Catatan Kuliah Dokpol Dvi Anton Soerdjarwo Edi Hasibuan Edgar Tri Part 1

5
Pertemuan 1 Materi : Hukum Kedokteran Pemateri : dr. Edi Hasibuan Sp.Fr, MH. Kes Hukum kedokteran adalah hukum yang mengatur tentang praktek kedokteran. Tuntutan hukum adalah yang diajukan oleh jaksa/penuntut hukum karena terjadinya kejahatan Gugatan dibagi menjadi dua kategori, ada penggugat (orang yang merasa dirugikan : Korban) dan ada tergugat yaitu orang yang digugat. Tentunya dalam gugatan harus disertai dengan surat gugatan dilengkapi dengan materai. Malpraktek kedokteran : kesalahan diagnosis, kesalahan tindakan medis, pelayanan dibawah standar, perilaku menyimpang, kegagalan terapi, keterlambatan pemberian pertolongan dan kesalahan pemberian resep obat Kesalahan/polus : mempunyai niat dan sengaja melakukan perbuatan itu serta mengkehendaki akibatnya Defensive medicine yaitu melakukan pemeriksaan yang tidak perlu Resiko 5D : Death, dissability, disease, discomfort dan disatisfaction Kode etik kedokteran : primun non nocere (tidak ada niat menyakiti), Beneficence (kebaikan pasien), adil dan tidak membedakan pasien serta jujur Keberadan materil : tidak hanya berdasarkan iktikat tidak baik, ante factum (peristiwa yang mendahului), kejadian (factum) dan post factum (sesudah kejadian) Alat bukti : mayat dan benda mati KUHP sebagai lex generalis, UU Kesehatan dan UU Praktik Kedokteran sebagai Lex Spesialis : khusus didahulukan oleh umum Menipu : pasal 338 KUHP Surat keterangan palsu : 236 237 KUHP Kelalaian 359 360 361 KUHP Kesopanan 290 (1 dan 2) 285 286 KUHP Sengaja membiarkan penderita 304 KUHP Tidak ditolong dalam keadaan maut 531 KUHP Obat palsu 386 KUHP Euthanasia 344 KUHP Penganiayaan 351 KUHP Pertemuan 2

description

ff

Transcript of Catatan Kuliah Dokpol Dvi Anton Soerdjarwo Edi Hasibuan Edgar Tri Part 1

Pertemuan 1Materi: Hukum KedokteranPemateri: dr. Edi Hasibuan Sp.Fr, MH. Kes Hukum kedokteran adalah hukum yang mengatur tentang praktek kedokteran. Tuntutan hukum adalah yang diajukan oleh jaksa/penuntut hukum karena terjadinya kejahatan Gugatan dibagi menjadi dua kategori, ada penggugat (orang yang merasa dirugikan : Korban) dan ada tergugat yaitu orang yang digugat. Tentunya dalam gugatan harus disertai dengan surat gugatan dilengkapi dengan materai. Malpraktek kedokteran : kesalahan diagnosis, kesalahan tindakan medis, pelayanan dibawah standar, perilaku menyimpang, kegagalan terapi, keterlambatan pemberian pertolongan dan kesalahan pemberian resep obat Kesalahan/polus : mempunyai niat dan sengaja melakukan perbuatan itu serta mengkehendaki akibatnya Defensive medicine yaitu melakukan pemeriksaan yang tidak perlu Resiko 5D : Death, dissability, disease, discomfort dan disatisfaction Kode etik kedokteran : primun non nocere (tidak ada niat menyakiti), Beneficence (kebaikan pasien), adil dan tidak membedakan pasien serta jujur Keberadan materil : tidak hanya berdasarkan iktikat tidak baik, ante factum (peristiwa yang mendahului), kejadian (factum) dan post factum (sesudah kejadian) Alat bukti : mayat dan benda mati KUHP sebagai lex generalis, UU Kesehatan dan UU Praktik Kedokteran sebagai Lex Spesialis : khusus didahulukan oleh umum Menipu : pasal 338 KUHP Surat keterangan palsu : 236 237 KUHP Kelalaian 359 360 361 KUHP Kesopanan 290 (1 dan 2) 285 286 KUHP Sengaja membiarkan penderita 304 KUHP Tidak ditolong dalam keadaan maut 531 KUHP Obat palsu 386 KUHP Euthanasia 344 KUHP Penganiayaan 351 KUHP

Pertemuan 2Materi: Sejarah Ilmu Kedokteran ForensikPemateri: dr. Edi Hasibuan Sp.Fr, MH. Kes IKF : memanfaatkan ilmu kedokteran untuk membantu menegakkan hukum dan pemecahan masalah-masalah KUHAP pasal 133 : peraturan perundang-undangan mewajibkan setiap dokter, baik dokter spesialis kedokteran forensik, spesialis klinik untuk membantu melaksanakan pemeriksaan kedokteran Dokter memberikan keterangan tentang luka, penyebab luka, seberapa parah mempengeruhi kesehatan korban Sejarah 5000-6000 SM, Mesir IMHOTEP (raja rajanya pengobatan) 3000 tahun SM orang cina!, efek racun terhadap tubuh manusia 2200 tahun SM : Hammurabi Code, hukum adanya malpraktik kekerasan bisa menyebabkan kematian, luka bisa menyebabkan kematian. 529 dan 504 Tahun SM : justinian code UUD. Mengatur praktek dokter, standar malpraktek 460-355 Tahun SM : sumpah Hippocrates, bapak kedokteran : manusia, kehidupan, kematian ahli manusia dan ahli hukum Abad ke-13 : Xi Juan Lu : memberikan/menangani dan melakukan pemeriksaan : Post mortal drowning Mesir : diagnosa tulang (patah), deskripsikan luka, memiliki praktek kedokteran Julius Caesar (100 44 tahun SM), Anthitius adalah seorang dokter pada zaman tersebut, mengidentifikasi 23 luka yang ada ditubuh julius caesar, tetap 2 luka yang menembus sel iga dan menjadi penyebab kematian sang kaisar Tahun 1665 : otopsi dilakukan pada seorang pelayan bernama Sammuell Yeoungaen Pendeteksi racun : Karl Willem 1775 : arsen, Rose 1806 : arsen namun konsentrasi lebih kecil, Mars : arsen seperseribu Arsen : sesuatu yang tidak berwarna, berbau. Menyebabkan mencret-mencret, muntah-muntah, keringat dingin dan mati! Alphonse Bartillor 1853-1914 : ukuran tubuh manusia Francis Galton 1822-1911 : sidik jari Leone Lattes 1887-1954 : penggolongan darah Indonesia : pada zaman kolonial, Jacobus Bonitus 1620 an: meningitis, TBC dan disentri dalam medicina indorum, publikasi mengenai postmortem 1945 : ilmu kedokteran kehakiman 1990 : ilmu kedokteran forensik 2007 : ilmu kedokteran forensik ilmu kedokteran forensik dan medikolegal 1948 Lembaga kriminalogi (kedokteran dan hukum), lembaga kriminalogi : kriminalogi, kedokteran, hukum yang secara struktural berdiri dibawah fakultas hukum dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan.

Pertemuan 3Materi: Sejarah dan Perkembangan PeradilahPemateri: dr. Edi Hasibuan Sp.Fr, MH. Kes Peradilan tempo doeloe 1. Sistem peradilan judicia dei (Peradilan Tuhan), Judicia Ignis (berjalan diatas bara api), Judicia aquae (masuk ke dalam kolam), judicia offae (makanan dan mantra mantra). Bagi yang tidak bersalah tidak akan mati dan dianggap telah ditolong oleh Tuhan 2. Sistem pembuktian berdasarkan pengakuan menggunakan siksaan fisik 3. Sistem peradilan berdasarkan sumpah keterangan dengan jujur 4. Mulai memanfaatkan saksi-saksi keterangan saksi dapat berdusta, lupa, kurang pandai menceritakan, cenderung mendramatisir suatu keadaan 5. Barang bukti siapa yang menganalisa barang bukti? Memanfaatkan para ahli : dokter Ruang lingkup : kriminalistik penerapan dan oemanfaatan ilmu alam dan pengenalan Perkembangan bidang forensik : melakukan otopsi, identifikasi mayat, meneliti time of death, tindak kekerasan, penulusuran keturunan, menspesialisasikan bidang kecelakaan lalulintas akibat obat-obatan Identifikasi ada dua macam, primer (dna, gigi, sidik jari) dan sekunder (pakaian) Patologi forensik , 1937 Konsil hukum, 1945 Frances G. Lae Subspesialis dari patologi forensik

Pertemuan 4Materi: TraumatologiPemateri: dr. Edi Hasibuan Sp.Fr, MH. Kes Trauma = luka Ilmu yang mempelajari mengenai luka Peranan ilmu kedokteran forensik aspek tentang luka. Aspek yang berkaitan denga kekerasan terhadap jaringan tubuh manusia Kelompok trauma tumpul : luka memar, luka lecet, luka robek Luka memar : terdapat pembengkakan, tidak terjadi dikontinuitas lapisan kulit, lokasi bisa dimana saja, memar, warna tetap, reaksi jaringan+pada bagian terendah (mayat) Luka lecet : diskontinuitas lapisan kulit, dapat ditemukan resapan darah gores, dan geser Luka robek : jaringan putus, tidak bisa ditautkan (kulitnya hilang atau putus), terdapat jembatan jaringan Kelompok trauma tajam : luka tusuk, iris dan bacok. Luka akibat benda yang permukaannya tajam Luka tusuk : dalam luka lebih besar daripada lebar, tepi luka rata, tanpa disertai dengan luka lecet, kalau ada memar biasanya dikarenakan oleh gagangnya, luka tusuk selain pisau dapat diakibatkan oleh obeng, garpu dan gunting Luka iris : panjang lebih besar daripada dalamnya, tepi luka tidak memar atau lecet, tidak ada jembatan jaringan Luka bacok : benda yang kuat, besar dan tenaga yang kuat, lebar dan dalam hampir sama, karakteristik luka tergantung benda yang digunakan Kasus bunuh diri : lokasi terpilih (pergelangan tangan), benda (pisau), terdapat luka percobaan Kasus pembunuhan : lokasi luka tidak terpilih, adanya luka tangkis, pakaian terkena luka, tidak adanya luka percobaan Kasus kecelakaan : lokasi tidak terpilih, tidak ada luka percobaan, tidak ada luka tangkis, bisa mengenai pakaian Luka akibat senjata api : jarak jauh, dekat, sangat dekat, tempe, tembak keluar. Anak peluru partikel logam, mesiu ada jelaga disekitar lubang. Perhatikan anak peluru pada luka akibat senjata api Trauma kimia : bahan asam atau basa yang kontak langsung dengan jaringan tubuh. Asam : berbatas tegas, luka kering dan keras, edema mata (kornea). Basa : edem, perabaan licin, kemerahan, mata (retina) Trauma suhu tinggi : benda bersuhu tinggi luka bakar, syok neurogenik, gangguan permeabilitas. Tingkatan luka bakar, hanya mengenai kulit berwarna merah dan bengkak (1), membakar sampai otot (2), sampai ketulang (3), pengarangan (4) Trauma suhu rendah : kegagalan pusat pernapasan, rendahnya asosiasi oksi hemoglobin Trauma akibat listrik : fibrilasi ventrikel, kontraksi yang tidak beraturan, kelumpuhan otot pernapasan atau pusat pernapasan, menemukan tanda current mark, kulit menonjol, ditengah berwarna hitam. Trauma akibat petir : fibrilasi ventrikel, aborecing mark, baju ikut terbakar, garis tebal, linier, terjadi metalisasi, terjadi magnetisasi Luka akibat tekanan, hiperbalik : rendah ke tinggi penyelam, hipobarik : tinggi ke rendah pesawat Waktu terjadinya trauma, antemortem (hidup) dan postmortem (mati) Jaringan setempat : retraksi, reaksi vaskular, reaksi infeksi, reaksi biokimia. Organ : perdarahan hebat, emboli udara, emboli lemak, pneumotoraks, krepitasi kulit Cara identifikasi umur luka : pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, histokimia dan biokimia Infeksi beberapa hari : ringan, 4 minggu : berat,