casereport trauma revisi.docx

34
Pengaruh Prosedur Pembuatan SIM Terutama Terkait dengan Tes Kesehatan Terhadap Insiden Kecelakaan Lalulintas di Kota Depok Abstrak Latar belakang: Tingginya angka kematian akibat kecelakaaan lalu lintas membuat organisasi kesehatan dunia ( World health orrganization/WHO) dan bank dunia mengeluarkan laporan berjudul World Report on Road Traffic Injury Prevention” sebagai bentuk perhatian khusus terhadap masalah kecelakaan lalulintas. Pada tahun 2020 diperkirakan kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan TBC serta peringkat kedua disability adjusted life years (DALYs). Kasus: Seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun mengalami kecelakaan lalulintas. Saat kecelakaan korban tidak mengenakan helmet sehingga korban menderita cedera kepala sedang. Kesimpulan: Faktor penyebab kecelakaan lalulintas tidak hanya karena dipengaruhi oleh faktor manusia (host), penyebab (agent) dan lingkungan (environment) namun juga berkaitan dengan kepemilikan surat ijin mengemudi yang dikeluarkan aparat tidak sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku. Banyaknya penyimpangan yang terjadi pada pembuatan SIM termasuk kealpaan pada saat melakukan tes kesehatan juga menjadi pemicu terjadinya kecelakaan lalulintas (RSA,2010). Latar belakang Pada era modern seperti sekarang ini alat transportasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung perkembangan alat transportasi secara pesat, sehingga menyebabkan laju

Transcript of casereport trauma revisi.docx

Page 1: casereport trauma revisi.docx

Pengaruh Prosedur Pembuatan SIM Terutama Terkait dengan Tes Kesehatan

Terhadap Insiden Kecelakaan Lalulintas di Kota Depok

Abstrak

Latar belakang: Tingginya angka kematian akibat kecelakaaan lalu lintas membuat

organisasi kesehatan dunia ( World health orrganization/WHO) dan bank dunia

mengeluarkan laporan berjudul “World Report on Road Traffic Injury Prevention” sebagai

bentuk perhatian khusus terhadap masalah kecelakaan lalulintas. Pada tahun 2020

diperkirakan kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian terbesar ketiga setelah

penyakit jantung dan TBC serta peringkat kedua disability adjusted life years (DALYs).

Kasus: Seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun mengalami kecelakaan lalulintas. Saat

kecelakaan korban tidak mengenakan helmet sehingga korban menderita cedera kepala

sedang.

Kesimpulan: Faktor penyebab kecelakaan lalulintas tidak hanya karena dipengaruhi oleh

faktor manusia (host), penyebab (agent) dan lingkungan (environment) namun juga berkaitan

dengan kepemilikan surat ijin mengemudi yang dikeluarkan aparat tidak sesuai dengan

syarat-syarat yang berlaku. Banyaknya penyimpangan yang terjadi pada pembuatan SIM

termasuk kealpaan pada saat melakukan tes kesehatan juga menjadi pemicu terjadinya

kecelakaan lalulintas (RSA,2010).

Latar belakang

Pada era modern seperti sekarang ini alat transportasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap

individu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung perkembangan alat

transportasi secara pesat, sehingga menyebabkan laju pertumbuhan kendaraan semakin

meningkat. Perkembangan kendaraan membawa dampak positif bagi pemenuhan dan

peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama sebagai alat mobilisasi memperlancar aktivitas.

Namun, hal ini juga diiringi dengan timbulnya dampak negatif yang tidak diinginkan seperti

meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas.

Salah satu permasalahan dalam transportasi adalah kecelakaan lalu lintas. Permasalahan ini

pada umumnya terjadi ketika sarana transportasi, baik dari segi jalan, kendaraan, dan sarana

pendukung lainnya belum mampu mengimbangi perkembangan yang ada di masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya

aktivitas pemenuhan kebutuhan yang tentunya meningkatkan pula kebutuhan akan alat

trasnportasi, baik itu yang pribadi maupun yang umum. Dengan kondisi angkutan umum

Page 2: casereport trauma revisi.docx

yang kurang memadai, masyarakat mengatasinya dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Pemakaian kendaraan pribadi ini di satu pihak akan menguntungkan, akan tetapi di pihak lain

akan menimbulkan masalah lalu lintas. Permasalahan lalu lintas yang dihadapi salah satunya

adalah kecelakaan lalu lintas (hubdat,2006).

Tingginya angka kematian akibat kecelakaaan lalu lintas membuat organisasi kesehatan dunia

( World health orrganization/WHO) dan bank dunia mengeluarkan laporan berjudul “World

Report on Road Traffic Injury Prevention” sebagai bentuk perhatian khusus terhadap masalah

kecelakaan lalulintas. Pada tahun 2020 diperkirakan kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab

kematian terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan depresi (WHO,2004).

Hingga saat ini kecelakaan jalan raya masih memegang predikat ”pembunuh” terbesar ketiga

di dunia, setelah penyakit jantung dan TBC. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan,

sepanjang tahun itu terjadi sedikitnya 57.726 kasus kecelakaan di jalan raya. Artinya, dalam

setiap 9,1 menit sekali terjadi satu kasus kecelakaan.

Dari jumlah tersebut, total korban meninggal dunia di lokasi mencapai 28 ribu orang. Itu

berarti, tiga jiwa melayang setiap tiga jam, atau setiap 20 menit ada satu nyawa yang hilang

di jalan raya. Jumlahnya bisa di atas itu, karena korban yang mengalami luka berat bisa

menjadi meninggal beberapa waktu kemudian saat dibawa ke rumah sakit atau setelah

mendapatkan perawatan (lantas,2009)

Kota depok merupakan kota baru yang berkembang menjadi kota metropolitan. Depok

berkembang sangat pesat dengan dipenuhi pusat pendidikan, area komersial dan pemukiman.

Tingkat mobilisasi penduduk kota depok termasik tinggi hal ini dikarenakan banyak

masyarakat yang bertempat tinggal didepok namun bekerja di jakarta. Kepadatan ini tidak

diimbangi dengan prasarana dan sarana jalan yang memadai, ini ditunjukkan dengan kondisi

jalan yang sempit dan banyak percabangan langsung dari jalan lokal menuju jalan-jalan

utama yang mengakibatkan banyak titik konflik antar pengguna jalan.

Sudah menjadi hal yang umum melihat keagresifan pengguna motor yang mengemudikan

sepeda motor dengan berpindah-pindah jalur dalam kecepatan tinggi, tidak mau memberi hak

pada pengguna jalan lain, cenderung emosi melihat pengendara lain dalam kecepatan tinggi

sehingga mencoba saling mendahului. Pada situasi tersebut sudah dapat dipastikan

pengendara motor menyumbang angka kecelakaan lalulintas yang signifikan dikota depok.

Bila dianalisa didapatkan faktor penyebab termasuk didalamnya kecacatan dalam pembuatan

Page 3: casereport trauma revisi.docx

surat ijin mengemudi yang didapatkan dengan cara yang tidak sesuai dengan peraturan yang

ada (RSA,2010).

Presentasi kasus

A, 16 tahun seorang remaja pria dibawa keluargany ke UGD bhakti yuda karena mengalami

kecelakaan motor. Motor pasien bersinggungan dengan sebuah mobil saat pasien sedang

ingin berangkat kesekolah bersama teman-temannya. Saat kecelakaan pasien tidak

menggunakan helmet. Sebelum dibawa kerumah sakit pasien terlebih dahulu dibawa teman-

temannya ke rumah. Menurut ibu pasien, pasien telah mengalami muntah-muntah sebanyak 4

kali. Keadaan pasien:

kesadaran: Somnolen

GCS:13

Motorik syaraf: baik

Amnesia antegard (+)

Luka memar dan robek di sebelah kanan wajah pasien

Saat tiba dirumah sakit, lika pasien langsung dibersihkan menggunakan Nacl dan di beri

antiseptik. Setelah itu luka pasien dijahit. Dr. Saraf yang memeriksa pasien meminta

dilakukan pemeriksaan ct-scan terhadap pasien.

Diskusi

Kecelakaan di jalan, tidak hanya mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Di sisi lain,

juga menimbulkan kerugian ekonomi (economic lost) yang cukup besar akibat efek domino

yang ditimbulkan. Pada 2008, paparnya, Polri mencatat sebanyak 94.924 kasus kecelakaan

terjadi di Indonesia. Banyaknya korban tewas yang ditimbulkan mencapai 19 ribu orang

lebih. Sedangkan korban luka berat mencapai angka 22 ribu, dan korban luka ringan

sebanyak 53 ribu orang.

Jika dihitung dari pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia tahun itu, kerugian

ekonominya mencapai Rp 81 triliun lebih. Jumlah tersebut meliputi perhitungan potensi

kehilangan pendapatan para korban kecelakaan, perbaikan fasilitas infrastruktur yang rusak

akibat kecelakaan, rusaknya sarana transportasi yang terlibat kecelakaan, serta unsur lainnya.

Page 4: casereport trauma revisi.docx

Badan kesehatan dunia WHO mencatat, hingga saat ini lebih dari 1,2 juta nyawa hilang di

jalan raya dalam setahun, dan sebanyak 50 juta orang lainnya menderita luka berat. Dari

seluruh kasus kecelakaan yang ada, 90 persen di antaranya terjadi di negara-negara

berkembang seperti Indonesia. Kerugian materiil yang ditimbulkan mencapai sekitar 3 persen

dari PDB tiap-tiap negara.

Kondisi inilah yang memicu PBB untuk mengeluarkan resolusi dengan membentuk Global

Road Safety Partnership (GRSP) di bawah pengawasan WHO pada 2006 silam, dengan

tujuan utama menekan angka kecelakaan dan tingkat fatalitas yang ditimbulkan terhadap

korban-korbannya. PBB meminta negara-negara anggotanya untuk membuat kebijakan-

kebijakan strategis baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk meminimalisasi jumlah

maupun akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan jalan raya.

Di Indonesia, Pemerintah menunjukkan komitmennya dengan membentuk jejaring organisasi

yang sama pada 2007 dengan nama Global Road Safety Partnership Indonesia atau yang

disingkat GRSPI. Namun di Indonesia menggunakan falsafah sendiri, dengan memanjangkan

GRSP menjadi Gotong Royong Selamatkan Pengguna Jalan.

Program ini terfokus pada penyadaran akan pentingnya keselamatan di jalan raya kepada

masyarakat. Karena sebagaimana dirilis WHO, dari seluruh kecelakaan yang terjadi di jalan

raya, faktor kelalaian manusia (human error) memiliki kontribusi paling tinggi. Yaitu

mencapai antara 80-90 persen dibandingkan faktor ketidaklaikan sarana kendaraan yang

berkisar antara 5-10 persen, maupun akibat kerusakan infrastruktur jalan (10-20 persen).

Ada etika yang tererosi di masyarakat, yaitu etika berkendara dengan tertib dan menaati

peraturan serta menghindari pelanggaran-pelanggaran. Pemerintah, jelasnya, tidak hanya

berupaya menurunkan angka kecelakaan dan fatalitas korban melalui kampanye. Upaya nyata

lain dengan melibatkan banyak lembaga pemerintahan juga dilakukan, seperti memperbaiki

fasilitas infrastruktur, sistem pelayanan transportasi, hingga menyiapkan regulasi

(POLRI,2008)

Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas

Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41, 42, 43 dan 44

Page 5: casereport trauma revisi.docx

Tahun 1993 (dikutip dari halaman 174 pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

43 Tentang Prasarana Lalu Lintas), kecelakaan lalu lintas adalah : suatu peristiwa di jalan

yang tidak ada disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraaan atau pemakai

jalan lainnya, mengakibatkan korban jiwa atau kerugian lainnya.

Di dalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Korban meninggal

Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai akibat

kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama tiga hari setelah kecelakaan

tersebut.

2. Korban luka berat

Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau

dirawat dalam jangka waktu lebih dari tiga puluh hari sejak terjadinya kecelakaan.

3. Korban luka ringan

Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban

meninggal dan korban luka berat.

(Repositori-USU,2009)

Insidensi Kecelakaan Lalu lintas dikota depok

Berdasarkan data Satlantas Polres Depok menyebutkan kasus kecelakaan lalu lintas yang

terjadi sebelum dilakukan operasi simpatik jaya sejak 7-27 Maret sebanyak 34 kasus

lakalantas. Dengan rincian korban meninggal dunia tujuh orang, luka berat 25 orang, dan luka

ringan 23 orang, dengan total korban sebanyak 55 orang. Sedangkan setelah digelarnya

Operasi Simpatik Jaya 2011 sejak 28 Maret hingga 17 April 2011 jumlah kasus kecelakan

menurun menjadi 29 kasus, dengan korban meninggal enam orang, luka berat 21 orang, luka

ringan 14 orang. “Total korban laka lantas sebanyak 40 orang”(Polres-Depok,2011).

Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas

Pada umumnya kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh kombinasi beberapa faktor pendukung

antara lain, yaitu :

1. Faktor Manusia

Pelanggaran atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti ugal-ugalan,

pengemudi dalam kondisi tidak sadar atau terpengaruh alkohol, karena pejalan kaki,

seperti menyeberang jalan tidak hati-hati.

Page 6: casereport trauma revisi.docx

2. Faktor Kendaraan

Kendaraan yang digunakan tidak memenuhi standar kendaraan yang baik seperti

tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan, tanpa lampu tangan tanda berbahaya.

3. Faktor Jalan

Jalan yang dilalui kendaraan kurang baik seperti kurangnya lebar badan jalan

sehingga kendaraan melewati jalur lawan, jalan licin.

4. Faktor cuaca

Cuaca yang buruk seperti hujan, kabut dan angin kencang.

Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa kecelakaan lalu-lintas merupakan wujud kegagalan

dalam interaksi perjalanan dari pengemudi, pejalan kaki, kendaraan, jalan dan cuaca

(repositori-USU,2009).

Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor

Bagaimanapun juga berkendara sepeda motor membawa keuntungan rendah biaya, dapat

berpergian secara mandiri, selaku pengendara yang memiliki izin anda harus berbagi jalan

dengan pengguna lain dan mematuhi hukum lalu lintas yang berlaku di Indonesia.

Berkendara dengan aman sangatlah penting bagi semua pengguna jalan, tetapi lebih penting

lagi bagi pengendara sepeda motor karena dalam kecelakaan mereka kerentanan yang lebih

besar daripada pengendara kendaraan lainnya. Kecelakaan yang melibatkan sepedamotor

Indonesia pada 2004,pengendara sepeda motor terlibat 54,8%.

Mengendarai sepeda motor membutuhkan keterampilan yang memerlukan latihan selama

bertahun-tahun dan praktek dengan menggunakan teknik berkendara yang tepat. Pengendara

pemula memiliki peluang tiga kali lebih besar dalam terlibat kecelakaan daripada pengendara

yang telah mahir. Lebih dari 27,1% kecelakaan pada tahun 2004 melibatkan anak muda dan

pengendara pemula dengan usia antara 16-25 tahun.

SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) SEPEDA MOTOR

Untuk dapat mengemudikan kendaraan bermotor di jalan, Anda harus memiliki SIM yang

syah untuk golongan kendaraan yang akan digunakan. SIM yang harus dimiliki oleh

pengendara sepeda motor adalah SIM C atau D, yang dapat diperoleh apabila anda telah

berumur 17 tahun.

Page 7: casereport trauma revisi.docx

Cara memperoleh SIM :

Menyerahkan permohonan tertulis kepada petugas POLRI.

Dapat membaca dan menulis huruf latin.

Sehat Jasmani dan Rohani.

Memiliki ketrampilan mengemudikan kendaraan bermotor.

Lulus ujian Teori dan Praktek.

Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan

teknik dasar kendaraan bermotor.

Pengunaan SIM :

1. SIM berlaku 5 tahun.

2. SIM berlaku di seluruh Indonesia.

3. SIM C untuk mengemudi sepeda motor kecepatan lebih dari 40 km/jam

4. SIM D untuk mengemudi sepeda motor kecepatan kurang dari lebih dari 40 km/jam

Anda lebih baik baik bersiap untuk mendapatkan izin berkendara sepeda motor jika anda

telah mengikuti kursus/pelatihan berkendara. Pelatihan akan mengembangkan ketrampilan

anda dan menyiapkan anda untuk menghadapi tes mendapatkan SIM sepeda motor. Pelatihan

dapat meningkatkan keselamatan karena anda akan dilatih pentingnya ketrampilan

mengerem, membelok, berkendara di sekitar lingkaran dan berbagai kondisi jalan.

Pengendara harus mematuhi hukum yang sama dengan pengemudi mobil. Hukum jalan raya

tercantum Undang-undang No.14 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Anda harus

mengetahui kententuan dalam undang-undang tersebut antara lain adalah:

Setiap pengendara sepeda motor di jalan harus memiliki Surat Izin Mengemudi untuk sepeda

motor yang mampu mengemudikan kendaraannya dengan wajar.

1. Pengendara sepeda motor wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki.

2. Mengetahui tata cara berlalu lintas di jalan. Sepeda motor hanya diperuntukkan hanya

untuk dua orang.

3. Sepeda motor yang digunakan dijalan memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

4. Pengemudi dan penumpang wajib menggunakan helm yang telah direkomendasikan

keselamatannya dan terpasang dengan benar.

Page 8: casereport trauma revisi.docx

SIM (Surat Izin Mengemudi atau Drive License) Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009,

adalah merupakan bukti registrasi administrasi dan identifikasi yang diberikan oleh

Kepolisian Repubklik Indonesia (Polri) kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan

administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil

mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor

di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang

dikemudikan. Peraturan perundang-undangan terbaru adalah Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 yang menggantikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992. UU No. 14 Tahun

1992 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, tetapi Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 1993 yang menjelaskan UU No. 14 Tahun 1992 dinyatakan tetap berlaku sepanjang

tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009.

Menurut peraturan tersebut (Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009), Jenis SIM dibagi atas

2 kelompok :

Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor perseorangan

Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum

1. Golongan SIM perseorangan (Golongan SIM berdasarkan Pasal 80 UU No. 22

Tahun 2009)

SIM A, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan

dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg. Termasuk

jenis Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia

SIM B1, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan

dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg

SIM B2, untuk mengemudikan Kendaraan alat berat, Kendaraan penarik, atau

Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan

perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau

gandengan lebih dari 1.000 kg.

SIM C, untuk mengemudikan Sepeda Motor.

SIM D, untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat.

2. Golongan SIM Umum (Golongan SIM Umum berdasarkan Pasal 82 UU No. 22

Tahun 2009)

SIM A Umum, untuk mengemudikan kendaraan bermotor umum dan barang

dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg. Termasuk

Page 9: casereport trauma revisi.docx

jenis Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia yang dijadikan mobil umum

ber-plat warna kuning.

SIM B1 Umum, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang umum

dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.

SIM B2 Umum, untuk mengemudikan Kendaraan penarik atau Kendaraan

Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan dengan berat yang

diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 kg.

Persyaratan Permohonan SIM perseorangan

Persyaratan pemohon SIM perseorangan berdasarkan Pasal 81 ayat (2), (3), (4), dan (5) UU

No. 22 Tahun 2009

1. Usia

o 17 tahun untuk SIM C dan D

o 17 tahun untuk SIM A

o 20 tahun untuk SIM B1

o 21 tahun untuk SIM B2

2. Administratif

o memiliki Kartu Tanda Penduduk

o mengisi formulir permohonan

o rumusan sidik jari

3. Kesehatan

o sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter

o sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis

4. Lulus ujian

o ujian teori

o ujian praktek dan/atau

o ujian ketrampilan melalui simulator

Syarat tambahan berdasarkan Pasal 81 ayat (6) UU No. 22 Tahun 2009 bagi setiap

Pengemudi Kendaraan Bermotor yang akan mengajukan permohonan:

- Surat Izin Mengemudi B1 harus memiliki SIM A sekurang-kurangnya 12 (dua belas)

bulan; dan

Page 10: casereport trauma revisi.docx

- Surat Izin Mengemudi B2 harus memiliki SIM B1 sekurang-kurangnya 12 (dua belas)

bulan

Persyaratan Permohonan SIM Umum

Persyaratan permohonan SIM Umum berdasarkan Pasal 83 ayat (1), (2), dan (3) UU

No. 22 Tahun 2009:

1. Persyaratan Usia

o SIM A Umum 20 tahun

o SIM B1 Umum 22 tahun

o SIM B2 Umum 23 tahun

2. Persyaratan Khusus

o Lulus Ujian Teori

o Lulus Ujian Praktik

Syarat tambahan berdasarkan Pasal 8 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009:

- Permohonan SIM A Umum harus memiliki SIM A sekurang-kurangnya 12 bulan

- Permohonan SIM B1 Umum harus memiliki SIM B1 atau SIM A Umum sekurang-

kurangnya 12 bulan

- Permohonan SIM B2 Umum harus memiliki SIM B2 atau SIMB1 Umum sekurang-

kurangnya 12 bulan

Ketentuan Pidana :

Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak dapat

menunjukkan Surat Izin Mengemudi yang sah Kendaraan Bermotor yang

dikemudikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf b dipidana

dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan dan/atau denda paling banyak

Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) (Pasal 288 ayat (2) UU No.22 Tahun

2009).

Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak memiliki

Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) dipidana

dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) (Pasal 281 UU No.22 Tahun 2009).

Page 11: casereport trauma revisi.docx

Secara umum berikut ini adalah prosedur umum yang harus dijalani seorang pembuat SIM :

1. Tes Kesehatan

Tes kesehatan dimulai dengan membeli formulir tes kesehatan dan

pemeriksaan KTP. Biasanya yang dites hanya mata saja untuk mengetahui

mata kita rabun minus atau tidak. Apabila lulus anda dapat melangkah ke

babak selanjutnya, namun jika gagal maka anda tidak dapat mengikuti tahapan

berikutnya.

2. Membeli dan Mengisi Formulir Pendaftaran

Harga formulir pendaftaran berbeda antara SIM baru dan perpanjang SIM.

Untuk SIM baru biasanya berharga lebih mahal. Sebelum membeli formulir

anda diharuskan membeli asuransi. Setelah diisi dengan baik dan benar anda

harus menyerahkan berkas yang sudah lengkap tadi ke loket pendaftaran.

3. Ujian Teori Mengemudi Kendaraan Bermotor

Page 12: casereport trauma revisi.docx

Yang wajib anda persiapkan di sini adalah alat tulis minimal bolpen dan pensil

2B untuk komputer. Alat tulis penunjang tambahan seperti penghapus pensil,

tipex, rautan dan lain sebagainya boleh anda bawa untuk jaga-jaga. Materi soal

yang diujikan pada ujian SIM biasanya adalah mengenai rambu-rambu lalu-

lintas, prioritas jalan di persimpangan, pengetahuan dasar kendaraan, dan lain

sebagainya. Setelah ujian selesai tunggu hasil ujian dibagikan. Apabila lulus

maka anda dapat melanjutkan ke ujian praktek, sedangkan bagi yang tidak

lulus dapat mengulang di hari lain sesuai jadwal.

4. Ujian Praktek Mengemudi Kendaraan Bermotor

Ujian praktek adalah ujian membawa kendaraan bermotor yang akan anda

buat izinnya. Tingkat kesulitan biasanya disesuaikan dengan mood petugas

yang memberi tes anda. Jika anda lulus tes lapangan maka anda berhak

mendapat SIM / Surat Izin Mengemudi dari Kepolisian.

5. Membuat dan Mengambil Kartu SIM / Surat Izin Mengemudi

Setelah lulus semua ujian maka anda harus membuat foto, tanda tangan, dan

sidik jari digital. Semua hal tersebut dilakukan di tempat anda membuat SIM

secara langsung. Jangan lupa ngaca dulu agar foto anda tidak berantakan

rambutnya. Setelah membuat data djital maka anda tinggal menunggu sim

diprint dan di bagikan. Selamat mengurus SIM (TMC-POLRI,2011).

Tes kesehatan pada pembuatan Surat Ijin Mengemudi

Persyaratan utama dari penilaian medis Pembuatan SIM di Indonesia

Tes kesehatan yang dilakukan biasanya hanya meliputi tes visus (tajam pengelihatan) ,

tekanan darah, tinggi badang, berat badan dan golongan darah. Bagi para pengguna

kendaraan bermotor di Indonesia mengurus surat izin mengemudi (SIM) tampaknya menjadi

hal yang tak mudah. Mulai dari mengisi formulir, pemeriksaan kesehatan, hingga

pemeriksaan penglihatan.

Persyaratan utama dari penilaian medis Pembuatan SIM di Amerika

Mengurus SIM di kota New York Amerika serikat, di mana Department of Motor Vehicle

menghilangkan tes penglihatan atau tes mata dari rangkaian perpanjangan SIM. Hal ini

dilakukan oleh DMV guna memperbaiki pelayanan masyarakat dalam memperpanjang SIM.

Page 13: casereport trauma revisi.docx

DMV menjelaskan bahwa tes mata telah dihilangkan dari proses pembuatan SIM. Ini bukan

pertama kalinya DMV mengeliminasi tes mata pada saat perpanjangan SIM, pada tahun 1993

sampai 2000 DMV juga pernah mengeliminasi tes mata.

Perubahan ini membuat para pengendara dapat menyatakan dengan sendirinya bahwa

penglihatan diri mereka baik.

New York bukanlah satu-satunya kota yang tidak membutuhkan tes penglihatan mata untuk

memperpanjang SIM, sebab masih ada beberapa kota lagi di AS yang menerapkan kebijakan

itu. Sayangnya kebijakan ini cenderung tidak konsisten.

Contohnya saja Maryland, yang mewajibkan para pengendara yang berumur lebih dari 40

tahun mengikuti tes penglihatan. Sedangkan Oregon mengadakan tes penglihatan hanya bagi

pengendara berumur 50 tahun ke atas. Di Virginia tes kesehatan hanya apabila berumur 80

tahun ke atas.

Bagi para calon pemilik SIM tetap diharuskan mengikuti tes penglihatan untuk mendapatkan

SIM, di mana penghapusan tes penglihatan ini hanya dihilangkan bagi orang yang ingin

memperpanjang SIM.

Pengalaman New York, menurut laporan itu. dalam menghapus tes penglihatan tampaknya

bukan ide yang bagus, di mana populasi dari para pengendara kendaran bermotor makin lama

makin bertambah. Proses untuk mempercepat dalam memperpanjang SIM harus memikirkan

dampak terhadap faktor keselamatan para pengendara kendaraan bermotor (DMV,2000).

Persyaratan utama dari penilaian medis Pembuatan SIM di Irlandia

Persyaratan utama dari penilaian medis untuk keperluan permohonan pembuatan surat izin

mengemudi (SIM) yang pertama kali diwajibkan:

A. Menjalani tes penglihatan jika pembuatan SIM yang berkaitan dengan kendaraan di

Grup 1, dan

B. Menjalani pemeriksaan medis lengkap jika pembuatan SIM yang berkaitan dengan

kendaraan di Grup 2.

Tes penglihatan dapat dilakukan oleh seorang praktisi medis yang terdaftar atau oleh

ophthalmic optician, yaitu orang yang namanya masuk dalam daftar umum praktisi medis,

daftar ophthalmic optician , di Irlandia. Pemeriksaan medis yang dapat dilakukan oleh

Page 14: casereport trauma revisi.docx

seorang praktisi medis yang terdaftar saja. Hasil pemeriksaan yang diberikan oleh ophthalmic

optician atau dokter, harus disampaikan oleh pemohon kepada otoritas perizinan bersamaan

dengan persyaratan lainnya untuk pembuatan SIM.

Seorang pemohon pembuatan SIM juga perlu untuk memberikan laporan medis pada keadaan

tertentu misalnya di mana ia berusia lebih dari 70 tahun atau menderita salah satu penyakit

atau cacat yang memerlukan laporan medis. Formulir yang ditetapkan tersedia dari kantor

pajak kendaraan. Untuk penyediaan laporan medis (band. D. 501) dan laporan penglihatan

(band. D. 502).

Seseorang yang ketergantungan pada zat-zat psikotropika atau menderita aritmia kronik yang

mengakibatkan hilangnya kesadaran akan didiskualifikasi, sehingga tidak dapat mengajukan

permohonan pembuatan SIM atau memiliki SIM tersebut.

Tujuannya adalah untuk menjaga pengendara terkena dampak yang serius dari kecelakaan

lalu lintas. Aspek dan standar kebugaran fisik dan mental dalam hal ini dapat memberikan

kontribusi yang signifikan untuk keselamatan di jalan.

Pengelompokan kategori kendaraan:

Kelompok 1

Kategori A, A1, B, EB, yaitu M atau W sepeda motor, mobil dan traktor (dengan atau

tanpa trailer)

Kelompok 2

Kategori C, C1, D, D1, EC, EC1, ED atau ED1 yaitu truk dan bus (dengan atau tanpa

sebuah trailer)

Kendaraan di Grup 2 yang dianggap sebagai kendaraan yang memiliki resiko tinggi dan

membutuhkan standar yang lebih tinggi baik fisik maupun mental pengemudi.

Jika pada pemeriksaan medis terbukti bahwa pasien menderita penyakit progresif atau

kondisi lain yang kemungkinan memburuk dan mempengaruhi kemampuannya untuk

mengemudi,maka laporan medis harus meninjau keadaan pasien misalnya setelah periode

yang tepat 10 tahun, 3 tahun, 1 tahun.

TABLE

Categories of Vehicles/Minimum Age of Driver

Category Minimum Age Vehicle

Page 15: casereport trauma revisi.docx

A1 16

Motorcycles with an engine

size of 51-125 cc

and/or a speed capability

over 45 km/h, and with a

power rating not exceeding

11 kW, with or

without sidecar

A 18 Motorcycles with or without

sidecar

B 17

Vehicles with passenger

accommodation for not more

than 8 persons and with a

design g.v.w. not exceeding

3,500 kg

C1 18

Vehicles with passenger

accommodation for not

more than 8 persons with a

design g.v.w over 3,500 kg

but not over 7,500 kg

C 18

Vehicles with passenger

accommodation for not more

than 8 persons and with a

design g.v.w over 3,500 kg

D1 21

Vehicles with passenger

accommodation for more

than 8 persons but not more

than 16 persons

D 21

Vehicles with passenger

accommodation for more

than 8 persons

EB 17

Vehicles in category B with a

trailer attached

Vehicles in category C1 with

Page 16: casereport trauma revisi.docx

EC 18

a trailer attached- the

combination must not exceed

12,000 kg EC 18 Vehicles in

category C with a trailer

attached

ED1 21

Vehicles in category D1 with

a trailer attached the

combination must not exceed

12,000 kg

ED 21 Vehicles in category D with a

trailer attached

M 16

Two-wheeled vehicles with

an engine size not

exceeding 50 cc and/or a

speed capability not

more than 45 km/h.

W 16

Work vehicles and land

tractors, with or without a

trailer attached.

“Passenger accommodation” means seating accommodation for passengers in addition to the

driver.

“Design g.v.w.” means design gross vehicle weight (i.e. design laden weight).

Manufacturers generally refer to it as gross vehicle weight (g.v.w.) and it is usually displayed

on a metal plate attached to the vehicle by the manufacturer

Mengemudi lebih nyaman dan aman jika semua kondisi medis berada di bawah kontrol

optimal. Kebugaran fisik dan mental seseorang untuk mengendarai kendaraan harus dinilai

dengan mengacu pada standar berikut:

Pengelihatan

Pemeriksaan ketajaman pengelihatan merupakan langkah penting yang diambil untuk

mencegah orang dengan gangguan serius dalam penglihatan sentral mengemudikan

kendaraannya. Dampak positif dari Pemeriksaan ketajaman pengelihatan adalah menjamin

bahwa tanda-tanda petunjuk arah ataupun rambu-rambu lalulintas yang penting mampu untuk

Page 17: casereport trauma revisi.docx

dibaca . Kontras sensitivitas mengacu pada jumlah kontras yang dibutuhkan seseorang untuk

mendeteksi atau mengidentifikasi suatu obyek atau pola. Seseorang yang memiliki

sensitivitas kontras rendah memerlukan kontras yang lebih tinggi untuk melihat benda-benda

atau pola dari pada seseorang yang memiliki sensitivitas kontras yang baik. Penurunan

sensitivitas kontras didapatkan misalnya pada kondisi Katarak, Degenerasi makula, retinopati

diabetik, cedera otak Stroke, Trauma atau Tumor, Diplopia dan Kesalahan bias yang belum

dikoreksi. Lapang pandang berkaitan dalam hal sudut pandang. Untuk dewasa dengan

penglihatan normal, ketika kedua matanya terbuka, lapang pandang memanjang horizontal

sekitar 180 ° sampai 200 ° dari sudut pandangnya dan vertikal sekitar 100 °. Lapang pandang

biasanya dievaluasi dengan menggunakan alat yang disebut Perimeter atau Tangent screen.

Penurunan lapang pandang dapat ditemukan pada kondisi neurologis termasuk Glaukoma,

retinopati diabetik, cedera otak (Stroke, Trauma, Tumor).

Dalam kasus permohonan pembuatan SIM dari kategori apapun, pemeriksaan medis harus

memperhitungkan aspek-aspek berikut dari kondisi fisik dan mental pemohon:

kondisi telinga (vertigo dan kondisis labirin )

Fisik umum dan cacat fisik

Kondisi sistem kardiovaskular

Kondisi sistem hepar

Kondisi sistem endokrin

Kondisi sistem pernapasan

Kondisi sistem gastro-intestinal

Kondisi sistem genito-urinary

Kondisi sistem saraf

Kondisi sistem mental

Pentingnya pemeriksaan kesehatan mata ditujukan untuk keselamatan pengemudi yang

berkaitan dengan 5 sikap pengamatan, yaitu:

Aim High in steering (Pengelihatan jauh kedepan)

Get the big picture (penguasaan seluruh bidang pandang)

Kepastian bahwa lawan meligat kendaraan kita

Gerakan mata

Ruangan yang cukup untuk kita menghindar

Page 18: casereport trauma revisi.docx

Pentingnya lapang pandang kita sangatlah berpengaruh terhadap keselamatan kita selama

perjalanan.

Pada kasus yang terjadi pada pasien A yang masih berusia 16 namun sudah memiliki SIM,

tentunya terdapat pelanggaran kepemilikan SIM. Umur yang belum mencukupi persyaratan

kepemilikan SIM dapatlah menjadi faktor yang tidak dapat dipungkiri dalam kecelakaan

lalulintas. Ketidak dewasaan dalam mengendarai kendaraannya menjadi faktor pemicu

kecelakaan. Dalam pembuatan SIM hendaknya kita mematuhi dan haruslah memenuhi

persyaratan yang ada. Pada kasus ini pasien A tidaklah memenuhi persyaratan umur, atau

bahkan pasien ini bahkan tidak melakukan prosedur yang telah ditetapkan sesuai peraturan.

Kepemilikan SIM haruslah sesuai dengan standar agar para pemilik SIM adalah orang-orang

yang berkompeten dan tidak merugikan pengguna jalan lain.

Kejujuran dalam pembuatan SIM menerut ajaran Agama Islam

Jujur adalah sifat penting bagi Islam. Salah satu pilar Aqidah Islam adalah Jujur. Jujur adalah

berkata terus terang dan tidak bohong. Termasuk dalam pembuatan Surat ijin mengemudi.

Segala peraturan dibuat pastilah karena ada maksud dan tujuannya. Berperilaku jujur dalam

pembuatan SIM termasuk dalam perlengkapan syarat-syarat yang dibutuhkan sangatlah

dibutuhkan demi keselamatan pengemudi itu sendiri.

Allah berfirman:

و�م�ا �وا آم�ن �ذ�ين� و�ال �ه� الل اد�ع�ون� �خ� ي �ين �م�ؤ�م�ن ب ه�م و�م�ا اآلخ�ر� � �و�م �ي �ال و�ب �ه� �الل ب �ا آم�ن �ق�ول� ي م�ن �اس� الن و�م�ن�

�وا �ان ك �م�ا ب �يم' ل� أ ع�ذ�اب' �ه�م و�ل + ضا م�ر� �ه� الل اد�ه�م� ف�ز� م�ر�ض' �ه�م �وب ق�ل ف�ي ون� ع�ر� �ش� ي و�م�ا ه�م �نف�س� أ � �ال إ �خ�د�ع�ون� ي

�ون� �ذ�ب �ك ي

Artinya:

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari

kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka

hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya

sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah

penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. [Qur'an Suran

Al-Baqarah ayat 8 sampai 10]

Manusia diciptakan dua jalan. Jalan kejahatan dan jalan kebaikan.

Page 19: casereport trauma revisi.docx

Firman Allah ta'ala:

�ق�و�اه�ا و�ت ه�ا ف�ج�ور� �ه�م�ه�ا ل� ف�أ

Artinya:

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. [Qur'an

Surat As-syam ayat 8]

Firman Allahi:

�ن� �ج�د�ي الن �اه� �ن �ة� و�ه�د�ي �ع�ق�ب ال �ح�م� اق�ت ف�ال�

Artinya:

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan Tetapi dia tiada menempuh jalan yang

mendaki lagi sukar. [Qur'an Surat AL-Balad ayat 10 dan 11]

Yang dimaksud dengan "dua jalan" ialah jalan kebajikan dan jalan kejahatan. Jalan kejahatan

adalah jalan yang mudah dan enak dikerjakan, tetapi jalan kebaikan dan kebajikan adalah

jalan yang sulit, mendaki lagi sukar. Kalau kita memilih jalan kebaikan, kebajikan. Inilah

jalan yang diridhoi Allah subhanahu wata'ala, dan orang yang berada dijalan ini akan

mendapat ganjaran dari allah subhanahu wata'ala. Tetapi jalan kebaikan ini tidak mudah, sulit

lagi sukar.

Perbuatan baik dijalan yang baik tersebut diantaranya juga bersikap jujur. Jujur dalam segala

perbuatan dan perbuatan kita. Karena orang yang terbiasa tidak jujur akan selalu menjadi

serentetan kebohongan berikutnya yang lambat laun menjadi kebiasaan, dan dicaplah sebagai

pembohong atau pendusta, nauzubillah.

Hadits nabi membawa pesan nabi salallohu alaihi wasalam tentang kejujuran adalah:

بصدق �ر ٫عليكم ب إلى يهدى الصدق �ة ٫فإنما الجن إلى يهدى بر� فإن� ٫إن� فجور يهدى كذب وإن�

النار إلي يهدى ] فجور عليه[ متفق' رواه

Artinya :

Selalulah kamu jujur, karena sesungguhnya jujur itu mengantarkan kamu pada kebaikan dan

kebaikan itu sesungguhnya mengantarkan pada surga. Sedangkan dusta akan mengantarkan

Page 20: casereport trauma revisi.docx

pada keburukan dan dosa, dan sesungguhnya dosa itu akan mengantarkan pada neraka.

[Hadits: Mutafaqun Alaih]

Oleh sebab itu hendaklah kita akan senantiasa jujur. Dan dikatakan kita sebagai orang yang

jujur. Orang jujur ada kemungkinan akan teguh dalam memegang amanah. Sedangkan orang

yang pendusta atau tidak jujur sama sekali tidak bisa memegang amanah (sunan-ampel,2009).

Kesimpulan

Keterbatasan kendaraan umum yang nyaman membuat masyarakat lebih memilih

menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat mobilisasi mereka dalam melakukan

aktivitas keseharian mereka.

Hal tersebut memperbesar terjadinya kepadatan lalu lintas dan akan berakibat pada

kemacetan dan kecelakaan lalulintas.

Banyaknya faktor penyebab yang dapat terjadi salah satunya adalah lemahnya sistem

pengawasan dalam pembuatan SIM (surat ijin mengemudi)

Kepemilikan SIM yang tidak memenuhi syarat masih banyak terjadi dimasyarakat

luas.

Aspek medik pada kecelakaan lalu lintas bukanlah menjadi penyebab utama, namun

diperlukannya pemeriksaan medis tujuannya adalah untuk menjaga pengendara

terkena dampak yang serius dari kecelakaan lalu lintas. Aspek dan standar kebugaran

fisik dan mental dalam hal ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk

keselamatan di jalan.

Kurangnya perhatian orang tua akan bahayanya keselamatan anak mereka jika anak

mereka sudah memiliki SIM sebelum waktunya membuat sistem yang sudah dibuat

aparat hukum pun tidak dapat diberlakukan

Ketidak tegasan aparat menjadi faktor yang juga menentukan banyaknya pelanggaran

dalam pembuatan SIM

Saran

Adanya suatu peraturan yang jelas dan ketegasan dari aparat hukum agar pembuatan

SIM yang tidak sesuai dengan prosedurnya tidak dapat dilakukan dan kepemilikan

SIM oleh orang-orang yang tidak memenuhi syarat dapat dihindari

Kesadaran bagi para orang tua agar tetap mengawasi dan mengarahkan anak-anaknya

dalam pembuatan SIM agar keselamat anak juga dapat dijaga

Page 21: casereport trauma revisi.docx

Acknowledgement

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian casereport ini.

Terutama kepada dokter jaga UGD Rs. Bhakti Yuda yang telah mengarahkan kami selama

melakukan observasi serta kepada para perawat dan staf UGD Rs. Bhakti yuda. Selain itu

juga ucapan terimaksih ditujukan untuk dr.Aan Rohyan selaku tutor yang telah memnberikan

bimbingan dan arahan sehingga case report ini dapat diselesaikan.

Page 22: casereport trauma revisi.docx

Daftar Pustaka

ADB (Asian Development Bank), (2002) Pedoman Road Safety untuk Indonesia

Verma KP, Tewari KN. Epidemiology of road traffic injuries inDelhi: Result of a survey,

regional health forum. Regional HealthForum WHO South-East Asia Region. 2004;8(1):6-

14.

Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Ditlantas POLRI). Prevensi dan

reduksi kecelakaan sepeda motor di jalan raya. Makalah Diskusi Penyusunan Sistem

Surveilans Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas pada Pengendara Sepeda Motor,

Cisarua,15 Agustus 2008.

www.rsa.ie/documents/licensed%20drivers/medical%20Aspects%20of%20Driver

%20Licensing.pdf

www.Hubat.web.id/cari?

searchword=kecelakaan+lalu+lin&ordering=newest&searchphrase=all%limit=0

www.Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27347/5/chapter%20I.pdf

www.tmcmetro.com/informasi- masyarakat/prosedurpembuatanSIMditlantaspoldametrojaya

www.lantas.metro.polri.go.id/perpustakaan/files/kebijakan47e0ae377e487.pdf

www.polri.go.id/link-all/link/pol

www. Satlantas Polres-depok.go.id/berkas -unggah/tabel%20profil%202011.pdf

www.eprint.sunan-ampel.ac.id/153/1.pdf

Page 23: casereport trauma revisi.docx