Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

43
CATATAN EVALUASI KINERJA DUA TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO & JUSUF KALLA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI INDONESIA CORRUPTION WATCH 20 Oktober 2016

Transcript of Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Page 1: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

CATATAN EVALUASI KINERJADUA TAHUN PEMERINTAHAN

JOKO WIDODO & JUSUF KALLADALAM

PEMBERANTASAN KORUPSI

INDONESIA CORRUPTION WATCH20 Oktober 2016

Page 2: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Indonesia Corruption Watch Catatan Dua Tahun Kinerja Pemerintahan Jokowi-JK Bidang

Pemberantasan KorupsiBELUM MEMUASKAN DAN MASIH JAUH DARI HARAPAN

A. PENGANTAR Tanggal 20 Oktober 2016, usia pemerintahan Presiden Joko Widodo(Jokowi) genap berusia 2 tahun. Sudah banyak hal telah dilakukan olehpemerintahan Jokowi bersama dengan Kabinet Kerjanya. Menuju tahunkedua secara perlahan Jokowi sudah mulai mandiri sebagai seorangPresiden bukan lagi sebagai Petugas Partai. Meskipun tidak jarangbeberapa kebijakan yang diambil menimbulkan kontroversial.

Pada tahun pertama pemerintah Jokowi (2014-2015) muncul sejumlahcatatan terhadap pemerintah Jokowi. Pemerintahan Jokowi dinilai masihtersandera kepentingan partai politik, utamanya partai pendukung. Haltersebut terlihat jelas dalam pengisian posisi menteri dan pimpinanlembaga negara setingkat menteri dan juga pimpinan penegak hukum.Kinerja menteri dan Jaksa Agung rasa Parpol juga dinilai tidak memuaskandan banyak menimbulkan kontroversi sehingga berdampak padaturunnya citra Jokowi-JK dimata publik.

Kinerja pemberantasan korupsi pemerintahan Jokowi-JK justrutenggelam dibalik sejumlah kegaduhan dibidang hukum khususnya soalkriminalisasi dan pelemahan terhadap KPK. Belum muncul regulasi yangkuat untuk mendukung pemberantasan korupsi seperti : RUUPerampasan Aset, RUU Kerjasama Timbal Balik (MLA) dan RUUPembatasan Transaksi Tunai”. RUU Tipikor yang sedianya mendorongoptimalisasi pemberantasan korupsi bahkan tidak tersentuh sama sekali.Inpres Antikorupsi 2015 terlambat dikeluarkan oleh Jokowi dan diragukanimplementasinya. Gagasan tentang peraturan antikriminalisasi pejabatjustru dinilai negatif dan kontraproduktif dengan agenda pemberantasankorupsi.

Presiden Jokowi dinilai belum dapat menyelamatkan KPK secara tuntasdari upaya pelemahan terhadap komisi antikorupsi ini. Eksistensi KPKmasih dalam ancaman setidaknya ditahun pertama pemerintahan Jokowi.Pemerintahan Jokowi-JK juga belum sepenuhnya mengimplementasikanwacana ataupun agenda pemberantasan korupsi sebagaimana yangdituangkan dalam Program Nawacita.

Setahun pertama berjalan terlihat agenda pemberantasan korupsi tidakmenjadi prioritas utama pemerintahan Jokowi-JK. Jokowi masih berfokuspada kebijakan dibidang ekonomi dan dalam melakukan konsolidasi partai

Page 3: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

politik untuk mendukung pemerintahan Jokowi. Belum muncul sosokJokowi-JK sebagai figur pemimpin antikorupsi. Indonesia juga belumkeluar dari zona Negara terkorup didunia karena pada tahun 2015 denganskor CPI 36, Indonesia masih berada di posisi 88 dari 168 jumlah negara.

Lalu bagaimana dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK khususnya padabidang pemberantasan korupsi? Apakah kinerja pemberantasan korupsiJokowi JK lebih baik dari tahun sebelumnya dan sesuai dengan programNawa Cita maupun harapan rakyat?

B. CATATAN DUA TAHUN KINERJA PEMBERANTASAN KORUPSI Indonesia Corruption Watch memberikan catatan terhadap dua tahunkinerja pemerintahan Jokowi-JK di bidang Pemberantasan korupsi padaenam aspek yaitu (1) Kinerja Penindakan Perkara Korupsi; (2) AgendaReformasi di Kejaksaan dan Kepolisian; (3) Kebijakan terkait denganpemberantasan korupsi; (4) dukungan terhadap Komisi PemberantasanKorupsi; (5) Pernyataan pemberantasan korupsi Jokowi-JK; dan (6)pelaksanaan program Nawacita bidang pemberantasan korupsi.

Catatan ICW ini diharapkan dapat menjadi masukan dan evaluasi bagipemerintahan Jokowi JK untuk mendukung optimalisasi upayapemberantasan korupsi di Indonesia.

1. KINERJA PENUNDAKAN PERKARA KORUPSI Kinerja Presiden Jokowi dalam upaya penindakan perkara korupsisetidaknya dapat dilihat dari upaya yang dilakukan Kepolisian danKejaksaan. Sebagai panglima terdepan dalam pemberantasan korupsi,Presiden Jokowi memegang tanggung jawab yang besar dalammengoptimalkan peran Kepolisian dan Kejaksaan dalam mengusut danmenuntaskan perkara korupsi selama masa pemerintahannya. Berbedahal nya dengan KPK yang Independen, Presiden Jokowi memiliki sumberdaya yang sangat besar dalam membongkar perkara korupsi terutama didaerah.

Dalam Laporan Tren Penindakan Perkara Korupsi Semester 1 tahun 2016–ICW mencatat setidaknya ada 210 perkara korupsi yang tengah disidikoleh penegak hukum (KPK-Kepolisian-Kejaksaan) dimana kerugian negaramencapai Rp 890,5 miliar dan suap Rp 28 miliar, SGD 1,6 juta, USD 72 ribu,dengan jumlah tersangka sebanyak 500 orang. Jumlah ini terbilangmenurun jika dibandingkan dengan kinerja penindakan tahun lalu.

Ada penurunan jumlah perkara yang berhasil ditangani aparat penegakhukum. Tren penurunan ini disebabkan oleh adanya konflik antara KPKdan Kepolisan. Kinerja KPK dalam penindakan sangat terpengaruh karenadua pimpinannya yang dikriminalisasi oleh Kepolisian. Selain itupenurunan juga diakibatkan oleh adanya Inpres No. 1 tahun 2016 tentangPercepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional atau yang lebih dikenalsebagai Inpres antikriminalisasi. Selain itu, pemotongan anggaran juga

Page 4: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

memberikan kontribusi terhadap upaya penanganan perkara tindakpidana korupsi.

Dalam konteks penyelesaian penanganan perkara kinerja Kepolisian danKejaksaan jauh dari memuaskan. dari 911 kasus yang disidik pada semesterII (Juli- Desember) 2015 hanya 151 kasus atau 17% yang telah masuk ketahap penuntutan. Sisanya sebanyak 755 perkara atau 82% masih beradadalam proses penyidikan atau dengan kata lain tidak ada perkembangandari perkara tersebut.

Meski secara kuantitas penanganan perkara kuantitas jumlah kasuskorupsi dan kerugian negara yang ditangani oleh Kejaksaan danKepolisian sudah cukup banyak. Namun secara umum, penindakan tindakpidana korupsi tidak menunjukkan kinerja yang signifikan. Penyelidikandan penyidikan kasus korupsi masih didominasi kategori petty corruptionatau korupsi skala kecil. Tidak banyak kasus besar yang berhasil dibongkaroleh Kepolisian dan Kejaksaan.

Langkah Kejaksaan membentuk Satgasus di Kejaksaan sejak Januari 2015lalu untuk menangani kasus korupsi kelas kakap juga belum membuahkanhasil yang maksimal. Bahkan kinerja Satgasus Kejaksaan dikritik karenahanya menangani kasus-kasus korupsi se level atau yang biasa ditanganioleh Kejaksaan Tinggi. Kasus-kasus korupsi kakap yang mengendap ataudihentikan oleh Kejaksaan juga belum jelas perkembangannya.

Upaya pemiskinan terhadap koruptor (menjerat dengan UU Tipikor danUU Pencucian Uang) masih sangat minim, tuntutan jaksa terhadap pelakukorupsi secara rata-rata juga masih tergolong rendah, kejaksaan belumterlihat “galak” dimata koruptor dan juga publik, serta aroma intervensipolitik masih muncul dalam sejumlah penanganan perkara. Prosespenyelidikan kasus korupsi “Papa Minta Saham” yang melibatkan SetyaNovanto, mantan Ketua DPR bahkan akan dihentikan di Kejaksaan. Kasusrekening gendut yang melibatkan lebih dari 10 kepala daerah diberitakandihentikan secara diam-diam.

Perkembangan pengembalian Asset korupsi tidak jelas hingga saat ini.Kejaksaan juga belum menyelesaikan piutang uang pengganti hasilkorupsi senilai lebih dari Rp 13 triliun dan eksekusi perkara perdata yangmelibatkan Yayasan Supersemar milik keluarga Soeharto.

Persoalan lain yang menjadi catatan adalah tidak terbukanya informasipenanganan kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum. Disisi lain, data jumlah kasus korupsi yang dilaporkan hanya berupa statistikakumulatif per tahun dan tidak tersedia detail kasus korupsi. Hal ini yangmenyulitkan masyarakat untuk mengakses informasi tentang kasuskorupsi yang terjadi, khususnya di daerah.

Kondisi ini pada akhirnya mengaburkan fungsi pengawasan yangdilakukan publik. Sehingga sulit untuk ditelusuri apakah Kepolisian dan

Page 5: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Kejaksaan melaksanakan mandat program NawaCita agarmemprioritaskan penanganan perkara korupsi di sektor penegakanhukum, politik, pajak, bea cukai dan industri sumber daya alam.

2. AGENDA REFORMASI DI KEJAKSAAN DAN KEPOLISIANHasil Jajak Pendapat Harian Kompas menyambut Hari Adhyaksa yangdimuat Senin, 18 Juli 2016 setidaknya memberikan gambaran ataspeniliaian publik terhadap kinerja Kejaksaan selama tidak kurang 7 tahunterakhir ini (November 2009-Juli 2016). Secara garis besar public menilaikinerja Kejaksaan selama ini belum memuaskan, citra kejaksaan belumcukup positif, institusi Kejaksaan belum mandiri dari pihak luar (politik danuang) dan kompetensi jaksanya dalam penegakan hukum belumsepenuhnya baik.

Lebih dari setahun yang lalu- pada acara Hari Adhyaksa ke – 55 PresidenJoko Widodo menitipkan pesan kepada kejaksaan untuk meningkatkankinerja dalam bidang penegakan hukum. Untuk dapat mewujudkan itu,perlu dilakukan percepatan reformasi kelembagaan dari hulu sampai hilir.Sebab, penegakan hukum yang baik berada di tangan lembaga dan parapenegak hukum yang baik pula.

Dari dua paragraph diatas setidaknya menunjukkan mulai dari masyrakathingga Presiden punya harapan adanya perbaikan kinerja dan citrakejaksaan menjadi lebih positif. Wajar saja kita punya harapan besarterhadap Kejaksaan mengingat lembaga ini merupakan salah satu ujungtombak pemerintah bagi upaya penegakan hukum dan pemberantasankorupsi di Indonesia. Kinerja kejaksaan yang baik tentu akan memberikankontribusi bagi peningkatan citra tidak saja kejaksaan namun jugapemerintahan Jokowi. Begitu juga sebaliknya ketika kinerja Kejaksaanmulai menurun – atau bahkan tersandung karena masalah mafia hukum –maka citra kejaksaan termasuk juga pemerintahan juga akan menurundimata publik.

Ketika Presiden Jokowi menunjuk dan melantik HM Prasetyo sebagaiJaksa Agung pada 20 Novmber 2014 lalu, banyak pihak yang pesimismengenai kinerja dan reformasi Kejaksaan dimasa mendatang. Latarbelakang HM Prasetyo sebagai politisi menimbulkan kekhawatiran ataukeraguan antara lain: 1) independensi institusi Kejaksaan. Kejaksaanrawan adanya intervensi politik atau tersandera kepentingan politik; 2)Loyalitas ganda. Selain loyal kepada Presiden, Jaksa Agung yang berasaldari Parpol diduga juga akan loyal kepada Pimpinan Partai dimana diapernah bergabung.

Keraguan banyak kalangan ini sebenarnya harus dijawab HM Prasetyodengan kerja-kerja-kerja dan mempercepat agenda reformasi di kejaksaanserta tetap mengedepankan independensi institusi Kejaksaan. Namundalam dua tahun terakhir reformasi di kejaksaan timbul tenggelam.Kejaksaan tidak pernah secara terbuka menyampaikan capaian hasilreformasi yang sudah dilakukan. Hingga saat ini masih saja muncul

Page 6: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

keluhan atau ketidakpuasan soal pembinaan di Kejaksaan. Mulai darirekuitmen, pendidikan untuk jaksa, mutasi, promosi dan penunjukkanpejabat structural di Kejaksaan.

Merit system dianggap belum berjalan dengan baik. Promosi jabatan diKejaksaan seringkali dicurigai dan dinilai tanpa ada tolak ukur yang jelas.Rekam jejak seringkali tidak digunakan untuk mempromosikan seorangjaksa. Jaksa-jaksa yang merasa berprestasi – giat memberantas korupsi -tiba-tiba “dilempar” atau dimutasikan. Intervensi politik masih sajaterdengar sebagai upaya menyingkirkan Jaksa yang berprestasi. Belumselesai dengan persoalan reformasi di Kejaksaan, citra institusi korpsAdhyaksa kembali tercoreng dengan sejumlah penangkapan yangdilakukan oleh KPK terhadap jaksa yang diduga menerima suap.

Berbeda dengan Kejaksaan, fase reformasi di Kepolisian nampaknya barudimulai setelah Presiden Joko Widodo pada Juli 2016 lalu resmimengangkat Jenderal Polisi Tito Karnavian sebagai Kapolri untukmenggantikan Jenderal Pol. Badroddin Haiti. Banyak pihak yang terkejutdengan terpilihnya Tito yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian(Akpol) tahun 87 dan disebut memotong peluang 5 angkatan lulusanAkpol diatasnya untuk menjadi Kapolri. Sejumlah kalangan menilai TitoKarnavian sebagai sosok ideal sebagai Kapolri karena memilikikeunggulan pada aspek kepemimpinan (leadership), integritas, rekamjejak, kapasitas, dan komitmen yang kuat dalam mendorong agendareformasi dan antikorupsi ditubuh Polri.

Meski telah dilantik, gebrakan reformasi di Kepolisian oleh Tito Karnaviantidak terlihat hingga Wakapolri Komjen Budi kemudian pindah tugassebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Reformasi di Kepolisian diera Tito masih ditandai dengan sejumlah promosi dan mutasi pejabat ditubuh Polri. Meskipun nampaknya Kapolri kecolongan denganmengangkat Raja Erizman sebagai Kepala Biro Hukum Mabes Polripadahal Raja pernah diberikan sanksi etik terkait skandal Pajak GayusTambunan. Upaya pemberantasan korupsi di internal Kepolisian baruterlihat sebatas pembersihkan praktek pungutan liar yang mayoritasdilakukan satuan lalu lintas.

3. KEBIJAKAN TERKAIT PEMBERANTASAN KORUPSI Setelah pelantikan dilakukan pada 20 Oktober 2014, janji pemberantasankorupsi Jokowi – JK sudah ditagih oleh publik. Dengan inisiatif yang baikdalam pemilihan anggota Kabinet Kerja yang melibatkan KPK dan PPATK,publik mengharapkan terobosan yang signifikan dari Presiden dalam halpemberantasan korupsi.

Dalam hal regulasi yang berkaitan dengan upaya pemberantasan korupsi,ICW mencatat paling tidak ada 3 (tiga) regulasi yang berkaitan denganpemberantasan korupsi, baik secara langsung maupun tidak. Ketigaregulasi tersebut adalah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentangAksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi 2015 (Inpres 7/2015),

Page 7: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan PelaksanaanProyek Strategi Nasional (Perpres 3/2016) dan Instruksi Presiden Nomor 1Tahun 2016 (Inpres 1/2016).

Inpres 7/2015 adalah salah satu regulasi terkait pemberantasan korupsiyang paling pertama dikeluarkan Presiden Jokowi. Inpres ini menjadirujukan utama agenda pemberantasan korupsi oleh Kabinet Kerja,termasuk untuk lembaga penegak hukum seperti Kepolisian RepublikIndonesia dan Kejaksaan Agung.

Inpres 7/2015 hadir dalam tempo yang cukup lambat, yaitu 6 (enam) bulansetelah pelantikan Presiden dan Wapres Jokowi – JK. Sebanyak 96rencana aksi anti korupsi ditetapkan, dengan fokus antara lain perbaikansistem, peningkatan akuntabilitas, dan transparansi. Sayangnya, selainminimnya informasi tentang capaian Inpres 7/2015, mekanismepengawasan dan sistem penghargaan dan sanksi (reward andpunishment) tidak ada, sehingga menimbulkan kekhawatiran mandeknyaimplementasi Inpres 7/2015.

Serupa dengan Inpres 7/2015, Inpres 10 Tahun 2016 tentang AksiPencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017(Inpres 10/2016) juga dikeluarkan hampir di akhir tahun 2016. Inpres10/2016 dikeluarkan pada 22 September 2016, lebih dari satu tahun setelahpenerbitan Inpres 7/2015. Hal ini patut disayangkan, karena sekaligus jugamenunjukkan Pemerintah tidak menjadikan upaya pemberantasankorupsi sebagai fokus agenda yang perlu diberi perhatian lebih.

Pemerintah juga mengeluarkan dua paket kebijakan yang berkaitandengan pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi. Untukmendukung agenda tersebut, Pemerintah mengeluarkan sejumlah paketkebijakan seperti Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentangPercepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional (Perpres 3/2016) danInstruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 (Inpres 1/2016).

Wacana terkait pengesahan kedua regulasi ini sudah dimulai sejak tahunpertama Pemerintahan Jokowi – JK. Sebelum disahkan dalam bentukInpres dan Perpres, kedua regulasi ini dikenal dengan nama paket regulasianti kriminalisasi, karena dimaksudkan untuk memberikan impunitassecara terbatas kepada Kepala Daerah yang kerap mengeluarkankebijakan terkait investasi atau penanaman modal di tingkat daerah, yangberpotensi merugikan keuangan negara atau bahkan korupsi.

Bab X Perpres 3/2016 mengatur secara lengkap tentang Tata CaraPenyelesaian Permasalahan Hukum dalam Pelaksanaan Proyek StrategisNasional. Pasal 31 ayat (9) Perpres 3/2016 misalnya, menyebutkan bahwa,manakala ditemukan adanya maladministrasi yang menimbulkan kerugiannegara setelah pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah(APIP), maka yang bersangkutan harus melakukan penyempurnaanadministrasi dan pengembalian kerugian negara paling lama 10 (sepuluh)

Page 8: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

hari sejak hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintahdisampaikan.

Perpres ini sarat dengan muatan kepentingan ekonomi bisnis yang justruberpotensial besar memberangus upaya pemberantasan korupsi.Peraturan ini dikhawatirkan akan “melokalisasi” permasalahan pidanamenjadi sekadar masalah administratif belaka, padahal Pasal 4 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan bahwa,pengembalian kerugian keuangan negara tidak menghapus pidana.

Selain serangkaian regulasi yang sudah disahkan dalam tempo 2 (dua)tahun Pemerintahan Jokowi – JK, perlu pula diingat adanya sejumlahperaturan dan regulasi lain baik di tingkat Undang-Undang yang diinisiasioleh Pemerintah, maupun peraturan tingkat di bawahnya, yang sempatakan dibahas atau bahkan akan disahkan. Sebagai contoh, Pemerintahpernah dikabarkan turut mengusulkan Revisi UU KPK, selain ituPemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM pernah pula berniatmerevisi PP terkait hak warga binaan yang berpotensi menguntungkannapi korupsi.

Minimnya kebijakan terkait pemberantasan korupsi yang dikeluarkan olehPemerintah membuat publik perlu merefleksikan kembali keterpenuhanNawacita Jokowi – JK, apalagi sekarang sudah masuk tahun keduakepempimpinan keduanya. Sepatutnya ada perkembangan yangsignifikan, terutama di bidang hukum dan pemberantasan korupsi.

Dalam Program Nawacita, salah satu agenda yang diusung olehPemerintahan Jokowi JK adalah “Kami berkomitmen untuk membentukregulasi yang mendukung pemberatasan korupsi: RUU Perampasan Aset,RUU Perlindungan Saksi/Korban1, RUU Kerjasama Timbal Balik (MLA) danRUU Pembatasan Transaksi Tunai”.

Namun hingga dua tahun pemerintahan Jokowi RUU Perampasan Aset,RUU Kerjasama Timbal Balik (MLA) dan RUU Pembatasan TransaksiTunai” tidak juga menjadi fokus pembahasan dan terabaikan. Pemerintahdan DPR justru menjadikan RUU KUHP dan RUU KUHAP menjadi prioritasProlegnas 2014-2015 dan kemudian juga muncul upaya memasukkan RUUKPK sebagai prioritas Prolegnas tambahan 2016.

Pemberian remisi untuk koruptor masih terjadi diera dua tahunpemerintahan Jokowi meskipun banyak penolakan dan dikecam banyakpihak karena dianggap pro koruptor. Paling tidak ada tiga peristiwapemberian remisi dilakukan jajaran Menteri Yasona Laoly yaitu remisi hariraya natal, remisi hari raya idul fitri dan remisi hari kemerdekaan dandasawarsa kemerdekaan. Sejumlah pemberian remisi untuk koruptordinilai menyimpang dari PP 99 Tahun 2012 yang menjadi dasar hukum

1 RUU Perlindungan Saksi dan Korban, dibahas dan disahkan pada periode DPR 2009-2014, sehingga dinilai tidak relevan dimasukkan dalam indikator penliaian.

Page 9: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

pemberian remisi. Terakhir, pemerintah memberikan remisi dasawarsakemerdekaan untuk 1.938 narapidana korupsi. Selain remisi, peristiwakeluarnya Gayus Tambunan, terpidana korupsi perpajakan, dari LPSukamiskin dan makan disebuah restoran di Jakarta telahmempermalukan pemerintah dalam hal ini Kementrian Hukum dan HAM.

Selain sejumlah kebijakan yang sudah dikeluarkan, Presiden Jokowi danWapres JK berencana untuk mengeluarkan paket kebijakan reformasihukum yang berfokus pada 5 (lima) hal yaitu, operasi pemberantasanpenyelundupan, program relokasi lapas, program pelayanan izin tinggalterbatas, program percepatan pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan SKCK,dan operasi pemberantasan pungli dan suap. Inisiatif ini perlu disambutbaik, tapi patut juga dikhawatirkan akan memunculkan blunder padatahapan implementasi.

Dalam hal relokasi lapas misalnya, ada wacana pemindahan lapaskoruptor ke lokasi-lokasi terpencil di Indonesia, hal ini perlu dikaji lebihjauh karena masih banyaknya permasalahan yang harus diselesaikan lebihdahulu terkait pemasyarakatan. Sebagai gambaran, Lapas Sukamiskinyang berada tidak jauh dari Jakarta saja masih memungkinkan parapenghuninya mendapat fasilitas yang tidak semestinya, dan masih luputdari perhatian publik jika tanpa adanya sidak yang dilakukanMenkumham. Bagaimana kontrol terhadap lapas-lapas di bagian terpenciljika yang lokasinya dekat saja masih jauh dari optimal?

4. DUKUNGAN TERHADAP EKSISTENSI KPKDi masa awal Pemerintahan Jokowi – JK, ujian keberpihakan pemerintahterhadap KPK langsung diuji melalui episode III Cicak vs. Buaya. Dalamkrisis 2015, Presiden Jokowi tidak mengambil cepat yang tegas untukmenyelesaikan krisis yang menimpa KPK, di mana 2 (dua) dari 4 (empat)komisionernya ditetapkan sebagai tersangka dan dinonaktifkansementara dari jabatannya.

Kekosongan kepemimpinan lembaga anti rasuah ini baru direspon olehPresiden dengan mengangkat dan menetapkan 3 (tiga) orang sebagaiPelaksana Tugas Pimpinan (Plt Pimpinan) KPK. Ketiga orang tersebutadalah, Taufiqurrahman Ruki, Indriyanto Seno Adji, dan Johan Budi SP.Sayangnya, pengangkatan ketiga Plt Pimpinan KPK ini justrukontraproduktif dengan upaya penanganan perkara korupsi yang didugamelibatkan Komjenpol Budi Gunawan, karena akhirnya perkara tersebutdihentikan penyidikannya oleh Kepolisian Republik Indonesia. Padahal,penanganan perkara korupsi tersebut harus dianggap sebagai salah satuupaya reformasi birokrasi Kepolisian Republik Indonesia.

Dalam menyikapi kriminalisasi terhadap Bambang Widjojanto danAbraham Samad ketika mereka menjadi komisioner KPK, Presiden Jokowikerap berlindung di balik proses hukum dan bukannya mengambil sikapdan langkah tegas sebagaimana yang dilakukan oleh SBY ketikamenghadapi Cicak vs. Buaya Jilid II.

Page 10: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Selain ketidaktegasan Presiden dalam krisis Cicak vs. Buaya Jilid III,Presiden Jokowi juga tidak menunjukkan ketegasan dalam penghentianRevisi UU KPK. Presiden tidak pernah menyatakan penghentianpembahasan Revisi UU KPK, melainkan hanya penundaan pembahasan.Kondisi ini masih memungkinkan terjadinya penyanderaan kepentingan dimana Revisi UU KPK dijadikan alat tawar untuk “membungkam” KPK, jikasuatu saat KPK kembali mengganggu kepentingan sejumlah pihak.

5. PERNYATAAN JOKOWI-JK TERKAIT PEMBERANTASAN KORUPSIPernyataan Jokowi –JK soal isu korupsi dapat menjadi salah satu tolokukur untuk melihat keberpihakan pemerintah dalam hal pemberantasankorupsi. Dalam kurun waktu dua tahun pemerintahan Jokowi-JK, ICWmencatat sedikitnya ada 49 pernyataan Jokowi-JK yang berkaitan denganisu korupsi. Dari 49 pernyataan sebanyak 21 kali disampaikan di padatahun pertama dan 28 kali disampaikan pada tahun kedua (Pernyataan:Terlampir)

Pada tahun kedua pemerintahannya pernyataan Jokowi soal isu korupsisecara umum jauh lebih baik dan positif daripada tahun sebelumnya.Keberpihakan Jokowi terhadap KPK terlihat jelas dalam sejumlahpernyataannya. Sebaliknya sejumlah pernyataan JK justru dianggap tidakmendukung KPK dan upaya pemberantasan korupsi.

Dalam beberapa hal krusial, terdapat perbedaan pendapat antaraPresiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hal ini terlihatdalam penyikapan terhadap tiga isu krusial yang relevan dengan isuantikorupsi yaitu kriminalisasi terhadap KPK (Pimpinan dan Penyidik KPK),Revisi UU KPK dan Pemberian Remisi untuk Koruptor.

Isu Jokowi JKKriminalisasi KPK Hentikan Proses Hukum Revisi UU KPK Tunda Mendukung Remisi untuk Koruptor Tidak Perlu Perlu

Tidak saja dengan JK, sikap Yasonna Laoly Menteri Hukum dan HAMtentang remisi untuk koruptor dan revisi UU KPK juga berbeda denganJokowi. Perbedaan sikap tersebut tidak saja menimbulkan kebingunganbagi publik, tapi juga memunculkan pertanyaan tentang soliditasPemerintahan Jokowi-JK terhadap upaya pemberantasan korupsi diIndonesia.

Sikap JK juga dipertanyakan soal mahar atau iuran Calon Ketua UmumPartai Golkar senilai Rp 1 miliar untuk Munaslub. KPK melarang atau tidaksetuju dengan ketentuan mahar tersebut dalam munaslub. Sedangkan JKmenyatakan jika mahar itu diberikan sebagai bentuk sumbangan kepadapanitia maka hal itu dianggap biasa atau sah-sah saja.

Page 11: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Tidak saja itu sikap kontroversial Wakil Presiden Jusuf Kalla lainnyaditunjukkan dengan kesediaannya menjadi saksi meringankan dalamsejumlah perkara korupsi. Kamis 14 Januari 2016, JK hadir menjadi saksimeringankan dalam perkara korupsi yang melibatkan Jero Wacik, mantanMenteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM). Sebelumnya, JK pada 13April 2015, ketika telah menjabat sebagai Wakil Presiden Jusuf Kallapernah menjadi saksi meringankan untuk Indriyanto MS alias Yance,mantan Bupati Indramayu yang terjerat perkara korupsi pembebasanlahan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indramayu padatahun 2004 silam. Dalam perkara dimana Jusuf Kalla bersaksi, Jero Wacikdihukum 4tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta, sedangkanYance akhirnya divonis 4 tahun penjara oleh Mahkamah Agung.Kontroversial JK yang terakhir adalah ketika ia mengunjungi IrmanGusman, Ketua DPD yang ditahan di Rutan Guntur. Irman sebelumnyaditangkap KPK dan ditetapkan sebagai tersangka penerima suap melaluioperasi tangkap tangan yang dilakukan oleh KPK.

Pasca konsolidasi politik selesai dilakukan pada tahun pertama, menujudua tahun pemerintahannya Jokowi sudah mulai berani memberikanperintah tegas kepada Kapolri untuk memberantas praktek pungutan liar(pungli) di Pelabuhan. Dalam kasus yang lain juga muncul perintah Jokowikepada Kapolri untuk bertindak tegas terhadap pelaku pembakaranhutan.

Sayangnya selama dua tahun terakhir tidak ditemukan ada perintahJokowi kepada Jaksa Agung untuk menuntaskan kasus-kasus korupsiyang sedang ditangani oleh Kejaksaan termasuk misalnya kasus “PapaMinta Saham” yang melibatkan Setya Novanto. Pernyataan Jaksa Agungselama hampir dua tahun juga tidak ada yang luar biasa terkait dengan isupemberantasan korupsi.

Dalam kaitannya dengan agenda reformasi hukum, wajar saja ketikabanyak pihak menyatakan Jokowi mulai mengabaikan agenda penting inikarena faktanya penyataan soal mendorong reformasi ditubuh Kepolisiandan Kejaksaan juga jarang disampaikan. Setidaknya hanya ada dua kalipernyataan Presiden yang tercatat mengenai dorongan reformasi dibidang hukum.

6.PELAKSANAAN PROGRAM NAWACITA BIDANG PEMBERANTASANKORUPSIKinerja pemerintahan Jokowi-JK saat ini tidak dapat dilepaskan dari 9(sembilan) agenda atau program visi dan misi Jokowi – JK yangdisampaikan dalam kampanye 2014 lalu (dikenal dengan ProgramNawacita). Salah satu agenda atau Program Nawacita Jokowi JK yangerat dengan isu pemberatasan korupsi adalah program Nawacita nomor 4yaitu “Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem danpenegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.”

Page 12: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Dalam Program Nawacita Presiden Jokowi setidaknya ada 42 agendaprioritas dalam upaya mewujudkan sistem dan penegakan hukum yangberkeadilan dalam kebijakan penegakan hukum. Dari 42 agenda prioritassetidaknya ada 15 agenda prioritas (Terlampir) yang memiliki titiksinggung dengan upaya pemberantasan korupsi.

Secara garis besar 15 agenda tersebut meliputi dukungan terhadapeksistensi dan kerja KPK, dukungan politik legislasi, upaya membangunsistem atau tata kelola yang mendukung upaya pemberantasan korupsi.Hingga 2 tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi nampaknya masihbelum memberikan perhatian yang cukup besar terkait upaya penegakanhukum utamanya pemberantasan korupsi. Hal ini terlihat dari beberapaagenda prioritas yang hingga kini belum berjalan.

Pertama, pembentukan regulasi yang mendukung kerja pemberantasankorupsi seperti RUU Perampasan Aset, RUU Kerjasama Timbal Balik danRUU Pembatasan Transaksi Tunai belum dilakukan oleh pemerintah.Regulasi tersebut justru terparkir dalam program legislasi nasional jangkapanjang dan belum dibahas oleh Pemerintah dan DPR. KementerianHukum dan HAM justru sibuk berupaya melonggarkan syarat pemberianremisi bagi Koruptor melalui rencana revisi PP 99/2012.

Kedua, dukungan setengah hati kepada KPK. Meskipun Presiden Jokowimenyatakan sikap dan posisi pemerintah terkait krisis antara KPK danKepolisian namun sikap tersebut dianggap terlambat untuk“menyelamatkan” KPK. Sikap tidak tegas juga diperlihatkan PresidenJokowi saat wacana Revisi UU KPK mencuat ke publik. Meski menolakrevisi, namun Presiden hanya mengambil jalan tengah dengan menundaRevisi UU KPK tanpa mencabut RUU dari Program Legislasi Nasional.Dukungan setengah hati juga jelas terlihat kala Pemerintah jugamelakukan pemotongan anggaran bagi KPK.

Ketiga, gagal membongkar mafia hukum dan memperkuat kewenanganlembaga pengawas. Hingga hari ini hanya KPK yang dianggap mampumembongkar praktik mafia peradilan di tubuh institusi pengadilan.Kepolisian dan Kejaksaan dirasa belum mampu membongkar praktikmafia peradilan dalam tubuhnya sendiri. Selain itu hingga kini belumterlihat upaya pemerintah memperkuat kewenangan lembaga pengawaspenegak hukum seperti Komisi Yudisial, Komisi Kepolisian Nasional danKomisi Kejaksaan

Keempat, Lelang jabatan strategis penegak hukum. Upaya melakukanlelang jabatan pada institusi penegak hukum juga tidak berjalan. Hinggakini tidak jelas sudah sejauh apa program ini dilakukan oleh pemerintah.Pergantian Kapolri dari Badrodin Haiti kepada Tito Karnavian jelasdilakukan tanpa proses lelang jabatan. Sedangkan untuk posisi strategispenegak hukum yang berada diwilayah kewenangan Kepolisian danKejaksaan juga tidak jelas apakah menggunakan mekanisme lelangjabatan.

Page 13: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Kelima, Sistem Integritas Nasional belum berjalan. Meskipun sudahtertuang dalam Inpres Nomor 7 tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan danPemberantasan Korupsi namun belum berjalan maksimal. Terbongkarnyapraktik pungli di Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu menjadipenanda bahwa SIN belum terbangun dan implementasinya sangatlemah.

C. PENUTUPBerdasarkan catatan diatas terdapat sejumlah kesimpulan terhadapagenda pemberantasan korupsi pemerintahan Jokowi –JK selamasetahun sebagai berikut: 1. Kinerja pemberatasan korupsi pada tahun kedua pemerintahan

Jokowi harus dikatakan belum memuaskan dan masih jauh dariharapan. Program reformasi hukum dan pemberantasan korupsinampaknya bukan menjadi prioritas utama pemerintahan Jokowi. Duatahun pertama Jokowi lebih memprioritaskan melahirkan sejumlahpaket kebijakan bidang ekonomi dan konsolidasi partai pendukungpemerintah. Paket kebijakan reformasi hukum dan pemberantasanpungutan liar (pungli) baru dilaksanakan menjelang tahun keduapemerintahan Jokowi berakhir.

Dalam hal penanganan perkara korups, secara kuantitas banyak kasusyang ditangani oleh kedua institusi tersebut. Namun secara kualitasupaya penindakan perkara korupsi yang dilakukan melalui Kejaksaandan Kepolisian belum banyak menyentuh atau menyelesaikan kasuskorupsi kelas kakap.

Hingga tahun kedua belum muncul juga regulasi yang diharapkandapat mendukung pemberantasan korupsi seperti : RUU PerampasanAset, RUU Kerjasama Timbal Balik (MLA) dan RUU PembatasanTransaksi Tunai”. RUU Tipikor yang sedianya mendorong optimalisasipemberantasan korupsi bahkan tidak tersentuh sama sekali. InpresAntikorupsi 2015 terlambat dikeluarkan oleh Jokowi dan diragukanimplementasinya. Pada tahun 2016 Justru mengeluarkan Inpres danPerpresyang dikenal dengan nama paket regulasi anti kriminalisasi,karena dimaksudkan untuk memberikan impunitas secara terbataskepada Kepala Daerah yang kerap mengeluarkan kebijakan terkaitinvestasi atau penanaman modal di tingkat daerah, yang berpotensimerugikan keuangan negara atau bahkan korupsi.

Pemerintahan Jokowi-JK juga belum sepenuhnyamengimplementasikan wacana ataupun agenda pemberantasankorupsi sebagaimana yang dituangkan dalam Program Nawacita. Halini menimbulkan kesan bahwa Program Nawacita tidak lagi menjadipedoman bagi kerja-kerja Pemerintahan Jokowi.

Selama dua tahun pemerintahan Jokowi setidaknya ada 12 kebijakankontroversial terkait hukum dan pemberantasan korupsi yang terjadi

Page 14: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

antara lain: 1) Mengeluarkan kebijakan Tax Amnesty yang dinilai dapatmenguntungkan koruptor; 2) menerbitkan Perpres/ Inpresantikriminasi untuk kepala daerah; 3) menerbitkan Inpres Antikorupsi2015 yang telat dikeluarkan dan tanpa adanya evaluasi; 4) PenunjukanHM Prasetyo, politisi Partai Nasdem sebagai Jaksa Agung; 5)Pengusulan Komjen Budi Gunawan sebagai Calon Kapolri meskipunakhirnya dibatalkan; 6) melantik Suparman, Bupati Rokan Hulutersangka korupsi KPK sebagai Kepala Daerah; 7) Penjemputankoruptor oleh Jaksa Agung di bandara; 8) pemberian remisi danpembebasan bersyarat untuk koruptor; 9) kehadiran Wakil PresidenJK menjadi saksi yang meringankan dalam dua perkara korupsi danmengunjungi Irman Gusman tersangka korupsi di rumah tahanan; 10)Pengangkatan Archandra Tahir sebagai Menteri ESDM; 11) Pemerintahmelalui Menteri hukum dan HAM mendorong upaya Revisi PP 99Tahun untuk memudahkan koruptor mendapat remisi; dan 12)penunjukkan Taufiqurrahman Ruki sebagai Plt Pimpinan KPK tahun2015.

Meski demikian harus diakui pula terdapat sejumlah langkah positifyang dilakukan oleh Jokowi antara lain; 1) Mendorong penghentiankriminalisasi terhadap pimpinan KPK; 2) Menunda proses pembahasanRUU KPK; 3) Bersama KPK mendorong Gerakan NasionalPenyelamatan Sumber Daya Alam (GNPSDA); 4) Membatalkan 3.143perda yang bermasalah dan tidak mendukung investasi; 5) MenolakRencana Revisi PP yang mengatur pemberian remisi untuk koruptor;6) Pembatalan Komjen Budi Gunawan sebagai Calon Kapolri; 7)Pemberhentian Komjen Budi Waseso sebagai Kabareskrim; 8)Penunjukan Tito Karnavian sebagai Kapolri; 9) Pembatalan Perprestentang pemberian fasilitas uang muka bagi pejabat dan 10)Pembentukan Satgas atau Tim Operasi Pemberantasan Pungli.

2. Hingga dua tahun, dari tindakan dan pernyataan Jokowi-JK, belummuncul sosok Jokowi-JK sebagai figur pemimpin antikorupsi. Munculjuga perbedaan sikap Jokowi dengan JK maupun Menteri Hukum danHAM terkait dengan agenda pemberantasan korupsi.

B. REKOMENDASI 1. Presiden Jokowi harus melakukan evaluasi terhadap program

antikorupsi dan kinerja jajaran Kabinet Kerja. Evaluasi utamanyadidasarkan pada keselarasan antara nawacita Jokowi-JK, rencanapemerintahan, dan keputusan/ kebijakan menteri. Menjadikan agendapemberantasan korupsi sebagai agenda prioritas pemerintahanJokowi JK pada sisa pemerintahan Jokowi. Agenda pemberantasankorupsi sebagaimana yang dituangkan dalam Program Nawacitasebaiknya dilaksanakan secara sungguh-sungguh.

2. Reformasi Kejaksaan dan Kepolisian serta penuntasan kasus korupsiyang dinilai kakap harus menjadi prioritas penting yang harus dibenahi

Page 15: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

diera pemerintahan Jokowi JK. Untuk percepatan reformasi diKejaksaan sudah selayaknya Jaksa Agung HM Prasetyo diganti denganyang lebih kredibel. Presiden juga diharapkan mengutamakankompetensi dalam menunjuk pimpinan lembaga negara setingkatmenteri lainnya (Jaksa Agung atau Kepala PPATK). Tidak lagididasarkan pada upaya mengakomodasi kepentingan parpol tertentu.

3. Upaya penguatan terhadap KPK dalam pemberantasan korupsi harusdiwujudkan secara konkrit. Memastikan Revisi UU KPK tidak dibahasdi DPR dan mengeluarkan rancangan tersebut dari Prolegnas 2014-2019 dalam rangka penyelamatan KPK

4. Memprioritaskan sejumlah regulasi penting yang mendukung upayapemberantasan seperti Revisi UU Tindak Pidana Korupsi maupun RUUPerampasan Aset. Harus ada monitoring dan evaluasi secaramenyeluruh terkait Paket Reformasi Hukum dan Pembentukan SatgasPemberantasan Pungli yang baru saja diluncurkan. Harus ada sanksibagi jajaran eksekutif yang dinilai tidak melaksanakan Instruksitersebut.

5. Perlu ada kesamaan visi dan misi serta konsistensi pemberantasankorupsi antara Jokowi dengan JK serrta seluruh jajaran cabinet kerjaPemerintahan Jokowi. Jokowi-JK harus tampil sebagai figur pemimpinantikorupsi.

Page 16: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

LAMPIRAN IKASUS KORUPSI YANG TIDAK JELAS PERKEMBANGANNYA PER 30 JUNI 2016

KEPOLISIAN1. Kasus dugaan korupsi pembangunan stadion utama Gelora Bandung

Lautan Api dengan menimbulkan kerugian negara sekitar Rp 1,1 triliun.Kasus disidik oleh Bareskrim tahun 2015.

2. Kasus dugaan korupsi program penanaman pohon di PertaminaFoundation. Kasus disidik oleh Bareskrim tahun 2015.

3. Kasus dugaan korupsi pengadaan lahan dan peningkatan landasan pacudi Tarakan. Kasus disidik oleh Bareskrim tahun 2015.

4. Kasus dugaan korupsi cetak sawah Tahun Anggaran 2012-2014 diKementerian BUMN. Kasus disidik oleh Bareskrim tahun 2015.

5. Kasus dugaan korupsi penjualan kondensat. Kasus disidik oleh Bareskrimtahun 2015.

6. Kasus dugaan korupsi proyek pemberantasan buta aksara melalui proyekKeaksaraan Fungsional (KF) Dikpora NTB. Kasus ini disidik oleh PoldaNTB tahun 2010.

7. Kasus dugaan korupsi proyek pengaspalan jalan hotmix di Baubau. Kasusini disidik oleh Polda Sulawesi Tenggara tahun 2011.

8. Kasus dugaan korupsi pengadaan alat rekam jantung RSUD UlinBanjarmasin. Kasus ini ditangani oleh Polda Kalimantan Selatan. Kasus inidisidik tahun 2012.

9. Kasus dugaan korupsi penerimaan CPNS Kabupaten Muna. Kasus inidisidik tahun 2014.

10. Kasus dugaan korupsi proyek pengadaan alat olahraga Kota Serang.Kasus ini disidik oleh Polda Banten. Kasus ini disidik tahun 2015.

KEJAKSAAN1. Kasus dugaan korupsi pengadaan mobil pusat layanan internet

kecamatan di Kemenkominfo. Kasus ini disidik oleh Kejaksaan Agungtahun 2013.

2. Kasus dugaan korupsi jasa pinjam pakai lahan PT. Tambang Timah. Kasusini disidik oleh Kejaksaan Agung tahun 2011.

3. Kasus dugaan korupsi peralatan laboratorium dan mebeler UniversitasSriwjaya. Kasus ini disidik oleh Kejaksaan Agung tahun 2012.

4. Kasus dugaan korupsi pemberian dan penggunaan kredit PT. Bank BJBcabang Tangerang. Kasus ini disidik oleh Kejaksaan Agung tahun 2014.

5. Kasus dugaan korupsi pengadaan buku pelajaran agama buddha. Kasusini disidik oleh Kejaksaan Agung tahun 2014.

6. Kasus dugaan korupsi pengadaan mobil operasional Dinas KehutananKabupaten Buton Utara. Kasus ini disidik oleh Kejaksaan Tinggi SulawesiTenggara tahun 2012.

7. Kasus dugaan korupsi alat kesehatan di Gorontalo. Kasus ini disidik olehKejaksaan Tinggi Sulawesi Utara tahun 2012.

8. Kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Rumah SakitRegional Sulawesi Barat. Kasus ini disidik oleh Kejaksaan Tinggi Sulselbartahun 2015.

9. Kasus dugaan korupsi dana proyek pembangunan jalan Ayawasih Kebardistrik Ayawasih, Kabupaten Sorong, Manokwari. Kasus ini disidik olehKejaksaan Tinggi Papua tahun 2013.

Page 17: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

10. Kasus dugaan korupsi pembangunan rumah bagi masyarakatberpenghasilan rendah (MBR) di Kabupaten Flores Timur. Kasus inidisidik oleh Kejaksaan Tinggi NTT tahun 2015.

Page 18: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

LAMPIRAN IICHECKLIST PROGRAM NAWACITA

No Program Prioritas Terlaksana Belum /Tidak

Terlaksana

TidakJelas

1. Berkomitmen untuk membangun politik legislasi yang jelas,terbuka dan berpihak kepada pemberantasan korupsi, penegakan HAM, perlindungan lingkungan hidup dan reformasi lembaga penegak hukum

2. Menyediakan forum untuk melibatkan masyarakat dalam proses legislasi dan menyediakan akses terhadap proses dan produk legislasi

3. Memberantas korupsi disektor legislasi dengan menindak tegas oknum pemerintah yang menerima suap untuk memperdagangkan kepentingan masyarakat

4. Berkomitmen untuk mewujudkan pelayanan publik yang bebas korupsi melalui teknologi informasi yang transparan

5. Berkomitmen untuk membentuk regulasi yang mendukungpemberantasan korupsi: RUU Perampasan Aset, RUU Perlindungan Saksi Korban, RUU Kerjasama Timbal balik, RUU Pembatasan Transaksi Tunai

6. Mendukung keberadaan KPK yang dalam praktik telah menjadi tumpuan dan harapan masyarakat. KPK harus dijaga sebagai lembaga yang independen yang bebas dari pengaruh kekuatan politik. Independensi KPK didorong melalui langkah hukumnya Profesional, kredibel transparandan akuntabel.

7. Memastikan sinergi antara KPK, Kepolisian dan Kejaksaan √8. Memprioritaskan penenanganan kasus korupsi di sektor

penegakan hukum, politik, pajak, bea cukai dan industri SDA

9. Berkomitmen melakukan aksi pencegahan korupsi melalui penerapan Sistem Integritas Nasional dan menutup peluang terjadinya korupsi dalam penyelenggaraan negara dan penegakan hukum. Mendorong terciptanya mekanisme transparansi dalam pembuatan kebijakan, terutama pada kebijakan yang berpotensi terjadi korupsi oleh pejabat negara. Pembaharuan tata kelola pemerintahan yang transparan merupakan titik masuk untuk mencegah perilaku koruptif. Pembaharuan tata kelola juga sekaligus membuka ruang bagi publik untuk mengawasi proses pembuatan kebijakan

10. Membuka keterlibatan publik dan media massa dalam pengawasan terhadap upaya tindakan korupsi maupun proses penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi.

11. Memberikan dukungan khusus untuk membongkar jaringan dan praktik mafia peradilan dengan memberdayakan lembaga pengawas yang sudah ada. Merevitalisasi mengandung dua kebutuhan untuk memperkuat kewenangan lembaga tersebut dalam mengawasi praktik mafia hukum dilembaga penegk hukum.Kewenangan itu juga harus diikuti dengan keharusan

Page 19: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

penggunaan kewenangan secara transparan dan akuntabel. Dan yang terakhir adalah pegisian keanggotaan lemabag pengawasn dilakukan dengan memperhatikan prinsip independensi, kredibilitas dan profesionalitas

12. Berkomitmen menegakan hukum lingkungan secara konsekuen tanpa pandang bulu dan tanpa kekhawatiran kehilangan investor yang akan melakukan investasi di negeri ini.

13. Memillih Jaksa Agung, Kapolri yang bersih, kompeten, antikorupsi, dan komit pada penegakan hukum

14. Melakukan lelang jabatan strategis pada lembaga penegak hukum dan pembentukan regulasi tentang penataan aparat penegak hukum

15. Berkomitmen meningkatkan koordinasi penyidikan dan penuntutan serta akuntabilitas pelaksanaan upaya paksa

Page 20: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

LAMPIRAN III

KOMPILASI PERNYATAAN MEDIA JOKOWI-JK

No Peristiwa Pernyataan dan Sikap Presiden/ Wapres/Menteri/Jaksa Agung/Kapolri Sumber2015

1. Penegasan komitmen pemerintah dalam pemberantasankorupsi (JOKOWI)

Dalam tanya jawab, salah seorang warga negara Indonesia menanyakan tentang meluasnya korupsi di Indonesia, yang baru-baru ini bahkan menyeret salah seorang petinggi partai politik. Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintahannya serius menangani setiap kasus korupsi. Hingga hari ini – ujar presiden – sudah ada 9 menteri, 19 gubernur, 300 lebih bupati dan walikota hingga 2 gubernur Bank Indonesia yang dipenjara karena kasus korupsi.

“Ada parlemen dari negara lain – negara besar ini – datang ke saya, menanyakan tentang pemberantasan korupsi di Indonesia. Saya jawab sampai sekarang ini sudah dipenjara 9 menteri, 19 gubernur, 340 bupati dan walikota, hingga 2 gubernur BI dipenjara. Negara mu berapa? Diam dia! Tapi penangkapan-penangkapan ini saja tidak akan menyelesaikan masalah! Jika sistemnya tidak dibangun yang baik, maka tidak akan menyelesaikan masalah,” papar Jokowi.

Sistem yang dimaksud Presiden Joko Widodo tidak saja soal penegakan hukum, tetapi juga kemudahan administrasi dan informasi teknologi. Ia mencontohkan soal pengurusan ijin. Jika waktu pengurusan ijin bisa dipangkas, dari hitungan hari menjadi jam misalnya maka akan mempercepat pembangunan dan meniadakan terjadinya proses “tawar-menawar” yang memicu terjadinya korupsi.

Joko Widodo menyampaikan niatnya untuk membangun sistem yang serba elektronik seperti e-budgeting, e-audit, e-purchasing dan lain-lain yang bisa dikerjakan dari daerah hingga ke pusat, yang memudahkan pengawasan dan pengambilan keputusan.

25 Oktober 2015

VOA Indonesia

2. Peresmian gedung baru KPK (JOKOWI)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terletak di Jl Kuningan Persada, Kavling 4, Jakarta Selatan. Peresmian tersebut bertepatan dengan ulang tahun KPK yang ke-12. Gedung berlantai 16 ini memakan waktu sekitar dua tahun untuk pengerjaannya dan baru efektif digunakan pada Maret 2016.

Jokowi, dalam sambutannya, mengatakan, jelang tahun baru, KPK bukan hanya memiliki pimpinan baru, tetapi akan segera menempati gedung baru. "Saya harap momentun ini akan bisa membawa semangat baru dalam pemberantasan korupsi. Semangat baru inilah yang bisa menggerakan kita semua untuk melawan korupsi," katanya. Namun, menurut Jokowi, semangat baru saja tidak cukup. Harus ditopang oleh kapasitas kelembagaan, kompetensi, dan sumber daya

Page 21: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

manusia yang kuat. Apalagi, KPK menghadapi tantangan yang semakin berat, bukan hanya dari segi penanganan kasus karena yang semakin kompleks, tetapi KPK juga berhadapan dengan harapan publik. 29 Desember 2015

3. Revisi UU KPK (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai wajar upaya DPR untuk kembali mengajukan revisi Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KomisiPemberantasan Korupsi (KPK).

Meski ditentang sebagian masyarakat, DPR tetap memasukkan agenda revisi UU KPK dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2016.

"Undang Undang Dasar saja bisa direvisi, diamendemen, apalagi Undang Undang (KPK)," kata Kalla di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (29/11/2015).

29 November 2015

Sindo

4. Pencatutan nama Jokowi-JK dalam kasus #PapaMintaSaham (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyentil Ketua DPR Setya Novanto di acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi. Dalam pidato pembukaannya, Jusuf Kalla terus menggarisbawahi sidang perdana Mahkamah Kehormatan Dewan atas dugaan pelanggaran etika oleh Setya Novanto kemarin.

"Semalam dipertontonkan terbuka di kompleks DPR, upaya sekelompok orang, pejabat, pengusaha yang mencoba merugikan negara sangat besar," ujar Jusuf Kalla, di Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta, Kamis (3/12).

Sesuatu yang sangat ironis dinilai JK ketika tadi malam saat sidang diperdengarkan upaya korupsi, sementara siang harinya di tempat yang sama di Gedung DPR, dibahas bagaimana korupsi dihentikan.

"Tragis bangsa ini," katanya.

Dia mengingatkan, tren korupsi di Indonesia selalu digambarkan seperti gunung es. Persidangan perdana dugaan pencatutan nama dirinya dan Presiden Joko Widodo dinilainya merupakan ujung gunung es itu.

Karena itu, JK mengatakan tak bisa dibayangkan seberapa besar hal yangbelum terungkap dari upaya korupsi besar itu. Menurutnya, perkara Setya Novanto merupakan skandal korupsi terbesar selama pemerintahan bangsa Indonesia.

"Sekarang berani dilibatkannya wakil presiden dan terjadi di lingkungan terhormat ini," kata JK.

JK melanjutkan, telah jelas terlihat sandiwara sekelompok orang congkakyang merasa semuanya dapat dikuasai dengan uang. Itu terlihat setelah diputarnya rekaman pembicaraan Ketua DPR Setya Novanto, Bos PT

CNN

Page 22: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan Pengusaha Riza Chalid di persidangan MKD kemarin (2/12) malam.

JK menyebut upaya korupsi itu adalah bentuk keserakahan seseorang. "Orang yang disebut dalam rekaman tersebut bukan orang miskin. Pasti bisa makan empat kali sehari. Tapi karena keserakahan, maka itu terjadi," katanya.

Ia mencontohkan sejumlah perkara korupsi yang disebabkan keserakahan di mana ada sembilan menteri dipenjara. Lalu ada 19 gubernur, 44 anggota DPR, dan 2 gubernur Bank Indonesia yang juga dibui selama beberapa tahun terakhir.

3 Desember 2015

5. Pandangan soalkeraguan aktivis antikorupsi soalkomitmen antikorupsi pemerintah (JUSUF KALLA)

Berikut adalah sebagian pertanyaan yang Rappler ajukan pada Kalla, yangdiberi judul “Catatan akhir tahun Wakil Presiden Jusuf Kalla”. Selebihnya adalah pertanyaan peserta di forum.

Pemberantasan korupsi tahun ini, ada keraguan dari aktivis anti-korupsi.Menurut seorang Jusuf Kalla, pemerintah telah berhasil memenuhi komitmenya dalam bidang ini?

Soal anti-korupsi, dalam satu kelompok, seakan dia yang paling pantas mewakili gerakan anti-korupsi, nanti kita lihat. Dari ukuran orang yang ditangkap pasti hebat.

22 Desember 2015

Rappler

20166. Penundaan

revisi UU KPK (JOKOWI)

“Setelah berbicara banyak mengenai rencana revisi Undang-Undang KPK tersebut, kita bersepakat bahwa revisi ini sebaiknya tidak dibahas saat ini,ditunda. Saya memandang perlu adanya waktu yang cukup untuk mematangkan rencana revisi Undang-Undang KPK dan sosialisasinya kepada masyarakat,” kata Presiden Jokowi kepada para wartawan di Istana Negara, Senin (22/02).

22 Februari 2016

BBC

7. Tantangan besar bangsa Indonesia yang paling utama adalah korupsi (JOKOWI)

Dalam Special Forum with President Jokowi, Presiden Joko Widodo

bebagi cerita tentang perkembangan Indonesia saat ini kepada sekitar

1.300 diaspora Indonesia di Seoul, Korea Selatan.

Menurut Jokowi,tantangan paling besar bagi Indonesia adalah

korupsi.Pernyataan ini diungkapkan Jokowi menjawab pertanyaan

seorang WNI bernama Sinta yang menanyakan masalah di Indonesia yang

menurut Jokowi paling penting jika diurutkan dari urutan pertama hingga

kelima.

Ayo News

Page 23: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

“Pertama itu kasus korupsi,” kata Jokowi disambut tepuk tangan para

Diaspora Indonesia, di Ballroom Lotte Hotel, Seoul, Korea Selatan,

Minggu (15/5/2016) .

15 Mei 2016

8. Kebijakan kepala daerah dalam konteks pembangunan (JOKOWI)

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo kembali mengingatkan aparatpenegak hukum untuk tidak memidanakan kebijakan seorang kepala daerah. Hal tersebut diungkapkan Jokowi di hadapan para Kepala Kepolisian Daerah dan Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia, Selasa 19 Juli 2016.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo terlihat marah saat memberikan sambutan dan arahan kepada seluruh Kapolda dan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati), di Istana Negara, Jakarta.

Presiden menegaskan, pembangunan harus dijalankan secara bersama dan didukung semua pihak. Maka, pemerintah sudah mengeluarkan 12 paket kebijakan ekonomi.

"Sekali lagi semuanya harus segaris, harus seirama sehingga orkestrasinya menjadi suara yang baik," kata Jokowi, dalam sambutan pengantarnya.

Jokowi mengingatkan instruksinya di Istana Bogor pada 2015 lalu. Saat itu, ada lima instruksinya kepada aparat penegak hukum. Pada kesempatan ini, Jokowi ingin mengevaluasi kembali instruksi itu, yang menurutnya tidak dijalankan.

"Pertama bahwa kebijakan diskresi tidak bisa dipidanakan, jangan dipidanakan," kata Jokowi.

Kedua, Jokowi mengingatkan kembali bahwa tindakan administratif tidakboleh dipidanakan. Sehingga aparat baik Polri maupun Kejaksaan, harus memilahnya."Tolong dibedakan mana yang niat nyuri, nyolong dan mana yang maladministrasi. Saya kira aturan di BPK sudah jelas," kata mantan Gubernur DKI itu.

Jokowi juga menyinggung pada poin ketiga, bahwa kerugian yang dikeluarkan Badan Pemeriksa Keuangan, diberi peluang 60 hari.

"Keempat, kerugian negara ini harus konkret, tidak mengada-ada," kata Jokowi.

"Kelima, tidak diekspos ke media secara berlebihan sebelum kita melakukan penuntutan. Ya kalau salah, kalau enggak salah," ujarnya.

Dari lima poin yang diinstruksikan setahun lalu itu, Jokowi mengatakan, masih banyak Kapolda dan Kajati yang tidak mengindahkan perintahnya.

Viva news

Page 24: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

"Evaluasi perjalanan selama ini, saya masih banyak sekali mendengar tidak sesuai dengan yang saya sampaikan," katanya.

Jokowi meminta, agar pembangunan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Tapi Jokowi terlihat marah, karena justru penegakan hukum tidak sejalan dengan keinginan pemerintah melakukan pembangunan.

"Saya masih banyak keluhan dari bupati, wali kota, gubernur. Nanti saya akan jelaskan ketika tidak ada media."

19 Juli 20169. Dorongan agar

negara-negara G-20 mencontoh pemberantasankorupsi di Indonesia (JOKOWI)

Presiden Joko Widodo menyebutkan, negara-negara G-20 dapat mencontoh Indonesia dalam hal pemberantasan tindak pidana korupsi.

"Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara yang aktif memerangi korupsi," ujar Jokowi saat menjadi pembicara kunci di G-20, Hangzhou, China, Senin (5/9/2016), seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Jokowi kemudian menjelaskan bentuk-bentuk memerangi tindak pidana korupsi yang telah dilaksanakan oleh pemerintahannya.

Mulai dari mendorong transparansi anggaran, penegakan hukum, hingga sosialisasi nilai-nilai antikorupsi di masyarakat.

5 September 2016

Kompas

10. Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap Ketua DPD RI (JOKOWI)

"Pada kesempatan yang baik ini, saya juga menegaskan sekali lagi stop korupsi. Sudah titik, untuk siapa pun," kata Jokowi.

Menurut Presiden, pemerintah selalu menghormati penegakan hukum yang tengah dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya meyakini bahwa KPK dalam menangani sesuai dengan kewenangannya itu sangat-sangat profesional," ujar Jokowi.

17 Septemer 2016

Kompas

11. Keterkaitan antara opini BPK dengan tindak pidana korupsi (JOKOWI)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) bukan menjadi jaminan bagi pemerintah daerah untuk menyatakan bahwa pengelolaan keuangan bebas korupsi.

“Saya ingin mengingatkan kepada seluruh menteri, pimpinan lembaga, gubernur, bupati, wali kota, dan jajarannya, jangan hanya berhenti pada mengejar predikat WTP, opini WTP. Karena opini WTP bukan merupakan jaminan bahwa tidak akan ada praktik penyalahgunaan keuangan, tidak akan ada praktik korupsi. Tidak,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan pembukaan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/9).

20 September 2016

Berita Satu

12. Revisi PP 99/2012 (JOKOWI)

Presiden Joko Widodo mengundang sekitar 22 pakar dan praktisi hukum ke Istana untuk membahas isu-isu penegakan hukum terkini, salah satunya soal rencana revisi PP 99 tahun 2012 yang ingin memberi remisi bagi koruptor.

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi mengaku belum menerima draf

Sinar Indonesia Baru (SIB)

Page 25: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

revisi PP 99/2012. Namun Jokowi memastikan jika PP itu akan direvisi, maka dia akan menolaknya.

"Mengenai revisi misalnya revisi PP 99 tahun 2012, sampai sekarang juga belum sampai ke meja saya. Tapi kalau sampai ke meja saya, akan saya sampaikan, saya kembalikan saya pastikan," ucap Presiden Jokowi dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (20/9).

20 September 201613. Pungutan liar di

instansi pemerintah (JOKOWI)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberikan peringatan keras kepada aparat agar tidak melakukan pungutan liar (pungli) di semua instansi. Jokowi mengatakan tidak akan memberi ampun serta menyikat habis aparat pelaku pungli.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi, saat membagikan sebanyak3.515 sertifikat tanah milik warga di 15 kabupaten/kota di Jateng di Lapangan Kota Barat, Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Minggu (16/10/2016). “Sekarang harus bekerja cepat melayani masyarakat. Kami tidak ingin ada pungli dalam mengurus sertifikat tanah,” ujar Jokowi.

“Pelayanan pembuatan sertifikat tanah, SIM [surat izin mengemudi], KTP[kartu tanda penduduk], penerbitan izin lainnya kalau dipungli laporkan. Kami tidak main-masin soal pungli,” ujar Jokowi.

Ia mengaku mendapatkan banyak kritik setelah menangkap basah pungli di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Rabu (12/10/2016), karena dinilai nilai pungli terlalu kecil untuk diurus Presiden. “Semuanya akan saya awasi langsung. Jangankan ratusan atau puluhan juta, Rp10.000 saya urus,” kata Jokowi.

Menurut dia, meskipun uangnya kecil tetap meresahan dan menjengkelkan. Kalau pungli kecil itu di dilakukan di semua pelabuhan, kantor pemerintahan, di jalan mulai dari Sabang sapai Merauke nilainya bisa sampai puluhan triliun. “Kami menyerahkan pungli dengan nilai besar ke KPK [Komisi Pemberantasan Korupsi]. Soal pungli nilai kecil urusan Presiden,” kata dia.

16 Oktober 2016

Harian Jogja

14. Revisi UU KPK (JUSUF KALLA)

JK mencontohkan terdapat 2 mantan pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang tersangkut kasus hukum.

"Dengan segala hormat, 2 Ketua KPK juga tersangkut hukum. Dan itu adakemungkinan salah juga kan, ya harus diawasi. Itu sangat penting dipahami juga. Kan normal saja di dunia ini selalu ada yang mengawasi kan," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (16/2/2016).

16 Februari 2016

Liputan 6

15. Pengawasan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan personel yang dimiliki Komisi Republika

Page 26: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

dana desa oleh KPK (JUSUF KALLA)

Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan cukup untuk mengawasi penggunaan dana desa.

"KPK itu orangnya ada berapa? Desa ada berapa? Kan tidak (mungkin) di daerah bisa cukup (mengawasi). Kalau KPK semua mengawasi, nanti tidak ada yang kerja di Jakarta," kata Wapres usai menghadiri Rakornas Pembangunan dan Pemberdayaan Desa, Senin (22/2).

Untuk melaksanakan dana pembangunan desa, Wapres mengatakan, diperlukan peningkatan kemampuan, inisiatif serta kemandirian dari para aparat desa. Kalla pun mengingatkan para kepala daerah bahwa dana desa tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian suatu desa dalam pembangunan. Sehingga, para kepala daerah diharapkan membuat peraturan yang tidak mempersulit pelaksanaan penggunaan dana tersebut.

22 Februari 201616. Kaitan korupsi

dan kekuasaan (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden Jusuf Kalla yakin korupsi dan kekuasaan selalu punya benang merah. Bagi Kalla, korupsi dan kekuasaan punya keterkaitan yangkuat, begitu erat.

"Sebenarnya kalau kita bicara korupsi, tentu korupsi itu ya bicara kekuasaan," ujar Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (22/4/2016).

Ia mengungkapkan, ada kekuatan dari kekuasaan yang selalu menjadi celah bagi seseorang untuk melakukan korupsi. Kewenangan, itu yang Kalla maksudkan.

Selama ini tutur Kalla, para pemegang kekuasaan kerap kali menggunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Di situ lah ucap dia, kewenangannya justru menjadi komoditas.

"Kalau Anda tidak punya kewenangan, ya Anda tidak bisa korup. Karena yang diperdagangkan ialah kewenangan," kata Wapres.

"Kalau wartawan mau korupsi, korupsi apa? Anda tidak punya kewenangan memutuskan orang mendapat apa, atau meringankan apa-apa," tuturnya.

22 April 2016

Kompas

17. Revisi UU KPK (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, poin-poin revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak perlu dikhawatirkan.

"Saya pikir itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan, contohnya soal pengawasan, kenapa harus khawatir kalau KPK ada pengawasnya?" kata Wapres Kalla di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan, semua lembaga negara memiliki pengawas untuk menjadikan kinerja lembaga tersebut berjalan sesuai dengan aturannya.

"Lagi pula pengawas itu melihat kebijakan, tidak ikut dalam kegiatan sehari-hari KPK (penyidikan dan pemeriksaan). Untuk apa khawatir,

Kompas

Page 27: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

sistem pengawasan itu harus diawasi supaya berjalan sesuai aturan," kataKalla.

Selain itu, terkait penerbitan surat perintah penghentian penyidikan (SP3), Wapres mengatakan, kewenangan tersebut sama seperti yang dimiliki lembaga penegak hukum lain.

"Kalau soal SP3, ya memang namanya manusia biasa, kalau tidak ada kesalahan kan pasti ada SP3-nya, dan hukum umum pun begitu," tambahnya.

Dia menegaskan bahwa revisi UU KPK itu tidak dimaksudkan untuk membuat lembaga antirasuah itu menjadi mundur atau melemah.

"Tidak ada hal, yang menurut saya, itu untuk melemahkan. Justru itu memperkuat posisi hukum, termasuk juga KPK, supaya ada dasar hukumnya dan masyarakat juga menjadi lebih jelas," katanya

12 Februari 201618. Menanggapi isu

mundurnya Ketua KPK jika revisi UU KPK dilanjutkan (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden Jusuf Kalla berkomentar terkait niat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo yang menyatakan akan berhenti dari jabatannya bila pemerintah dan DPR tetap merevisi Undang-Undang KPK."Sumpah seorang pejabat termasuk presiden dan gubernur, menteri antara lain ialah akan taat kepada konstitusi dan undang-undang," kata JK di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin, 22 Februari 2016.Saat ditanya apakah ketika mundur dari jabatan tersebut berarti melanggar sumpah jabatan, ia tak membenarkan. Ia hanya menegaskan seorang pejabat negara harus taat pada konstitusi dan UU."Saya hanya bacakan sumpah seorang pejabat. Saya tidak katakan (melanggar sumpah jabatan)," ujarnya menambahkan.

22 Februari 2016

Viva news

19. Pengawasan dana desa oleh KPK (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan personel yang dimiliki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan cukup untuk mengawasi penggunaan dana desa.

"KPK itu orangnya ada berapa? Desa ada berapa? Kan tidak (mungkin) di daerah bisa cukup (mengawasi). Kalau KPK semua mengawasi, nanti tidak ada yang kerja di Jakarta," kata Wapres usai menghadiri Rakornas Pembangunan dan Pemberdayaan Desa, Senin (22/2).

Untuk melaksanakan dana pembangunan desa, Wapres mengatakan, diperlukan peningkatan kemampuan, inisiatif serta kemandirian dari para aparat desa. Kalla pun mengingatkan para kepala daerah bahwa dana desa tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian suatu desa dalam pembangunan. Sehingga, para kepala daerah diharapkan membuat peraturan yang tidak mempersulit pelaksanaan penggunaan dana tersebut.

22 Februari 2016

Republika

20. Mahar Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melarang iuran caketum Golkar Detik

Page 28: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Umum Golkar (JUSUF KALLA)

senilai Rp 1 miliar untuk Munaslub. Mantan ketua umum Golkar sekaligus wakil Presiden RI Jusuf Kalla turut mengemukakan pandangannya soal ini.

"Saya belum tahu itu. Karena itulah sebenarnya formatnya salah, kalau kita menyumbang kepada panitia kan tidak ada soal," ujar Jusuf Kalla di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis, (5/5/2016).

Jika uang yang diberikan caketum kepada panitia berupa sumbangan, JK menilai itu sah-sah saja. JK menggarisbawahi tujuan dari iuran yang dibayarkan caketum seharusnya bukan sebagai syarat pendaftaran.

"Ya bukan mahar sebenarnya, ini kan sumbangan buat panitia. Bukan bahasanya diubah tujuannya yang diubah, bukan syarat orang untuk mendaftar tapi berpartisipasi dalam kepanitiaan. Ya bahwa semua orang bergotong royong untuk membantu panitia untuk penyelenggaraan, tidak ada salah kan kalau menyumbang," imbuhnya.

5 Mei 201621. Alasan kasus

korupsi semakin banyak terungkap walaupun tindakan tegas sudah diambil (JUSUF KALLA)

Indonesia punya aturan yang keras untuk menindak para pelaku korupsi.meskipun demikian, kata Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, aksi korupsi justru semakin banyak jumlahnya."Kalau selama ini kita mempunyai Undang-Undang lebih keras dan tindakan lebih keras, kenapa isu ataupun masalah koruspi makin besar," ujar Jusuf Kalla.Hal tersebut diungkapkan Jusuf Kalla saat memberikan sambutan di peluncuran buku "Sisi Lain Akuntabilitas KPK dan Lembaga Pegiat Antikorupsi Fakta dan Analisis" di hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (12/5/2016).Ia menyebutkan, ada sejumlah alasan yang membuat kasus korupsi justrusemakin banyak terungkap walaupun tindakan tegas sudah diambil.Diantaranya semakin besarnya anggaran pemerintah."Karena orang korupsi sebagian besar (yang dikorupsi) angaran dan kebijakan," katanya.Selain itu berkembangnya definisi korupsi juga membuat semakin banyakpelaku korupsi diamankan.Kata dia korupsi saat ini bukan hanya aksi merugikan uang negara untuk memperkaya diri sendiri.Selain itu semakin besarnya kewenangan pejabat di daerah, membuka kesempatan lebih besar lagi bagi para pejabat-pejabat di daerah untuk melakukan tindak rasuah."Dulu eksekutor ada di tingkat pusat, karena segala keputusan ada di Jakarta," katanya.

12 Mei 2016

Tribun

22. Reformasi peradilan (JUSUF KALLA)

Beberapa bulan belakangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap hakim di berbagai daerah karena diduga terlibat sejumlah kasus korupsi. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku sangat sedih melihat benteng terakhir pencari keadilan itu bisa dimasuki virus korupsi.

"Ya tentu menyedihkan memang kalau benteng hukum itu jebol juga," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (27/5/2016).

Liputan 6

Page 29: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Hukuman lebih tinggi kepada pejabat danpenegak hukum menurut Wapres bisa jadi cara untuk memberi efek jera. Tak hanya itu, reformasi internal berupa pengawasan yang baik juga harus ditingkatkan.

"Efektif, ya reformasi di bidang peradilan itu, pengawasannya juga harus kuat dan lebih baik lagi keterbukaan kepada masyarakat," ujar JK.

Di mata mantan Ketua Umum Golkar ini, kondisi yang ada memang terbilang mengkhawatirkan. Hanya saja, pemerintah dirasa belum perlu mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) sebagai langkah penyelamatan institusi para hakim.

JK menilai aturan pemberatan hukuman bagi para penegak hukum yang melanggar perlu diberlakukan. Namun, semua pertimbangan kembali ke hakim yang menangani perkara itu.

"Hakim itu menentukan bobot kesalahannya berdasarkan hukum ada maksimumnya. Kan selama ini tidak semua juga maksimum, ada minimum. Itu tergantung penilaian hakim, tidak perlu pakai Perppu karena itu sudah ada ketentuannya," pungkas JK.

27 Mei 201623. Suap penegak

hukum (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, tidak akan ada habisnya jika fokus penyelenggara negara hanya untuk mendapatkan uang yang lebih banyak secara terus-menerus. "Tunjangan, apa, macam-macam, mungkin tidak cukup, tapi kapan cukupnya? Persoalannya kan di situ, tidak pernah,karena kebutuhannya kan makin tinggi. Namun demikian kita semuanya harus mengawasinya. Paling penting, jangan diberi. Ini pasti yang berperkara yang bikin masalah karena pasti beberapa kali memberi kan, mencari jalan pintas," kata Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat 17 Juni 2016.

Kalla berpendapat, korupsi selalu berkaitan dengan buruknya mental. Selain itu juga ada masalah dengan sistem dan transparansi. Meski begitudia juga menilai orang bermental baik pun masih ada yang tergoda karena kesempatan. Itu sebabnya, sistem, transparansi, dan mental menurut Kalla harus dibenahi.

Menurut dia, orang sering mengatakan kemungkinan penyuapan penegak hukum terjadi karena pendapatan rendah. Sehingga sistem menaikkan tunjangan dan menghukum melakukan kesalahan (reward and punishment) juga sudah diterapkan. Namun, setelah tunjangan ditingkatkan pun, Kalla melihat tetap saja ada yang melakukan tindakan koruptif.

"Kita memang menyadari bukan hanya pengadilan tapi banyak sektor, karena itu puncaknya pemerintah bentuk KPK supaya lebih ampuh dengan segala macam kewenangan yang lebih tinggi dibanding yang lain.Tapi kan negara kita luas, tidak semua pasti bisa dipantau secara langsung seperti itu. Memang di pengadilan selalu kita jalankan karena itu pertahanan daripada seluruh penyelenggara hukum kan. Kalau itu bobol memang menyulitkan semuanya," katanya.

Kalla berharap, langkah-langkah tegas seperti penangkapan membuat

Pikiran Rakyat

Page 30: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

ada perubahan. Sehingga orang merasa ketakutan berbuat tindakan koruptif atau kesadaran untuk tidak berbuat curang. "Cuma itu saja yang kita harapkan sambil memperbaiki sistem keterbukaan dan kesadaran semuanya," katanya.

17 Juni 201624. Mafia peradilan

(fokus pembenahan panitera) (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, mengatakan, selama ini pemerintah sudah selalu berupaya agar lembaga peradilan di Indonesia bisa lebih baik.Namun kenyataannya masih saja ada panitera yang ditangkap."Titik simpulnya sepertinya di panitera. Pengaturan-pengaturannya sepertinya lebih bebas ke mana-mana," kataJusuf Kalla, di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (1/7/2016).Wakil Presiden berharap ke depannya panitera bisa lebih diperhatikan, agar kasus seperti yang menjerat Santoso dan Edy Nasution tidak terulang."Selama ini panitera sepertinya kurang diperhatikan, ternyata besar sekali perannya," kata Jusuf Kalla.Untuk memperbaiki hal tersebut, Jusuf Kalla mengatakan sistem di internal Mahkamah Agung (MA) perlu kembali dievaluasi.

3 Juli 2016

Tribun

25. Rencana penerbitan inpres anti kriminalisasi(JUSUF KALLA)

Rencana penerbitan inpres anti kriminalisasi berpotensi melemahkan upaya pemberantasan korupsi karena memberikan imunitas terhadap kepala daerah. Pernyataan Wapres Jusuf Kalla di Istana Wapres

"Kalau pemerintah membuat itu, tidak boleh menolak. Bagaimana caranya? Apa urusannya KPK bisa menolak keppres yang dikeluarkan pemerintah?"

7 Juli 2016

Kompas

26. Remisi pelaku korupsi (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan koruptor berhak mendapatkan remisi meskipun pidana korupsi termasuk kejahatan yang luar biasa. "Kalau pembunuh saja bisa mendapat remisi, kemudian koruptor tidak bisa diberikan reward padahal sudah disiplin, berkelakuan baik, tentu kami diskriminatif," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 12 Agustus 2016.

Menurut JK, tujuan pemberian remisi terhadap korupsi adalah agar terpidana memperlihatkan disiplin selama menjalani masa tahanan. Selainitu, sekaligus untuk memberi kesempatan kepada terpidana bertobat darisisi moral atau berkelakuan baik. "Itulah syarat pemberian remisi," kata dia.

JK mengatakan semua orang yang telah dihukum dan dipenjara, tentu memiliki sisi kemanusiaan. "Kami tidak membedakan lagi, walaupun tentu kami agak berat memberi remisi," kata JK.

12 Agustus 2016

Tempo

27. Pengawasan internal pemerintah (JUSUF KALLA)

Wakil Presiden Jusuf Kalla berpandangan banyaknya koruptor yang ditangkap saat ini bukanlah indikator keberhasilan terhadap pengawasan internal pemerintah. Sebaliknya, pengawasan dapat dikatakan berhasil apabila anggaran pemerintah tertib mengikuti program yang telah

Kata Data

Page 31: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

dicanangkan.

"Bukan dari korupsinya tapi bagaimana anggaran tertib dan efektif," kataKalla saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) 2016 di Gedung Badan Pengawasan Keuangandan Pembangunan (BPKP), Jakarta, Selasa (23/8). Pandangan itu disampaikan Kalla lantaran banyak kasus korupsi berawal dari hasil pengawasan auditor negara, seperti BPKP dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Kalla menunjukkan contoh lain pentingnya peran pengawas internal pemerintah. Tingkat keterisian rumah sakit yang menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengalami kenaikan hingga 50 persen, merupakan suatu kegagalan dalam penyediaan kesehatan. "Berhasil itu kalau orang berkurang ke rumah sakit, tandanya tidak ada yang sakit karena ada tindakan preventif," katanya.

23 Agustus 201628. Kasus E-KTP

(JUSUF KALLA)Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengakui bahwa proses pembuatan e-KTP masih diwarnai dengan masalah dan indikasinya sudah terendus sejak awal proyek tersebut digelontorkan pada 2011 lalu.

"Memang ada indikasi sejak awal e-KTP itukan bermasalah, karena itu adayang tersangkut, jadi karena itu sambil berjalan tentu penegak hukum juga akan meneliti ini kejadian," ujar Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (2/9/2016).

Berbagai permasalahan soal e-KTP saat ini, menurut Jusuf Kallabisa jadi berkaitan dengan kasus korupsi yang ditangani KPK.Menurutnya penyelidikan KPK itu harus terus dilakukan, sehingga selain bisa mengungkap siapa-siapa saja yang telah melakukan tindak pidana korupsi, juga bisa diketahui permasalahannya."Apa ada hubungannya dengan korupsi sehingga terjadi kekurangan-kekurangan, utang lah belum dibayar," ujarnya.Namun, bukan berarti pemerintah tidak berbuat apa-apa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

2 September 2016

Tribun

Page 32: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

LAMPIRAN IV

KOMPILASI PERNYATAAN JAKSA AGUNG/KAPOLRI

No Peristiwa Pernyataan dan Sikap Jaksa Agung/Kapolri Sumber2015

1. Pemindahan Jaksa Yudi Kristiana dari KPK (H.M PRASETYO)

Jaksa Agung Muhammad Prasetyomeminta publik untuk tidak terus berprasangka buruk terhadap kejaksaan, apalagi setelah pihaknya memindahkan jaksa Yudi Kristiana dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Prasetyo, penarikan Yudi dari KPK tidak ada hubungannya dengan kasus yang tengah ditangani.

"Janganlah kalian pikir negative thinking terus. Tidak ada kaitannya sama sekali," kata Prasetyo kepada wartawan, Selasa (17/11/2015).

Pemindahan tugas Yudi Kristiana dari KPK ke Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan, dikatakan Jaksa Agung, merupakan bagian dari promosi.

"Dipromosikan di Badan Diklat Kejagung sebab di sana dia bisa mentransfer ilmunya kepada para jaksa dan calon jaksa," kata Jaksa Agung.

17 November 2015

Kompas

2. Usulan Revisi UU KPK dari DPR (YASONNA LAOLY)

Rapat Badan Legislasi (Baleg) hari ini bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly memutuskan draf revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi, menjadi usulan Dewan Perwakilan Rakyat. Sedangkan draf RUU pengampunan pajak (tax amnesty), menjadi inisiatif pemerintah.

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly mengatakan, keputusan terkait dua usulan pembahasan tersebut, sudah sejalan dengan peraturan perundangan.

"Pemerintah setuju RUU Tax Amnesty menjadi inisiatif pemerintah, dan tentang Undang-undang KPK menjadi prakarsa DPR," kata Yasonna, dalam rapat Baleg di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (27/11).

27 November 2015

CNN

3. Pertemuan Jaksa Agung dan KomisionerICAC Hongkong(H.M PRASETYO)

Jaksa Agung H.M Prasetyo menyatakan jika Pemerintah menginginkan pemberantasan korupsi di Indonesia agar maksimal sepatutnya meniru apa yang dilakukan oleh Hong Kong.

Prasetyo menuturkan pertemuan bilateral antara Kejaksaan Agung dengan delegasi Commissioner Independent Commission of Anti Corruption (ICAC) Hong Kong hari ini, Kamis (17/3) di Gedung Kejaksaan Agung sekitar pukul 10.00 WIB dilangsungkan sebagai bentuk keinginan badan penegak hukum untuk memperbaiki sistem pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Pertemuan hari ini ya sebagai wadah untuk bertukar saran dan

CNN

Page 33: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

pengalaman seputar pemberantasan korupsi di Hong Kong dan Indonesiaantara komisi independen Hongkong dengan Kejaksaan," tutur Prasetyo seusai pertemuan bilateral tersebut dilaksanakan.

Prasetyo juga tidak menutupi kemungkinan jika ke depannya, Kejaksaan Agung dan ICAC akan menjalin kekerja sama seputar peningkatan pemberantasan korupsi di Indonesia

"Kesepakatan keduanya, ke depan kita ingin kerjasama dalam rangka tukar informasi dan sebaginya. Termasuk pelatihan-pelatihan karena nampaknya Indonesia perlu banyak belajar dari KPK Hong Kong," kata Prasetyo.

18 Maret 20164. OTT kasus suap

Jaksa di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta (H.M PRASETYO)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terkait kasus suap yang diduga melibatkan jaksa di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Dua jaksa dimintai keterangan oleh KPK danmasih berstatus saksi.

Jaksa Agung, HM. Prasetyo pun tidak mempersoalkan KPK memeriksa jaksa dalam kasus tersebut. Apabila memang jaksa terbukti terlibat dalam kasus tersebut maka terdapat konsekuensi yang harus diterima.

"Ada proses hukum dan ada konsekuensinya dong," ujar Prasetyo, di Kejaksaan Agung (Kejakgung), Jumat (1/4).

Ia pun menegaskan Kejaksaan Agung akan memeriksa jaksa yang diduga terlibat. Meski begitu, untuk saat ini, Prasetyo menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada KPK sebab, proses hukum keduanya berada di KPK.

"Sejauh diminta dukungan ya kita akan lakukan," kata Prasetyo.

1 April 2016

Republika

5. Penangkapan buronan BLBI, Samadikun Hartono (H.M PRASETYO)

Jaksa Agung HM Prasetyo menegaskan bahwa dengan penangkapan terhadap Samadikun Hartono, buronan kasus BLBI yang menghilang selama 13 tahun, membuktikan koruptor tak akan pernah bisa berkutik.

"Malam ini kita buktikan, tidak ada tempat yang aman bagi koruptor," ucap Prasetyo dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2016) malam.

Karena itu dia mengucapkan terima kasih kepada Badan Intelijen Negara (BIN) yang telah membawa pulang Samadikun Hartono, buronan kasus BLBI yang telah melarikan diri selama 13 tahun.

Pak Ka-BIN dan jajarannya yang telah berupaya menemukan Samadikun yang telah 13 tahun buron," ujar Prasetyo.

21 April 2016

Liputan 6

6. OTT Jaksa di Jawa Barat (H.M

Jaksa Agung HM Prasetyo menyatakan peristiwa operasi tangkap tangan(OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap dua oknum Jaksa diJawa Barat merupakan pukulan berat bagi institusi Kejaksaan yang

JPNN

Page 34: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

PRASETYO) sedang memperbaiki citranya. OTT tersebut menurut Prasetyo, terkaitkasus dugaaan korupsi BPJS di Pemerintah Kabupaten Subang, JawaBarat.

"Bupati terlibat dalam kasus itu, tapi ada indikasi sebuah usaha agarbupati tidak terlibat," kata Prasetyo, saat rapat dengar pendapat denganKomisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (21/4).

Dia jelaskan, kasus ditangani Polda Jawa Barat. Kejaksaan menurutPrasetyo, menerima berkas dari Polda. "Yang jadi pertanyaan, karenamenurut sejumlah sumber soal adanya uang pengganti. Itu tercium KPKmaka dilakukan OTT," ujarnya.

Jaksa Agung menegaskan, menceritakan hal tersebut tidak bermaksudapapun. "Tapi dari kedua Jaksa ini satu namanya Deviyanti, pernah tugasdi Pontianak dan Baturaja. Suaminya supir, dan dia sendiri menambahpenghasilannya sebagai tukang kue. Saat dia ditangkap lagi mau jualankue. Kasihan," ujar Prasetyo, dengan wajah sedih.

21 April 20167. Penangkapan

buronan Century, Hartawan Aluwi (H.M PRASETYO)

Tim pemburu koruptor kembali berhasil menangkap buronan koruptor perkara Bank Century, Hartawan Aluwi di Singapura.

"Hartawan Aluwi ditangkap oleh BIN," kata Jaksa Agung HM Prasetyo seusai pemulangan buronan koruptor BLBI Samadikun Hartono di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur, Kamis malam.

Hartawan Aluwi, tersangka yang terseret dalam kasus Bank Century dengan Kerugian Negara Rp.3,11 triliun.

21 April 2016

Antara

8. Putusan MK terkait jaksa tidak berhak mengajukan peninjauan kembali (H.M PRASETYO)

Mahkamah Konstitusi (MK) menegaskan jaksa tidak berhak mengajukan peninjauan kembali (PK). Putusan itu diketok atas permohonan istri koruptor Djoko S Tjandra, Anna Boentaran. Djoko hingga kini masih buron.

"MK yang membuat putusan bahwa jaksa tidak bisa mengajukan PK adalah langkah mundur dalam penegakkan hukum. Keputusan yang sungguh memprihatinkan dari sisi mencari keseimbangan dalam upaya mewujudkan kebenaran dan keadilan," kata Jaksa Agung HM Prasetyo dalam pesan pendek yang diterima detikcom, Senin (16/5/2016).

"Nampaknya MK saat ini lebih dikuasai pemikiran memberikan perlindungan berlebihan kepada pelaku tindak pidana dan kejahatan termasuk korupsi. Sementara melupakan adanya sisi lain pencari keadilan yaitu korban kejahatan. Dalam melaksanakan tugas penegakkan hukum, jaksa mewakili kepentingan korban, kepentingan masyarakat dan kepentingan negara," sambung Prasetyo.

Menurut Prasetyo, dalam tindak pidana korupsi yang dirugikan bukan hanya keuangan negara tetapi di dalamnya juga rakyat karena tindak

Detik

Page 35: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

pidana korupsi sebenarnyalah telah merampas hak kehidupan ekonomi dan sosial dari rakyat.

16 Mei 20169. Kasus suap

yang melibatkan Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Sudung Sitomorang dan Asisten Pidana Khusus, Tomo Sitepu (H.M PRASETYO)

Kejaksaan Agung (Kejagung) membantah melindungi Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Sudung Situmorang dan Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Tomo Sitepu dalam kasus dugaan suap PT Brantas Abipraya. Jaksa Agung HM Prasetyo mengyatakan tidak akan melindungi pihak yang salah.

"Melindungi apa? Tidak ada istilah melindungi. Kamu lihat bagaimana kasus yang di Jawa Barat itu. Saya perintahkan dari Jawa Tengah dijemput, serahkan kemari (KPK-red). Tidak ada istilah melindungi, yang salah ya salah ya, yang benar ya benar. Kita tidak akan melindungi yang salah. Tapi akan membela yang benar," kata HM Prasetyo usai buka bersama di Gedung KPK Jakarta, Kamis (23/06/2016).

Prasetyo melanjutkan, "Kasus suap itu ada yang aktif dan pasif. Adakalanya katakanlah, orang mau menyuap saya. Saya nggak tahu mau diapakan? Kan gitu persoalannya," imbuhnya.

23 Juni 2016

KBR

10.Dugaan keterlibatan Farizal dalam kasus suap impor gula Sumatera Barat(H.M PRASETYO)

Kejaksaan Agung (Kejagung) berjanji tidak menghambat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Barat (Sumbar), Farizal.

Pemeriksaan terkait dugaan keterlibatan Farizal dalam kasus suap impor gula yang menjerat Ketua DPD Irman Gusman. KPK dalam kasus tersebut menetapkan Irman Gusman sebagai tersangka.

"Instrumen pengawasan kita masih melakukan pemeriksaan-pemeriksaanterhadap yang berkaitan," ujar Jaksa Agung HM Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Dia mengatakan, pihaknya sejak kemarin sudah memanggil Farizal. Namun yang bersangkutan tidak hadir. Dia berharap hari ini Farizal memenuhi panggilan Kejagung.

Dia berjanji hasil penyelidikan dan keterangan yang diperoleh dari Farizal akan dikoordinasikan ke KPK. "Kami tidak menghalangi proses hukum di KPK. Kalau salah ya salah, benar ya dibela. Itu prinsip," tegasnya.

20 September 2016

Sindo

11. Agenda reformasi tubuh Polri (TITO KARNAVIAN)

Calon tunggal Kepala Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Tito Karnavian, akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat pada hari ini, Kamis 23 Juni 2016. Tito, yang saat ini menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, berjanji memberantas korupsi di tubuh Korps Tri Brata--sebutan bagi Polri--jika menjadi Kapolri.

"Saya harus memperbaiki citra Polri yang dikenal kotor," kata Tito di rumah dinasnya di Kompleks Polri Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu 22 Juni 2016. Pada Rabu siang hingga sore, Tito didampingi istrinya, Tri Suswati,

Tempo

Page 36: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

menjadi sahibulbait sejumlah anggota Komisi Hukum DPR yang ingin mencatat rekam jejak keluarganya.

Tito mengatakan telah menyiapkan 11 program untuk dipaparkan dalam ujian itu. Satu yang terpenting adalah reformasi internal Polri. Program ini akan dimulai dari pembenahan sistem rekrutmen yang lebih transparan serta sistem jenjang karier menggunakan rekam jejak dan penilaian kinerja. (Baca: Cerita Istri Tito, Derita Kapolri dan Tak Lagi Pakai Jins Sobek)

Untuk mencegah korupsi, dia berencana membuat peraturan Kapolri (perkap) tentang pembelian barang mewah oleh anggota Polri. Seluruh prosesnya, kata dia, harus dicantumkan dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). "Belinya di mana, sumber uangnya dari mana, dan nilainya berapa. Itu harus detail," kata Tito. Sanksi juga akan ia siapkan bagi anggota yang telat membuat LHKPN.

23 Juni 201612.Penindakan

kasus korupsi (TITO KARNAVIAN)

Calon Kapolri Komjen Tito Karnavian bertekad memberantas korupsi dan narkoba. Tito memiliki resep agar anggotanya tidak malas bergerak. "Mendorong penindakan-penindakan jaringan, salah satu triknya sama dengan kasus korupsi. Kita buat target. Setiap wilayah ada target," kata Tito dalam uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/6/2016). Tentu target itu memiliki kriteria masing-masing. Sehingga pengungkapankasus tidak menumpuk di satuan tingkat tertentu. "Berapa yang ditanganiMabes Polri, Polda dan Polres. Yang memenuhi target kita kasih reward. Yang enggak, ya minggir," ujarnya. Menurut Tito, peluang terciptanya kompetisi antarunit atau satuan perlu dimanfaatkan. Dengan adanya kompetisi ditambah reward dan punishment, semangat anggota atau satuan dapat meningkat. "Sistem target ini, maka mau enggak mau akan terjadi kompetisi. Target akan terpenuhi. Kalau tidak ada target, akan terjadi bussiness as ussual," katanya.

24 Juni 2016

Metro TV

13.Sanksi bagi polisi yang tidak melaporkan LHKPN (TITO KARNAVIAN)

Untuk mengatasi budaya prokoruptif dan perilaku humanis maka disarankan untuk meningkatkan penghasilan disamping itu Laporan HartaKekayaan Pejabat Negara (LHKPN) nantinya digunakan untuk memantau kondisi keuangan polisi tersebut sehingga terjadi korupsi.

"Contohnya tunjangan kinerja yang baru 57 persen, takehome pay anggota kecil mereka relatif rendah. Anggota polisi terendah hampir sama dengan upah minimum regional otomatis kita tanggung jawabnya besar. Kita harus berusaha perbaiki," kata Tito Karnavian.

Nantinya jika tidak ada yang melaporkan LHKPN maka akan dikenakan

Sindo

Page 37: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

sanksi internal secara bertahap supaya tidak terjadi goncangan internal karena berpotensi secara bersambungan.

"Tapi dukungan eksternal juga terutama perbaikan kesejahteraan mohon dukungan eksternal," kata Tito.

1 Juli 201614.Korupsi

sebagai masalah penghambat di tubuh Polri (TITO KARNAVIAN)

Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengatakan, saat ini dirinya memiliki tanggung jawab besar dalam menyelesaikan tiga masalah besar yang terdapat dalam tubuhPolri.

Tito menuturkan, ada serangkaian persoalan yang membuat tingkat kepercayaan masyarakat kepada polisi semakin menurun.

"Memang masih ada problema di tubuh Polri yaitu perilaku korup, kekerasan eksesif, dan sikap arogan yang menjadi perhatian saya sebagai Kapolri," ujar Tito saat menghadiri acara silaturahim Idul Fitri 1437 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Senin (18/7/2016).

"Itu tugas saya agar publik kembali percaya," kata dia.

18 Juli 2016

Kompas

15.Kunjungan Tito Karnavian ke KPK (TITO KARNAVIAN)

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia ingin bersilaturahmi dengan Pimpinan KPK.

Tito hadir di KPK bersama Wakil Kabareskrim, Irjen Arief Sulistyanto, dan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar.

"Saya ini kan baru menjabat satu bulan. Dari teman-teman KPK tadinya mau ke mabes para komisioner. Saya bilang kalau ke mabes sudah sering. Justru saya yang pengen ke sini," ujar Tito di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/8/2016).

Menurut dia, kunjungannya ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan kedua lembaga tersebut.

"Jadi sekarang ini dalam rangka untuk pererat lah hubungan sekaligus kerja sama. Kan kita sudah buat draf MoU. Itu menjadi bahan bahan juga untuk yang kita diskusikan nanti," tegas Tito.

Bukan hanya itu, dia juga akan berbicara dengan para penyidik KPK yang berasal dari Polri.

"Saya juga nanti diberikan kesempatan untuk berbicara kepada penyidik penyidik dari Polri. Karena mereka adalah anak saya juga," tandas Tito.

Dia pun menegaskan, hal ini sebagai tanda Polri selalu mendukung kinerja KPK. "Prinsipnya kita saling dukung antara Polri dan KPK. Kami siap mendukung langkah langkah KPK," tutup Tito.

19 Agustus 2016

Liputan 6

16.100 hari menjabat Tito Kini, setelah 100 hari menjabat, bagaimana perkembangannya? Wartawan

BBC

Page 38: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Karnavian (TITO KARNAVIAN)

BBC Indonesia, Mehulika Sitepu, mewawancarai Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta, hari Selasa (11/10) dan berikut petikannya.Apa perkembangan selama menjabat Kapolri?

Saya mendapat informasi dari beberapa survei, kepercayaan publik kepada Polri cenderung sudah meningkat -memang tidak pada papan atas, di papan menengah, tapi tidak di bawah seperti dulu.

Salah satu pendorongnya, menurut beberapa survei, karena figur, harapan yang tinggi kepada Kapolri. Kedua karena ada perbaikan kinerja, seperti pengungkapan kasus-kasus: terorisme, penyanderaan dan lain lain. Tapi ada yang belum berhasil sepenuhnya. Terutama perubahan kultur.Kultur artinya sikap arogansi, budaya yang masih korupsi, penggunaan kekerasan eksesif, ini masih ada. Karena paket-paket kebijakan yang saya buat masih sampai ke tingkat middle manager, belum sampai ke tingkat foot soldiers, rank and file, para pelaksana di lapangan, para bintara.Sehingga mereka belum menyadari bagaimana pentingnya public trust.

12 Oktober 201617.OTT pungli di

Kementerian Perhubungan (TITO KARNAVIAN)

Tim gabungan melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di loket pelayanan Direktorat Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Padahal, pengurusan surat dan pelayanan di Direktorat Perhubungan Laut telah berlaku secara daring sehingga tak ada pembayaran apapun di loket.

Ada dua buah loket di lantai enam yang disegel oleh Polisi. Di atas kaca loket tertulis kode SID, CBA, dan Safe Manning. Pada kaca pun tertempel stiker yang betuliskan tidak menerima tip kepada pegawai.

"Jadi tidak ada pembayaran apapun lagi, tapi yang terjadi adalah untuk mempercepat atau supaya tidak dipersulit mereka, maka disiapkan sejumlah uang," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai mendampingi Presiden Jokowi di Gedung Karya, Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).

12 Oktober 2016

Metro TV

18.Revisi UU KPK (YASONNA LAOLY)

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laolymengatakan ada empat isu penting dalam revisi UU KPK yang diusulkanoleh Fraksi PDI Perjuangan, NasDem, Golkar, PPP, Hanura, dan PKB.

"Ada empat isu penting dalam revisi UU KPK yakni penyidikan,penyadapan, dewan pengawas dan Surat Perintah PenghentianPenyidikan (SP-3)," kata Yasonna Laoly, sebelum rapat dengan Komisi IIIDPR, di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Rabu (3/2).

Empat isu tersebut lanjutnya, ada beberapa hal yang baik. "Dewanpengawas tetap perlu, SP3 juga demi hukum. Sebab, di antara tersangkaada yang stroke dan atau meninggal dunia tapi statusnya tetap

JPNN

Page 39: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

tersangka," ujar Yasonna.

3 Februari 201619.Revisi UU KPK

(YASONNA LAOLY)

Presiden Joko Widodo dan DPR sepakat menunda pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KomisiPemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengatakan, penundaan tersebut merupakan salah satu bentuk dari proses sosialisasi.

"RUU KPK itu kan ditunda pembahasannya. Supaya disosialisasikan dulu. Karena ada salah persepsi di masyarakat. Seolah-olah KPK ini akan kita kubur hidup-hidup. Ini kan tidak begitu," ujar Yasonna di Jakarta, Rabu (24/2/2016).

Dia mengungkapkan, sebenarnya hingga hari ini, pemerintah belum mendapatkan draf dari DPR terkait apa saja yang dijadikan pembahasan.

"Memang kami belum menerima konsep dari DPR, tapi Presiden mengatakan, sudahlah lakukan sosialisasi dulu ke masyarakat," ungkap politikus PDIP itu. Yasonna mengatakan tidak tahu sampai kapan revisi UU KPK akan ditunda.

24 Februari 2016

Liputan 6

20.Kemenkumhamtidak melibatkan KPKdalam pembahasan revisi PP No 99/2012 (YASONNA LAOLY)

Pimpinan KPK Laode M Syarif menyebut pihaknya tak dilibatkan dalam revisi PP Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Namun Menkum HAM Yasonna Laolymenegaskan semua pihak dilibatkan, termasuk KPK.

"Itu rapat inter-kementerian, ada KPK, jaksa, polisi ada semua draf setuju ada perbaikan prosedur tetap ada perbedaan antara napi biasa dengan napi teroris, ada prosedur jadi bentuknya TPP, tim penilai pengamat pemasyarakatan jadi di situ ada KPK, polisi, jaksa," kata Yasonna di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (11/8/2016).

Rencana revisi PP itu memunculkan kontroversi karena dianggap akan memudahkan napi koruptor untuk bebas. Tetapi Yasonna membantah hal tersebut karena korupsi tergolong kejahatan luar biasa.

"Ini kita harus koreksi, jangan kita biasakan buat sesuatu yang tak benar. Tetap koruptor itu memang, teroris, bandar narkoba punya perbedaan dalam hal remisi dan pembebasan bersyarat itu prinsip. Hanya yang datang ke publik enggak tahu masalahnya sudah heboh," sebut Yasonna.

"Wewenang saya adalah membuat pembinaan, membuat integrasi sosial, membuat rehabilitasi. Orang baik sembayang lima waktu semua baik, bahkan bisa untuk deradikalisasi masa enggak dikasih (remisi)? Yang benar saja. Sama dengan koruptor," pungkas Yasonna.

11 Agustus 2016

Detik

21.Remisi koruptor (YASONNA

Menkum HAM Yasonna Laoly ingin napi koruptor juga mendapat remisi. Politisi PDIP yang akrab disapa Laoly ini ingin ada keadilan bagi semua napi termasuk napi kasus korupsi.

Detik

Page 40: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

LAOLY)"Banyak juga dari mereka yang merasa terzolimi. Makanya sekarang sistem yang kita bangun. Konsepnya belum di setujui saja sudah langsung ribut," jelas Laoly di Badiklat Cinere, Depok, Jumat (12/8/2016).

Menurut dia, napi teroris saja yang masuk kategori extraordinary crime mendapatkan remisi dari Densus 88 bila berkelakuan baik. Kemenkum juga akan meminta pendapat jaksa bila napi itu dari kejaksaan dan KPK bila dari KPK. Dan bila dari KPK tidak memberikan persetujuan remisi tidakmenjadi soal.

"Sekarang saja teroris dapet remisi kok dari Densus setelah dinilai berkelakuan baik, dan membantu mengungkap jaringan yang beredar. Dan sekarang ada diskriminasi. Sama-sama koruptor, ada yang diproses melalui kejaksaan dan bisa, tetapi jika di KPK tidak bisa," jelas dia.

Soal remisi bagi napi koruptor menurutnya sudah dibahas bersama ahli dan kalangan kampus, serta institusi penegak hukum lainnya.

"Yang membahas ini ada KPK, polisi, jaksa, ahli. Semua konsep ini sudah diFGD-kan di seluruh RI melibatkan para pakar, kampus-kampus. Jadi nggak usah berdebat 'Pokok'e', itu nggak bener. Tidak ada UU yang sempurna, hanya kitab suci yang sempurna. Jadi jangan katakan kepada saya PP ini sempurna, dan PP ini bukan dibuat dengan emosi, bukan dengan ahli kriminologi, tetapi dengan ahli hukum tata negara," tutupnya.

12 Agustus 201622.Remisi Hari

Kemerdekaan ke 71 (YASONNA LAOLY)

Di Hari Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia, pemerintah memberikan remisi terhadap 82.015 narapidana di seluruh Indonesia. Jumlah ini terbagidalam dua remisi yakni remisi umum I sebanyak 78.487 narapidana dan remisi umum II sebanyak 3.528. Hal itu dikatakan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly usai memimpin upacara di kantor Kemenkumham, Rabu, 17 Agustus 2016.

"Yang dapat remisi umum II ini langsung bebas," kata Yasonna.

Jumlah 82.015 narapidana yang mendapat remisi ini berasal dari 131.954 narapidana yang selama ini mendekam di berbagai lembaga pemasyarakatan di Indonesia. Selain itu, masih ada lagi 67.426 tahanan yang tinggal di berbagai rumah tahanan di Indonesia.

"Tapi kalau yang dapat remisi ini hanya narapidana. Tahanan itu kan belum selesai proses hukumnya," ucapnya.

Seperti pemberian remisi di momen-momen lainnya, remisi kemerdekaan ke-71 RI pun didominasi oleh narapidana tindak pidana umum yang jumlahnya mencapai 68.633 narapidana. Sementara narapidana narkoba berada di urutan kedua terbanyak dengan jumlah 12.761 narapidana yang mendapat remisi.

"Selain itu ada juga kasus terorisme sebanyak 27 narapidana dan kasus korupsi sebanyak 128 narapidana. Mereka mendapat remisi karena telah memenuhi syarat seperti berkelakuan baik, ada perubahan prilaku, dan mengikuti program pembinaan. Itu sudah dikaji, enggak bisa seenaknya main tarik," ucapnya seraya menuturkan, mantan bendahara Partai

Pikiran Rakyat

Page 41: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

Demokrat yang tersandung sejumlah kasus korupsi, Muhammad Nazaruddin pun turut mendapat remisi.

"Saya enggak tahu detilnya (berapa remisinya), tapi dia dapat. Kan sudah memenuhi PP 99, tapi dia kan masih ada proses hukum yang lain. Oleh KPK dia kan dikasih justice collaborator, istrinya juga. Ya sudah," ucapnya.

17 Agustus 201623.Revisi PP

99/2012 (YASONNA LAOLY)

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan

rencana revisi Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat

dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Permasyarakatan bukan

untuk meringankan hukuman narapidana kasus korupsi. Menurut dia,

revisi dilakukan untuk perbaikan sistem peradilan.

"Orang-orang mikirnya seolah-olah kami mau meringankan koruptor. Cara

berpikirnya saya tak suka, seolah-olah mau bagi-bagi remisi," ucap

Yasonna di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan,

Jakarta, Senin, 22 Agustus 2016.

Kementerian Hukum berencana merevisi PP Nomor 99 Tahun 2012. Dalam

revisi itu, ada hal yang memudahkan koruptor mendapat remisi.

Kementerian beralasan, penjara sudah penuh, sehingga para kriminal itu

harus segera keluar.

Pemberian remisi untuk koruptor, ujar Yasonna, akan melibatkan KPK.

Sedangkan remisi untuk narapidana kasus terorisme akan melibatkan

rekomendasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Sedangkan

remisi untuk napi kasus narkoba akan melibatkan Badan Narkotika

Nasional. "Kami bahas orang ini layak tidak dapat remisi. Jadi tidak

sembunyi-sembunyi," tuturnya.

Sedangkan terkait dengan rencana penghapusan aturan terkait

dengan justice collaborator (JC) dari PP Nomor 99 Tahun 2012, Yasonna

mengatakan hal tersebut sudah sesuai dengan sistem peradilan. Rencana

ini sebelumnya dikritik banyak pihak, salah satunya Komisi

Pemberantasan Korupsi. "Jangan ubah sistem peradilan kita. Yang buat

PP 99 ini tidak mengerti soal peradilan. Tulis itu besar-besar," ucapnya.

22 Agustus 2016

Tempo

24.Biaya sosial Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly Berita Satu

Page 42: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

untuk koruptor (YASONNA LAOLY)

mengapresiasi usulan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membebankan biaya sosial terhadap terpidana kasus korupsi. Tetapi, menurutnya wacana tersebut akan terganjal pada tataran aturan karena belum ada peraturan yang mengatur hal itu.

Meskipun, Yasonna mengatakan bahwa usulan pembebanan biaya sosial tersebut bisa dijadikan alternatif hukuman untuk membuat jera para pelaku korupsi. Dengan catatan, dimatangkan dahulu terutama terkait dasar hukumnya.

"Yang penting kan harus ada dasar hukumnya. Kalau memang ada maksud begitu harus disiapkan payung hukumnya, Maksud dari pembebanan biaya sosial itu dalam bentuk apa? Apakah biaya sosialnya bekerja? Atau apa? Kalau dia (KPK) mau jadi dibuat begitu, dasar hukumnya apa? Kan harus dbuat," kata Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (16/9).

Hanya saja, Yasonna mengatakan akan lebih baik jika penegak hukum fokus mengejar Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang juga kerap dilakukan oleh pelaku tindak pidana korupsi. Apalagi, sudah ada dasar hukum bagi aparat penegak hukum untuk menindak para pelaku TPPU.

"Yang penting kan sebenarnya bukan pembebanan biaya sosial tetapi TPPU-nya dikejar karena koruptor kan mencari uang. Kalau uangnya ditarik semua, mau jadi apa dia. TPPU nya saja makanya harus betul-betul dan dikasih denda yang tinggi," ujar Yasonna.

16 September 201625.Remisi tindak

pidana korupsi ditunda (YASONNA LAOLY)

Kementerian Hukum dan HAM akhirnya mengalah terkait revisi Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly mengatakan remisi untuk terpidana korupsi tetap pada ketentuan yang lama yakni harus menjadi saksi pelaku yang bekerja sama (justice collaborator)."Kita cari jalan tengah. Bahwa remisi itu tetap penting, hanya sementara ini untuk tindak pidana korupsi itu ditunda," kata Yasonna di kantornya, Jakarta, Kamis (29/9/2016).

29 September 2016

Tribun

26.Deponering Abraham Samad dan Bambang Widjojanto (H.M PRASETYO)

Jaksa Agung HM Prasetyo memutuskan untuk mengesampingkan(deponering) dua perkara yang melibatkan mantan ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Dalam keterangan pers di Gedung Kejaksaan Agung Jakarta Kamis (3/3), Jaksa Agung HM Prasetyo menjelaskan, keputusan ini adalah hak prerogatif dirinya selaku Jaksa Agung."Saya sebagai Jaksa Agung menggunakan hak prerogatif yang diberikan oleh pasal 35 huruf C Undang-Undang No 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, untuk mengambil keputusan. Dan keputusan yang diambil Jaksa Agung adalah mengesampingkan (deponeering) perkara atas nama saudara Abraham Samad dan saudara Bambang Wijoyanto. Pengesampingan perkara dimaksud adalah demi

Voa Indonesia

Page 43: Catatan 2 tahun Jokowi-JK.pdf

kepentingan umum," ujar Prasetyo.3 Maret 2016