Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

19
CINTA SALAH BENCI JUGA SALAH Orang bilang cinta itu laksana air pancuran yang digunakan sebagai siraman ke dalam roh orang-orang yang kuat, membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan senandung pujian di depan matahari di siang hari. Ada juga yang bilang kalau cinta adalah kabut tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu yang berkelana di antara batu karang dan tuli terhadap suara- suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembah-lembah. Semua orang memiliki pendapat sendiri-sendiri dan begitu pula dengan diriku. Bagiku cinta itu mempunyai pengertian yang sangat sederhana, cinta sama saja dengan benci. Benci hanya beda tipis dengan cinta, bahkan biasanya kita sama sekali tidak bisa membedakannya, benci terkadang menjadi cinta dan cinta terkadang menjadi benci. Dan kebanyakan orang yang awalnya benci sama seseorang, malahan dia berbalik cinta sama orang itu, begitu pun sebaliknya. Sampai sekarang belum ada yang mengetahui mengapa hal itu terjadi, kita hanya bisa mengatakan mungkin ini dan mungkin itu. Sinar sang surya mulai menyapa dengan hangatnya seakan menyambutku dengan sebuah senyuman. Kicauan burung yang merdu seperti mengajakku untuk bernyanyi mengikuti simponi yang indah. Sungguh hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya, entah apa yang membuatku merasa seperti itu. Mungkin karena hari ini aku sangat bahagia. Hari ini adalah hari pertama aku memakai seragam putih abu-abu dan meninggalkan seragam putih biru. Ini merupakan

description

 

Transcript of Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

Page 1: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

CINTA SALAH BENCI JUGA SALAH

Orang bilang cinta itu laksana air pancuran yang digunakan sebagai siraman ke dalam roh

orang-orang yang kuat, membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam

hari dan senandung pujian di depan matahari di siang hari. Ada juga yang bilang kalau cinta

adalah kabut tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya

melihat hantu yang berkelana di antara batu karang dan tuli terhadap suara-suara dari tangisnya

sendiri yang bergema di lembah-lembah. Semua orang memiliki pendapat sendiri-sendiri dan

begitu pula dengan diriku. Bagiku cinta itu mempunyai pengertian yang sangat sederhana, cinta

sama saja dengan benci. Benci hanya beda tipis dengan cinta, bahkan biasanya kita sama sekali

tidak bisa membedakannya, benci terkadang menjadi cinta dan cinta terkadang menjadi benci.

Dan kebanyakan orang yang awalnya benci sama seseorang, malahan dia berbalik cinta sama

orang itu, begitu pun sebaliknya. Sampai sekarang belum ada yang mengetahui mengapa hal itu

terjadi, kita hanya bisa mengatakan mungkin ini dan mungkin itu.

Sinar sang surya mulai menyapa dengan hangatnya seakan menyambutku dengan sebuah

senyuman. Kicauan burung yang merdu seperti mengajakku untuk bernyanyi mengikuti simponi

yang indah. Sungguh hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya, entah apa yang membuatku

merasa seperti itu. Mungkin karena hari ini aku sangat bahagia. Hari ini adalah hari pertama aku

memakai seragam putih abu-abu dan meninggalkan seragam putih biru. Ini merupakan

pengalaman pertamaku, saat ini juga aku bukan lagi siswi SMP yang kebanyakan orang bilang

anak SMP itu masih bau kencur dan anak SMP itu pikirannya masih labil, jadi selalu berbuat

semaunya. Ada juga yang beranggapan, menjadi anak SMP itu tidak asyik karena masih

dianggap anak kecil, jadi tidak bisa menikmati masa-masa SMP itu. Tapi, menurutku menjadi

anak SMP itu tidak begitu membosankan, karena di masa-masa SMP itu aku mempunyai banyak

teman, menemui berbagai macam karakter, berbagai macam sifat, dan di masa SMP aku

mempunyai banyak kenangan-kenangan yang indah bersama seseorang. Walaupun sewaktu SMP

aku bertemu dengan monster. Masa SMP merupakan tahap awal bagi kita untuk mengenali siapa

diri kita dan potensi apa yang ada dalam diri kita. Di saat itulah kita mempelajari sifat kita. Dan

tidak selamanya anak SMP itu selalu seenaknya saja dalam bertindak, seperti yang dikatakan

orang-orang. Siswa SMP juga bisa kok bertanggung jawab atas dirinya. Dan hari ini aku yakin

banget dengan pendapatku itu. Selama tiga tahun menjadi siswi SMP, aku bisa menjadi anak

yang bertanggung jawab. Ya, hal itu bisa dilihat dari sikap dan perilaku aku selama menjadi

Page 2: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

siswi SMP. Semuanya dapat nilai A dan nilai-nilai mata pelajaranku juga cukup memuaskan

yang sebenarnya hal itu berkat bantuan seseorang. Itu berarti, selama SMP aku ini termasuk

anak yang bertanggung jawab. He…he muji diri nih yeah.

Namanya kehidupan, tidak selamanya sesuai dengan kehendak, pasti ada yang namanya

hambatan atau rintangan di dalamnya. Selama SMP, aku menemui seseorang yang super

menyebalkan dan orang itu lah menjadi cobaan buatku selama SMP. Orang itu teman kelasku

sewaktu SMP, namanya Zacky Ikhsan, dia itu orangnya jail banget dan Zacky inilah yang aku

maksud monster. Hampir setiap hari dia ngerjain aku, dia buat aku marah, dia buat aku jengkel

dan selalu menggangguku, bahkan dia pernah buat aku nangis. Zacky itu bisa dibilang anak yang

cukup cerdas dan dia sering jadi juara kelas. Tapi, aku heran, kenapa dia bisa sepintar itu,

padahal dia itu orangnya super duper menjengkelkan. Apalagi, kalau diperhatikan, dia itu orang

yang santai banget dalam belajar. Jujur, aku juga ingin seperti dia. Eh, tapi aku itu mau pintar

seperti dia, bukan tukang jahil seperti dia.

Zacky paling senang lihat aku menderita, dia belum puas kalau dalam satu hari aku tidak

merasa jengkel ataupun kesal. Mungkin dia tidak suka kalau aku senang, walaupun sebentar saja.

Dan Zacky sering banget manggil aku dengan sebutan Tylsa ANEH. Iya, itu namaku. Yang

sebenarnya namaku adalah Tylsa Angraeni Nitra Emila Hasan, dan aku sering dipanggil sama

orang-orang Tylsa kecuali Zacky. Bisa-bisanya dia singkat nama belakangku menjadi ANEH.

Ya, Tuhan. Sebenarnya aku pernah buat salah apa sama Zacky sialan itu, sehingga dia selalu saja

mengganggu hidupku. Dan sialnya lagi dia itu rajin banget ke sekolah dan hampir tidak pernah

dia absen masuk sekolah, oleh karena itu hidupku selama di sekolah tidak bisa terlalu tenteram.

Oh iya, seperti kebanyakan orang, aku mempunyai 2 orang sahabat. Sahabatku itu bernama

Rezka dan Edila. Kami bertiga bisa dibilang akrab banget bahkan aku sudah menganggap

mereka saudaraku sendiri. Walaupun kami baru kenal semenjak masuk SMP tapi, itu cukup bagi

kami saling mengenal satu sama lain selama tiga tahun. Rezka tentu orangnya baik, supel,

cerewet, ceria dan agak tomboi. Sedangkan, Edila juga orangnya baik, agak cerewet, tapi kalau

sahabatku yang satu ini sifatnya agak keibu-ibuan dan sedikit dewasa dibandingkan kami berdua.

Soalnya, dia itu sering banget ceramah tidak jelas kalau kami melakukan hal-hal yang

menurutnya tidak pantas.

Suatu hari, di sekolah kami diberi tugas oleh guru dan kami diharuskan berkelompok 3

orang. Aku maunya sih berkelompok dengan kedua sahabatku itu, tapi ternyata bukan kita yang

Page 3: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

menentukan, melainkan diatur oleh guru. Dan akhirnya, aku berkelompok dengan Zacky si

monster dan satu teman cewekku yang bernama Mira. Aku sama sekali tidak keberatan

berkelompok dengan Mira, tapi kalau dengan Zacky, kayaknya aku harus mikir seribu kali

berkelompok dengan dia. Awalnya, aku sempat protes, tapi guruku itu mengatakan bahwa

keputusannya tidak bisa diubah lagi. Ya, terpaksa aku menerimanya.

Kring……kring…..kring, bel pulang sekolah pun berbunyi dan semua siswa bersiap-siap

untuk pulang. Setelah guru keluar, semua siswa juga ikut keluar. Dan seperti biasa, aku pulang

sekolah bereng dengan Rezka dan Edila. Ketika kami mau keluar di pintu gerbang, tiba-tiba ada

suara cowok yang memanggilku, “Tylsa aneh,” teriak cowok itu. Dan kayaknya aku tahu siapa

yang memanggilku, siapa lagi yang memanggiku Tylsa aneh kalau bukan si Monster Zacky. Aku

pun langsung berhenti dan melihat Zacky berdiri di belakangku.

“Eh, Tylsa aneh,”

“Namaku itu bukan Tylsa aneh, tapi namaku Tylsa Angraeni.....,”

“Ah, stop. Aku tahu kok nama kamu itu Tylsa Angraeni Nitra Emila Hasan, tapi bisa

disingkat Tylsa Aneh. Iya kan? Jadi, aku tidak salah dong,” katanya mengehentikan perkataanku.

“Terserah kamu deh, capek tahu bicara sama orang yang tidak jelas kayak kamu,”

“Iya, iya maaf. Aku cuma mau nanya soal tugas yang tadi ibu guru kasih. Kapan kamu mau

kerja?”

“Itu sih terserah kamu, aku tidak mau pusing soal itu. Kamu kerja sama Mira saja deh,”

“Eh, tidak bisa kayak gitu dong, ini kan tugas berkelompok dan kita bertiga berkelompok,

jadi kita juga harus mengerjakannya bertiga. Itu baru adil. Tapi, kalau kamu tidak mau, ya

terpaksa aku lapor kamu sama ibu guru,”

“Idih, beraninya cuma mengancam. Iya deh aku mau, tapi jangan sekarang. Nanti-nanti saja.

Ini kan baru hari Kamis terus tugasnya dikumpul hari Selasa, bagaimana kalau kita kerjanya hari

Minggu, nanti kita kasih tahu Mira?”

“Okelah kalau begitu, tapi kita kerja di rumahnya siapa?”

“Yang jelas jangan di rumahku, kita kerja di rumahnya Mira saja. Gimana?”

“Iya, kalau begitu kamu kasih info saja sama Mira,”

“Pastinya. Sudah tidak ada yang mau dibicarakan lagi? Kalau begitu aku pulang,” kataku

mengakhiri dan meninggalkan Zacky.

“Eh, masih ada,” teriaknya.

Page 4: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

“Apa lagi oon?” balas teriak.

“Nggak ada, Tylsa aneh,” ejeknya sambil tertawa.

“Yeah, dasar Zacky si monster,” balasku.

Rezka dan Edila yang melihat hal itu, hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya. Aku

pun meninggalkan Zacky dan pulang bersama kedua sahabatku. Dan yang tentunya, seperti hari-

hari sebelumnya, Zacky si monster berhasil membuatku jengkel lagi. Di perjalanan pulang kami

bertiga sering bercanda, apalagi hobi Rezka adalah melawak, jadi aku dan Edila merasa terhibur

dengan adanya Rezka.

“Sa, kayaknya kalau diperhatikan nih, monster kamu itu suka sama kamu,” kata Rezka.

“Maksudnya, Zacky?” tanyaku.

“Iya, siapa lagi kalau bukan Mr. Zacky si monster?”

“Yeah, kamu bercanda deh. Tidak mungkin lagi dia suka sama aku. Kamu tahu sendirikan,

dia itu sering banget buat aku marah, jengkel, dan usilin aku. Jadi, mustahil banget kalau dia

suka sama aku,”

“Tapi, kalau dipikir-pikir, apa yang dibilang Rezka ada benarnya juga. Dan ingat tidak ada

yang mustahil,” kata Edila menambahkan.

“Aduh, tolong deh. Nggak ada sejarahnya kalau aku dan Zacky bisa saling suka, kami

berdua itu saling benci. Lagian nggak mungkin juga kalau aku suka sama orang kayak dia. Bisa-

bisa hidupku hancur kalau aku dengan dia terus.” kataku sambil mengerutkan dahi.

“Eh, jangan asal ngomong, nanti kamu karma dan jilat lidah sendiri,” kata Edila

mengingatkan.

“Lagian, kalian yang mincing,” kataku sambil cemberut

“Iya deh. Jangan ngambek dong,” bujuk Rezka.

“Iya, betul. Jangan ngambek gitu dong, kamu itu tambah jelek kalau lagi ngambek,” ejek

Edila.

“Yeah,” kataku sambil tersenyum.

Keesokan harinya, seperti yang telah aku bicarakan dengan Zacky, kami akan memberitahu

Mira tentang tugas yang akan kami kerjakan di rumahnya hari Minggu. Setiba di sekolah aku

langsung menuju kelas, ternyata Zacky sudah sejak tadi menungguku di depan kelas. Zacky

Page 5: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

menungguku hanya untuk memberitahukanku kalau kami tidak bisa kerja tugas di rumahnya

Mira, karena hari itu di rumah Mira ada acara keluarga. Dan Zacky menawarkan kerja tugas di

rumahnya saja, awalnya aku menolak. Tapi, tidak ada jalan lain, terpaksa aku mengerjakan tugas

di rumahnya Zacky. Lebih sialnya lagi, aku harus mengerjakan tugas itu hanya berdua saja

dengan Zacky karena berhubung di rumah Mira ada acara, tentu saja dia juga tidak bisa kerja

tugas bareng dengan kami. Karena aku tidak pernah ke rumahya Zacky, jadi aku belum tahu

dimana rumah Zacky. Dan oleh karena itu, hari Minggu nanti aku dijemput sama Zacky.

Akhirnya, hari Minggu pun tiba. Dan di depan rumahku sudah terdengar suara klakson

motor si monster Zacky. Sebenarnya aku malas benget kerja tugas bareng sama dia, tapi harus

gimana lagi. Mau tidak mau, aku harus ikut dan aku cuma berharap semoga hari ini bukan hari

sial buatku. Dengan wajah yang lesu, aku pun keluar menemui Zacky. Di perjalanan kami berdua

tidak banyak berbicara, selain aku memang malas bicara, Zacky juga diam-diam saja selama

perjalanan. Sesampainya di rumah Zacky, dia langsung menyuruhku masuk dan mempersilahkan

aku duduk. Setelah itu, dia masuk ke dalam dan menyuruhku menunggu. Tidak seperti biasanya,

hari ini Zacky adem ayem, maksudku dia tidak usilin aku lagi, mungkin karena di rumahnya ya.

Setelah beberapa menit menunggu, Zacky keluar dengan membawa secangkir teh dan sepiring

kue.

“Eh, kitakan mau kerja tugas. Napa malah santai kayak gini?” tanyaku.

“Kan nggak ada salahnya kita kerja tugas sambil minum teh dan makan kue,” jawabnya.

“Iya juga sih,”

“Ayo, tehnya diminum dan jangan lupa kuenya dicicipin,”

“Iya,” mengambil kue.

“Enak nggak? itu kue bikinan mamaku sendiri loh.”

“Iya, enak banget. Mama kamu pintar masak juga ya,”

“Iya dong, siapa dulu anaknya,” katanya dengan sombong.

“Idih, cape deh. Ayo lanjut kerja lagi, jangan cuma makan dong.”

Setelah beberapa jam, akhirnya tugas kami pun selesai. Tinggal mau dirapikan lagi dan itu

tugasnya Mira. Setelah aku membereskan barang-barangku, aku pun pamit sama Zacky.

Awalnya, Zacky menawarkan untuk mengantarku pulang, tapi aku menolaknya karena aku tidak

mau merepotkannya, lagian aku bisa kok pulang sendiri. Ternyata, Zacky itu orangnya asyik

Page 6: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

banget kalau dijadikan teman kelompok. Selain dia enak diajak diskusi, dia juga mau menerima

pendapatku. Tidak kusangka, ternyata dibalik sifat jailnya Zacky, dia masih punya sisi baik. Aku

jadi tidak menyesal lagi berkelompok dengannya, malahan kayaknya aku ingin lagi mengulang

saat-saat aku kerja tugas bareng sama Zacky.

Entah mengapa, semenjak hari itu, aku merasa ada yang lain dengan Zacky. Dia berubah

jadi lebih baik sama aku, lebih ramah sama aku, dan tidak pernah usil lagi sama aku. Aku juga

tidak tahu pasti apa sebabnya, tapi yang pastinya aku senang dengan perubahan Zacky yang

sekarang. Karena itu sangat menguntungkanku, sekarang aku tidak pernah lagi diganggu sama

dia dan sekarang hidupku jauh lebih tenang. Jujur, aku sempat geer dengan semua perubahan

Zacky, tapi aku tidak mau berharap, karena aku takut kalau nantinya aku akan kecewa.

Dan semenjak hari itu, aku dan Zacky berteman sangat akrab. Aku dan dia juga lebih sering

belajar bareng, ke kantin bareng, jalan bareng dan ngobrol bareng. Walaupun aku lebih sering

sama-sama Zacky, Rezka dan Edila tidak pernah protes soal itu, mereka malah mendukung aku

dekat sama Zacky. Aneh tidak sih? Ya, kalau menurutku, ini semuanya ajaib banget. Bayangkan

saja, Zacky si monster sekarang menjadi teman akrabku dan dia berubah 180°. Lama-kelamaan

perasaanku terhadap Zacky semakin aneh, aku selalu merasa ada yang lain kalau dalam sehari

aku tidak lihat dia.

“Ya, Tuhan. Kasih tahu aku, ada apa dengan diriku sekarang? Perasaan apa ini? Kenapa aku

seperti ini? Kenapa aku merasa kehilangan kalau dia tidak ada di sampingku? Mungkinkah

perasaan ini yang dinamakan Cinta? Apakah yang dikatakan REzka dan Edila memang benar?

Tapi, apa mungkin aku jatuh cinta dengan dia? Dia yang dulu jadi musuhku? Dia yang dulu aku

benci? Dan kalau hal itu terjadi, itu artinya aku tidak konsisten dong perkataanku sendiri. Tuhan,

bantulah aku, beritahu aku, apa yang terjadi dengan diriku?” resahku dalam hati.

Hari demi hari aku lalui dengan penuh kebahagiaan, karena orang yang dulu sering

mengganggu hidupku, sekarang sudah berubah, bahkan aku berteman akrab dengan dia. Karena

dia juga, masa-masa SMPku tidak membosankan dan dia memberikanku kenangan-kenangan

terindah di masa-masa SMP. Berkat Zacky juga, aku bisa lebih banyak belajar lagi. Karena dia

itu pintar, jadinya aku sering diajarin sama dia. Mungkin saja, aku yang dulu benci dengan Zacky

kini berubah menjadi cinta dengan dia dan perasaan itu datang begitu saja. Ternyata, aku terkena

virus benci jadi cinta. Tapi, aku tidak tahu bagaimana dengan Zacky, apakah dia juga

Page 7: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

menyimpan perasaan yang sama seperti aku? Atau dia hanya menganggapku sebatas teman saja?

Ya, hanya waktu yang bisa menjawab semuanya.

Tidak terasa, aku dan teman-temanku yang lain telah melewati UAN dan UAS dan tibalah

saatnya aku meninggalkan sekolahku, meninggalkan semua teman-temanku, dan meninggalkan

semua kenangan masa-masa SMP. Yang paling aku sayangkan, aku akan berpisah dengan

Zacky. Rasanya, aku tidak mau berpisah dengan dia, apalagi katanya dia mau lanjut sekolah di

luar kota. Aku merasa sangat sedih ketika mengetahui hal itu, karena itu artinya aku tidak bisa

bersama-sama dia lagi.

Di sekolahku diadakan penamatan anak kelas tiga. Dan pada saat itu, hal yang tidak pernah

aku duga dan kalau boleh jujur aku mengharapkannya. Bertepatan dengan hari itu, Zacky

mengajakku pergi ke suatu tempat dan tanpa berpikir panjang, aku menerima ajakan Zacky.

Ternyata dia mengajakku ke sebuah taman, di taman itu suasana sangat nyaman, taman itu juga

sangat indah dengan bunga-bunga yang bermekaran di sekililingnya. Kami berduapun duduk di

salah satu tempat duduk yang ada di taman itu.

“Sa, aku pasti akan sangat merindukanmu,” katanya pelan.

“Ha? Maksudnya?” tanyaku heran.

“Iya, sebentar lagi kita akan berpisah. Tenang saja, nggak akan ada lagi yang mengganggu

kamu, usilin kamu, buat kamu marah dan buat kamu marah,” jawabnya.

“Maksud kamu apa sih? Aku tambah nggak ngerti,” tanyaku lagi.

“Tylsa Angraeni Nitra Emila Hasan alias Tylsa aneh, aku minta maaf sama kamu kalau

selama ini aku sering benget gangguin kamu,” katanya sambil tertawa kecil.

“Yeah, dasar Zacky si monster,” balasku sambil memukul pundaknya.

“Tapi, berkat kamu, hidupku lebih berwarna selama bersekolah di sini,”

“Ah, mulai deh bercandanya,”

“Nggak, Sa. Aku serius, sebenarnya sejak awal aku sudah suka sama kamu. Tapi, aku takut

mengungkapkannya, aku takut kalau kamu menjauhiku. Dan salah satunya cara untuk selalu

dekat sama kamu itu dengan cara jahilin kamu dan terus-menerus gangguin kamu,” katanya

dengan wajah yang tegang.

“Maksudnya, selama ini kamu sering gangguin aku, jahilin aku, dan buat aku marah karena

kamu suka sama aku? Alasan kamu nggak masuk akal banget tahu, nggak?”

Page 8: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

“Memang, caraku itu nggak masuk akal banget. Tapi, percayalah aku nggak bohong, aku

serius suka sama kamu dan aku sayang kamu, Tylsa. Apa kamu juga merasakan hal yang sama?”

menatapku.

“Tapi....”

“Tapi apa? Kamu nggak suka sama aku? Atau kamu sudah punya pacar?”

“Tapi, kenapa kamu baru bilang sekarang? Kenapa bukan dari dulu? Kenapa baru sekarang

di saat kita akan berpisah?” tanyaku.

“Maaf, Sa. Mungkin inilah kebodohanku, aku terlalu takut untuk mengakuinya,” jelasnya.

“Jujur, aku juga sayang sama kamu, Zacky,” kataku pelan.

“Apa, Sa? Kamu serius? Kamu juga sayang sama aku? Aku nggak salah dengarkan?”

tanyanya dengan semangat.

“Iya, Zacky. Aku suka sama kamu dan aku sayang sama kamu,”

“Jadi?”

“Jadi apa?”

“Kamu mau kan jadi pacarku?”

“Siapa bilang kalau aku mau jadi pacarmu?”

“Tapi, Sa? Kamu kan juga suka sama aku, tapi kenapa kamu nggak mau jadi pacarku?”

tanyanya dengan lemas.

“Iya, aku nggak mau jadi pacar kamu. Tapi….” kataku

“Tapi apa lagi?”

“Tapi, aku nggak mau menolak jadi pacar kamu,” kataku tersipu malu.

“Yes, makasih ya, Tylsa Aneh,” katanya kegirangan.

“Ih, tuh kan mulai lagi,”

“Iya deh Tylsa cantik,” katanya merayu.

Hari itu juga aku resmi jadian dengan Zacky, dan bunga-bunga di taman itu yang menjadi

saksi kebahagiaan yang kurasakan saat itu. Sungguh, baru kali ini aku merasa sangat senang dan

hal itu tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Yang jelasnya aku sangat-sangat bahagia.

Mungkin bunga-bunga yang bermekaran di taman itu bisa menggambarkan suasana hatiku saat

itu. Walaupun aku tahu, aku akan menjalin hubungan jarak jauh dengan dia, tapi aku bisa

Page 9: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

percaya dengan dia dan aku yakin banget kalau Zacky tidak akan menyakitiku dan buat aku

kecewa.

Hari ini merupakan hari pertama aku menjadi anak SMA, dan hari ini juga merupakan hari

pertama aku merasakan menjadi siswi SMA. Jujur, rasanya aku deg-degan, aku juga tidak tahu

kenapa, mungkin karena ini adalah pengalaman yang pertama. Walaupun aku tidak bersama

dengan Zacky, tapi aku tetap menikmati pengalaman pertamaku ini. Aku yakin, di sana Zacky

juga merasa hal yang sama dengan aku, semoga Zacky menyukai sekolahnya, dan yang pastinya

dia tidak melupakanku.

Hari-hari aku jalanin tanpa ada seseorang yang kusayang di sampingku. Tentu saja, karena

setelah tamat SMP Zacky melanjutkan sekolahnya di luar kota. Tapi, meskipun begitu, aku tidak

pernah putus komunikasi dengan dia, jadi aku tidak merasa kesepian, karena Zacky masih seperti

ada di dekatku. Aku merasa nyaman dengan situasi seperti ini. Aku menjalin hubungan dengan

Zacky lumayan lama. Hingga pada suatu hari, Zacky tidak pernah menghubungi aku lagi, tidak

pernah kasih kabar keaku, dan dia sama sekali tidak bisa dihubungi. Aku juga tidak tahu ada apa

dengan dia dan aku tidak mau berpikiran negatif tentang dia. Aku sudah percaya banget sama

dia, dia tidak mungkin mengecewakan aku. Oleh karena itu, aku tidak mau curiga dengan dia.

Suatu hari, aku bertemu dengan teman lamaku, namanya Umi. Dia itu teman SMPku dan dia

juga akrab dengan Zacky. Saat aku ketemu dengan dia, dia bertanya kepadaku tentang Zacky, dia

menanyakan apakah aku sudah putus sama Zacky dan kenapa aku putus dengan Zacky. Pastinya

dong aku kaget, kenapa dia bertanya seperti itu, padahalkan aku belum putus sama Zacky. Aku

langsung menanyakan apa maksud Umi itu, dia mengatakan bahwa Zacky sendiri yang bilang

sama dia mengenai hal itu dan Umi juga mengatakan kalau dia sudah ditembak sama Zacky. Dia

memang belum menjawabnya, karena dia masih ragu dan khawatir kalau aku dan Zacky belum

putus. Mendengar hal itu, rasanya dengan cepat ada pisau yang menancap di hatiku, yang

langsung menyayat-nyayat hatiku. Sungguh, rasanya hatiku hancur banget, tapi aku tidak mau

memperlihatkannya kepada Umi. Aku langsung pergi dari Umi tanpa menjawab pertanyaannya

dengan alasan kalau aku masih ada urusan yang lain. Tapi, sebelum aku pergi, dia sempat

memberitahukanku bahwa hari Minggu nanti Zacky akan balik ke sini.

Page 10: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

Bunga yang berguguran, daun-daun pepohonan berjatuhan dan tanaman yang layu, seakan

menggambarkan perasaan hatiku saat ini. Hancur, sedih, dan kecewa, itu lah yang kurasakan

sekarang. Aku tidak nyangka, kalau Zacky tega mengkhianatiku dan tega melakukan hal itu

sama aku. Ternyata, ini jawaban atas semuanya. Zacky tidak pernah hubungi aku lagi karena ada

orang lain. Tapi, sudahlah. Hal itu sudah terjadi, ini mungkin sudah takdirku. Aku hanya ingin

penjelasan dari Zacky kenapa dia melakukan hal itu sama aku dan aku siap menerima kenyataan

yang pahit itu. Dan kebetulan hari Minggu nanti Zacky akan balik dan aku tidak akan menyia-

nyiakan kesempatan itu. Saat itu juga, aku kirim sms untuk Zacky yang isinya kalau aku itu mau

ketemu dengan dia hari Minggu di tempat pertama kali dia nembak aku. Awalnya, aku ragu

smsku tidak terkirim karena hari-hari sebelumnya smsku tidak pernah terkirim, tapi ternyata

setelah aku kirim, langsung ada balasan dari Zacky, dia hanya bilang bahwa dia akan

menungguku di sana jam delapan pagi.

Tepat jam delapan, aku langsung berangkat untuk menemui Zacky. Tapi, sebelum ke tempat

yang sudah aku bilang sama Zacky, aku ke rumahnya Umi dulu. Aku mau dia juga ikut dengan

aku untuk ketemu dengan Zacky. Sesampainya di rumah Umi, aku langsung menyampaikan

maksud kedatanganku dan aku juga menjelaskan mengenai hubunganku dengan Zacky yang

sebenarnya belum putus. Setelah mendengar penjelasanku, Umi langsung meminta maaf dan

mengatakan bahwa dia tidak hal itu, dia juga bilang kalu dia belum menerima Zacky. Aku tahu

kok, ini semua bukan kesalahan Umi, dia memang tidak tahu apa-apa. Kami berduapun langsung

menemui Zacky.

Sesampainya di sana, Zacky terlihat kaget melihat Umi. Dia pasti takut kalau aku sudah tahu

semuanya.

“Tylsa, aku kangen banget sama kamu,” katanya berusaha menutupi gugupnya.

“Iya, aku juga. Tapi, aku ke sini bukan untuk melepas kangen atau semacamnya,” kataku

dengan nada yang sedikit keras.

“Maksud kamu?” tanyanya berpura-pura tidak tahu.

“Aku mohon, Zacky. Kamu nggak usah berpura-pura lagi. Aku sudah tahu semuanya kok,

aku ke sini hanya ingin minta penjelasan dari kamu,” jelasku.

“Penjelasan apa?” katanya dengan tampang tanpa dosa.

“Oke, cukup. Zacky tersayang, aku mau penjelasan kamu, itu aja.”

Page 11: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

“Ng…nnngg, sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu, Tylsa. Tapi, sungguh aku nggak

punya niat untuk mengkhianati kamu. Aku takut kalau kamu selingkuh di sini dan untuk berjaga-

jaga, aku mencari penggati kamu,” jelasnya.

“Oh, jadi itu alasan kamu? Oke, aku bisa terima. Sekarang sudah jelas, kamu udah nggak

percaya lagi sama aku dan untuk apa menjalin suatu hubungan, kalau tidak ada saling percaya?

Jadi, memang hubungan kita cukup sampai di sini, makasih atas semuanya,” kataku dengan mata

yang berkaca-kaca.

“Tapi, Sa?”

“Apa lagi? Semuanya sudah jelas. Antara kita, sudah tidak hubungan lagi dan silahkan kamu

selesaikan urusanmu dengan Umi. Good bye, Zacky. Aku nggak akan melupakanmu,” jelasku

dan kemudian berlari meninggalkan Zacky dan Umi.

“Tylsa……………” teriak Zacky.

“I love you, but I hate you, Zacky,” kataku dalam hati.

Semuanya sudah berakhir, kisahku dengan Zacky telah usai. Semua diakhiri dengan

pengkhianatan, aku tidak akan menyalahkan Zacky atau siapapun, karena sebenarnya aku lah

yang salah. Dulu aku pernah terlalu benci dengan Zacky dan pada akhirnya karena aku terlalu

benci, aku berbalik cinta sama dia. Dan ketika aku sudah jatuh cinta sama dia, aku malah terlalu

cinta sama dia dan hal itulah yang menyebabkan aku sangat merasa sakit ketika dia

mengecewakanku dengan pengkhianatan yang dilakukan terhadapku. Tapi, apa yang sudah

Zacky lakukan ke aku, aku tidak akan benci sama dia karena aku takut kalau aku benci lagi sama

dia, aku akan kembali cinta sama dia. Aku tidak mau hal itu terjadi, karena hal itu hanya akan

membuatku tambah sakit karena mengingat kenangan itu lagi. Tapi, aku akan mengubur

perasaan cinta dan kecewa ini. Jadi, tidak akan ada lagi perasaan cinta ataupun benci sama

Zacky.

Dan benar apa yang dikatakan orang-orang, “Jangan terlalu benci dengan seseorang,

karena bisa-bisa kamu akan menjadi cinta dengan orang itu, dan begitu pula sebaliknya .” Maka

hati-hatilah dengan perasaan kita sendiri, karena terkadang perasaan kita sendirilah yang akan

membuat kita sakit hati bahkan hancur. Perasaan cinta tidak dapat kita duga, karena cinta itu

Page 12: Cerpen "Cinta salah benci juga salah" by Mardhatillah

sebenarnya bukan hal yang pasti. Belum pasti dengan cinta kita bisa bahagia dan belum pasti

karena cinta kita bisa menderita. Itu semua kembali pada diri kita masing-masing, bagaimana

cara kita mengartikan makna cinta itu sendiri.

Created by Mardhatillah