Cekungan Sumatra Utara

8
CEKUNGAN SUMATERA UTARA STRATIGRAFI Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Sumatra Utara dapat dikelompokkan menjadi 7 satuan lithostratigrafi, yaitu: Formasi Prapat, Formasi Bampo, Formasi Belumai, Formasi Baong, Formasi Keutapang, Formasi Seurula, dan Formasi Julurajeu. Formasi Prapat Berumur Eosen Atas sampai Oligosen Bawah. Diendapkan secara tidak selaras di atas batuan dasar (Pra Tersier), yang terdiri dari konglomerat, batupasir kasar, dan batupasir mikaan. Secara umum formasi ini diendapkan pada lingkungan fluviatil sampai laut dangkal. Formasi Bampo Berumur Oligosen Atas sampai Miosen Bawah. Diendapkan secara selaras di atas Formasi Prapat, terdiri dari batulanau dan serpih hitam. Pada batuan-batuan tersebut mengandung sedikit fosil. Formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal dengan kondisi tertutup (euxinic condition). Formasi Belumai Berumur Miosen Bawah. Terletak selaras di atas Formasi Bampo, batuan penyusun formasi ini terdiri dari: batupasir dan batugamping di bagian atasnya. Batuan- batuan tersebut diendapkan pada lingkungan laut dangkal

Transcript of Cekungan Sumatra Utara

Page 1: Cekungan Sumatra Utara

CEKUNGAN SUMATERA UTARA

STRATIGRAFI

Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Sumatra Utara dapat

dikelompokkan menjadi 7 satuan lithostratigrafi, yaitu: Formasi Prapat, Formasi Bampo,

Formasi Belumai, Formasi Baong, Formasi Keutapang, Formasi Seurula, dan Formasi

Julurajeu.

Formasi Prapat

Berumur Eosen Atas sampai Oligosen Bawah. Diendapkan secara tidak selaras di

atas batuan dasar (Pra Tersier), yang terdiri dari konglomerat, batupasir kasar, dan

batupasir mikaan. Secara umum formasi ini diendapkan pada lingkungan fluviatil

sampai laut dangkal.

Formasi Bampo

Berumur Oligosen Atas sampai Miosen Bawah. Diendapkan secara selaras di atas

Formasi Prapat, terdiri dari batulanau dan serpih hitam. Pada batuan-batuan tersebut

mengandung sedikit fosil. Formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal

dengan kondisi tertutup (euxinic condition).

Formasi Belumai

Berumur Miosen Bawah. Terletak selaras di atas Formasi Bampo, batuan penyusun

formasi ini terdiri dari: batupasir dan batugamping di bagian atasnya. Batuan-batuan

tersebut diendapkan pada lingkungan laut dangkal sampai pantai. Batugamping Arun

merupakan reservoir dan penghasil gas yang besar di daerah Aceh.

Formasi Baong

Berumur Eosen Atas. Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Formasi Belumai

yang batuannya terdiri dari: serpih, serpih gampingan, dan batulanau. Pada bagian

tengah dari formasi ini dijumpai selingan-selingan batupasir berbutir halus yang

disebut sebagai “Middle Baong Sand”, saat ini merupakan obyek pemboran karena

sebagai reservoir yang baik. Batuan-batuan penyusun formasi ini diendapkan pada

lingkungan laut dalam dengan interupsi-interupsi endapan laut dangkal yang dicirikan

oleh hadirnya lapisan-lapisan batupasir.

Page 2: Cekungan Sumatra Utara

Formasi Keutapang

Berumur Miosen Atas. Batuan penyusunnya tersiri dari: selang-seling antara

batupasir, serpih, dan kadang-kadang dijumpai lapisan batubara muda. Terletak

secara selaras di atas Formasi Baong. Pada bagian atas dari formasi ini batupasirnya

lebih dominan. Lingkungan pengendapan dari formasi ini adalah laut dangkal yang

bersifat regresif.

Formasi Seurula

Berumur Pliosen Bawah. Formasi ini menutupi secara selaras Formasi Keutapang,

sedangkan batuan penyusun dari Formasi Seurula terdiri dari selang-seling antara

batubara dan serpih. Apabila dibandingkan dengan Formasi Keutapang, formasi ini

lebih bersifat lempungan dan kurang karbonan.

Formasi Julurajeu

Berumur Pliosen Atas. Formasi ini terletak tidak selaras di atas Formasi Seurula,

yang batuannya terdiri dari: batupasir tufan, lempung, lapisan-lapisan batubara muda,

dan konglomerat. Batuan-batuan tersebut diendapkan pada lingkungan pantai hingga

darat.

Page 3: Cekungan Sumatra Utara

CEKUNGAN SUMATERA TENGAH

STRATIGRAFI

Stratigrafi umum dari Cekungan Sumatera Tengah adalah sebagai berikut :

Formasi Pematang

Berumur Oligosen sampai Miosen Awal. Formasi ini menutupi batuan dasar secara

tidak selaras, yang batuannya terdiri dari: konglomerat, batupasir, dan lempung.

Formasi Sihapas

Berumur Miosen Awal. Diendapkan secara selaras di atas Formasi Pematang, batuan

penyusunnya didominasi oleh batupasir.

Formasi Telisa

Berumur Miosen Awal sampai Miosen Tengah. Batuan penyusunnya adalah

batulempung dengan sisipan batugamping, yang diendapkan selaras di atas Formasi

Sihapas dan di beberapa tempat menunjukkan hubungan berubah fasies (menjari).

Formasi Wingfoot

Berumur Miosen Tengah. Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Telisa,

yang batuannya terdiri dari selang-seling batupasir dan batulempung.

Formasi Petani

Berumur Miosen Atas sampai Plistosen, Batuan penyusun dari Formasi ini terdiri

batupasir, tufaan, batulempung, konglomeratan, dan lapisan batuanbaru, Formasi ini

diendapkan secara selaras di atas Formasi Wingfoot.

Page 4: Cekungan Sumatra Utara

CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

STRATIGRAFI

Stratigrafi Sumatera Selatan dibagi dari tua ke muda adalah sebagai berikut :

Formasi Lahat

Berumur Eosen sampai Miosen Bawah. Formasi ini diendapkan secara tidak selaras

di atas batuan dasar yang berumur Pra Tersier, batuan penyusun terdiri dari: tuf breksi

berwarna ungu, hijau, dan coklat, batulempung tufan, breksi, dan konglomerat. Ke

arah bagian dalam cekungan, fasiesnya secara berangsur menjadi serpih, serpih tufan,

batulanau, batupasir, dan sisipan batubara.

Pengendapan formasi ini diawali oleh pengendapan non marine, paludal yang

berangsur menjadi kondisi “euxinic”. Ditemukannya lapisan-lapisan tipis,

batugamping, dan lapisan batuan sedimen yang mengandung glaukonit menunjukkan

lingkungan danau yang kadang-kadang berhubungan dengan laut terbuka. Di antara

batuan-batuan sedimen yang dijumpai, ada yang menunjukkan ciri endapan kipas

alluvial, endapan fliviatil, dan endapan delta. Tebal formasi ini mencapai 300 meter.

Formasi Talangakar

Berumur Oligosen Atas sampai Miosen Bawah. Formasi Talangakar diendapkan

secara selaras di atas Formasi Lahat, yang batuannya terdiri dari: batupasir, batupasir

gampingan, batulempung, batulempung pasiran dan sedikit batubara, pada bagian

bawah dijumpai batupasir. Formasi ini diendapkan pada lingkungan fluviatil sampai

delta dan marine dangkal yang menunjukkan adanya transgresi marine. Pada

beberapa tempat dijumpai batupasir di daerah tinggian (“Pendopo High: atau dekat

Paparan Sunda). Secara lateral formasi ini berubah fasies dengan Formasi Gumai.

Formasi ini merupakan penghasil hidrokarbon di Cekungan Sumatra Selatan.

Formasi Batu Raja

Berumur Miosen Bawah. Formasi ini diendapkan secara selaras si atas Formasi

Talangakar, yang batuannya tersusun dari: napal, batugamping lempungan, dan

Page 5: Cekungan Sumatra Utara

batugamping terumbu. Terumbu-terumbu tersebut pada umumnya berkembang di

tempat yang berasosiasi dengan daerah tinggian (Musi, “Betung Kuang Cross

Trend”). Ke arah dalam cekungan, formasi ini didominasi oleh napal, sedangkan

ketebalan seluruhnya mencapai 160 meter. Di subcekungan Palembang, batugamping

terumbu dari Formasi Batu Raja merupakan penghasil hidrokarbon.

Formasi Gumai

Berumur Miosen Bawah sampai Miosen Tengah. Formasi Gumai diendapkan secara

selaras di atas Formasi Batu Raja yang batuan-batuannya menunjukkan ciri hasil

pengendapan genang laut. Formasi ini tersusun oleh serpih marin dengan beberapa

lapisan tipis napal atau batugamping di bagian bawahnya. Ketebalannya mencapai

2.200 meter. Formasi ini dianggap sebagai batuan induk hidrokarbon yang cukup

potensial.

Formasi Air Benakat

Berumur Miosen Tengah, diendapkan secara selaras di atas Formasi Gumai. Batuan

penyusun formasi ini adalah: batulempung pasiran, batupasir glaukonitan, dan

kadang-kadang batupasir gampingan. Dari ciri-ciri batuannya menunjukan hasil

pengendapan awal regresi. Bagian bawah dari formasi ini diendapakan pada

lingkungan neritik, sedangkan bagian atasnya diendapakan pada lingkungan laut

dangkal. Penyebaran batuan dari Air Benakat lebih luas bila dibandingkan dengan

penyebaran Formasi Gumai. Formasi ini “On Lapoing” kearah timur paparan sunda

sehingga menuitupi diatas batuan yang berumur Pratersier, yang memungkinkan

terbentuknya rangkap stratigarafi. Formasi Air Benakat merupakan Reservoir yang

penting di Cekungan Sumatra Selatan terutama di daerah Jambi. Ketebalannya

berkisar antara 100 – 1300 m.

Fornasi Muara Enim

Berumur Miosen Atas, diendapkan secara selaras diatas Formasi Air Benakat. Batuan

penyusun terdiri dari : batupasir Tuffan, batulempung pasiran, dan batubara. Ciri –

ciri batuan penyusun dari formasi ini menunjukan hasil endapan fase Regresi, yang

diendapkan pada laut dangkal, payau sampai paludal. Ketebalannya berkisar antara

150 – 1000 m.