Cerebellar System

29
BAB I PENDAHULUAN Gerakan tubuh atau anggota tubuh yang tepat dan halus selalu membutuhkan koordinasi dari berbagai organ. Suatu gerakan volunter akan melibatkan serebrum untuk penyusunan konsep gerakan, sistem penglihatan untuk memberi informasi tentang usaha yang harus dibuat dan pengarahan urutan gerakan, sistem motorik sebagai pelaksana, sistem sensorik sebagai monitor dan serebelum sebagai pengawas, pengatur dan pengarah informasi. Disini akan dibahas tentang fungsi dan gangguan dari serebelum yang dianggap sebagai pusat koordinasi. Serebelum dan batang otak terletak di fossa kranii posterior dengan atap tentorium yang memisahkan serebelum dengan serebrum. Secara umum dapat dikatakan fungsi serebelum adalah untuk memelihara keseimbangan dan koordinasi aksi otot pada gerakan stereotipe dan non stereotipe. Serebelum melakukan pengaturan kerja otot, sehingga terjadi kontraksi otot yang tepat pada saat yang tepat. Hal ini terutama penting pada gerakan involunter sehingga lesi seerebelum menyebabkan gangguan fungsi otot tanpa paralysis volunter. Ukuran serebelum pada manusia berkembang dibandingkan vertebrata lain, dimana pada manusia hal ini perlu untuk pengaturan gerakan yang membutuhkan ketelitian. Serebelum terletak dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii posterior, diatas tertutup oleh tentorium 1

description

Bedah

Transcript of Cerebellar System

Page 1: Cerebellar System

BAB I

PENDAHULUAN

Gerakan tubuh atau anggota tubuh yang tepat dan halus selalu membutuhkan

koordinasi dari berbagai organ. Suatu gerakan volunter akan melibatkan serebrum untuk

penyusunan konsep gerakan, sistem penglihatan untuk memberi informasi tentang usaha

yang harus dibuat dan pengarahan urutan gerakan, sistem motorik sebagai pelaksana,

sistem sensorik sebagai monitor dan serebelum sebagai pengawas, pengatur dan pengarah

informasi. Disini akan dibahas tentang fungsi dan gangguan dari serebelum yang dianggap

sebagai pusat koordinasi. Serebelum dan batang otak terletak di fossa kranii posterior

dengan atap tentorium yang memisahkan serebelum dengan serebrum. Secara umum dapat

dikatakan fungsi serebelum adalah untuk memelihara keseimbangan dan koordinasi aksi

otot pada gerakan stereotipe dan non stereotipe. Serebelum melakukan pengaturan kerja

otot, sehingga terjadi kontraksi otot yang tepat pada saat yang tepat. Hal ini terutama

penting pada gerakan involunter sehingga lesi seerebelum menyebabkan gangguan fungsi

otot tanpa paralysis volunter. Ukuran serebelum pada manusia berkembang dibandingkan

vertebrata lain, dimana pada manusia hal ini perlu untuk pengaturan gerakan yang

membutuhkan ketelitian.

Serebelum terletak dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii

posterior, diatas tertutup oleh tentorium serebeli, serta terletak di bawah lobus occipitalis

cerebri(Gambar 1).

Gambar 1. Cerebellum

1

Page 2: Cerebellar System

Serebelum terpisah dengan serebrum oleh sebuah alur melintang yang disebut fissura

transversa. Bentuk serebelum oval dan mengkerut di bagian tengah. Serebelum merupakan

bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya ± 1/8 dari massa otak (sebesar tinju).

Gambar 2. Cerebellum dari atas

Gambar 3. Cerebellum dari bawah

2

Page 3: Cerebellar System

PENGHUBUNG DENGAN BATANG OTAK

Ada tiga penghubung cerebellum dengan batang otak :

1. Peduncullus cerebelli inferior, dulu disebut sebagai corpus restiforme,

menghubungkannya dengan medulla oblongata.

Serabut aferen yang jalan memasuki cerebellum melalui peduncullus

cerebelli inferior :

1. Tractus spinocerebellaris : datang dari medulla spinalis pergi

ke paleocerebellum (lobus anterior, pyramis, uvula)

2. Tractus cuneocerebellaris (fibra acruta posterior) : datang dari

nuclei cuneatum pergi ke vermis

3. Tractus olivocerebellaris : datang dari nuclearis olivarius

inferior pergi ke cortex neocerebellum (cerebro-cerebellum)

tdd : lobus posterior cerebellum

4. Tractus reticulocerebellaris : datang dari formation reticulare

pergi ke medulla vermis

3

Page 4: Cerebellar System

5. Tractus vestibulocerebellaris : datang dari nuclei vestibularis

dan n. vestibulocochlearis pergi ke archicerebellum (lobus

flocculonodularis = vestibule cerebellum)

Serabut eferen keluar dari cerebellum untuk memasuki peduncullus

cerebelli inferior :

1. Fibra cerebellovestibularis pergi ke nuclei vestibularis

2. Fibra cerebelloreticularis pergi ke formation reticulare di

pons dan medulla oblongata

2. Peduncullus cerebelli media, dulu disebut sebagai brachium pontis,

menghubungkannya dengan pons. Terbesar dari ketiga pedunculli

cerebelli. Pedunculus ini merupakan jalan utama dari hubungan

corticopontocerebellaris. Asal: Nuclei pontin dari bagian posterolateral

pons, kemudian jalan menyilang garis tengah. Pergi ke : Peduncullus

cerebelli media sisi yang lain untuk akhirnya pergi ke cortex neo

cerebellum (lobus posterior cerebellum) yang kontralateral.

3. Pedunculus cerebelli superior, dulu disebut sebagai : Brachium

conjunctivum menghubungkannya dengan mesencephalon. Isi utama :

serabut eferen yang datang dari keempat nuclei cerebellum. Isi

pelengkap : serabut aferen :

1. Tractus spinocerebellaris

2. Fibra rubrocerebellaris

3. Fibra tectocerebellaris

ANATOMI PERMUKAAN

Cerebellum tersusun dari :

1. 2 tipe input akson : climbing fibers, dan mossy fibers

2. 5 tipe serabut neuron intrinsic : sel granula, sel stelate, sel basket, sel

golgi, sel purkinje.

4

Page 5: Cerebellar System

3. 1 tipe output neuron : sel dari nucleus cerebellar. Sebagian sel

purkinje merupakan output neuron yang berproyeksi ke nucleus

vestibularis lateralis.

Gambar 4. Struktur Cotex Cerebelli

2 tipe serat aferen (input axons) menuju cortex yaitu :

1. Mossy fibers yang berakhir pada kontak sinaptik dengan sel granuler.

Mossy fibers sangat kasar dan bercabang-cabang dan berakhir di

lapisan granuler. Cabang ini berhubungan dengan cabang dendrit

yang berbentuk seperti cakar dari sel granuler. Mossy fiber

menghantar impulsnya ke sel-sel granuler dan sel-sel ini merelaynya

baik langsung ataupun tak langsung melalui sel basket dan sel

purkinje.

2. Climbing fibers yang masuk ke lapisan molekuler dan berada diantara

dendrit sel purkinje. Serat ini berakhir di nucleus central cerebelli,

dengan pengecualian beberapa serat dari cortex lobulus

flocculonoduler keluar dari cerebellum dann berakhir di nucleus di

batang otak.

5

Page 6: Cerebellar System

Kedua serabut aferen ini mempunyai asal yang berbeda. Mossy fiber adalah kedua ujung

saraf yang memasuki cerebellum dari luar yaitu : traktus spinocerebellaris, dan

pontoselebelaris. Sedangkan climbing fiber berasal dari nukleus dalam cerebellum.

Intrinsik neuron :

1. Granule sel : mempunyai 4-5 lapisan dendrit pendek, menerima

impuls dari mossy fibers, axon menuju lapisan molekular bercabang 2

(T sahaped) paralel terhadap sumbu longitudinal folium disebut

paralel fiber yang bersinaps dengan sel purkinje, stelata, basket dan

golgi.

2. Sel stelata dan sel basket: dikenal sebagai interneuron. Menerima

input dari climbing dan paralel fibers, output ke sel purkinje. Axon

sel stelat berakhir pada dendrit sel purkinje (sinap axodendritik) dan

axon basket sel berakhir di badan sel (sinap axosomatic).

3. Sel golgi : menerima input dari paralel, climbing, sel purkinje dan

mengeluarkan output pada glomeruli.

4. Sel purkinje : menerima input dari sel granule, sel stelata, basket dan

sel purkinje yang lain. Axon utama bersinap dengan neuron di

nucleus cerebelli atau nucleus vestibulolateralis. Sedang axon

cabangnya bersinap dengan sel stelat, basket, golgi dan sel purkinje

lain.

Output neuron :

Sel output terletak pada nucleus cerebelli. Menerima impuls dari climbing, mossy

fibers dan axon sel purkinje. Aksonnya menuju batang otak dan thalamus melalui

pedunculus cerebelli superior dan juxtarestiformis body.

6

Page 7: Cerebellar System

Jalan ke cerebellum :

Ada 3 jalan yang dapat dialui untuk dapat keluar atau masuk dari cerebellum, di

dalam jalur ini terdapat serabut-serabut aferen, disamping itu ada pula serabut-serabut

eferen. Ketiga jalan itu adalah :

A. Korpus restiforme

1. Serabut-serabut aferen

- Tractus spinoserebelaris dorsalis

- Serabut-serabut kuneo-serebelaris

- Serabut-serabut Vestibulo-serebelaris

- Serabut-serabut olivo-serebelaris

- Serabut-serabut arkuato-serebelaris

- Serabut-serabut retikulo-serebelaris

7

Page 8: Cerebellar System

2. Serabut-serabut eferen

-  Serabut-serabut fastigio-bulbaris

-  Serabut-serabut kortiko-bulbaris (dari lobus flocculonodularis)

B. Brakhium Pontis

Serabut-serabut eferen : serabut-serabut ponto-serebelaris

C. Brakhium konjungtivum

1. Serabut-serabut aferen :

- Traktus spino-serebelaris ventralis

- Tractus tecto-serebelaris

2. Serabut-serabut eferen :

- Tractus dentate-rubro-talamikus

Secara filogenetik cerebellum dapat dibagi atas :

Paleocerebellum Lobus anterior, pyramis, uvula

Neocerebellum lobus posterior

Archicerebellum lobus flocculonodularis

8

Page 9: Cerebellar System

Walaupun secara morfologis tidak tepat, namun untuk praktisnya cerebellum biasanya

dibagi atas 3 bagian :

Bagian tengah yang tunggal : Vermis (dari permukaan, memang

memperlihatkan bentuk seperti cacing)

Bagian samping sepasang : hemisphere cerebelli yang dibagi oleh

adanya sulci dan fissura.

Hemisphaerum cerebelli terbagi 2 oleh adanya fissure posterolateral menjadi :

A. Corpus cerebelli yang secara filogenetik tergolong paleocerebelli maupun non cerebelli

Corpus cerebelli terbagi 2 pula oleh adanya fissure primaries menjadi :

Lobus anterior (tergolong paleocerebellum)

Lobus posterior (tergolong noncerebellum)

1. Lobus anterior

Terletak di depan fissure primer. Terdiri dari vermis anterior dan korteks

paravermian. Bagian ini dikenal juga sebagai spinocerebellum karena proyeksi afferent

utama berasal dari proprioseptif otot-otot dan tendon extremitas melalui tractus

spinocerebellaris. Fungsi utama bagian ini adalah untuk regulasi tonus otot dan

mempertahankan sikap badan. Seluruh lobus anterior bersama pyramis dan uvula tergolong

paleocerebelli. Lobus anterior ini menerima serabut aferen proprioseptif dan exteroceptif

dari kepala dan tubuh.

Bagian vermis yang sesuai dengan lobus anterior (dari depan ke belakang) ialah :

Lingula

Lobulus centralis culmen monticuli

Menerima input dari :

Muscle spindle (reseptor otot skelet)

Organ golgi (reseptor tendo)

9

Page 10: Cerebellar System

Fungsi : menjaga tonus otot

2. Lobus posterior

Terletak antara fissure primer dengan fissure posterolateralis. Terdiri dari vermis

dan bagian terbesar hemisfer cerebellum. Bagian ini menerima proyeksi afferent dari

korteks cerebri melalui nuklei pontis dan brachium pontis sehingga disebut juga sebagai

pontocerebellum. Fungsi utama bagian ini adalah koordinasi berbagai gerakan lincah yang

diawali dari korteks cerebri.

Seluruh lobus posterior kecuali pyramis dan uvula tergolong neocerebellum

Bagian paling depan dari lobus posterior disebut lobulus simplek

(sering juga disebut lobulus semilunaris posterior) yang dibelakang

daibatasi oleh fissura posterosuperior. Bagian vermis yang sesuai

dengan lobulus simplek disebut : Declive Vermis.

Dibelakang lobulus simplek terdapat lobulus semilunaris superior

yang dibelakang dibatasi oleh fissure horizontalis. Bagian vermis

yang sesuai dengan lobulus semilunaris superior adalah folium

vermis.

Dibelakang lobulus semilunaris superior terdapat : lobulus

semilunaris inferior yang dibelakang dibatasi oleh fissure

prepyramidalis. Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tersebut

ialah : tuber vermis.

Folium dan tuber vermis termasuk neocerebellum.

Kedua lobuli semilunaris superior dan inferior disebut lobus ansiformis

Dibelakang lobulus semilunaris inferior terdapat lobulus lobulus

gracilis yang dibelakang dibatasi oleh fissure prepyramidalis

Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tersebut adalah tuber vermis juga.

Dibelakang lobulus gracilis terdapat lobulus biventralis yang

dibelakang dibatasi oleh fissure post pyramidalis

10

Page 11: Cerebellar System

Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tersebut ialah : pyramis

Bagian paling belakang dari lobus posterior adalah tonsil dengan

ujung membentuk sayap disebut Paraflocculus yang ke belakang

dibatasi oleh fissure posterolateralis.

Bagian vermis yang sesuai dengan tonsil ialah uvula, pyramis dan uvula vermis termasuk

Paleocerebellum. Menerima input dari : neocortex via tractus cortico prontocerebellaris.

Fungsi : mengatur koordinasi aktivitas otot skelet dan mempertahankan sikap tubuh

3. Lobus Flocculonodularis (termasuk archicerebellum)

Secara filogenetis merupakan bagian yang tertua, maka disebut juga

archicerebellum, karena proyeksi afferent utama berasal dari nuklei vestibularis. Fungsi

utama bagian ini adalah mempertahankan keseimbangan.

Bagian tengahnya merupakan bagian dari vermis disebut : nodulus, sedang bagian

hemisphaerumnya disebut : Flocculus. Lobus flocculonodularis tergolong Archicerebelum

(vestibulo cerebellum), menerima input dari : Kompleks vestibuler. Fungsi : menjaga

postur dan mempertahankan keseimbangan.

VASKULARISASI CEREBELLUM

Arteri :

Arteri berasal dari cabang arteri vertebralis dan arteri basilaris.

1. Arteri Serebelaris Superior

Arteri ini berasal dari A. Basilaris. A. Serebelaris superior memberi cabang yang

kecil ke tektum dan bagian bawah mesencephalon. Cabang yang lebih besar menuju ke

pedunculus cerebelaris superior, terutama ke nukleus dentatus. Juga memberi darah ke

bagian ventral vermis dan daerah paravermis kedua sisi, kemudian bercabang lagi untuk

memberi suplai bagian rostral dan rostroventral kedua hemisfer dan bagian rostral vermis.

11

Page 12: Cerebellar System

2. Arteri Serebelaris Anterior Inferior

Arteri ini berasal dari A. Basilaris. Daerah yang mendapat suplai arteri ini paling

sedikit, yaitu bagian cortex dan substansia alba dari flokulus. Cabang arteri ini adalah A.

Auditori Interna, tetapi kadang-kadang arteri ini merupakan cabang langsung dari A.

Basilaris.

3. Arteri Serebelaris Posterior Inferior

Berasal dari A. Vertebralis. Arteri ini mensuplai bagian kaudal dari nukleus pada

serebelum dan korteks vermis inferior. Di daerah ini arteri tersebut bercabang-cabang

mensuplai korteks dan substansia alba dari setengah kaudal cerebellum.

Vena :

Setiap hemisfer cerebelli mempunyai empat kelompok besar vena yaitu :

1. Kelompok pertama adalah vena rostromedial cerebelli yang

mengumpulkan darah-darah dari bagian rostral vermis dan sekitarnya

dan nukleus dentatus. Berakhir pada vena basalis atau vena Galleni.

2. Kelompok kedua adalah vena rostrolateral cerebelli yang menerima

darah dari bagian rostro lateral korteks dan substansia alba

infratentorial ke sinius transversus.

12

Page 13: Cerebellar System

3. Kelompok ketiga adalah vena kaudal cerebelli yang menerima darah

dari bagian bawah hemisfere dan berakhir di sinus sigmoideus atau sinus

petrosus superior.

4. Kelompok keempat menerima darah dari bagian ventral cerebellum,

bersatu dan membentuk vena flokularis yang menghubungkan sinus

petrosus.

BANGUNAN YANG TERDAPAT DALAM CEREBELLUM

Sebagaimana halnya cerebrum, cerebellum juga menampilkan struktur yang sama yaitu :

1. Cortex cerebelli (paling luar) : Substantia grisea

Hanya terdiri dari 3 lapis sel :

–   Lapisan paling luar (lapis moleculare) terdiri dari sel stellatum dan sel keranjang

diantara kedua jenis sel tersebut terdapat sel neuralgia.

–   Lapisan tengah (lapis sel purkinje) terdiri dari sel purkinje. Sel ini merupakan sel golgi

tipe I yang berbentuk seperti botol. Pada penampang melintang setinggi folium, dendrit sel

purkinje jalan memasuki lapisan moleculare. Dari bagian dasar sel purkinje keluar axon

jalan memasuki lapisan granulare. Waktu memasuki substansia alba, axonnya akan

terbungkus oleh selubung myelin dan akan bersinapsis dengan sel neuron dalam substansia

alba. Cabang kolateral dari akson sel purkinje akan bersinaps dengan sel stellatum dan sel

keranjang di lapis moleculare.

–   Lapisan paling dalam (lapis granulare) terdiri dari sel-sel kecil (sel granulare). Setiap sel

mengeluarkan 4-5 dendrit yang akan bersinaps dengan serabut dari nuclei cerebellum

lainnya. Sedang axonnya akan memasuki lapis moleculare dan bersinapsis dengan sel

purkinje.

2. Medulla cerebelli (bagian dalam) : substansia alba, dimana di dalamnya terdapat 4

pulau-pulau substansia grisea.

Nucleus Dentatus :

13

Page 14: Cerebellar System

Paling besar, bentuk seperti karung kempes yang keriput dan melengkung, dengan

cekungannya membuka ke arah medial. Di daerah cekuntg tersebut terdapat serabut eferen

yang meninggalkan nucleus dentatus dan kemudian membentuk : Pedunculus cerebelli

posterior.

Nucleus Emboliformis :

Bentuk oval dan terletak postero-medial dari nucleus dentatus

Nucleus Globosus :

Nucleus emboliformis dan nucleus globossus bisa digabung menjadi NUCLEUS

INTERPOSITUS. Oleh karena itu cerebellum hanya punya 3 nuclei, terdiri dari beberapa

kelompok sel bundar yang terletak medialis dari nucleus emboliformis.

Nucleus Fastigialis :

Letak kiri-kanan linea mediana dari vermis dan sangat dekat dengan atap ventriculus

quartus (velum medulla posterior).

Substansia alba sendiri dalam vermis vermis sangat sedikit dan memperlihatkan

gambaran seperti pohon kayu (=Arbor Vitae). Substansia alba terdiri dari 3 jenis serabut

saraf :

1. Serabut Intrinsik :

Tidak pernah meninggalkan cerebellum dan berfungsi menghubungkan berbagai

bagian cerebellum. Ada yang bersifat intra hemisphaerum, sedang yang lain

menghubungkan hemisphaerum kanan dan kiri.

2. Serabut Aferen :

Merupakan bagian utama cerebellum dan semuanya menuju korteks cerebellum. Jalan

masuk ke cerebellum adalah : Pedunculus cerebelli superior.

–          Serabut dari alat vestibuler (dari labyrinth) berjalan dalam peduculus cerebelli

inferior menuju korteks vermis.

14

Page 15: Cerebellar System

–          Serabut proprioseptif dari otot (tendon, sendi) berjalan dalam saraf spinal dan N.

Trigeminus, kemudian dalan traktus spinocerebellaris posterior dan anterior menuju ke

korteks cerebelli

–          Serabut-serabut dari korteks cerebri berjalan dalam pedunculus medialis (melalui

pons) menuju lobus media cerebellum

–          Serabut dari nucleus olivaria berjalan dalam pedunculus inferior menuju ke korteks

cerebelli (kontra lateral).

3. Serabut Eferen :

Berasal dari axon sel purkinje yang sebgian besar akan bersinapsis pada keempat nuclei

cerebellum. Sebagian kecil, khususnya yang berasal dari lobus flocculonodularis tidak

bersinapsis dan langsung keluar cerebellum.

–          Serabut-serabut dari nucleus dentatus emboliformis globosus berjalan dalam

pedunculus cerebelli superior media dan inferior menuju ke nukleus ruber di

mesencephalon, dari sini akan keluar serabut-serabut yang menuju ke basal ganglia,

korteks cerebri, atau ke medulla spinalis melalui traktus rubrospinal.

–          Serabut-serabut efferent menuju ke formatio reticularis melalui ketiga pedunculus

cerebri.

Serabut eferen dari keempat nuclei cerebelli keluar dari cerebellum melalui

Pedunculus cerebelli superior.

FISIOLOGI CEREBELLUM

Secara filogenetis, cerebellum adalah nukleus vestibularis yang mempunyai

spesialisasi tinggi. Tampaknya cerebellum dan pusat vestibuler secara bersama-sama

mempunyai fungsi :

-          Mempertahankan keseimbangan tubuh

-          Orientasi dalam ruangan

15

Page 16: Cerebellar System

-          Mengatur tonus otot

-          Mengatur postur tubuh

Pada manusia selain untuk keseimbangan juga mempunyai beberapa fungsi lain.

Cerebelum menerima impuls proprioseptif dari seluruh tubuh, baik impuls motorik ataupun

sensorik dari cerebrum. Impuls yang diterima akan dikoordinasikan dan diteruskan,

dihambat atau diperkuat.

Secara histologis dari cotex cerebelli menunjukkan bahwa impuls yang masuk akan

diperkuat dengan cara Avalanche Conduction. Pada umumnya fungsi utama cerebellum

adalah mengintegrasikan dan mengkoordinasikan reaksi somatik. Impuls motorik akan

diperkuat dan disintesis kembali sehingga menimbulkan kontraksi otot yang harmonis dan

gerakan volunter yang halus dan sinkron.

Cerebellum adalah bagian otak dimana korteks cerebri menerima impuls darinya

untuk melakukan koordinasi yang mengatur gerakan volunter, sehingga memegang

peranan penting pada setiap fungsi motorik.

Pada cerebellum juga terdapat daerah-daerah untuk taktil, pendengaran dan

penglihatan. Pusat-pusat motorik, taktil, pendengaran dan penglihatan baik kortikal

maupun subkortikal di cerebrum, diproyeksikan pada daerah yang sama di cerebellum,

yang kemudian memproyeksikannya kembali ke daerah yang sama di cerebrum.

Corteks cerebellum mendapat signal dari berbagai sumber. Mula-mula perintah dari

cortex cerebri dan sistem piramidal diterima melalui ketiga sistem cerebrocerebellar. Yang

terpenting adalah jaras cerebropontocerebellar yaitu jaras yang menyilang menghubungkan

hemisfer cerebri pada sisi yang berlawanan melalui tractus cortico pontine dan pedunculus

cerebelli media. Jaras lain berasal dari area motor cerebri yaitu cerebroolivocerebellar,

cerebroreticulocerebellar, juga dari tractus spinocerebellar.

Semua modalitas sensoris (taktile, auditori, visual) memberi impuls pada

cerebellum, mekanismenya masih belum jelas. Secara umum vermis menerima input

aferen dari medula spinalis, floculonoduler dari sistem vestibuler dan hemisfer cerebellum

dari cortex cerebri. Setelah menerima signal aferen, cerebellum mengoreksi kesalahan atau

16

Page 17: Cerebellar System

kekurang akuratan dari gerak otot. Ada beberapa rute impuls mencapai sistem motor dan

mengatur gerak otot-otot yaitu :

1. Dentatorubrospinal : secara tidak langsung ke lower motor neuron

dari medulla spinalis, jaras dari nucleus dentata bersinaps dengan sel

nucleus rubra yang beraxon ke tractus rubrospinal. Jaras-jaras

tersebut Mengalami dua kali penyilangan yaitu :

1. Di decusatio pedunculus cerebellum superior

2. Dekat asal traktus rubrospinal. Hal ini menyebabkan awal dan

akhir jaras terdapat pada sisi yang sama.

2. Eferen dentato thalamo cortical menyilang pada pedunculus

cerebellum superior lewat nucleus rubra naik ke nucleus ventrolateral

thalamus, lewat thalamo cortical menuju area motoris di lobus frontal.

Cerebellum mempengaruhi traktus piramidalis lewat jalur ini.

ASPEK KLINIS :

Dapat dibedakan atas :

1. Lesi di neocerebellum

2. Lesi di paleocerebellum

3. Lesi di archicerebellum

A. Lesi di neocerebellum dapat memberikan gejala-gejala sebagai berikut :

1. Hipotonia :

Otot kehilangan kemampuan untuk melawan jika otot dimanipulasi secara pasif. Pasien

akan berjalan sempoyongan. Disebabkan oleh karena hilangnya pengaruh fasilitas

cerebellum terhadap stretch reflex.

2. Disequilibrium :

Kehilangan keseimbangan oleh karena tak ada kordinasi kontraksi otot skelet.

3. Dissynergia :

17

Page 18: Cerebellar System

Kehilangan koordinasi kontraksi otot, meliputi :

-          Disarthria                    : bicara cadel

-          Distaxia                       : tak bisa mengkoordinasikan kontraksi otot skelet

-          Dismetria                     : Salah menafsir jarak, disebabkan karena kontraksi otot

tidak di rem oleh otot-otot antagonis. Tak mampu menghentikan gerakan pada titik yang

diinginkan.

-          Disdiadokokinesis       : tak mampu mengubah gerakan dengan cepat, disebabkan

karena adanya kontraksi dan relaksasi yang lambat atau berlebihan.(ex: dari fleksi ke

extensi)

-          Intentio Tremor           : Tremor di tangan bila hendak melakukan sesuatu gerakan

bertujuan. Tremor ini terjadi karena ada gangguan dalam koordinasi gerakan, penderita

sadar dan berusaha untuk mengoreksinya. Tremor ini lebih tepat disebut sebagai tremor

ataksik.

-          Titubasi                       : Tremor yang ritmis pada kepala dengan kecepatan 3-4 kali

per menit dapat menyertai lesi cerebellum bagian tengah.

-          Nystagmus                  : Bola mata distaxia kiri dan kanan, karena suatu iritasi

vestibuler fiber atau oleh karena penekanan nucleus vestibuler.

-          Gangguan pada mata  : Bisa berupa skew deviation dimana terjadi deviasi ke atas

dan keluar dari bola mata pada sisi yang berlawanan dengan lesi dan deviasi ke bawah dan

ke dalam dari bola mata pada sisi lesi.

-          Gerakan Rebound       : Ketidakmampuan mengontrol gerakan. Contoh: kalau

lengan bawah difleksikan dengan pasif, kalau dilepas lengan tersebut akan memukul dada.

B. Lesi di paleocerebellum dapat memberikan gejala-gejala gangguan sikap tubuh dan

tonus otot.

C. Lesi di archicerebellum dapat memberikan gejala-gejala berupa ataksia trunkal, yaitu

dimana penderita bila disuruh duduk tampak badannya bergoyang. Disamping itu dapat

18

Page 19: Cerebellar System

juga memberikan gejala berupa vertigo dimana penderita merasa sekitarnya atau badannya

bergoyang.

CARA PEMERIKSAAN

1. Tes telunjuk-hidung :

Penderita diminta untuk menyentuh ujung jari pemeriksa pada jarak 20-30 cm di depannya

keujung hidung penderita.

2. Tes tumit-lutut :

Tumit tungkai kiri ditaruh di lutut tungkai kanan lalu tumit menelusuri tibia ke pergelangan

kaki (sebaliknya).

3. Tes Disdiadokinesis :

-          Lengan penderita disuruh pronasi dan supinasi dengan cepat atau

19

Page 20: Cerebellar System

-          Ibu jari disuruh menyentuh jari-jari lain secara berurutan dan bolak-balik

4. Tes fungsi :

- Kancingkan baju

- Ambil beberapa uang logam di meja

- Menulis

20

Page 21: Cerebellar System

DAFTAR PUSTAKA

1. "Chapter 20". Gray's Anatomy (40th ed.). 2008. p. 297.

2. Clarke E, O'Malley CD (1996). "Ch. 11: Cerebellum". The Human Brain

and Spinal Cord (2nd ed.). Norman Publishing. p. 629.

3. Eccles JC, Llinás R, Sasaki K. (1966). "The excitatory synaptic action of

climbing fibers on the purkinje cells of the cerebellum". J. Physiol. 182 (2):

268–96.

4. Ghez C, Fahn S (1985). "The cerebellum". In Kandel ER, Schwartz JH.

Principles of Neural Science, 2nd edition. New York: Elsevier. pp. 502–

522.

5. Duus Peter.Topical Diagnosis in Neurology, Fifth Edition. 2012.

21