Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah
-
Upload
mardhatillah-ibrahim -
Category
Documents
-
view
15.565 -
download
2
description
Transcript of Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah
CINTA SALAH BENCI JUGA SALAH
Orang bilang cinta itu laksana air pancuran yang digunakan sebagai siraman ke dalam roh
orang-orang yang kuat, membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam
hari dan senandung pujian di depan matahari di siang hari. Ada juga yang bilang kalau cinta
adalah kabut tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya
melihat hantu yang berkelana di antara batu karang dan tuli terhadap suara-suara dari tangisnya
sendiri yang bergema di lembah-lembah. Semua orang memiliki pendapat sendiri-sendiri dan
begitu pula dengan diriku. Bagiku cinta itu mempunyai pengertian yang sangat sederhana, cinta
sama saja dengan benci. Benci hanya beda tipis dengan cinta, bahkan biasanya kita sama sekali
tidak bisa membedakannya, benci terkadang menjadi cinta dan cinta terkadang menjadi benci.
Dan kebanyakan orang yang awalnya benci sama seseorang, malahan dia berbalik cinta sama
orang itu, begitu pun sebaliknya. Sampai sekarang belum ada yang mengetahui mengapa hal itu
terjadi, kita hanya bisa mengatakan mungkin ini dan mungkin itu.
Sinar sang surya mulai menyapa dengan hangatnya seakan menyambutku dengan sebuah
senyuman. Kicauan burung yang merdu seperti mengajakku untuk bernyanyi mengikuti simponi
yang indah. Sungguh hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya, entah apa yang membuatku
merasa seperti itu. Mungkin karena hari ini aku sangat bahagia. Hari ini adalah hari pertama aku
memakai seragam putih abu-abu dan meninggalkan seragam putih biru. Ini merupakan
pengalaman pertamaku, saat ini juga aku bukan lagi siswi SMP yang kebanyakan orang bilang
anak SMP itu masih bau kencur dan anak SMP itu pikirannya masih labil, jadi selalu berbuat
semaunya. Ada juga yang beranggapan, menjadi anak SMP itu tidak asyik karena masih
dianggap anak kecil, jadi tidak bisa menikmati masa-masa SMP itu. Tapi, menurutku menjadi
anak SMP itu tidak begitu membosankan, karena di masa-masa SMP itu aku mempunyai banyak
teman, menemui berbagai macam karakter, berbagai macam sifat, dan di masa SMP aku
mempunyai banyak kenangan-kenangan yang indah bersama seseorang. Walaupun sewaktu SMP
aku bertemu dengan monster. Masa SMP merupakan tahap awal bagi kita untuk mengenali siapa
diri kita dan potensi apa yang ada dalam diri kita. Di saat itulah kita mempelajari sifat kita. Dan
tidak selamanya anak SMP itu selalu seenaknya saja dalam bertindak, seperti yang dikatakan
orang-orang. Siswa SMP juga bisa kok bertanggung jawab atas dirinya. Dan hari ini aku yakin
banget dengan pendapatku itu. Selama tiga tahun menjadi siswi SMP, aku bisa menjadi anak
yang bertanggung jawab. Ya, hal itu bisa dilihat dari sikap dan perilaku aku selama menjadi
siswi SMP. Semuanya dapat nilai A dan nilai-nilai mata pelajaranku juga cukup memuaskan
yang sebenarnya hal itu berkat bantuan seseorang. Itu berarti, selama SMP aku ini termasuk
anak yang bertanggung jawab. He…he muji diri nih yeah.
Namanya kehidupan, tidak selamanya sesuai dengan kehendak, pasti ada yang namanya
hambatan atau rintangan di dalamnya. Selama SMP, aku menemui seseorang yang super
menyebalkan dan orang itu lah menjadi cobaan buatku selama SMP. Orang itu teman kelasku
sewaktu SMP, namanya Zacky Ikhsan, dia itu orangnya jail banget dan Zacky inilah yang aku
maksud monster. Hampir setiap hari dia ngerjain aku, dia buat aku marah, dia buat aku jengkel
dan selalu menggangguku, bahkan dia pernah buat aku nangis. Zacky itu bisa dibilang anak yang
cukup cerdas dan dia sering jadi juara kelas. Tapi, aku heran, kenapa dia bisa sepintar itu,
padahal dia itu orangnya super duper menjengkelkan. Apalagi, kalau diperhatikan, dia itu orang
yang santai banget dalam belajar. Jujur, aku juga ingin seperti dia. Eh, tapi aku itu mau pintar
seperti dia, bukan tukang jahil seperti dia.
Zacky paling senang lihat aku menderita, dia belum puas kalau dalam satu hari aku tidak
merasa jengkel ataupun kesal. Mungkin dia tidak suka kalau aku senang, walaupun sebentar saja.
Dan Zacky sering banget manggil aku dengan sebutan Tylsa ANEH. Iya, itu namaku. Yang
sebenarnya namaku adalah Tylsa Angraeni Nitra Emila Hasan, dan aku sering dipanggil sama
orang-orang Tylsa kecuali Zacky. Bisa-bisanya dia singkat nama belakangku menjadi ANEH.
Ya, Tuhan. Sebenarnya aku pernah buat salah apa sama Zacky sialan itu, sehingga dia selalu saja
mengganggu hidupku. Dan sialnya lagi dia itu rajin banget ke sekolah dan hampir tidak pernah
dia absen masuk sekolah, oleh karena itu hidupku selama di sekolah tidak bisa terlalu tenteram.
Oh iya, seperti kebanyakan orang, aku mempunyai 2 orang sahabat. Sahabatku itu bernama
Rezka dan Edila. Kami bertiga bisa dibilang akrab banget bahkan aku sudah menganggap
mereka saudaraku sendiri. Walaupun kami baru kenal semenjak masuk SMP tapi, itu cukup bagi
kami saling mengenal satu sama lain selama tiga tahun. Rezka tentu orangnya baik, supel,
cerewet, ceria dan agak tomboi. Sedangkan, Edila juga orangnya baik, agak cerewet, tapi kalau
sahabatku yang satu ini sifatnya agak keibu-ibuan dan sedikit dewasa dibandingkan kami berdua.
Soalnya, dia itu sering banget ceramah tidak jelas kalau kami melakukan hal-hal yang
menurutnya tidak pantas.
Suatu hari, di sekolah kami diberi tugas oleh guru dan kami diharuskan berkelompok 3
orang. Aku maunya sih berkelompok dengan kedua sahabatku itu, tapi ternyata bukan kita yang
menentukan, melainkan diatur oleh guru. Dan akhirnya, aku berkelompok dengan Zacky si
monster dan satu teman cewekku yang bernama Mira. Aku sama sekali tidak keberatan
berkelompok dengan Mira, tapi kalau dengan Zacky, kayaknya aku harus mikir seribu kali
berkelompok dengan dia. Awalnya, aku sempat protes, tapi guruku itu mengatakan bahwa
keputusannya tidak bisa diubah lagi. Ya, terpaksa aku menerimanya.
Kring……kring…..kring, bel pulang sekolah pun berbunyi dan semua siswa bersiap-siap
untuk pulang. Setelah guru keluar, semua siswa juga ikut keluar. Dan seperti biasa, aku pulang
sekolah bereng dengan Rezka dan Edila. Ketika kami mau keluar di pintu gerbang, tiba-tiba ada
suara cowok yang memanggilku, “Tylsa aneh,” teriak cowok itu. Dan kayaknya aku tahu siapa
yang memanggilku, siapa lagi yang memanggiku Tylsa aneh kalau bukan si Monster Zacky. Aku
pun langsung berhenti dan melihat Zacky berdiri di belakangku.
“Eh, Tylsa aneh,”
“Namaku itu bukan Tylsa aneh, tapi namaku Tylsa Angraeni.....,”
“Ah, stop. Aku tahu kok nama kamu itu Tylsa Angraeni Nitra Emila Hasan, tapi bisa
disingkat Tylsa Aneh. Iya kan? Jadi, aku tidak salah dong,” katanya mengehentikan perkataanku.
“Terserah kamu deh, capek tahu bicara sama orang yang tidak jelas kayak kamu,”
“Iya, iya maaf. Aku cuma mau nanya soal tugas yang tadi ibu guru kasih. Kapan kamu mau
kerja?”
“Itu sih terserah kamu, aku tidak mau pusing soal itu. Kamu kerja sama Mira saja deh,”
“Eh, tidak bisa kayak gitu dong, ini kan tugas berkelompok dan kita bertiga berkelompok,
jadi kita juga harus mengerjakannya bertiga. Itu baru adil. Tapi, kalau kamu tidak mau, ya
terpaksa aku lapor kamu sama ibu guru,”
“Idih, beraninya cuma mengancam. Iya deh aku mau, tapi jangan sekarang. Nanti-nanti saja.
Ini kan baru hari Kamis terus tugasnya dikumpul hari Selasa, bagaimana kalau kita kerjanya hari
Minggu, nanti kita kasih tahu Mira?”
“Okelah kalau begitu, tapi kita kerja di rumahnya siapa?”
“Yang jelas jangan di rumahku, kita kerja di rumahnya Mira saja. Gimana?”
“Iya, kalau begitu kamu kasih info saja sama Mira,”
“Pastinya. Sudah tidak ada yang mau dibicarakan lagi? Kalau begitu aku pulang,” kataku
mengakhiri dan meninggalkan Zacky.
“Eh, masih ada,” teriaknya.
“Apa lagi oon?” balas teriak.
“Nggak ada, Tylsa aneh,” ejeknya sambil tertawa.
“Yeah, dasar Zacky si monster,” balasku.
Rezka dan Edila yang melihat hal itu, hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya. Aku
pun meninggalkan Zacky dan pulang bersama kedua sahabatku. Dan yang tentunya, seperti hari-
hari sebelumnya, Zacky si monster berhasil membuatku jengkel lagi. Di perjalanan pulang kami
bertiga sering bercanda, apalagi hobi Rezka adalah melawak, jadi aku dan Edila merasa terhibur
dengan adanya Rezka.
“Sa, kayaknya kalau diperhatikan nih, monster kamu itu suka sama kamu,” kata Rezka.
“Maksudnya, Zacky?” tanyaku.
“Iya, siapa lagi kalau bukan Mr. Zacky si monster?”
“Yeah, kamu bercanda deh. Tidak mungkin lagi dia suka sama aku. Kamu tahu sendirikan,
dia itu sering banget buat aku marah, jengkel, dan usilin aku. Jadi, mustahil banget kalau dia
suka sama aku,”
“Tapi, kalau dipikir-pikir, apa yang dibilang Rezka ada benarnya juga. Dan ingat tidak ada
yang mustahil,” kata Edila menambahkan.
“Aduh, tolong deh. Nggak ada sejarahnya kalau aku dan Zacky bisa saling suka, kami
berdua itu saling benci. Lagian nggak mungkin juga kalau aku suka sama orang kayak dia. Bisa-
bisa hidupku hancur kalau aku dengan dia terus.” kataku sambil mengerutkan dahi.
“Eh, jangan asal ngomong, nanti kamu karma dan jilat lidah sendiri,” kata Edila
mengingatkan.
“Lagian, kalian yang mincing,” kataku sambil cemberut
“Iya deh. Jangan ngambek dong,” bujuk Rezka.
“Iya, betul. Jangan ngambek gitu dong, kamu itu tambah jelek kalau lagi ngambek,” ejek
Edila.
“Yeah,” kataku sambil tersenyum.
Keesokan harinya, seperti yang telah aku bicarakan dengan Zacky, kami akan memberitahu
Mira tentang tugas yang akan kami kerjakan di rumahnya hari Minggu. Setiba di sekolah aku
langsung menuju kelas, ternyata Zacky sudah sejak tadi menungguku di depan kelas. Zacky
menungguku hanya untuk memberitahukanku kalau kami tidak bisa kerja tugas di rumahnya
Mira, karena hari itu di rumah Mira ada acara keluarga. Dan Zacky menawarkan kerja tugas di
rumahnya saja, awalnya aku menolak. Tapi, tidak ada jalan lain, terpaksa aku mengerjakan tugas
di rumahnya Zacky. Lebih sialnya lagi, aku harus mengerjakan tugas itu hanya berdua saja
dengan Zacky karena berhubung di rumah Mira ada acara, tentu saja dia juga tidak bisa kerja
tugas bareng dengan kami. Karena aku tidak pernah ke rumahya Zacky, jadi aku belum tahu
dimana rumah Zacky. Dan oleh karena itu, hari Minggu nanti aku dijemput sama Zacky.
Akhirnya, hari Minggu pun tiba. Dan di depan rumahku sudah terdengar suara klakson
motor si monster Zacky. Sebenarnya aku malas benget kerja tugas bareng sama dia, tapi harus
gimana lagi. Mau tidak mau, aku harus ikut dan aku cuma berharap semoga hari ini bukan hari
sial buatku. Dengan wajah yang lesu, aku pun keluar menemui Zacky. Di perjalanan kami berdua
tidak banyak berbicara, selain aku memang malas bicara, Zacky juga diam-diam saja selama
perjalanan. Sesampainya di rumah Zacky, dia langsung menyuruhku masuk dan mempersilahkan
aku duduk. Setelah itu, dia masuk ke dalam dan menyuruhku menunggu. Tidak seperti biasanya,
hari ini Zacky adem ayem, maksudku dia tidak usilin aku lagi, mungkin karena di rumahnya ya.
Setelah beberapa menit menunggu, Zacky keluar dengan membawa secangkir teh dan sepiring
kue.
“Eh, kitakan mau kerja tugas. Napa malah santai kayak gini?” tanyaku.
“Kan nggak ada salahnya kita kerja tugas sambil minum teh dan makan kue,” jawabnya.
“Iya juga sih,”
“Ayo, tehnya diminum dan jangan lupa kuenya dicicipin,”
“Iya,” mengambil kue.
“Enak nggak? itu kue bikinan mamaku sendiri loh.”
“Iya, enak banget. Mama kamu pintar masak juga ya,”
“Iya dong, siapa dulu anaknya,” katanya dengan sombong.
“Idih, cape deh. Ayo lanjut kerja lagi, jangan cuma makan dong.”
Setelah beberapa jam, akhirnya tugas kami pun selesai. Tinggal mau dirapikan lagi dan itu
tugasnya Mira. Setelah aku membereskan barang-barangku, aku pun pamit sama Zacky.
Awalnya, Zacky menawarkan untuk mengantarku pulang, tapi aku menolaknya karena aku tidak
mau merepotkannya, lagian aku bisa kok pulang sendiri. Ternyata, Zacky itu orangnya asyik
banget kalau dijadikan teman kelompok. Selain dia enak diajak diskusi, dia juga mau menerima
pendapatku. Tidak kusangka, ternyata dibalik sifat jailnya Zacky, dia masih punya sisi baik. Aku
jadi tidak menyesal lagi berkelompok dengannya, malahan kayaknya aku ingin lagi mengulang
saat-saat aku kerja tugas bareng sama Zacky.
Entah mengapa, semenjak hari itu, aku merasa ada yang lain dengan Zacky. Dia berubah
jadi lebih baik sama aku, lebih ramah sama aku, dan tidak pernah usil lagi sama aku. Aku juga
tidak tahu pasti apa sebabnya, tapi yang pastinya aku senang dengan perubahan Zacky yang
sekarang. Karena itu sangat menguntungkanku, sekarang aku tidak pernah lagi diganggu sama
dia dan sekarang hidupku jauh lebih tenang. Jujur, aku sempat geer dengan semua perubahan
Zacky, tapi aku tidak mau berharap, karena aku takut kalau nantinya aku akan kecewa.
Dan semenjak hari itu, aku dan Zacky berteman sangat akrab. Aku dan dia juga lebih sering
belajar bareng, ke kantin bareng, jalan bareng dan ngobrol bareng. Walaupun aku lebih sering
sama-sama Zacky, Rezka dan Edila tidak pernah protes soal itu, mereka malah mendukung aku
dekat sama Zacky. Aneh tidak sih? Ya, kalau menurutku, ini semuanya ajaib banget. Bayangkan
saja, Zacky si monster sekarang menjadi teman akrabku dan dia berubah 180°. Lama-kelamaan
perasaanku terhadap Zacky semakin aneh, aku selalu merasa ada yang lain kalau dalam sehari
aku tidak lihat dia.
“Ya, Tuhan. Kasih tahu aku, ada apa dengan diriku sekarang? Perasaan apa ini? Kenapa aku
seperti ini? Kenapa aku merasa kehilangan kalau dia tidak ada di sampingku? Mungkinkah
perasaan ini yang dinamakan Cinta? Apakah yang dikatakan REzka dan Edila memang benar?
Tapi, apa mungkin aku jatuh cinta dengan dia? Dia yang dulu jadi musuhku? Dia yang dulu aku
benci? Dan kalau hal itu terjadi, itu artinya aku tidak konsisten dong perkataanku sendiri. Tuhan,
bantulah aku, beritahu aku, apa yang terjadi dengan diriku?” resahku dalam hati.
Hari demi hari aku lalui dengan penuh kebahagiaan, karena orang yang dulu sering
mengganggu hidupku, sekarang sudah berubah, bahkan aku berteman akrab dengan dia. Karena
dia juga, masa-masa SMPku tidak membosankan dan dia memberikanku kenangan-kenangan
terindah di masa-masa SMP. Berkat Zacky juga, aku bisa lebih banyak belajar lagi. Karena dia
itu pintar, jadinya aku sering diajarin sama dia. Mungkin saja, aku yang dulu benci dengan Zacky
kini berubah menjadi cinta dengan dia dan perasaan itu datang begitu saja. Ternyata, aku terkena
virus benci jadi cinta. Tapi, aku tidak tahu bagaimana dengan Zacky, apakah dia juga
menyimpan perasaan yang sama seperti aku? Atau dia hanya menganggapku sebatas teman saja?
Ya, hanya waktu yang bisa menjawab semuanya.
Tidak terasa, aku dan teman-temanku yang lain telah melewati UAN dan UAS dan tibalah
saatnya aku meninggalkan sekolahku, meninggalkan semua teman-temanku, dan meninggalkan
semua kenangan masa-masa SMP. Yang paling aku sayangkan, aku akan berpisah dengan
Zacky. Rasanya, aku tidak mau berpisah dengan dia, apalagi katanya dia mau lanjut sekolah di
luar kota. Aku merasa sangat sedih ketika mengetahui hal itu, karena itu artinya aku tidak bisa
bersama-sama dia lagi.
Di sekolahku diadakan penamatan anak kelas tiga. Dan pada saat itu, hal yang tidak pernah
aku duga dan kalau boleh jujur aku mengharapkannya. Bertepatan dengan hari itu, Zacky
mengajakku pergi ke suatu tempat dan tanpa berpikir panjang, aku menerima ajakan Zacky.
Ternyata dia mengajakku ke sebuah taman, di taman itu suasana sangat nyaman, taman itu juga
sangat indah dengan bunga-bunga yang bermekaran di sekililingnya. Kami berduapun duduk di
salah satu tempat duduk yang ada di taman itu.
“Sa, aku pasti akan sangat merindukanmu,” katanya pelan.
“Ha? Maksudnya?” tanyaku heran.
“Iya, sebentar lagi kita akan berpisah. Tenang saja, nggak akan ada lagi yang mengganggu
kamu, usilin kamu, buat kamu marah dan buat kamu marah,” jawabnya.
“Maksud kamu apa sih? Aku tambah nggak ngerti,” tanyaku lagi.
“Tylsa Angraeni Nitra Emila Hasan alias Tylsa aneh, aku minta maaf sama kamu kalau
selama ini aku sering benget gangguin kamu,” katanya sambil tertawa kecil.
“Yeah, dasar Zacky si monster,” balasku sambil memukul pundaknya.
“Tapi, berkat kamu, hidupku lebih berwarna selama bersekolah di sini,”
“Ah, mulai deh bercandanya,”
“Nggak, Sa. Aku serius, sebenarnya sejak awal aku sudah suka sama kamu. Tapi, aku takut
mengungkapkannya, aku takut kalau kamu menjauhiku. Dan salah satunya cara untuk selalu
dekat sama kamu itu dengan cara jahilin kamu dan terus-menerus gangguin kamu,” katanya
dengan wajah yang tegang.
“Maksudnya, selama ini kamu sering gangguin aku, jahilin aku, dan buat aku marah karena
kamu suka sama aku? Alasan kamu nggak masuk akal banget tahu, nggak?”
“Memang, caraku itu nggak masuk akal banget. Tapi, percayalah aku nggak bohong, aku
serius suka sama kamu dan aku sayang kamu, Tylsa. Apa kamu juga merasakan hal yang sama?”
menatapku.
“Tapi....”
“Tapi apa? Kamu nggak suka sama aku? Atau kamu sudah punya pacar?”
“Tapi, kenapa kamu baru bilang sekarang? Kenapa bukan dari dulu? Kenapa baru sekarang
di saat kita akan berpisah?” tanyaku.
“Maaf, Sa. Mungkin inilah kebodohanku, aku terlalu takut untuk mengakuinya,” jelasnya.
“Jujur, aku juga sayang sama kamu, Zacky,” kataku pelan.
“Apa, Sa? Kamu serius? Kamu juga sayang sama aku? Aku nggak salah dengarkan?”
tanyanya dengan semangat.
“Iya, Zacky. Aku suka sama kamu dan aku sayang sama kamu,”
“Jadi?”
“Jadi apa?”
“Kamu mau kan jadi pacarku?”
“Siapa bilang kalau aku mau jadi pacarmu?”
“Tapi, Sa? Kamu kan juga suka sama aku, tapi kenapa kamu nggak mau jadi pacarku?”
tanyanya dengan lemas.
“Iya, aku nggak mau jadi pacar kamu. Tapi….” kataku
“Tapi apa lagi?”
“Tapi, aku nggak mau menolak jadi pacar kamu,” kataku tersipu malu.
“Yes, makasih ya, Tylsa Aneh,” katanya kegirangan.
“Ih, tuh kan mulai lagi,”
“Iya deh Tylsa cantik,” katanya merayu.
Hari itu juga aku resmi jadian dengan Zacky, dan bunga-bunga di taman itu yang menjadi
saksi kebahagiaan yang kurasakan saat itu. Sungguh, baru kali ini aku merasa sangat senang dan
hal itu tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Yang jelasnya aku sangat-sangat bahagia.
Mungkin bunga-bunga yang bermekaran di taman itu bisa menggambarkan suasana hatiku saat
itu. Walaupun aku tahu, aku akan menjalin hubungan jarak jauh dengan dia, tapi aku bisa
percaya dengan dia dan aku yakin banget kalau Zacky tidak akan menyakitiku dan buat aku
kecewa.
Hari ini merupakan hari pertama aku menjadi anak SMA, dan hari ini juga merupakan hari
pertama aku merasakan menjadi siswi SMA. Jujur, rasanya aku deg-degan, aku juga tidak tahu
kenapa, mungkin karena ini adalah pengalaman yang pertama. Walaupun aku tidak bersama
dengan Zacky, tapi aku tetap menikmati pengalaman pertamaku ini. Aku yakin, di sana Zacky
juga merasa hal yang sama dengan aku, semoga Zacky menyukai sekolahnya, dan yang pastinya
dia tidak melupakanku.
Hari-hari aku jalanin tanpa ada seseorang yang kusayang di sampingku. Tentu saja, karena
setelah tamat SMP Zacky melanjutkan sekolahnya di luar kota. Tapi, meskipun begitu, aku tidak
pernah putus komunikasi dengan dia, jadi aku tidak merasa kesepian, karena Zacky masih seperti
ada di dekatku. Aku merasa nyaman dengan situasi seperti ini. Aku menjalin hubungan dengan
Zacky lumayan lama. Hingga pada suatu hari, Zacky tidak pernah menghubungi aku lagi, tidak
pernah kasih kabar keaku, dan dia sama sekali tidak bisa dihubungi. Aku juga tidak tahu ada apa
dengan dia dan aku tidak mau berpikiran negatif tentang dia. Aku sudah percaya banget sama
dia, dia tidak mungkin mengecewakan aku. Oleh karena itu, aku tidak mau curiga dengan dia.
Suatu hari, aku bertemu dengan teman lamaku, namanya Umi. Dia itu teman SMPku dan dia
juga akrab dengan Zacky. Saat aku ketemu dengan dia, dia bertanya kepadaku tentang Zacky, dia
menanyakan apakah aku sudah putus sama Zacky dan kenapa aku putus dengan Zacky. Pastinya
dong aku kaget, kenapa dia bertanya seperti itu, padahalkan aku belum putus sama Zacky. Aku
langsung menanyakan apa maksud Umi itu, dia mengatakan bahwa Zacky sendiri yang bilang
sama dia mengenai hal itu dan Umi juga mengatakan kalau dia sudah ditembak sama Zacky. Dia
memang belum menjawabnya, karena dia masih ragu dan khawatir kalau aku dan Zacky belum
putus. Mendengar hal itu, rasanya dengan cepat ada pisau yang menancap di hatiku, yang
langsung menyayat-nyayat hatiku. Sungguh, rasanya hatiku hancur banget, tapi aku tidak mau
memperlihatkannya kepada Umi. Aku langsung pergi dari Umi tanpa menjawab pertanyaannya
dengan alasan kalau aku masih ada urusan yang lain. Tapi, sebelum aku pergi, dia sempat
memberitahukanku bahwa hari Minggu nanti Zacky akan balik ke sini.
Bunga yang berguguran, daun-daun pepohonan berjatuhan dan tanaman yang layu, seakan
menggambarkan perasaan hatiku saat ini. Hancur, sedih, dan kecewa, itu lah yang kurasakan
sekarang. Aku tidak nyangka, kalau Zacky tega mengkhianatiku dan tega melakukan hal itu
sama aku. Ternyata, ini jawaban atas semuanya. Zacky tidak pernah hubungi aku lagi karena ada
orang lain. Tapi, sudahlah. Hal itu sudah terjadi, ini mungkin sudah takdirku. Aku hanya ingin
penjelasan dari Zacky kenapa dia melakukan hal itu sama aku dan aku siap menerima kenyataan
yang pahit itu. Dan kebetulan hari Minggu nanti Zacky akan balik dan aku tidak akan menyia-
nyiakan kesempatan itu. Saat itu juga, aku kirim sms untuk Zacky yang isinya kalau aku itu mau
ketemu dengan dia hari Minggu di tempat pertama kali dia nembak aku. Awalnya, aku ragu
smsku tidak terkirim karena hari-hari sebelumnya smsku tidak pernah terkirim, tapi ternyata
setelah aku kirim, langsung ada balasan dari Zacky, dia hanya bilang bahwa dia akan
menungguku di sana jam delapan pagi.
Tepat jam delapan, aku langsung berangkat untuk menemui Zacky. Tapi, sebelum ke tempat
yang sudah aku bilang sama Zacky, aku ke rumahnya Umi dulu. Aku mau dia juga ikut dengan
aku untuk ketemu dengan Zacky. Sesampainya di rumah Umi, aku langsung menyampaikan
maksud kedatanganku dan aku juga menjelaskan mengenai hubunganku dengan Zacky yang
sebenarnya belum putus. Setelah mendengar penjelasanku, Umi langsung meminta maaf dan
mengatakan bahwa dia tidak hal itu, dia juga bilang kalu dia belum menerima Zacky. Aku tahu
kok, ini semua bukan kesalahan Umi, dia memang tidak tahu apa-apa. Kami berduapun langsung
menemui Zacky.
Sesampainya di sana, Zacky terlihat kaget melihat Umi. Dia pasti takut kalau aku sudah tahu
semuanya.
“Tylsa, aku kangen banget sama kamu,” katanya berusaha menutupi gugupnya.
“Iya, aku juga. Tapi, aku ke sini bukan untuk melepas kangen atau semacamnya,” kataku
dengan nada yang sedikit keras.
“Maksud kamu?” tanyanya berpura-pura tidak tahu.
“Aku mohon, Zacky. Kamu nggak usah berpura-pura lagi. Aku sudah tahu semuanya kok,
aku ke sini hanya ingin minta penjelasan dari kamu,” jelasku.
“Penjelasan apa?” katanya dengan tampang tanpa dosa.
“Oke, cukup. Zacky tersayang, aku mau penjelasan kamu, itu aja.”
“Ng…nnngg, sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu, Tylsa. Tapi, sungguh aku nggak
punya niat untuk mengkhianati kamu. Aku takut kalau kamu selingkuh di sini dan untuk berjaga-
jaga, aku mencari penggati kamu,” jelasnya.
“Oh, jadi itu alasan kamu? Oke, aku bisa terima. Sekarang sudah jelas, kamu udah nggak
percaya lagi sama aku dan untuk apa menjalin suatu hubungan, kalau tidak ada saling percaya?
Jadi, memang hubungan kita cukup sampai di sini, makasih atas semuanya,” kataku dengan mata
yang berkaca-kaca.
“Tapi, Sa?”
“Apa lagi? Semuanya sudah jelas. Antara kita, sudah tidak hubungan lagi dan silahkan kamu
selesaikan urusanmu dengan Umi. Good bye, Zacky. Aku nggak akan melupakanmu,” jelasku
dan kemudian berlari meninggalkan Zacky dan Umi.
“Tylsa……………” teriak Zacky.
“I love you, but I hate you, Zacky,” kataku dalam hati.
Semuanya sudah berakhir, kisahku dengan Zacky telah usai. Semua diakhiri dengan
pengkhianatan, aku tidak akan menyalahkan Zacky atau siapapun, karena sebenarnya aku lah
yang salah. Dulu aku pernah terlalu benci dengan Zacky dan pada akhirnya karena aku terlalu
benci, aku berbalik cinta sama dia. Dan ketika aku sudah jatuh cinta sama dia, aku malah terlalu
cinta sama dia dan hal itulah yang menyebabkan aku sangat merasa sakit ketika dia
mengecewakanku dengan pengkhianatan yang dilakukan terhadapku. Tapi, apa yang sudah
Zacky lakukan ke aku, aku tidak akan benci sama dia karena aku takut kalau aku benci lagi sama
dia, aku akan kembali cinta sama dia. Aku tidak mau hal itu terjadi, karena hal itu hanya akan
membuatku tambah sakit karena mengingat kenangan itu lagi. Tapi, aku akan mengubur
perasaan cinta dan kecewa ini. Jadi, tidak akan ada lagi perasaan cinta ataupun benci sama
Zacky.
Dan benar apa yang dikatakan orang-orang, “Jangan terlalu benci dengan seseorang,
karena bisa-bisa kamu akan menjadi cinta dengan orang itu, dan begitu pula sebaliknya .” Maka
hati-hatilah dengan perasaan kita sendiri, karena terkadang perasaan kita sendirilah yang akan
membuat kita sakit hati bahkan hancur. Perasaan cinta tidak dapat kita duga, karena cinta itu
sebenarnya bukan hal yang pasti. Belum pasti dengan cinta kita bisa bahagia dan belum pasti
karena cinta kita bisa menderita. Itu semua kembali pada diri kita masing-masing, bagaimana
cara kita mengartikan makna cinta itu sendiri.
Created by Mardhatillah