CERITA LEPAS (FTV) Episode SEHATI CINTA · PDF file CERITA LEPAS (FTV) Episode SEHATI CINTA...
date post
05-Oct-2020Category
Documents
view
6download
0
Embed Size (px)
Transcript of CERITA LEPAS (FTV) Episode SEHATI CINTA · PDF file CERITA LEPAS (FTV) Episode SEHATI CINTA...
1
CERITA LEPAS (FTV)
Episode SEHATI CINTA Cerita / Skenario : Ifa Yustiani
===============================================================
01. INT. RUMAH RAHADIAN. RUANG TENGAH – DAY
SFX: TERDENGAR SUARA MUSIK KLASIK dari alunan sebuah piano.
KAMERA bergerak lembut menyusuri sebuah rumah mewah yang
penuh perabot kelasik dengan jendela-jendela besar di
dinding-dindingnya. Tampak foto-foto keluarga beranggotakan
RAHADIAN (ayah), LARAS (ibu) dan kedua anak perempuan
mereka SAFIRA dan ALIFAH. Foto-foto itu menunjukkan betapa
harmonis dan bahagianya keluarga itu.
Tak lama kemudian, terlihat seorang perempuan (SAFIRA, 20
tahun) sedang menghadap sebuah piano dan sedang
memainkannya.
KAMERA tilt up to – SAFIRA yang duduk dengan santai di
depan pianonya, tangan SAFIRA yang dengan lembut memainkan
piano, hingga pada ekspresi wajah cantik SAFIRA dengan mata
yang terpejam sedang menghayati lagunya.
FALASHBACK:
02. INT/EXT. JALANAN. SEBUAH BUS - DAY
Tampak sebuah BUS melaju di pinggiran jalan raya yang cukup
sepi. BEBERAPA ANAK SMP yang sedang mengadakan rekreasi
tampak senang dan bersuka cita saat dalam perjalanan.
SAFIRA (14 tahun) dan ALIFAH (12 tahun) sedang asik bermain
permainan tangan.
INSERT: BUS yang melaju terus, berbelok-belok pada tikungan
yang tajam.
TAWA dan CANDA tampak di wajah para murid yang ada di dalam
bus itu. Termasuk SAFIRA dan juga ALIFAH. Semua tampak
begitu senang dan semangat. Hingga sesuatu yang buruk
terjadi.
BACK TO:
03. INT. RUMAH RAHADIAN. RUANG TENGAH – DAY
2
Ekspresi SAFIRA kini berubah. Dari yang tadi begitu
menghayati, kini berubah menjadi kerutan di dahi dan
perasaan yang gelisah.
Di sudut lain ALIFAH (18 tahun), kembaran SAFIRA yang
sangat mirip dengannya, sedang memperhatikan SAFIRA dari
balik tembok. Ia tersenyum melihat kelihaian saudara
kembarnya itu dalam bermain piano.
Tapi SAFIRA ternyata bermain piano dalam kegelisahan
mengingat sesuatu di masa lalunya.
FLASHBACK:
04. INT/EXT. JALANAN. SEBUAH BUS - DAY
SFX: KLAKSON BUS BERBUNYI SANGAT KERAS.
Kontan semua MURID yang ada dalam BUS mulai bingung dan
panik. Termasuk SAFIRA dan juga ALIFAH. SAFIRA yang
penasaran dengan apa yang terjadi pun berdiri. Ternyata BUS
sedang bertabrakan dengan sebuah TRUK.
SFX: SUARA TABRAKAN DASYAT tumpang tindih dengan suara
JERITAN HISTERIS para MURID.
Hal ini membuat SAFIRA yang melihat dengan mata kepalanya
sendiri tak banyak bisa berbuat sesuatu kecuali terbelalak
ketakutan, sehingga pecahan kaca BUS yang berhamburan masuk
ke dalam matanya dan membutakannya.
SFX: SUARA TERIAKAN yang DASYAT terdengar menggema.
BACK TO:
05. INT. RUMAH RAHADIAN. RUANG TENGAH – DAY
MUSIK PIANO itu berhenti berbunyi bersamaan dengan tangan
SAFIRA yang dengen asal menekan semua tuts pada piano
sehingga terdengar SUARA yang kacau balau.
Wajah SAFIRA yang penuh kekesalan kini tampak terengah-
engah. Matanya sudah dibuka walau tatapannya kosong. Dia
merasa adanya kebencian dalam dirinya. Sebuah tangan lalu
memegang bahunya. Dan seketika itu juga SAFIRA berbalik
dengan penuh kekagetan.
3
ALIFAH sendiri kaget melihat reaksi saudaranya itu saat ia
menyentuh bahu SAFIRA.
ALIFAH
Kak Fira! Kakak ngga apa-apa?
SAFIRA
(gugup)
Aku… aku ngga apa-apa!
SAFIRA lalu mencoba menenangkan diri dengan mengambil nafas
dalam-dalam. Untuk menghindari kecurigaan ALIFAH, SAFIRA
lalu berjalan menjauh dari piano menuju sofa depan TV.
SAFIRA berjalan sambil meraba-raba karena dirinya sama
sekali tidak bisa melihat. ALIFAH pun membantunya hingga
SAFIRA duduk dengan baik dan benar. ALIFAH pun ikut duduk
di sebelahnya.
ALIFAH
Aku lihat kakak bermain sangat indah
tadinya. Tapi tiba-tiba kakak berhenti
begitu saja! Kenapa kak? Kenapa ngga kakak
teruskan saja permainannya? Permainan piano
kakak sangat bagus Lho!
SAFIRA lalu tersenyum manis di depan ALIFAH.
SAFIRA
Terima kasih Al! Aku tadi hanya merasa
bosan! Jadi aku cepat-cepat menghentikannya!
Lagi pula, aku merasa cukup lancar bermain
piano! itu bagus untuk melatih daya pekaku
terhadap bunyi!
SAFIRA lalu mencium bau wangi ALIFAH yang tampaknya sudah
siap untuk pergi. ALIFAH tampak berdandan seperti mau
berolah raga – mengenakan kaos oblong, celana pendek, dan
sepatu kets serta membawa tas besar.
SAFIRA
Kamu mau pergi Al?!
ALIFAH
Iya! Aku mau main basket sama anak-anak! Apa
kakak mau ikut?!
4
SAFIRA
(menggeleng)
Tidak usah! Aku disini saja!
ALIFAH
Apa ada yang bisa aku lakukan sebelum aku
pergi? Mungkin mandi atau ganti baju?!
SAFIRA
(menggeleng)
Ngga usah! Aku bisa sendiri kok!
ALIFAH
Kamu yakin?!
SAFIRA
(mengangguk)
Kamu cepat pergi saja! Nanti semua teman-
temanmu kelamaan menunggu kamu!
ALIFAH melihat ke arah jam di arlojinya. Ia pun kaget
melihatnya.
ALIFAH
Baiklah! Aku pergi dulu ya! Daa…
SAFIRA
Daaa...!!!
ALIFAH beranjak pergi dan berlalu di balik pintu. SAFIRA
diam sejenak di tempatnya. Tak lama kemudian ia turtut
berdiri untuk pergi.
CUT TO:
06. INT. RUMAH RAHADIAN. KAMAR SAFIRA-BATHROOM – DAY
SAFIRA berjalan dengan meraba-raba menuju kamar mandi.
Setelah masuk ke kamar mandi, SAFIRA siap untuk mandi. Saat
dia hendak mengoleskan odol pada sikat gigi, ternyata
SAFIRA salah ambil. Dia malah mengambil salep atau
semacamnya yang bentuknya menyerupai odol.
Dan tanpa disadari, SAFIRA langsung menggosok giginya.
SAFIRA langsung memuntahkannya segera setelah menyadarinya.
Ia mengumur mulutnya sampai bersih. Tampaknya dia marah
pada dirinya sendiri sehingga saat mengumur mulutnya, ia
5
tampak begitu emosi. Setelah selesai, SAFIRA terdiam
sejenak. Ada kebencian di raut wajahnya.
CUT TO:
07. EXT. LAPANGAN BASKET – DAY
Sebuah bola basket masuk tepat ke dalam ranjang. SEMUA
ORANG BERTEPUK TANGAN. ALIFAH tersenyum penuh kemenangan
setelah dia berhasil memasukkan bolanya ke dalam ranjang.
ADIT (21 tahun), seorang laki-laki tampan dengan postur
tubuh atletis, mengambil bola dan mendriblenya. Sekilas ia
melirik ke aeah ALIFAH. Dan kebetulan ALIFAH juga sedang
meliriknya. ADIT tersenyum pada ALIFAH.
ADIT
Kamu hebat sekali!
ALIFAH
Terima Kasih...!
Wajah ALIFAH tampak merah padam di bawah terik matahari.
Tampak di kedua wajah ALIFAH dan ADIT ada rasa tertarik
satu sama lain.
CUT TO:
08. EXT. RUMAH RAHADIAN. HALAMAN-TERAS – NIGHT
ALIFAH dan ADIT berjalan beriringan hingga sampai halaman
rumah ALIFAH. ALIFAH senang sekali dapat berjalan bersama
ADIT.
ALIFAH
Terima kasih kamu sudah mengantar aku
pulang! Jadi ngerepotin!
ADIT
Ngga apa-apa! Aku senang sekali bisa
mengantar kamu! Kalau bisa setiap hari!
ALIFAH terkesan mendengarnya. Tak lama kemudian pintu utama
rumah itu terbuka dan SAFIRA muncul diambang pintu. ALIFAH
dan ADIT sama-sama melihat kedatangan SAFIRA.
SAFIRA
6
Alifah, apa itu kamu?!
ALIFAH
Ehm... iya Kak!
SAFIRA
Kayaknya kamu ngga sendiri?!
ALIFAH
Ehm... iya nih! Aku sama temen aku! Kenalkan
ini Adit! Nih Dit, kakak aku yang aku
ceritakan sama kamu!
ADIT terkesima melihat SAFIRA yang benar-benar kembar
dengan ALIFAH.
ADIT
Wah, kalian seperti anak kembar! Mirip
sekali!
SAFIRA
Namanya juga saudara!
ADIT hendak menjauh setelah menjabat tangan SAFIRA, tapi
nyatanya SAFIRA malah menarik tangan ADIT untuk lebih
mendekat supaya SAFIRA bisa meraba wajah ADIT. ADIT kaget
dibuatnya, begitu juga ALIFAH. Namun SAFIRA tampaknya tak
peduli dengan pandangan mereka.
SAFIRA
Wah, sepertinya kamu tampan!
ADIT
Ah... ng-ngga juga sih!
ADIT tampak salah tingkah sendiri. Ia melirik ALIFAH.
Awalnya ALIFAH merasa aneh, tapi akhirnya ia tersenyum
merasa geli sendiri. Setelah tahu bagaimana ADIT, SAFIRA
melepasnya begitu saja.
SAFIRA
Senang berkenalan sama kamu cowok tampan!
ADIT tampak merah padam. ALIFAH lalu menghampiri SAFIRA
sambil berpamitan dengan ADIT.
ALIFAH
7
Selamat malam Dit!
ADIT
Malam…
Pintu tertutup bersamaan menghilangnya kedua saudara kembar
tadi. ADIT masih terpaku ditempat. Ia lalu mengelus pipinya
kembali. Dia merasakan hal yang beda terh