catatan tambahan pribadi

download catatan tambahan pribadi

of 9

description

catatan

Transcript of catatan tambahan pribadi

Respon Imun KorneaImunitas Permukaan Kornea LokalImunitas kornea lokal bergantung pada IgM, komplemen C1, dan sel Langerhans (LC)yang seluruhnya ditemukan pada kornea perifer. IgG berdifusi ke dalam stroma daridaerah limbus dan akan mencapai konsentrasi sebesar 50% dari konsentrasi serum.Inflamasi kornea dapat merangsang migrasi LC sentripetal.10-12Makrofag dapat diubah menjadi antigen-presenting cells (APCs) oleh interleukin-1 (IL-1) yang dihasilkan dari sel epitel kornea. Peristiwa ini akan merangsang ekspresimolekul MHC kelas II pada permukaan kornea. APCs selanjutnya akan memprosespeptida antigenik agar membentuk kompleks biner dengan molekul MHC kelas II.Makrofag juga mampu mencerna antigen yang berbentuk partikel, termasuk bakteri utuhseperti stafilokokus dan amuba seperti Acanthamoeba, namun makrofag lebih efektifdalam mencerna antigen terlarut seperti protein A dari Staphylococcus aureus yang akandimasukkan ke dalam kantung endositik. Ini berbeda dengan sel Langerhans yang hanyadapat mencerna antigen terlarut. Limfosit T berfungsi mensekresikan sitokin di dalamjaringan yang bekerja langsung terhadap sel target. Interferon (IFN-g) menstimulasiekspresi molekul MHC kelas II di dalam keratinosit, sel epitel, sel endotel, dan fibroblasyang semuanya dapat bertindak sebagai APCs yang memproses dan menyajikan peptidaimunofenik yang bergabung sebagai kompleks dengan molekul MHC kelas II. Sel-seltersebut memiliki kemampuan stimulasi sinyal yang berbeda-beda dan tidak dapatmenstimulasi sel T yang tidak aktif karena sel T tersebut membutuhkan aktivasi oleh IL-2.4

HIPERSENSITIVITAS TIPE-LAMBAT LOKALHipersensitivitas tipe-lambat (delayed hypersensitivity, DH) dapat memicu reaksi imunyang dimediasi oleh sel (cell-mediated). Contoh organisme yang menimbulkan DHadalah Onchocerca volvulus dan Staphylococcus aureus.Reaksi imun ini diekspresikanoleh sel limfosit Th1 dan dimediasi oleh sitokin. Mekanisme ini diduga menjadipenyebab ulkus kornea marjinal yang diakibatkan oleh blefaritis rekuren olehStaphylococcus aureus. Mekanisme ini dapat dilihat pada Gambar 1.4

Ulkus Mooren (Buku: Ilmu Penyakit Mata)

Ulkus Mooren jarang ditemukan dan termasuk salah satukeratitis ulseratif perifer akibat proses autoimun. Berkaitandengan hepatitis C. Bentuk ulserasi biasanya seperti bulansabit di limbus dengan infiltrat kekuningan di pinggirnya.Ada 2 macam tipe:1. Tipe limited: unilateral, sering menyerang orangtua (>40 tahun), dan prognosisnya lebih baik.2. Tipe resisten: bilateral, sangat nyeri, seringmenyerang orang muda, dan prognosis buruk.Penatalaksanaannya:1. Terapi lokal dengan kortikosteroid topikal diikutireseksi konjungtiva, dengan siklosporin topikal,atau injeksi heparin subkonjungtiva.2. Terapi imunosupresi sistemik (siklofosfamid,azatioprin) baru diberikan jika reseksi gagal ataupenyakit termasuk tipe resisten.3. Operasi keratoplasti lamelar, epikeratoplasti, ataupembuatan flap.

Obat Imunosupresan1. AzatioprinAzatioprin sudah digunakan selama 20 tahun untuk menekan penolakan cangkok organ ginjal dan sudah merupakan prosedur yang diterima. Juga digunakan untuk pengobatan artritis reumatoid berat yang refrakter.Toksisitas terhadap darah seperti leukopenia dan trombositopenia harus dimonitor dengan baik sebagai petunjuk penentuan dosis azatioprin. Mekanisme kerja. Azotioprin adalah antimetabolit golongan purin yang merupakan prekursor 6-merkaptopurin. Azotioprin dalam tubuh diubah menjadi 6-merkaptopurin(6-MP) yang merupakan metabolit aktif dan bekerjaMenghambat sintesis de novo purin. InteraksiPenggunaan bersama allopurinol menyebabkan hambatan Xantin oksidase yang juga merupakan enzim penting dalam metabolisme 6-merkaptopurin,sehingga kombinasiIni meningkatkan toksisitas azotioprin dan merkaptopurin. Penggunaan klinisAzotioprin digunakan antara lain untuk mencegahPenolakan transplantasi,lupus nefritis.GNA, AR,Penyakit Crohn,dan sklerosis multipel.Obat ini kadang2 digunakan untuk ITP dan AIHA yangRefrakter terhadap steroid.Untuk profilaksis digunakan dosis 3-10 mg/KgBB per hari1 atau 2 hari sebelum transplantasi.Dosis pemeliharaan 1-3 mg/KgBB per hari.Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 50 mg dan iv100mg/vial Efek SampingMenghambat proliferasi sel-sel yang cepat tumbuh sepertiMukosa usus,dan sumsum tulang dengan akibatleukopeni dan trombositopeni.Ruam kulit,mual.mutah dan diare.Dapat terjadi peningkatan enzim transaminase,kolestasis. Efek samping lain dapat terjadi peningkatan risikoInfeksi dan efek mutagenisitas dan karsinogenisitas.

2. Metotreksat (MTX)Digunakan sebagai obat tunggal atau kombinasi dengan siklosporin dalam mencegah penolakan cangkok sumsum tulang. MTX juga berguna untuk penyakit autoimun dan peradangan tertentu. Saat ini disetujui untuk digunakan dalam pengobatan artritis reumatoid yang aktif dan berat pada orang dewasa dan pada psoriasis yang sudah refrakter terhadap obat lain.o Nama : 4-amino-4-deoxy10-methylpteoryl-L-glutamic acid.o Struktur kimia : C20H22N8O5o Sifat Fisikokimia : Serbuk kristal berwarna kuning atau oranye, higroskopis. Praktis tidak larut dalam air, alkohol, diklorometan, terurai dalam larutan asam mineral, basa hidroksida dan karbonat.o Golongan/Kelas TerapiAntineoplastik, Imunosupresan dan obat utnuk terapi.o Nama dagangEmthexate-Combiphar/Pharmachemie,Methotrexat-Ebewe,Methotrexate Kalbe.o Indikasi :Pengobatan untuk neoplasma trofoblatik, leukemia, psoriasis, reumatoid artritis, termasuk terapi poliartikular juvenile reumatoid artritis (JDR); karsinoma payudara, karsinoma leher dan karsinoma kepala,karsinoma paru, osteosarkoma, sarcoma jaringan lunak, karsinoma saluran gastrointestinal, karsinoma esofagus, karsinoma testes, karsinoma limfoma.o Dosis, cara pemberian dan lama pemberian :Dosis 100 500 mg/m membutuhkan leucovorin rescue, > 500 mg/m harus menggunakan leucovorin rescue baik secara iv, im, maupun oral. Leucovorin 10 mg/m setiap 6 jam untuk 6-8 dosis dimulai 24 jam setelah pemberian metotreksat. Pemberian leucovorin dilanjutkan sampai kadar metotreksat dalam darah sebesar < 0.1 micromolar. Jika kadar metotreksat setelah 48 jam > 1 mikromolar atau setelah 72 jam > 0.2 micromolar,berikan leucovorin 100 mg/m setiap 6 jam sampai kadar metotreksat sebesar < 0.1 micromolar.o Farmakologi :Onset kerja : Antirematik: 3-6 minggu; tambahan perbaikan bisa dilanjutkan lebih lama dari 12 minggu.Absorpsi : Oral: cepat : diserap baik pada dosis rendah (