cerita2

download cerita2

of 2

description

cerita cerita

Transcript of cerita2

SAHABAT TAK MENGENAL WAKTU

Cerita berikut terinspirasi dari kehidupan saya dan beberapa sahabat baru yang membuat saya sadar akan makna arti persahabatan. Kami sering bercanda bersama melepas semua masalah dalam diri masing-masing tanpa adanya perselisihan. Kunci yang paling penting dalam menjaga agar persahabatan itu tidak rusak adalah bisa menghargai satu sama lain tanpa membuat hati mereka sedih.

Kisah ini menceritakan enam orang bersahabat yang berbeda beda asalnya dan bertemu di sebuah kota yang indah, bersih, nyaman dan dijuluki sebagai kota Atlas yaitu Semarang. Keenam orang tersebut adalah Nevy Nurul Hidayah, Pratiwi Oktafiani, Anisa Widyaningyas, Vety Aulia Sari, Nihayatul Laili Yuhana dan Lucia Damar. Banyaknya pertemuan mereka hanya terjadi di hari jumat dan sabtu. Keseharian mereka sering sekali bersama di lingkungan kampus Unnes atau tempat nongkrong di kantin bawah Unnes. Kami tidak canggung untuk mengeluarkan keluh kesah kami di saat berkumpul bersama dan saling berbagi pengalaman masing-masing.

Mereka semua memiliki sifat masing-masing yang unik. Pratiwi Oktafiani, berasal dari kota Tegal. Dia memiliki sifat yang unik, rajin, sering cemas dan jika sudah di kos mudah sekali tidur. Vety Aulia, berasal dari kota Kudus dan bersifat ceplas-ceplos jika berbicara tapi masih di batas kewajaran dan terkadang apa yang ia katakan diwujudkan sejujur-jujurnya sesuai hati dia. Annisa Widyaningtyas berasal dari kota Pati. Dia termasuk golongan mahasiswa yang rajin, pintar IT, hidupnya teratur dan sangat detail. Dia lebih tahu tentang IT dibandingkan saya. Anissa mendadak mempunyai hobi baru yaitu naik gunung. Dia sangat antusias membahas keseluruhan mengenai kegiatan naik gunung. Nihayatul Laili berasal dari kota Pekalongan. Niha adalah teman yang imut karena dia paling kecil postur tubuhnya dan berwajah seperti seumuran anak SMP. Niha juga termasuk mahasiswi yang rajin dan bersifat dewasa dibandingkan lainnya. Kata-katanya sering menenangkan meskipun dia terlihat yang paling kecil diantara kami. Lucia Damar berasal dari kota Semarang dan paling tegas, dewasa serta paling galak dibanding kami. Sifat tegas Lucia tidak semata-semata sebagai hal yang negatif tetapi membuat kita disiplin, dan mampu menghargai sesama. Deskrispi terakhir dari keenam sahabat tersebut adalah saya yang bernama Nevy Nurul Hidayah. Saya berasal dari kota Rembang. Sahabat yang paling berbeda dikarenakan memakai kacamata diantara lainnya. Kacamata menjadi identik melekat dalam diri saya. Sifat yang bisa tergambar mengenai saya adalah seseorang yang super santai tetapi mendadak sibuk jika sudah mendekati waktu habis atau deadline sudah di depan mata. Persahabatan keenam orang ini dimulai dari awal masuk kuliah Pasca Unnes hingga semester 3 yang sekarang masih kami tempuh. Semester 3 ini sudah terlihat banyak tekanan untuk pemilihan judul tesis. Di awal pertemuan perkuliahan sudah diberikan peringatan oleh Kaprodi untuk segera melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing. Awal pertemuan yang mencekam dan menampar nurani kami yang saat ini belum ada yang mengajukan judul. Bimbingan dengan dosen pembimbing secara langsung belum terlaksana sama sekali. Semester ini semakin membuat istimewa karena tugas setiap mata kuliah sebagiannya adalah praktik dan membutuhkan ide-ide cemerlang untuk melaksanakannya. Tujuannya baik karena dengan berbagai praktik dan ide yang baru tersebut bisa menjadi bahan awal pembuatan tesis.Tesis sebagai awal mula pembuktian layak dan tidak kami menjadi lulusan magister Pendidikan Fisika. Hakikat pentingnya kami mengikuti studi lanjut ini adalah membagikan ilmu kami sesuai kebutuhan dan sesuai porsinya. Kami enam sahabat ini sering diskusi tentang apa yang diperlukan dalam mengejar kelulusan tersebut. Test TOEFL dan tes komprehensif yang akan dilakukan di akhir semester tiga ini sudah menjadi target kami untuk terlaksana. Hari demi hari pembahasan Tesis telah menjadi bahasan umum bagi mereka. Hubungan mereka berenam pun semakin akrab ketika di akhir semester ini. Keakraban yang terjalin di semester dulu dengan diiringi kegiatan di luar kampus seperti makan bersama, keluar bersama dan belajar bersama telah mempererat hubungan ini. Keakraban ini semakin erat terjadi jika ada masalah yang belum bisa terselesaikan dengan bertemu langsung maka bisa dilanjutkan dengan bertemu di dunia sosial media. Kegiatan seperti ini tersimpan banyak di memori kami berenam dan belum tentu bisa dilakukan kembali ketika masing-masing telah melakukan pembuatan Tesis. Pada intinya kesabaran, keinginan dan ketekunan di semester ini sangat diperlukan dalam mengejar penyelesaian studi lanjut kami agar terlaksana tepat waktu. Enam sahabat baru ini memberikan makna yang berbeda-beda bagi si penulis. Tiap-tiap sahabat menunjukkan hal positif dan negatif yang dibawa masing-masing tiap karakter mereka. Sahabat baru ini mengenalkan makna bahwa sahabat bisa dimana saja, kapan saja tidak mengenal waktu untuk saling berbagi sesama.