Chapter 3 LKPM

50
Tugas Lembaga Keuangan dan Pasar Modal “Saham dan Penawaran Umum di Pasar Perdana” Disusun oleh: Nindy Violita Putri (F0311083) Novia Listiana (F0311085) Yan Fathoni (F0311120) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 1

description

pasmod

Transcript of Chapter 3 LKPM

Tugas Lembaga Keuangan dan Pasar Modal

Saham dan Penawaran Umum di Pasar Perdana

Disusun oleh:

Nindy Violita Putri

(F0311083)

Novia Listiana

(F0311085)

Yan Fathoni

(F0311120)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014SAHAM DAN PENAWARAN UMUM DI PASAR PERDANAPENGERTIAN PASAR MODAL

Pasar modal merupakan tempat yang memfasilitasi sarana dan prasarana kegiatan jual beli berbagai instrumen keuangan jangka panjang seperti utang; ekuitas (saham); instrumen derivatif; dan instrumen lainnya, serta sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya (misal pemerintah) dan berbagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Sedangkan pasar uang merupakan pasar surat berharga jangka pendek yang memperdagangkan instrumen keuangan seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI); Surat Berharga Pasar Uang (SBPU); Commercial Paper; Promissory Notes; Call Money; Repurchase Agreement; Bankers Acceptence; Treasury Bills; dan lain-lain.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menjelaskan mengenai pengertian pasar modal, yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer (primary market). Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik (initial public offering / IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah go public (sekuritas tambahan ini sering disebut dengan seasoned new issues). Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (secondary market).Tipe lain dari pasar modal adalah pasar ketiga (third market) dan pasar keempat (fourth market). Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup. Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan di antara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker. Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.

PASAR MODAL DI BANYAK NEGARA

Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu:

1. Ekonomi

2. KeuanganPasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Disini pihak investor dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan, sedangkan pihak issuer (dalam hal ini adalah perusahaan) dapat memanfaatkan dana dari operasi perusahaan.Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIAEra pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama adalah periode di jaman Belanda tahun 1912 yang merupakan tahun didirikannya pasar modal yang pertama. Periode kedua adalah periode orde lama yang dimulai tahun 1952. Periode ketiga adalah periode orde baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977. Periode keempat dimulai tahun 1998 adalah periode bangunnya pasar modal dari tidur panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal dimulai pada tahun 1995. Periode keenam adalah periode krisis moneter pada tahun 1997.

1. Periode Pertama (1912-1942): Periode Jaman BelandaPada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta. Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai Verenigning voor Effectenhandel yang merupakan cikal bakal pasar modal di Indonesia. Setelah perang dunia I, pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari 1925 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Karena masih jaman penjajahan Belanda dan pasar-pasar modal di Indonesia ini juga didirikan oleh Belanda, mayoritas saham-saham yang diperdagangkan di sana juga merupakan saham-saham perusahaan Belanda dan afiliansinya yang tergabung dalam Dutch East Trading Agencies. Pasar-pasar modal ini beroperasi sampai kedatangan Jepang di Indonesia tahun 1942.2. Periode Kedua (1952-1960): Periode Orde LamaSetelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951 dikeluarkan Undang-Undang Darurat No. 12 yang kemudian dijadikan Undang-Undang No. 15/1952 tentang pasar modal. Juga melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 289737/U.U tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta akhirnya dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan lain adalah untuk mencegah saham-saham perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan di Pasar Modal Jakarta lari ke luar negeri.

Kepengurusan Bursa Efek ini kemudia diserahkan ke Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek (P.P.U.E) yang terdiri dari 3 Bank dengan Bank Indonesia sebagai Bank Kehormatan. Surat Berharga yang diperdagangakan umunya adalah obligasi oleh perusahaan Belanda dan obligasi pemerintah-pemerintah Indonesia lwatn Bank Pembangunan Indonesia. Karena adanya sengketa antara pemerintah RI dengan Beanda mengenai Irian Barat, semua bisnis Belanda mengenai Irian Barat, semua bisnis Belanda dinasionalisasikan melalui Undang-Undang Nasionaliasi No. 86 tahun 1958. Sengketa ini mengakibatkan larinya modal Belanda dari tanah Indonesia. Akibatnya mulai tahun 1960, sekuritas-sekuritas perusahaan Belanda sudah tidak diperdagangkan lagi di bursa efek Jakarta. Sejak itu aktivitas di Bursa Efek Jakarta semakin menurun. 3. Periode Ketiga (1997-1988): Periode Orde BaruBursa Efek jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977 dalam periode orde baru sebagai hasil dari keputusan Presiden No. 52 tahun 1976. Keputusan ini menetapkan pendirian Pasar Modal, pembentukan Badan Pembina Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT. Danareksa. Presiden Soeharto meresmikan kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 10 Agustus 1977. Periode ini disebut juga dengan periode tidur panjang, karena sampai dengan 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan (selama 4 tahun, 1985 sampai dengan 1988 tidak ada perusahaan yang go public). Kurang menariknya pasar modal pada periode ini dari segi investor mungkin disebabkan oleh tidak dikenakannya pajak atas bunga deposito, sedang penerimaan dividen dikenakan pajak penghasilan 15%.4. Periode Keempat (1988-Mei 1995)

Setelah tahun 1988, selama 3 tahu, yaitu sampai dengan tahun 1990, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai dengan 128. Sampai dengan akhir tahun 1994 jumlah perusahaan yang sudah IPO menjadi 225. Pada periode ini, Initial Public Offering (IPO)menjadi peristiwa nasional dan banyak dikenal sebagai periode lonjakan IPO (IPO boom). Pada tahun 1991, BEJ diswastakan dan sebagai konsekuensinya, BAPEPAM bukan lagi sebagai pelaksana pasar modal, tetapi lebih ke pengawas pelaksanakaan pasar modal. Peningkatan di Pasar Modal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:a. Permintaan dari Investor asing Investor asing tertarik dengan pasar Indonesia karena dianggap sebagai pasar yang menguntungkan untuk diversifikasi secara internasional. b. Pakto 88 Merupakan reformasi tanggal 27 Oktober 1988 yang dikeluarkan untuk merangsang ekspor non-migas, meningkatkan efesiensi dari Bank Komersial, membaut kebijaksanaan moneter lebih efektif, meningkatkan simpanan domestik dan meningkatkan pasar modal. c. Perubahan generasi Perubahan kultur bisnis terjadi di periode ini, yaitu dari kultur bisnis keluarga tertutup ke kultur bisnis profesional yang terbuka yang memungkinkan profesional dari luar keluarga untuk duduk di kursi kepemimpinan perusahaan. Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkaitan dari Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Surabaya atau dengan nama asingnya Surabaya Stock Exchange (SSX) dilahirkan kembali pada tanggal 16 Juni 1989. Pada awalnya BES hanya mempunyai 25 saham dan 23 obligasi yang diperdagangkan. Pada tahun 1990, jumlah ekuritas yang tercatat di BES meningkat menjadi 116 saham. Jumlah ni meningkat sampai akhir tahun 1996 tercatat 208 saham saham dengan nilai kapitaliasi sebesar Rp 191, 57 triliun. Semua sekuritas yang tercatta di Bursa Efek Jakarta (BEJ) juga secara otomatis diperdagangkan di BES.5. Periode Kelima (Mulai Mei 1995): Periode OtomatisasiSistem otomasisasi yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) diberi nama Jakarta Automated System (JATS) dan mulai dioperasikan pada hari Senin tanggal 22 Mei 1995. Untuk mengantisipasi jumlah anggora bursa dan transasksi yang meningkat di BES, maka pada tanggal 19 September 1996 (diumumkan secara terbuka pada tanggal 10 Maret 1997) BES menerapkan sistem otomatissasi yang disebut dengan Surabaya Market Information & Automated Remote Trading (S-MART).6. Periode Keenam (Mulai Agustus 1997-September 1998): Krisis MoneterPeriode ini dapat dikatakan sebagai periode ujian terberat yang dialami oleh pasar modal Indonesia. Untuk emmperbaiki kondisi perekonomian yang bergejolak ini, pemerintah pada hari Sabtu tanggal 1 Noveber 1997 mengumumkan melikuidasi 16 Bank Swasta Nasional. Pengumuman yang cukup mengejutkan ini tidak banyak membantu memperbaiki lesunya pasar saham.7. Periode Ketujuh (Mulai Juli 2000) Tanpa WarkatPerdagangan warkat sudah dianggap tidak efesien lagi. Secara administratif penerbitan warkat akan menghambat proses penyelesaian transaksi. Oleh karena alasan-alasan tersebut, maka pada bulan Juli 2000, BEJ mulai menerapkan perdagangan perdagangan tanpa warkat (scripless tradings).8. Periode Kedelapan (Mulai Oktober 1998-Desember 2002): PenyembuhanSetelah mengalami penurunan drastis sampai akhir bulan September 1998 sampai menembus dibawah 300 poin. Periode penyembuhan ini ditandai dengan naik turunnya IHGS berkisar 400 poin sampai dengan 700 poin.9. Periode Kesembilan (Mulai Januari 2003-30 Oktober 2007): Kebangkitan KembaliIHGS dibuka pada awal tahun tanggal 2 Januri 2003 dengan nilai 405,44. Mulai awal tahun ini IHGS mengalami peningkatan.10. Periode Kesepuluh (Mulai Oktober 2007): Bursa Efek IndonesiaEfektif mulai bulan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada tanggal 30 Oktober 2007. BEJ dan BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia)PENAWARAN PERDANA KE PUBLIKPerusahaan yang belum going public, awalnya saham-saham perusahaan tersebut dimiliki oleh para manajernya, sebagian lagi oleh pegawai-pegawai kunci dan hanya sebagian kecil yang dimiliki oleh investor. Untuk mengembangkan perusahaan, kebutuhan modal tambahan sangat dibutuhkan. Pada saat inilah, perusahaan harus menentukan untuk menambah modal dengan cara utang atau menambah jumlah dari kepemilikan dengan menerbitkan saham baru. Jika saham akan dijual untuk menambah modal, saham baru dapat dijual dengan cara sebagai berikut ini.

1. Dijual kepada pemegang saham yang sudah ada

2. Dijual kepada karyawan lewat ESOP (employee stock ownership plan)

3. Menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment plan)

4. Dijual langsung kepada pembeli tunggal (biasanya investor institusi) secara privat (private placement)

5. Ditawarkan kepada public

Jika keputusannya adalah untuk ditawarkan pada public, maka factor untung dan ruginya perlu dipertimbangkan. Keuntungan dari going public diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kemudahan meningkatkan modal dimasa mendatang Bagi perusahaan yang tertutup, calon investor biasanya enggan menanamkan modalnya karena kurang terbukanya informasi keuangan antara pemilik dan investor. Sedangkan untuk perusahaan yang sudah going public, informasi keuangan harus di laporkan ke public secara regular yang kelayakannya sudah diperiksa oleh akuntan publik.2. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham Untuk perusahaan yang masih tertutup akan sulit bagi pemegang saham untuk menjual sahamnya dibandingkan jika perusahaan sudah going public.3. Nilai pasar perusahaan diketahui Untuk alasan-alasan tertentu, nilai pasar perusahaan perlu untuk diketahui. Misalnya jika perusahaan ingin memberikan insentif dalam bentuk opsi saham (stock option) kepada manajer-manajernya, maka nilai perusahaan tersebut perlu diketahui. Jika belum going public, nilai ini sulit ditentukan.Di samping keuntungan dari going public, beberapa kerugiannya adalah sebagai berikut:

1. Biaya laporan yang meningkat Bagi perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan tahunnya harus menyerahkan laporan-laporan kepada regulatori. Laporan-laporan ini sangat mahal apalagi bagi perusahaan kecil.2. Pengungkapan (disclosure) Beberapa pihak keberatan akan ide pengungkapan dari perusahaan. Manajer enggan mengungkapkan semua informasi yang dimiliki karena dapat digunakan pesaing, sedangkan pemilik enggan mengungkapkan informasi tentang saham yang dimiliki karena public akan mengetahui jumlah kekayaan yang dimilikinya.3. Ketakutan untuk diambil-alih Manajer perusahaan yang memiliki hak veto kecil khawatir jika perusahaan going public, karena jika suatu saat perusahaan diambil alih maka ia umumnya diganti dengan manajer yang baru.Keputusan going public atau tetap menjadi perusahaan privat merupakan keputusan yang harus dipikirkan masak-masak. Jika perusahaan memutuskan untuk going public dan melemparkan saham perdananya ke publik (initial public offering), tipe saham apa yang akan dilempar, berapa harga yang harus ditetapkan untuk selembar sahamnya dan kapan waktu yang paling tepat adalah isu utama yang muncul pada saat melemparkan saham perdananya ke publik.

Ada fenomena menarik yang terjadi pada saat penawaran perdana ke public yaitu fenomena harga rendah (underpricing). Fenomena ini terjadi karena penawaran perdana ke publik yang secara rerata murah. Secara rerata, membeli saham di penawaran perdana dapat memberikan return awal (initial return) yang tinggi. Maksudnya, tidak semua penawaran perdana itu murah, tetapi ada juga yang mahal dan secara rerata masih dapat dikatakan murah (underpricing). Seperti pada contoh tabel berikut:

Tabel 2.1. Mahal dan Murahnya Penawaran Perdana 1999-2006

TahunMurahMahalImpas

19997 x0 x0 x

200019 x1 x2 x

200127 x3 x1 x

200218 x2 x2 x

20036 x0 x1 x

20049 x0 x2 x

20058 x0 x0 x

200611 x0 x0 x

Total105 x6 x8 x

Sumber: Akhabani (2007) diolah dari JSX Statistics.Keterangan: penawaran perdana yang murah adalah yang mendapatkan return awal positif, yang mahal yang mendapatkan return awal negative dan yang impas yang mendapatkan return awal nol.

Return awal (initial return) adalah return yang diperoleh dari aktiva di penawaran perdana mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali didaftarkan di pasar sekunder. Pembelian aktiva, misalnya saham, di pasar primer belum dapat dijual sampai aktiva tersebut terdaftar di pasar sekunder. Setelah masuk di pasar sekunder, saham tersebut mulai diperdagangkan dalam bentuk jual dan beli. Waktu rata-rata dari pembelian suatu saham di pasar primer sampai masuk pertama kali di pasar sekunder adalah sekitar 15 hari, sehingga sering juga disebut 15 hari return awal (15 days initial return).

Banker Investasi

Banker investasi (investment banker) mempunyai keahlian di dalam penjualan sekuritas. Banker investasi akan menyediakan saran-saran yang penting yang diperlukan selama proses rencana pelemparan sekuritas ke publik. Saran yang diberikan dapat berupa tipe sekuritas apa yang akan dijual, harga dari sekuritas, dan waktu pelemparannya.

Banker investasi sebagai perantara antara perusahaan yang menjual saham (emiten) dengan investor. Sebagai perantara, banker investasi juga berfungsi sebagai pembeli saham (underwriting function) dan pemasar saham ke investor (marketing function). Banker investasi ini mengambil keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual dari saham (spread).

Pasar Modal SekunderSetelah sekuritas selesai dijual di pasar primer melalui banker investasi, sekuritas bersangkutan kemudian diperdagangkan untuk publik di pasar sekunder bersama-sama dengan sekuritas dari perusahaan lain yang sudah berada di sana. Pasar sekunder dibedakan menjadi 2:

1. Pasar Bursa SahamProses penjualan saham di stock exchange market (pasar bursa saham atau bursa efek) umumnya menggunakan sistem lelang (auction) sehingga pasar sekunder ini juga disebut dengan auction market. Disebut sebagai pasar lelang karena transaksi dilakukan secara terbuka dan harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari anggota bursa sampai dicapai harga kesepakatan. Jika broker belum bisa melaksanakan order dari klien karena perbedaan harga yang diinginkan masih jauh, mereka menitipkan ini pada specialist untuk melakukannya jika harga yang diinginkan sudah sesuai dengan permintaan klien. Selanjutnya broker akan membayar komisi ke specialist atas pekerjaannya tersebut. Seorang specialist merupakan anggota dari bursa yang mendappat tugas untuk mengamati, mencatat dan menstabilkan harga serta volume transaksi dari suatu saham tertentu. Fungsi lain dari specialist adalah menstabilkan pasar dengan menyeimbangkan kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran.Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi di bursa saham, tetap diwakili oleh broker. Broker ini pun memiliki jenis sendiri, ada yang full-service broker dan juga discount broker. Investor dapat memilih sendiri jenis dari broker yang diinginkan. Full-service broker menawarkan jasa yang lengkap seperti:a. Investment research and advice Yaitu melakukan penelitian atas trend pasar, prospek masa depan dan lainnya dan mempublikasikan dalam laporan-laporan yang membantu individual investor dalam memilih investasi yang diinginkan.b. Asset management Broker dapat memberikan pinjaman dan mengelola dana yang dipercayakan dengan cara investor membuka rekening di broker yang disebut dengan rekening marjin (margin account).c. Order execution Broker membantu investor dalam kegiatan pembelian dan penjualan saham yang tidak mudah untuk dilakukan investor, karena menemukan harga yang cocok bukanlah perkara yang mudah.d. Clearing Broker membantu investor dalam menyelesaikan masalah administrasi yang harus dilakukan setelah order selesai dilakukan karena prosedur yang cukup panjang dan harus mengikuti regulasi dan hukum yang berlaku.Discount broker hanya menawarkan jasa yang minimum dengan komisi yang rendah dan biasanya hanya menawarkan jasa order execution dan clearing.Rekening Kas dan Rekening Marjin

Ada dua cara melakukan pembayaran untuk pembelian sekuritas, yaitu dengan rekening kas atau dengan rekening marjin. Pembayaran dengan rekening kas mengharuskan investor untuk membayar penuh semua pembeliannya sebelum atau pada tanggal jatuh tempo. Investor juga dapat membayar terlebih dahulu sebagian dalam bentuk uang muka dan sisanya dipinjam dari broker dengan membuka rekening di broker. Rekening inilah yang disebut dengan rekening marjin.Karena harga dari sekuritas selalu berubah sesuai dengan perubahan waktu, maka marjin sesungguhnya akan berubah dari marjin awal. Besarnya marjin sesungguhnya dapat dihitung dengan rumus:

Marjin Sesungguhnya = Nilai Pasar Sekuritas Jumlah Dipinjam

Nilai Pasar Sekuritas

Jika marjin sesungguhnya naik dari marjin awal, investor biasanya dapat membeli lagi saham tanpa harus membayar tunai sampai marin sesungguhnya sama besar dengan marjin awal lagi. Jumlah saham baru yang dapat dibeli oleh investor tanpa harus membayar tunai kepada broker sehingga marjin sesungguhnya menjadi sama dengan marjin awal adalah sebesar :

Tambahan Pembelian Saham Tanpa Dibayar Kas =

Pada umumnya, broker menetapkan maintenance margin, yaitu besarnya marjin minimum yang boleh terjadi untuk marjin sesungguhnya dan menghitung rekening marjin tiap harinya untuk menentukan apakah terjadi maintenance call atau margin call atau house call. Panggilan oleh broker ini dilakukan jika marjin sesungguhnya menurun sampai di bawah maintenance margin. Jika terjadi panggilan ini, maka investor harus membayar tunai lagi kepada broker sehingga besarnya marjin minimum adalah sebesar maintenance margin. Besarnya tambahan kas tunai ini dapat dihitung sebagai berikut :

Tambahan Pembayaran Kas =

Posisi sekuritas di rekening marjin dapat berupa long, flat, dan short. Posisi sekuritas long berarti investor masih mempunyai sekuritas. Jika semua sekuritas sudah terjual, disebut dengan flat. Jika investor meminjam sekuritas dari broker untuk dijual kepada investor lain, disebut posisi short.

Bentuk Order

Ada 3 macam bentuk order, yaitu market order, limit order dan stop order. Dalam market order, investor dapat menginstruksikan kepada bokernya untuk menjual atau membeli sekuritas secepatnya pada saat harga pasar yang terbaik. Harga pasar yang terbaik untuk membeli adalah pada saat harga rendah, dan untuk menjualnya pada saat harga tinggi. Pada limit order, investor yang menetapkan harga maksimum tertinggi yang boleh dibeli dan harga minimum terendah untuk dijual. Sedangkan pada stop order hanyalah sebagai memo dan akan menjadi market order jika sekuritas tersebut mencapai harga tertentu.

Limit order dan stop order pada umumnya digabung dengan instruksi tambahan seperti berikut:

1. Day order yaitu order yang hanya berlaku pada hari order diberikan.

2. Good-till-canceled (GTC) yaitu order yang akan terus berlaku sampai ada pembatalan.

3. Not held (NH) yaitu order yang mengizinkan broker untuk menggunakan judgement didalam menentukan kapan order harus dieksekusi dan juga broker tidak bertanggung jawab atas judgement yang dilakukannya.4. Participate but do not initiate (PNI) yaitu perintah pada broker untuk menjual atau membeli suatu sekuritas selama harga dari sekuritas tersebut tidak berubah.5. All or none (AON) yaitu investor menginginkan untuk membeli atau menjual sejumlah lembar tertentu semuanya sekaligus atau tidak sama sekali dengan harga yang sudah ditentukan.

6. Immediate or cancel (IOC). Investor menginginkan semua atau sebagian order dieksekusi dengan segera setelah order diterima dan sebagian sisanya yang tidak dieksekusi untuk segera dibatalkan.7. Fill or kill (FOK). Hamper sama dengan IOC hanya saja semua order harus dieksekusi. Jika broker tidak dapat mengeksekusi semua order setelah order diterima, maka order ini harus dibatalkan.

2. OTC Market

Over The Counter (OTC) market merupakan pasar modal untuk perusahaan yang lebih kecil dibandingkan dengan yang terdaftar di stock exchange. Pada OTC market, digunakan system negosiasi, yaitu harga ditentukan dengan cara tawar menawar antara investor dan dealer. OTC market terdiri dari jaringan dealer yang siap membeli dan menjual sekuritas. Dealer berbeda dengan broker, dealer mendapatkan laba dari selisih antara harga jual dengan harga beli.

BAPEPAM LKUntuk melindungin Investor dari praktek-praktek tidak sehat di pasar saham, pasar perlu diregulasi untuk kepentingan publik. Jika pasar saham tidak diatur dan diawasi, niscaya kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham akan luntur. Jika hal ini terjadi, yaitu publik tidak akan lagi percaya dengan pasar saham maka tujuan semula dari pasar saham sebagai sarana alokasi dana yang efesien tidak akan tercapai. Maka pada tahun 1976 melalui Keputusan Presiden, departemen keuangan Indonesia mendirikan Badan Pelaksanaan Pasar Modal (BAPEPAM). Peranan BAPEPAM pada saat itu adalah untuk melaksanakan jalannya kegiatan pasar modal dan meregulasinya. Kedua peranan tersebut dianggap penyebab yang menimbulkan konflik, karena badan ini dianggap meregulasi pelaksanaan dirinya sendiri. Oleh karena itu, pada tahun 1990 Pemerintah mengubah Bapepam yang dulunya kepanjangan dari Badan Pelaksana Pasar Modal, menjadi Badan Pengawas Pasar Modal, yang fungsinya hanya sebagai pembuat regulasi (regulator), pengordinasi semua bursa-bursa pasar modal yang ada di Indonesia dan pengawas jalannya pasar modal.

Kemudian sejak tahun 2005 Bapepam disempurnakan menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK 606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember 2005.[11]Bapepam-LK merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Direktorat Jenderal Keuangan Departemen Keuangan. Bapepam-LK mempunyai visi dan misimenjadi otoritas pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan profesional, yang mampu mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan non bank sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global. Bapepam-LK memiliki tugas untuk mengatur, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan sehari-hari pasar modal. Bapepam-LK juga mempunyai tugas merumuskan kebijakan di bidang lembaga keuangan, seperti misalnya membuat dan menyakinkan pelaksanaan peraturan, kebijakan, standar, norma, dan pedoman kriteria serta prosedur di bidang pasar modal, dan menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan bagi emiten dan perusahaan publik.

Prosedur Pendaftaran Saham Sebelum Diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Sebuah perusahaan yang akan going public atau penawaran umum, dapat mengikuti prosedur yang terdiri dari tiga tahapan utama. Yang pertama adalah persiapan diri, kedua adalah memperoleh izin registrasi dari Bapepam-LK, dan yang ketiga adalah melakukan penawaran perdana ke public (initial public offering) dan memasuki pasar sekunder dengan mencatatkan efeknya di bursa.

Penawaran umum ataugoing publicadalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Persiapan Untuk Going PublicPersiapan yang harus dilakukan untuk melakukangoing publicadalah sebagai berikut:

1. Manajemen harus memutuskan suatu rencana untuk memperoleh dana melalui publik dan rencana ini harus diajukan di rapat umum pemegang saham dan harus disetujui.

2. Perusahaan bersangkutan harus menugaskan pakar-pakar pasar modal dan institusi-institusi pendukung untuk membantu di dalam penyediaan dokumen-dokumen yang dibutuhkan.

3. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran ke publik.

4. Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa.

5. Mengumumkan ke publik.6. Menandatangani perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengangoing public.

7. Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus mendaftarkannya kea gen peringkat untuk mendapatkan peringkat untuk obligasi yang akan ditawarkan.

8. Mengirimkan pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukung lainnya ke Bapepam-LK.

Registrasi di BAPEPAM-LKSetelah semua persiapan yang dibutuhkan sudah diselesaikan dan semua dokumen yang dibutuhkan untuk registrasi di Bapepam-LK sudah dikirimkan, berikutnya adalah tugas dari Bapepam-LK untuk mengevaluasi usulangoing publicini. Yang dilakukan oleh Bapepam-LK adalah sebagai berikut:

1. Menerima pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukung dari perusahaan yang akangoing publicdanunderwriter(penjamin emisi).2. Pengumuman terbatas di Bapepam-LK.3. Mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan.4. Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan pada tiga hal utama, yaitu kelengkapan dokumen, kebenaran dan kejelasan dari informasi dan pengungkapan (disclosure) tentang aspek-aspek legalitas, akuntansi, keuangan, dan manajemen. Jika selama 30 hari Bapepam-LK tidak member jawaban, maka pernyataan registrasi akan dianggap secara otomatis efektif.Pencatatan di BursaSetelah Bapepam-LK mendeklarasikan keefektifan dari pernyataan registrasi, selanjutnyaunderwriterdapat menjual saham perdana tersebut di pasar primer. Setelah penwaran perdana selesai, perusahaan yanggoing publictersebut dapat melakukan proses-proses berikutnya di pasar sekunder.

1. Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya disediakan oleh BEI untuk permintaan mencantumkan sahamnya di Bursa Efek.

2. BEI akan mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.

3. Jika aplikasi ini memenuhi kriteria yang disyaratkan, BEI akan menyetujuinya.

4. Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman (listing fee) biaya jasa pencantuman terdiri dari dua macam yaitu biaya pencantuman awal (initial listing fee) dan biaya pencantuman tahunan (annual listing fee)

5. BEI kemudian akan mengumumkan pencantuman dari sekuritas ini.

6. Sekuritas yang sudah tercantum ini siap untuk diperdagangkan.

Pelaporan yang Diwajibkan

Setelah perusahaan mencatatkan sahamnya di pasar bursa, perusahaan ini menjadi perusahaan go publik yang sahamnya juga dimiliki oleh publik. Untuk melindungi publik yang juga merupakan pemilik dari perusahaan, BAPEPAM dan BEI mengharuskan perusahaan publik menyerahkan laporan-laporan rutin atau laporan-laporan khusus yang menerangkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi. Laporan-laporan ini akan segera disebarkan ke publik melalui pengumuman di bursa atau investor dapat mendapatkannya dengan meminta langsung di BEI lewat broker.

Sistem Perdagangan di BEI

Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order-driven market system dan sistem lelang kontinyu (continous auction system). Dengan order-driven market system berarti bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker. Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai bursa. Hanya broker yang dapat melakukan transaksi jual dan beli di lantai bursa berdasarkan order dari investor. Disamping itu, broker dapat juga melakukan transaski untuk dirinya sendiri untuk membentuk portofolionya. Masing-masing perusahaan broker mempunyai staf yang ditugaskan di lantai bursa. Staff ini disebut dengan Securities Dealer- Broker Representative atau Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE).

Umumnya transaksi yang terjadi di bursa bukan merupakan transaksi tunai (transaksi tunai juga dilakukan sebagai transaksii non-reguler). Pembayaran dan penyerahan sertifikat diatur pada hari ke lima atau hari ke T+4 setelah transaksi terjadi. PT Kliring Pinjaman Efek Indonesia (KPEI) ditunjukkan untuk mengumpulkan pembayaran dan melakukan penyerahan sertifikat.

PT BEI merupakan perusahaan swasta yang menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Untuk membiayai semua aktivitasnya, salah satu sumber pengahsilan BEI adalah komisi dari broker akibar terjadinya transaksi (penghasilan yang lainnya adalah fee dari emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa). Broker membayar komisi ke BEI karena menggunakan fasilitas yang disediakan oleh BEI. Sebaliknya broker menerima komisi dari investor karena melakukan order yang diinginkan oleh investor. Broker menerima komis dari investor tidak boleh melebihi 1% dari nilai transaksinya (baik beli maupun jual).

Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. IHSG mulai dikenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 dengan menggunakan landasan dasar (baseline) tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah saham yang tercatat pada waktu itu hanya sebanyak 13 saham.

Indeks Liquid-45 (ILQ 45)

Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis, yaitu pasar modal yang sebagian sekuritasnya kurang aktif di perdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (yang sebagian kurang aktif diperdagangkan) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal. Oleh karena itu pada tanggal 24 Februari 1997 dikenalkan alternatif indeks yang lain, yaitu indeks Liquid-45 (ILQ 45). Indeks ini dibentuk hanya dari 45 saham-saham yang paling aktif diperdagangkan.

Jakarta Islamic Index

Sekarang ini telah dibuat beberapa index lain, diantaranya adalah Jakarta Isamic Index (JII). JII dibuat oleh BEI bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management. JII diperbaharui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan januari dan juli. JII merupakan indeks yang berisi 30 saham perusahaan yang memenuhi kriteria investasi berdasarkan Syariah Islam.

Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan

Papan utama (Main Board) dimaksudkan untuk menampung emiten yang berukuran besar dan mempunyai catatan kinerja yang baik. Papan pengembangan (Development Board)

dimaksudkan untuk penyehatan perusahaan-perusahaan yang kinerjanya menurun, perusahaan-perusahaan yang berprospek baik tetapi belum menguntungkan. Perudahaan yang baru amsuk ke papan pengembangan dapat berpindah ke papan utama atau sebaliknya yang sudah masuk ke papan utama dapat didegrasi turun ke papan pengembangan.

Indeks Kompas 100

Pada tanggal 10 Agustus 2007, BEJ (Bursa Efek Jakarta) bekerja sama dengan harian Kompas merilis indeks yang baru yang disebut dengan indeks kompas 100. Indeks ini berisi 100 saham yang berkategori mempunyai liquiditas yang baik, kapitalisasi tinggi, fundamental yang kuat, serta kinerja perusahaan yang baik.

Penyelesaian Transaksi

Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan yang panjang di belakang bursa masih menunggu setelahnya.Pekerjaan ini meupakan pekerjaan administrasi, pembayaran dan penerbitan sertifikat kepemilikan.Proses penyelesaian pekerjaan-pekerjaan ini disebut juga dengan kliring.Pada bulan Januari 1994 dengan menggunakan lima buah saham yang paling likuid di BEJ, telah berhasil mencoba system penyelesaian saham kliring untuk pertama kalinya.System ini adalah systemnettingyaitu system yang dapat menghitung penghasilan netto dari dana dan efek terhadap seluruh transaksi yang dilakukan oleh anggota bursa pada satu hari kerja bursa.Dengan system ini pemindah tanganan suatu sekuritas tidak harus selalu dibuatkan sertifikatnya, akan tetapi cukup dicatat dan dilakukan pemindahbukuan posisi kepemilikan secara elektronik.System ini disebut sebagai system pemindahbukuan (scripless system).MANFAAT PASAR MODAL1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal

2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi

3. Menyediakan indikator utama bagi tren ekonomi negara

4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah

5. Memungkinkan penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme serta penciptaan iklim berusaha yang sehat

6. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik

7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek

8. Menjadi alternatif investasi yang memberikan potensi kepentingan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi

9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial

10. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan dan pemanfaatan manajemen professional

PENGERTIAN SURAT BERHARGA

Secara teoritis, surat berharga merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak investor untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan investor tersebut menjalankan haknya.

Efek merupakan istilah baku yang dipergunakan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal untuk menyatakan surat berharga atau sekuritas. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivative dari Efek.

1. Efek penyertaan merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang menerbitkan efek tersebut. Efek yang termasuk di dalam penyertaan, antara lain saham biasa dan saham preferen.2. Efek utang adalah efek di mana issuer mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan di antara pihak yang bersangkutan. Besarnya bunga dan periode pembayaran bunga atau kupon yang dibayarkan oleh issuer disesuaikan dengan kesepakatan awal. Efek yang termasuk dalam efek utang, antara lain obligasi, surat utang jangka menengah, dan sebagainya.3. Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek utama baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek yang termasuk ke dalam penyertaan, antara lain waran, right, option, futures, forward, SWAP, dan lain-lain.4. Efek lain-lain adalah efek yang tidak termasuk dalam penyertaan, utang, atau derivatif. Termasuk ke dalam kelompok ini antara lain reksadana, Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) yaitu efek semacam American Depository Receipt (ADR), dan sebagainya.

EFEK YANG DIPERDAGANGKAN DI INDONESIA

Saham (stock)

Saham merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Karakteristik yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan, antara lain:

1. Risiko terbatas, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.

2. Pengendalian utama, artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan.

3. Klaim sisa, artinya pemegang saham menjadi pihak terakhir yang dapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan sisa aset dalam proses likuidasi perusahaan.

Jenis-jenis saham berdasarkan beberapa pandangan, antara lain:

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim

a. Saham biasa, yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

b. Saham preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki oleh investor.

Persamaan saham biasa dan saham preferen adalah: mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; serta membayar dividen. Sedangkan persamaan saham preferen dengan obligasi, antara lain ada klaim atas laba dan asset sebelumnya; dividen tetap selama masa berlaku saham; serta memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.2. Dilihat dari cara peralihannyaa. Saham atas unjuk, artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.b. Saham atas nama, merupakan saham yang ditulis dengan jelas nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.3. Ditinjau dari kinerja perdagangana. Saham unggulan, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.b. Saham pendapatan, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c. Saham pertumbuhan, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu juga ada growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang bukan leader dalam industri namun memiliki ciri growth stock.d. Saham spekulatif, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa yang akan dating, meskipun masih belum pasti.e. Saham siklikal, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

Karakteristik saham biasa, antara lain:

1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba

2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS)

3. Memiliki hak terakhir dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi

4. memiliki tanggung jawab terbatas terhdap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya

5. hak untuk memiliki saham baru terlebih dahulu

Karakteristik saham preferen, antara lain:

1. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen

2. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan tersebut dilikuidasi

3. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap

4. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasiKeuntungan investor yang diperoleh investor dari membeli atau memiliki saham, diantaranya adalah:

1. Dividen, merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa dividen tunai (berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham) dan dividen saham (berupa saham sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah).

2. Capital gain, merupakan selisih antara harga beli dengan harga jual yang terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder3. Saham bonus (jika ada), saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham (selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana).Risiko investasi pada saham biasa, yaitu:

1. Tidak mendapatkan dividen, perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya mendapatkan keuntungan, namun juga tidak akan membagikan dividen apabila perusahaan tersebut mengalami kerugian.2. Capital loss, investor tidak selalu mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya.Risiko lainnya, diantaranya adalah:

1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi.2. Saham dikeluarkan dari bursa (delisting).3. Saham dihentikan sementara (suspensi).Kelebihan dari saham preferen adalah lebih aman apabila dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Sedangkan kelemahan dari saham preferen antara lain:

1. Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman/utang, saham preferen kurang aman karena dividen secara hukum bukan kewajiban.2. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan.3. Tidak memiliki waktu jatuh tempo.4. Sulit diperjualbelikan dibandingkan dengan saham biasa karena biasanya jumlah saham preferen yang beredar jauh lebih sedikit.5. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayarkan hanyalah nilai nominalnya.Obligasi (bond)

Obligasi adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Obligasi disebut sebagai Fixed Income (instrument dengan pendapatan tetap) karena pendapatan yang diperoleh oleh pemilik obligasi baik dalam bentuk kupon maupun pokok telah ditentukan waktu dan nilainya serta tidak terpengaruh oleh perubahan harga surat utang tersebut.

Sebagai instrumen utang, obligasi memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

1. Memiliki masa jatuh tempo.2. Nilai pokok utang.3. Kupon obligasi.4. Peringkat obligasi.5. Dapat diperjualbelikan.Sebagai sebuah instrument investasi, obligasi menawarkan beberapa keuntungan menarik, diantaranya adalah:

1. Memberikan pendapatan tetap berupa kupon.2. Keuntungan atas penjualan obligasi.Meskipun termasuk ke dalam surat berharga dengan tingkat risiko yang relatif rendah, tetapi obligasi tetap mengandung beberapa risiko, antara lain:

1. Risiko perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi atau tidak mampu mengembalikan pokok obligasi.2. Risiko tingkat suku bunga.Terdapat beberapa sudut pandang yang dapat digunakan untuk menemukan jenis-jenis obligasi. Jenis obligasi dapat dibedakan menjadi:

1. Dari sisi pihak yang menerbitkan obligasia. Obligasi Korporasi (corporate bonds), yaitu obligasi yang diterbitkan perusahaan, baik perusahaan publik.b. Obligasi Pemerintah (government bonds), yaitu obligasi atau surat utang yang dikeluarkan pemerintah suatu negara.c. Obligasi Pemerintah Daerah (municipal bonds), yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah.2. Dari sisi tingkat suku bunga atau kupon yang ditawarkana. Obligasi bunga tetap (fixed rate)b. Obligasi bunga mengambang (floating rate)c. Obligasi bunga tetap dan mengambang (combination rate bond)d. Kupon nol (zero coupon)3. Jenis obliogasi lain yang berkembang di Indonesia adalah obligasi syariah, yang terbagi atas:

a. Obligasi syariah mudharabah, yaitu obligasi yang diterbitkan dengan mengacu pada sistem bagi hasil.b. Obligasi syariah ijarah, yaitu obligasi yang diterbitkan dengan mengacu pada sistem pembayaran sewa.4. Penerbitan obligasi terkadang dilengkapi dengan opsi tertentu baik pada sisi pihak penerbit maupun pemegang. Dari sisi ini, obligasi dapat dibedakan menjadi:

a. Convertible bond, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi mengkonversikan atau menukar obligasi ke sejumlah saham pihak penerbit.b. Exchangeable bond, yaitu obligasi di mana penerbit menyertakan opsi call pada perjanjian obligasi. Opsi tersebut memberikan hak kepada investor untuk menukar obligasi menjadi sejumlah saham biasa.c. Cullable bond, adalah obligasi yang memberikan hak kepada penerbit atau emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.d. Putable bond, adalah obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan penerbit untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.5. Obligasi memiliki sejumlah risiko potensial yang ditanggung pemegang obligasi. Dari sisi ini, obligasi dapat dibedakan menjadi:

a. Obligasi yang dijamin (secured bond), yaitu obligasi yang dijamin dengan asset atau kekayaan tertentu dari penerbitnya atau jaminan lain dari pihak ketiga.

1) Guaranteed bonds, yaitu obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggungan pihak ketiga.2) Mortgage bonds, yaitu obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau aset tetap penerbitCollateral trust bonds, yaitu obligasi yang dijamin dengan surat berharga yang dimiliki penerbit dalam portofolionya.b. Obligasi yang tidak dijamin (unsecured bonds), obligasi yang tidak dijamin dengan aset atau kekayaan tertentu dari penerbitnya, tetapi dijamin dengan kekayaan penerbit secara umum.

Perbedaan antara saham dan obligasi antara lain:

VariabelSahamObligasi

Sifat PenyertaanUtang

Jangka WaktuTidak TerbatasTerbatas

KeuntunganDividen, Capital gainBunga, Capital gain

Hak SuaraMempunyai Hak SuaraTidak Mempunyai Hak Suara

Hak LikuidasiLebih rendah dari obligasi/krediturLebih tinggi dibanding pemegang saham

Right (right)

Right atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) merupakan surat berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukarkan menjadi saham biasa. Hak ini diberikan kepada para pemegang saham sehubungan dengan proses pengeluaran saham baru atau dikenal dengan istilah right issue. Ketika right issue, maka pemegang saham lama memiliki hak untuk lebih utama atas saham baru yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar pemegang saham lama tidak mengalami dilusi sehubungan dengan penerbitan saham baru.

HMETD sifatnya adalah hak, sehingga pemegang tidak harus melaksanakan hak tersebut karena biaya yang tidak sedikit. Jika pemegang HMETD tidak melaksanakan haknya, maka ia dapat menjual hak tersebut di bursa pada jadwal yang telah ditentukan.

Keuntungan atau kerugian atas kepemilikan right sangat ditentukan oleh harga saham setelah pelaksanaan right issue. Naik atau turunnya harga saham setelah right issue ditentukan sejauh mana persepsi investor atas rencana perusahaan melaksanakan right issue. Apabila right issue berpotensi positif bagi permodalan dan pertumbuhan perusahaan ke depan, maka pemegang saham yang melaksanakan haknya akan berpotensi menikmati keuntungan capital gain dan dividen. Peningkatan jumlah saham dan harga beli yang jauh lebih murah tentu berdampak positif bagi kekayaan pemegang saham. Namun, apabila right issue berpotensi negatif, maka hal ini akan merugikan pemegang saham karena dengan mengeluarkan sejumlah dana untuk exercise investor belum dapat memperoleh capital gain.

Karakteristik Right yang diperdagangkan di BEI adalah sebagai berikut:

KarakteristikKeterangan

Masa Perdagangan Right Sekurang-kurangnya 5 hari bursa

Sistem Penawaran Lelang berkelanjutan untuk pasar tunai

Negosiasi untuk pasar negosiasi

Perdagangan Pasar tunai dan sesi 1 pasar negosiasi

Perdagangan di pasar negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan melainkan dalam satuan unit right

Satuan Perdagangan Satu satuan perdagangan right sebanyak 500 right. Setiap satu right wajib memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham

Penyelesaian Transaksi T + 0 baik untuk pasar tunai maupun pasar negosiasi

Fraksi HargaDi pasar tunai dengan skema multi fraksi, yaitu:

Fraksi Rp 1, jika harga HMETD < Rp 100

Fraksi Rp 5, jika harga HMETD Rp 100 dan < Rp 1.000

Fraksi Ro 10, jika harga HMETD Rp 1.000

Waran (warrant)

Waran seperti halnya right adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham. Waran diterbitkan dengan tujuan agar investor tertarik membeli obligasi atau saham yang diterbitkan emiten.

Karakteristik yang melekat pada waran, antara lain:

1. Masa berlaku waran

2. Harga pelaksanaan

3. Masa pelaksanaan hak

4. Periode perdagangan

5. Rasio pelaksanaan

6. Dapat diperdagangkan terpisah

Keuntungan memiliki waran, diantaranya adalah:

1. Dengan memiliki waran maka investor memiliki potensi untuk mendapatkan tambahan saham dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar.

2. Mengingat waran memiliki masa untuk diperdagangkan, maka investor memiliki peluang untuk mendapatkan capital gain dengan melakukan penjualan waran yang dimilikinya.

Risiko memiliki waran, yaitu:

1. Risiko out the money, yaitu risiko ketika harga saham di pasar lebih rendah dibanding harga pelaksanaan. Hal ini menjadikan lebih murah membeli saham dibandingkan dengan exercise atas waran.

2. Risiko penurunan laba per saham.

Karakteristik waran yang diperdagangkan di BEI adalah sebagai berikut:

KarakteristikKeterangan

Masa BerlakuTiga tahun atau lebih

Masa Pelaksanaan HakEnam bulan atau lebih setelah dicatatkan

Pasar PerdaganganDapat diperdagangkan di semua pasar baik pasar regular, pasar tunai maupun pasar negosiasi

Satuan Perdagangan Satu satuan perdagangan waran ditetapkan 500 waran

Perdagangan di pasar regular dan pasar tunai menggunakan satuan perdagangan

Fraksi HargaMulti fraksi, dengan ketentuan:

Rp 1, untuk harga waran < Rp 100

Rp 5, untuk harga waran Rp 100 s/d < Rp 500

Rp 10, untuk harga waran Rp 500 s/d < Rp 2.000

Rp 25, untuk harga waran Rp 2.000 s/d < Rp 5.000

Rp 50, untuk harga waran Rp 5.000

Perbedaan antara waran dengan right, antara lain:

1. Right biasanya ditawarkan lebih dahulu kepada pemegang saham lama, sedangkan waran tidak harus ditawarkan kepada pemegang saham lama, pihak mana saja dapat membelinya

2. Right memiliki masa jatuh tempo yang pendek, sedangkan waran memiliki masa jatuh tempo yang panjang

3. Right di emisi terpisah, sedangkan waran diterbitkan bersamaan dengan emisi saham atau emisi obligasi

4. Untuk membeli satu saham dibutuhkan beberapa right, sedangkan satu waran berhak membeli satu atau beberapa saham.

5. Right merupakan suatu mekanisme untuk mendorong pemegang saham lama untuk menyetor modal baru, sedangkan waran merupakan insentif atau sweetener agar investor tertarik untuk membeli saham atau obligasi.Reksadana

Reksadana menurut Pasal 1 angka 27 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

Jenis-jenis reksadana yang berkembang di Indonesia antara lain:

1. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)RDPU adalah Reksa Dana yang melakukan sebagian besar investasinya ke efek-efek utang berjangka kurang dari setahun. Contohnya, SBI, deposito, obligasi, dan surat berharga lainnya.Tingkat risiko pada RDPU adalah yang paling rendah. Begitu juga dengan return-nya, terkecil dibandingkan Reksa Dana lainnya.

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)RDPT adalah tipe Reksa Dana yang menaruh sebagian besar investasinya (minimum 80%) pada obligasi atau surat utang berjangka pendek, menengah, hingga berjangka panjang. Sedangkan sisanya boleh ditempatkan dalam instrumen keuangan lainnya.Obligasi pada RDPT mempunyai sistem pembayaran bunga dengan tingkat bunga tertentu seperti deposito tetapi obligasi bisa diperjualbelikan sebelum jatuh tempo di pasar sekunder. Pada kurun waktu tertentu seperti 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setahun sekali, akan dibagikan dividen.

3. Reksa Dana Saham (RDS)RDS adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam saham. Jika pada RDPU dan RDPT, investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga, maka pada RDS ini, saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui kenaikan harga saham.

4. Reksa Dana Campuran (RDC)RDC adalah Reksa Dana yang melakukan investasi pada ketiga instrumen terebut di atas. RDC ini bisa melakukan diversifikasi portofolio pada surat-surat berharga secara lebih fleksibel. Dengan demikian, MI dari RDC lebih leluasa dalam mengatur komposisi portofolionya sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi di pasar.

Kontrak Berjangka Indeks Saham (Index Futures)

Kontrak berjangka adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying di masa yang akan datang. Kontrak indeks merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham.

Karakteristik sistem perdagangan kontrak indeks berjangka LQ-45 adalah sebagai berikut:

SpesifikasiKeterangan

UnderlyingLQ45

Penggandaan Rp 500.000 per poin indeks

Bulan KontrakDua kontrak bulan terdekat dan satu kontrak bulan kuartal terdekat

Jam PerdaganganSenin s/d Kamis:

Sesi 1: 09.15-12.00 WIB

Sesi 2: 13.30-16.15 WIB

Jumat:

Sesi 1: 09.15-11.30 WIB

Sesi 2: 14.00-16.15 WIB

Hari Perdagangan TerakhirSetiap hari bursa terakhir setiap bulan kontrak

Margin AwalRp 3.000.000 per kontrak

Kontrak Opsi Saham (Single Stock Option)

Opsi merupakan salah satu bentuk surat berharga derivatif atau turunan. Opsi merupakan sebuah kontrak antara dua pihak di mana pihak yang membeli kontrak (Taker) mempunyai hak, akan tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual sejumlah instrumen tertentu yang menjadi dasar dari kontrak tersebut, misalnya saham. Untuk mendapatkan hak tersebut, maka pihak taker membayar sejumlah premi kepada penjual kontrak (writer).

Terdapat dua jenis opsi yang dikenal, yaitu:

1. Opsi beli memberikan hak (bukan kewajiban) kepada taker untuk membeli sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.2. Opsi jual memberikan hak (bukan kewajiban) kepada penjual kontrak opsi untuk menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.

Dalam opsi dikenal istilah Exercise Price dan Expiration Date. Exercise price merupakan harga yang telah disepakati dalam kontrak opsi tersebut. Sedangkan expiration date merupakan waktu yang disepakati untuk transaksi opsi dapat dilaksanakan. Apabila taker melaksanakan haknya untuk membeli atau menjual, maka dikenal dengan istilah exercise.

Opsi tipe Amerika memberikan kesempatan kepada taker untuk menjalankan haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo. Sedangkan opsi Eropa hanya memberikan kesempatan kepada taker untuk melaksanakan haknya pada saat jatuh tempo.

Karakteristik opsi saham di BEI, yaitu:

SpesifikasiKeterangan

Tipe KOSOpsi beli dan opsi jual

Satuan Perdagangan1 kontrak = 10.000 opsi saham

Masa Berlaku1, 2, dan 3 bulan

Pelaksanaan HakMetode Amerika

Penyelesaian Pelaksanaan HakSecara tunai pada T + 1, dengan pedoman:

Call option = WMA strike price Put option = strike price WMA

Margin AwalRp 3.000.000 per kontrak

WMAAdalah rata-rata tertimbang dari saham acuan opsi selama 30 menit dan akan muncul setelah 15 menit berikutnya

Strike PriceAdalah harga tebus untuk setiap seri KOS yang ditetapkan tujuh seri untuk call option dan tujuh seri untuk put option berdasarkan closing price saham acuan opsi saham

Automatic exerciseDiberlakukan apabila:

Call option, jika WMA > 110% dari strike price Put option, jika WMA 90% dari strike price

Jam Perdagangan KOS Senin-Kamis: 09.30-12.00 dan 13.30-16.00 WIB

Jumat: 09.30-11.30 dan 14.00-16.00 WIB

Jam Pelaksanaan Hak Senin-Kamis: 10.01-12.15 dan 13.45-16.15 WIB

Jumat: 10.01-11.45 dan 14.15-16.15 WIB

PremiumDiperdagangkan secara lelang berkelanjutan

Surat Utang Negara (SUN)

Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

Tujuan penerbitan SUN ialah untuk:

1. Membiayai deficit APBN

2. Menutup kekurangan kas jangka pendek

3. Mengelola portofolio utang negara

Jenis dan bentuk SUN dapat dibedakan menjadi berikut:

1. Surat Perbendaharaan Negara, yaitu SUN berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.2. Obligasi Negara, yaitu SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan baik dengan kupon atau tanpa kupon.

Instrumen Syariah (obligasi syariah, reksadana syariah)Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada Pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada Pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan Obligasi Syariah antara lain Mudharabah (Muqaradhah/Qiradh), Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna, dan Ijara. Jenis usaha Emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten kepada Pemegang Obligasi harus bersih dari unsur non halal. Pendapatan (hasil) yang diperoleh Pemegang Obligasi Syariah sesuai akad yang digunakan. Dalam hal Obligasi Syariah dengan akad Mudharabah atau Musyarakah pendapatan yang dibagikan merupakan bagi hasil. Dalam hal akad jual-beli seperti Murabahah, Salam, atau Istishna, pendapatan yang dibagikan merupakan marjin. Sedangkan dalam hal akad Ijarah, pendapatan yang dibagikan merupakan fee (sewa) dari aset yang disewakan. Pemindahan kepemilikan Obligasi Syariah mengikuti akad-akad yang digunakan. Reksadana Syariah merupakan sarana investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi menawarkan reksa dana syariah kepada para investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang dinilai menguntungkan. RINGKASAN ARTIKELIDENTITAS ARTIKEL

PUBLIKASI

:Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokwerto 2010

JUDUL ARTIKEL:Pengaruh Ownership Retention, Investasi dari Proceeds,dan Reputasi Auditor terhadap Nilai Perusahaan denganKepemilikan Manajerial dan Institusional sebagai VariabelPemoderasi

PENELITI

:- Wahyu Widarjo

MAKSI Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

- Bandi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

- Sri Hartoko

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan pengaruh dari sinyal yang disampaikan oleh perusahaan mengenai prospek perusahaan di masa depan melalui proporsi kepemilikan saham yang dipegang oleh pengusaha (OR), hasil investasi dan reputasi auditor terhadap nilai perusahaan setelah penawaran saham perdana ke publik dan efek moderat kepemilikan manajerial dan variabel kepemilikan institusional pada hubungan antara proporsi kepemilikan tetap dengan nilai perusahaan setelah penawaran saham perdana ke publik. Hasil penelitian sebelumnya yang tidak konsisten memotivasi peneliti untuk menguji kembali pengaruh retensi kepemilikan terhadap nilai perusahaan di sebuah perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia.Data penelitian diambil dari prospektus yang diterbitkan oleh perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana ke publik yang tersedia di Pusat Data dan Bisnis Ekonomi (PDBE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah regresi linier berganda dan regresi sisa moderasian hasil tes.Hasilnya menunjukkan bahwa retensi kepemilikan (OR) dan hasil investasi positif mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung prediksi teori sinyal Leland dan Pyle ( 1977), penelitian Keasey dan McGuinness ( 1992), dan Keasey dan Short ( 1997).

RUMUSAN MASALAH / TUJUAN PENELITIAN

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama (ownership retention) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana?

2. Apakah dana yang digunakan untuk investasi dan pengembangan usaha dari penawaran umum saham perdana berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana?

3. Apakah reputasi auditor berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana?

4. Apakah kepemilikan manajerial memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah melakukan penawaran umum perdana?

5. Apakah kepemilikan institusional memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah melakukan penawaran umum perdana?

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama, investasi dana yang diperoleh dari penawaran umum saham perdana dan reputasi auditor terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana dan efek moderasi dari variabel kepemilikan manajerial dan kepemilkan institusional terhadap hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana.

TINJAUAN PUSTAKA DAN RERANGKA TEORITIS

1. Kepemilikan Saham yang Masih Dipertahankan oleh Pemilik Lama (Ownership Retention) dan Nilai Perusahaan

a. Leland dan Pyle (1977) mengemukakan bahwa retensi kepemilikan sebagai sinyal arus kas dimasa yang akan datang, yaitu bahwa semakin tinggi proporsi saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama atau semakin kecil proporsi saham yang dijual kepada masyarakat maka peluang terciptanya return saham setelah IPO akan semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin tinggi kepemilikan saham oleh pemilik lama maka pemilik lama akan berhati-hati dalam mengelola perusahaan, baik dalam hal kebijakan operasional, investasi dan pendanaan. Oleh karena itu akan meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi resiko perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan.

b. Krinsky dan Rotenberg (1989) menemukan bukti empiris bahwa kepemilikan saham oleh pemilik lama atau retensi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Mereka menyatakan bahwa resiko spesifik perusahaan ditentukan oleh interaksi antara nilai perusahaan dengan varians return pasar.

c. Hartono (2006) memperoleh hasil bahwa proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama merupakan sinyal positif nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.

2. Investasi Dana dari Penawaran Umum Saham Perdana (Inv) dan Nilai Perusahaan

a. Truman (1986) menyatakan bahwa proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama (OR) dan investasi dana dari penjualan saham perdana berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

b. Keasey dan McGuinness (1992) memperoleh hasil bahwa kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dan dana yang digunakan untuk investasi dari hasil penawaran umum saham perdana berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

c. McGuinness (1993) menemukan bukti empiris bahwa proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan investasi dana dari penjualan saham perdana tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Reputasi Auditor dan Nilai Perusahaan

a. Datar et al. (1991) menyatakan bahwa retensi kepemilikan dan kualitas auditor dapat digunakan sebagai sinyal perusahaan secara simultan.

b. Ali dan Hartono (2003) menyatakan bahwa kualitas aktual audit tidak dapat diobservasi, sehingga auditor berusaha untuk mengkomunikasikan kualitas mereka melalui sinyal seperti reputasi atau brand names.

4. Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan

a. Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan bahwa kepemilikan saham oleh manajer akan mempengaruhi kinerja manajer dalam menjalankan operasi perusahaan. Manajer yang memiliki saham dalam perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerja perusahan, karena dengan meningkatnya laba perusahaan maka insentif yang terima oleh manajer akan meningkat pula. Sebaliknya jika kepemilkan manajer turun, maka biaya keagenannya akan meningkat. Hal ini dikarenakan manajer akan melakukan tindakan yang tidak memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, manajer akan cenderung untuk memanfaatkan sumber-sumber perusahaan untuk kepentingannya sendiri.

b. Wahyudi dan Pawestri (2006) memperoleh hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan.

5. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan

a. Shleifer dan Vishny (1986) dalam Hartono (2006) berpendapat bahwa tingkat kepemilikan institusional dalam proporsi yang cukup besar akan mempengaruhi nilai pasar perusahaan.

b. Barclay dan Holderness (1990) menemukan bukti empiris bahwa tingkat kepemilikan institusional berpengaruh positif secara signifikan dalam jumlah yang cukup besar terhadap nilai perusahaan.

c. Hartono (2006) membuktikan secara empiris bahwa kepemilikan institusional memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.

HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

H1 :Proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.

H2 :Investasi dana dari hasil penawaran umum saham perdana berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.

H3 :Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.

H4 :Kepemilikan manajerial memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.

H5 :Kepemilikan institusional memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana.

MODEL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan model regresi Keasey dan McGuinness (1992) dan Keasey dan Short (1997) dengan model regresi sebagai berikut:

Model regresi linier berganda pengujian hipotesis 1, 2 dan 3

LnV = 0 + 1OR + 2LnINV + 3AUDIT + e

Model regresi moderasian dengan uji residual untuk pengujian hipotesis 4 dan 5

MG = 0 + 1OR + e

e = 0 + 1LnV

INST = 0 + 1OR + e

e = 0 + 1LnV

Dimana:

LnV = logaritma natural nilai pasar saham setelah penawaran perdana,

OR = proporsi saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama,

LnINV = logaritma natural dana yang digunakan untuk investasi dari hasil penawaran

saham perdana,

AUDIT = reputasi auditor,

MG = kepemilikan manajerial,

INST = kepemilikan institusional, dan

e = disturbanceIDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN VARIABEL

Terdapat tiga jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Nilai Perusahaan, yaitu nilai pasar perusahaan pada hari pertama di pasar sekunder (initial market value). Nilai rupiah dari variabel ini diperoleh dengan mengalikan jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penutupan per lembar saham pada hari pertama pasar sekunder (Hartono, 2006).

2. Variabel Independen

a. Kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama (Ownership Retention)

Dalam penelitian ini proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama (OR) diukur dengan menggunakan persentase antara penyertaan saham pemilik lama dengan jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO (Initial Public Offerings).

b. Investasi Dana dari hasil penawaran umum saham perdana (INV)

Nilai investasi dana dari hasil penawaran umum saham perdana (INV) diperoleh dengan mengalikan jumlah dana yang peroleh dari penawaran saham perdana dengan persentase penggunaan dana untuk investasi dan pengembangan usaha.

c. Reputasi auditor (AUDIT)

Dalam penelitian ini reputasi audior merupakan variabel dummy yang diukur berdasarkan reputasi kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan.

3. Variabel Moderasi

a. Kepemilikan manajerial (MG)

Dalam penelitian ini, kepemilikan saham oleh manajer merupakan variabel dummy. Angka 1 adalah manajer memiliki saham pada perusahaan yang dipimpinnya dan angka 0 adalah manajer tidak memiliki saha m pada perusahaan yang dipimpinnya.

b. Kepemilikan institusional (INST)

Dalam penelitian ini kepemilikan institusional merupakan variabel dummy dengan kategori angka 1 adalah perusahaan yang terdapat kepemilikan institusional di dalamnya dan angka 0 adalah perusahaan yang tidak terdapat kepemilikan institusional di dalamnya

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1999 sampai tahun 2007, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Seluruh saham yang ditawarkan kepada publik merupakan saham perdana.

2. Perusahaan yang sebagian sahamnya masih dipertahankan oleh pemilik lama perusahaan.

3. Pemilik lama tidak akan menjual saham yang dimiliki dalam jangka waktu minimal 6 bulan sejak tanggal efektif.

HASIL EMPIRIS

Hasil pengujian regresi pada tabel 1 menunjukkan bahwa koefisien regresi proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama (OR) sebesar 4,977 dengan t-statistik sebesar 2,994 dan signifikansinya 0,005. Karena koefisien regresi bertanda positif dan signifikansinya < 0,05, maka sesuai dengan prediksi teori sinyal Leland dan Pyle (1977) hasil analisis regresi tersebut mendukung hipotesis pertama (H1). Artinya proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama maka semakin tinggi nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.

Koefisien regresi variabel LnINV sebesar 0,759 dengan t-statistik sebesar 6,719 dan signifikansinya sebesar 0,000. Artinya variabel LnINV berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi jumlah dana yang akan digunakan untuk investasi dan pengembangan usaha yang diperoleh dari penjualan saham perdana maka semakin tinggi nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana. Karena koefisien regresi variabel LnINV bertanda positif dan nilai signifikansinya < 0,05, maka hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini diterima.

Variabel reputasi auditor memiliki koefisien regresi sebesar -0,158 dengan tstatistik sebesar -0,496 dan signifikansi sebesar 0,624. Karena nilai signifikansi dari variabel reputasi auditor > 0,05, maka hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini tidak didukung. Artinya variabel reputasi auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini mungkin dikarenakan penggunaan auditor yang bereputasi tinggi tidak hanya bisa dilakukan oleh perusahaan yang memiliki prospek yang baik, tapi bisa saja dilakukan oleh perusahaan yang tidak memiliki prospek yang baik atau perusahaan yang berkualitas kurang baik.

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 16,972 dengan signifikansi 0,000, yang berarti bahwa proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama (OR), dana yang digunakan untuk investasi dan pengembangan usaha yang diperoleh dari penjualan saham perdana (LnINV) dan reputasi auditor (AUDIT) secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana.

Hasil regresi moderasian pada tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien variabel LnV adalah sebesar -0.004 dan signifikannya sebesar 0,343, walaupun koefisien regresi LnV bertanda negatif, tapi tidak signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel yang memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran saham perdana. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis ke 4 dalam penelitian ini tidak terdukung. Hasil pengujian ini berarti bahwa adanya kepemilikan majanerial dalam proporsi kepemilikan saham pemilik lama perusahaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.

Berdasarkan hasil pengujian regresi moderasian dengan uji residual didapatkan koefisien regresi variabel logaritma natural nilai perusahaan (LnV) sebesar 0,004 dan nilai signifikansinya sebesar 0,343. Nilai signifikansi dari variabel LnV bertanda positif dan signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka sesuai dengan penjelasan di atas variabel INST bukan merupakan variabel yang memoderasi hubungan antara variabel proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana. Berdasarkan hasil pengujian, maka hipotesis ke 5 dalam penelitian ini tidak didukung oleh data.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dan dana yang digunakan untuk investasi dan pengembangan usaha dari penawaran umum saham perdana secara statistik telah terbukti berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana.

2. Reputasi auditor tidak terbukti secara statistik dapat mempengaruhi nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana, namun secara simultan reputasi auditor, ownership retention dan investasi dari pr oceeds secara statistik terbukti berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.

3. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana.

(Nilai Pasar Sekuritas Nilai Pasar Sekuritas x Marjin Awal Jumlah Dipinjam) / Marjin Awal

Jumlah Dipinjam Nilai Pasar Sekuritas + (Margin Call x Nilai Pasar Sekuritas

2