Cbd Non Psikotik Trisakti Fix Edit
Embed Size (px)
description
Transcript of Cbd Non Psikotik Trisakti Fix Edit

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MJM
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kupanglor RT 04/ RW 03 Ambarawa, Jawa Tengah
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA Kelas 1
Pekerjaan : Pedagang
Status Pernikahan : Belum menikah
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2015 jam 13.00 WIB di Poli
Psikiatri RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang yang diperoleh dari:
Nama :Tn. M
Usia : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dukuh Gembol RT 05 / RW 02
Desa Pojok Sari, Kec. Ambarawa,
Jawa Tengah
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Status Pernikahan : Menikah
Hubungan : Kakak tiri
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2015 jam 13.00 WIB di Poli
Psikiatri RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
1

A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan badan mudah lelah dan pusing sejak 2 tahun
sebelum masuk rumah sakit.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Autoanamnesis
Pasien datang berobat ke rumah sakit untuk kontrol kedua kalinya dengan
keluhan badan mudah lelah dan pusing sudah sejak 2 tahun sebelum masuk
rumah sakit. Saat datang kontrol, keluhan badan mudah lelah dan pusing
masih dirasakan, meski sudah berkurang. Keluhan ini muncul berawal dari
dirinya yang merasa sedih sejak 2 tahun yang lalu, hingga ia mengurung diri
dirumah dan tidak mau keluar rumah. Pasien merasa sedih dan kecewa karena
sering dimarahi oleh neneknya dengan kata-kata yang kasar hampir setiap hari
yang membuat dirinya menjadi takut keluar rumah. Konflik yang terjadi
antara pasien dan neneknya disebabkan oleh karena kebiasaan pasien yang
sering keluyuran dan pulang malam hari untuk mabuk-mabukan.
Semenjak pasien merasa sedih dan mengurung diri dirumah, ia jadi sering
mengeluh pusing dan merasa badan mudah lelah. Pasien merasa malas untuk
beraktivitas, tidak ada ketertarikan untuk melakukan kegiatan apapun, hanya
mengurung diri di rumah saja, dan nafsu makannya menurun, pasien hanya
makan 1 kali sehari. Pasien merasa tidak bersalah atas konflik yang terjadi
dengan neneknya. Pasien juga menyangkal adanya pikiran untuk bunuh diri.
Pasien mengatakan bahwa dirinya mulai berani keluar rumah setelah 5 bulan
ia mengurung diri, namun mengaku kalau keluhan masih tetap dirasakan.
Selama 2 tahun kejadian tersebut, pasien mengaku tidak ada perasaan
senang yang berlebihan, berbicara berlebihan, mudah marah, ataupun
kebutuhan tidur berkurang akibat aktivitas yang berlebihan. Pasien juga
menyangkal mendengar suara-suara ataupun melihat bayangan yang tidak ada
wujudnya, serta menyangkal isi pikirannya dipengaruhi, diketahui, ditarik oleh
orang lain, atau dirinya dikendalikan oleh orang lain.
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
2

Alloanamnesis
Menurut keterangan kakak, pasien sudah lama memiliki kebiasaan mabuk-
mabukan dan pulang malam. Puncaknya terjadi setelah pasien tinggal serumah
dengan neneknya dan mengalami konflik dengan neneknya karena dilarang
mabuk-mabukan, sejak saat itu pasien mulai sering menyendiri dan diam.
Menurut kakak pasien, pasien sering tidak fokus saat berkomunikasi. Tingkah
laku pasien pun jadi berubah, pasien menjadi lebih lama mandi di kali hingga
4 jam, namun lebih banyak dihabiskan untuk melamun. Setelah itu, pasien
lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan tidak mau beraktivitas, dan
tidak mau bicara dengan keluarganya. Menurut keterangan kakaknya, selain
perubahan tingkah laku itu, pasien juga mengalami sulit tidur. Kakak pasien
menyangkal pasien berbicara sendiri, tertawa sendiri, mudah marah, ataupun
sering curiga pada keluarga.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien tidak pernah mondok sebelumnya, namun pasien pernah berobat ke
Poli Psikiatri RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang 1 kali 2 minggu yang lalu.
2. Riwayat Gangguan Medis Umum
Pasien tidak ada riwayat trauma kepala, penyakit asma, alergi, atau
penyakit lainnya.
3. Riwayat Penggunaan NAPZA, Alkohol, Rokok
Pasien merokok sehari setengah bungkus dan minum minuman beralkohol
sejak SMP.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak kandung di keluarganya. Pasien merupakan anak yang
dikehendaki oleh ibu dan ayah pasien. Tidak terdapat masalah saat ibu
pasien mengandung. Ibu pasien melahirkan cukup umur dibantu oleh
dukun kampung dengan persalinan normal.
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
3

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3tahun)
Pasien tidak pernah kejang ataupun sakit lainnya semenjak kecil.
- Psikomotorik
Pasien pertama kali duduk pada umur 6 bulan, mulai berjalan tanpa
dibantu pada umur 1 tahun. Pertama kali meraih benda disekitarnya
pada umur 4 bulan.
- Psikososial
Sejak kecil pasien dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan
sekitarnya.
- Komunikasi
Pasien pertama kali mulai bicara pada umur 1 tahun mengucapkan
kata-kata seperti 'ibu' pada umur 1 tahun.
- Emosi
Pasien takut dengan orang asing pada umur 6 bulan, dan mulai terlatih
makan sendiri pada umur 1,5 tahun.
- Kognitif
Pasien mengenali anggota keluarganya pada umur 6 bulan.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11tahun)
Pasien tidak pernah mengalami kejang, demam berkepanjangan maupun
keluhan medis lainnya.
- Psikomotor
Pasien pertama kali bisa mengayuh sepeda roda tiga saat berumur 3
tahun, pertama kali dapat mengayuh sepeda roda dua saat berumur 6
tahun.
- Psikososial
Pasien pertama kali masuk sekolah di taman kanak-kanak umur 5
tahun, tidak ada kesulitan saat perpisahan dengan orangtua, pasien
mandiri pergi ke sekolah sendiri dengan berjalan kaki. Pasien masuk
sekolah dasar umur 6 tahun. Selama bersekolah di taman kanak-kanak
sampai sekolah dasar, pasien memiliki teman dan dapat berinteraksi
sosial dengan baik.
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
4

- Komunikasi
Pasien dapat bersosialisasi dengan teman. Pasien sering berkumpul
bersama teman-temannya selepas pulang sekolah.
- Emosional
Pasien merupakan orang yang tidak pernah marah.
- Kognitif
Pasien pernah tidak naik kelas selama kelas 1 hingga kelas 3 sekolah
dasar. Namun, semenjak kelas 4 sekolah dasar, pasien memiliki
kemajuan prestasi dengan mendapat peringkat 5 besar dikelasnya dan
menang lomba gambar.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir (Pubertas) dan Remaja
Ketika pasien berumur 6 tahun dan masuk sekolah dasar pasien sempat
mengalami kesulitan belajar hingga tidak naik kelas, namun tidak
berlangsung lama hingga pasien dapat meraih prestasi di sekolahnya.
Pasien dapat berkomunikasi baik dengan teman-temannya.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan TK, SD dengan prestasi yang cukup
baik. Namun ketika pasien menempuh pendidikan kelas 1 SMP di
Magelang, pasien hanya bertahan sekolah selama 5 bulan, lalu pindah
ke Ambarawa karena dikeluarkan dari sekolah akibat kebiasaan
membolos. Sejak kelas 2 SMP, pasien mulai mencoba minuman
beralkohol dan semenjak itu pasien mulai ketagihan hingga kelas 3
SMP. Saat pasien kelas 2 SMP di Ambarawa, pasien kembali pindah
sekolah karena dikeluarkan dari sekolahnya karena sering membolos
akibat kebiasaan mabuk-mabukannya. Hal tersebut terulang kembali
ketika pasien menempuh pendidikan kelas 3 SMP, pasien pindah
sekolah ke Badungan juga karena kebiasaan mabuk-mabukan dan
sering membolos.
Setelah kebiasaan mabuk-mabukannya berhenti saat pasien kelas 3
SMP, kebiasaan tersebut muncul kembali saat pasien menduduki kelas
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
5

1 SMA. Pasien akhirnya memutuskan untuk keluar sekolah saat kelas 2
SMA karena tidak memiliki biaya, malas sekolah, dan kebiasaan
mabuk-mabukan.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien baru mulai bekerja 3 bulan yang lalu sebagai pedagang aksesoris
di kios pinggir jalan milik kakaknya.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.
d. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum karena
melakukan pelanggaran hukum.
e. Riwayat Aktivitas Sosial
Sebelum timbul gangguan, pasien dikenal sebagai sosok yang ceria,
mudah bergaul dan terbuka. Pasien memiliki banyak teman dekat.
Pasien sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya dengan
merokok dan minum-minuman beralkohol hingga malam hari.
f. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam dan mendapatkan ilmu agama Islam pertama
kali dari orangtua pasien. Pasien jarang melaksanakan sholat 5 waktu
dan puasa.
g. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyadari dirinya seorang laki-laki, selama ini berpenampilan
dan berperilaku sebagaimana seorang laki-laki, dan tertarik pada
perempuan.
h. Riwayat Situasi Hidup
Saat ini pasien tinggal bersama ibu kandung dan ketiga adik
perempuannya. Ayah kandung pasien meninggal akibat penyakit liver
saat pasien berumur 17 tahun. Ibu pasien merupakan istri kedua
ayahnya. Pasien memiliki 2 orang kakak tiri dan hidup rukun dengan
kakak tirinya.
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
6

E. Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat gangguan jiwa di keluarga pasien
Genogram:
Keterangan :
: laki-laki : perempuan
: laki-laki sudah meninggal : perempuan sudah meninggal
: Gangguan jiwa : tinggal serumah
: Pasien
F. Riwayat Sosial Ekonomi Sekarang
Untuk kebutuhan sehari-hari dipenuhi dari hasil berdagang ibu dan adik
kandungnya, juga dari pasien sendiri yang membantu kakak tirinya
berjualan. Keuangan keluarga pasien tergolong cukup untuk kehidupan
sehari-hari.
G. Taraf Kepercayaan
Autoanamnesis : dapat dipercaya
Alloanamnesis : dapat dipercaya
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
7

Grafik Perjalanan Penyakit
Status Mental
Fungsi peran
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2015 di Poli Psikiatri RSJ
Prof. Dr. Soerojo Magelang.
1. Keadaan umum : Tampak sehat, kesan gizi sedang
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda vital
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 36,5 °C
4. Kepala ( mata dan THT )
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Kavum nasi lapang/lapang, sekret -/-
Telinga : Normotia/normotia, sekret -/-
Mulut : Sianosis (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
5. Thorax
a. Jantung
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
8
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Inspeksi : Iktus kordis terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS 5-6
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-),
gallop (-)
b. Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor kanan=kiri
Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler
6. Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
7. Urogenital : Tidak dinilai
8. Ekstremitas :
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral hangat/ hangat hangat/hangat
Cappilary refill
test
<2detik <2 detik
Deformitas -/- -/-
B. Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2015 di Unit Perawatan
Intensif Wanita RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
1. Kaku kuduk : Tidak ditemukan
2. Saraf kranialis I - XII : Tidak ada penemuan bermakna
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
9

3. Motorik :
Motorik Superior Inferior
Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi E/E E/E
4. Sensorik : Dalam batas normal
5. Refleks fisiologis : ++/++
6. Refleks patologis : - /-
C. Pemeriksaan Status Mental
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2015 di Poli Psikiatri RSJ
Prof. Dr. Soerojo Magelang.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tampak seorang laki-laki, wajah tampak lebih tua dari usianya,
rawat diri baik, berpakaian.
2. Kesadaran
a. Neurologik : Compos Mentis
b. Psikologik : Jernih
3. Pembicaraan
a. Kualitas : Spontan, lambat, relevan
b. Kuantitas : Sedikit kata-kata yang diucap
c. Ide cerita : Sedikit
4. Tingkah laku : Hipoaktif
5. Sikap : Kooperatif
6. Kontak Psikis : Mudah ditarik, mudah dicantum
perhatiannya
B. Alam Perasaan
1. Mood : Disforik
2. Afek : Appropriate, stabil
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
10

C. Gangguan Persepsi
1. Ilusi : Tidak ada
2. Halusinasi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Kuantitas : Terbatas
b. Kualitas : Koheren, jawaban relevan
2. Isi pikir : Tidak ada kelainan
3. Bentuk Pikir : Realistik
E. Sensorium dan Kognitif
1. Tingkat kesadaran : Jernih
2. Orientasi Waktu : Baik
Tempat : Baik
Personal : Baik
Situasional : Baik
3. Pengetahuan umum : Baik
4. Daya ingat jangka panjang : Baik
5. Daya ingat jangka pendek : Baik
6. Daya ingat segera : Baik
7. Konsentrasi : Baik
8. Perhatian : Baik
9. Kemampuan baca tulis : Baik
10. Pikiran abstrak : Baik
11. Kemampuan visuospasial : Baik
12. Daya nilai sosial : Baik
F. Pengendalian Impuls
Pengendalian diri selama pemeriksaan : Baik
Respon pasien terhadap pemeriksa : Baik
G. Tilikan : derajat 5 (Tilikan intelektual)
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
11

IV. RESUME
Seorang laki-laki, Tn. MJM, berusia 21 tahun dibawa ke Poli Psikiatri
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang oleh kakak tirinya Tn. M untuk kontrol
kedua kalinya dengan keluhan badan mudah lelah dan pusing sudah sejak
2 tahun sebelum masuk rumah sakit. Saat datang kontrol, keluhan badan
mudah lelah dan pusing masih dirasakan, meski sudah berkurang. Keluhan
ini muncul berawal dari dirinya yang merasa sedih sejak 2 tahun yang lalu,
hingga ia mengurung diri dirumah dan tidak mau keluar rumah. Pasien
merasa sedih dan kecewa karena adanya konflik dengan neneknya.
Menurut keterangan kakak, pasien sudah lama memiliki kebiasaan
mabuk-mabukan dan pulang malam. Sejak pasien tinggal di rumah
neneknya dan sering dimarahi oleh neneknya, pasien mulai sering
menyendiri dan diam. Menurut kakak pasien, pasien sering tidak fokus
saat berkomunikasi. Tingkah laku pasien pun jadi berubah, pasien mandi
di kali lebih lama hingga 4 jam namun lebih banyak dihabiskan dengan
melamun. Setelah itu pasien lebih banyak menghabiskan waktu di rumah
dan tidak mau beraktivitas, tidak mau bicara dengan keluarganya.
Pasien belum pernah dirawat di RSJS Magelang sebelumnya. Setelah
pasien berobat di Poli Psikiatri, keadaan pasien membaik. Pasien jadi lebih
terbuka dan bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Pasien juga
rutin mengonsumsi obat-obatan yang diberikan.
Sebelumnya pasien merupakan anak yang terbuka dan aktif
bersosialisasi. Namun, semenjak remaja dengan lingkungan pergaulan
yang berubah dan perilaku pasien yang berubah menyebabkan konflik
timbul antara pasien dan neneknya. Keuangan keluarga pasien tergolong
cukup untuk kehidupan sehari-hari.
Dari pemeriksaan fisik dan neurologis yang dilakukan pada tanggal 24
Agustus 2015 tidak didapatkan adanya kelainan media. Sedangkan pada
pemeriksaan status mental didapatkan pembicaraan dengan kuantitas
sedikit kata-kata yang diucapkan, kualitas spontan, lambat, ide cerita
sedikit, tingkah laku hipoaktif. Pada penilaian mood didapatkan mood
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
12

disforik dengan afek appropriate. Kuantitas arus pikir terbatas dengan
kualitas koheren, jawaban relevan. Tilikan pasien yaitu tilikan 5, pasien
sadar bahwa dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan dalam
mengatasinya.
VI. FORMULA DIAGNOSIS
Pada pasien ditemukan sindroma atau pola perilaku atau psikologis
yang bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan (distress)
dalam fungsi pekerjaan dan aktivitas sehari-hari pasien. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa sesuai
definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.1
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis, tidak ditemukan
kelainan atau gangguan medis umum yang secara fisiologis menimbulkan
disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan mental yang diderita saat
ini, sehingga adanya Gangguan organik (F00-F09) pada pasien dapat
disingkirkan.1
Pada anamnesis ini tidak ditemukan adanya riwayat penggunaan zat
psikoaktif yang dapat menstimulasi maupun mendepresi susunan saraf
pusat, namun pada pasien ditemukan riwayat mengonsumsi alkohol dan
telah berhenti 2 tahun yang lalu. Sehingga kemungkinan adanya
Gangguan mental akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) dapat
disingkirkan.1
Pada pasien tidak didapatkan adanya gangguan persepsi, gangguan isi
pikir dan hendaya berat dalam menilai realita, sehingga adanya gangguan
psikotik pada pasien dapat disingkirkan. Selain itu, juga tidak
ditemukan gejala-gejala distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar,
disertai afek yang tidak wajar, yang dapat mempengaruhi pikiran atau
perilaku bizare, sehingga adanya skizofrenia pada pasien dapat
disingkirkan.1
Pada pasien ini didapatkan adanya :
Sindrom Depresi : 1
Gejala utama
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
13

Afek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya :
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
Pusing dan badan pegal-pegal
VII. PENEGAKAN DIAGNOSIS
F32.11 Depresif sedang dengan gejala somatik
Pedoman Diagnosis (PPDGJ III) Kondisi pada Pasien
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3
gejala utama depresi seperti pada episode
depresi ringan (F30.0);
- Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan
sebaiknya 4) dari gejala lainnya;
- Lamanya seluruh episode berlangsung
minimum sekitar 2 minggu.
- Menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan
urusan rumah tangga.
- Dengan gejala somatik
Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak terpenuhi
Pusing dan badan mudah
lelah / pegal
IX. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : F32.11 Episode depresif sedang dengan gejala somatik
AKSIS II : Ciri kepribadian dependen
AKSIS III : Tidak ada diagnosis
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
14

AKSIS IV : Masalah dengan primary support group konflik dengan
nenek kandung
AKSIS V : GAF admission 90 – 81 (gejala minimal, berfungsi baik,
cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa).
X. DAFTAR MASALAH
Masalah Deskripsi
Organobiologik Sindroma depresi
Psikologis Memiliki ciri kepribadian dependen, konflik
dengan nenek kandung
Sosial -
XI. PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi
Fluoxetine caps 50 mg 2 x 1
Merupakan salah satu obat antidepresan golongan selective
serotonin reuptake inhibitors (SSRI) yang bekerja secara spesifik
menghambat ambilan kembali neuron prasinaps, tanpa efek pada
ambilan kembali norepinefrin dan dopamin, sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi serotonin sinaps yang dapat meningkatkan
aktivitas reseptor serotonin,2 dimana diketahui bahwa sindroma depresi
disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa “aminergic
neurotransmitter” (noradrenaline, serotonin, dan dopamine) pada celah
sinaps neuron di susunan saraf pusat (SSP), khususnya pada sistem
limbik, sehingga aktivitas reseptor serotonin menurun.3
Obat golongan SSRI adalah agen lini pertama untuk terapi depresi,
yang efektif terutama untuk depresi ringan dan sedang. Obat golongan
SSRI memiliki efek samping yang paling minimal dan jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan obat antidepresan jenis lainnya.2 Hal
tersebut dijelaskan dalam tabel berikut.
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
15

Tabel efek samping obat anti-depresan.3
Nama obat Anti-kolinergik Sedasi Hipotensi
Amitriptiline +++ +++ +++
Imipramine ++ ++ ++
Clomipramine ++ ++ ++
Trazodone + +++ +
Mirtazapine + +++ +
Maprotiline + ++ +
Mianserine + ++ +
Amoxapine + + ++
Tianeptine +/- +/- +/-
Moclobemide +/- +/- +
Sertraline +/- +/- +/-
Paroxetine +/- +/- +/-
Fluvoxamine +/- +/- +/-
Fluoxetine +/- +/- +/-
Citalopram +/- +/- +/-
Fluoxetine merupakan obat golongan SSRI yang memiliki waktu
paruh terpanjang, 2 hingga 3 hari; metabolit aktifnya memiliki waktu
paruh 7 hingga 9 hari. Waktu paruh SSRI lain jauh lebih singkat, kira-
kira 20 hingga 25 jam, dan SSRI ini tidak memiliki metabolit aktif
utama. Semua SSRI diabsorpsi dengan baik setelah pemberian oral dan
mencapai konsentrasi puncak dalam 4 hingga 8 jam.2
B. Non-Farmakoterapi
Psikoterapi
Memotivasi dan memberi dukungan sehingga pasien dapat
berfungsi secara optimal dalam menjalani kehidupannya sehari-hari,
terutama dalam fungsi sosialnya. Memberi pengertian kepada pasien
untuk melakukan kegiatan dan memilih pergaulan yang memberikan
manfaat positif. Memotivasi pasien untuk mengonsumsi obat secara
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
16

teratur, serta tidak mengulang kembali kebiasaannya dalam
mengonsumsi alkohol, memberi tahu dampak negatif alkohol terhadap
fungsi tubuhnya. Psikoterapi diharapkan dapat menyemangati pasien
untuk memasuki dunia luar agar dirinya lebih bermanfaat.
Psikoedukasi keluarga
Memberikan bimbingan kepada keluarga agar selalu berperan aktif
dalam setiap proses penatalaksanaan pasien. Memberi penjelasan
kepada keluarga tentang pentingnya peranan obat untuk kesembuhan
pasien, sehingga keluarga perlu mengingatkan dan mengawasi pasien
untuk minum obat secara teratur. Efek samping obat juga perlu
diberitahukan kepada keluarga. Memberikan motivasi kepada keluarga
untuk bersama-sama membantu pasien pulih dengan lebih meluangkan
waktu untuk pasien terutama mendekatkan diri terhadap pasien agar
pasien dapat lebih terbuka dengan keluarganya.
XII. PROGNOSIS
PREMORBID
Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga: (-) Baik
Dukungan keluarga: mendukung Baik
Status sosial ekonomi: cukup Baik
Stresor: jelas Baik
MORBID
Onset usia: 17 tahun Tidak mempengaruhi
Perjalanan penyakit: kronik Buruk
Jenis penyakit: gangguan suasana perasaan Baik
Respon terapi (obat-obatan): cepat Baik
Kepatuhan minum obat: patuh Baik
Prognosis : Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
17

1. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan
DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya;
2013; p.22, 36, 46, 60-4.
2. Kaplan BJ, Sadock VA. Buku ajar psikiatri klinis. Ed.2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2014; p.522-8.
3. Maslim R. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik. Ed. 3.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya; 2007; p.23-8.
LAMPIRAN FOTO-FOTO HOME VISIT
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
18
Gambar 1. Kunjungan ke rumah pasien di Grabag

Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
19
Gambar 2. Kondisi sekitar rumah pasien

Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
20
Gambar 3. Kondisi ruang keluarga rumah pasien
Gambar 4. Kondisi kamar tidur pasien

Gambar 5. Kondisi dapur rumah pasien
Gambar 6. Kondisi tempat kerja pasien
Case Based Discussion Non-PsikotikFakultas Kedokteran Universitas Trisakti
21