Cekungan Samuderra Dan Origin of Water

6
Hario Purbaseno 1201106 0 1.Teori Pembentukan Cekungan Samudera menurut Teori Tektonik Lempeng. 2. Asal Mula Air di Planet Bumi. 1. Teori Pembentukan Cekungan Samudera Untuk menjelaskan mengenai pembentukan cekungan samudera, pasti tidak lepas dari hipotesis pembentukan bumi terlebih dahulu. Berdasarkan hipotesis nebula, bumi berasal dari pecahan matahari yang panas dan pijar dan terpisah dan membeku membentuk planet yang memiliki orbit tersendiri dengan pusatnya yaitu matahari. Teori Pengapungan benua yang berkaitan dengan teori tektonik lempeng bisa menjelaskan pembentukan cekungan samudera. Teori ini di kembangkan oleh Alfred Wegener. Dalam teorinya ia mengatakan bahwa ketika kulit bumi mendingin terjadi satu kontinen besar. Karena kontinen itu ringan maka terapung di atas batuan yang lebih berat yang ada di bawahnya. Setelah itu mulai terbagi menjadi dua blok. Satu blok di belahan utara dan yang lain di belahan selatan. Kedua blok itu dipisahkan oleh samudera yang disebut Tethys. Karena blok-blok ini terapung dan bergerak maka pecah menjadi bagian yang lebih kecil. Blok Utara membentuk Amerika Utara dan Erasia. Blok Selatan menjadi Amerika Selatan, Afrika, Australia, dan antartika. Pada waktu itu laut thetys dipersempit dan menjadi laut Mediteran, laut Hitam, dan Laut Kaspia. Teori ini dapat dilihat dari bentuk-bentuk pantai kontinen, misalnya bentuk pantai antara Afrika dengan Amerika Selatan dan antara Eurasia pernah satu blok. Sekitar 180 juta tahun lalu benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan satu daratan. India diduga dari potongan-potongan benua kuno Gondwana Land. Potongan- potongan ini bergerak ke arah Utara sejauh 5000 km dan akhirnya bertabrakan dengan Gambar 1. Pangea, Sumber : Adam C. Simon, Ph.D., University of Maryland, 2003, Continental Drift Plate Tectonics, Research Associate, Department of Geology, University of Maryland Gambar 2. Bukti Fosil, Sumber : Adam C. Simon, Ph.D., University of Maryland, 2003, Continental Drift Plate Tectonics, Research Associate,

description

Oceanografi dan Gelogi

Transcript of Cekungan Samuderra Dan Origin of Water

Page 1: Cekungan Samuderra Dan Origin of Water

Hario Purbaseno 12011060

1.Teori Pembentukan Cekungan Samudera menurut Teori Tektonik Lempeng.2. Asal Mula Air di Planet Bumi.

1. Teori Pembentukan Cekungan Samudera

Untuk menjelaskan mengenai pembentukan cekungan samudera, pasti tidak lepas dari hipotesis pembentukan bumi terlebih dahulu. Berdasarkan hipotesis nebula, bumi berasal dari pecahan matahari yang panas dan pijar dan terpisah dan membeku membentuk planet yang memiliki orbit tersendiri dengan pusatnya yaitu matahari.

Teori Pengapungan benua yang berkaitan dengan teori tektonik lempeng bisa menjelaskan pembentukan cekungan samudera. Teori ini di kembangkan oleh Alfred Wegener. Dalam teorinya ia mengatakan bahwa ketika kulit bumi mendingin terjadi satu kontinen besar. Karena kontinen itu ringan maka terapung di atas batuan yang lebih berat yang ada di bawahnya. Setelah itu mulai terbagi menjadi dua blok. Satu blok di belahan utara dan yang lain di belahan selatan. Kedua blok itu dipisahkan oleh samudera yang disebut

Tethys. Karena blok-blok ini terapung dan bergerak maka pecah menjadi bagian yang lebih kecil.

Blok Utara membentuk Amerika Utara dan Erasia. Blok Selatan menjadi Amerika Selatan, Afrika, Australia, dan antartika. Pada waktu itu laut thetys dipersempit dan menjadi laut Mediteran, laut Hitam, dan Laut Kaspia. Teori ini dapat dilihat dari bentuk-bentuk pantai kontinen, misalnya bentuk pantai antara Afrika dengan Amerika Selatan dan antara Eurasia pernah satu blok. Sekitar 180 juta tahun lalu benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan satu daratan. India diduga dari potongan-

potongan benua kuno Gondwana Land. Potongan-potongan ini bergerak ke arah Utara sejauh 5000 km dan akhirnya bertabrakan dengan benua Asia. Proses tabrakan ini menghasilkan tekanan ke atas yang amat besar yang mengakibatkan terbentuknya pegunungan Himalaya.

Alasan lain untuk membuktikan teori ini adalah fosil-fosil tumbuh-tumbuhan dari batuan purba. Ternyata fosil tumbuhan tertentu terdapat di dalam batuan purba baik di Amerika Selatan, Afrika, India, dan Siberia. Bukti ini memperkuat dugaan bahwa daerah-daerah tersebut pernah bersatu.

Para ahli Geologi percaya bahwa terjadi daerah-daerah aktif dimana sering terjadi retakan-retakan besar pada kulit bumi. Retakan-retakan ini mencakup seluruh permukaan bumi dan karena itu mereka membagi kerak bumi menjadi enam bagian lempeng besar yang dinamakan tektonik lempeng. Keenam lempeng tersebut sebagai

Gambar 1. Pangea, Sumber : Adam C. Simon, Ph.D., University of Maryland, 2003, Continental Drift Plate Tectonics, Research Associate, Department of Geology, University of Maryland

Gambar 2. Bukti Fosil, Sumber : Adam C. Simon, Ph.D., University of Maryland, 2003, Continental Drift Plate Tectonics, Research Associate, Department of Geology, University of Maryland

Gambar 1. Pangea, Sumber : Adam C. Simon, Ph.D., University of Maryland, 2003, Continental Drift Plate Tectonics, Research Associate, Department of Geology, University of Maryland

Gambar 2. Bukti Fosil, Sumber : Adam C. Simon, Ph.D., University of Maryland, 2003, Continental Drift Plate Tectonics, Research Associate, Department of Geology, University of Maryland

Page 2: Cekungan Samuderra Dan Origin of Water

Hario Purbaseno 12011060

berikut: (1) Eurasian Plate, (2) Australian Plate, (3) Pasifik Plate, (4) American Plate, (5) African Plate, dan (6) Antartic plate.

Bentuk lempeng lempeng itu tidak rata, tetapi setiap lempeng cenderung untuk membentuk suatu batas dengan sistem mid-oceanic ridge, yaitu satu sisi dengan massa benua dan sisi yang lain dengan batas lempeng tektonik. Lempeng tektonik ini bergerak secara perlahan-lahan melintasi dasar lautan dengan kecepatan rata-rata beberapa centimeter setiap tahunnya. Gerakan lempeng ini sulit untuk diukur secara langsung, oleh karena jarak yang terjadi sangat kecil dan memerlukan waktu yang lama. Walaupun demikian para ahli geologi telah membuktikan secara meyakinkan tentang terjadinya kejadian-kejadian ini dengan mengadakan penelitian terhadap jenis batuan dari mana lempeng tektonik dibentuk.

Dari gerakan lempeng menunjam bawah yang kemudian bertemu dengan kerak benua melalui proses yang dinamakan Subduksi. Batas-batas lempeng yang merupakan subduksi juga merupakan pusat dari aktivitas gunung api dan gempa bumi sehingga menyebabkan terjadinya jajaran/rangkaian gunung-gunung di berbagai tempat di muka bumi

ini.

Daerah subduksi ditandai oleh adanya trench seperti Java trench yang terletak di Samudera Hindia Selatan Jawa.

2. Asal Mula Air di Planet Bumi

Sekitar 70 persen permukaan bumi tertutupi oleh material berupa air. Yang menjadi pertanyaan adalah sumber air itu sendiri. Siklus hidrologi yang telah dipelajari menyatakan pada saat ini volume air di bumi konstan. Ada banyak dugaan yang menjelaskan asal usul di bumi. Salah satunya yaitu terbentuk bersamaan dengan pembentukan bumi. Bumi terbentuk 4,6 miliyar tahun yang lalu. Anggapan ini terbantahkan setelah ditemukannya penelitian mengenai matahari. Matahari muda (Faint Young Sun Paradox) pada saat setelah pembentukan bumi mempunyai suhu yang sangat tinggi. Kemungkinan jika air terbentuk bersamaan dengan pembentukan bumi, maka air akan menguap dan akan lolos karena belum terbentuknya atmosfer pada saat itu.

Anggapan selanjutnya adalah, air berasal dari luar bumi. Kemungkinan berasal dari planet-planet yang ada di sekitar bumi atau berasal dari material yang pernah jatuh ke bumi. Sebelum mencari

Gambar 3. Mekanisme Lempeng Tektonik Sumber : Adam C. Simon, Ph.D., University of Maryland, 2003, Continental Drift Plate Tectonics, Research Associate, Department of Geology, University of Maryland

Page 3: Cekungan Samuderra Dan Origin of Water

Hario Purbaseno 12011060

tahu asal usul air di bumi dari mana, kita harus mengetahui dahulu umur air yang sekarang berada di bumi. Penelitian Zirkon bisa menjelaskan umur air.

Zirkon mempunyai kandungan uranium dan thorium sehingga kita mampu menentukan umur dari mineral tersebut berdasarkan waktu peluruhannya. Selain itu mineral tersebut juga mempunyai kemampuan untuk dapat bertahan melewati proses-proses geologi seperti erosi, transportasi, bahkan mampu juga bertahan terhadap proses metamorfosis. Hasil penentuan umur dari mineral zircon bisa diinterpretasikan menjadi umur kira-kira terbentuknya proses kristalisasi. Zirkon merupakan mineral tertua yang sejauh ini pernah diteliti. Berdasarkan kandungan isotop oksigen yang ada pada zirkon, air terbentuk sekitar 4,4 miliyar tahun yang lalu. Ini menyimpulkan bahwa air terbentuk beberapa saat

setelah pembentukan bumi.

Jadi sudah sangat mungkin jika air berasal dari luar bumi itu sendiri dan tidak terbentuk bersamaan dengan pembentukan bumi. Ada beberapa kemungkinan sumber air di bumi:

1. Dari planet-planet yang berasal dari sekitar Bumi

Planet-planet yang berada di sekitar bumi seperti Venus, Mars, dan Merkurius tidak cukup stabil untuk menyimpan air. Pada saat formasi mereka terbentuk, Permukaan mereka cukup panas untuk menyimpan air yang sekarang ada dibumi. Nasibnya tidak berbeda jauh dengan bumi. Telah di sebutkan sebelumnya mengenai Matahari muda yang cukup panas.

2. Berasal dari komet

Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis, dan mempunyai ekor. Komet terbentuk dari es dan debu. Komet sangat

cocok sebagai benda langit yang bisa menyimpan air, karena letaknya yang cukup jauh dengan matahari. Untuk waktu yang lama, para astronom menduga, komet (potongan es dan batu dengan ekor panjang es yang menguap) yang memutari orbit sekitar mataharilah yang mengirimkan air ini.

Pada periode 4 miliyar tahun yang lalu, masa Late Heavy Bombardment, terjadi hantaman dari benda-benda langit ke planet terestrial (planet dalam). Ada kemungkinan pada saat hantaman besar tersebut, komet yang membawa es menghantam bumi dan menyisakan dan meninggalkan es tersebut di bumi.

Gambar 2. Planet Terrestrial Sumber : www.immce.fr

Gambar 1. Zircon(Sumber : freshney.org

Gambar 3 Komet HalleySumber : NSSDC's Photo Gallery (NASA)

Gambar 1. Zircon(Sumber : freshney.orgGambar 1. Zircon(Sumber : freshney.org

Gambar 2. Planet Terrestrial Sumber : www.immce.frGambar 2. Planet Terrestrial Sumber : www.immce.fr

Gambar 3 Komet HalleySumber : NSSDC's Photo Gallery (NASA)Gambar 3 Komet HalleySumber : NSSDC's Photo Gallery (NASA)

Page 4: Cekungan Samuderra Dan Origin of Water

Hario Purbaseno 12011060

Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh David Jewiit, yang meneliti 3 komet besar yaitu Halley, Hyakutake, dan Hale-Boop. Penelitian dan kalkulasi dilakukan dengan cara pengukuran deuterium (2H) dan pengukuran Protium(1H) yang terdapat pada komet tersebut dan mencari rasio antar keduanya kemudian dibandingkan dengan isotop hidrogen yang ada di lautan yang berada di Planet Bumi sekarang ini. Ditemukan fakta bahwa terdapat perbedaan tipe air. Rasio Deuterium dan Protium dari komet ternyata dua kali lebih besar dari rasio Deuterium dan Protium yang berasal dari samudera sekarang.

Kesimpulannya adalah, air yang ada di bumi saat ini bukan berasal dari komet.

3. Berasal dari asteroid

Asteroid, dikenal juga sebagai planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi ukurannya lebih besar dari meteoroid, terdapat di bagian dalam Tata Surya. Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan ekor sementara asteroid tidak.

Wilayah yang menjadi tempat ratusan ribu asteroid yang mengorbit antara planet dalam dan luar ini diyakini oleh para astronom terlalu dekat dengan matahari untuk menjadi ‘rumah’ air. Namun, para astronom baru-baru ini menemukan bukti pertama es di asteroid 24 Themis.

Pada tanggal 7 Oktober 2009, telah ditemukan keberadaan air es di permukaan asteroid ini menggunakan Teleskop Inframerah milik NASA. Permukaan asteroid tertutup oleh es. Sebagai lapisan es tersublimasi, terdapat kemungkinan lapisan ini akan mendapatkan pasokan isi ulang oleh reservoir es yang terdapat di bawah permukaan asteroid tersebut. Senyawa organik juga terdeteksi di permukaan.

Para ilmuwan berhipotesis bahwa air pertama yang dibawa ke Bumi dampak asteroid setelah tabrakan. Kehadiran es di 24 Themis mendukung teori ini.

Penemuan asteroid es ini menunjukkan kemungkinan adanya jauh lebih banyak es di sabuk

asteroid di luar dugaan semula. Selain itu, hal ini seolah memberitahu kemungkinan lain asal-usul air laut.

Referensi :

Adam C. Simon, Ph.D., University of Maryland, 2003, Continental Drift Plate Tectonics, Research Associate, Department of Geology, University of Maryland

http://www.sciencedaily.com/releases/2012/07/120712144743.htm (diakses tanggal 5 Februari 2013)

http://phys.org/news/2010-12-theory-earth.html (diakses tanggal 5 Februari 2013) http://earth.com/ (diakses tanggal 5 Februari 2013) http://dawn.jpl.nasa.gov/multimedia/images/571372main_pia14316-43_800-600.jpg NSSDC's Photo Gallery (NASA) www.immce.fr (diakses tanggal 5 Februari 2013)

Gambar 4. Asteroids

Sumber : http://dawn.jpl.nasa.gov/multimedia/images/571372main_pia14316-43_800-600.jpg

Page 5: Cekungan Samuderra Dan Origin of Water

Hario Purbaseno 12011060

freshney.org (diakses tanggal 5 Februari 2013)