Case Vignette 2

23
Case Vignette Nama : Hanifah NIM : 2010730047 Pembimbing : dr. Isa Multazam Noor, Sp. KJ

description

psikiatri

Transcript of Case Vignette 2

Page 1: Case Vignette 2

Case Vignette

Nama : Hanifah

NIM : 2010730047

Pembimbing : dr. Isa Multazam Noor, Sp. KJ

Page 2: Case Vignette 2

George seorang pemuda berusia 16 tahun masuk ke Rumah Sakit dari Pusat Penahanan Remaja karena melakukan usaha bunuh diri. Dia telah melakukan beberapa cara, tali sepatu diliit di lehernya sehingga menyebabkan gangguan pernapasan. Ketika ditemukan, dia dalam keadaan sianosis dan semikoma. Dia sudah pernah masuk ke Pusat Penahanan sebelumnya; itu telah tercatat.

Pada saat diterima kembali, George enggan untuk berbicara, kecuali untuk mengatakan bahwa dia akan bunuh diri, dan tak seorang pun dapat menghentikannya. Dia juga mempunyai riwayat depresi selama 2 minggu, sulit tidur, penurunan nafsu makan, berkurangnya ketertarikan, perasaan bersalah dan ide bunuh diri.

SKENARIO

Page 3: Case Vignette 2

Menurut orang tuanya, George tidak memiliki gangguan emosional, sampai usia 13 tahun, dia terlibat dalam penggunaan obat-obatan, terutama sedatif LSD, ganja, dan nonopiod. Nilai-nilainya menurun secara drastis, ia lari dari rumah pada beberapa kesempatan setelah beradu argumen dengan orang tuanya, dan ia mencoba bunuh diri dengan overdosis aspirin. Setahun kemudian, beradu argumen dengan kepala sekolah, kemudian ia dikeluarkan dari sekolah. Tidak mampu mengendalikan perilakunya, orang tuanya membawa dia diperiksa di sebuah Klinik Kesehatan Mental, dan direkomendasi untuk Group Home. Ia tampaknya melakukan dengan baik, dan hubungannya dengan orang tuanya meningkat baik dengan konseling keluarga. Ia cukup bertanggung jawab dalam memegang pekerjaan dan menghadiri sekolah dan tidak terlibat dalam kegiatan ilegal, termasuk menggunakan obat-obatan.

Page 4: Case Vignette 2

George, laki-laki, 16 tahun

Melakukan usaha bunuh diri.

Punya riwayat depresi selama 2 minggu, sulit tidur, penurunan nafsu makan, berkurangnya ketertarikan, perasaan bersalah dan ide bunuh diri.

Terlibat dalam penggunaan obat-obatan, terutama sedatif LSD, ganja, dan nonopiod.

Nilai-nilainya menurun secara drastis, Lari dari rumah beberapa kali setelah beradu argumen dengan orang tuanya, dan mencoba bunuh diri dengan overdosis aspirin.

Beradu argumen dengan kepala sekolah, kemudian dikeluarkan dari sekolah. Tidak mampu mengendalikan perilakunya

Menjalani terapi perbaikan. cukup bertanggung jawab dalam memegang pekerjaan dan menghadiri sekolah dan tidak terlibat dalam kegiatan ilegal, termasuk menggunakan obat-obatan.

Sign and Symptoms

Page 5: Case Vignette 2

Penyalahgunaan Zat

Percobaan bunuh diri

Riwayat depresi

DAFTAR MASALAH

Page 6: Case Vignette 2

A. Suatu pola penggunaan zat yang menyebabkan gangguan atau penderitaan secara klinis yang bermakna seperti yang dimanifestasikan oleh 1 atau lebih hal berikut ini yang terjadi dalam episode 12 bulan:

Penggunaan zat berulang yang menyebabkan kegagalan dalam memenuhi kewajiban peran utama dalam pekerjaan sekolah atau rumah (misalnya tidak hadir berulang atau kinerja buruk yang dihubungkan dengan penggunaan zat, membolos, skors, atau dikeluarkan dari sekolah; pengabaian anak dan rumah tangga yang dihubungkan dengan penggunaan zat)

Penggunaan zat berulang pada situasi yang berbahaya secara fisik (misalnya terganggu oleh penggunaan zat ketika mengemudi kendaraan atau mengoprasikan mesin)

Masalah hukum berhubungan dengan zat yang berulang (misalnya penahanan karena gangguan tingkah laku yang dihubungkan dengan zat)

Penyalahguaan zat berkelanjutan walapun meiliki masalah sosial atau interpersonal menetap atau berulang yang disebabkan atau dieksaserbasi oleh efek zat (misalnya terdapat perbedaan pendapat akibat intoksikasi, perkelahian fisik)

B. Gejala tidak pernah memenuhi kriteria ketergantungan zat

BERDASARKAN DSM IV-PENYALAHGUNAAN ZAT

Page 7: Case Vignette 2

A. Suatu pola penggunaan zat yang menyebabkan gangguan atau penderitaan secara klinis yang bermakna seperti yang dimanifestasikan oleh 1 atau lebih hal berikut ini yang terjadi dalam episode 12 bulan:

Penggunaan zat berulang yang menyebabkan kegagalan dalam memenuhi kewajiban peran utama dalam pekerjaan sekolah atau rumah (misalnya tidak hadir berulang atau kinerja buruk yang dihubungkan dengan penggunaan zat, membolos, skors, atau dikeluarkan dari sekolah; pengabaian anak dan rumah tangga yang dihubungkan dengan penggunaan zat)

Penggunaan zat berulang pada situasi yang berbahaya secara fisik (misalnya terganggu oleh penggunaan zat ketika mengemudi kendaraan atau mengoprasikan mesin)

Masalah hukum berhubungan dengan zat yang berulang (misalnya penahanan karena gangguan tingkah laku yang dihubungkan dengan zat)

Penyalahguaan zat berkelanjutan walapun meiliki masalah sosial atau interpersonal menetap atau berulang yang disebabkan atau dieksaserbasi oleh efek zat (misalnya terdapat perbedaan pendapat akibat intoksikasi, perkelahian fisik)

B. Gejala tidak pernah memenuhi kriteria ketergantungan zat

BERDASARKAN DSM IV-PENYALAHGUNAAN ZAT

Page 8: Case Vignette 2

1. Suatu pola perilaku yang berulang dan menetap dimana hak-hakdasar orang lain atau norma-norma sosial atau aturan-aturan yang disesuaikan dengan umur dilanggar, seperti yang dimanifestasikan dalam bentuk tiga atau lebih perilaku dibawah ini dalam 12 bulan terakhir dan minimal satu diantaranya dalam enam bulan terakhir :

a. Agresi terhadap orang lain dan hewan, contohnya mengintimidasi, memulai perkelahian fisik, melakukan kekejaman fisik kepada orang lain atau hewan, memaksa seseorang melakukan aktivitas seksual

b. Menghancurkan kepemilikan (properti), contohnya dengan sengaja terlibat menciptakan kebakaran dengan tujuan menyebabkan kerusakan serius

c. Tidak jujur atau mencuri,

- membongkar masuk dengan paksa ke rumah atau mobil milik orang lain, menipu, mengutil

Kriteria gangguan tingkah laku dalam DSM-IV-TR

Page 9: Case Vignette 2

- sering berbohong untuk memperoleh barang-barang atau kebaikan hati atau untuk menghindari kewajiban

- sudah mencuri barang yang nilainya tidak sedikit tanpa menghadapai korban

d. Pelanggaran peraturan yang serius,

- sering tetap di luar pada malam hari walaupun dilarang orang tua , mulai sebelum usia 13 tahun

- sudah melarikan diri dari rumah semalam paling kurang dua kali saat tinggal di rumah orang tua

- sering membolos dari sekolah, mulai sebelum

2. Disabilitas signifikan dalam fungsi sosial, akademik atau pekerjaan

3. Jika orang yang bersangkutan berusia lebih dari 18 tahun, kriteria yang ada tidak memenuhi gangguan kepribadian anti sosial

Kriteria gangguan tingkah laku dalam DSM-IV-TR

Page 10: Case Vignette 2

Axis I : gangguan perilaku, Penyalahgunaan Zat

Axis II : Tidak dapat didiagnosa

Axis III : sianosis dan semikoma

Axis IV : Masalah berkaitan interaksi dengan hukum/kriminal

Axis V : GAF Scale saat ini 80

GAF Scale 1 tahun kebelakang 60

Multiaxial Diagnosis

Page 11: Case Vignette 2

Sasaran Terapi

Abstinensia

• Mengurangi penggunaan NAPZA bertahap sampai abstinensia total

Mengurangi frekuensi dan keparahan relaps

• Fokus utama dari pencegahan relaps adalah membantu pasien mengidentifikasi situasi yang mesituasi yang menempatkan dirinya kepada risiko relaps dan menempatkan respon alternatif asal bukan menggunakan NAPZA.

Perbaikan dalam fungsi psikologi dan penyesuaian

fungsi sosial dalam masyarakat

• Memerlukan terapi spesifik untuk memperbaiki gangguan hubungan dengan orang lain, mengurangi impulsivitas yang terjadi, mengembangkan keterampilan sosial dan vokasional serta mempertahankan status dalam pekerjaannya disamping mempertahankan dirinya semaksimal mungkin agar dapat tetap dalam kondisi bebas zat.

TERAPI - PENYALAHGUNAAN ZAT

Page 12: Case Vignette 2

Penatalaksanaan

Kegawatdaruratan axis III

Saran pem lab urin

Terapi Medis

Fase Penilaian

Fase Terapi detoksifikasi

Fase Terapi substitusi / rumatan (maintenance)

3. Terapi Religi

Page 13: Case Vignette 2

Fase Penilaian-penilaian terhadap

level intoksikasi, keparahan gejala-

gejala putus zat, dosis zat terbesar yang

digunakan terakhir, lama waktu setelah

penggunaan zat terakhir,

-riwayat medis dan psikiatri umum yang komprehensif, status pemeriksaan fisik dan mental lengkap, ada tidaknya gangguan

komorbiditas psikiatrik dan medis seperti

tanda-tanda dan gejala intoksikasi dan

withdrawl.-riwayat terapi dan

penggunaan zat sebelumnya.

Fase terapi detoksifikasi

-rawat inap atau rawat jalan

-intensive out-patien treatment

-terapi simptomatikDetoksifikasi

dengan menggunakan :• Kodein dan

ibuprofen• *klontrex (klonidin

dan naltrexon)• *buprenorfin• *metadon

Terapi Substitusi/ terapi

maintenance-karakteristik obat yang ideal untuk terapi rumatan:*rendah potensi

untuk didiversikan*lamanya aksi cukup panjang

*potensi rendah menggunakan zat lain selama terapi*Toksisitas rendah untuk terjadinya

overdose*fase detoksifikasi

harus singkat, sederhana, dan

gejala-gejala rebound withdrawal

minimal.

Page 14: Case Vignette 2

Intervensi keluarga

• orang tua diajari untuk mengubah berbagai respon untuk anak-anak mereka sehingga perilaku prososial dan bukannya perilaku antisosial yang dihargai secara konsisten

Pendekatan kognitif,

• Terapi kognitif individual bagi anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku dapat memperbaiki tingkah laku mereka, meski tanpa melibatkan keluarga. Contoh: mengajarkan keterampilan kognitif pada anak-anak untuk mengendalikan kemarahan mereka, menunjukan manfaat yang nyata dalam membantu mereka mengurangi perilaku agresif.

Pengobatan Berbasis Rumah Sakit dan

Rehabilitasi 

•Untuk anak yang beresiko tinggi melakukankekerasan terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain

Farmakologi

• Penggunaan methylphenidate dapat menurunkan tingkat perlawanan, pembangkangan, agresi, dan perubahan mood pada pasien dengan usia 5-8 tahun yang didiagnosis dengan gangguan tingkah laku, dengan atau tanpa ADHD.

• Divalproat dalam menurunkan kemarahan dan agresivitas pada usia remaja. Divalproat secara khusus efektif pada agresivitas yang dipicu oleh stres post traumatik.

• lithium dalam menurunkan agresivitas pada pasien usia remaja dengan gangguan tingkah laku.

TERAPI – GANGGUAN PERILAKU

Page 15: Case Vignette 2

Tinjauan Pustaka

Page 16: Case Vignette 2

Definisi Penyalahgunaan Zat

Penyalahgunaan zat adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.

Penyalahgunaan yaitu yang mempunyai harmfull effect terhadap kehidupan orang, menimbulkan problem kerja, mengganggu hubungan dengan orang lain (relationship) serta mempunyai aspek legal.

Dalam konsep kedokteran, penyalahgunaan dikaitkan dengan tingkahlaku bereksperimentasi, mengalami rasa kecewa, perilaku membangkang, “masalah keuangan”, dan self medication.

Page 17: Case Vignette 2

Epidemiologi World Drug Report (2006) menyatakan bahwa pada saat ini terdapat sekitar

200 juta orang atau sekitar 5% penduduk dunia usia 15-64 tahun yang menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan terakhir.

Berdasarkan laporan WHO (2004) pada tahun 2002, penyalahgunaan obat- obat terlarang mengakibatkan 85.000 kematian diseluruh dunia yang terdiri dari 70.000 (82,35%) laki-laki dan 15.000 (17,65%) perempuan. Proporsi tertinggi terdapat di Mediterania Timur (35,47%) dan disusul di Asia Tenggara (27,10%)

Dari survei nasional pada tahun 2004 pelaku penyalahgunaan NAPZA di Indonesia terdata sebanyak 6% dari total populasi atau sekitar 13 juta orang telah menyalahgunakan NAPZA.

Berdasarkan Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2003 diketahui bahwa dari 13.710 responden di 26 ibukota provinsi yang menggunakan Narkoba adalah 3,9% atau dengan kata lain sekitar 4 dari 100 responden adalah penyalahguna Narkoba. Wilayah ibukota provinsi dengan penyalahgunaan Narkoba tertinggi adalah Jakarta (23%), Medan (15%), dan Bandung (14%)

Page 18: Case Vignette 2

Etiologi

Golongan-golongan zat psikoaktif:

Opiat atau opioid misalnya morfin dan heroin

Neuroleptik (antipsikotik) misalnya khlorpromazin, haloperidol.

Stimulans, seperti amfetamin dan kokain

Anti-ansietas seperti diazepam, khlordiazepoksid

Anti-depresan seperti amitriptilin, imipramin

Psikedeliks, seperti LSD meskalin

Sedatif-hipnotik seperti fenobarbital, kloralhidrat

Page 19: Case Vignette 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan Zat

Pada dasarnya terjadinya penyalahgunaan zat merupakan hasil interaksi dari tiga faktor, yaitu faktor zat, individu, dan lingkungan.

Faktor Zat

Faktor Lingkungan

Faktor Individu

Page 20: Case Vignette 2

Akibat Penyalahgunaan Zat

Problem Fisik :

-Abses pada kulit sampai septickemia

-infeksi karena emboli-Hepatitis B dan C

-HIV/AIDS-Infeksi sistem pernafasan (sinusitis,

nronkhitis)

Problem Sosial -kesulitan belajar sampai dikeluarkan dari sekolah

-kenakalan remaja-hancurnya academic or job -

performance sampai kehilangan pekerjaan

-Terlibat problem hukum

Sebab Kematian- Suicide

- Infeksi berat- -tindak kekerasan

Problem Psikiatri

-gangguan memori sampai kesulitan belajar

-sindrom amotivasional-ansietas, panik sampai reaksi

bingung-psikosis paranoid sampai

skizofrenia-Depresi berat sampai suicide

-apatis, perilaku antisosial

Page 21: Case Vignette 2

Pencegahan Penyalahgunaan ZAT

Pencegahan Primer a. Penyuluhan

tentang bahaya NAPZA

b. Penerangan melalui berbagai media mengenai bahaya NAPZA c. Pendidikan tentang pengetahuan NAPZA dan bahayanya

Pencegahan Sekunder

a. Deteksi dini anak yang menyalahgunakan NAPZA b. Konseling c. Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah d. Penerangan dan pendidikan pengembangan individu.

Pencegahan Tersiera. Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok lingkungannya b. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna

Page 22: Case Vignette 2

Prognosis

Prognosis bagi penyalahgunaan zat atau narkoba biasanya merujuk kepada akibat dari penyalahgunaan zat itu sendiri.

Prognosis ini meliputi durasi dari aktivitas penyalahgunaan zat, kemungkinan komplikasi yang bisa timbul dari penyalahgunaan zat, prospek untuk sembuh, durasi yang diperlukan untuk sembuh, kadar kematian dan kesembuhan dan lain-lain kemungkinan yang bisa timbul.

Kadar kematian : 19. 102 (kematian per tahun : 19, 102 orang meninggal dunia disebabkan oleh penyalahgunaan zat pada tahun 1999 AS (NVSR Sep 2001))

Insiden : 4.000.000 (prevalensi AS : lebih dari 4juta wanita memerlukan perawatan untuk penyalahgunaan zat (NWHIC))

0,48% (rasio kematian berbanding prevalensi)

Page 23: Case Vignette 2

Terimakasih..