cerita rekan

22
1 PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. JUDUL PENELITIAN Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Cerita Rekaan Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3 Melalui Picture and picture B. BIDANG ILMU Bahasa Indonesia Keterampilan Menulis Cerita Rekaan C. PENDA HULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah pada hakekatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pelajaran tentang bahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan adalah keterampilan mendengar, membaca, berbicara dan menulis, semua keterampilan tersebut disajikan secara terpadu (Tachir, 1993 : 2). Keterampilan membaca dan menulis perlu mendapat perhatian khusus sebab memang sulit menumbuhkan tradisi atau kebiasaan membaca dan menulis atau mengarang. Dipihak lain, karena kita hidup dalam tradisi lisan, pelatihan mendengar dan berbicara siswa cukup banyak mendapat kesempatan dan rangsangan di luar kelas. Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari masyarakat (Sugono, 1995 : 5).

Transcript of cerita rekan

Page 1: cerita rekan

1

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Cerita Rekaan Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri

Hulu Sungai Selatan 3 Melalui Picture and picture

B. BIDANG ILMU

Bahasa Indonesia Keterampilan Menulis Cerita Rekaan

C. PENDA HULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah pada hakekatnya adalah pengajaran

keterampilan berbahasa, bukan pelajaran tentang bahasa. Keterampilan-keterampilan

berbahasa yang perlu ditekankan adalah keterampilan mendengar, membaca,

berbicara dan menulis, semua keterampilan tersebut disajikan secara terpadu (Tachir,

1993 : 2).

Keterampilan membaca dan menulis perlu mendapat perhatian khusus sebab

memang sulit menumbuhkan tradisi atau kebiasaan membaca dan menulis atau

mengarang. Dipihak lain, karena kita hidup dalam tradisi lisan, pelatihan mendengar

dan berbicara siswa cukup banyak mendapat kesempatan dan rangsangan di luar

kelas. Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari

masyarakat (Sugono, 1995 : 5).

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki

siswa. Siswa dituntut mempunyai kemapuan untuk dapat melahirkan dan menyatakan

kepada orang lain apa yang dirasakan, dikehendaki dan dipikirkan dengan bahasa

tulis. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dalam

kehidupan modern seperti sekarang ini. Pembinaan yang sebaiknya terhadap

pengajaran menulis bukan saja menghasilkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan

menulis yang baik, tetapi juga akan mengembangkan potensi pengajar bahasa

Indonesia yang selama ini sering dikatakan kurang efektif.

Page 2: cerita rekan

2

Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar bahasa Indonesia di SD Negeri

Hulu Sungai Selatan 3, bahwa pembelajaran bahasa Indonesia masih menekankan

pada materi yang terdapat di dalam buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan

kontekstual yang mempergunakan media dalam pembelajaran secara maksimal.

Mengajak siswa berinteraksi dengan lingkungan jarang dilakukan. Hal ini membuat

pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang

disampaikan. Maka model pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan siswa

menjadi jenuh.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, pembelajaran bahasa Indonesia di

SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3 dengan kondisi peserta didik pada saat ini serta

berdasarkan pada hasil rata-rata tes kemampuan awal yang dilakukan ternyata

sebagian besar siswa kelas IV SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3 hasilnya masih

dibawah Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM=70,00).

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga

tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran.

Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang

paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model

pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan

ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Salah satu media yang dapat digunakan untuk mendorong anak supaya dapat

meningkatkan hasil belajar menulis adalah menggunakan picture and picture. Peneliti

berkeyakinan bahwa media picture and picture ini akan berhasil didasarkan pada

asumsi bahwa media ini memiliki beberapa kelebihan: pengguaan gambar biasanya

disukai anak, praktis, bisa digunakan berulang-ulang, menarik, inovatif, dan hemat.

Page 3: cerita rekan

3

2. Perumusan dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai

berikut:

a. Apakah melalui pendekatan picture and picture dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menulis cerita rekaan?

b. Apakah melalui pendekatan picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada menulis cerita rekaan?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

a. Melalui pendekatan picture and picture dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis cerita rekaan.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis cerita rekaan melalui pendekatan

picture and picture .

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah, guru

Bahasa Indonesia, dan para siswa:

a.Guru dapat menerapkan picture and picture sebagai salah satu metode yang dapat

membantu guru dalam pelajaran Bahasa Indonesia sehingga dengan mudah

memahami konsep tersebut dengan baik sehingga kemampuan menulis secara umum

menjadi lebih baik.

b.Siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengurangi kebosanan dalam

belajar.

c.Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa belajar lebih mandiri

dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan pelajaran baru.

d.Aktivitas siswa dalam menulis cerita rekaan meningkat.

e.Hasil belajar siswa menulis cerita rekaan meningkat

Page 4: cerita rekan

4

f.Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi sekolah tentang variasi

pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses

pembelajaran.

Adapun manfaat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Bagi diri peneliti, merupakan pengalaman yang berarti sebagai bekal untuk

meningkatkan kemampuan dalam perbaikan proses pembelajaran;

b. Bagi Peserta Didik, membantu mengatasi kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran, terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia;

c. Bagi Guru, sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk melaksanakan proses

pembelajaran bagi peserta didik pada masa-masa berikutnya;

d. Bagi Sekolah, meningkatkan pelayanan kepada peserta didik, meningkatkan sumber

daya manusia guru, secara umum prestasi sekolah mejadi lebih meningkat.

D. KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:741), menyatakan metode adalah cara

kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan

yang ditentukan.

1. Picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan

dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

Langkah-langkah:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Menyajikan materi sebagai pengantar.

c. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

d. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

e. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

f. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

g. Kesimpulan / rangkuman.

Page 5: cerita rekan

5

Kebaikan dari picture and picture:

a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

b. Melatih berpikir logis dan sistematis.

2. Cerita Rekaan

Cerita rekaan adalah cerita yang memang tidak benar-benar terjadi (cerita khayalan)

atau juga bisa cerita itu pernah terjadi dan dialami oleh penulis kemudian dikembangkan

menjadi sebuah cerita.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi

dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta

menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra

Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami

dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia semacam itu

diharapkan:

Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,

dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan

dan hasil intelektual bangsa sendiri;

Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa

peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;

Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;

Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program

kebahasaan dan kesastraan di sekolah.

Page 6: cerita rekan

6

Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan

sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia; dan

Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai

dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Adapun tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki

kemampuan: berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis; menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; memahami bahasa Indonesia dan

menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; menggunakan bahasa

Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional

dan sosial; menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa;

menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia. Sedangkan, ruang lingkup mata pelajaran Bahasa

Indonesia mencakupi komponen- kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra

yang meliputi aspek-aspek:

a. mendengarkan;

b. berbicara;

c. membaca; dan

d. menulis.

Pengembangan bahasa pada anak memerlukan kesempatan menggunakan bahasa.

Oleh karena itu, kita membutuhkan lingkungan pendidikan yang memberikan

kesempatan yang banyak atau kaya bagi siswa untuk menggunakan bahasa di dalam

cara-cara yang fungsional (Gay Su Pinnel dan Myna L. Matlin, 1989:2).

Guru yang memberi siswa kesempatan mengembangkan keterampilan berbahasa di

dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks akan meningkatkan pembelajaran

karena mereka (guru) memberi siswa pelatihan di dalam keterampilan yang terintegrasi

dengan literasi tingkat tinggi. Komunikasi adalah inti pengajaran language arts,

sementara itu tugas-tugas komunikasi yang kompleks adalah inti kemahirwacanaan

Page 7: cerita rekan

7

tingkat tinggi (high literacy) (CED, 2001).

Selanjutnya, guru yang memberi pengalaman kepada siswa dengan pembelajaran

terpadu melalui lingkungan mahir literasi (literate environment) ternyata dapat

meningkatkan pembelajaran karena mereka (siswa) menggunakan proses-proses yang

saling berkaitan antara membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk

komunikasi alamiah senyatanya (authentic commmunication) (Salinger, 2001).

Namun, secara jujur harus diakui bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

belum berlangsung seperti yang diharapkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia lebih

cenderung bersifat teoretis dan kognitif daripada mengajak siswa untuk belajar

berbahasa Indonesia dalam konteks dan situasi yang nyata. Akibatnya, apa yang

diperoleh siswa di kelas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tidak bisa diterapkan

secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pembelajaran Bahasa

Indonesia terlepas dari konteks pengalaman dan lingkungan siswa. Hal ini bisa

menimbulkan dampak yang cukup serius terhadap keterampilan siswa dalam

menggunakan bahasa Indonesia dalam peristiwa dan konteks komunikasi.

Apa yang kita amati dari hasil pembelajaran di sekolah dasar dan menengah di

Indonesia adalah ketidakmampuan anak-anak menghubungkan antara apa yang

dipelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dimanfaatkan untuk memecahkan

persoalan sehari-hari (Direktorat SLTP, 2002). Apa yang anak-anak peroleh di sekolah,

sebagian hanya hafalan dengan tingkat pemahaman yang rendah. Siswa hanya tahu

bahwa tugasnya adalah mengenal fakta-fakta, sementara keterkaitan antara fakta-fakta

itu dengan pemecahan masalah belum mereka kuasai.

Dalam konteks demikian, diperlukan upaya serius melalui penggunaan pendekatan

yang inovatif dan kreatif agar pembelajaran Bahasa Indonesia di SD bisa berlangsung

dalam suasana yang kondusif, interaktif, dinamis, terbuka, menarik, dan menyenangkan.

Melalui proses pembelajaran semacam itu, siswa diharapkan dapat

menumbuhkembangkan kemampuan intelektual, sosial, dan emosional, sehingga

mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar

sesuai dengan konteks dan sitiuasinya.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi

Page 8: cerita rekan

8

dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta

menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran

bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia

Indonesia. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu menciptakan

suasana yang kondusif; interaktif, dinamis, terbuka, inovatif, kreatif, menarik, dan

menyenangkan adalah pendekatan pragmatik.

E. METODE PENELITIAN

1. Setting Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni s/d Agustus Tahun Pelajaran 2009/2010

selama kurang lebih 3 bulan, dan untuk tidak mengganggu kegiatan belajar

mengajar (KBM) maka penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan

kegiatan pembelajaran itu sendiri.

b. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3

Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pertimbangan peneliti dalam menetapkan tempat

uji coba penelitian adalah, bahwa SDN Hulu Sungai Selatan 3 selalu terbuka

dalam upaya menerima terobosan baru di dunia pendidikan.

c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I SDN Hulu Sungai Selatan

3 tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 16 orang terdiri atas laki-laki 7 orang dan

perempuan 9 orang.

d. Obyek Penelitian

Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Bahasa Indonesia

siswa kelas IV semester I pada pembelajaran menulis cerita rekaan melalui picture

and picture.

Page 9: cerita rekan

9

2. Faktor-faktor yang Diteliti

PTK akan ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dan pada masing-masing siklus tediri

atas dua kali pertemuan (2×2x35 menit).

Adapun tahapan dalam penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu:

a. Persiapan

Sebelum melakuakan penelitian, peneliti merancang sebuah pembelajaran dengan

menerapkan metode Picture and picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

materi ciri-ciri bebrapa jenis hewan siswa kelas IV SD Negeri Hulu Sungai Selatan

3 dalam dua siklus. Tahap selanjutnya adalah mengkaji Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar, menyusun silabus dengan mengambil kompetensi dasar,

menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan instrumen tes, menyiapkan

instrumen penelitian, dan lain-lain.

b. Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga siklus dengan

pembelajaran menggunakan metode Picture and picture . Siswa diberikan

serangkaian gambar yang berurutan kemudian dari masing masing gambar siswa

diminta untuk membuat kalimat. Kalimat-kalimat tersebut kemudian ditulis dalam

satu rangkaian menjadi sebuah cerita. Data yang terkumpul berupa tingkat

keberhasilan setiap siklus, yaitu peningkatan prestasi belajar siswa. Sesuai dengan

intrumen yang kami gunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dengan pemberian soal tes, karena teknik ini digunakan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Analisa data yang

dilakukan tidak menggunakan uji statistik, tapi menggunakan teknik analisis

deskriptif.

Teknik pengumpulan data ini mencerminkan penelitian kualitatif dengan latar

belakang penelitian sebagai sumber pengambilan data yang bersifat alamiah.

Analisis data bersifat deskriptif dengan manusia sebagai instrumen kunci, serta

memperhatikan proses bagaimana peserta didik dapat memperoleh prestasinya. Jadi

tidak semata-mata cukup dengan memperhatikan hasil yang diperoleh peserta didik

Page 10: cerita rekan

10

saja. Adapun rencana tindakan yang akan dilaksanakan setiap siklusnya adalah

sebagai berikut:

Siklus I

1) Pelaksanaan tindakan, setiap siswa diberi serangkaian gambar yang berurutan dan

kemudian dari masing masing gambar siswa diminta untuk membuat keterangan

tentang gambar tersebut. Kalimat-kalimat keterangan gambar tersebut kemudian

ditulis dalam satu susunan menjadi sebuah cerita.

2) Observasi dan pengumpulan data. Bersama dengan observer peneliti melakukan

pengamatan jalannya pembelajaran yang meliputi proses pengamatan terhadap

aktivitas dalam pembelajaran secara keseluruhan, mengamati aktifitas siswa dalam

Picture and picture , mengerjakan tugas, pemaparan hasil ; melakukan penilaian

hasil dan membuat laporan hasil temuan; serta mengumpulkan data dan, dan

menghitung prosestase keberhasilan belajar peserta didik.

3) Mengamati kesulitan peserta didik dalam menulis menggunakan Picture and

picture .

4) Refleksi, berupa lembar observasi dan catatan selama kegiatan kemudian dikaji

untuk direnungkan. Evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam

proses pembelajaran untuk diperbaiki dan dilaksanakan pada pembelajaran siklus

berikutnya.

e) Mengambil kesimpulan

Siklus II

Siklus II dilaksanakan jika hasil dari siklus I masih terdapat kelemahan dalam

pembelajaran.

3. Data dan Jenis Data

Data yang diperlukan pada penelitian ini berupa nilai ulangan, yaitu nilai hasil

ulangan pada setiap akhir siklus

4. Teknik Pengambilan Data

Dengan memperhatikan judul penelitian dan instrumern penelitian yang digunakan,

maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data tes. Pada setiap akhir

Page 11: cerita rekan

11

siklus siswa diberi seperangkat soal untuk dikerjakan, kemudian diberi skor pada

setiap jawaban yang benar sebagai pedoman untuk memberikan nilai pada siswa.

5. Teknik analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif karena penelitian ini bertujuan unuk

mengetahui sejauh mana metode Picture and picture dapat meningkatkan prestasi

belajar Bahasa Indonesia materi menulis cerita rekaan siswa kelas IV semester I SDN

Hulu Sungai Selatan 3 Tahun Pelajaran 2009/2010.

Dalam pelaksanaan analisis data kegiatan utamanya adalah mengolah skor menjadi

nilai.

6. Indikator Kerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika siswa mampu membuat sebuah

cerita rekaan dengan baik menggunakan kaidah kaidah bahasa Indonesia yang baik

dan benar. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan dan aktifitas siswa selama menulis

menggunakan Picture and picture, maupun dari pencapaian nilai hasil ulangan para

siswa pada setiap akhir siklus yakni 75% siswa mencapai batas angka Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70,00.

7. Hipotesis Penelitian

Dengan menerapkan metode Picture and picture akan dapat meningkatkan prestasi

belajar menulis cerita rekaan bagi siswa kelas IV semester I SDN Hulu Sungai

Selatan 3 Tahun Pelajaran 2009/2010.

Page 12: cerita rekan

12

F. JADWAL PENELITIAN

NO JENIS KEGIATANBULAN PELAKSANAAN

JUNI JULI AGUSTUS1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Persetujuan Proposal x x

2 Persiapan Penelitian x x

3 Tindakan Kelas x x x

4 Pengolahan Data x x

6 Analisis Hasil x x x

7 Laporan Hasil Penelitian x x

Page 13: cerita rekan

13

LAMPIRAN:

LEMBAR OBSERVASI GURU/SISWA

No.

Aktivitas Guru/Siswa Ya TidakSKOR

0 1 2 3 41 Guru menyampaikan Indikator dan

kompetensi yang diharapkan2 Siswa memperhatikan Indikator dan

kompetensi yang diharapkan3 Guru menjelaskan secara singkat aturan

penulisan cerita rekaan

4 Siswa memperhatikan penjelasan aturan penulisan cerita rekaan

5 Guru membagikan LKS yang berisi gambar-gambar yang ter acak

6 Siswa memperhatikan LKS yang berisi gambar-gambar yang ter acak

7 Guru meminta siswa menebak gambar mana yang pertama

8 siswa menebak gambar mana yang pertama

9 Guru menanyakan alasan memilih gambar tersebut

10 Siswa alasan memilih gambar tersebut

11 Guru meminta siswa meneruskan menyusun dengan urutan yang benar.

12 Siswa meneruskan menyusun dengan urutan yang benar.

13 Guru meminta siswa memberikan deskripsi/keterangan pada tiap gambar.

14 Siswa memberikan deskripsi/keterangan pada tiap gambar.

15 Guru meminta siswa menuliskan kembali deskripsi-deskripsi tesebut menjadi sebuah paragraf.

16 Siswa menuliskan kembali deskripsi-deskripsi tesebut menjadi sebuah paragraf.

17 Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas

18 Siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas

Page 14: cerita rekan

14

19 Guru meminta siswa memajang hasil kerja di papan display.

20 Siswa memajang hasil kerja di papan display.

21 Guru meminta siswa memberikan kesimpulan

22 Siswa memberikan kesimpulan

Keterangan:0 : Sangat kurang1 : Kurang2 : Cukup3 : Baik4 : Sangat Baik

Observer,

................................................

Page 15: cerita rekan

15

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2008. Model Silabus Kelas IV. Jakarta:Depdiknas

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka

________. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas I s.d. VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:Depdiknas

________. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Depdiknas

Oemar Hamalik. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito

Kasbulah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Malang:Universitas Negeri Malang

Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara

Ngalim Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung:Remaja RosdakaryaRoestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta

Slamet. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:Rineka Cipta

Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung:Remaja Rosdakarya

Sumadi Suryabrata.1984. Metodologi Penelitian. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Winkel. 1980. Psikologi Pengajaran. Jakarta:Gramedia

Page 16: cerita rekan

16