Cerebral Palsy

26
PENDAHULUAN Cerebral palsy adalah keadaan kerusakan jaringan otak yang permanen dan tidak progresif. Terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) dan merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidup dan menunjukan kelainan dalam sikap dan pergerakan disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis. Gangguan ganglia basal dan cerebellum dan kelainan mental. Prevalensi cerebral palsy di negara-negara maju adalah 2-2,5 kasus per 1000 kelahiran hidup, dimana bayi prematur merupakan kelompok prevalensi tertinggi. Insiden relatif cerebral palsy yang digolongkan berdasarkan keluhan motorik adalah sebagai berikut: spastik 65%, atetosis 25%, ataktid 10%. Di Indonesia, prevalensi penderita cerebral palsy diperkirakan sekitar 1 – 5 per 1.000 kelahiran hidup. Laki–laki lebih banyak daripada perempuan. Seringkali terdapat pada anak pertama. Hal ini mungkin dikarenakan kelahiran pertama lebih sering mengalami gangguan pada jalan lahir. Angka kejadiannya lebih tinggi pada bayi berat badan lahir rendah dan 1

description

Tumbuh Kembang

Transcript of Cerebral Palsy

PENDAHULUANCerebral palsy adalah keadaan kerusakan jaringan otak yang permanen dan tidak progresif. Terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) dan merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidup dan menunjukan kelainan dalam sikap dan pergerakan disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis. Gangguan ganglia basal dan cerebellum dan kelainan mental.Prevalensi cerebral palsy di negara-negara maju adalah 2-2,5 kasus per 1000 kelahiran hidup, dimana bayi prematur merupakan kelompok prevalensi tertinggi. Insiden relatif cerebral palsy yang digolongkan berdasarkan keluhan motorik adalah sebagai berikut: spastik 65%, atetosis 25%, ataktid 10%.Di Indonesia, prevalensi penderita cerebral palsy diperkirakan sekitar 1 5 per 1.000 kelahiran hidup. Lakilaki lebih banyak daripada perempuan. Seringkali terdapat pada anak pertama. Hal ini mungkin dikarenakan kelahiran pertama lebih sering mengalami gangguan pada jalan lahir. Angka kejadiannya lebih tinggi pada bayi berat badan lahir rendah dan kelahiran kembar. Umur ibu seringkali lebih dari 40 tahun, terlebih lagi pada multipara.Cerebral palsy dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok berdasarkan kerusakan gerakan yang terjadi. Palsi serebral spastik merupakan bentukan palsi serebral terbanyak (70-80%) ditandai dengan otot mengalami kekakuan dan secara permanen menjadi kontraktur. cerebral palsy atetosis atau diskinetik merupakan bentuk palsi serebral dengan karakteristik gerakan yang tidak terkontrol dan perlahan. Cerebral palsy campuran dimana anak mempunyai lebih dari satu bentuk cerebral palsy yang lainnya. Bentuk campuran yang sering dijumpai adalah spastik dan atetoid tetapi kombinasi lain dapat pula dijumpai. Berikut merupakan pembahasan tentang cerebral palsy pada pasien anak yang datang berobat ke poliklinik RSUD Undata.KASUSIdentitas PasienNama : An. NBUmur : 2 tahun 2 bulanJenis Kelamin : PerempuanAlamat: Jl. DayodaraTanggal Pemeriksaan: 15 Mei 2015

AnamnesisKeluhan Utama: Kaku seluruh tubuhRiwayat Penyakit SekarangPasien datang ke Poli Anak RSUD Undata diantar oleh orang tuanya dengan keluhan kaku seluruh badan. Keluhan dialami sejak 5 bulan yang lalu. Kedua kaki dan tangan dalam posisi lurus dan kaku. Saat ini pasien belum dapat mengangkat kepala dan menjadi kurang aktif. Pasien belum mampu tengkurap usia ini dan leher masih lemah. Seluruh tubuh tetap kaku walaupun dalam kondisi tidur. Orang tua mengamati mata anak yang sering tampak tidak sama dan susah melirik jika dipanggil. Pasien mengalami kesulitan menelan makanan sehingga dilakukan pemasangan selang NGT untuk memasukkan makanan.Pasien tidak mengalami kejang dan panas. Tidak ada batuk, flu, dan sesak napas. Tidak ada mual, muntah, sakit perut, buang air besar biasa. Buang air kecil lancar.Riwayat Penyakit Sebelumnya: Riwayat opname 1 minggu yang lalu dan 5 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama. Kaku seluruh tubuh dialami setelah pasien kejang. Kejang dialami 1 kali dan berlangsung kurang lebih 10 menit. Saat kejang pasien kaku seluruh tubuh. Setelah kejang pasien kaku dan tidak aktif. Riwayat kejang (+) saat bayi

Riwayat Penyakit Keluarga: Dalam keluarga tidak ada yang mengalami hal yang samaRiwayat Sosial-ekonomi: MenengahRiwayat Kehamilan dan Persalinan: Pasien anak pertama, lahir cukup bulan, ibu mengalami persalinan lama, lahir dengan induksi vakum letak belakang kepala, saat lahir tidak langsung menangis, warna air ketuban tidak diketahui, berat badan lahir 3200 gram, panjang badan lahir 49 cm. Setelah lahir bayi dirawat di ruang bayi selama 14 hari kemudian dipulangkan. Saat hamil ibu tidak pernah sakit dan kunjungan antenatal rutin di puskesmas.Kemampuan dan Kepandaian Bayi: Kepala terangkat (4 bulan) Belajar duduk (8 bulan), namun saat usia 1 tahun 3 bulan setelah pasien mengalami kejang dan kaku, pasien kembali seperti saat bayi, tidak bisa duduk bahkan mengangkat kepala.Anamnesis Makanan: ASI ( 0 1 tahun 3 bulan) Susu Formula ( 0 sekarang) Bubur SUN (6 bulan sekarang)Riwayat Imunisasi : belum vaksin campak

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Sakit sedang Tingkat kesadaran : Compos mentis Tinggi badan : 68 cm Berat badan : 7 kg Status gizi : Gizi Baik (Z Score (-1) s/d (-2) SD)

Tanda Vital Tekanan darah: - mmHg Nadi: 120 x/menit Pernapasan: 35 x/menit Suhu badan: 36,7oCKepala: Bentuk : NormocephalMata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), refleks cahaya (+/+), edema palpebra (-/-)Telinga : Otorrhea -/-Hidung: Rhinorrhea -/-Mulut: bibir sianosis (-), kering (-)Leher: Kelenjar getah bening : pembesaran (-), Kelenjar tiroid: pembesaran (-), Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis.ThoraksParu-paruInspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral, massa (-),retraksi (-)Palpasi : Tidak teraba massa, tidak teraba fraktur, vocal fremitus kiri = kanan.Perkusi : Sonor seluruh permukaan paruAuskultasi : Brokovesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-). JantungInspeksi : Ictus cordis tidak tampakPalpasi: Ictus cordis teraba pada spatium intercosta V linea midclavicula sinistraPerkusi : Batas jantung normalAuskultasi: Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-).

AbdomenInspeksi: Ruam (-), massa (-), distensi abdomen (-)Auskultasi: Peristaltik (+) kesan normalPerkusi: TimpaniPalpasi: Massa (-), nyeri tekan (-), hepatomegaly (-)/

Genitalia: Dalam batas normalEkstremitas: Akral hangat, edema (-), tampak kaku pada kedua tangan dan kaki, tonus otot meningkat (+/+).

Resume :Anak perempuan usia 2 tahun 2 bulan datang ke Poli dengan keluhan kaku seluruh tubuh sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu. Mengangkat kepala (-), kurang aktif (+), kaku saat tidur (+), gerakan mata tidak simetris, respon (-) jika dipanggil. Pasien susah menelan dan dibantu dengan NGT. Riwayat kejang (+). Riwayat persalinan partus lama (+), lahir dengan induksi vakum dan asfiksia (+).Dari hasil pemeriksaan kesadaran komposmentis dan status gizi baik. Tanda vital: nadi 120 kali/menit, pernapasan 35 kali/menit, dan suhu tubuh 36,7oC. Pada pemeriksaan ekstremitas ditemukan posisi ekstensi dan hipertoni.

Interpretasi:Dari pemeriksaan denver di dapatkan keterlambatan pada sektor motorik kasar dan halus. Selain itu, pada sektor sosial dan sektor bahasa juga mengalami keterlambatan. (Global Delay Development)Diagnosis kerja : Cerebral palsyTerapi : FisioterapiAnjuran : Foto polos kepala CT-scan EEG Pungsi lumbal

DISKUSI

Cerebral palsy adalah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang menetap dan tidak progresif, meskipun gambaran klinisnya dapat berubah selama hidup; terjadi pada usia dini dan merintangi perkembangan otak normal dengan menunjukkan kelainan posisi dan pergerakan disertai kelainan neurologis berupa gangguan korteks serebri, ganglia basalis, serta serebelum. Pada saat diagnosis ditegakkan, penyakit susunan saraf pusat yang aktif sudah tidak ada lagi.

Penyebabnya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu prenatal, perinatal, dan pascanatal. a) PrenatalInfeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada janin, misalnya oleh lues, toksoplasmosis, rubela dan penyakit inklusi sitomegalik. Kelainan yang menyolok biasanya gangguan pergerakan dan retardasi mental. Anoksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa, anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal), terkena radiasi sinar-X dan keracunan kehamilan dapat menimbulkan Cerebral palsy b) Perinatal1. Anoksia/HipoksiaPenyebab terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah brain injury. Keadaan inillah yang menyebabkan terjadinya anoksia. Hal ini terdapat pada kedaan presentasi bayi abnormal, disproporsi sefalo-pelvik, partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan instrumen tertentu dan lahir dengan seksio caesaria. 2. Perdarahan otakPerdarahan otak dan anoksia dapat terjadi bersama-sama, sehingga sukar membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak, mengganggu pusat pernapasan dan peredaran darah hingga terjadi anoksia.Perdarahan dapat terjadi di ruang subarachnoid akan menyebabkan pennyumbatan CSS sehingga mengakibatkan hidrosefalus. Perdarahan spatium subdural dapat menekan korteks serebri sehingga timbul kelumpuhan spastis.3. PrematuritasBayi kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak yang lebih banyak dari pada bayi cukup bulan, karena pembuluh darah, faktor pembekuan darah dan lain-lain masih belum sempurna. 4. IkterusIkterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang permanen akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada kelainan inkompatibilitas golongan darah. 5. Meningitis PurulentaMeningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa Cerebral palsy. c) PascanatalSetiap kerusakan pada jaringan otak yang mengganggu perkembangan dapat menyebabkan cerbral palsy. 1. Trauma kapitis dan luka parut pada otak pasca-operasi. 2. Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri,tromboplebitis, ensefalomielitis. 3. Kern icterus

Faktor-faktor resiko yang menyebabkan kemungkinan terjadinya CP semakin besar antara lain adalah: 2a. Letak sungsang.b. Proses persalinan sulit.Masalah vaskuler atau respirasi bayi selama persalinan merupakan tanda awal yang menunjukkan adanya masalah kerusakan otak atau otak bayi tidak berkembang secara normal. Komplikasi tersebut dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.c. Apgar score rendah.Apgar score yang rendah hingga 10-20 menit setelah kelahiran.d. BBLR dan prematuritas.Resiko CP lebih tinggi diantara bayi dengan berat lahir