ceritaasa untuk direnungkan

41
Pohon, Daun dan Angin Jika Kau menginginkan cinta dari seseorang, tunjukkan cintamu. Cinta tidak membutuhkan keraguan, Tunjukan saja!! POHON Alasan mengapa orang-orang memanggilku "Pohon" karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. Setelah itu, aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. Aku telah berpacaran sebanyak 5 orang wanita ketika aku masih di SMA. Ada satu wanita yang aku sangat aku cintai, tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak memiliki wajah yang cantik, tubuh yang sexy, dsb, dia sangat peduli dengan orang lain dan religius tapi dia hanya wanita biasa saja. Aku menyukainya, sangat menyukainya, menyukai gayanya yang innocent dan apa adanya, kemandiriannya, aku menyukai kepandaiannya dan kekuatannya. Alasan aku tidak mengajaknya kencan karena aku merasa dia yang sangat biasa dan tidak serasi untukku. Aku juga takut, jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang. Aku juga takut kalau gosip-gosip yang ada akan menyakitinya. Aku merasa dia adalah "sahabatku" dan aku akan memilikinya tiada batasnya dan aku tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia. Alasan yang terakhir, membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini. Dia tahu aku mengejar gadis-gadis lain, dan aku telah membuatnya menangis selama 3 tahun. Ketika aku mencium pacarku yang kedua, dan terlihat olehnya. Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah dan berkata "lanjutkan saja" dan setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak.. dan merah... Aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis, but...

description

asadfasa

Transcript of ceritaasa untuk direnungkan

Pohon, Daun dan Angin

Jika Kau menginginkan cinta dari seseorang, tunjukkan cintamu. Cinta tidak membutuhkan keraguan, Tunjukan saja!!

POHON

Alasan mengapa orang-orang memanggilku "Pohon" karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. Setelah itu, aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. Aku telah berpacaran sebanyak 5 orang wanita ketika aku masih di SMA.

Ada satu wanita yang aku sangat aku cintai, tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak memiliki wajah yang cantik, tubuh yang sexy, dsb, dia sangat peduli dengan orang lain dan religius tapi dia hanya wanita biasa saja.

Aku menyukainya, sangat menyukainya, menyukai gayanya yang innocent dan apa adanya, kemandiriannya, aku menyukai kepandaiannya dan kekuatannya. Alasan aku tidak mengajaknya kencan karena aku merasa dia yang sangat biasa dan tidak serasi untukku. Aku juga takut, jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang. Aku juga takut kalau gosip-gosip yang ada akan menyakitinya. Aku merasa dia adalah "sahabatku" dan aku akan memilikinya tiada batasnya dan aku tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia.

Alasan yang terakhir, membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini. Dia tahu aku mengejar gadis-gadis lain, dan aku telah membuatnya menangis selama 3 tahun.

Ketika aku mencium pacarku yang kedua, dan terlihat olehnya. Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah dan berkata "lanjutkan saja" dan setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak.. dan merah... Aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis, but...

Aku tertawa dengannya seharian. Ketika semuanya telah pulang, dia sendirian di kelas untuk menangis. Dia tidak tahu bahwa aku kembali dari latihan sepak bola untuk mengambil sesuatu di kelas, dan aku melihatnya menangis selama sejam-an.

Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang dingin, aku tahu bukan sifatnya untuk memulai perang dingin. Tapi aku masih tetap bersama pacarku. Aku berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget. Aku tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tahu bahwa dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tahu bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia, aku juga sedih.

Ketika aku putus dengan pacarku yang ke 5, aku mengajaknya pergi. Setelah kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ada sesuatu yang ingi dia katakan padaku. Aku cerita padanya tentang putusnya aku dengan pacarku dan dia berkata tentang dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang. Aku tahu pria itu.

Dia sering mengejarnya selama ini. Pria yang baik, penuh energi dan menarik. Aku tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatinya aku, tapi hanya bisa tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika aku sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan aku tidak dapat menahannya. Seperti ada batu yang sangat berat didadaku. Aku tak bisa bernapas dan ingin berteriak namun tidak bisa.

Air mata mengalir dan aku jatuh menangis. Sudah sering aku melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya. Ketika upacara kelulusan, aku membaca SMS di Handphoneku. SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis. SMS itu berbunyi, "Daun terbang karena Angin bertiup atau karena Pohon tidak memintanya untuk tinggal?".

DAUN

Selama SMA, aku suka mengoleksi daun-daun, kenapa? Karena aku merasa bahwa daun untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali selama ini membutuhkan banyak kekuatan.

Selama 3 tahun di SMA, aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi "Sahabat". Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, Aku mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya - CEMBURU. Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan Lemon. Hal itu seperti 100 butir lemon busuk. Mereka hanya bersama selama 2 bulan. Ketika mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi.

Aku menyukainya dan aku tahu bahwa dia juga menyukaiku, but mengapa dia tidak mau mengatakannya? Sejak dia mencintaiku, mengapa dia tidak yang memulainya dulu untuk melangkah? Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku selalu sakit. Waktu berjalan.. dan berjalan, hatiku sakit.

Aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan, tapi mengapa dia memperlakukanku dengan sangat baik diluar perlakuannya hanya untuk seorang teman?

Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati, aku tahu kesukaannya, kebiasaannya. Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui. Kau tidak mengharapkan aku seorang wanita untuk mengatakannya bukan?

Diluar itu, aku mau tetap disampingnya, memberikannya perhatian, menemaninya, dan mencintainya. Berharap, bahwa suatu hari, dia akan datang dan mencintaiku. Hal itu seperti menunggu telpon-nya. Setiap malam, mengharapkannya untuk mengirimku SMS. Aku tahu sesibuk apapun dia, dia pasti meluangkan waktunya untukku. Karena itu, aku menunggunya. 3 tahun cukup berat untuk kulalui dan aku mau menyerah.

Kadang aku berpikir untuk tatap menunggu. Luka dan Sakit hati, dan dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini.

Ketika diakhir tahun ke 3, seorang pria mengejarku dia adalah adik kelasku, setiap hari dia mengejarku tanpa lelah. Dari penolakan-penolakan yang telah ditunjukkan, aku merasa bahwa aku ingin memberikan dia ruang kecil dihatiku.

Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon. Akhirnya, aku sadar bahwa aku tidak ingin memberikan Angin ini ruang yang kecil di hatiku. Aku tahu Angin ini akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ketempat yang lebih baik. Akhirnya Aku meninggalkan Pohon, tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal, aku sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.

"Daun terbang karena Angin bertiup atau Pohon tidak memintanya untuk tinggal"

ANGIN

Karena aku menyukai seorang gadis bernama Daun, karena dia sangat bergantung pada Pohon, jadi aku harus menjadi Angin yang kuat.

Angin akan meniup Daun terbang jauh. Ketika aku pertama kalinya, ketika 1 bulan setelah aku pindah sekolah. Aku melihat seorang memperhatikan kami bermain sepak bola. Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman-temannya memperhatikan Pohon. Ketika Pohon berbicara dengan gadis-gadis, ada cemburu di matanya. Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya.

Memperhatikannya menjadi kebiasaanku, seperti daun yang suka melihat Pohon. Satu hari, dia tidak tampak, aku merasakan kehilangan. Seniorku juga tidak ada saat itu, Aku pergi ke kelas mereka, melihat seniorku sedang memperhatikan Daun. Air mata mengalir di mata Daun ketika Pohon pergi, besoknya, aku melihat Daun di tempatnya yang biasa, memperhatikan Pohon. Aku melangkah dan tersenyum padanya. Menulis catatan dan memberikan kepadanya. Dia sangat kaget.

Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima catatanku. Besoknya, dia datang, menghampiriku dan memberiku catatan. Hati Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan Pohon. Aku melihat ke arahnya dengan kata-kata tersebut dan pelan dia mulai berkata padaku dan menerima kehadiranku dan telpon-ku. Aku tahu orang yang dia cintai bukan aku, tapi aku akan berusaha agar suatu hari dia menyukai aku.

Selama 4 bulan, Aku tlah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20x kepadanya. Setiap kali dia mengalihkan pembicaraan.. tapi aku tidak menyerah, aku memutuskan untuk memiliki dia dan berharap dia akan setuju menjadi pacarku.

Aku bertanya, "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas?"

Dia berkata, "Aku menengadahkan kepalaku".

"Ah?", Aku tidak percaya apa yang aku dengar.

"Aku menengadahkan kepalaku", dia berteriak.

Aku meletakkan telpon, berpakaian dan naik taxi ke tempat dia, dan dia membuka pintu, aku memeluknya kuat-kuat.

"Daun terbang karena tiupan Angin atau karena Pohon tidak memintanya untuk tinggal".pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiKopi Asin

Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si gadis. Si pria sebetulnya tampil biasa saja dan tak ada yang begitu memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan diri mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat.

Si gadis agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan ajakannya. Dan mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria sangat gugup untuk berkata apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak nyaman dan berkata, "Kita pulang aja yuk...k?!?"

Namun tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada sang pramusaji, "Bisa minta garam buat kopi saya?"

Semua orang yang mendengar memandang dengan ke arah si pria, aneh sekali!! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.

Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya hobi seperti ini?"

Si pria menjawab,"Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya, saya kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana."

Begitu berkata kalimat terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria dihadapannya itu. Si gadis berpikir bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, perduli akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh di sana, masa kecilnya, dan keluarganya.

Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga akhirnya menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua. Mereka akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan bahwa si pria itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat perduli ...betul-betul seseorang yang sangat baik tapi si gadis hampir saja kehilangan seorang lelaki seperti itu!

Untung ada kopi asin!!

Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya,dan setiap saat sang putrid membuat kopi untuk sang pangeran, ia membubuhkan garam di dalamnya, karena ia tahu bahwa itulah yang disukai oleh pangerannya.

Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat yang berkata,

"Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku katakan padamu tentang kopi asin. Ingat sewaktu kita pertama kali jalan bersama?? Saya sangat gugup waktu itu, sebenarnya saya ingin minta gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk merubahnya karena kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya maju terus."

"Saya tak pernah terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita!! Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini, tapi saya terlalu takut melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak membohongimu untuk suatu apa pun."

"Sekarang saya sekarat, saya tidak takut apa-apa lagi jadi saya katakan padamu yang sejujurnya, saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidup ku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu."

"Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi."

Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi pakai garam??

Si gadis pasti menjawab, rasanya manis!!

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

Kadang anda merasa anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain, tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat anda tentang seseorang itu bukan seperti yang anda gambarkan.

Sama seperti kejadian kopi asin tadi.

Tambahkan CINTA dan Kurangi BENCI

karena terkadang GARAM terasa LEBIH MANIS dari pada GULA!!pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiDiary

Dear Diary,Hai Di, udah lama Vella ngga nulisin kamu yah, banyak banget yang Vella mau ceritain ke kamu Di. Tadi pagi Vella sama temen-temen ngomongin cowok masing-masing. Di masih inget sama Evan kan? cowoknya Vella? Vella malu banget deh sama dia. Dia soalnya nggak kayak cowok-cowok temen Vella yang lain Di. Sebel deh sama Evan, bayangin deh Di semua minusnya Evan nih yah:

- Minus 10 karena dia nggak punya handphone, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain punya handphone.- Minus 10 karena dia nggak dibolehin nyetir mobil sama ortunya karena belum 17, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain biar sama-sama SMP udah boleh bawa sendiri!- Minus 10 karena dia itu rambutnya cuma cepak biasa, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain itu rambutnya gaya abhies.- Minus 10 buat dia karena dia itu nggak suka ketempat-tempat dugem Di, padahal Vella suka banget ke sana, malu banget nggak sih punya cowok kayak gitu.- Minus 10 buat dia lagi Di, karena dia nggak punya satu pun jacket XSML, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain sering banget belanja disana, kalau dia sih paling pake bajunya bangsa bangsa jacket yang merek FILA (idih banget nggak sich Di!).- Minus 10 banget (dan yang ini banget banget-banget) karena dia masih suka bawa makanan dari rumah buat makan siang ke sekolah! Gila yah Di, malu-maluin banget nggak sih!Sumpah yah Di, Vella malu banget sama dia, kayaknya mau putus aja deh Di.

Dear Diary,Hari Ini valentine, pas Evan ke kelas Vella mau kasih kado, Vella cuma diem aja. Seharian itu Di, Vella ngindarin dia abis-abisan, dia bingung gitu kayaknya Di, kenapa Vella ngindar terus.

Sampe rumah dia nelepon Vella, Vella males tapi ngomong sama dia Di, Vella suruh pembantu bilang ke Evan kalau Vella belum pulang. Dia nelepon 4 kali hari itu tapi Vella males nerima.

Kira-kira 3 harian deh kayak gitu, tiap di sekolah Vella ngindarin Evan pake cara ke WC cewek lah atau ngumpet-ngumpet lah, dan di rumah Vella selalu nggak mau nerima telepon dari dia, kayaknya Vella bener-bener udah illfeel dan malu pacaran sama dia Di!

Akhirnya waktu itu hari Senin, seperti biasa pas di sekolah, Vella ngindarin dia. Pas pulang sekolah Vella ngumpul di kantin sama temen-temen Vella. Mereka pada nanya kok Vella ngindarin Evan terus Vella diem aja, tapi setelah didesak akhirnya Vella ngaku juga Vella ngomong, "Ah bete banget gue sama tuh cowok, udah nggak ada modal mendingan gaul, dan mukanya setelah gue pikir-pikir biasa banget, ya ampun kok gue dulu mau yah jadi sama dia? dipelet kali yah gue!!"

Tiba tiba semua pada diem dan ngeliat ke arah punggung Vella, Vella bingung dan nengok Di, ya Tuhan Di, ternyata ada Evan di belakang Vella dan kayaknya dia denger yang Vella baru ucapin barusan. Vella cuma bisa diem tapi Vella sempet ngeliat Evan sebentar. Dia diem, mukanya nunduk ke bawah terus dia pelan-pelan pergi dari situ.

Vella diem aja, ada beberapa yang ngomong "Hayo loo Vel, dia denger lho!!"

Tapi ada juga yang ngomong, "Udahlah Vel, baguslah denger, nggak ada untungnya tetep sama dia, ntar elo juga bisa dapet yang lebih bagus."

Bener juga yah Di, ya udah Vella cuek aja, syukur deh kalau dia denger. Dia mau minta putus juga ayo, mau banget malah Vella.

Dua hari pun berlalu Di, dan sejak saat Evan udah nggak berusaha nyamperin Vella di sekolah atau nelepon Vella. Tiap ketemu di sekolah dia cuma diem dan ngelewatin Vella aja.

Seminggu berlalu, 2 minggu berlalu sejak hari itu, Vella mulai ngerasa ada sesuatu yang ilang Di, nggak tau kenapa Vella mulai ngerasa kehilangan sesuatu, kadang-kadang Vella suka bengong bingung sendiri, cuma Vella berusaha ilangin perasaan itu. Vella nggak tau kenapa jadi males kemana mana, pengennya sendiri aja, males ngapain. Semua orang jadi bingung kenapa Vella berubah jadi kayak gini. Vella sendiri juga nggak tau kenapa Di.

Dear Diary,Minggu malem nih Di, Ujan deres banget, Vella diem dan ngerenung di dalam kamar. Tiba-tiba di channel V ada lagunya Janet JaCkson Di! Tau kan liriknya?

Doesn't really matter what the eyes is seeing,Cause im in love with the Inner being.

Saat itu tiba-tiba Vella nangis Di, Vella baru sadar... Betapa baiknya Evan... Vella nangis senangisnya Di, karena Vella baru sadar betapa begonya Vella...

- Minus 10 karena Evan nggak punya HP Di, tapi plus 100 karena dia tiap malem rela jalan jauh ke wartel buat Nelpon Vella ngucapin selamat tidur setiap hari...- Minus 10 karena dia nggak dibolehin nyetir mobil sama ortunya karena belum 17 Di, tapi plus 100 karena tiap malem minggu dia rela naik sepeda jauh dari kemang ke bona indah khusus ngapelin Vella biar ujan sekalipun...- Minus 10 karena dia rambutnya cuma botak biasa dan nggak suka di spike, tapi plus 100 karena dalam keadaan rambut Vella apapun baik bagus maupun lagi jelek, mau salah potong atau salah blow atau salah model dia selalu bilang Vella cantik banget...- Minus 10 karena dia nggak suka ke tempat dugem Di, tapi plus 100 karena dia rela nemenin Vella ke tempat-tempat kayak gitu, meski dia nggak suka dan rela dimarahin ortunya karena pulang pagi nemenin Vella... dengan naik taksi ke rumahnya...- Minus 10 karena Evan nggak punya jacket XSML dan hanya punya jacket FILA biasa, tapi plus 100 karena kalau ujan di sekolah dia selalu minjemin Vella jacketnya meski dia sendiri kedinginan...Minus 10 karena dia bawa makan siang ke sekolah, tapi plus 100 karena ternyata nabung uang jajan makan siangnya buat beli kado valentine buat Vella...

Dari 60 minus yang Evan punya Di, dia punya 600 Plus di hati Vella... dari 1000 kekurangan Evan, dia punya semilyar kebaikan... Ya Tuhan Di, betapa begonya Vella yah... Vella yang berutung sebenernya punya cowok Evan, dan Vella juga yang nyakitin Evan, padahal nggak pernah sekalipun dia nyakitin Vella. Malemnya Vella nangis lama banget Di.

Dear Diary,Vella ketemu sama Evan di sekolah. Vella kejar dia dan bilang Vella mau ngomong, Evan diem aja, tapi pulang sekolah dia nanya Vella mau ngomong apa. Vella kasih dia kartu buatan Vella, Vella cium pipi dia dan Vella bilang minta maaf karena Vella udah nyakitin dia. Dia cuma diem aja terus pulang... Vella cuma bisa diem karena sadar, Vella yang berbuat, Vella juga yang kehilangan... Sakit banget rasanya Di, Vella pulang sekolah nangis tapi juga sadar itu semua Vella yang bikin dan Vella pula yang nanggung resiko-nya...

Malem itu tiba tiba mama ngetok pintu kamar Vella, katanya ada telepon. Ternyata bener Di, itu Evan, dia udah maafin Vella, dia udah lupain semuanya... aduh Di, girang banget hati Vella, hi hi hi senengnya.

Nanti malem Evan mau kesini Di, dan Vella mau dandan secantik-cantiknya buat Evan, jadi Vella udahan dulu yah Di... thanx banget udah denger curhat-nya Vella, Vella belajar satu hal Di:

Hargailah apa yang kamu miliki sekarang,Karena tanpa kamu sadari,Kamu begitu beruntung telah memiliki-nya.

Selamat malem diaryku...

NB: Minus 10 Di, karena mukanya tidak tampan, tapi plus 100 karena hatinya luar biasa tampan...

Doesnt' Really Matter what The eyes is seeing cause im in love with the Inner beingpada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiMencintai Apa Adanya

Tahun itu dia mendadak muncul, Xiao Cien namanya. Tampangnya tidak seberapa. Di bawah dukungan teman sekamar, dengan memaksakan diri aku bersahabat dengan dia. Secara perlahan, aku mendapati bahwa dia adalah orang yang penuh pengertian dan lemah lembut.

Hari berlalu, hubungan kami semakin dekat, perasaan di antara kami semakin menguat, dan juga mendapat dukungan dari teman-teman.

Pada suatu hari di tahun kelulusan kami, dia berkata padaku, "Saya telah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi, tetapi di Amerika, dan saya tidak tahu akan pergi berapa lama, kita bertunangan dulu, bolehkah?"

Mungkin dalam keadaan tidak rela melepas kepergiannya, saya mengangguk.

Oleh karena itu, sehari sesudah hari wisuda, hari itu menjadi hari pertunangan kami berdua. Setelah bertunangan tidak berapa lama, bersamaan dengan ucapan selamat dan perasaan berat hati dalam hatiku, dia menaiki pesawat dan terbang menuju sebuah negara yang asing. Saya juga mendapatkan sebuah pekerjaan yang bagus, memulai hari bekerja dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Telepon internasional merupakan cara kami untuk tetap berhubungan dan melepas kerinduan.

Suatu hari, sebuah hal yang naas terjadi pada diriku. Pagi hari, dalam perjalanan menuju tempat kerja, sebuah taksi demi menghindari sebuah *Censored di jalan raya, mendadak menikung tajam.....

Tidak tahu lewat berapa lama saya pingsan. Saat siuman telah berada di rumah sakit, dimana anggota keluarga menunggu mengelilingi tempat tidur saya. Mereka lantas memanggil dokter.

"Pa?" saya ingin memanggilnya tapi tidak ada suara yg keluar.

Mengapa? Mengapa saya tidak dapat memanggilnya? Dokter mendatangiku dan memeriksa, suster menyuntikkan sebuah serum ke dalam diriku, mempersilahkan yang lainnya untuk keluar terlebih dahulu.

Ketika siuman kembali, yang terlihat adalah raut wajah yang sedih dari setiap orang, sebenarnya apa yang terjadi. Mengapa saya tidak dapat bersuara?

Ayah dengan sedihnya berkata, "Dokter bilang syaraf kamu mengalami luka, untuk sementara tidak dapat bersuara, lewat beberapa waktu akan membaik."

"Saya tidak mau!" saya dengan berusaha memukul ranjang, membuka mulut lebar-lebar berteriak, tapi hanya merupakan sebuah protes yang tidak bersuara.

Setelah kembali ke rumah, kehidupanku berubah. Suara telepon yang didambakan waktu itu, merupakan suara yang sangat menakutkan sekarang ini. Saya tidak lagi keluar rumah, juga menjadi seorang yang menyia-nyiakan diri, ayah mulai berpikir untuk pindah rumah.

Dan dia? di belahan bumi yang lain, yang diketahui hanyalah saya telah membatalkan pertunangan kami, setiap telepon darinya tidak mendapatkan jawaban, setiap surat yang ditulisnya bagaikan batu yang tenggelam ke dasar lautan.

Dua tahun telah berlalu, saya secara perlahan telah dapat keluar dari masa yang gelap ini, memulai hidup baru, juga mulai belajar bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Suatu hari, Xiao Cien memberitahu bahwa dia telah kembali, sekarang bekerja sebagai seorang insinyur di sebuah perusahaan. Saya berdiam diri, tidak mengatakan apapun. Mendadak bel pintu berbunyi, berulang-ulang dan terdengar tergesa-gesa. Tidak tahu harus berbuat apa, ayah menyeretkan langkah kakinya yang berat, pergi membuka pintu.

Saat itu, di dalam rumah mendadak hening. Dia telah muncul, berdiri di depan pintu rumahku. Dia mengambil napas yang dalam, dengan perlahan berjalan ke hadapanku.

Dengan bahasa isyarat yang terlatih, dia berkata, "Maafkan saya! Saya terlambat satu tahun baru menemuimu. Dalam satu tahun ini, saya berusaha dengan keras untuk mempelajari bahasa isyarat, demi untuk hari ini. Tidak peduli kamu berubah menjadi apapun, selamanya kamu merupakan orang yang paling kucintai. Selain kamu, saya tidak akan mencintai orang lain!"pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiHadiah yang Lebih Berharga

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. Kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.

Setahun sudah lewat sejak Susan, 34 tahun, menjadi buta. Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustasi, dan rasa kasihan pada diri sendiri.

Sebagai wanita yang sangat independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya, dan menjadi beban bagi semua orang di sekelilingnya.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?" dia bertanya-tanya, hatinya mengeras karena marah. Tetapi, betapa pun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu -- penglihatannya takkan pernah pulih lagi.

Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus.

Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekat untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi.

Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.

Akhirnya, Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa sampai ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke kota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak di pinggir kota yang berseberangan.

Mula-mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun.

Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru -- membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. Tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak. Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah.

Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi.

"Aku buta!" tukasnya dengan pahit. "Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku"

Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan,sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri.

Dan itulah yang terjadi. Selama dua minggu penuh Mark, menggunakan seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagaimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan satu kursi kosong untuknya.

Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung waktu turun dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya.

Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.

Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri.

Tibalah hari Senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya satu bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi ke arah yang berlawanan.

Senin, Selasa, Rabu, Kamis... Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal.

Pada hari Jum'at pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata : "Wah,aku iri padamu".

Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untuk menjalani hidup?

Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir itu, "Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?"

Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu"

Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya, "Apa maksudmu ?"

"Kau tahu, minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung", kata sopir itu.

Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk menyakinkan diri -- hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiAlkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak:

Ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya.

Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu

dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.

Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.

Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu.

Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan.

Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.

Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.

"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.

"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku.

Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam.

Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini."

Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.

Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.

"Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta.

Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu

sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik.

Tak lama lewatlah Kecantikan.

"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.

"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut.

Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak.

Saat itu lewatlah Kesedihan.

"Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta.

"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata

Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara,

"Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"

Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya.

Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui

siapa orang tua yang menyelamatkannya itu.

Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu,

siapa sebenarnya orang tua itu. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.

"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya.

Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.

"Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ...."pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiJanji Pertemuan

Jam enam kurang enam menit, kata jam bundar besar diatas meja informasi di Grand Central Station. Letnan Angkatan Darat bertubuh jangkung dan muda usia yang baru datang dari arah rel kereta mengangkat wajahnya yang tebakar matahari, dan matanya memicing untuk melihat waktu yang tepat. Jantungnya berdebar keras sehingga mengejutkannya karena ia tak dapat mengendalikannya. Enam menit lagi, ia akan bertemu dengan wanita yang telah mengisi tempat istimewa dalam hidupnya selama 13 bulan ini, wanita yang belum pernah ia lihat, tapi yang kata-kata tertulisnya telah menemaninya dan senantiasa menabahkan hatinya. Ia berdiri sedekat mungkin ke meja informasi, sedikit di luar lingkaran orang yang mengerumuni petugas.

Letnan Blandford teringat suatu malam tertentu, saat pesawatnya terperangkap di tengah sekelompok kaum Zero. Ia melihat wajah salah seorang pilot musuh yang menyeringai. Dalam salah satu suratnya, ia mengakui pada sahabat penanya bahwa ia seing merasa takut, dan hanya beberapa hari sebelum pertempuran ini, ia menerima jawaban surat darinya: "Tentu saja kamu takut.. semua pria pemberani pun begitu. Bukankah Raja Daud juga mengenal takut? Karena itulah dia menulis Mazmur 23. Lain kali, saat kamu meragukan dirimu, aku ingin kamu mendengar suaraku membacakan ini untukmu "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku". Dan ia ingat; ia mendengar khayalan suaranya, dan suara itu memperbaharui kekuatan dan keterampilannya.

Sekarang ia akan mendengar suara aslinya. Pukul enam kurang empat. Wajahnya semakin tegang. Di bawah atap luas berbintang, orang berjalan bergegas, seperti benang-benang berwarna dianyam ke dalam jaring-jaring kelabu. Seorang gadis mendekatinya, dan Letnan Blandford tersentak. Gadis ini memakai sebuah bunga merah pada kelepak jasnya, tapi bunganya adalah bunga buncis merah, bukan mawar merah kecil yang sudah mereka sepakati. Lagipula, gadis itu terlalu muda, sekitar 18, sedangkan Hollis Meynell sudah sejujurnya mengatakan bahwa ia berumur 30.

"Memangnya kenapa?" ia menjawab waktu itu. "Aku 32." Padahal, usianya baru 29.

Pikirannya kembali pada buku-buku itu yang pasti ditaruh sendiri oleh Tuhan ke dalam tangannya dari antara ratusan buku perpustakaan Angkatan Darat yang dikirim ke kamp latihan Florida. Of Human Bondage, judulnya; dan di seluruh buku itu ada catatan yang ditulis dengan tulisan wanita. Ia selalu membenci kebiasaan mencoret-coret buku, tapi kata-kata ini berbeda. Ia tak pernah menyangka bahwa seorang wanita dapat memandang ke dalam hati seorang pria dengan begitu lembut, begitu pengertian. Namanya ada pada sampul: Hollis Meynell.

Ia mencari buku telepon New York City dan menemukan alamatnya. Ia menyuratinya, dan wanita itu membalas. Hari berikutmya ia dikirim pergi, tapi mereka melanjutkan surat-menyurat. Selama 13 bulan, wanita itu dengan setia membalas, dan lebih dari sekedar membalas. Saat surat si letnan tidak tiba, wanita itu tetap menulis dan sekarang si letnan yakin bahwa ia mencintai wanita itu dan wanita itu mencintainya.

Tapi, wanita itu menolak semua permintaannya untuk mengirimkan fotonya. Tentu saja hal tersebut kurang baik.

Tapi ia menjelaskan : "Kalau perasaanmu terhadapku sungguh-sungguh, berdasarkan ketulusan hati, wajahku tidak akan menjadi masalah. Misalnya aku memang cantik. Aku akan selalu dihantui perasaan bahwa kamu mengambil keputusan berdasarkan hal itu, dan cinta semacam itu membuatku jijik. Misalkan aku biasa-biasa saja (dan kamu harus mengakui bahwa ini lebih mungkin). Lalu aku akan selalu cemas bahwa kamu terus menyuratiku karena kamu kesepian dan tak punya orang lain. Jangan, jangan minta fotoku. Kalau kamu datang ke New York, kamu bisa menemuiku, lalu kamu dapat mengambil keputusan. Ingat, kita berdua bebas untuk menghentikan atau melanjutkan persahabatan kita-apa pun yang kita pilih."

Pukul enam kurang satu - hati Letnan blandford meloncat lebih tinggi dari yang pernah dilakukan pesawatnya. Seorang wanita muda melangkah ke arahnya. Tubuhnya tinggi dan ramping; rambut pirangnya mengikal dari telinganya yang indah. Matanya biru bagai bunga, bibir dan dagunya memiliki ketegasan yang lembut. Dalam pakaian hijau pucat, ia seperti penjelmaan masa musim semi. Ia melangkah ke arah wanita itu, benar-benar lupa melihat bahwa si wanita tidak memakai bunga mawar, dan saat ia bergerak, sebuah senyuman kecil menantang melengkungkan bibirnya.

"Awas tertabrak, bung?" gumannya.

Dengan tak terkendalikan, ia melangkah selangkah mendekatinya. Lalu ia melihat Hollis Meynell. Wanita itu berdiri hampir tepat di belakang gadis tadi, seorang wanita berusia jauh di atas 40, rambutnya yang beruban dimasukkan di bawah topi tua. Tubuhnya lebih dari gemuk; pergelangan kakinya dijejalkan ke dalam sepatu hak rendah. Tapi, ia mengenakan mawar merah pada kelepak kusut jaket coklatnya. Gadis berpakaian hijau tadi telah bergegas pergi. Blandford merasa seakan terbelah dia, begitu kuat hasratnya untuk mengikuti si gadis, tapi begitu dalam kerinduaannya pada wanita yang jiwanya telah menemani dan menjunjung jiwanya; dan wanita itu berdiri di depannya. Wajahnya yang montok pucat terlihat lembut dan bijak; ia dapat melihatnya sekarang. Mata kelabunya berkelip hangat dan ramah. Letnan Bladford tidak ragu-ragu. Jarinya mencengkeram buku kecil Of Human Bondage yang berkulit biru dan sudah usang, yang menjadi ciri-cirinya untuk si wanita. Ini tak akan menjadi cinta, tapi akan menjadi sesuatu yang berharga, sesuatu yang lebih langka daripada cinta-persahabatan yang telah dan selalu akan disyukuri olehnya. Ia menegakkan bahunya yang lebar, memberi hormat, dan menyodorkan buku itu pada si wanita, meskipun selagi ia bicara, ia merasa kaget oleh kepahitan rasa kecewanya.

"Saya Letnan John Blandford dan ibu... ibu adalah Bu Meynell. Saya senang kita bisa bertemu. Bolehkah... bolehkah saya mengajak Ibu makan malam?"

Wajah wanita itu melebarkan senyuman sabar. "Ibu tak tahu ini masalah apa, nak," jawabnya. "wanita berbaju hijau - yang baru saja lewat - memohon Ibu mengenakan mawar ini pada baju ibu. Dan katanya, kalau kamu mengajak Ibu makan, Ibu harus memberi tahu, dia menunggumu di rumah makan besar di seberang jalan. Katanya ini semacam ujian. Ibu sendiri punya dua putra yang jadi tentara, jadi Ibu tak berkeberatan menolongmu.pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiKekayaan Kesuksesan dan Cinta

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu berkata, " Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, " Apakah suamimu sudah pulang ? " Wanita itu menjawab, " Belum, dia sedang keluar. " Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali ", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, " Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini. Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam ".

" Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama ", kata pria itu hampir bersamaan. " Lho, kenapa ?" tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seorang pria itu berkata, " Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, " Sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu ?"

Wanita itu kembali masuk ke dalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminyapun merasa heran. " Ohho ... menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan." Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, " Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen kebun kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. " Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam ? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta." Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. " Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita."

Wanita itu kembali keluar, dan bertanya kepada 3 pria itu. " Siapa diantara Anda yang bernama Cinta ? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini." Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho .. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan " Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam,tapi kenapa kamu ikut juga ?" Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. " Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemanapun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta."

" Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiKISAH PETER DAN TINA

Peter dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.

Tina : "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku."

Peter : "kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua saja yang tidak punya pasangan sekarang."

(keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)

Tina : "Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?"

Peter : "Eh? permainan apaan?"

Tina : "Eng... gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?"

Peter : "baiklah... lagian aku juga gada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan."

Tina : "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... semangat dong! hari ini akan jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"

Peter : "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen deh. katanya film itu bagus"

Tina : "OK dech.... Yuk kita pergi sekarang. tar pulang nonton kita ke karaoke ya... ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."

Peter : "Boleh juga..."

(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter mengantarkan Tina pulang malam harinya)

Hari ke 2:

Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe, suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Tina.

Hari ke 3:

Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat Peter.

Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt,makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.

Hari ke 7:

Bermain bowling dengan teman-teman Peter.Tangan tina terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya.Peter memijit-mijit tangan Tina dengan lembut.

Hari ke 25:Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay.Bulan sudah menampakan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya.Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit, dan melihat bintang jatuh.

Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke 41:

Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter.

Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharumenerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.

Hari ke 67:

Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.

Hari ke 72:

Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China.

Tina penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal.

Sang peramal hanya mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang"kemudian peramal itu meneteskan air mata.

Hari ke 84:

Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai.

Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain.

Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan, merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka.

Matahari terbenam, dan mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:

Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana.

Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.

15:20 pm

Tina : "Aku haus. Istirahat dulu yuk sebentar. "

Peter : "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?"

Tina : "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari ini. Sebentar ya"

Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta selalu macet.

15:30 pm

Peter sudah menunggu selama 10 menit and Tina belum kembali juga.

Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah panik.

Peter : "Ada apa pak?"

Orang asing : "Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu adalah temanmu"

Peter segera berlari bersama dengan orang asing itu.

Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang,tergeletak tubuh Tina bersimbah darah, masih memegang botol minumannya.

Peter segera melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit terdekat.

Peter duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit.

Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.

23:53 pm

Dokter : "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan surat ini dalam kantung bajunya."

Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya pucat tetapiterlihat damai.

Peter duduk disamping pembaringan tina dan menggenggam tangan Tina dengan erat.

Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya.

Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya.

Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Tina untuknya.

Dear Peter...

ke 100 hari kita sudah hampir berakhir.

Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu.

Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.

Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku.

Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya.

Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh malam itu di pantai,

Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku.Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku. Peter, aku sangat sayang padamu.

23:58

Peter : "Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku?

Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya.

Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! hari yang kita lalui baru berjumlah 99 hari!

Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama! Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku kesepian!

Tina, Aku sayang kamu...!"

Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Tina berhenti berdetak.

Hari itu adalah hari ke 100...pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiSelamat Jalan Kekasih ...

Andi ... Sudah menjalin hubungan kekasih selama dua tahun lamanya dengan Lily. Mereka berniat untuk meresmikannya awal tahun ini. Sayang, rencana itu harus gagal karena Tuhan keburu memanggil-Nya. Andi meninggal karena kecelakaan motor. Kejadiannya persis di malam minggu, saat dia hendak pergi ke rumah Lily. Biasanya, jam tujuh malam dia sudah nongol. Tapi tunggu punya tunggu, Andi belum juga datang.

Lily mulai gelisah, dia mencoba menghubungi Handphonenya, tapi tidak aktif. Sayang Andi tidak punya nomor telepon rumah. Maklum, di Surabaya ini dia anak kost. Sampai jam 10 malam Andi belum juga datang. Lily memutuskan untuk tidak menunggunya lagi. Sambil menahan kesal, dia mencoba untuk tidur. Tapi matanya sulit untuk terpejam. Dia bertanya-tanya dalam hati, Dimanakah Andi berada ?

Dia berniat menanyakan hal itu esok harinya di kampus. " Kalau dia berani selingkuh, Awas yach ! " begitulah kira-kira yang terbesit dibenaknya. Tapi anehnya, rasa was-was makin merajai benaknya. Hingga dia dikejutkan oleh dentang jam dinding yang menujukkan angka 12. " Akh ... aku masih belum bisa tidur " ucapnya.

Kegelisahannya semakin memuncak. Tiba-tiba Lily merasa haus, kemudian dia keluar kamar dan menuju ruang makan. Dia membuka kulkas dan mengambil sebotol air dingin. Dan saat ia hendak kembali ke kamar, langkahnya mendadak sangat berat, udara dingin menghempas. " Idih, ada apa ini ? kok ngga' biasanya seperti ini " Batinnya.

Entah mengapa, matanya mengarah ke ruang tamu, dan tiba-tiba saja dia melangkah dengan ringan seperti ada yang menggerakkannya. Lily sempat heran, buat apa dia menuju ke ruang tamu ? Di teras rumah, sekilas dia melihat sesosok bayangan hitam. Jantungnya berdetak. " Waduh ... Siapa itu diluar ? jangan-jangan pencuri " Pikirnya.

Ingin rasanya ia berteriak memanggil orang tua, adik atau siapa saja yang ada dirumah. Tapi suaranya tercekat ditenggorokan. Tanpa ia sadari, ia makin mendekati pintu. Disibakkannya tirai jendela sedikit, Betapa terkejutnya dia saat melihat Andi berdiri disana.

Hatinya lega bercampur bingung. Kenapa dia baru datang selarut ini ? Pelan-pelan ia membuka pintu. Andi menyunggingkan senyumnya saat Lily sudah berada dihadapannya.

" Andi ... Kok baru datang sekarang ? "" Sorry, tadi aku ada urusan mendadak, " Jelasnya" Wajahmu pucat, tanganmu juga dingin. Kau baik-baik saja Andi ? "" Aku sangat baik-baik saja. Belum pernah kurasakan sebaik ini. Aku Minta Maaf sudah terlambat datang. Tapi aku ngga' bisa lama-lama, waktuku cuma sebentar, "" Tapi Andi, kau belum menceritakan urusan mendadak apa yang tadi kau kerjakan, "" Besok juga kau akan tahu. Aku cuma ingin memberitahumu, aku tak bermaksud datang terlambat. Aku sangat mencintaimu Lily. Kau harus percaya itu,"

Lily merasa heran dengan ucapannya. Tapi belum sempat ia kemukakan keheranannya, Andi mengambil pamit pulang. " Aku Pulang, Jaga dirimu baik-baik, Aku ingin kau bahagia " Katanya sambil mencium kening Lily. Lalu dia pergi dan Lily mencoba untuk memanggilnya, tapi Andi terus melangkah pergi.

Sungguh, malam itu Lily sangat merasa ada yang aneh pada diri Andi. Senyumnya, Sorot matanya, semua terasa dingin. Lily juga baru menyadari kalu Andi tidak membawa motor.

Esoknya, Lily baru tahu bahwa Andi mengalami kecelakaan. Saat itu ia dihubungi oleh temannya dari kampus untuk segera ke Rumah Sakit. Lily hampir tak percaya mendengarnya. Menurut keterangan petugas di rumah sakit, Andi dibawa ke Rumah Sakit sekitar Jam 8 malam dalam keadaan sudah tak bernyawa. Motornya hancur berantakan. Lily begidik ketakutan.

Dengan ditemani seorang teman, ia bergegas ke kamar jenazah. dia membuka kain penutup tubuh Andi. Tampak wajah kekasihnya yang pucat pasi. Bibirnya membiru. " Akh ... tak sanggup aku melihatnya lebih lama lagi " Ucapnya sambil menangis. Yang jelas, pakaian yang dikenakannya adalah sama ketika ia datang jam 12 malam kerumah lily. " Apakah benar-benar arwahnya yang datang ... ? " pikirnya dalam hati

Sampai detik ini Lily belum bisa melupakan kejadian itu, Sosok Andi masih menempati ruang khusus didalam hatinya. Selamat Jalan Kekasihku ...

Sebuah Pena ... ...Yang dulu untaikan sketsa cinta atau lara ... ...ia habis tintanya, tak lagi bisa ia goreskan tangis,ia pun beku saat terharu ... ...ia tak bisa berikan jawaban saat kubertanya ... ...ia tak besarkan lagi hatiku dengan harapan ... ...ia mengering ... ... terbaring,tak pernah lagi hiraukan dawaiku yang mendenting bening ... ...pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiBukan Aku Tak Cinta

Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal.

Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak digubrisnya. Pukul 18.30.

"Tinnn.. Tiiiinnnnn...!!"

Cassie kecil melompat girang! Mama pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.

"Mama, mama.. Mama, mama..." Cassie menggerak-gerakkan tangan Mama. Mama diam saja.

Dengan cemas Cassie bertanya, "Mama sakit ya? Mananya yang sakit? Mam, mana yang sakit?"

Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata.

Cassie makin gencar bertanya, "Mama, mama... mana yang sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba...

"Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!" Mama membentak dengan suara tinggi.

Kaget, Cassie mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung. Cassie salah apa? Cassie sayang Mama... Cassie salah apa? Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama?

Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi. Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa.

"Tinnn.. Tiiiinnnnn...!!"

Mama pulang. Papa pulang. Cassie menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan.

"Cassie mana?". "Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya."

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: "Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku? Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu."

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh. Dari tempat dimana ia tidak akan terluka.

"Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?"pada hari KamisLaporkan SMAN BI Provinsi JambiCINTA MEMANG MENYAKITKAN

Mereka telah saling mengenal sejak bersekolah dan sejak menjadi sahabat baik. Mereka berbagi semua dan apapun juga dan menghabiskan banyak waktu bersama dalam dan setelah sekolah. Tetapi hubunganmereka tidak berkembang namun hanyalah sebatas teman. Diane menyimpan rahasia,kekagumannya dan cintanya kepada Jack. Dia memiliki alasan tersendiri untuk menyimpan hal itu sendiri.

TAKUT! Takut akan penolakan, takut jika Jack tidak merasakan hal yangsama,takut kalau Jack tidak menerimanya sebagai temannya lagi, takutkehilangan seseorang yang dia merasa nyaman bersamanya. Setidaknya jika dia tetap menjaga perasaannya, dia mungkin masih bisa bersama Jack dan dengan harapan, bahwa Jack lah yang akan mengatakan bagaimana perasaannya kepada Diane.

Waktu terus berjalan dan sekolah telah bubar. Jack dan Diane pergi kearah yang berlainan. Jack melanjutkan studinya ke keluar negeri,sedangkan Diane mendapatkan pekerjaan. Mereka tetap saling berhubungan, dengan surat, saling mengirimkan foto masing-masing dansaling mengirimkan hadiah. Diane merindukan Jack akan kembali.ia telah memutuskan bahwa dia memiliki kekuatan untuk mengatakankepada Jack bagaimana perasaan cintanya, jika Jack kembali.

Dan tiba-tiba, suratdari Jack terhenti. Diane menulis kepadanya,tetapitidak ada jawaban. Dimana dia? Apa yang terjadi? Banyak pertanyaan yang ada dikepalanya. Dua tahun berlalu dan Diane tetap berharap bahwa Jack akan kembali atau setidaknya mengiriminya surat. Dandoanya terkabul.

Dia menerima suratdari Jack, mengatakan...! " Diane, aku punya kejutanuntukmu...temui aku di bandara pukul 7 malam. Aku tidak kuat menunggu untuk menemuimu lagi. Cinta dan cium Jack"

Diane berbunga-bunga. Cinta dan cium, berarti banyak bagi seorang wanita yang belum merasakan cinta sebelumnya. Dia begitu gembira atas kata-kata itu.

Ketika harinya telah tiba, Diane menunggu dengan cemas. Dia memakaipakaian terbaiknya dan berusaha terlihat secantik mungkin. Dia mencariJack kesana kemari. Tetapi tidak dilihatnya Jack. Kemudian datangseorang wanita dengan pakaian ketat berwarna biru yang seksi.

Dia begitu perhatian melihat Diane, "Hai! Aku Jacelyn, temannya Jack.Kamu Diane?" tanyanya. Diane menganggukkan kepala. "Maaf, aku punya kabar buruk bagimu. Jack tidak akan datang. Dia tidakakan datang lagi." kata wanita itu, sambil meletakkan tangannya dipundaknya Diane.

Diane tidak dapat mempercayai hal yang dia dengar!!! Apa yang telahterjadi?? Diane bingung, dia amat sangat khawatir sekali dan wajahnyamenjadi pucat. "Dimana Jack? Apa yang terjadi padanya???Katakan padaku..." Diane memohon kepada si wanita.

Si wanita melihat dengan cermat ke Diane dan dia menepuk pundak Diane dan mengatakan,........ "ALAMAK DIANE... INI EKE ...JACK ! ...APAKAH EKE TERLIHAT CANTIK SEKARANG? AIH....AIH......YEY NGGAK BISA NGENALIN EKE LAGI YAH???IHHH...SEBEL DEH.....!!!".........dan kemudian Diane langsung pingsan.....pada hari KamisLaporkan