Chapter 24 & 25
description
Transcript of Chapter 24 & 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelesaian audit merupakan tahap terakhir dalam melakukan audit.
Tahap ini dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus.
Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit.
Keputusan yang diambil auditor selama tahap penyelesaian ini sangat
penting untuk mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai prosedur yang
diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang dapat
mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan
akhir atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan
keuangan, dan pendapat auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan.
Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan
waktu. Hal ini diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan
audit secepat mungkin. Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor
harus menggunakan waktu yang tersedia untuk membuat pertimbangan
professional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan yang sebenarnya.
Jasa audit dan laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang
biasa diberikan suatu kantor akuntan publik, yang cukup dikenal di
masyarakat bisnis. Akan tetapi perusahaan tentunya memerlukan pihak
eksternal lainnya demi kepentingan perusahaan dan keberlangsungan
perusahaan. Selain jasa audit atas laporan keuangan, masih banyak jasa
lainnya yang bisa diberikan oleh Kantor Akuntan Publik, seperti: internal
audit, management audit, special audit, penelaahan terbatas (limited
review), penyusunan sistem akuntansi, accounting service, kompilasi
laporan keuangan, konsultasi pajak, konsultasi manajemen, recruitment
service, in-house training dan lain-lain.
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah ini:
1. Bagaimana merancang dan melaksanakan pengujian audit yang
berhubungan dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan?
2. Apa saja tujuan audit penyajian dan pengungkapan?
3. Bagaimana melaksanakan review untuk kewajiban kontinjen dan
komitmen?
4. bagaimana memperoleh dan mengevaluasi surat dari pengacara klien?
5. Bagaimana melaksanakan review pasca tanggal neraca untuk peristiwa
kemudian(subsequent events)?
6. Apa saja jenis subsequent events?
7. Bagaimana meracang dan melaksanakan langkah terakhir dalam
segmen pengumpulan bukti audit?
8. Bagaimana cara mengintegrasi bukti audi yang dikumpulkan dan
mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan?
9. Bagaimana cara berkomunikasi secara efektif dengan komite audit dan
manajemen?
10. Bagaimana cara mengidentifikasi tanggung jawab auditor ketika fakta
yang mempengaruhi laporan audit diungkapkan setelah laporan
diterbitkan?
11. Apa itu tingkat assurance dan persyaratan buki untuk jasa review dan
kompilasi?
12. Bagaimana gambaran penugasan khusus untuk mereview informasi
keuangan interim untuk perusahaan publik?
13. Apa perbedaan antara standar atestasi auditing dan mengetahui jenis
penugasan yang sesuai untuk masing-masing standar?
14. Apa saja sifat dari jasa assurance WebTrust?
15. Apa sifat dari jasa assurance SysTrust?
16. Bagaimana gambaran penugasan khusus untuk mengatestasi laporan
keuangan prospektif?
17. Bagaimana gambaran penugasan prosedur yang disepakati?
3
18. Bagaimana gambaran penugasan audit dan penugasan assurance
terbatas yang berhubungan dengan laporan keuangan historis?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini:
1. Merancang dan melaksanakan pengujian audit yang berhubungan
dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
2. Mengetahui tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
3. Mengetahui cara melaksanakan review untuk kewajiban kontinjen
dan komitmen.
4. Mengetahui cara memperoleh dan mengevaluasi surat dari
pengacara klien.
5. Mengetahui cara melaksanakan review pasca tanggal neraca untuk
peristiwa kemudian(subsequent events).
6. Mengetahui jenis subsequent events.
7. Mengetahui cara meracang dan melaksanakan langkah terakhir
dalam segmen pengumpulan bukti audit.
8. Mengetahui cara mengintegrasi bukti audi yang dikumpulkan dan
mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan.
9. Mengetahui cara berkomunikasi secara efektif dengan komite audit
dan manajemen.
10. Mengetahui cara mengidentifikasi tanggung jawab auditor ketika
fakta yang mempengaruhi laporan audit diungkapkan setelah
laporan diterbitkan.
11. Memahami tingkat assurance dan persyaratan buki untuk jasa
review dan kompilasi.
12. Menggambarkan penugasan khusus untuk mereview informasi
keuangan interim untuk perusahaan publik.
13. Memahami perbedaan antara standar atestasi auditing dan
mengetahui jenis penugasan yang sesuai untuk masing-masing
standar.
4
14. Memahami sifat dari jasa assurance WebTrust.
15. Memahami sifat dari jasa assurance SysTrust.
16. Menggambarkan penugasan khusus untuk mengatestasi laporan
keuangan prospektif.
17. Menggambarkan penugasan prosedur yang disepakati.
18. Menggambarkan penugasan audit dan penugasan assurance terbatas
yang berhubungan dengan laporan keuangan historis.
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
pembaca mengenai penyelesaian audit dan jasa assurance dan nonassurance
lainnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini:
Bab I menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II menjelaskan tentang pembahasan dari penyelesaian audit dan jasa
assurance dan nonassurance lainnya yang dimana penyelesaian audit terdiri
dari pelaksanaan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan,
review kewajiban kontinjen dan komitmen, review terhadap peristiwa
kemudian, akumulasi bukti akhir, pengevaluasian akhir, penerbitan laporan
audit, berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen, dan terakhir adalah
penemuan fakta-fakta lebih lanjut. Sementara itu jasa assurance dan
nonassurance lainnya terdiri dari jasa review dan kompilasi, review informasi
laporan keuangan interim untuk perusahaan publik, penugasan atestasi, jasa
webtrust, jasa systrust, laporan keuangan prospektif, penugasan prosedur
disepakati, dan terakhir adalah audit atau penugasan assurance terbatas lain.
Bab III menjelaskan tentang kesimpulan dari tahap penyelesaian audit dan jasa
assurance dan nonassurance lainnya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyelesaian Audit
Penyelesaian audit merupakan fase terakhir dalam pelaksanaan audit. Fase ini
sangat penting karena mempengaruhi keberhasilan hasil audit.
2.1.1 Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan
Pengungkapan
Sebagai bagian dari tahan IV proses audit, auditor mengevaluasi bukti
yang mereka peroleh selama tiga tahap pertama dalam audit untuk menentukan
apakah mereka mesti melaksanakan prosedur-prosedur tambahan untuk tujuan-
tujuan penyajian dan pengungkapan. Audior melakukan pendekatan untuk
memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berhubungan dengan penyajian dan
pengungkapan, konsistensi bagaiman mereka melakukan pendekatan untuk
memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan
saldo.
a. Melakukan prosedur untuk memahami pengendalian yang berkaitan
dengan tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari
prosedur penilaian resiko.
b. Melakukan uji pengendalian yang berhubungan dengan
pengungkapan ketika penilaian awal atas resiko pengendalian
berada di bawah maksimum.
c. Melaksanakan prosedur substanstif untuk memperoleh assurance
bahwa semua tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang
disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
Walaupun banyak informasi yang disajikan dan diungkapkan dalam
laporan keuangan diaudit sebagai bagian dari pengujian audit dalam tahap yang
lebih awal, di tahap IV audit seorang auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh
selama tiga tahap pertama audit untuk mengukur diperlukan atau tidaknya bukti
tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Dalam tahap IV, auditor
6
juga harus mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam laporan
keuangan dan catatan kaki yang berhubungan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima secara umum (GAAP).
Tabel 2.1
Tujuan Audit Penyajian dan Pengungkapan
Salah satu kekhawatiran utama auditor berkenaan dengan tujuan penyajian
dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen telah
mengungkapkan semua informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan
penyajian dan pengungkapan). Untuk menilai resiko bahwa tujuan kelengkapan
untuk penyajian dan pengungkapan tidak dipenuhi, auditor mempertimbangkan
informasi yang diperolehnya selama tahap pertama pengujian audit untuk
menentukan apakah mereka menyadari fakta yang seharusnya diungkapkan.
2.1.2 Review Kewajiban Kontinjen dan Komitmen
Kewajiban kontinjen adalah potensi kewajiban di masa mendatang kepada
pihak luar untuk jumlah yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah terjadi.
Kewajiban kontinjen yang material harus diungkapkan dalam catatan kak.
Diperlukan tiga kondisi agar suatu kontinjen ada :
7
1. Terdapat potensi pembayaran ke pihak luar atau kerusakan aktiva
(aset) yang diakibatkan oleh kondisi yang ada.
2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumah pembayaran atau
kerusakan dimasa mendatang.
3. Hasil akan dipecahkan oleh satu atau beberapa kejadian dimasa
mendatang.
Tabel 2.2
Kemungkinan Keterjadian dan Perlakuan Laporan Keuangan
Auditor terutama mencurahkan perhatiannya terhadap beberapa kewajiban
kontinjen :
a. Tuntutan tertunda (pending) untuk pelanggaran paten, kewajiban
produk, atau tindakan lainnya.
b. Perselisihan pajak pendapatan.
c. Garansi produk.
d. Diskonto wesel tagih
e. Jaminan untuk kewajiban orang lain
f. Saldo letter of credit yang beredar yang tidak digunakan
Tujuan auditor yang utama dalam memverifikasi kewajiban kontinjen
adalah :
a. Mengevaluasi perlakuan akuntansi dari kewajiban kontinjen yang
diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah
8
menklasifikasikan dengan benar kontinjensi tersebut (tujuan
klasifikasi penyajian dan pengungkapan)
b. Mengidentifikasi sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang
belum diidentifikasi oleh manajemen (tujuan kelengkapan penyajian
dan pengungkapan)
A. Prosedur Audit untuk Menemukan Kontinjensi
Berikut kami sajikan beberapa prosedur audit yang sering
digunakan untik mencari kewajiban kontinjen :
a. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (secara lisan maupun
tertulis) mengenai kemungkinan adanya kontinjensi yang tidak
dicatat.
b. Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun
sebelumnya untuk penyelesaian pajak pendapatan.
c. Mereview risalah pertemuan direksi dan pemegang saham untuk
indikasi tuntutan hukum atau kontinjensi lainnya.
d. Menganalisis beban (biaya) hukum untuk periode dibawah audit
dan mereview faktur dan laporan dari penasihat hukum untuk
indikasi kewajiban kontinjen, terutama tuntutan hukum dan
penundaan penilaian pajak.
e. Memperoleh surat dari setiap pengacara utama yang memberikan
jasa hukum untuk kliennya dalam status penundaan tuntutan
kewajiban kontinjen lain.
f. Mereview dokumentasi audit untuk setiap informasi yang
mungkin menunjukan potensi kontinjensi.
g. Mereview letter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan
memperoleh konfirmasi untuk saldo yang digunakan dan tidak
digunakan.
9
B. Evaluasi Kewajiban Kontinjen yang Diketahui
Jika auditor menyimpulkan adanya kewajiban kontinjen, auditor
harus mengevaluasi arti penting dari kewajiban yang potensial itu dan
hakikat dari pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan
untuk memperoleh bukti mengenai tujuan keterjadian dan hak, serta
kewajiban penyajian dan pengungkapan. Untuk kontinjensi yang
memerlukan pengungkapan, auditor juga mereview catatan kaki draft
untuk memastikan bahwa informasi yang diungkapkan dapat dipahami
dan menyatakan secara wajar kondisi dan kontinjensi.
C. Prosedur Audit untuk Menemukan Komitmen
Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasanya dilakukan
sebagai bagian dari audit setiap bidang audit. Sebagai contoh dalam
menverifikasi transaksi penjualan, auditor seharusnya waspada
terhadap komitmen penjualan. Secara serupa, komitmen untuk
pembelian bahan baku atau peralatan dapat diidentifikasi sebagai
bagian dari audit setiap akun tersebut. Auditor seharusnya juga
waspada akan kemungkinan komitmen ketika membaca risalah,
kontrak atau file korespondensi.
D. Mengajukan Pertanyaan Kepada Pengacara Klien
Mengajukan pertanyaan kepada klien merupakan prosedur utama
yang menjadi tempat auditor bergantung untuk mengevaluasi tuntutan
hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan
mengidentifikasi tuntutan tambahan.
10
Gambar 2.1
Pengajuan Pertanyaan yang Umum Terhadap Pengacara
11
2.1.3 Review Terhadap Peristiwa Kemudian (Subsequent Events)
Menurut Agoes (2013:136) “Subsequent events adalah peristiwa atau transaksi
yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) tetapi sebelum
diterbitkannya laporan audit, yang mempunyai akibat yang material terhadap
keuangan, sehingga memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam
laporan tersebut.”
Prosedur audit yang disyaratkan oleh SAS 1 (AU 560) untuk
memverifikasi transaksi tersebut sering kali disebut review untuk peristiwa
kemudian (review for subsequent event) atau review pasca tanggal neraca.
Tanggung jawab untuk mereview peristiwa kemudian biasanya terbatas
pada periode awal dengan neraca dan berakhir dengan tanggal laporan audit.
Karena tanggal laporan audit berkaitan dengan penyelesaian prosedur audit
yang penting di kantor klien, review terhadap peristiwa selanjutnya seharusnya
selesai dekat dengan akhir audit.
Gambar 2.2
Periode yang Tercakup dalam Review Terhadap Peristiwa Kemudian
Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan
manajemen dan evaluasi auditor :
1. Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan
memerlukan penyesuaian
12
Beberapa peristiwa yang muncul setelah tanggal neraca menyediakan
informasi tambahan terhadap manajemen yang membantu mereka
menemukan penyajian yang wajar dari saldo akun pada tanggal neraca.
Informasi mengenai peristiwa tersebut membantu auditor dalam
memverifikasi saldo.
2. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan
keuangan tetapi memerlukan pengungkapan
Peristiwa kemudian jenis ini menyediakan bukti dari kondisi yang
tidak ada pada tanggal neraca dilaporkan tetapi sangat signifikan sehingga
peristiwa ini memerlukan pengukangkapan walau tidak memerlukan
penyesuaian akun. Pada umumnya peristiwa tersebut dapat diungkapkan
secara memadai dengan menggunakan catatan kaki, akan tetapi kadang-
kadang, suatu peristiwa mungkin sedemikian signifikan sehingga
memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan tambahan yang
memasukkan dampak dari peristiwa seperti jika peristiwa tersebut muncul
pada tanggal neraca.
Menurut Agoes (2013:138) terdapat subsequent events yang harus
diaudit oleh akuntan publik adalah sebagai berikut:
1. Subsequent collection (penagihan sesudah tanggal laporan posisi
keuangan(neraca), sampai mendekati tanggal selesainya
pekerjaan lapangan), yang harus dilaksanakan dalam
pemeriksaan piutang dan barang dalam perjalanan.
2. Subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) sampai mendekati tanggal selesainya
audit field work), yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan
liabilitas dan biaya yang masih harus dibayar.
13
A. Tujuan Pemeriksaan Subsequent Events
Tujuan pemeriksaan subsequent events adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan apakah ada kejadian-kejadian penting sesudah
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) yang membutuhkan
penyesuaian terhadap laporan keuangan atau memerlukan
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tidak
menyesatkan pengguna laporan keuangan tersebut.
2. Untuk menentukan kemungkinanan tertagihnya piutang.
3. Untuk memastikan bahwa “barang dalam perjalanan” yang tercantum di
laporan posisi keuangan per tanggal laporan posisi keuangan, betul-
betul masih dalam perjalanan.
4. Untuk memastikan bahwa liabilitas dan beban yang masih harus dibayar
yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca), betul-betul merupakan liabilitas perusahaan
yang akan dilunasi pada saat jatuh temponya (Sesudah tanggal laporan
posisi keuangan/neraca)
5. Untuk memastikan bahwa tidak ada liabilitas perusahaan yang belum
dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
B. Prosedur Pemeriksaan Subsequent Events
Terdapat dua kategori prosedur audit untuk review peristiwa kemudian :
1. Prosedur yang biasanya diintegrasikan sebagai bagian dari verifikasi saldo
akun akhir tahun
2. Prosedur yang dilaksanakan terutama untuk tujuan mengungkapkan
peristiwa atau transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa lanjutan.
Kategori pertama memasukkan pengujian pisah batas dan penilaian yang
dilakukan sebagai bagian dari pengujian atas rincian saldo. Kategori kedua dari
pengujian dilaksanakan secara khusus untuk memperoleh informasi yang akan
dimasukkan ke dalam saldo akun tahun berjalan atau catatan kaki sebagai
14
pengujian dari tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan. Pengujian
tersebut mencangkup hal berikut :
1. Pengajuan Pertanyaan Kepada Manajemen
Auditor perusahaan publik juga harus mencangkup pengajuan
pertanyaan kepada manajemen mengenai setiap perubahan dalam
pengendalian internal terhadap laporan keuangan yang dibuat setelah akhir
periode fiskal. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen mengenai
peristiwa kemudian harus dilakukan dengan personel klien untuk
memperoleh jawaban yang berarti.
2. Berkorespondensi dengan Pengacara
Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberi tanggal dan
mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan yang
diharapkan untuk memenuhi tanggung jawab auditor terhadap peristiwa
kemudian.
3. Mereview Laporan Internal yang Disiapkan pada Tanggal Neraca
Dalam mereview auditor seharusnya menekankan perubahan dalam
bisnis dibandingkan dengan hasil untuk periode yang sama di tahun yang
diaudit dan perubahan setelah akhir tahun. Mereka harus menaruh
perhatian kepada perubahan utama dalam bisnis atau lingkungan dimana
klien beroperasi. Auditor seharusnya membahas laporan intern dengan
manajemen untuk menentukan apakah laporan itu disiapkan atas dasar
yang sama pada laporan periode berjalan, dan juga mengajukan pertanyaan
mengenai perubahan signifikan dalam hasil operasi.
4. Mereview Catatan yang Disiapkan Setelah Tanggal Neraca
Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan
keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan
tahun berjalan. Jika jurnal tidak diperbaharui, auditor harus mereview
dokumen yang akan digunakan untuk menyiapkan jurnal.
15
5. Memeriksa Risalah yang Diterbitkan pada Tanggal Neraca
Auditor harus memeriksa risalah pertemuan pemegang saham dan
direktur setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang
mempengaruhi laporan keuangan periode saat ini.
6. Memperoleh Letter of Representation
Letter of representation ditulis oleh manajemen klien kepada auditor
mengesahkan laporan yang dibuat manajemen mengenai persoalan yang
berbeda sepanjang audit, termasuk diskusi mengenai peristiwa relevan.
2.1.4 Akumulasi Bukti Akhir
Sebagai tambahan atas review peristiwa selanjutnya, auditor memiliki
beberapa tanggung jawab pengumpulan buki akhir yang diterapkan pada semua
siklus. Lima jenis pengumpulan bukti akhir tersebut yaitu :
A. Melaksanakan Prosedur Analitis Akhir
Prosedur analitis yang dilaksanakan selama penyelesaian audit
bermanfaat sebagai review akhir untuk salah saji material atau masalah
keuangan yang tidak ditemukan selama pengujian lain dan untuk
membantu audit mengambil pandangan objektif akhir terhadap laporan
keuangan.
Ketika melaksanakan prosedur analitis selama tahap review akhir,
yang harus dilakukan oleh standar audit, partner pada umumnya membaca
laporan keuangan, termasuk catatan kaki, dan mempertimbangkan :
1) Kecukupan dari bukti yang dikumpulkan mengenai saldo akun yang
tidak biasa dan tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi
selama perencanaan atau ketika melaksanakan audit.
2) Saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan
yang sebelumnya tidak teridentifikasi.
16
B. Mengevaluasi Asumsi Going-Concern
SAS 59 (AU 341) mengharuskan audit untuk mengevaluasi apakah
terdapat keraguan substansial mengenai kemampuan klien untuk terus
berjalan sebagai going-concern untuk setidaknya satu tahun setelah
tanggal neraca. Auditor melakukan penilaian awalnya sebagai bagian dari
perencanaan akan tetapi mungkin merevisinya jika memperoleh informasi
yang baru. Auditor menggunakan prosedur analitis, berdiskusi dengan
manajemen mengenai kemungkinan kesulitan keuangan, dan pengetahuan
mereka mengenai bisnis klien yang diperoleh sepanjang audit untuk
menilai kemungkinan dari kegagalan keuangan dalam tahun berikutnya,
Penilaian akhir dari status going concern perusahaan dilakukan
setelah semua bukti telah dikumpulkan dan penyesuaian audit yang
diusulkan telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Ketika auditor
telah memiliki keberatan mengenai asumsi going concern , mereka harus
mengevaluasi rencana manajemen unyuk menghindari kebangkrutan dan
kemampuan untuk mencapai rencana tersebut. Mengambil keputusan
akhir menyangkut apakah akan menerbitkan laporan dengan paragraf
penjelasan going concern dapat menghabiskan waktu dan sulit.
C. Memperoleh Surat Representasi Manajemen
SAS 85 (AU 333) mengharuskan auditor untuk memperoleh surat
representasi yang mendokumentasikan representasi lisan yang paling
penting selama audit. Surat tersebut dipersiapkan diatas kertas yang
berkop surat klien, dialamatkan ke kantor akuntan publik, dan
ditandatangani oleh pejabat perusahaaan yang berkedudukan tinggi,
biasanya presiden direktur dan chief financial officer. Meski surat tersebut
menyiratkan bahwa surat berasal dari klien, merupakan praktik yang
umum bagi auditor untuk menyiapkan surat tersebut dan meminta klien
untuk mengetiknya pada kertas berkop surat perusahaan dan
menandatanganinya. Penolakan oleh klien untuk menyiapkan dan
menandatangani surat mengharuskan pendapat dengan pengecualian
17
dalam laporan auditor untuk memastikan bahwa terdapat representasi yang
memadai mengenai peristiwa kemudian.
Surat reprensentasi adalah suatu pernyataan tertulis dari sumber
non-independen dan oleh karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti
yang dapat diandalkan. Akan tetapi, surat tersebut menyediakan
dokumentasi bahwa manajemen telah diajukan pertanyaan tertentu untuk
memastikan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk
melindungi auditor jika manajemen mengajukan tuntutan terhadap auditor.
Tiga tujuan dari surat representasi klien adalah :
1) Untuk menekankan kepada manajemen tanggung jawabnya atas
asersi dalam laporan keuangan.
2) Untuk meningkatkan manajemen potensi salah saji atau
penghapusan dalam laporan keuangan.
3) Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk
mengajukan pertanyaan mengenai berbagai aspek dari audit.
SAS 85 menyarankan empat kategori persoalan khusus yang harus
dimasukkan. Keempat kategori tersebut dengan contoh dari masing-
masing adalah :
1) Laporan keuangan
a) Pengakuan manajeman atas tanggung jawabnya untuk
penyajian yang wajar dari laporan keuangan.
b) Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum.
2) Kelengkapan informasi
a) Ketersediaan dari semua catatan keuangan dan data terkait
b) Kelengkapan dan ketersediaan dari semua notulen rapat
pemegang saham, direksi, dan komite direksi.
18
3) Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
a) Keyakinan manajemen bahwa dampak dari setiap salah saji
laporan keuangan yang tidak diperbaiki adalah tidak material
terhadap laporan keuangan.
b) Informasi berkenaan kecurangan melibatkan manajemen,
karyawan yang memiliki peran signifikan dalam
pengendalian internal, atau orang lain dimana kecurangan
dapat memiliki dampak material terhadap laporan keuangan.
c) Informasi yang berkenaan dengan transaksi pihak ketiga dan
jumlah piutang dari atau terutama kepada pihak terkait.
d) Klaim atau penilaian yang belum dinilai yang menurut
nasihat pengacara perusahaan adalah asersi yang mungkin
dan harus diungkapkan sesuai dengan Financial Accounting
Standard Board (FASB) Statement No. 5, Accounting for
Contingencies.
4) Peristiwa kemudian
a) Kebangkrutan dari pelanggan utama yang masih memiliki
saldo piutang usaha pada tanggal neraca.
b) Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca.
D. Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan
Dasar
Klien sering kali memasukkan informasi tambahan di luar
laporan keuangan dasar dalam bahan yang disiapkan bagi manajemen
atau pemakai luar. SAS 29 (AU 551) merujuk pada informasi
tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan
dasar dalam dokumen yang diserahkan auditor.
Standar auditing dengan sengaja tidak mendefinisikan atau
membatasi informasi tambahan untuk memungkinkan perusahaan
mengindividualisasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan
19
pengguna laporan. Akan tetapi, beberapa jenis informasi sering kali
dimasukkan dalam bagian informasi tambahan, seperti laporan
komparatif terinci yang mendukung total untuk akun-akun seperti
harga pokok penjualan dan beban operasi di laporan keuangan utama.
Keika auditor mengeluarkan pendapat atas informasi tambahan
yang menyertai laporan keuangan, materialitasnya sama seperti yang
digunakan untuk membentuk pendapat atas laporan keuangan dasar.
Sebagai akibatnya, prosedur tambahan yang diperlukan kurang
ekstensif dibandingkan jika auditor mengeluarkan pendapat atas
informasi yang diperolehnya sendiri, seperti dalam laporan pada
elemen atau akun khusus.
Gambar 2.3
Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar
20
E. Membaca Informasi Lain Dalam Laporan Tahunan
SAS 8 (AU 550) mengharuskan auditor untuk membaca
informasi lain yang dimasukkan dalam laporan tahunan yang
berhubungan secara langsung dengan laporan keuangan. Sebagai
contoh, asumsikan bahwa surat presiden direktur dalam laporan
tahunan merujuk pada peningkatan dalam laba per saham dari $2,60
menjadi $2,93. Auditor harus membandingkan informasi tersebut
dengan laporan keuangan untuk memastikan bahwa data tersebut
sama. SAS 8 hanya berkaitan dengan informasi yang bukan
merupakan bagian dari laporan keuangan tapi diterbitkan bersama
laporan keuangan.
2.1.5 Mengevaluasi Akhir
A. Bukti yang Tepat yang Mencukupi
Untuk melakukan evaluasi akhir menyangkut apakah bukti yang tepat
yang mencukupi telah dikumpulkan, auditor mereview dokumentasi audit
untuk menentukan apakah semua kelas transaksi yang material, akun, dan
pengungkapan telah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan
semua situasi audit. Bagian mereview yang penting adalah memastikan
bahwa semua bagian program audit telah diselesaikan dan
didokumentasikan secara akurat, serta semua tujuan audit telah dipenuhi.
Untuk membantu memutuskan apakah bukti audit sudah mencukupi,
auditor sering kali menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan
audit (completing the audit checklist) yang merupakan sisa item yang
mungkin telah terabaikan.
21
B. Bukti yang Mendukung Pendapat Auditor
Bagian yang penting ketika mengevaluasi apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar meliputi review auditor terhadap ikhtisar salah
saji yang ditemukannya dalam audit. Jika salah satu salah sajinya material,
auditor harus mengusulkan agar klien memperbaiki laporan keuangan itu.
Sangatlah sulit menentukan jumlah penyesuaian yang tepat karena jumlah
salah saji yang pasti mungkin belum diketahui akibat kesalahan sampling.
Walaupun demikian, auditor harus memutuskan penyesuaian yang
diperlukan.
Jika auditor meyakini adanya cukup bukti tetapi menyimpulkan
bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, mereka kembali
memiliki dua pilihan: Laporan harus direvisi untuk memenuhi keinginan
auditor atau harus memberikan baik pendapat wajar dengan pengecualian
maupun pendapat tidak wajar. Perhatikan bahwa pilihan di sini berbeda
dengan yang ada dalam kasus bukti yang tidak mencukupi.
C. Pengungkapan Laporan Keuangan
Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan
keuangan, banyak kantor akuntan publik mengharuskan penyelesaian
daftar pemeriksaan pengungkapan laporan keuangan atas setiap audit.
Kuesioner tersebut dirancang untuk mengingatkan auditor atas masalah
pengungkapan umum dalam laporan keuangan dan untuk memfasilitasi
review akhir atas keseluruhan audit oleh partner yang independen.
D. Mengaudit Review Dokumentasi
Ada tiga alasan mengapa seseorang anggota kantor akuntan publik
yang berpengalaman harus meneliti dengan seksama review dokumentasi
audit pada tahap penyelesaian audit :
1) Untuk mengevaluasi kinerja personil yang belum berpengalaman
2) Untuk memastikan bahawa audit memenuhi standar kinerja kantor
akuntan publik
22
3) Untuk mengatasi bias yang sering kali merecoki pertimbangan
auditor.
Review dokumentasi audit harus dilakukan oleh seseorang yang
memiliki pengetahuan tentang klien dan situasi dalam audit. Ketika
melaksanakan review, setiap reviewer melakukan diskusi dengan auditor
yang bertanggung jawab membuat dokumentasi audit untuk mempelajari
seberapa signifikan isu-isu audit yang akan dipecahkan. Kecuali untuk
review independen akhir, sebagian besar review dokumentasi dilakukan
ketika setiap segmen audit telah selesai.
Gambar 2.4
Skedul Audit Salah Saji yang Belum Disesuaikan
23
E. Ikhtisar Evaluasi Bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan
pertama kali mengevaluasi resiko audit yang dicapai, menurut akun dan
siklus, dan kemudian melakukan evaluasi yang sama atas laporan
keuangan secara keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi apakah bukti itu
mendukung pendapat audit dengan pertama kali mengestimasi salah saji
dalam setiap akun dan kemudian atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Dalam praktik, evaluasi atas resiko audit yang dicapai dan
estimasi salah saji dilakukan pada waktu yang bersamaan. Berdasarkan
evaluasi tersebut, diterbitkanlah laporan audit atas laporan keuangan.
Gambar 2.5
Mengevaluasi Hasil dan Mencapai Kesimpulan atas Dasar Bukti
2.1.6 Menerbitkan Laporan Audit
Auditor harus menunggu untuk memutuskan jenis laporan audit yang tepat
yang akan diterbitkan hingga semua bukti telah terkumpul dan dievaluasi,
termasuk semua langkah penyelesaian audit yang telah dibahas sejauh ini.
Mengingat laporan audit merupakan satu-satunya hal yang ingin dilihat oleh
sebagian besar pengguna dalam proses audit, dan konsekuensi dari diterbitkan
laporan audit yang tidak benar dapat sangat berat, maka penting untuk
menerbitkan laporan audit yang benar.
Dalam sebagian besat audit, auditor akan menerbitkan laporan tanpa
pengecualian dengan kata-kata standar. Kantor akuntan biasanya memiliki
24
template elektronik untuk laporan ini dan hanya perlu mengubah nama klien,
judul laporan keuangan dan tanggal.
Jika kantor akuntan publik memutuskan bahwa laporan tanpa
pengecualian standar tidak tepat, akan ada pembahasan yang ekstensif di antara
para partner teknis pada kantor akuntan publik itu dan sering kali dengan klien.
Sebagian besar kantor akuntan publik memiliki petunjuk manual pelaporan
audit yang komprehensif untuk membantunya memilih kata-kata yang tepat
dalam laporan yang akan diterbitkan.
2.1.7 Berkomunikasi Dengan Komite Audit Dan Manajemen
Setelah audit selesai, beberapa komunikasi yang potensial dari auditor
dapat dikirikan kepada komite audit atau pihak lain yang berhak, termasuk
komunikasi tentang kecurangan dan tindakan ilegal yang terdeteksi, defisiensi
pengendalian internal, komunikasi lain dengan komite audit, dan surat
manajemen. Tiga komunikasi yang pertama diwajibkan oleh standar auditing
untuk memastikan bahwa pihak yang berhak, yang sering kali adalah komite
audit dan manajemen senior, diberi informasi mengenai temuan audit dan
rekomendasi auditor. Item yang keempat, surat manajemen, sering kali
dikomunikasi kepada manajemen operasi.
A. Mengkomunikasikan Kecurangan dan Tindakan Ilegal
SAS 99 (AU 316) dan SAS 54 (AAU 317) mengharuskan auditor untuk
mengomunikasikan semua kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite
audit atau kelompok yang ditunjuk, tanpa memandang materialitas.
Tujuannya adalah membantu komite audit dalam melaksanakan perannya
sebagai pengawas atas laporan keuangan yang dapat diandalkan.
B. Mengkomunikasikan Defisiensi Pengendalian Internal
Seperti dibahas pada bab 10 (di jilid 1), auditor juga harus
mengomunikasikan secara tertulis defisiensi pengendalian internal yang
signifikan dan kelemahan material; dalam perancangan atau
25
pengoperasian pengendalian internal kepada material dalam perancangan
atau pengoperasian pengendalian internal kepada pihak yang berhak.
Dalam perusahaan yang lebih besar komunikasi ini dilakukan kepada
komite audit sementara dalam perusahaan yang lebih kecil, komunikasi
dapat dilakukan kepada pemilik atau manajemen senior.
C. Komunikasi Lain Dengan Komite Audit
SAS 114 (AU 380) mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan
informasi tambahan tertentu yang diperoleh selama audit kepada pihak
yang berhak, yang umumnya adalah komite audit. Tujuan dari komunikasi
yang diwajibkan ini adalah untuk mempertahankan agar komite audit, atau
pihak yang berhak, tetap memperoleh informasi yang relevan dan
signifikan guna mengawasi proses pelaporan keuangan serta menyediakan
kesempatan bagi komite audit untuk mengomunikasikan persoalan penting
kepada auditor. Jadi, persyaratan SAS 114 dirancang untuk mendorong
komunikasi dua arah antara auditor dan pihak yang berhak. Ada empat
tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan ini :
1. Untuk mengomunikasikan tanggung jawab auditor dalam audit atas
laporan keuangan.
2. Untuk menyediakan tinjauan mengenai lingkup dan penetapan waktu
audit.
3. Untuk menyediakan pihak yang berhak temuan yang signifikan yang
diperoleh selama audit.
4. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak
yang berhak atau yang terlibat dalam tata kelola.
D. Surat Manajemen
Surat manajemen (management letter) ditujukan untuk memberi
tahu personil klien mengenai rekomendasi akuntan publik untuk
memperbaiki setiap bagian bisnis klien. Sebagian besar rekomendasi itu
26
berfokus pada saran agar operasi berjalan lebih efisien. Perpaduan
antara pengalaman auditor dalam berbagai bisnis dan pemahaman yang
mendalam yang diperoleh ketika melaksanakan audit telah
menempatkan auditor pada posisi yang unik untuk menyediakan
bantuan kepada manajemen.
Banyak kantor akuntan publik menulis surat manajemen pada
setiap audit untuk menunjukkan kepada menajemen bahwa kantor
tersebut telah menambah nilai bagi bisnis di luar dari jasa yang
disediakan. Tujuannya adalah untuk mendorong hubungan yang lebih
baik dengan manajemen dan menyarankan pajak tambahan dan jasa
manajemen yang dapat disediakan oleh kantor akuntan publik.
2.1.8 Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut
Setelah auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikan semua
komunikasi dengan manajemen serta komite audit, audit dianggap telah selesai.
Biasanya, kontak penting berikutnya antara auditor dan klien terjadi ketika
proses perencanaan audit untuk tahun berikutnya dimulai.
Walaupun jarang terjadi, kadang-kadang auditor mempelajari, setelah
laporan keuangan yang diaudit telah diterbitkan, bahwa laporan keuangan
mengandung salah saji yang material. Contohnya adalah dicantumkannya
penjualan yang tidak ada yang bernilai material, kelalaian untuk menghapus
persediaan yang telah usang, atau penghilangan catatan kaki yang penting.
Ketika penemuan fakta-fakta lebih lanjut ini terjadi, auditor berkewajiban
untuk memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan menggunakan
laporan keuangan diberi tahu mengenai salah saji tersebut. Jika auditor sudah
mengetahui salah saji tersebut sebelum laporan audit diterbitkan, auditor akan
bersikeras bahwa manajemenlah yang harus memperbaiki salah saji itu, atau
sebagai gantinya laporan audit yang berbeda akan diterbitkan. Kita tidak perlu
mempersoalkan apakah kegagalan untuk menemukan salah saji itu merupakan
kesalah auditor atau klien. Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa
kemudian akan berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan.
27
Auditor tidak lagi bertanggung jawab mencari fakta-fakta lebih lanjut, tetapi
jika menemukan bahwa laporan keuangan yang besar kasus, penemuan fakta-
fakta lebih lanjut terjadi ketika auditor menemukan salah saji yang material
dalam laporan keuangan yang diterbitkan selama audit tahun selanjutnya, atau
ketika klien melaporkan salah saji kepada auditor.
Gambar 2.6
Review Peristiwa Kemudian dan Penemuan Fakta-fakta Lebih Lanjut
2.2 Jasa Assurance dan Nonassurance Lainnya
Selain jasa assurance atas laporan keaungan adapun jasa assurance dan non
assurance lainnya yang disediakan Kantor Akuntan Publik.
2.2.1 Jasa Review dan Kompilasi
Banyak perusahaan nonpublik menginginkan laporan keuangannya
direview atau di kompilasi oleh akuntan publik, dan bukan di auditnya.
Manajemen perusahaan non publik mungkin meyakini bahwa audit tidak
perlukan karena tidak ada bank atau lembaga peraturan yang mengharuskan
audit dan manajemen tidak melihat kebutuhan akan laporan yang di audit untuk
pemakai internal. Perusahaan mungkin akan menugaskan akuntan publik untuk
membantu pembuatan laporan keuangan, baik penggunaan internal maupun
untuk kreditor atau pemberi pinjaman sesuai dengan perjanjian pinjaman.
Pemberi pinjaman mensyaratkan laporan keuangan yang direview atau di
kompilasi, dan bukan suatu audit. Review akan menyediakan keyakinan yang
28
terbatas pada laporan keuangan dan kompilasi tidak menyediakan keyakinan
yang diekspresikan.
Standar Kompilasi dan Review disebut Statements on Standards for
Accounting and Review Services (SSARS). Diterbitkan oleh Accounting and
Review Services Committee dari AICPA. Komite ini memiliki otoritas yang
sebanding dengan Standar Auditing Board untuk jasa yang melibatkan laporan
keuangan yang belum diaudit milik perusahaan nonpublik. Karena tidak
melakukan audit, SSARS merujuk para akuntan publik yang melakukan jasa
review dan kompilasi sebagai akuntan publik bukan auditor.
Karena keyakinan yang disediakan oleh kompilasi dan review jauh dibawah
audit, maka lebih sedikit bukti yang dibutuhkan serta hanya membutuhakan
biaya yang lebih sedikit juga. Jumlah bukti dan keyakinan yang diperlukan
untuk setiap penugasan tidak didefinisikan berdasarkan profesi sehingga
tergantung kepada akuntan.
Akuntan harus membentuk pemahaman dengan klien mengenai jasa yang
disediakan, lebih baik dalam surat penugasan tertulis. Pemahaman tersebut
harus mencakup deskripsi jenis dan batasan jasa yang akan disediakan serta
deskripsi laporan kompilasi atau review yang diharapkan akan diterbitkan.
Gambar 2.7
Hubungan Antara Pengumpulan Bukti dan Keyakinan yang Diperoleh
29
2.2.1.1 Jasa Review
Penugasan jasa review (SSARS review) memungkinkan akuntan untuk
mengekspresikan keyakinan yang terbatas bahwa laporan keuangan telah
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, termasuk
pengungkapan informatif yang layak, atau dasar akuntansi lainnya yang
komperhensif (other comprehensive base of accounting = OCBOA),
seperti dasar akuntansi kas. Akuntan publik harus independen dari klien
dalam penugasan jasa review.
A. Prosedur yang Disarankan untuk Review.
SSARS merekomendasikan prosedur berikut untuk pengajuan review;
a. Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik
dari industri klien. Akuntan dapat mempelajari pedoman industri AICPA
atau sumber lain utnuk memperoleh pengetahuan mengenai industri.
b. Memperoleh pengetahuan mengenai klien. Informasi harus menyangkut
sifat transaksi bisnis klien catatan akuntansi dan karyawan, serta isi laporan
keuangan.
c. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen. Pengajuan pertanyaan
merupakan prosedur review yang paling penting. Tujuannya adalah untuk
menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dengan
mengasumsikan bahwa manajemen tidak bermaksud untuk menipu akuntan.
Pengajuan pertanyaan harus dilakukan kepada personil klien yang sesuai
yang pada umunya melibatkan diskusi , seperti pertanyaan ilustratif sebagai
berikut:
1. Gambarkan prosedur Anda untuk pencatatan, pengklasifikasian, dan
peringkasan transaksi serta pengungkapan informasi dalam laporan?
2. Apa tindakan yang paling penting yang diambil dalam pertemuan
pemegang saham dan dewan direksi tahun?
3. Apakah setiap akun dalam laporan keuangan disiapkan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansu yang diterima secara umum dan diterpkan
secara konsisten?
30
d. Melakukan prosedur analitis. Prosedur ini mengidentifikasi hubungan dan
item-item individual yang tampak tidak biasa. Prosedur yang sama seperti
(bab 7, 8 dan bab berkenaan dengan pengujian atas saldo). Jika terlihat tren
tidak biasa, akuntan dapat mengajukan pertanyaan lanjutan dengan personil
klien.
e. Memperoleh surat repsentasi. Akuntan diharuskan untuk memperoleh surat
representasi dari anggota manajeman yang memiliki pengetahuan mengenai
persoalan keuangan.
B. Bentuk Laporan
Terdapat tiga aspek dari laporan:
1. Paragraf pertama serupa dengan laporan audit kecuali untuk referensinya
terhadap jasa review dan bukan audit
2. Peragraf kedua menyatakan bahwa suatu review terutama terdiri dari
pengujian pertanyaan dan prosedur analitis.
3. Paragraf ketiga mengekspresikan assurance terbatas dalam bentuk
assurance negatif bahwa “sepengetahuan kami tidak ada modifikasi material
yang harus dilakukan terhadap laporan keuangan”.
Tanggal laporan review harus tanggal penyelesaian pengajuan pertanyaan
akuntan dan prosedur analitis. Setiap halaman dari laporan keuangan yang
direview harus memasukkan referensi.
C. Kegagalan Mengikuti Prinsip-prinsip Akuntansi yang Diterima Umum
Jika seorang klien gagal untuk mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum dalam suatu penugasan review, laporan tersebut harus
dimodifikasi.
31
2.2.1.2 Jasa Kompilasi
Penugasan jasa kompilasi (compilation sercive) adalah jasa dimana
akuntan menyiapkan laporan keuangan dan menyajikan kepada klien atau
pihak ketiga tanpa menyediakan assurance akuntan publik mengenai
laporan tersebut. Kantor akuntan publik menyiapkan laporan keuangan
dalam bulanan kuartalan atau tahunan untuk kliennya. Laporan tersebut
ditunjukkan kepada pengguna internal oleh manajemen, walapun mungkin
ada yang digunakan untuk pihak eksternal. Akuntan publik tidak
diwajibkan untuk bersikap independen dalam melakukan kompilasi dan
laporan keuangan dapat dikeluarkan tanpa pengungkapan tambahan
seperti catatan kaki. Jika akuntan menyerahkan laporan keuangan dan
memperkirakan bahwa laporan keuangan itu akan digunakan oleh pihak
ketiga, akuntan diharuskan untuk menerbitkan laporan kompilasi yang
menyertai laporan tersebut. Akuntan tidak dizinkan untuk menyiapkan dan
menyajikan laporan keuangan kepada klien yang berencana
memberikannya kepada pemakai eksternal tanpa memenuhi persyaratan
bagi penugasan kompilasi, termasuk penerbitan laporan kompilasi.
A. Persyaratan Kompilasi
Kompilasi tidak menghindarkan akuntan dari tanggung jawab,
karena mereka selalu bertanggung jawab untuk selalu cermat dalam
melaksanakan semua penugasan. Dalam penugasan kompilasi, akuntan
harus memenuhi hal hal berikut:
a. Menetapkan pemahaman dengan klien mengenai jenis batasan dari jasa
yang akan disediakan dan deskripsi dari laporan, jika laporan akan
diterbitkan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik
dari industri klien.
c. Mengetahui klien, mencakup sifat dari transaksi bisnisnya, catatan
akuntansi, dan isi laporan keuangan (pengetahuan mungkin lebih sedikit
dari kaji ulang).
32
d. Mengajukan pertanyaan untuk menentukan apakah informasi klien
memuaskan.
e. Membaca laporan keuangan yang dkompilasi dan waspada akan adanya
penghilang yangnyata atau kesalahan dalam aritmatika dan prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima umum.
Akuntan tidak perlu mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur
lain untuk memverifikasi informasi yang disediakan oleh perrsonel klien.
Akan tetapi jika laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, akuntan
harus memperoleh informasi tambahan. Jika klien menolak akuntan harus
menarik diri dari penugasan kompilasi.
B. Bentuk Laporan
SSARS mendefinisikan tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan
dari masing-masing jenis bergantung pada apakah manajemen memilih
untuk memasukkan semua pengungkapan yang diharuskan dalam
laporan keuangan.
1. Kompilasi dengan pengungkapan lengkap. Kompilasi jenis ini
memerlukan pengungkapan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansu
yang diterima secara umum, sam seperti laporan keuangan yang diaudit
atau dikaji ulang.
2. Kompilasi yang menghilangkan hampir semua pengungkapan. Jenis
kompilasi ini dapat diterima jika laporan tersebut mengindikasikan
kurangnya pengungkapan dan ketidakhadiran pengungkapan tidak,
berdasarkan pengetahuan akuntan publik, dilakukan dengan tujuan
untuk menyesatkan pemakai laporan keuangan.
3. Kompilasi tanpa independensi. Kantor akuntan publik dapat
menerbitkan laporan kompilasi dengan pengungkapan lengkap atau
pengungkapan yang dihilangan meskipun akuntan tidak independen dari
klien, seperti yang didefinisikan oleh Code of Professional Conduct.
Jika akuntan kurang memiliki independensi, paragraf terakhir dari
laporan harus menyertakan kalimat ketidak independensian
33
Untuk ketiga jenis laporan kompilasi, elemen-elemen berikut juga di perlukan:
a. Tanggal dari laporan akuntan adalah tanggal dari penyelesaian
kompilasi.
b. Setiap halaman dari laporan keuangan yang dikompilasi oleh akuntan
sebaiknya menyatakan “Lihat laporan kompilasi akuntan”
c. Jika klien gagal mengikuti prinsip-prinsip akuntansu yang diterima
umum, auditor harus memasukkan modifikasi yang sama dalam laporan
kompilasi yang digunakan dalam laporan review.
2.2.2 Review Informasi Laporan Keuangan Interim untuk Perusahaan Publik
Seperti review dibawah SSARS, review interim perusahaan publik memasukkan
lima persyaratan untuk penugasan jasa kali ulang. Auditor harus:
1. Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dari industri
klien
2. Memperoleh pengetahuan mengenai klien
3. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen
4. Melaksanakan prosedur analitis
5. Memperoleh surat representasi
Seperti juga review SSARS, review atas perusahaan publik tidak menyediakan
dasar untuk mengekspresikan tingkat keyakinan opini yang positif. Pada umumnya,
auditor tidak melakukan pengujian terhadap catatan akuntansi, konfirmasi
independen, atau pemeriksaan fisik. Akan tetapi, kedua jenis review itu berbeda
dalam beberapa bidang. Berikut adalah beberapa perbedaan kunci:
a. Karena audit tahunan juga dilaksanakan oleh klien perusahaan publik,
auditor harus memperoleh informasi yang cukup mengenai
pengendalian internal klien baik untuk informasi keuangan tahunan
maupun interim.
b. Demikian juga, karena klien diaudit setiap tahun, pengetahuan auditor
mengenai hasil dari prosedur audit tersebut akan digunakan untuk
mempertimbangkan lingkup dan hasil dari pengajuan pertanyaan serta
prosedur analitis untuk review.
34
c. Berdasarkan SSARS, auditor mengajukan pertanyaan mengenai
tindakan direksi dan rapat para pemegang saham; sementara bagi
perusahaan publik, auditor harus membaca notulen rapat tersebut.
d. Auditor juga harus memperoleh bukti bahwa informasi keuangan
interim sesuai atau direkonsilisiasi dengan catatan akuntansi untuk
review interim perusahaan publik tersebut.
2.2.3 Penugasan Atestasi
Penugasan Atestasi adalah jenis jasa assurance dimana kantor akuntan
publik menerbitkan laporan mengenai keadaan dari persoalan atau suatu asersi
yang merupakan tanggung jawab pihak lain.
2.2.3.1 Standar Atestasi
AICPA telah mengeluarkan 11 standar atestasi yang pararel dengan
10 standar audit yang diterima umum. Standar atestasi dinyatakan dalam
istilah yang cukup umum untuk memungkinkan akuntan pubik
menerapkannya ke dalam setiap penugasan atestasi, termasuk jenis
penugasan baru yang mungkin muncul.
Untuk menyediakan pedoman tambahan dalam melakukan
penugasan atestasi, Auditing Standards Board dari AICPA menerbitkan
Statements on Standards for Attention Engagements (SSAE). Auditing
Standards Board berusaha untuk membedakan antara persoalan yang
seharusnya diatasi oleh standar auditing dengan yang seharusnya diatasi
standar atestasi, walaupun keduanya merupakan praktik atestasi. Secara
umum, standar auditing diterapkan kepada atestasi yang berhubungan
dengan menyediakan keyakinan atas laporan keuangan historis, mencakup
satu atau lebih bagian dari laporan tersebut. Atestasi tersebut mungkin
melibatkan audit laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima umum atau beberapa dasar akuntansi
35
komperhensif lainnya, audit hanya terhadap neraca, dan audit akun akun
individual.
Tabel 2.3
Perbandingan Standar Atestasi dengan Standar Audit yang Diterima Umum
36
2.2.3.2 Jasa Penugasan Atestasi
AICPA dan Canadian Institute of Charted Accounts (CICA)
mengembangkan jasa assurance yang berhuungan dengan e-commerce dan
teknologi informasi. Kelompok jasa tersebut dikenal dengan WebTrust
dan SysTrust, dilaksanakan menurut standar atestasi. Sebagai tambahan,
AICPA mengembangkan standar atestasi spesifik di bidang-bidang
berikut:
a. Laporan keuangan prospektif
b. Informasi keuangan pro forma
c. Laporan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan
perusahaan swasta
d. Ketaatan terhadap hokum dan aturan
e. Penugasan prosedur yang disetujui
f. Diskusi dan analisis manajemen
2.2.3.3 Tingkat Jasa
Standar Atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk
kesimpulan yang berhubungan:
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan (examination) menghasilkan kesimpulan yang positif.
Dalam jenis laporan ini, akuntan publik membuat pernyataan langsung
mengenai apakah penyajian dari asersi, dilihat secara keseluruhan,
sesuai kriteria yang dapat diterapkan.
2. Review
Review merupakan suatu penugasan atestasi yang menghasilkan
keyakian negatif akan kesadaran akuntan publik dari setiap informasi
yang mengindikasikan bahwa asersi tidak disajikan sesuai dengan
kriteria yang sesuai.
37
3. Prosedur yang disetujui
Semua prosedur yang akan dilakukan akuntan publik disepakati oleh
akuntan publik, pihak yang bertanggung jawab membuat asersi, dan
pihak pemakai laporan akuntan publik.
Gambar 2.8
Jenis Penugasan dan Laporan yang Berhubungan
2.2.4 Jasa WebTrust
Jasa WebTrust adalah suatu jasa spesifik yang dikembangkan dibawah
prinsip dan kriteria Trust Services yang lebih luas. Ketika melaksanakan jasa
assurance WebTrust, kantor akuntan publik mengukur apakah situs web
perusahaan sesuai denfan lima prinsip Trust Service. Prinsip Trust Services
tersebut menyajikan pernyataan yang luas mengenai tujuan. Suatu perusahaan
harus mentaati kriteria tersebut untuk memperoleh dan mempertahankan cap
WebTrust
Tabel 2.4
Lima Prinsip Trust Services
38
2.2.5 Jasa Systrust
Jasa Systrust merupakan suatu jasa yang menyediakan keyakinan kepada
manajemen, dewan direksi, atau pihak ketiga mengenai keandalan dari system
informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi real time. Akuntan
publik yang memiliki SysTrust mengevaluasi sistem komputer perusahaan
dengan menggunakan prinsip dan krteria SysTrust dan menentukan apakah
pengendalian terhadap sistem tersebut berjalan.
2.2.6 Laporan Keuangan Prospektif
Laporan keuangan prospektif merupakan suatu laporan yang mengacu pada
prediksi ekspetasi laporan keuangan selama beberapa periode di masa depan,
atau pada suatu tanggal dimasa depan. Contohnya adalah prediksi manajemen
atas laporan laba rugi dan neraca satu tahun di masa depan.
A. Peramalan dan Proyeksi
Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan
prospektif:
1. Peramalan (forecast) adalah laporan keuangan prospekrif yang
menyajikan posisi keuangan entitas yang diharapkan, hasil operasi,
dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik dari pihak
yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyarakan informasi ini
sebagai bagian dari permohonan pinjaman.
2. Proyeksi (projections) adalah laporan keuangan prospektif yang
menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, dan arus kas, pada
pengetahuan dan keyakian terbaik pihak yang bertanggung jawab,
berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis. Sebagai contoh,
laporan keuangan proyeksi mungkin mengasumsikan bahwa
perusahaan mampu menaikkan harga produk utamanya sebesar 10
persen tanpa mengurangi unit yang terjual.
39
Laporan keuangan prospektif disiapkan bagi salah satu dari dua audiens
berikut:
1. Laporan penggunaan umum disiapkan untuk digunakan oleh pihak
ketiga mana pun, contohnya penyertaan peramalan keuangan dalam
suatu prospectus untuk penjualan obligasi rumah sakit.
2. Laporan penggunaan terbatas disiapkan hanya untuk pihak ketiga
dengan siapa pihak yang bertanggung jawab berhadapan secara
langsung, contohnya penyertaan proyeksi keuangan dalam dokumen
aplikasi pinjaman bank.
B. Jenis Penugasan
Standar atestasi yang menggambarkan jenis penugasan untuk
laporan keuangan prospektif:
a. Suatu penugasan pemeriksaan di mana akuntan publik memperoleh
kepuasan mengenai kelengkapan maupun kewajaran dari semua
asumsi
b. Suatu penugasan kompilasi di mana akuntan publik terutama terlibat
dengan ketepatan perhitungan dari laporan dan bukan kewajaran
dari asumsi.
c. Penugasan prosedur yang disepakati di mana akuntan publik dan
semua pemakai dari laporan menyetujui prosedur atestasi terbatas
dan spesifik.
C. Pemeriksaan Laporan Keuangan Prospektif
Standar atestasi AICPA dengan jelas menyatakan bahwa akuntan
publik tidak melakukan atestasi atas akurasi laporan keuangan
prospektif. Sebaliknya, mereka memeriksa asumsi yang mendasari serta
persiapan dan penyajian peramalan atau proyeksi. Unsur untuk
pemeriksaan peramalan dan proyeksi:
1. Mengevaluasi persiapan laporan keuangan prospektif
2. Mengevaluasi asumsi pendukung yang mendasari.
40
3. Mengevaluasi peenyajian dari laporan keuangan prospektif
mengenai kesesuaian dengan pedoman penyajian AICPA
4. Menerbitkan laporan pemeriksaan.
Laporan akuntan publik atas pemeriksaan laporan keuangan
prospektif serupa dengan laporan audit standar untuk laporan keuangan
yang diaudit, kecuali untuk perbedaan dalam penggunaan kata-kata
akibat pemberian label yang unik terhadap laporan keuangan prospektif
dan dimasukkannya laporan oleh akuntan publik mengenai ketiga
perbedaan kunci berikut:
1. Laporan bahwa hasil prospektif mungkin tidak diraih
2. Laporan bahwa akuntan publik tidak mengasumsikan tanggung
jawab untuk memperbaharui laporan untuk peristiwa dan keadaan
yang muncul setelah tangga laporan.
3. Tanggal laporan pemeriksaan (karena laporan ini adalah suatu
peramalan, tanggal neraca peramalan adalah setelah tanggal
laporan).
2.2.7 Penugasan Prosedur yang Disepakati
Ketika auditor dan manajemen atau pemakai pihak ketiga setuju bahwa audit
akan terbatas pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan
prosedur yang disepakati. Banyak akuntan publik menyebut hal tersebut sebagai
penugasan prosedur dan temuan karena menghasilkan laporan yang berfokus pada
pelaksanaan prosedur audir spesifik dan temuan yang dihasilkan setelah prosedur
diselesaikan.
Penugasan prosedur yang disepakati menarik bagi akuntan publik karena
manajemen, atau pemakai pihak ketika, merinci prosedur yang ingin mereka
lakukan. Bayangkan kesulitan yang dihadapi oleh seorang akuntan publik jika ia
diminta untuk menerbitkan opini terhadap agen federal mengenai ketaatan
perusahaan dalam mentaati hukum tindakan afirmatif federal selama periode 2
tahun di bawah standar atestasi ketaatan. Sekarang asumsikan bahwa agen federal
tersedia untuk merinci 10 prosedur audit yang akan dilakukan kantor akuntan publik
untuk memuaskan agen tersebut. Tentu saja, penugasan ini akan jauh lebih mudah
41
untuk dikelola. Dengan mengasumsikan bahwa kantor akuntan publik sanggup
menjalankannya dan menerbitkan laporan mengenai temuan yang dihasilkan.
2.2.8 Audit Atau Penugasan Assurance Terbatas Lain
Sekarang setelah kita membahas jasa kompilasi dan kaji ulang untuk
perusahaan non publik, dan juga kaji ulang dari informasi keuangan interim
untuk perusahaan publik. Kita akan memeriksa jenis lain dari audit dan jasa
atestasi yang berada dalam standar auditing tetapi bukan merupakan audit dari
laporan keuangan historis yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum.
A. Dasar Akuntansi Komprehensif Lain
Dasar-dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum yang mengatur penerbitan laporan antara lain:
1. Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi. Dengan akuntansi dasar kas,
hanya penerimaan kas dan pengeluarakan dicatat. Berdasarkan
akuntansi dasar kas yang dimodifikasi, dasar kas ditelusuri kecuali
untuk item-item tertentu, seperti aktiva tetap dan penyusutan. Dokter
dan pengacara sering kali memilih metode akuntansi ini.
2. Dasar yang digunakan untuk menaati persyaratan dari agen peraturan.
Contoh yang umum mencakup system akun yang seragam yang
diperlukan oleh perusahaan kereta api, utilitas dan asuransi,
3. Dasar pajak pemdapatan. Aturan pengukuran yang digunakan untuk
pengajuan pengembalian pajak sering kali digunakan juga untuk
penyusunan laporan keuangan walaupun hal tersebut tidak sesuai
dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Banyak
bisnis kecil menggunakan metode ini.
4. Serangkaian kriteria pasti yang memilki dukungan substansial.
Contohnya adalah dasar akuntansi tingkat harga. Metode akuntansi
harus diterapkan untuk semua item yang material dalam laporan
keuangan.
42
B. Elemen, Akun, atau Item Khusus
Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau
item khusus. Jenis audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan
keauangan kecuali jika hal tersebut diterapkan untuk selain laporan
keuangan penuh.Terdapat dua perbedaan utama antara audit elemen, akun,
atau item khusus dengan audit laporan keuangan yang lengkap:
1. Materialitas didefinisikan dalam istilah elemen, akun, atau item yang
sedang diaudit dan bukan untuk laporan keseluruhan. Dampaknya
adalah memerlukann lebih banyak bukti daripada jika item tersebut
diverifikasi hanya untuk satu dari banyak bagian laporan. Sebagai
contoh, jika akun dianggap material daripada ketika penjualan
merupakan satu dari banyak akun dalam suatu audit laporan keuangan
lengkap.
2. Standar pertama dari pelaporan dibawah standar auditing yang diterima
secara umum tidak dapat diterapkan karena penyajian dari elemen, akun,
atau item bukan merupakan suatu laporan keuangan yang disiapkan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
C. Surat Ketaatan Utang dan Laporan yang Serupa
Klien kadang-kadang terlibat dalam kesepakatan pinjaman yang
mengharuskan mereka untuk menyediakan peminjam dengan laporan dari
akuntan publik mengenai keberadaan atau ketidakberadaan dari sejumlah
kondisi.
Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan
penugasan yang serupa sebagai laporan terpisah atau, dengan
menambahkan sebuah paragrad setelah paragraf opini, sebagai bagian dari
laporan yang mengekspresikan opini mereka atas laporan keuangan. Dalam
kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan berikut dalam
penugasan semacam itu:
1. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah klien
telah memenuhi provisi dalam penugasan. Dalam audit kesepakatan
43
tentang utang, auditor biasanya memiliki kualifikasi untuk
mengevaluasi apakah pembayaran pokok dan bunga dibuat ketika jatuh
tempo, apakah batasan yang sesua diberikan untuk deviden, modal
kerja, dan rasio utang, dan apakah catatan akuntansi memadai untuk
melaksanakan audit yang biasa. Akan tetapi, auditor tidak memiliki
kualifikasi untuk menentukan apakah klien telah membatasi aktivitas
bisnisnya dengan benar sesuai dengan persyaratan dari suatu
kesepakatan atau apakah jika perusahaan memiliki hak atas properti
yang dijaminkan. Hal tersebut merupakan pertanyaan hokum dan code
of professional Conduct melarang auditor untuk berpraktik sebagai
pengacara dalam situasi semacam itu.
2. Auditor sebaiknya menyediakan surat ketaatan utang hanya untuk
seseorang klien untuk siapa auditor melakukan audit untuk laporan
keuangan keseluruhan. Surat ketaaan utang mengenai persoaalan seperti
keberadaan rasio lancer sebesar 2.5 atau lebih baik akan sulit untuk
dicapai tanpa melaksanakan audit laporan keuangan yang lengkap.
3. Opini auditor merupakan suatu assurance negatif, menyatakan bahwa
tidak ada yang menarik perhatian auditor yang akan mengarahkan
auditor untuk merasa yakin terdapat ketidaktaatan.
Tabel 2.5
Kategori Utama dari Penugasan Jasa Assurance Lainnya
44
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan mengenai makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk
memastikan audit yang berkualitas. Dalam tahap ini, auditor
melaksanakan pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan,
termasuk mereview kontinjensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga
mereview kecukupan bukti audit dan keputusan yang diambil untuk
menentukan apakah hal itu mendukung pendapat audit. Kemudian
auditor berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen mengenai
temuan audit yang penting dan persoalan lainnya.
2. Kantor Akuntan Publik saat ini bukan hanya menjalankan atau melayani
jasa assurance audit laporan keuangan historis saja, tetapi ada juga jasa
assurance lainya seperti Jasa review & kompilasi bagi perusahaan non
publik yang tidak membutuhkan laporan audit. Lalu jasa assurance
lainnya adalah penugasan atestasi yang dimana kantor akuntan publik
menerbitkan laporan mengenai kendala dari persoalan atau suatu asersi
yang merupakan tanggung jawab dari pihak lain. Dalam Jasa atestasi
terdiri dari jasa jasa seperti : Jasa SysTrust, Jasa WebTrust, Jasa Laporan
Keuangan Prospektif, dan Prosedur ang disepakati.
45
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A dan Beasley, Mark S., Elder, Randal J. 2006. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jilid 2. Edisi ke-12. Diterjemahkan
oleh : Gina Gania. Jakarta: Erlangga
Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing. Buku 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat