Chapter 24 & 25

45
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelesaian audit merupakan tahap terakhir dalam melakukan audit. Tahap ini dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Keputusan yang diambil auditor selama tahap penyelesaian ini sangat penting untuk mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai prosedur yang diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan pendapat auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan. Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin. Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang tersedia untuk membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan yang sebenarnya. Jasa audit dan laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang biasa diberikan suatu kantor akuntan publik, yang cukup dikenal di masyarakat bisnis. Akan tetapi perusahaan tentunya memerlukan pihak eksternal lainnya demi kepentingan perusahaan dan keberlangsungan perusahaan. Selain jasa audit atas laporan keuangan, masih banyak jasa lainnya yang bisa diberikan oleh Kantor Akuntan Publik, seperti: internal audit, management audit, special audit, penelaahan terbatas (limited review), penyusunan sistem akuntansi, accounting service, kompilasi laporan keuangan, konsultasi pajak, konsultasi manajemen, recruitment service, in-house training dan lain-lain.

description

audit

Transcript of Chapter 24 & 25

Page 1: Chapter 24 & 25

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelesaian audit merupakan tahap terakhir dalam melakukan audit.

Tahap ini dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus.

Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit.

Keputusan yang diambil auditor selama tahap penyelesaian ini sangat

penting untuk mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai prosedur yang

diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang dapat

mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan

akhir atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan

keuangan, dan pendapat auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan.

Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan

waktu. Hal ini diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan

audit secepat mungkin. Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor

harus menggunakan waktu yang tersedia untuk membuat pertimbangan

professional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan yang sebenarnya.

Jasa audit dan laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang

biasa diberikan suatu kantor akuntan publik, yang cukup dikenal di

masyarakat bisnis. Akan tetapi perusahaan tentunya memerlukan pihak

eksternal lainnya demi kepentingan perusahaan dan keberlangsungan

perusahaan. Selain jasa audit atas laporan keuangan, masih banyak jasa

lainnya yang bisa diberikan oleh Kantor Akuntan Publik, seperti: internal

audit, management audit, special audit, penelaahan terbatas (limited

review), penyusunan sistem akuntansi, accounting service, kompilasi

laporan keuangan, konsultasi pajak, konsultasi manajemen, recruitment

service, in-house training dan lain-lain.

Page 2: Chapter 24 & 25

2

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah ini:

1. Bagaimana merancang dan melaksanakan pengujian audit yang

berhubungan dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan?

2. Apa saja tujuan audit penyajian dan pengungkapan?

3. Bagaimana melaksanakan review untuk kewajiban kontinjen dan

komitmen?

4. bagaimana memperoleh dan mengevaluasi surat dari pengacara klien?

5. Bagaimana melaksanakan review pasca tanggal neraca untuk peristiwa

kemudian(subsequent events)?

6. Apa saja jenis subsequent events?

7. Bagaimana meracang dan melaksanakan langkah terakhir dalam

segmen pengumpulan bukti audit?

8. Bagaimana cara mengintegrasi bukti audi yang dikumpulkan dan

mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan?

9. Bagaimana cara berkomunikasi secara efektif dengan komite audit dan

manajemen?

10. Bagaimana cara mengidentifikasi tanggung jawab auditor ketika fakta

yang mempengaruhi laporan audit diungkapkan setelah laporan

diterbitkan?

11. Apa itu tingkat assurance dan persyaratan buki untuk jasa review dan

kompilasi?

12. Bagaimana gambaran penugasan khusus untuk mereview informasi

keuangan interim untuk perusahaan publik?

13. Apa perbedaan antara standar atestasi auditing dan mengetahui jenis

penugasan yang sesuai untuk masing-masing standar?

14. Apa saja sifat dari jasa assurance WebTrust?

15. Apa sifat dari jasa assurance SysTrust?

16. Bagaimana gambaran penugasan khusus untuk mengatestasi laporan

keuangan prospektif?

17. Bagaimana gambaran penugasan prosedur yang disepakati?

Page 3: Chapter 24 & 25

3

18. Bagaimana gambaran penugasan audit dan penugasan assurance

terbatas yang berhubungan dengan laporan keuangan historis?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini:

1. Merancang dan melaksanakan pengujian audit yang berhubungan

dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan.

2. Mengetahui tujuan audit penyajian dan pengungkapan.

3. Mengetahui cara melaksanakan review untuk kewajiban kontinjen

dan komitmen.

4. Mengetahui cara memperoleh dan mengevaluasi surat dari

pengacara klien.

5. Mengetahui cara melaksanakan review pasca tanggal neraca untuk

peristiwa kemudian(subsequent events).

6. Mengetahui jenis subsequent events.

7. Mengetahui cara meracang dan melaksanakan langkah terakhir

dalam segmen pengumpulan bukti audit.

8. Mengetahui cara mengintegrasi bukti audi yang dikumpulkan dan

mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan.

9. Mengetahui cara berkomunikasi secara efektif dengan komite audit

dan manajemen.

10. Mengetahui cara mengidentifikasi tanggung jawab auditor ketika

fakta yang mempengaruhi laporan audit diungkapkan setelah

laporan diterbitkan.

11. Memahami tingkat assurance dan persyaratan buki untuk jasa

review dan kompilasi.

12. Menggambarkan penugasan khusus untuk mereview informasi

keuangan interim untuk perusahaan publik.

13. Memahami perbedaan antara standar atestasi auditing dan

mengetahui jenis penugasan yang sesuai untuk masing-masing

standar.

Page 4: Chapter 24 & 25

4

14. Memahami sifat dari jasa assurance WebTrust.

15. Memahami sifat dari jasa assurance SysTrust.

16. Menggambarkan penugasan khusus untuk mengatestasi laporan

keuangan prospektif.

17. Menggambarkan penugasan prosedur yang disepakati.

18. Menggambarkan penugasan audit dan penugasan assurance terbatas

yang berhubungan dengan laporan keuangan historis.

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

pembaca mengenai penyelesaian audit dan jasa assurance dan nonassurance

lainnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini:

Bab I menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II menjelaskan tentang pembahasan dari penyelesaian audit dan jasa

assurance dan nonassurance lainnya yang dimana penyelesaian audit terdiri

dari pelaksanaan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan,

review kewajiban kontinjen dan komitmen, review terhadap peristiwa

kemudian, akumulasi bukti akhir, pengevaluasian akhir, penerbitan laporan

audit, berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen, dan terakhir adalah

penemuan fakta-fakta lebih lanjut. Sementara itu jasa assurance dan

nonassurance lainnya terdiri dari jasa review dan kompilasi, review informasi

laporan keuangan interim untuk perusahaan publik, penugasan atestasi, jasa

webtrust, jasa systrust, laporan keuangan prospektif, penugasan prosedur

disepakati, dan terakhir adalah audit atau penugasan assurance terbatas lain.

Bab III menjelaskan tentang kesimpulan dari tahap penyelesaian audit dan jasa

assurance dan nonassurance lainnya.

Page 5: Chapter 24 & 25

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyelesaian Audit

Penyelesaian audit merupakan fase terakhir dalam pelaksanaan audit. Fase ini

sangat penting karena mempengaruhi keberhasilan hasil audit.

2.1.1 Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan

Pengungkapan

Sebagai bagian dari tahan IV proses audit, auditor mengevaluasi bukti

yang mereka peroleh selama tiga tahap pertama dalam audit untuk menentukan

apakah mereka mesti melaksanakan prosedur-prosedur tambahan untuk tujuan-

tujuan penyajian dan pengungkapan. Audior melakukan pendekatan untuk

memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berhubungan dengan penyajian dan

pengungkapan, konsistensi bagaiman mereka melakukan pendekatan untuk

memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan

saldo.

a. Melakukan prosedur untuk memahami pengendalian yang berkaitan

dengan tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari

prosedur penilaian resiko.

b. Melakukan uji pengendalian yang berhubungan dengan

pengungkapan ketika penilaian awal atas resiko pengendalian

berada di bawah maksimum.

c. Melaksanakan prosedur substanstif untuk memperoleh assurance

bahwa semua tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang

disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.

Walaupun banyak informasi yang disajikan dan diungkapkan dalam

laporan keuangan diaudit sebagai bagian dari pengujian audit dalam tahap yang

lebih awal, di tahap IV audit seorang auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh

selama tiga tahap pertama audit untuk mengukur diperlukan atau tidaknya bukti

tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Dalam tahap IV, auditor

Page 6: Chapter 24 & 25

6

juga harus mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam laporan

keuangan dan catatan kaki yang berhubungan sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang diterima secara umum (GAAP).

Tabel 2.1

Tujuan Audit Penyajian dan Pengungkapan

Salah satu kekhawatiran utama auditor berkenaan dengan tujuan penyajian

dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen telah

mengungkapkan semua informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan

penyajian dan pengungkapan). Untuk menilai resiko bahwa tujuan kelengkapan

untuk penyajian dan pengungkapan tidak dipenuhi, auditor mempertimbangkan

informasi yang diperolehnya selama tahap pertama pengujian audit untuk

menentukan apakah mereka menyadari fakta yang seharusnya diungkapkan.

2.1.2 Review Kewajiban Kontinjen dan Komitmen

Kewajiban kontinjen adalah potensi kewajiban di masa mendatang kepada

pihak luar untuk jumlah yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah terjadi.

Kewajiban kontinjen yang material harus diungkapkan dalam catatan kak.

Diperlukan tiga kondisi agar suatu kontinjen ada :

Page 7: Chapter 24 & 25

7

1. Terdapat potensi pembayaran ke pihak luar atau kerusakan aktiva

(aset) yang diakibatkan oleh kondisi yang ada.

2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumah pembayaran atau

kerusakan dimasa mendatang.

3. Hasil akan dipecahkan oleh satu atau beberapa kejadian dimasa

mendatang.

Tabel 2.2

Kemungkinan Keterjadian dan Perlakuan Laporan Keuangan

Auditor terutama mencurahkan perhatiannya terhadap beberapa kewajiban

kontinjen :

a. Tuntutan tertunda (pending) untuk pelanggaran paten, kewajiban

produk, atau tindakan lainnya.

b. Perselisihan pajak pendapatan.

c. Garansi produk.

d. Diskonto wesel tagih

e. Jaminan untuk kewajiban orang lain

f. Saldo letter of credit yang beredar yang tidak digunakan

Tujuan auditor yang utama dalam memverifikasi kewajiban kontinjen

adalah :

a. Mengevaluasi perlakuan akuntansi dari kewajiban kontinjen yang

diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah

Page 8: Chapter 24 & 25

8

menklasifikasikan dengan benar kontinjensi tersebut (tujuan

klasifikasi penyajian dan pengungkapan)

b. Mengidentifikasi sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang

belum diidentifikasi oleh manajemen (tujuan kelengkapan penyajian

dan pengungkapan)

A. Prosedur Audit untuk Menemukan Kontinjensi

Berikut kami sajikan beberapa prosedur audit yang sering

digunakan untik mencari kewajiban kontinjen :

a. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (secara lisan maupun

tertulis) mengenai kemungkinan adanya kontinjensi yang tidak

dicatat.

b. Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun

sebelumnya untuk penyelesaian pajak pendapatan.

c. Mereview risalah pertemuan direksi dan pemegang saham untuk

indikasi tuntutan hukum atau kontinjensi lainnya.

d. Menganalisis beban (biaya) hukum untuk periode dibawah audit

dan mereview faktur dan laporan dari penasihat hukum untuk

indikasi kewajiban kontinjen, terutama tuntutan hukum dan

penundaan penilaian pajak.

e. Memperoleh surat dari setiap pengacara utama yang memberikan

jasa hukum untuk kliennya dalam status penundaan tuntutan

kewajiban kontinjen lain.

f. Mereview dokumentasi audit untuk setiap informasi yang

mungkin menunjukan potensi kontinjensi.

g. Mereview letter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan

memperoleh konfirmasi untuk saldo yang digunakan dan tidak

digunakan.

Page 9: Chapter 24 & 25

9

B. Evaluasi Kewajiban Kontinjen yang Diketahui

Jika auditor menyimpulkan adanya kewajiban kontinjen, auditor

harus mengevaluasi arti penting dari kewajiban yang potensial itu dan

hakikat dari pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan

untuk memperoleh bukti mengenai tujuan keterjadian dan hak, serta

kewajiban penyajian dan pengungkapan. Untuk kontinjensi yang

memerlukan pengungkapan, auditor juga mereview catatan kaki draft

untuk memastikan bahwa informasi yang diungkapkan dapat dipahami

dan menyatakan secara wajar kondisi dan kontinjensi.

C. Prosedur Audit untuk Menemukan Komitmen

Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasanya dilakukan

sebagai bagian dari audit setiap bidang audit. Sebagai contoh dalam

menverifikasi transaksi penjualan, auditor seharusnya waspada

terhadap komitmen penjualan. Secara serupa, komitmen untuk

pembelian bahan baku atau peralatan dapat diidentifikasi sebagai

bagian dari audit setiap akun tersebut. Auditor seharusnya juga

waspada akan kemungkinan komitmen ketika membaca risalah,

kontrak atau file korespondensi.

D. Mengajukan Pertanyaan Kepada Pengacara Klien

Mengajukan pertanyaan kepada klien merupakan prosedur utama

yang menjadi tempat auditor bergantung untuk mengevaluasi tuntutan

hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan

mengidentifikasi tuntutan tambahan.

Page 10: Chapter 24 & 25

10

Gambar 2.1

Pengajuan Pertanyaan yang Umum Terhadap Pengacara

Page 11: Chapter 24 & 25

11

2.1.3 Review Terhadap Peristiwa Kemudian (Subsequent Events)

Menurut Agoes (2013:136) “Subsequent events adalah peristiwa atau transaksi

yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) tetapi sebelum

diterbitkannya laporan audit, yang mempunyai akibat yang material terhadap

keuangan, sehingga memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam

laporan tersebut.”

Prosedur audit yang disyaratkan oleh SAS 1 (AU 560) untuk

memverifikasi transaksi tersebut sering kali disebut review untuk peristiwa

kemudian (review for subsequent event) atau review pasca tanggal neraca.

Tanggung jawab untuk mereview peristiwa kemudian biasanya terbatas

pada periode awal dengan neraca dan berakhir dengan tanggal laporan audit.

Karena tanggal laporan audit berkaitan dengan penyelesaian prosedur audit

yang penting di kantor klien, review terhadap peristiwa selanjutnya seharusnya

selesai dekat dengan akhir audit.

Gambar 2.2

Periode yang Tercakup dalam Review Terhadap Peristiwa Kemudian

Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan

manajemen dan evaluasi auditor :

1. Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan

memerlukan penyesuaian

Page 12: Chapter 24 & 25

12

Beberapa peristiwa yang muncul setelah tanggal neraca menyediakan

informasi tambahan terhadap manajemen yang membantu mereka

menemukan penyajian yang wajar dari saldo akun pada tanggal neraca.

Informasi mengenai peristiwa tersebut membantu auditor dalam

memverifikasi saldo.

2. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan

keuangan tetapi memerlukan pengungkapan

Peristiwa kemudian jenis ini menyediakan bukti dari kondisi yang

tidak ada pada tanggal neraca dilaporkan tetapi sangat signifikan sehingga

peristiwa ini memerlukan pengukangkapan walau tidak memerlukan

penyesuaian akun. Pada umumnya peristiwa tersebut dapat diungkapkan

secara memadai dengan menggunakan catatan kaki, akan tetapi kadang-

kadang, suatu peristiwa mungkin sedemikian signifikan sehingga

memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan tambahan yang

memasukkan dampak dari peristiwa seperti jika peristiwa tersebut muncul

pada tanggal neraca.

Menurut Agoes (2013:138) terdapat subsequent events yang harus

diaudit oleh akuntan publik adalah sebagai berikut:

1. Subsequent collection (penagihan sesudah tanggal laporan posisi

keuangan(neraca), sampai mendekati tanggal selesainya

pekerjaan lapangan), yang harus dilaksanakan dalam

pemeriksaan piutang dan barang dalam perjalanan.

2. Subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal laporan

posisi keuangan (neraca) sampai mendekati tanggal selesainya

audit field work), yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan

liabilitas dan biaya yang masih harus dibayar.

Page 13: Chapter 24 & 25

13

A. Tujuan Pemeriksaan Subsequent Events

Tujuan pemeriksaan subsequent events adalah sebagai berikut:

1. Untuk menentukan apakah ada kejadian-kejadian penting sesudah

tanggal laporan posisi keuangan (neraca) yang membutuhkan

penyesuaian terhadap laporan keuangan atau memerlukan

pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tidak

menyesatkan pengguna laporan keuangan tersebut.

2. Untuk menentukan kemungkinanan tertagihnya piutang.

3. Untuk memastikan bahwa “barang dalam perjalanan” yang tercantum di

laporan posisi keuangan per tanggal laporan posisi keuangan, betul-

betul masih dalam perjalanan.

4. Untuk memastikan bahwa liabilitas dan beban yang masih harus dibayar

yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) per tanggal laporan

posisi keuangan (neraca), betul-betul merupakan liabilitas perusahaan

yang akan dilunasi pada saat jatuh temponya (Sesudah tanggal laporan

posisi keuangan/neraca)

5. Untuk memastikan bahwa tidak ada liabilitas perusahaan yang belum

dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)

B. Prosedur Pemeriksaan Subsequent Events

Terdapat dua kategori prosedur audit untuk review peristiwa kemudian :

1. Prosedur yang biasanya diintegrasikan sebagai bagian dari verifikasi saldo

akun akhir tahun

2. Prosedur yang dilaksanakan terutama untuk tujuan mengungkapkan

peristiwa atau transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa lanjutan.

Kategori pertama memasukkan pengujian pisah batas dan penilaian yang

dilakukan sebagai bagian dari pengujian atas rincian saldo. Kategori kedua dari

pengujian dilaksanakan secara khusus untuk memperoleh informasi yang akan

dimasukkan ke dalam saldo akun tahun berjalan atau catatan kaki sebagai

Page 14: Chapter 24 & 25

14

pengujian dari tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan. Pengujian

tersebut mencangkup hal berikut :

1. Pengajuan Pertanyaan Kepada Manajemen

Auditor perusahaan publik juga harus mencangkup pengajuan

pertanyaan kepada manajemen mengenai setiap perubahan dalam

pengendalian internal terhadap laporan keuangan yang dibuat setelah akhir

periode fiskal. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen mengenai

peristiwa kemudian harus dilakukan dengan personel klien untuk

memperoleh jawaban yang berarti.

2. Berkorespondensi dengan Pengacara

Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberi tanggal dan

mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan yang

diharapkan untuk memenuhi tanggung jawab auditor terhadap peristiwa

kemudian.

3. Mereview Laporan Internal yang Disiapkan pada Tanggal Neraca

Dalam mereview auditor seharusnya menekankan perubahan dalam

bisnis dibandingkan dengan hasil untuk periode yang sama di tahun yang

diaudit dan perubahan setelah akhir tahun. Mereka harus menaruh

perhatian kepada perubahan utama dalam bisnis atau lingkungan dimana

klien beroperasi. Auditor seharusnya membahas laporan intern dengan

manajemen untuk menentukan apakah laporan itu disiapkan atas dasar

yang sama pada laporan periode berjalan, dan juga mengajukan pertanyaan

mengenai perubahan signifikan dalam hasil operasi.

4. Mereview Catatan yang Disiapkan Setelah Tanggal Neraca

Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan

keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan

tahun berjalan. Jika jurnal tidak diperbaharui, auditor harus mereview

dokumen yang akan digunakan untuk menyiapkan jurnal.

Page 15: Chapter 24 & 25

15

5. Memeriksa Risalah yang Diterbitkan pada Tanggal Neraca

Auditor harus memeriksa risalah pertemuan pemegang saham dan

direktur setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang

mempengaruhi laporan keuangan periode saat ini.

6. Memperoleh Letter of Representation

Letter of representation ditulis oleh manajemen klien kepada auditor

mengesahkan laporan yang dibuat manajemen mengenai persoalan yang

berbeda sepanjang audit, termasuk diskusi mengenai peristiwa relevan.

2.1.4 Akumulasi Bukti Akhir

Sebagai tambahan atas review peristiwa selanjutnya, auditor memiliki

beberapa tanggung jawab pengumpulan buki akhir yang diterapkan pada semua

siklus. Lima jenis pengumpulan bukti akhir tersebut yaitu :

A. Melaksanakan Prosedur Analitis Akhir

Prosedur analitis yang dilaksanakan selama penyelesaian audit

bermanfaat sebagai review akhir untuk salah saji material atau masalah

keuangan yang tidak ditemukan selama pengujian lain dan untuk

membantu audit mengambil pandangan objektif akhir terhadap laporan

keuangan.

Ketika melaksanakan prosedur analitis selama tahap review akhir,

yang harus dilakukan oleh standar audit, partner pada umumnya membaca

laporan keuangan, termasuk catatan kaki, dan mempertimbangkan :

1) Kecukupan dari bukti yang dikumpulkan mengenai saldo akun yang

tidak biasa dan tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi

selama perencanaan atau ketika melaksanakan audit.

2) Saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan

yang sebelumnya tidak teridentifikasi.

Page 16: Chapter 24 & 25

16

B. Mengevaluasi Asumsi Going-Concern

SAS 59 (AU 341) mengharuskan audit untuk mengevaluasi apakah

terdapat keraguan substansial mengenai kemampuan klien untuk terus

berjalan sebagai going-concern untuk setidaknya satu tahun setelah

tanggal neraca. Auditor melakukan penilaian awalnya sebagai bagian dari

perencanaan akan tetapi mungkin merevisinya jika memperoleh informasi

yang baru. Auditor menggunakan prosedur analitis, berdiskusi dengan

manajemen mengenai kemungkinan kesulitan keuangan, dan pengetahuan

mereka mengenai bisnis klien yang diperoleh sepanjang audit untuk

menilai kemungkinan dari kegagalan keuangan dalam tahun berikutnya,

Penilaian akhir dari status going concern perusahaan dilakukan

setelah semua bukti telah dikumpulkan dan penyesuaian audit yang

diusulkan telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Ketika auditor

telah memiliki keberatan mengenai asumsi going concern , mereka harus

mengevaluasi rencana manajemen unyuk menghindari kebangkrutan dan

kemampuan untuk mencapai rencana tersebut. Mengambil keputusan

akhir menyangkut apakah akan menerbitkan laporan dengan paragraf

penjelasan going concern dapat menghabiskan waktu dan sulit.

C. Memperoleh Surat Representasi Manajemen

SAS 85 (AU 333) mengharuskan auditor untuk memperoleh surat

representasi yang mendokumentasikan representasi lisan yang paling

penting selama audit. Surat tersebut dipersiapkan diatas kertas yang

berkop surat klien, dialamatkan ke kantor akuntan publik, dan

ditandatangani oleh pejabat perusahaaan yang berkedudukan tinggi,

biasanya presiden direktur dan chief financial officer. Meski surat tersebut

menyiratkan bahwa surat berasal dari klien, merupakan praktik yang

umum bagi auditor untuk menyiapkan surat tersebut dan meminta klien

untuk mengetiknya pada kertas berkop surat perusahaan dan

menandatanganinya. Penolakan oleh klien untuk menyiapkan dan

menandatangani surat mengharuskan pendapat dengan pengecualian

Page 17: Chapter 24 & 25

17

dalam laporan auditor untuk memastikan bahwa terdapat representasi yang

memadai mengenai peristiwa kemudian.

Surat reprensentasi adalah suatu pernyataan tertulis dari sumber

non-independen dan oleh karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti

yang dapat diandalkan. Akan tetapi, surat tersebut menyediakan

dokumentasi bahwa manajemen telah diajukan pertanyaan tertentu untuk

memastikan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk

melindungi auditor jika manajemen mengajukan tuntutan terhadap auditor.

Tiga tujuan dari surat representasi klien adalah :

1) Untuk menekankan kepada manajemen tanggung jawabnya atas

asersi dalam laporan keuangan.

2) Untuk meningkatkan manajemen potensi salah saji atau

penghapusan dalam laporan keuangan.

3) Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk

mengajukan pertanyaan mengenai berbagai aspek dari audit.

SAS 85 menyarankan empat kategori persoalan khusus yang harus

dimasukkan. Keempat kategori tersebut dengan contoh dari masing-

masing adalah :

1) Laporan keuangan

a) Pengakuan manajeman atas tanggung jawabnya untuk

penyajian yang wajar dari laporan keuangan.

b) Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan

secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

diterima secara umum.

2) Kelengkapan informasi

a) Ketersediaan dari semua catatan keuangan dan data terkait

b) Kelengkapan dan ketersediaan dari semua notulen rapat

pemegang saham, direksi, dan komite direksi.

Page 18: Chapter 24 & 25

18

3) Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan

a) Keyakinan manajemen bahwa dampak dari setiap salah saji

laporan keuangan yang tidak diperbaiki adalah tidak material

terhadap laporan keuangan.

b) Informasi berkenaan kecurangan melibatkan manajemen,

karyawan yang memiliki peran signifikan dalam

pengendalian internal, atau orang lain dimana kecurangan

dapat memiliki dampak material terhadap laporan keuangan.

c) Informasi yang berkenaan dengan transaksi pihak ketiga dan

jumlah piutang dari atau terutama kepada pihak terkait.

d) Klaim atau penilaian yang belum dinilai yang menurut

nasihat pengacara perusahaan adalah asersi yang mungkin

dan harus diungkapkan sesuai dengan Financial Accounting

Standard Board (FASB) Statement No. 5, Accounting for

Contingencies.

4) Peristiwa kemudian

a) Kebangkrutan dari pelanggan utama yang masih memiliki

saldo piutang usaha pada tanggal neraca.

b) Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca.

D. Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan

Dasar

Klien sering kali memasukkan informasi tambahan di luar

laporan keuangan dasar dalam bahan yang disiapkan bagi manajemen

atau pemakai luar. SAS 29 (AU 551) merujuk pada informasi

tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan

dasar dalam dokumen yang diserahkan auditor.

Standar auditing dengan sengaja tidak mendefinisikan atau

membatasi informasi tambahan untuk memungkinkan perusahaan

mengindividualisasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan

Page 19: Chapter 24 & 25

19

pengguna laporan. Akan tetapi, beberapa jenis informasi sering kali

dimasukkan dalam bagian informasi tambahan, seperti laporan

komparatif terinci yang mendukung total untuk akun-akun seperti

harga pokok penjualan dan beban operasi di laporan keuangan utama.

Keika auditor mengeluarkan pendapat atas informasi tambahan

yang menyertai laporan keuangan, materialitasnya sama seperti yang

digunakan untuk membentuk pendapat atas laporan keuangan dasar.

Sebagai akibatnya, prosedur tambahan yang diperlukan kurang

ekstensif dibandingkan jika auditor mengeluarkan pendapat atas

informasi yang diperolehnya sendiri, seperti dalam laporan pada

elemen atau akun khusus.

Gambar 2.3

Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar

Page 20: Chapter 24 & 25

20

E. Membaca Informasi Lain Dalam Laporan Tahunan

SAS 8 (AU 550) mengharuskan auditor untuk membaca

informasi lain yang dimasukkan dalam laporan tahunan yang

berhubungan secara langsung dengan laporan keuangan. Sebagai

contoh, asumsikan bahwa surat presiden direktur dalam laporan

tahunan merujuk pada peningkatan dalam laba per saham dari $2,60

menjadi $2,93. Auditor harus membandingkan informasi tersebut

dengan laporan keuangan untuk memastikan bahwa data tersebut

sama. SAS 8 hanya berkaitan dengan informasi yang bukan

merupakan bagian dari laporan keuangan tapi diterbitkan bersama

laporan keuangan.

2.1.5 Mengevaluasi Akhir

A. Bukti yang Tepat yang Mencukupi

Untuk melakukan evaluasi akhir menyangkut apakah bukti yang tepat

yang mencukupi telah dikumpulkan, auditor mereview dokumentasi audit

untuk menentukan apakah semua kelas transaksi yang material, akun, dan

pengungkapan telah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan

semua situasi audit. Bagian mereview yang penting adalah memastikan

bahwa semua bagian program audit telah diselesaikan dan

didokumentasikan secara akurat, serta semua tujuan audit telah dipenuhi.

Untuk membantu memutuskan apakah bukti audit sudah mencukupi,

auditor sering kali menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan

audit (completing the audit checklist) yang merupakan sisa item yang

mungkin telah terabaikan.

Page 21: Chapter 24 & 25

21

B. Bukti yang Mendukung Pendapat Auditor

Bagian yang penting ketika mengevaluasi apakah laporan keuangan

telah disajikan secara wajar meliputi review auditor terhadap ikhtisar salah

saji yang ditemukannya dalam audit. Jika salah satu salah sajinya material,

auditor harus mengusulkan agar klien memperbaiki laporan keuangan itu.

Sangatlah sulit menentukan jumlah penyesuaian yang tepat karena jumlah

salah saji yang pasti mungkin belum diketahui akibat kesalahan sampling.

Walaupun demikian, auditor harus memutuskan penyesuaian yang

diperlukan.

Jika auditor meyakini adanya cukup bukti tetapi menyimpulkan

bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, mereka kembali

memiliki dua pilihan: Laporan harus direvisi untuk memenuhi keinginan

auditor atau harus memberikan baik pendapat wajar dengan pengecualian

maupun pendapat tidak wajar. Perhatikan bahwa pilihan di sini berbeda

dengan yang ada dalam kasus bukti yang tidak mencukupi.

C. Pengungkapan Laporan Keuangan

Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan

keuangan, banyak kantor akuntan publik mengharuskan penyelesaian

daftar pemeriksaan pengungkapan laporan keuangan atas setiap audit.

Kuesioner tersebut dirancang untuk mengingatkan auditor atas masalah

pengungkapan umum dalam laporan keuangan dan untuk memfasilitasi

review akhir atas keseluruhan audit oleh partner yang independen.

D. Mengaudit Review Dokumentasi

Ada tiga alasan mengapa seseorang anggota kantor akuntan publik

yang berpengalaman harus meneliti dengan seksama review dokumentasi

audit pada tahap penyelesaian audit :

1) Untuk mengevaluasi kinerja personil yang belum berpengalaman

2) Untuk memastikan bahawa audit memenuhi standar kinerja kantor

akuntan publik

Page 22: Chapter 24 & 25

22

3) Untuk mengatasi bias yang sering kali merecoki pertimbangan

auditor.

Review dokumentasi audit harus dilakukan oleh seseorang yang

memiliki pengetahuan tentang klien dan situasi dalam audit. Ketika

melaksanakan review, setiap reviewer melakukan diskusi dengan auditor

yang bertanggung jawab membuat dokumentasi audit untuk mempelajari

seberapa signifikan isu-isu audit yang akan dipecahkan. Kecuali untuk

review independen akhir, sebagian besar review dokumentasi dilakukan

ketika setiap segmen audit telah selesai.

Gambar 2.4

Skedul Audit Salah Saji yang Belum Disesuaikan

Page 23: Chapter 24 & 25

23

E. Ikhtisar Evaluasi Bukti

Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan

pertama kali mengevaluasi resiko audit yang dicapai, menurut akun dan

siklus, dan kemudian melakukan evaluasi yang sama atas laporan

keuangan secara keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi apakah bukti itu

mendukung pendapat audit dengan pertama kali mengestimasi salah saji

dalam setiap akun dan kemudian atas laporan keuangan secara

keseluruhan. Dalam praktik, evaluasi atas resiko audit yang dicapai dan

estimasi salah saji dilakukan pada waktu yang bersamaan. Berdasarkan

evaluasi tersebut, diterbitkanlah laporan audit atas laporan keuangan.

Gambar 2.5

Mengevaluasi Hasil dan Mencapai Kesimpulan atas Dasar Bukti

2.1.6 Menerbitkan Laporan Audit

Auditor harus menunggu untuk memutuskan jenis laporan audit yang tepat

yang akan diterbitkan hingga semua bukti telah terkumpul dan dievaluasi,

termasuk semua langkah penyelesaian audit yang telah dibahas sejauh ini.

Mengingat laporan audit merupakan satu-satunya hal yang ingin dilihat oleh

sebagian besar pengguna dalam proses audit, dan konsekuensi dari diterbitkan

laporan audit yang tidak benar dapat sangat berat, maka penting untuk

menerbitkan laporan audit yang benar.

Dalam sebagian besat audit, auditor akan menerbitkan laporan tanpa

pengecualian dengan kata-kata standar. Kantor akuntan biasanya memiliki

Page 24: Chapter 24 & 25

24

template elektronik untuk laporan ini dan hanya perlu mengubah nama klien,

judul laporan keuangan dan tanggal.

Jika kantor akuntan publik memutuskan bahwa laporan tanpa

pengecualian standar tidak tepat, akan ada pembahasan yang ekstensif di antara

para partner teknis pada kantor akuntan publik itu dan sering kali dengan klien.

Sebagian besar kantor akuntan publik memiliki petunjuk manual pelaporan

audit yang komprehensif untuk membantunya memilih kata-kata yang tepat

dalam laporan yang akan diterbitkan.

2.1.7 Berkomunikasi Dengan Komite Audit Dan Manajemen

Setelah audit selesai, beberapa komunikasi yang potensial dari auditor

dapat dikirikan kepada komite audit atau pihak lain yang berhak, termasuk

komunikasi tentang kecurangan dan tindakan ilegal yang terdeteksi, defisiensi

pengendalian internal, komunikasi lain dengan komite audit, dan surat

manajemen. Tiga komunikasi yang pertama diwajibkan oleh standar auditing

untuk memastikan bahwa pihak yang berhak, yang sering kali adalah komite

audit dan manajemen senior, diberi informasi mengenai temuan audit dan

rekomendasi auditor. Item yang keempat, surat manajemen, sering kali

dikomunikasi kepada manajemen operasi.

A. Mengkomunikasikan Kecurangan dan Tindakan Ilegal

SAS 99 (AU 316) dan SAS 54 (AAU 317) mengharuskan auditor untuk

mengomunikasikan semua kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite

audit atau kelompok yang ditunjuk, tanpa memandang materialitas.

Tujuannya adalah membantu komite audit dalam melaksanakan perannya

sebagai pengawas atas laporan keuangan yang dapat diandalkan.

B. Mengkomunikasikan Defisiensi Pengendalian Internal

Seperti dibahas pada bab 10 (di jilid 1), auditor juga harus

mengomunikasikan secara tertulis defisiensi pengendalian internal yang

signifikan dan kelemahan material; dalam perancangan atau

Page 25: Chapter 24 & 25

25

pengoperasian pengendalian internal kepada material dalam perancangan

atau pengoperasian pengendalian internal kepada pihak yang berhak.

Dalam perusahaan yang lebih besar komunikasi ini dilakukan kepada

komite audit sementara dalam perusahaan yang lebih kecil, komunikasi

dapat dilakukan kepada pemilik atau manajemen senior.

C. Komunikasi Lain Dengan Komite Audit

SAS 114 (AU 380) mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan

informasi tambahan tertentu yang diperoleh selama audit kepada pihak

yang berhak, yang umumnya adalah komite audit. Tujuan dari komunikasi

yang diwajibkan ini adalah untuk mempertahankan agar komite audit, atau

pihak yang berhak, tetap memperoleh informasi yang relevan dan

signifikan guna mengawasi proses pelaporan keuangan serta menyediakan

kesempatan bagi komite audit untuk mengomunikasikan persoalan penting

kepada auditor. Jadi, persyaratan SAS 114 dirancang untuk mendorong

komunikasi dua arah antara auditor dan pihak yang berhak. Ada empat

tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan ini :

1. Untuk mengomunikasikan tanggung jawab auditor dalam audit atas

laporan keuangan.

2. Untuk menyediakan tinjauan mengenai lingkup dan penetapan waktu

audit.

3. Untuk menyediakan pihak yang berhak temuan yang signifikan yang

diperoleh selama audit.

4. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak

yang berhak atau yang terlibat dalam tata kelola.

D. Surat Manajemen

Surat manajemen (management letter) ditujukan untuk memberi

tahu personil klien mengenai rekomendasi akuntan publik untuk

memperbaiki setiap bagian bisnis klien. Sebagian besar rekomendasi itu

Page 26: Chapter 24 & 25

26

berfokus pada saran agar operasi berjalan lebih efisien. Perpaduan

antara pengalaman auditor dalam berbagai bisnis dan pemahaman yang

mendalam yang diperoleh ketika melaksanakan audit telah

menempatkan auditor pada posisi yang unik untuk menyediakan

bantuan kepada manajemen.

Banyak kantor akuntan publik menulis surat manajemen pada

setiap audit untuk menunjukkan kepada menajemen bahwa kantor

tersebut telah menambah nilai bagi bisnis di luar dari jasa yang

disediakan. Tujuannya adalah untuk mendorong hubungan yang lebih

baik dengan manajemen dan menyarankan pajak tambahan dan jasa

manajemen yang dapat disediakan oleh kantor akuntan publik.

2.1.8 Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut

Setelah auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikan semua

komunikasi dengan manajemen serta komite audit, audit dianggap telah selesai.

Biasanya, kontak penting berikutnya antara auditor dan klien terjadi ketika

proses perencanaan audit untuk tahun berikutnya dimulai.

Walaupun jarang terjadi, kadang-kadang auditor mempelajari, setelah

laporan keuangan yang diaudit telah diterbitkan, bahwa laporan keuangan

mengandung salah saji yang material. Contohnya adalah dicantumkannya

penjualan yang tidak ada yang bernilai material, kelalaian untuk menghapus

persediaan yang telah usang, atau penghilangan catatan kaki yang penting.

Ketika penemuan fakta-fakta lebih lanjut ini terjadi, auditor berkewajiban

untuk memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan menggunakan

laporan keuangan diberi tahu mengenai salah saji tersebut. Jika auditor sudah

mengetahui salah saji tersebut sebelum laporan audit diterbitkan, auditor akan

bersikeras bahwa manajemenlah yang harus memperbaiki salah saji itu, atau

sebagai gantinya laporan audit yang berbeda akan diterbitkan. Kita tidak perlu

mempersoalkan apakah kegagalan untuk menemukan salah saji itu merupakan

kesalah auditor atau klien. Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa

kemudian akan berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan.

Page 27: Chapter 24 & 25

27

Auditor tidak lagi bertanggung jawab mencari fakta-fakta lebih lanjut, tetapi

jika menemukan bahwa laporan keuangan yang besar kasus, penemuan fakta-

fakta lebih lanjut terjadi ketika auditor menemukan salah saji yang material

dalam laporan keuangan yang diterbitkan selama audit tahun selanjutnya, atau

ketika klien melaporkan salah saji kepada auditor.

Gambar 2.6

Review Peristiwa Kemudian dan Penemuan Fakta-fakta Lebih Lanjut

2.2 Jasa Assurance dan Nonassurance Lainnya

Selain jasa assurance atas laporan keaungan adapun jasa assurance dan non

assurance lainnya yang disediakan Kantor Akuntan Publik.

2.2.1 Jasa Review dan Kompilasi

Banyak perusahaan nonpublik menginginkan laporan keuangannya

direview atau di kompilasi oleh akuntan publik, dan bukan di auditnya.

Manajemen perusahaan non publik mungkin meyakini bahwa audit tidak

perlukan karena tidak ada bank atau lembaga peraturan yang mengharuskan

audit dan manajemen tidak melihat kebutuhan akan laporan yang di audit untuk

pemakai internal. Perusahaan mungkin akan menugaskan akuntan publik untuk

membantu pembuatan laporan keuangan, baik penggunaan internal maupun

untuk kreditor atau pemberi pinjaman sesuai dengan perjanjian pinjaman.

Pemberi pinjaman mensyaratkan laporan keuangan yang direview atau di

kompilasi, dan bukan suatu audit. Review akan menyediakan keyakinan yang

Page 28: Chapter 24 & 25

28

terbatas pada laporan keuangan dan kompilasi tidak menyediakan keyakinan

yang diekspresikan.

Standar Kompilasi dan Review disebut Statements on Standards for

Accounting and Review Services (SSARS). Diterbitkan oleh Accounting and

Review Services Committee dari AICPA. Komite ini memiliki otoritas yang

sebanding dengan Standar Auditing Board untuk jasa yang melibatkan laporan

keuangan yang belum diaudit milik perusahaan nonpublik. Karena tidak

melakukan audit, SSARS merujuk para akuntan publik yang melakukan jasa

review dan kompilasi sebagai akuntan publik bukan auditor.

Karena keyakinan yang disediakan oleh kompilasi dan review jauh dibawah

audit, maka lebih sedikit bukti yang dibutuhkan serta hanya membutuhakan

biaya yang lebih sedikit juga. Jumlah bukti dan keyakinan yang diperlukan

untuk setiap penugasan tidak didefinisikan berdasarkan profesi sehingga

tergantung kepada akuntan.

Akuntan harus membentuk pemahaman dengan klien mengenai jasa yang

disediakan, lebih baik dalam surat penugasan tertulis. Pemahaman tersebut

harus mencakup deskripsi jenis dan batasan jasa yang akan disediakan serta

deskripsi laporan kompilasi atau review yang diharapkan akan diterbitkan.

Gambar 2.7

Hubungan Antara Pengumpulan Bukti dan Keyakinan yang Diperoleh

Page 29: Chapter 24 & 25

29

2.2.1.1 Jasa Review

Penugasan jasa review (SSARS review) memungkinkan akuntan untuk

mengekspresikan keyakinan yang terbatas bahwa laporan keuangan telah

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, termasuk

pengungkapan informatif yang layak, atau dasar akuntansi lainnya yang

komperhensif (other comprehensive base of accounting = OCBOA),

seperti dasar akuntansi kas. Akuntan publik harus independen dari klien

dalam penugasan jasa review.

A. Prosedur yang Disarankan untuk Review.

SSARS merekomendasikan prosedur berikut untuk pengajuan review;

a. Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik

dari industri klien. Akuntan dapat mempelajari pedoman industri AICPA

atau sumber lain utnuk memperoleh pengetahuan mengenai industri.

b. Memperoleh pengetahuan mengenai klien. Informasi harus menyangkut

sifat transaksi bisnis klien catatan akuntansi dan karyawan, serta isi laporan

keuangan.

c. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen. Pengajuan pertanyaan

merupakan prosedur review yang paling penting. Tujuannya adalah untuk

menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dengan

mengasumsikan bahwa manajemen tidak bermaksud untuk menipu akuntan.

Pengajuan pertanyaan harus dilakukan kepada personil klien yang sesuai

yang pada umunya melibatkan diskusi , seperti pertanyaan ilustratif sebagai

berikut:

1. Gambarkan prosedur Anda untuk pencatatan, pengklasifikasian, dan

peringkasan transaksi serta pengungkapan informasi dalam laporan?

2. Apa tindakan yang paling penting yang diambil dalam pertemuan

pemegang saham dan dewan direksi tahun?

3. Apakah setiap akun dalam laporan keuangan disiapkan sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansu yang diterima secara umum dan diterpkan

secara konsisten?

Page 30: Chapter 24 & 25

30

d. Melakukan prosedur analitis. Prosedur ini mengidentifikasi hubungan dan

item-item individual yang tampak tidak biasa. Prosedur yang sama seperti

(bab 7, 8 dan bab berkenaan dengan pengujian atas saldo). Jika terlihat tren

tidak biasa, akuntan dapat mengajukan pertanyaan lanjutan dengan personil

klien.

e. Memperoleh surat repsentasi. Akuntan diharuskan untuk memperoleh surat

representasi dari anggota manajeman yang memiliki pengetahuan mengenai

persoalan keuangan.

B. Bentuk Laporan

Terdapat tiga aspek dari laporan:

1. Paragraf pertama serupa dengan laporan audit kecuali untuk referensinya

terhadap jasa review dan bukan audit

2. Peragraf kedua menyatakan bahwa suatu review terutama terdiri dari

pengujian pertanyaan dan prosedur analitis.

3. Paragraf ketiga mengekspresikan assurance terbatas dalam bentuk

assurance negatif bahwa “sepengetahuan kami tidak ada modifikasi material

yang harus dilakukan terhadap laporan keuangan”.

Tanggal laporan review harus tanggal penyelesaian pengajuan pertanyaan

akuntan dan prosedur analitis. Setiap halaman dari laporan keuangan yang

direview harus memasukkan referensi.

C. Kegagalan Mengikuti Prinsip-prinsip Akuntansi yang Diterima Umum

Jika seorang klien gagal untuk mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang

diterima umum dalam suatu penugasan review, laporan tersebut harus

dimodifikasi.

Page 31: Chapter 24 & 25

31

2.2.1.2 Jasa Kompilasi

Penugasan jasa kompilasi (compilation sercive) adalah jasa dimana

akuntan menyiapkan laporan keuangan dan menyajikan kepada klien atau

pihak ketiga tanpa menyediakan assurance akuntan publik mengenai

laporan tersebut. Kantor akuntan publik menyiapkan laporan keuangan

dalam bulanan kuartalan atau tahunan untuk kliennya. Laporan tersebut

ditunjukkan kepada pengguna internal oleh manajemen, walapun mungkin

ada yang digunakan untuk pihak eksternal. Akuntan publik tidak

diwajibkan untuk bersikap independen dalam melakukan kompilasi dan

laporan keuangan dapat dikeluarkan tanpa pengungkapan tambahan

seperti catatan kaki. Jika akuntan menyerahkan laporan keuangan dan

memperkirakan bahwa laporan keuangan itu akan digunakan oleh pihak

ketiga, akuntan diharuskan untuk menerbitkan laporan kompilasi yang

menyertai laporan tersebut. Akuntan tidak dizinkan untuk menyiapkan dan

menyajikan laporan keuangan kepada klien yang berencana

memberikannya kepada pemakai eksternal tanpa memenuhi persyaratan

bagi penugasan kompilasi, termasuk penerbitan laporan kompilasi.

A. Persyaratan Kompilasi

Kompilasi tidak menghindarkan akuntan dari tanggung jawab,

karena mereka selalu bertanggung jawab untuk selalu cermat dalam

melaksanakan semua penugasan. Dalam penugasan kompilasi, akuntan

harus memenuhi hal hal berikut:

a. Menetapkan pemahaman dengan klien mengenai jenis batasan dari jasa

yang akan disediakan dan deskripsi dari laporan, jika laporan akan

diterbitkan.

b. Memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik

dari industri klien.

c. Mengetahui klien, mencakup sifat dari transaksi bisnisnya, catatan

akuntansi, dan isi laporan keuangan (pengetahuan mungkin lebih sedikit

dari kaji ulang).

Page 32: Chapter 24 & 25

32

d. Mengajukan pertanyaan untuk menentukan apakah informasi klien

memuaskan.

e. Membaca laporan keuangan yang dkompilasi dan waspada akan adanya

penghilang yangnyata atau kesalahan dalam aritmatika dan prinsip-

prinsip akuntansi yang diterima umum.

Akuntan tidak perlu mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur

lain untuk memverifikasi informasi yang disediakan oleh perrsonel klien.

Akan tetapi jika laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, akuntan

harus memperoleh informasi tambahan. Jika klien menolak akuntan harus

menarik diri dari penugasan kompilasi.

B. Bentuk Laporan

SSARS mendefinisikan tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan

dari masing-masing jenis bergantung pada apakah manajemen memilih

untuk memasukkan semua pengungkapan yang diharuskan dalam

laporan keuangan.

1. Kompilasi dengan pengungkapan lengkap. Kompilasi jenis ini

memerlukan pengungkapan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansu

yang diterima secara umum, sam seperti laporan keuangan yang diaudit

atau dikaji ulang.

2. Kompilasi yang menghilangkan hampir semua pengungkapan. Jenis

kompilasi ini dapat diterima jika laporan tersebut mengindikasikan

kurangnya pengungkapan dan ketidakhadiran pengungkapan tidak,

berdasarkan pengetahuan akuntan publik, dilakukan dengan tujuan

untuk menyesatkan pemakai laporan keuangan.

3. Kompilasi tanpa independensi. Kantor akuntan publik dapat

menerbitkan laporan kompilasi dengan pengungkapan lengkap atau

pengungkapan yang dihilangan meskipun akuntan tidak independen dari

klien, seperti yang didefinisikan oleh Code of Professional Conduct.

Jika akuntan kurang memiliki independensi, paragraf terakhir dari

laporan harus menyertakan kalimat ketidak independensian

Page 33: Chapter 24 & 25

33

Untuk ketiga jenis laporan kompilasi, elemen-elemen berikut juga di perlukan:

a. Tanggal dari laporan akuntan adalah tanggal dari penyelesaian

kompilasi.

b. Setiap halaman dari laporan keuangan yang dikompilasi oleh akuntan

sebaiknya menyatakan “Lihat laporan kompilasi akuntan”

c. Jika klien gagal mengikuti prinsip-prinsip akuntansu yang diterima

umum, auditor harus memasukkan modifikasi yang sama dalam laporan

kompilasi yang digunakan dalam laporan review.

2.2.2 Review Informasi Laporan Keuangan Interim untuk Perusahaan Publik

Seperti review dibawah SSARS, review interim perusahaan publik memasukkan

lima persyaratan untuk penugasan jasa kali ulang. Auditor harus:

1. Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dari industri

klien

2. Memperoleh pengetahuan mengenai klien

3. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen

4. Melaksanakan prosedur analitis

5. Memperoleh surat representasi

Seperti juga review SSARS, review atas perusahaan publik tidak menyediakan

dasar untuk mengekspresikan tingkat keyakinan opini yang positif. Pada umumnya,

auditor tidak melakukan pengujian terhadap catatan akuntansi, konfirmasi

independen, atau pemeriksaan fisik. Akan tetapi, kedua jenis review itu berbeda

dalam beberapa bidang. Berikut adalah beberapa perbedaan kunci:

a. Karena audit tahunan juga dilaksanakan oleh klien perusahaan publik,

auditor harus memperoleh informasi yang cukup mengenai

pengendalian internal klien baik untuk informasi keuangan tahunan

maupun interim.

b. Demikian juga, karena klien diaudit setiap tahun, pengetahuan auditor

mengenai hasil dari prosedur audit tersebut akan digunakan untuk

mempertimbangkan lingkup dan hasil dari pengajuan pertanyaan serta

prosedur analitis untuk review.

Page 34: Chapter 24 & 25

34

c. Berdasarkan SSARS, auditor mengajukan pertanyaan mengenai

tindakan direksi dan rapat para pemegang saham; sementara bagi

perusahaan publik, auditor harus membaca notulen rapat tersebut.

d. Auditor juga harus memperoleh bukti bahwa informasi keuangan

interim sesuai atau direkonsilisiasi dengan catatan akuntansi untuk

review interim perusahaan publik tersebut.

2.2.3 Penugasan Atestasi

Penugasan Atestasi adalah jenis jasa assurance dimana kantor akuntan

publik menerbitkan laporan mengenai keadaan dari persoalan atau suatu asersi

yang merupakan tanggung jawab pihak lain.

2.2.3.1 Standar Atestasi

AICPA telah mengeluarkan 11 standar atestasi yang pararel dengan

10 standar audit yang diterima umum. Standar atestasi dinyatakan dalam

istilah yang cukup umum untuk memungkinkan akuntan pubik

menerapkannya ke dalam setiap penugasan atestasi, termasuk jenis

penugasan baru yang mungkin muncul.

Untuk menyediakan pedoman tambahan dalam melakukan

penugasan atestasi, Auditing Standards Board dari AICPA menerbitkan

Statements on Standards for Attention Engagements (SSAE). Auditing

Standards Board berusaha untuk membedakan antara persoalan yang

seharusnya diatasi oleh standar auditing dengan yang seharusnya diatasi

standar atestasi, walaupun keduanya merupakan praktik atestasi. Secara

umum, standar auditing diterapkan kepada atestasi yang berhubungan

dengan menyediakan keyakinan atas laporan keuangan historis, mencakup

satu atau lebih bagian dari laporan tersebut. Atestasi tersebut mungkin

melibatkan audit laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan prinsip-

prinsip akuntansi yang diterima umum atau beberapa dasar akuntansi

Page 35: Chapter 24 & 25

35

komperhensif lainnya, audit hanya terhadap neraca, dan audit akun akun

individual.

Tabel 2.3

Perbandingan Standar Atestasi dengan Standar Audit yang Diterima Umum

Page 36: Chapter 24 & 25

36

2.2.3.2 Jasa Penugasan Atestasi

AICPA dan Canadian Institute of Charted Accounts (CICA)

mengembangkan jasa assurance yang berhuungan dengan e-commerce dan

teknologi informasi. Kelompok jasa tersebut dikenal dengan WebTrust

dan SysTrust, dilaksanakan menurut standar atestasi. Sebagai tambahan,

AICPA mengembangkan standar atestasi spesifik di bidang-bidang

berikut:

a. Laporan keuangan prospektif

b. Informasi keuangan pro forma

c. Laporan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan

perusahaan swasta

d. Ketaatan terhadap hokum dan aturan

e. Penugasan prosedur yang disetujui

f. Diskusi dan analisis manajemen

2.2.3.3 Tingkat Jasa

Standar Atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk

kesimpulan yang berhubungan:

1. Pemeriksaan

Pemeriksaan (examination) menghasilkan kesimpulan yang positif.

Dalam jenis laporan ini, akuntan publik membuat pernyataan langsung

mengenai apakah penyajian dari asersi, dilihat secara keseluruhan,

sesuai kriteria yang dapat diterapkan.

2. Review

Review merupakan suatu penugasan atestasi yang menghasilkan

keyakian negatif akan kesadaran akuntan publik dari setiap informasi

yang mengindikasikan bahwa asersi tidak disajikan sesuai dengan

kriteria yang sesuai.

Page 37: Chapter 24 & 25

37

3. Prosedur yang disetujui

Semua prosedur yang akan dilakukan akuntan publik disepakati oleh

akuntan publik, pihak yang bertanggung jawab membuat asersi, dan

pihak pemakai laporan akuntan publik.

Gambar 2.8

Jenis Penugasan dan Laporan yang Berhubungan

2.2.4 Jasa WebTrust

Jasa WebTrust adalah suatu jasa spesifik yang dikembangkan dibawah

prinsip dan kriteria Trust Services yang lebih luas. Ketika melaksanakan jasa

assurance WebTrust, kantor akuntan publik mengukur apakah situs web

perusahaan sesuai denfan lima prinsip Trust Service. Prinsip Trust Services

tersebut menyajikan pernyataan yang luas mengenai tujuan. Suatu perusahaan

harus mentaati kriteria tersebut untuk memperoleh dan mempertahankan cap

WebTrust

Tabel 2.4

Lima Prinsip Trust Services

Page 38: Chapter 24 & 25

38

2.2.5 Jasa Systrust

Jasa Systrust merupakan suatu jasa yang menyediakan keyakinan kepada

manajemen, dewan direksi, atau pihak ketiga mengenai keandalan dari system

informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi real time. Akuntan

publik yang memiliki SysTrust mengevaluasi sistem komputer perusahaan

dengan menggunakan prinsip dan krteria SysTrust dan menentukan apakah

pengendalian terhadap sistem tersebut berjalan.

2.2.6 Laporan Keuangan Prospektif

Laporan keuangan prospektif merupakan suatu laporan yang mengacu pada

prediksi ekspetasi laporan keuangan selama beberapa periode di masa depan,

atau pada suatu tanggal dimasa depan. Contohnya adalah prediksi manajemen

atas laporan laba rugi dan neraca satu tahun di masa depan.

A. Peramalan dan Proyeksi

Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan

prospektif:

1. Peramalan (forecast) adalah laporan keuangan prospekrif yang

menyajikan posisi keuangan entitas yang diharapkan, hasil operasi,

dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik dari pihak

yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyarakan informasi ini

sebagai bagian dari permohonan pinjaman.

2. Proyeksi (projections) adalah laporan keuangan prospektif yang

menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, dan arus kas, pada

pengetahuan dan keyakian terbaik pihak yang bertanggung jawab,

berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis. Sebagai contoh,

laporan keuangan proyeksi mungkin mengasumsikan bahwa

perusahaan mampu menaikkan harga produk utamanya sebesar 10

persen tanpa mengurangi unit yang terjual.

Page 39: Chapter 24 & 25

39

Laporan keuangan prospektif disiapkan bagi salah satu dari dua audiens

berikut:

1. Laporan penggunaan umum disiapkan untuk digunakan oleh pihak

ketiga mana pun, contohnya penyertaan peramalan keuangan dalam

suatu prospectus untuk penjualan obligasi rumah sakit.

2. Laporan penggunaan terbatas disiapkan hanya untuk pihak ketiga

dengan siapa pihak yang bertanggung jawab berhadapan secara

langsung, contohnya penyertaan proyeksi keuangan dalam dokumen

aplikasi pinjaman bank.

B. Jenis Penugasan

Standar atestasi yang menggambarkan jenis penugasan untuk

laporan keuangan prospektif:

a. Suatu penugasan pemeriksaan di mana akuntan publik memperoleh

kepuasan mengenai kelengkapan maupun kewajaran dari semua

asumsi

b. Suatu penugasan kompilasi di mana akuntan publik terutama terlibat

dengan ketepatan perhitungan dari laporan dan bukan kewajaran

dari asumsi.

c. Penugasan prosedur yang disepakati di mana akuntan publik dan

semua pemakai dari laporan menyetujui prosedur atestasi terbatas

dan spesifik.

C. Pemeriksaan Laporan Keuangan Prospektif

Standar atestasi AICPA dengan jelas menyatakan bahwa akuntan

publik tidak melakukan atestasi atas akurasi laporan keuangan

prospektif. Sebaliknya, mereka memeriksa asumsi yang mendasari serta

persiapan dan penyajian peramalan atau proyeksi. Unsur untuk

pemeriksaan peramalan dan proyeksi:

1. Mengevaluasi persiapan laporan keuangan prospektif

2. Mengevaluasi asumsi pendukung yang mendasari.

Page 40: Chapter 24 & 25

40

3. Mengevaluasi peenyajian dari laporan keuangan prospektif

mengenai kesesuaian dengan pedoman penyajian AICPA

4. Menerbitkan laporan pemeriksaan.

Laporan akuntan publik atas pemeriksaan laporan keuangan

prospektif serupa dengan laporan audit standar untuk laporan keuangan

yang diaudit, kecuali untuk perbedaan dalam penggunaan kata-kata

akibat pemberian label yang unik terhadap laporan keuangan prospektif

dan dimasukkannya laporan oleh akuntan publik mengenai ketiga

perbedaan kunci berikut:

1. Laporan bahwa hasil prospektif mungkin tidak diraih

2. Laporan bahwa akuntan publik tidak mengasumsikan tanggung

jawab untuk memperbaharui laporan untuk peristiwa dan keadaan

yang muncul setelah tangga laporan.

3. Tanggal laporan pemeriksaan (karena laporan ini adalah suatu

peramalan, tanggal neraca peramalan adalah setelah tanggal

laporan).

2.2.7 Penugasan Prosedur yang Disepakati

Ketika auditor dan manajemen atau pemakai pihak ketiga setuju bahwa audit

akan terbatas pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan

prosedur yang disepakati. Banyak akuntan publik menyebut hal tersebut sebagai

penugasan prosedur dan temuan karena menghasilkan laporan yang berfokus pada

pelaksanaan prosedur audir spesifik dan temuan yang dihasilkan setelah prosedur

diselesaikan.

Penugasan prosedur yang disepakati menarik bagi akuntan publik karena

manajemen, atau pemakai pihak ketika, merinci prosedur yang ingin mereka

lakukan. Bayangkan kesulitan yang dihadapi oleh seorang akuntan publik jika ia

diminta untuk menerbitkan opini terhadap agen federal mengenai ketaatan

perusahaan dalam mentaati hukum tindakan afirmatif federal selama periode 2

tahun di bawah standar atestasi ketaatan. Sekarang asumsikan bahwa agen federal

tersedia untuk merinci 10 prosedur audit yang akan dilakukan kantor akuntan publik

untuk memuaskan agen tersebut. Tentu saja, penugasan ini akan jauh lebih mudah

Page 41: Chapter 24 & 25

41

untuk dikelola. Dengan mengasumsikan bahwa kantor akuntan publik sanggup

menjalankannya dan menerbitkan laporan mengenai temuan yang dihasilkan.

2.2.8 Audit Atau Penugasan Assurance Terbatas Lain

Sekarang setelah kita membahas jasa kompilasi dan kaji ulang untuk

perusahaan non publik, dan juga kaji ulang dari informasi keuangan interim

untuk perusahaan publik. Kita akan memeriksa jenis lain dari audit dan jasa

atestasi yang berada dalam standar auditing tetapi bukan merupakan audit dari

laporan keuangan historis yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

diterima secara umum.

A. Dasar Akuntansi Komprehensif Lain

Dasar-dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima

umum yang mengatur penerbitan laporan antara lain:

1. Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi. Dengan akuntansi dasar kas,

hanya penerimaan kas dan pengeluarakan dicatat. Berdasarkan

akuntansi dasar kas yang dimodifikasi, dasar kas ditelusuri kecuali

untuk item-item tertentu, seperti aktiva tetap dan penyusutan. Dokter

dan pengacara sering kali memilih metode akuntansi ini.

2. Dasar yang digunakan untuk menaati persyaratan dari agen peraturan.

Contoh yang umum mencakup system akun yang seragam yang

diperlukan oleh perusahaan kereta api, utilitas dan asuransi,

3. Dasar pajak pemdapatan. Aturan pengukuran yang digunakan untuk

pengajuan pengembalian pajak sering kali digunakan juga untuk

penyusunan laporan keuangan walaupun hal tersebut tidak sesuai

dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Banyak

bisnis kecil menggunakan metode ini.

4. Serangkaian kriteria pasti yang memilki dukungan substansial.

Contohnya adalah dasar akuntansi tingkat harga. Metode akuntansi

harus diterapkan untuk semua item yang material dalam laporan

keuangan.

Page 42: Chapter 24 & 25

42

B. Elemen, Akun, atau Item Khusus

Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau

item khusus. Jenis audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan

keauangan kecuali jika hal tersebut diterapkan untuk selain laporan

keuangan penuh.Terdapat dua perbedaan utama antara audit elemen, akun,

atau item khusus dengan audit laporan keuangan yang lengkap:

1. Materialitas didefinisikan dalam istilah elemen, akun, atau item yang

sedang diaudit dan bukan untuk laporan keseluruhan. Dampaknya

adalah memerlukann lebih banyak bukti daripada jika item tersebut

diverifikasi hanya untuk satu dari banyak bagian laporan. Sebagai

contoh, jika akun dianggap material daripada ketika penjualan

merupakan satu dari banyak akun dalam suatu audit laporan keuangan

lengkap.

2. Standar pertama dari pelaporan dibawah standar auditing yang diterima

secara umum tidak dapat diterapkan karena penyajian dari elemen, akun,

atau item bukan merupakan suatu laporan keuangan yang disiapkan

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

C. Surat Ketaatan Utang dan Laporan yang Serupa

Klien kadang-kadang terlibat dalam kesepakatan pinjaman yang

mengharuskan mereka untuk menyediakan peminjam dengan laporan dari

akuntan publik mengenai keberadaan atau ketidakberadaan dari sejumlah

kondisi.

Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan

penugasan yang serupa sebagai laporan terpisah atau, dengan

menambahkan sebuah paragrad setelah paragraf opini, sebagai bagian dari

laporan yang mengekspresikan opini mereka atas laporan keuangan. Dalam

kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan berikut dalam

penugasan semacam itu:

1. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah klien

telah memenuhi provisi dalam penugasan. Dalam audit kesepakatan

Page 43: Chapter 24 & 25

43

tentang utang, auditor biasanya memiliki kualifikasi untuk

mengevaluasi apakah pembayaran pokok dan bunga dibuat ketika jatuh

tempo, apakah batasan yang sesua diberikan untuk deviden, modal

kerja, dan rasio utang, dan apakah catatan akuntansi memadai untuk

melaksanakan audit yang biasa. Akan tetapi, auditor tidak memiliki

kualifikasi untuk menentukan apakah klien telah membatasi aktivitas

bisnisnya dengan benar sesuai dengan persyaratan dari suatu

kesepakatan atau apakah jika perusahaan memiliki hak atas properti

yang dijaminkan. Hal tersebut merupakan pertanyaan hokum dan code

of professional Conduct melarang auditor untuk berpraktik sebagai

pengacara dalam situasi semacam itu.

2. Auditor sebaiknya menyediakan surat ketaatan utang hanya untuk

seseorang klien untuk siapa auditor melakukan audit untuk laporan

keuangan keseluruhan. Surat ketaaan utang mengenai persoaalan seperti

keberadaan rasio lancer sebesar 2.5 atau lebih baik akan sulit untuk

dicapai tanpa melaksanakan audit laporan keuangan yang lengkap.

3. Opini auditor merupakan suatu assurance negatif, menyatakan bahwa

tidak ada yang menarik perhatian auditor yang akan mengarahkan

auditor untuk merasa yakin terdapat ketidaktaatan.

Tabel 2.5

Kategori Utama dari Penugasan Jasa Assurance Lainnya

Page 44: Chapter 24 & 25

44

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Adapun Kesimpulan mengenai makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk

memastikan audit yang berkualitas. Dalam tahap ini, auditor

melaksanakan pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan,

termasuk mereview kontinjensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga

mereview kecukupan bukti audit dan keputusan yang diambil untuk

menentukan apakah hal itu mendukung pendapat audit. Kemudian

auditor berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen mengenai

temuan audit yang penting dan persoalan lainnya.

2. Kantor Akuntan Publik saat ini bukan hanya menjalankan atau melayani

jasa assurance audit laporan keuangan historis saja, tetapi ada juga jasa

assurance lainya seperti Jasa review & kompilasi bagi perusahaan non

publik yang tidak membutuhkan laporan audit. Lalu jasa assurance

lainnya adalah penugasan atestasi yang dimana kantor akuntan publik

menerbitkan laporan mengenai kendala dari persoalan atau suatu asersi

yang merupakan tanggung jawab dari pihak lain. Dalam Jasa atestasi

terdiri dari jasa jasa seperti : Jasa SysTrust, Jasa WebTrust, Jasa Laporan

Keuangan Prospektif, dan Prosedur ang disepakati.

Page 45: Chapter 24 & 25

45

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A dan Beasley, Mark S., Elder, Randal J. 2006. Auditing dan Jasa

Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jilid 2. Edisi ke-12. Diterjemahkan

oleh : Gina Gania. Jakarta: Erlangga

Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing. Buku 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat