CDH uuu

22
REFERAT CHRONIC DAILY HEADACHE DISUSUN OLEH: Ristianti Affandi 1102010248 PEMBIMBING : Dr. Sofie Minawati, Sp.S DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/ SMF NEUROLOGI RSUD Dr. Slamet GARUT FAKULTAS KEDOKTERAN

description

gfhgfgd

Transcript of CDH uuu

Page 1: CDH uuu

REFERAT

CHRONIC DAILY HEADACHE

DISUSUN OLEH:

Ristianti Affandi1102010248

PEMBIMBING :

Dr. Sofie Minawati, Sp.S

DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/ SMF

NEUROLOGI RSUD Dr. Slamet GARUT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

2015

Page 2: CDH uuu

PENDAHULUAN

Nyeri kepala merupakan salah satu gejala yang paling sering ditemui dalam praktik

dokter umum, dengan tingkat konsultasi 4,4 dari 100 pasien. Di Inggris, gejala nyeri kepala

merupakan 22% penyebab rujukan ke spesialis neurologi. Nyeri kepala primer biasanya

bersifat paroksismal, namun 3% populasi umum memiliki nyeri kepala primer yang bersifat

kronis.1 Nyeri kepala kronis adalah nyeri pada kepala berdurasi lebih dari 15 hari dalam

sebulan dan dirasakan lebih dari 3 bulan. Kondisi ini sering terjadi, mengenai 5% populasi

umum dan berpotensi menyebabkan disabilitas. Tension-type headache kronis dan migren

adalah dua jenis nyeri kepala yang paling sering ditemui, baik pada praktik dokter umum

maupun klinik spesialis. Walaupun nyeri kepala dapat ditangani pada praktik umum, namun

dokter sering sulit menentukan diagnosis dan klasifikasi nyeri kepala. Dokter serta pasien

cenderung mencemaskan penyebab serius seperti tumor otak.

Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas terdapat kelainan anatomi

atau kelainan struktur atau sejenisnya. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang jelas

terdapat kelainan anatomi atau kelainan struktur atau sejenisnya dan bersifat kronis progresif,

antara lain meliputi kelainan non vaskuler. Nyeri kepala primer antara lain adalah nyeri

kepala Tipe Tegang (Tension Type Headache), nyeri kepala Migrain (Migraine), nyeri kepala

Klaster (Cluster).

Peranan pencitraan radiologi pada nyeri kepala kronis dapat mengeksklusi kelainan

patologis, namun peranannya dalam diagnosis masih rendah. Lagipula, terdapat risiko

ditemukan abnormalitas secara kebetulan yang dapat mencemaskan pasien. US Headache

Consortium Guidelines dan Scottish Intercollegiate Guidelines Network tidak

merekomendasikan penggunaan pencitraan untuk nyeri kepala kronis tanpa tanda neurologis

fokal.

Nyeri kepala yang tidak terdiagnosa dan tidak terobati dapat mempengaruhi aktivitas

sosial dan pekerjaan secara signifikan. Hal ini dapat berdampak pada efisiensi dan kualitas

hidup seseorang.

Page 3: CDH uuu

TINJAUAN PUSTAKA

NYERI KEPALA

DEFINISI

Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah

kepala dengan batas bawah dari dagu sampai kedaerah belakang kepala (daerah oksipital dan

sebagian daerah tengkuk).

KLASIFIKASI

Klasifikasi dari nyeri kepala saat ini berdasarkan ICHD edisi kedua (2004).

Nyeri kepala dapat dibagi kepada tiga kelompok berdasarkan onsetnya iaitu nyeri

kepala akut, subakut dan kronik. Nyeri kepala akut ini biasanya disebabkan oleh

subarachnoid haemorrhage, penyakit-penyakit serebrovaskular, meningitis atau encephalitis

dan juga ocular disease. Selain itu, nyeri kepala ini juga bisa timbul disebabkan kejang,

lumbar punksi dan karena hipertensi ensefalopati.

Page 4: CDH uuu

Bagi nyeri kepala subakut, nyerinya biasa timbul karena giant cell arteritis, massa

intrakranial, neuralgia trigeminal, neuralgia glossofaringeal dan hipertensi. Nyeri kronik

timbul karena migren, nyeri kepala klaster, nyeri kepala tipe-tegang, cervical spine disease,

sinusitis dan dental disease.

CHRONIC DAILY HEADACHE

DEFINISI

Chronic daily headache adalah suatu nyeri kepala yang berlangsung setidaknya selama

15 hari setiap bulan yang terjadi minimal selama 3 bulan yang berurutan tanpa penyakit

struktrural atau sistemik dengan frekuensi panjang, yaitu lebih 4 jam/hari.

EPIDEMIOLOGI

Nyeri kepala termasuk dalam 10 kelainan utama penyebab disabilitas, dan termasuk

dalam 5 kelainan utama penyebab disabilitas pada wanita. Nyeri kepala kronis dialami oleh

kurang lebih 4% populasi dunia.

Hal ini merupakan masalah paling sering ditemui di pusat pengobatan nyeri kepala,

dengan 0,5% populasi memiliki intensitas nyeri sedang hingga berat.6,7 Tiga subtipe nyeri

kepala yang sering ditemui adalah migren, tension-type headache (TTH), dan nyeri kepala

yang tidak terklasifikasi.

Secara global, persentase populasi dewasa dengan nyeri kepala aktif adalah 47%

untuk nyeri kepala secara umum, 10% untuk migren,38% untuk TTH dan 3% untuk nyeri

kepala kronis. TTH adalah bentuk nyeri kepala paling sering dan menyebabkan disabilitas

yang lebih besar daripada migren pada populasi.

Diagnosis nyeri kepala kronis didapatkan 2 kali lebih banyak pada wanita (5% wanita

dan 2,8% laki-laki). Nyeri kepala kronis ditemukan,33% lebih banyak pada ras Kaukasia

(4,4%) dibandingkan dengan ras Afrika Amerika (3,3%); 30% wanita dan 25% laki – laki

dengan nyeri kepala kronis memenuhi kriteria HIS untuk migren (dengan atau tanpa aura).

Masyarakat berpendidikan rendah memiliki prevalensi tertinggi nyeri kepala kronis.

FAKTOR RISIKO

Secara keseluruhan, faktor risiko yang berkaitan dengan nyeri kepala kronis adalah jenis

kelamin wanita, edukasi rendah, status sosioekonomi rendah, riwayat cedera kepala, obesitas

(indeks massa tubuh >30), mendengkur (sleep apnea), peristiwa hidup yang membuat stres,

konsumsi kafein tinggi, penggunaan berlebihan obat – obatan secara akut, dan depresi.

Page 5: CDH uuu

ETIOLOGI

Penyebab nyeri kepala kronik harian diantaranya;

a. Trauma pada kepala/leher/spinal

b. Infeksi

c. Gangguan tidur

d. Penyakit inflamasi

e. Gangguan sistem saraf

f. Penggunaan berlebih analgetik atau golongan ergot

g. Depresi dan anxietas

h. Terapi tidak adekuat pada migraine

KLASIFIKASI

Nyeri kepala primer adalah suatu nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural

organik sedangkan nyeri kepala sekunder merupakan jenis nyeri kepala akibat proses

sekunder seperti tumor otak, peningkatan tekanan intrakranial, intoksikasi obat, penyakit

sinus paranasal, atau penyakit demam akut seperti influenza.

Page 6: CDH uuu

Chronic Migraine

Adalah sakit kepala migrain yang berlangsung selama 15 hari atau lebih dalam

sebulan atau lebih dari 3 bulan yang hilang karena penggunaan obat berlebihan. Usia 20-30

merupakan usia paling sering mengalami migrain. Faktor risiko pada orang-orang dengan

depresi, kecemasan dan alkohol.

Gambaran klinis chronic migraine meliputi nyeri kepala unilateral dan karakteristik

nyerinya adalah berdenyut. Nyeri timbul secara tiba-tiba, paroksimal dan dapat berlangsung

selama beberapa jam atau hari. Keluhan biasanya membaik secara spontan atau dengan

istirahat. Keluhan nyeri dapat timbul lagi secara periodik.

Keluhan dapat disertai mual, muntah, fotopobia, phonofobia, dan lemah tubuh.

Keluhan-keluhan tersebut bahkan dapat mengganggu mood, nafsu makan dan/atau

kemampuan kognitif penderita.

Serangan migren akan didahului dengan gangguan visual, yang disebut sebagai aura.

Namun sebagaian ada juga yang tidak didahului dengan gangguan visual. Ada tidaknya

gejala aura ini yang akan membedakan migren menjadi jenis klasik (disertai aura) dan umum

(tanpa aura). Aura dapat berupa hemianopic field defects, scotomas dan scintillations.

Kondisi yang dapat mempengaruhi migrain kronik, diantaranya :

Komorbiditi Penyakit sekunder

Depresi, anxietas, gangguan panik Gastritis

Page 7: CDH uuu

gangguang tidur

Gangguan personaliti, fibromyalgia

Insuff Renal

Ergotism

Fibrosis

Dll

Kriteria migren klasik adalah sebagai berikut:

A. Paling sedikit 2 serangan memenuhi kriteria B-E

B. Bersifat reversible penuh terhadap gejala visual dan/atau sensorik dan/atau berbahasa,

tapi tidak ada kelemahan motorik.

C. Paling sedikit 2 dari 3 gejala berikut :

Gejala visual homonimus termasuk gejala positif (flickering lights, spots, dan

lines) dan/atau gejala negatif (kehilangan penglihatan) dan/atau gejala gejala

sensorik unilateral termasuk gejala positif (pins and needles) dan/atau gejala

negatif (numbness).

Paling tidak 1 gejala berkembang secara gradual selama 5 menit atau lebih

dan/atau gejala – gejala lain terjadi secara berurutan.

Tiap gejala berlangsung 5 menit atau lebih dan 60 menit/kurang.

D. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D untuk migrain tanpa aura, terjadi mulai

selama aura atau mengikuti aura dalam 60 menit.

E. Tidak disebabkan oleh gangguan yang lain.

Kriteria migren umum adalah sebagai berikut:

A. Setidaknya 5 serangan memenuhi kriteria B-D.

B. Serangan sakit kepala berlangsung 4-72 jam dan terjadi kurang dari 15 hari per bulan.

C. Sakit kepala paling tidak memiliki 2 dari 4 karakteristik berikut ini :

Lokasinya unilateral

Kualitasnya pulsating

Intensitasnya sedang-berat.

Dipicu oleh atau menyebabkan penghindaran dari aktivitas fisik rutin (seperti

berjalan, naik tangga).

D. Selama nyeri kepala, terjadi paling tidak 1 diantara 2 gejala berikut :

Mual dan / atau muntah

Fotofobia dan fonofobia

E. Tidak disebabkan oleh gangguan yang lain.

Page 8: CDH uuu

Pengobatan serangan migren berespon dengan baik terhadap analgesik seperti aspirin,

acetaminophen atau NSAID. Selain itu juga dapat digunakan serotonin agonis (contoh:

triptan) atau ergot derivatives (contoh: dihydroergotamine), namun kedua obat ini

kontraindikasi pada pasien dengan hipertensi dan penyakit jantung. Pilihan obat untuk ibu

hamil hanya digunakan golongan opiate (contoh: meperidine) karena pilihan obat yang lain

memiliki efek teratogenik atau dapat menimbulkan komplikasi selama kehamilan.

Pengobatan profilaksis dapat diberikan pada pasien yang mengalami serangan migren

sebanyak dua kali dalam seminggu dan dengan pengobatan oral tidak memberikan hasil yang

inadekuat. Pilihan obatnya adalah tricyclic, beta blocker, anticonvulsant atau calcium

channel blocker.

Hemicrania Continua

Hemicrania continua merupakan nyeri kepala unilateral yang bersifat kontinu dan

berlangsung lebih dari satu bulan tanpa periode bebas sakit kepala. Berikut merupakan

kriteria diagnostik klinis nyeri kepala tipe hemicrania continua:

A. Nyeri kepala yang berlangsung > 3 bulan dan memenuhi kriteria B-D

B. Terdapat semua karakteristik berikut, yaitu:

nyeri kepala sebelah dan nyeri tidak berpindah ke sebelah kontralateral

nyeri berlangsung setiap hari secara terus menerus tanpa berhenti

intensitas sedang tetapi dengan eksaserbasi nyeri hebat

C. Terdapat salah satu dari simptom autonom berikut, yaitu:

eksaserbasi dan ipsilateral di sebelah kepala yang nyeri seperti injeksi

konjungtival dengan/atau lakrimasi

kongestif nasal dan/atau rhinorrhea

ptosis dan/atau miosis

D. Respon komplit pada dosis terapeutik indometasin

E. Tidak terdapat sebarang gangguan lain

Biasanya disertai dengan keringat pada kening dan gejala-gejala migrain seperti sakit

kepala yang bedenyut, mual dan muntah atau sensitif terhadap cahaya dan suara. Wanita

lebih banyak mengalami daripada laki-laki, gejala dipeberat dengan stress dan penggunaan

alkohol.

Pasien dengan hemicrania continua memberikan respon yang baik dengan pemberian

NSAID indometasin. Dosis bervariasi dari 25-300 mg per hari dan studi menunjukkan hasil

yang efektif. Tetapi, indometasin mempunyai efek samping terhadap gastrointestinal

Page 9: CDH uuu

sehingga pemberian indometasin sebaiknya disertai makanan, pemberian obat proton pump

inhibitor mampu mengurangkan efek samping tersebut. Untuk terapi pencegahan diberikan

amitriptilin dan antidepresan lain.

New Daily Persistent Headache (NDPH)

NDPH adalah onset baru sakit kepala dimana pada seseorang yang tidak ada riwayat

sakit kepala sebelumnya dan dialami setidaknya 3 bulan. Sakit kepala tidak ada perbaikan

selama 3 hari dari onset. Biasanya sakit kepala biasanya tidak diawali pada pagi hari.

Biasanya diakibatkan karena hipermobilitas dari sendi servikal. Bisa juga diakibatkan karena

perubahan tekanan dan volume LCS, trombosis vena otak, dan infeksi kronik di otak.

Hematom subdual dan pasca trauma juga dapat menyebabkan NDPH.

Sedikitnya memiliki 2 dari beberapa karakteristik nyeri berikut:

A. Kualitasnya seperti ditekan atau diikat

B. Intensitasnya ringan sampai sedang (dapat menghambat aktivitas)

C. Lokasinya bilateral

D. Tidak dipicu oleh berjalan di tangga atau aktivitas fisik serupa

E. Memiliki satu dari kriteria berikut:

Fotofobia, fonofobia atau mual ringan

Mual sedang sampai berat dan tidak ada muntah

F. Tidak ada riwayat menggunakan analgesik atau obat akut lainnya lebih dari 10 hari

per bulan.

Terapi terbaik penyakit New daily persistent headache adalah dengan obat preventif

seperti yang biasa digunakan untuk mengobati adanya sakit kepala fenotipik seperti chronic

migrain atau chronic tension type headache. Beberapa sumber mengatakan bahwa obat

pencegahan dengan menggunakan nortriptyline dan topiramate dan beberapa kasus

ditemukan sukses pengobatan dengan menggunakan gabapentin atau topiramate dan sedikit

kasus dengan clonazepam. Untuk terapi akut dapat menggunakan triptan juga dapat diberikan

methylprednisolon untuk NDPH dengan infeksi.

Pada penelitian banyak dikatakan bahwa NDPH banyak menyebabkan disabilitas pada

pasien bahkan pada pasien-pasien dengan terapi agresif. Sehingga banyak pasien yang

menggunakan analgetik secara berlebihan karena sakit kepala yang persiten tersebut.

Chronic Tension-type Headache

Page 10: CDH uuu

Sebanyak 15-46% kasus nyeri kepala kronis terdiri dari kasus chronic tension type

headache. Berikut merupakan kriteria diagnostik nyeri kepala tipe ini adalah sebagai berikut :

A. Nyeri kepala yang berlangsung ≥ 15 hari per bulan dengan rata-rata > 3 bulan (≥ 180

hari per tahun) dan memenuhi kriteria B-D.

B. Nyeri kepala yang berlangsung beberapa jam dan kontinu.

C. Nyeri kepala dengan sekurang-kurangnya 2 kriteria di bawah:

Lokasinya bilateral

Nonpulsating quality (pressing/tightening)

Intensitas sedang atau berat

Tidak dipicu oleh aktivitas harian seperti berjalan atau menaiki tangga

D. Disertai 2 kriteria di bawah:

Fotofobia, fonofobia atau mual ringan

Mual sedang atau mual berat atau muntah

E. Tidak disertai gangguan lain

Pada serangan akut, pilihan obat yang dipilih adalah NSAID dan acetaminophen. Untuk

terapi profilaksis pada pasien dengan nyeri kepala chronic tension type headache adalah

sebagai berikut:

PATOFISIOLOGI

Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron trigeminal

sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit dan kutaneus allodynia didapat pada

penderita yang mendapat serangan migren dan nyeri kepala kronik lain yang disangkakan

sebagai refleksi pemberatan respons dari neuron trigeminalsentral. lnervasi sensoris

pembuluh darah intrakranial sebahagian besar berasal dari ganglion trigeminal dari didalam

serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptid dimana jumlah dan peranannya adalah

yang paling besar adalah CGRP (Calcitonin Gene Related Peptide), kemudian diikuti oleh SP

(substance P), NKA (Neurokinin A), pituitary adenylate cyclase activating peptide (PACAP)

nitricoxide (NO), molekul prostaglandin E2 (PGEJ2) bradikinin, serotonin (5-HT) dan

Page 11: CDH uuu

adenosin triphosphat (ATP), mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor2. Khusus untuk

nyeri kepala klaster clan chronic paroxysmal headache ada lagi pelepasan VIP (vasoactive

intestine peptide) yang berperan dalam timbulnya gejala nasal congestion dan rhinorrhea.

Marker pain sensing nerves lain yang berperan dalam proses nyeri adalah opioid dynorphin,

sensory neuron-specific sodium channel (Nav 1.8), purinergic reseptors (P2X3), isolectin B4

(IB4), neuropeptide Y, galanin dan artemin reseptor (GFR-∝3 = GDNF Glial Cell Derived

Neourotrophic Factor family receptor-∝3). Sistem ascending dan descending pain pathway

yang berperan dalam transmisi dan modulasi nyeri terletak dibatang otak. Batang otak

memainkan peranan yang paling penting sebagai dalam pembawa impuls nosiseptif dan juga

sebagai modulator impuls tersebut. Modulasi transmisi sensoris sebahagian besar berpusat di

batang otak (misalnya periaquaductal grey matter, locus coeruleus, nukleus raphe magnus

dan reticular formation), ia mengatur integrasi nyeri, emosi dan respons otonomik yang

melibatkan konvergensi kerja dari korteks somatosensorik, hipotalamus, anterior cyngulate

cortex, dan struktur sistem limbik lainnya. Dengan demikian batang otak disebut juga sebagai

generator dan modulator sefalgi.

Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan pada periaquaduct grey

(PAG) matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti migren

(migraine like headache). Pada penelitian MRI (Magnetic Resonance Imaging) terhadap

keterlibatan batang otak pada penderita migren, CDH (Chronic Daily Headache) dan sampel

kontrol yang non sefalgi, didapat bukti adanya peninggian deposisi Fe di PAG pada

penderita migren dan CDH dibandingkan dengan kontrol. Patofisiologi CDH belumlah

diketahui dengan jelas. Pada CDH justru yang paling berperan adalah proses sensitisasi

sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA (N-metil-D-Aspartat), produksi NO dan

supersensitivitas akan menaikkan produksi neuropeptide sensoris yang bertahan lama.

Kenaikan nitrit Likuor serebrospinal ternyata bersamaan dengan kenaikan kadar cGMP

(cytoplasmic Guanosine Mono phosphat) di likuor. Kadar CGRP, SP maupun NKA juga

tampak meninggi pada likuor pasien CDH. Reseptor opioid di down regulated oleh

penggunaan konsumsi opioid analgetik yang cenderung menaik setiap harinya. Pada saat

serangan akut migren, terjadi disregulasi dari sistem opoid endogen, akan tetapi dengan

adanya analgesic overused maka terjadi desensitisasi yang berperan dalam perubahan dari

migren menjadi CDH.

Page 12: CDH uuu

Adanya inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan kaskade zat

substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin lL1 (Interleukin 1), lL6 dan TNF ∝ (Tumor Necrotizing Factor ∝) dan NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell

melepas/mengasingkan metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan arachidonic acid

dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi,

terjadi proses upregulasi beberapa reseptor (VR1, sensory specific sodium/SNS, dan SNS-2)

dan peptides (CGRP, SP).

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung

jawab memicu nyeri kepala adalah sebagai berikut:

1. Peregangan atau pergeseran pembuluh darah ; intrakranium atau ekstrakranium

2. Traksi pembuluh darah (A. Meningea Media)

3. Kontraksi otot kepala dan leher ( kerja berlebihan otot )

Page 13: CDH uuu

4. Peregangan periosteum ( nyeri local )

5. Degenerasi spina servikal atas disertai kompresi pada akar nervus servikalis

( misalnya, arthritis vertebra servikalis )

6. Defisiensi enkefalin ( peptide otak mirip-opiat, bahan aktif pada endorphin )

7. Penekanan langsung oleh tumor pada saraf cranial dan servikal yangmengandung

serabut aferen nyeri dari kepala.

DIAGNOSIS

1. Anamnesis

- Berapa lama sakit kepala dirasakan ?

Bersifat akut, subakut, atau kronik. Nyeri kepala berat mendadak untuk pertama

kalinya, disertai gangguan kesadaran atau defisit neurologis lainnya akan memberikan

kecurigaan adanya perdarahan subarachnoid atau meningitis. Nyeri kepala sudah

berlangsung lama, maka akan memberi kecurigaan adanya nyeri vaskuler, nyeri

kepala tipe tegang atau karena tumor.

- Berapa sering merasakan sakit kepala ?

Untuk nyeri kepala yang berulang; nyeri kepala tipe klaster, migrain, neuralgia

trigeminus, nyeri kepala tipe tegang.

- Lamanya serangan sakit kepala

Berapa jam sampai dengan berapa hari saat terjadi serangan.

- Lokasi nyeri

Unilateral Bilateral

Migrain (2/3 kasus)

Klaster

Neuralgia trigeminal

Nyeri kepala akibat gangguan lokal

(mata/sinus paranasal)

Neoplasma intrakranial pada salah satu

hemisfer serebral

Migrain (1/3 kasus)

Hidrosefalus karena neoplasma

intrakranial

Nyeri kepala tipe tegang

- Kualitas nyeri

Berdenyut : Nyeri kepala vaskuler (Migrain, hipertensi, demam)

Konstan : TTH

Ditusuk : Neuralgia trigeminal

- Kuantitas Nyeri

Page 14: CDH uuu

Mempengaruhi kehidupan sehari-hari pasien.

- Intensitas Nyeri

Ringan – sedang – berat.

- Saat timbulnya nyeri kepala

Klaster dapat timbul siang/malam hari dan membangunkan tidur pada 1-2 jam setelah

tidur. Migrain timbul saat bangun pagi atau membangunkan pasien pada dini hari.

- Gejala yang mendahului

Migrain klasik : gejala prodormal berupa gangguan visus, gangguan lapang pandang,

skotoma, atau gangguan neurologis lainnya seperti parestesi.

- Faktor pencetus

Area wajah yang diusap atau disentuh, berbicara, mengunyah, menelan, tiupan angin

dapat cetuskan neuralgia trigeminal. Nyeri kepala tipe tegang dan migrain dicetuskan

oleh cahaya yang menyilaukan, suara keras, makanan tertentu seperti coklat, keju, dan

jeruk.

- Gejala yang menyertai

Migrain sering disertai anoreksia, muntah, fotofobia. Nyeri kepala klaster disertai

gangguan vegetatif ipsilateral seperti keluar air mata, lendir dari hidung dan hidung

tersumbat.

- Faktor yang memperberat. Nyeri kepala vaskuler apapun sebabnya akan lebih berat

dengan goncangan, gerakan kepala mendadak, batuk, bersin sampai mengejan.

- Faktor yang memperingan. Pasien mematikan lampu dan berada di ruang yang

tenang. Nyeri kepala tipe klaster justru gelisah dan berjalan berkeliling ruangan.

- Riwayat penyakit dahulu

- Riwayat penyakit keluarga

2. Pemeriksaan Fisik

3. Pemeriksaan Neurologi

- Pemeriksaan mata yaitu pemeriksaan ukuran pupil, bentuk serta reaksinya terhadap

cahaya, pemeriksaan visus dan lapang pandang penglihatan serta pergerakan bola

mata.

- Pemeriksaan funduskopi untuk menentukan adanya oedem papil nervus optikus atau

atrofi nervus optikus karena papil oedem tahap lanjut.

- Pemeriksaan nervus kranialis yang lain.

- Pemeriksaan motorik yaitu gerak, kekuatan otot, tonus otot, trofi dan refleks

fisiologis, patologis dan klonus.

Page 15: CDH uuu

- Pemeriksaan sensibilitas.

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

b. Lumbal fungsi

Kecurigaan adanya perdarahan subarakhnoid atau infeksi saraf pusat.

c. Rontgen

Pemeriksaan rontgen kepala dengan indikasi kecurigaan adanya aneurisma atau

perdarahan pada proses desak ruang.

d. EEG

1. Kecurigaan neoplasma intrakranial

2. Nyeri kepala pada satu sisi yang menetap disertai gangguan visual, motorik,

sensibilitas atau sensibilitas sisi kontralateral

3. Defek lapang pandang, defisit motorik, sensibilitas menetap

4. Serangan migren disertai sinkop

5. Perubahan intensitas, lamanya dan sifat nyeri kepala

e. CT scan/ MRI

f. MRA/MRV

g. ENT/ Dental evaluation

Walaupun MRI memperlihatkan resolusi kontras jaringan lunak yang lebih tinggi

dibandingkan CT-scan, hampir semua kondisi mengancam nyawa dengan gejala nyeri

kepala dapat terlihat dengan CT-scan nonkontras. Pasien dengan nyeri kepala hebat tiba-

tiba (thunderclap headache) dan memiliki kelainan neurologis, perlu menjalani

pemeriksaan CT-scan untuk mendeteksi perdarahan subarachnoid atau perdarahan

intraserebral. Bila ditemukan perdarahan subaraknoid, perlu dilakukan pemeriksaan

lanjutan menggunakan CT angiography untuk mencari aneurisma. Bila CT-scan non-

kontras menunjukkan hasil negatif, dapat dilakukan pungsi lumbal dalam 48 jam untuk

mengeksklusi kemungkinan perdarahan subaraknoid. CT-scan juga dapat mendeteksi

berbagai perdarahan intrakranial lainnya. CT-scan otak juga berperan untuk mendeteksi

lesi massa atau hidrosefalus, dan untuk mendeteksi apakah pungsi lumbal aman

dilakukan. Sebagian besar tumor intrakranial yang dapat menyebabkan nyeri kepala dapat

dideteksi dengan CT-scan nonkontras, karena telah tumbuh cukup besar dan atau

menunjukkan efek desak ruang disertai edema peri-tumoral. CT-scan lanjutan dengan

kontras dapat mengkonfirmasi keberadaan tumor tersebut.

Page 16: CDH uuu

Beberapa tanda bahaya yang sering muncul adalah:

1. Onset tiba-tiba sebagai nyeri kepala paling parah sepanjang hidup, dikenal juga

sebagai nyeri kepala seperti tersambar petir. Merupakan nyeri kepala yang sangat

menyakitkan, mencapai intensitas maksimal dalam hitungan detik; mengindikasikan

perdarahan subaraknoid.

2. Onset nyeri kepala yang baru atau berbeda dari yang biasanya dirasakan. Peningkatan

frekuensi dan keparahan nyeri kepala mungkin mengarah ke lesi desak ruang,

hematoma subdural, atau penyalahgunaan obat.

3. Mual atau muntah, menandakan adanya peningkatan intrakranial

4. Gejala dan tanda neurologis fokal, termasuk perubahan penglihatan yang progresif,

tanda iritasi meningeal, paralisis, kelemahan, ataksia atau hilangnya koordinasi,

Page 17: CDH uuu

respon pupil yang asimetris, hilangnya kemampuan sensoris seperti baal, dan lain-

lain.

5. Perubahan status mental (mengantuk, kebingungan, gangguan memori, atau hilang

kesadaran).

6. Onset setelah usia 50 tahun, yang dapat mengindikasikan lesi massa intrakranial.

7. Nyeri kepala setelah trauma kepala. Nyeri kepala pasca-trauma dapat mengarah ke

perdarahan subaraknoid, hematoma subdural, hematoma epidural, perdarahan

intraserebral, diseksi arteri (karotis atau vertebra), sindrom postconcussion.

8. Papiledema, mengindikasikan peningkatan tekanan intrakranial, misalnya pada lesi

massa inrakranial.

9. Nyeri kepala saat aktivitas fisik, aktivitas seksual, atau batuk.

10. Tanda atau gejala sistemik. Demam, infeksi, ruam, kaku kuduk; dapat

mengindikasikan meningitis atau ensefalitis.

11. Onset nyeri kepala pada pasien penyakit tertentu sebelumnya, seperti infeksi HIV atau

kanker, yang memiliki risiko tinggi kelainan intrakranial

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding nyeri kepala harian yang lebih dari 3 bulan ;

Nyeri Kepala Primer :

- Nyeri kepala persisten harian baru

- Migren kronis

- TTH kronis

- Campuran

Nyeri Kepala Sekunder :

- Nyeri kepala post meningitis

- Meningitis kronis

- Primer dengan rebound obat-obatan

- Neoplasma

- Hematoma subdural kronis

- Nyeri kepala post trauma

- Sinusitis sphenoid

- Hipertensi

- Sindrom tekanan cairan serebrospinal

- Diseksi arteri servikal

Page 18: CDH uuu

- Pseudotumor serebri

- Malformasi arteriovena

- Malformasi chairi

- Arteritis temporal

- Cevicogenic

- Disfungsi sendi temporomandibular

PROGNOSIS

Prognosis CDH beragam, beberapa penellitian mengatakan bahwa pengobatan yang agresif

terutama di rumah sakit akan efektif, bahkan untuk sakit kepala yang membatu. Pengobatan

yang diberikan seperti obat-obatan, mengubah gaya hidup dan psikologi dapat meningkatkan

kualitas hidup pasien dengan CDH. Penelitian pada populasi pada tahun 1993 mengatakan

bahwa ;

1. Frekuensi sakit kepala berat berkurang dari 70% menjadi 50%

2. Rata-rata peningktanan kualitas hidup 74%

3. Pekerja yang dipecat karena sakit kepala berkurang dari 24% jadi 4%

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: CDH uuu

American Headache society. Chronic Daily Headache diunduh tanggal 15-02-15 dalam

http://www.americanheadachesociety.org/assets/1/7/NAP_for_Web__CDH___Chronic_

Migraine.pdf

Baehr, M dan M. Frostcher. Diagnosis Topik Neurologi Duus : Anatomi, Fisiologi,Tanda,

Gejala. EGC : Jakarta, 2010.

Garza I, Scwadt T.J. 2010. Diagnosis and Management of Chronic Daily Headache. Senim

Neurol. 30 (2): 154-166

Ginsberg, Lionel. Lectures notes Neurologi. Ed. Ke -8. Erlangga : Jakarta, 2008

Goadsby P.J, Boes C. 2002. Chronic Daily Headache. J Neural Neurosurg Phsychiatry. Ii2-ii5

National institue of neurological disorders and Stroke. 2015. NINDS Hemicrania Continua.

Sjahrir Hasan, dkk. Konsensus Nasional IV Diagnostik dan penatalaksanaan NyeriKepala

2013. Surabaya : Airlangga University Press. 2013

Sutanto A. 2014. Peranan CT-Scan Kepala dalam Diagnosis Nyeri Kepala Kronis. CDK-214

vol. 41 no 3. 192-197

Tyagi A. 2012. New Daily Persisent Headache. Annals of Indian Academy of Neuology.

S62-S65 diunduh 18 Feb 2015 dalam

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3444222/?report=reader