diatas,telah ditetapkan bahawa untuk menjaga kualitas air minum yang

    dikonsumsi masyarakat dilakukan pengawasan kualitas air minum secara.

    Universitas Sumatera Utara

  • eksternal dan secara internal. Jadi pengawasan kualitas air minum secara eksternal

    merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/Kota

    atau oleh KKP khusus untuk wilayah kerja KKP. Pengawasan kualitas air minum

    secara internal pula merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh

    penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi

    memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut.

    2.2 Fluor

    2.2.1 Definisi Fluor

    Fluorin (F) adalah elemen yang paling ringan dalam kumpulan halogen

    dan merupakan antara elemen yang paling reaktif. Oleh karena itu, tidak

    ditemukannya sebagai fluorin di persekitaran. Fluorin adalah elemen yang paling

    elektronegatif dari semua elemen (Hem,1989) yaitu bermaksud bahawa fluorin

    mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menjadi cas negatif dan menjadi ion

    F- didalam larutan.

    Oleh itu fluorin ditemukan sebagai fluor di persekitaran dan merupakan

    0.06-0.09 persen dari kerak bumi. Fluor dijumpai pada konsentrasi yang

    signifikan pada pelbagai mineral termasuklah fluorspar,batu fosfat, cryolite,

    apatit, mica,hornblende dan lain-lain (Murray,1986). Fluorite(CaF2) adalah

    mineral fluor yang sering ditemukan dengan solubility yang rendah pada batu

    igneous dan batu sedimen. Fluor biasa dikaitkan dengan aktivitas volkano dan gas

    fumarolik.Kolam air panas,terutamanya dengan airnya pada kadar pH yang tinggi

    juga mengandung konsentrasi fluor yang tinggi (Edmunds dan Smedley,1996).

    Antara mineral yang digunakan secara komersil termasuklah cryolite dan batu

    fosfat. Garam fluor cryolite digunakan untuk produksi aluminium (Murray,1986)

    dan juga sebagai pestisida (USEPA,1996). Batu fosfat pula dikonversikan kepada

    pupuk fosfat dengan mengurangkan kadar fluor sehingga 4.2 persen

    (Murray,1986). Sementara fluor yang telah di purifikasi (sebagai fluorosilika)

    merupakan sumber fluor disesetengah negara untuk dimasukkan ke dalam air

    minum demi untuk mencegah berlakunya karies gigi (Reeves,1986,1994).

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2.2 Fluoridasi Air Minum

    Menurut sejarah fluoridasi air minum,lebih dari 65 tahun dahulu - pada

    Januari 25,1945 Grand Rapids di Michigan menjadi bandar pertama di dunia

    yang telah memfluoridasikan bekalan airnya. Fluoridasi air ini bermula apabila

    berlaku penemuan secara tidak sengaja ,yaitu pada awal tahun 1900, apabila orang

    mendapati bahawa penduduk di bandar yang kadar fluor di dalam airnya secara

    natural lebih tinggi mempunyai gigi yang lebih sehat. Jadi untuk menguji korelasi

    antara fluor dan karies gigi,pada tahun 1945 sebanyak 4 buah bandar di Amerika

    dan satu bandar di Kanada telah mengambil bagian di dalam studi terkontrol

    fluoridasi air. Hasilnya sangat bagus, yaitu menunjukkan bahawa fluor bisa

    digunakan untuk menghalang karies gigi. Sejak dari itu, fluoridasi air telah

    menyebabkan peningkatan kesehatan oral bukan sahaja penduduk di Amerika

    malahan di seluruh dunia.

    Sehingga kini, terdapat 40 buah negara yang memfluoridasikan sumber air

    mereka. Dalam sesetengah kasus,hanya sebagian kecil proporsi daripada populasi

    itu yang memfluoridasikan air minum. Estimasi populasi negara-negara di dunia

    yang memfluoridasikan air oleh British Fluoridation Society (2004) adalah :

    Amerika (64%), Kanada (43%), Panama (18%), Republik Ireland (73%), Ausralia

    (61%), Israel(75%), Malaysia (70%), United Kingdom (10%), Singapore (100%),

    Brazil (41%), Argentina(21%), Chile (40%), Sepanyol (10%), Columbia (80%).

    Hong Kong juga turut memfluoridasikan air dengan 100% dari penduduknya

    menggunakan air tersebut.

    Tiada sumber ditemukan yang menyatakan bahawa di Indonesia dilakukan

    pemberian fluoridasi secara sistemik yaitu fluoridasi air minum, namun terdapat

    penelitian di Kodya Banjarmasin oleh Sintawati et al (2001) dimana dilakukan

    studi evaluasi pertama fluoridasi air minum yang dilakukan selama 5 tahun mulai

    tahun 1997 hingga 2002. Studi ini dilakukan setelah hasil studi survei status

    kesehatan gigi pada kelompok usia 12 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan pada

    tahun 1994 didapatkan prevalensi karies gigi tinggi = 90.67% dengan DMT-

    F=3.44. Hasil evaluasi II pada tahun kedua didapati sudah ada perbaikan tahap

    Universitas Sumatera Utara

  • karies gigi dan dari hasil wawancara ternyata 90% masyarakat setuju dengan

    penambahan fluoridasi dalam air minum.

    2.2.3 Fungsi Fluor Dalam Menghalang dan Mengkontrol Karies Gigi

    Karies gigi adalah disebabkan oleh produk yang dihasilkan oleh bakteri

    (misalnya asam) yang melarutkan permukaan keras enamel gigi dan menyebabkan

    gigi berlubang. Jika tidak dirawat, bakteria bisa penetrasi enamel,menyerang

    dentin dan akhirnya sampai ke jaringan paling dalam dimana terdapat serabut

    saraf dan pembuluh darah. Karies gigi bisa menyebabkan hilangnya struktur

    gigi,nyeri dan gigi rusak sama sekali dan bisa berlanjut kepada infeksi sistemik

    yang akut.

    Bakteri kariogenik yaitu bakteria yang menyebabkan karies gigi berada

    didalam plak gigi. Plak adalah matriks organik dari bakteri,debris

    makanan,mukosa sel yang mati dan komponen saliva yang melekat pada enamel

    gigi. Plak ini juga turut mengandung mineral seperti kalsium dan fosforus dan

    juga protein,polisakarida,karbohidrat dan lipid. Bakteri kariogenik ini

    menghasilkan polisakarida yang menguatkan lagi perlekatan antara plak kepada

    enamel. Jadi pada tahap awal bagaimana karies gigi terjadi adalah apabila bakteria

    ini memetabolisa substrat dari diet seperti gula dan fermentasi karbohidrat dan

    asam yang dihasilkan oleh bakteri ini menyebabkan pH rendah dan

    demineralisasi enamel gigi berlaku. Demineralisasi melibatkan kehilangan

    kalsium,fosfat dan karbonat. Mineral ini kemudiannya diambil oleh plak

    disekitarnya dan tersedia untuk reuptake oleh permukaan enamel.

    Fluor bekerja mengkontrol karies gigi pada tahap awal dengan pelbagai

    cara. Fluor berkonsentrasi di plak dan saliva menghambat demineralisasi enamel

    dan meningkatkan remineralisasi enamel yang telah mengalami

    demineralisasi(Featherstone, 1999; Koulourides, 1990). Apabila asam yang

    diproduksi oleh bakteri kariogenik menyebabkan penurunan pH pada permukaan

    gigi-plak,fluor akan dilepaskan dari plak(Tatevossian, 1990). Fluor yang

    dilepaskan ini dan fluor yang berada didalam saliva bersama-sama kalsium dan

    Universitas Sumatera Utara

  • fosfat akan diambil oleh gigi yang mengalami demineralisasi untuk memperkuat

    struktur kristal enamel. Struktur ini lebih resisten terhadap asam dan mengandung

    lebih banyak fluor dan kurang karbonat (Featherstone, 1999; Chow, 1990;

    Ericson, 1977; Kidd et al., 1980; Thylstrup, 1990; Thylstrup et al.,1979). Fluor

    lebih mudah diambil oleh enamel demineralisasi berbanding sound

    enamel(White,Nancollas, 1990). Siklus demineralisasi dan remineralisasi

    berlanjut sepanjang hayat gigi tersebut.

    Fluor turut menghambat karies gigi dengan mengganggu aktivitas bakteri

    kariogenik. Semasa fluor berkonsentrasi di plak gigi,ia menghambat proses

    metabolisme karbohidrat oleh bakteria dan mengganggu produksi polisakarida

    oleh bakteri(Hamilton, 1990).

    2.3 Pendedahan Fluor Kepada Manusia

    2.3.1 Udara

    Fluor yang didistribusi di atmosfer adalah berasal dari debu produksi

    pupuk fosfat di pabrik-pabrik, debu dari pembakaran batu bara dan aktivitas

    volkano. Tetapi jumlah fluor dari udara adalah sedikit berbanding dengan total

    pengambilan fluor (USNRC, 1993). Di kawasan bukan industri konsentrasi fluor

    di udara adalah rendah (0.05-1.90 g m-3 fluor) (Murray, 1986). Ada sesetengah

    provinsi di China dilaporkan bahawa konsentrasi fluor pada udaranya tinggi

    akibat dari aktivitas memasak dan pengeringan makanan dengan menggunakan

    batu bara.

    2.3.2 Pasta Gigi dan Produk Penjagaan Gigi

    Terdapat berbagai produk yang mengandungi fluor digunakan untuk

    mencegah karies gigi. Ini termasuklah pasta gigi (1.0-1.5g/kg fluor), larutan fluor

    dan gel untuk terapi topikal (0.25-24.0 g/kg fluor) dan tablet fluorida (0.25,0.50

    atau 1.00 mg fluor per tablet). Dianggarkan bahawa pasta gigi yang tertelan oleh

    sesetengah anak-anak semasa menyikat gigi menyumbang kepada 0.50 atau 0.75

    mg fluor per anak per hari (Murray, 1986).

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3.3 Makanan dan Minuman (selain daripada air)

    Sayur-sayuran dan buah-buahan biasanya mengandung kadar fluor yang

    rendah yaitu sekitar 0.1-0.4 mg/kg dan oleh karena itu kontribusinya terhadap

    pendedahan fluor terhadap manusia adalah rendah. Walaubagaimanapun,kadar

    fluor yang tinggi dijumpai pada barli dan nasi (sekitar 2mg/kg) dan pada

    taro,keladi dan ubi kayu dijumpai kadar fluor yang secara relatifnya tinggi

    (Murray,1986).

    Secara general,kadar fluor didalam daging (0.2-1.0mg/kg) dan ikan (2-

    5mg/kg) secara relatif adalah rendah. Walaubagaimanapun,fluor turut

    terakumulasi didalam tulang dan tulang ikan yang dikalengkan seperti ikan sardin

    dan salmon dimana tulangnya turut dimakan oleh konsumer. Protein ikan bisa

    mengandung sehingga 370mg/kg fluor. Walaubagaimanapun, dengan konsumsi

    ikan yang tinggi didalam diet campuran,pengambilan fluor dari ikan sahaja jarang

    melebihi 0.2mg F- per hari (Murray,1986).

    Kadar fluor pada susu adalah rendah,yaitu pada air susu ibu kira-kira

    0.02mg/liter dan pada susu sapi pula sekitar 0.02-0.05 mg/liter(Murray,1986).

    Oleh karena itu,susu hanya menyumbang sedikit sahaja dari pengambilan total

    fluor sehari-hari.

    Sementara daun teh mengandung kadar fluor yang tinggi yaitu sehingga

    400 mg/kg pada berat kering(dry weight). Pengambilan fluor dari ingesti teh telah

    dilaporkan dalam batas 0.04 mg sehingga 2.7 mg per orang per hari

    (Murray,1986). Walaupun begitu,observasi pada sebagian orang Tibet didapati

    mereka mengambil fluor pada jumlah yang besar (14 mg/hari),hal ini disebabkan

    oleh konsumsi brick tea sebagai minuman (Cao et al.,1997). Teh jenis ini

    diperbuat dari daun yang lebih tua dan mengandung kadar fluor yang lebih tinggi

    brbanding teh yang standar seperti teh hitam dan teh hijau.

    2.3.4 Air

    Air minum adalah sumber utama yang mengkontribusi kepada

    pengambilan fluor sehari-hari. Air mungkin secara natural mengandung fluor atau

    Universitas Sumatera Utara

  • fluor mungkin ditambah ke dalam air untuk memfluoridasikan air. Konsentrasi

    fluor di dalam air secara natural adalah kurang dari 0.1 miligram hingga lebih dari

    10 miligram per liter. Air dengan konsentrasi fluor yang tinggi kebanyakannya

    adalah air tanah yang kekurangan kalsium misalnya air kolam air panas. Air tanah

    dengan konsentrasi fluor yang tinggi banyak terdapat diseluruh dunia. Antara

    tempat-tempat tersebut adalah Afrika, China, Mediterranean Timur, dan Asia

    Selatan ( India dan Sri Lanka)

    2.4 Efek Terhadap Kesehatan Manusia

    2.4.1 Metabolisme Fluor

    2.4.1.1 Absorpsi

    Kira-kira 75-90 % dari fluor yang dikonsumsi diserap. Didalam lambung

    yang bersifat asam, fluor dikonversi menjadi hidrogen fluorida (HF) dan hampir

    40% dari fluor yang dikonsumsi diserap oleh lambung dalam bentuk HF. pH asam

    lambung yang tinggi akan mengurangkan absorpsi dengan mengurangkan

    konsentrasi HF. Fluor yang tidak diabsorpsi dilambung akan diserap oleh usus dan

    pH tidak mempengaruhi absorpsinya berbanding di lambung

    (Whitford,1997;IPCS,2002).

    Kadar kation yang tinggi yang bisa membentuk kompleks dengan fluor

    (seperti kalsium,magnesium dan aluminium) turut menyebabkan menurunnya

    absorpsi fluor di gastrointestinal.

    2.4.1.2 Distribusi

    Setelah diabsorpsi ke dalam darah,fluor didistribusikan keseluruh tubuh

    dengan kira-kira hampir 99% fluor berada di daerah yang tinggi kandungan

    kalsium seperti tulang dan gigi (dentin dan enamel) dimana ia tersusun seperti

    crystal lattice. Fluor bisa meleawti plasenta dan dijumpai didalam air susu ibu

    pada kadar yang rendah yaitu sama seperti di dalam darah

    (WHO,1996;IPCS,2002).

    Universitas Sumatera Utara

  • Pada kondisi tertentu,kadar fluor pada plasma juga dapat menjadi indikasi

    kepada kadar fluor didalam air minum yang dikonsumsi. USNRC (1993)

    mengatakan bahawa Air merupakan sumber utama untuk pengambilan

    fluor,konsentrasi fluor plasma puasa pada dewasa muda dan dewasa dalam

    mikromol per liter secara kasarnya sama dengan konsenteasi fluor didalam air

    minum dalam unit miligram per liter.

    2.4.1.3 Ekskresi

    Fluor diekskresikan secara primer oleh urin (ICPS,2002). Urinary fluor

    clearance meningkat dengan pH urin disebabkan oleh penurunan konsentrasi HF.

    Pelbagai faktor seperti diet dan obat-obatan yang bisa memberi efek kepada pH

    urin dan ini seterusnya akan memberi efek terhadap fluoride clearance dan

    retention (USNRC,1993).

    2.4.2 Efek terhadap Gigi dan Tulang

    Efek fluor yang berlebihan pada gigi dipanggil fluorosis gigi. Fluorosis

    gigi merujuk kepada perubahan tampilan enamel gigi yang disebabkan oleh

    pengambilan fluor dalam jangka masa panjang ketika gigi sedang berkembang

    (Aoba T, Fejerskov O, 2002). Perubahan tampilan enamel gigi adalah warna gigi

    menjadi tidak putih,pucat dan buram. Ini bisa berupa tompokan putih yaitu masih

    pada tahap ringan sehingga kepada tompokan gelap atau hitam. Warna gigi yang

    gelap atau hitam ini terlihat pada fluorosis yang lebih berat dan enamelnya juga

    menjadi lunak dan rapuh. Tanda pertamanya berupa erupsi gigi dengan enamel

    yang berbintik-bintik (mottled enamel). Fluorosis gigi disebabkan konsumsi fluor

    yang terlalu banyak dalam jangka masa panjang ketika gigi masih berkembang

    didalam gusi. Jadi hanya anak-anak berumur 8 tahun dan ke bawah yang beresiko

    karena ketika usia ini gigi yang permanen sedang berkembang didalam gusi

    (CDC,2011). Oleh sebab itu,fluorosis gigi hanya berlaku pada anak-anak,tidak

    berlaku pada dewasa. Keparahan kondisi ini tergantung kepada dosis,durasi dan

    masa pengambilan fluor.

    Universitas Sumatera Utara

  • Berlaku peningkatan fluorosis gigi terutamanya yang tahap ringan

    disebabkan banyak sumber fluor tersedia yang pada mulanya digunakan untuk

    menghalang dari berlakunya karies gigi. Sumber-sumber ini termasuklah air

    minum yang difluoridasi dan pasta gigi berfluorida, terutamanya jika pasta gigi ini

    tertelan oleh anak-anak ketika menyikat gigi (CDC 2011).

    2.4.3 Kanker

    Banyak penelitian dilakukan terhadap pekerja terutamanya dalam bidang

    peleburan aluminium dilaporkan terdapat peningkatan insiden dan mortalitas

    akibat kanker paru,kanker kandung kemih dan juga kanker-kanker lain. Hasil

    penelitian Grandjean, Olsen (2004) di Denmark terhadap pekerja pabrik cyrolite

    yang berbentuk cohort selama 12 tahun telah menunjukkan hasil yaitu mortalitas

    total lebih dari 90%. Kematian pekerja-pekerja ini kebanyakannya adalah akibat

    kanker dengan insiden yang paling tinggi adalah kanker paru primer dan kanker

    kandung kemih. Grandjean dan Olsen membuat kesimpulan bahawa fluor perlu

    dipertimbangkan sebagai antara faktor yang menyebabkan kanker kandung kemih

    dan kanker paru primer.

    Walaupun banyak penellitian menunjukkan nilai yang signifikan antara

    assosiasi berbagai kanker dengan pengambilan fluor didalam air minum, namun

    kebanyakan data dari penelitian adalah tidak konsisten dan terdapat kemungkinan

    besar kanker disebabkan oleh substansi lain selain dari fluor.

    2.4.4 Efek Terhadap IQ

    Berdasarkan kepada penemuan reset yang terkini,didapati bahawa fluor(F)

    menyebabkan disfungsi neuronal dan cedera pada sinap dengan mekanisme yang

    melibatkan produksi radikal bebas dan peroksidasi lipid(Guo et al., 2003;

    Shivarajashankara et al., 2001;Rzeuski et al., 1998). Dalam penelitian yang

    berkaitan, Wang et al (2005) telah membuktikan bahawa kerusakan DNA pada

    otak tikus dewasa karena didedahkan kepada kadar fluor yang tinggi dan kadar

    iodin yang rendah. Penelitian terbaru telah mendedahkan bahawa kadar F yang

    Universitas Sumatera Utara

  • tinggi didalam air minum akan menyebabkan depresi abilitas pembelajaran-

    memori(learning-memory) pada tikus Winstar (Wu et al., 2006). Terdapat banyak

    penelitian yang dilakukan untuk melihat efek kadar fluor yang tinggi didalam air

    minum terhadap intelligent quotient (IQ). Penelitian oleh Lu et al (2000) di China

    dan Trivedi et al (2007) di India yang mengkaji mengenai efek kadar fluor yang

    tinggi didalam air minum terhadap IQ anak-anak telah menunjukkan hasil yang

    signifikan yaitu anak-anak yang minum air yang kadar fluornya tinggi

    mempunyai IQ yang lebih rendah berbanding anak-anak yang minum air dengan

    kandungan fluor yang rendah.

    Biomekanisme cara kerja dari fluor yang bia menurunkan IQ masih tidak

    jelas namun terdapat bukti yang menyatakan bahawa ini mungkin melibatkan

    alterasi lipid membran dan menurunnya aktivitas kholinesterase di otak.Fluor juga

    diketahui mempunyai adverse effect terhadap aktivitas kholinesterase yang terlibat

    dalam hidrolisis ester choline(Vani,Reddy, 2000). Efek toksik ini bisa

    menyebabkan perubahan utilisasi acethylcholine,seterusnya memberi efek

    terhadap transmisi impuls saraf pada jaringan otak(Marks et al., 1996; Blaylock,

    2007).Dari semua penelitian ini,hasil penelitian banyak mengarahkan bahawa

    kadar fluor yang tinggi pada air minum bisa menyebabkan gangguan pada otak

    sehingga dapat menurunkan IQ pada seseorang .

    2.5 Standard dan Garis Panduan Kadar Fluor didalam Air Minum

    Efek fluor sebenarnya lebih bagus diprediksi dengan melihat dosisnya(mg

    fluor per kg berat badan per hari), durasi pengambilan fluor dan faktor-faktor lain

    seperti usia (fluorosis gigi). Walaubagaimanapun kebanyakan studi epidemiologi

    lebih menekankan mengenai efek fluor terhadap gigi dan tulang yang berkolerasi

    dengan konsentrasi fluor didalam air minum (mg/l fluor) yang dikonsumsi

    berbanding total pengambilan fluor (Fawell et al., 2006).

    Pada 1984,WHO telah melakukan satu review yang ekstensif dan

    mendapati kekurangan data untuk menyimpulkan fluor menyebabkan kanker dan

    defek pada janin. Dalam masa yang sama, WHO mendapati bahawa fluorosis gigi

    Universitas Sumatera Utara

  • berlaku pada kadungan fluor didalam air minum yang melebihi 1.5mg/l dan

    fluorosis tulang berlaku pada kadar fluor melebihi 10mg/l. Oleh itu,nilai 1.5mg/l

    telah direkomendasi oleh WHOsebagai kadar dimanan fluorosis gigi adalah

    minimal (WHO,1984). Nilai 1.5mg/l fluor ini telah dire-evaluasi oleh WHO dan

    telah disimpulkan bahawa tiada bukti yang menunjukkan nilai ini perlu direvisi

    semula (WHO,1984).

    EPA (1974) pula telah menetapkan maximum contaminant level (MCL)

    fluor pada air minum yaitu 4.0mg/l atau 4 ppm. MCL ini adalah kadar

    kontaminasi maksimal di dalam air minum yang tidak akan menyebabkan efek

    samping kepada kesehatan. Dan menurut Depkes (2010) pula, kadar maksimum

    fluorida yang diperbolehkan didalam air minum adalah 1,5 mg/liter.

    Universitas Sumatera Utara