Case Skizofrenia

24
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FK UKRIDA JAKARTA LAPORAN STATUS PSIKIATRI No. rekam medis : XX.XX.XX Nama pasien : Tn. I Nama dokter yang merawat : Dr. Priyanto, Sp. KJ. Nama dokter muda : Angelina Juwita dan Rita Zara Masuk RS pada tanggal : 15 Juni 2011 Rujukan / datang sendiri / keluarga : Dibawa oleh keluarga Diagnosis sementara : Skizofrenia Paranoid Usia awitan (onset) : 25 tahun Riwayat Perawatan : 1. Tahun 1999 pasien dirawat di Rumah Sakit Carolus selama 2 bulan setelah itu pasien melanjutkan berobat jalan sampai dua minggu sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan. 2. Tanggal 15 Juni 2011 – sekarang dirawat inap di ruang Elang Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan. 1

description

lpsus

Transcript of Case Skizofrenia

Page 1: Case Skizofrenia

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FK UKRIDA

JAKARTA

LAPORAN STATUS PSIKIATRI

No. rekam medis : XX.XX.XX

Nama pasien : Tn. I

Nama dokter yang merawat : Dr. Priyanto, Sp. KJ.

Nama dokter muda : Angelina Juwita dan Rita Zara

Masuk RS pada tanggal : 15 Juni 2011

Rujukan / datang sendiri / keluarga : Dibawa oleh keluarga

Diagnosis sementara : Skizofrenia Paranoid

Usia awitan (onset) : 25 tahun

Riwayat Perawatan :

1. Tahun 1999 pasien dirawat di Rumah Sakit Carolus selama 2 bulan setelah itu

pasien melanjutkan berobat jalan sampai dua minggu sebelum masuk Rumah

Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.

2. Tanggal 15 Juni 2011 – sekarang dirawat inap di ruang Elang Rumah Sakit Jiwa

Soeharto Heerdjan.

1

Page 2: Case Skizofrenia

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama (inisial) : Tn. I

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 37 tahun

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 17 September 1974

Agama : Katolik

Bangsa/Suku : Indonesia /Batak

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan terakhir : Sarjana Hukum

Pekerjaan : Belum bekerja

Alamat : Matraman, Jakarta - Pusat

Tanggal masuk : 15 Juni 2011

Riwayat Perawatan

1. Tahun 1999 pasien dirawat di Rumah Sakit Carolus selama 2 bulan setelah

itu pasien melanjutkan berobat jalan sampai dua minggu sebelum masuk

Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.

2. Tanggal 15 Juni 2011 – sekarang dirawat inap di ruang Elang Rumah Sakit

Jiwa Soeharto Heerdjan.

2

Page 3: Case Skizofrenia

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis.

- Autoanamnesis :

Rabu, 15 Juni 2011 di ruang UGD RSJSH.

Jumat, 17 Juni 2011 di ruang bangsal Elang RSJSH.

Senin, 20 Juni 2011 di ruang bangsal Elang RSJSH.

Kamis, 23 Juni 2011 di ruang bangsal Elang RSJSH.

Sabtu, 25 Juni 2011 di ruang bangsal Elang RSJSH.

- Alloanamnesis :

Rabu, 15 Juni 2011 dengan ibu pasien (Ny.V) di ruang UGD RSJSH.

A. Keluhan Utama

Pasien marah-marah , menendang dan menyerang ayah pasien dengan

golok dan belati kuningan setelah ayah pasien meminta uang setoran

metromini hari itu kepada pasien saat pasien sedang makan siang.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan setelah

dijemput oleh ambulans Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan setelah

mendapat laporan dari Polres Jakarta Timur bahwa ada seorang dengan

riwayat gangguan jiwa. Pasien diantar oleh ayah, ibu, dan kakak-kakak pasien.

Pasien marah-marah , menendang dan menyerang ayah pasien dengan

golok dan belati kuningan setelah ayah pasien meminta uang setoran

metromini kepada pasien saat pasien sedang makan siang.

Pada tahun 2000 setelah menjalani rawat inap selama 2 bulan, pasien

melanjutkan berobat jalan di Rumah Sakit Carolus. Setiap bulan pasien datang

kontrol diantar oleh ibunya dan setiap hari mengkonsumsi obat yang diberikan

oleh dokter. Pasien menyimpan obatnya sendiri dan tidak pernah

memperlihatkan kepada ibunya dan mengaku setiap hari meminum obat

tersebut. 3

Page 4: Case Skizofrenia

Tiga bulan sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan

pasien mengaku memulai percobaan kacang hijau. Pasien mengaku bisa

mengetahui ikatan-ikatan kimia pada sel tersebut menggunakan kartu tarot dan

bermeditasi. Pasien yakin dengan perhitungannya itu pasien bisa

menumbuhkan kacang hijau menjadi pohon toge lebih cepat dari pada

pertumbuhan normalnya. Menurut pasien, dari percobaan yang pasien lakukan

maka pasien berhasil membuat kacang hijau tumbuh menjadi pohon toge

selama dua hari sepanjang 2 sentimeter yang sebelumnya pertumbuhan itu

membutuhkan waktu selama 4 hari.

Dua minggu sebelum kejadian ini, pasien menolak untuk diajak

kontrol karena pasien merasa tidak sakit dan tidak mau minum obat lagi.

Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak gila.

Semenjak tidak mengkonsumsi obat, emosi pasien menjadi sangat

tidak stabil, mudah marah, emosinya selalu meningkat jika bertemu dengan

ayah pasien. Pada saat berada di rumah, pasien lebih suka berdiam diri di

kamarnya.

Menurut keluarga sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto

Heerdjan, pasien sedang makan siang dan saat itu ayah pasien meminta uang

hasil setoran metromini hari itu yang diterima oleh pasien dari supir

metromini. Saat dimintai uang tersebut pasien marah dan menendang ayahnya

sehingga kakak pasien datang dan memukul pasien. Setelah itu pasien masuk

ke dalam kamarnya dan keluar membawa golok dan belati kuningan untuk

menyerang ayahnya. Lalu 2 orang kakak dan ayah pasien ingin mengambil

benda tajam tersebut kemudian pasien melarikan diri ke Polsek Matraman

karena merasa ingin dikeroyok oleh kakak dan ayahnya. Dari Polsek

Matraman pasien dibawa ke Polres Jakarta Timur. Lalu Polres Jakarta Timur

menelepon Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan untuk dikirimkan ambulans.

Menurut pengakuan pasien, pasien tiba-tiba dikeroyok oleh kedua kakak

dan ayahnya ketika sedang makan siang.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Pada tahun 1997 pasien mengaku kepada keluarga bahwa

pasien telah menggunakan ganja. Sehingga saat itu oleh keluarga pasien 4

Page 5: Case Skizofrenia

dibawa ke Panti Rehabilitasi Cisarua dan dirawat selama 1 tahun. Pasien

pulang ke rumah dan melanjutkan berobat jalan.

Sepulangnya dari panti rehabilitasi, keadaan pasien sudah

membaik dan pasien meminta untuk melanjutkan kuliah jurusan Hukum

di Universitas Nasional.

Pada akhir tahun 1999, emosi pasien menjadi tidak stabil,

sering marah-marah tidak beralasan, sering gaduh gelisah tidak karuan,

mudah tersinggung, tidak mau mandi, mengurung diri di kamar, tidak

mau berbicara kepada orang lain, tidak mau makan, dan tidak mau

dibawa berobat. Sehingga pada saat pasien tidur, pasien diikat dan dibawa

ke Rumah Sakit Carolus dengan menggunakan ambulans. Pasien dirawat

selama 2 bulan. Lalu pasien kembali berobat jalan sampai sekarang.

Pada tahun 2002 pasien menjalin hubungan dengan seorang

perawat di Rumah Sakit Carolus selama 5 tahun dan akhirnya putus

karena sang pacar melanjutkan pendidikan di Jepang. Pada tahun 2007

setalah kepergian sang pacar, emosi pasien kembali tidak stabil, mudah

tersinggung, tidak mau berkumpul dan berbincang-bincang dengan

anggota keluarga, pasien lebih memilih makan sendiri setelah semua

anggota keluarga selesai makan bersama, dan di rumah lebih sering

mengurung diri di kamar. Menurut keluarga hubungan pasien dengan

teman-temannya baik dan pasien tetap pergi ke kampus setiap hari.

Menurut pasien, pasien merasa tidak nyaman dengan anggota

keluarganya. Ayah pasien sering marah-marah sehingga pasien

menganggap ayahnya gila dan saudara-saudaranya tidak suka dengan

pasien yang bisa kuliah menjadi sarjana dan nantinya akan pergi

meninggalkan rumah. Pasien mengatakan ayahnya seorang penipu dan

mengatakan sarjana hukum yang diperoleh ayahnya juga adalah tipuan

dari ayahnya. Pasien juga merasa barang-barang pasien seperti handphone

dan gitarnya telah hilang dan diambil oleh saudaranya. Pasien juga

merasa keluarganya berbuat jahat kepadanya karena keluarga pernah

mengikat pasien ketika pasien sedang tidur dan membawanya ke Rumah

Sakit Carolus.

Menurut keluarga pasien, pasien sendirilah yang telah menjual

handphonenya. Pasien juga sangat tidak ingin keluarga mengetahui isi 5

Page 6: Case Skizofrenia

kamarnya. Pasien selalu mengunci pintu ketika berada di dalam kamar.

Begitu juga saat pasien akan meninggalkan kamar, pasien berulang-ulang

memastikan kamarnya sudah terkunci. Walaupun hanya ke kamar mandi

pasien juga mengunci pintu kamarnya. Keenam saudara pasien adalah

sarjana, kakak-kakak pasienlah yang membantu pasien sehingga pasien

bisa menyelesaikan skripsinya sehingga bisa mengikuti wisuda. Pasien

sangat memiliki cita-cita yang tinggi tetapi pasien sangat malas belajar.

2. Gangguan Medik

Riwayat jatuh, kejang, atau operasi disangkal oleh pasien dan

keluarganya. Begitu juga dengan riwayat operasi dan kecelakaan.

3. Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Menurut pasien dan keluarganya, pasien pernah

menggunakan ganja selama kurang lebih 2 tahun (1995-1997), sekali

pemakaian kurang lebih 2 linting dengan cara dihisap. Pemakaian

ganja karena ingin bersenang-senang bersama teman-temannya

walaupun pasien tahu memakai ganja itu adalah suatu kesalahan.

Setelah memakai ganja pasien merasa “fly”, hidup terasa lebih enak

dan gembira. Merokok kurang lebih setengah kotak per hari, dan

mengkonsumsi minumal beralkohol (1 botol sekali minum).

Pasien dibawa ke panti rehabilitasi pada tahun 1997

selama 1 tahun. Pada permulaan pasien merasa tidak enak apabila

tidak memakai ganja dan mengalami gejala putus zat seperti gelisah,

berkeringat, diare, dan gemetar. Pasien tidak ingat obat apa yang

diberikan selama dirawat di panti rehabilitasi tersebut. Setelah berada

di panti rehabilitasi selama satu tahun keadaan pasien menjadi lebih

baik dan tidak pernah memakai zat terlarang lagi setelah keluar dari

panti rehabilitasi.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal

6

Page 7: Case Skizofrenia

Pasien lahir spontan, cukup bulan, ditolong oleh bidan, tidak ada trauma

lahir dan tidak ada cacat bawaan. Selama hamil, ibu pasien tidak pernah

sakit atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Pasien merupakan anak

yang sangat diharapkan.

2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Pasien termasuk anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan

tingkah laku normal dengan anak seusianya. Tidak pernah kejang ataupun

mengalami trauma.

3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya, senang bermain

bersama anak-anak tetangga. Hubungan sosial pasien dengan lingkungan

baik. Pasien dikenal sebagai anak yang baik.

4. Masa Kanak Akhir (Pubertas – Remaja)

a. Hubungan Sosial

Pasien tumbuh sebagaimana anak-anak pada usianya. Ia memiliki

banyak teman. Dan hubungan pasien dengan tetangga juga cukup baik.

b. Riwayat Pendidikan

• SD Antonius. Diselesaikan dalam waktu 6 tahun. Prestasi belajar

cukup dan pasien tidak pernah tinggal kelas.

• SMP 25 Jati Negara Jakarta. Diselesaikan dalam waktu 3 tahun.

Prestasi belajar cukup dan pasien tidak pernah tinggal kelas.

• SMA Budi Utomo Cikini. Diselesaikan dalam waktu 3 tahun.

Prestasi belajar cukup dan pasien tidak pernah tinggal kelas.

• Kuliah di bidang Aeronautika di Bandar Halim Perdana Kusuma

selama 4 tahun lalu keluarga memberhentikan kuliah pasien

karena pasien mengunakan ganja dan dimasukkan ke dalam Panti

Rehabilitasi.

• Kuliah di bidang Hukum di Universitas Nasional selama 11

tahun dan lulus dengan gelar Sarjana Hukum pada Maret 2011.

7

Page 8: Case Skizofrenia

c. Riwayat Psikoseksual

Pasien pernah berpacaran beberapa kali. Pasien terakhir berpacaran

pada tahun 2002-2007, pasien pernah berpacaran dengan perawat di

Rumah Sakit Carolus setelah itu pasien mengakhiri hubungannya karena

pacarnya melanjutkan pendidikan di Jepang. Sekarang pasien tidak

memiliki pacar.

d. Latar belakang agama

Pasien beragama Katolik, rajin menjalankan ibadah.

5. Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan

Menurut pasien, pasien sudah bekerja sebagai magang sambil

kuliah di sebuah Firma. Dan setelah lulus pada bulan Maret 2011, pasien

diangkat sebagai pegawai tetap di Firma tersebut. Manager firma

tersebut adalah seorang Pastor.

Menurut keluarga, pasien belum pernah bekerja. Pasien hanya

sering berkunjung ke rumah singgah berupa panti sosial. Panti sosial itu

dikelola oleh seorang Pastor. Rumah singgah ini dibuka untuk umum

dan menerima siapa saja yang mau beraktivitas dan melakukan kegiatan-

kegiatan sosial.

b. Riwayat Pernikahan

Pasien belum pernah menikah.

E. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ke-6 dari 7 bersaudara, terdiri dari 6

laki-laki dan 1 perempuan. Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan seorang

kakaknya. Ayah pasien sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya. Hubungan

8

Page 9: Case Skizofrenia

pasien dengan keluarganya kurang baik karena pasien merasa curiga dengan

saudara-saudaranya dan merasa ayahnya sering memarahi pasien tanpa alasan

yang jelas.

Pohon Keluarga

Keterangan :

Pria Meninggal

Wanita Penderita

Ayah pasien : Tn. N , 69 tahun (pensiun dari pengacara, pengusaha metromini)

Ibu pasien : Ny. V , 63 tahun (mantan guru SD, sekarang ibu rumah tangga)

Saudara Pasien :

1. Tn. T, 46 tahun, kakak pasien, menikah, guru SMA.

2. Tn. V, 44 tahun, kakak pasien, menikah, karyawan swasta.

9

Page 10: Case Skizofrenia

3. Tn. G, 43 tahun, kakak pasien, menikah, karyawan swasta.

4. Tn. P, 42 tahun, kakak pasien, menikah, pengacara.

5. Ny. A, 39 tahun, kakak pasien, menikah, karyawan swasta.

6. Tn. D, 23 tahun, adik pasien, belum menikah, kuliah di bidang ekonomi.

F. Riwayat Sosial Sekarang

Sebelum dirawat pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, dan

seorang kakak laki-lakinya, tidak ada pembantu rumah di daerah Matraman

tersebut. Ayah pasien adalah seorang pengacara dan sekarang sudah pensiun.

Sedangkan ibunya dulu pernah bekerja sebagai guru SD dan sekarang tidak

bekerja. Pasien belum bekerja. Keluarga pasien tergolong keluarga dengan

taraf ekonomi menengah. Saat ini biaya pengobatan pasien ditanggung oleh

orang tua pasien. Hubungan pasien dengan ayah pasien tidak baik karena ayah

pasien sangat tegas dalam membesarkan anak-anaknya dan cenderung sering

berbicara agak keras sehingga pasien sangat dendam dengan ayahnya karena

merasa sering dimarahi. Pasien mengatakan bahwa ayahnya seorang penipu.

Hubungan pasien dengan saudara-saudaranya tidak terlalu baik. Hubungan

pasien dengan semua anggota keluarga di rumah juga tidak baik karena pasien

menganggap keluarganya itu jahat sehingga pasien lebih senang berada di

dalam kamarnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik bagi

pasien.

G. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya

Pasien mengetahui dirinya ada di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, dan

pasien merasa di sini pasien sebagai penuntut dan untuk dimintai keterangan

akibat pengeroyokan yang dilakukan oleh keluarga pasien terhadap dirinya

yang telah pasien laporkan ke Polres Jakarta Timur.

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

10

Page 11: Case Skizofrenia

Pasien seorang laki-laki, 37 tahun, penampilan fisik terlihat lebih tua

dari usianya, rambut hitam pendek beruban, berjenggot, tinggi sedang,

kulit sawo matang, berperawakan kurus, berpakaian cukup rapi dan

kebersihan diri cukup.

Pada saat wawancara pasien memakai kaos lengan pendek berwarna

pink, celana pendek berwarna coklat, tanpa memakai alas kaki. Pasien

duduk tenang. Hubungan pasien dengan teman-teman di bangsal baik.

Pada awal wawancara ekspresi wajah tampak bingung saat diberikan

pertanyaan, tampak curiga, dan terkesan menghindar. Kontak mata dengan

pemeriksa baik. Pasien menunjukkan sikap cukup kooperatif.

2. Kesadaran

Kesadaran Neurologis : Compos mentis.

Kesadaran Psikiatri : Tampak terganggu ( pasien merasa tidak

senang diwawancarai pada pertama kali dan bertanya mengapa beliau

ditanya-tanya, perasaan seperti sedang marah kepada keluarganya atas

kejadian pengeroyokan terhadap dirinya).

3. Perilaku dan aktivitas psikomotorik

Sebelum wawancara : Pasien sedang duduk sendirian sambil

melihat teman-teman dan kemudian berbaring

sebentar. Pasien bangun dan duduk ketika

pemeriksa ingin wawancara.

Selama wawancara : Pasien duduk tenang, menjawab pertanyaan

yang diajukan seperlunya saja, sering melihat-

lihat ke arah teman-teman yang sedang

berkumpul.

Sesudah wawancara : Pasien kembali duduk, bercanda bersama

teman-temannya yang datang

menghampirinya saat diwawancara.

4. Pembicaraan

11

Page 12: Case Skizofrenia

Pasien hanya menjawab seperlunya saja dari seluruh pertanyaan

dengan jawaban yang singkat. Bicara cukup jelas dan dapat diikuti.

5. Sikap terhadap pemeriksa

Cukup kooperatif

B. Alam Perasaan

1. Mood : Eutym

2. Ekspresi afektif

Stabilitas : Stabil

Pengendalian : Cukup

Keserasian : Serasi

Echt/unecht : Echt

Dalam/dangkal : Dangkal

Empati : Dapat diraba-rasakan

Skala diferensiasi : Menyempit

C. Fungsi Intelektual

Taraf pendidikan : Sesuai dengan pendidikannya (S 1)

Taraf Pengetahuan Umum : Sesuai dengan pendidikannya

Taraf kecerdasan : Baik

Daya konsentrasi : Baik

Daya ingat jangka panjang : Baik

Daya ingat jangka pendek : Baik

Daya ingat sesaat : Baik

Daya orientasi waktu : Baik

Daya orientasi tempat : Baik

Daya orientasi personal : Baik

Pikiran abstrak : Baik

Kemampuan menolong diri : Baik

12

Page 13: Case Skizofrenia

D. Gangguan Persepsi

Halusinasi : Tidak ada

Ilusi : Tidak ada

Depersonalisasi : Tidak ada

Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir

1. Arus pikir

Produktivitas : Baik

Kontinuitas pikiran : Koheren

Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi pikir

Preokupasi : Percobaan kacang hijau

Waham : Waham bizzare dan curiga

(waham bizzare : bisa menumbuhkan pohon toge lebih cepat dari

pertumbuhan normalnya dan dapat mengetahui ikatan-ikatan kimia yang

terjadi dengan menggunakan kartu tarot dan bermeditasi.)

(waham curiga : curiga terhadap ayah dan keluarganya, mengatakan

mereka penipu, mengambil handphone dan gitarnya. Pasien sering

mengunci pintu kamar ketika di dalam maupun di luar kamar)

F. Pengendalian Impuls : Baik

G. Daya Nilai

1. Daya nilai sosial : Baik

2. Uji daya nilai : Baik

3. Daya nilai realita : Terganggu

H. Tilikan : Derajat 1

I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

13

Page 14: Case Skizofrenia

IV. STATUS FISIK

A. Status Internus

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital:

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 36,6 oC

Pernafasan : 20 x/menit

Kepala : Normocephali

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, refleks

cahaya langsung dan tidak langsung positif

Mulut dan Gigi : Higiene kurang

Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar

Thoraks : Cor : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien

tidak teraba membesar

Ekstremitas : Akral hangat

Kesan : Tidak ada kelainan fisik.

B. Status Neurologis

Tanda rangsang meningeal : Tidak ada

Saraf cranial I – XII : Tidak dijumpai kelainan

Refleks fisiologis : Normal

Refleks patologis : Tidak ada

• Gejala rangsang selaput otak : Negatif

14

Page 15: Case Skizofrenia

• Mata : gerakan bola mata baik ke segala arah

• Pupil : Bentuk bulat, reaksi cahaya langsung dan

tidak langsung (+/+), reaksi konvergensi (+), sensibilitas kornea (+/+)

• Pemeriksaan oftalmoskopi : Tidak diperiksa

• Motorik : Tonus otot normal, turgor baik, reflex fisiologis (+), reflex

patologik (-)

• Gangguan khusus : Tidak ada

Kesan : Tidak ada kelainan neurologis.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang laki-laki, 37 tahun, dibawa ke RSJSH pada tanggal 15 Juni

2011, penampilan fisik terlihat lebih tua dari usianya, rambut hitam pendek

beruban, berjenggot, tinggi sedang, kulit sawo matang, berperawakan kurus,

berpakaian cukup rapi, dan kebersihan diri cukup.

Pada saat wawancara pasien memakai kaos lengan pendek berwarna pink,

celana pendek berwarna coklat, tanpa memakai alas kaki. Pasien duduk tenang.

Hubungan pasien dengan teman-teman di bangsal baik. Pada awal wawancara

ekspresi wajah tampak bingung saat diberikan pertanyaan, tampak curiga, dan

terkesan menghindar. Kontak mata dengan pemeriksa baik. Pasien menunjukkan

sikap cukup kooperatif.

Pasien datang ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan setelah dijemput oleh

ambulans Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan setelah mendapat laporan dari

Polres Jakarta Timur bahwa ada seseorang dengan riwayat gangguan jiwa. Pasien

diantar oleh ayah, ibu, dan kakak-kakak pasien.

Pasien marah-marah , menendang dan menyerang ayah pasien dengan golok

dan belati kuningan setelah ayah pasien meminta uang setoran metromini hari itu

kepada pasien saat pasien sedang makan siang.

15

Page 16: Case Skizofrenia

Menurut pasien, pasien merasa tidak nyaman dengan anggota keluarganya.

Ayah pasien sering marah-marah sehingga pasien menganggap ayahnya gila dan

saudara-saudaranya tidak suka dengan pasien yang bisa kuliah menjadi sarjana

dan nantinya akan pergi meninggalkan rumah. Pasien juga merasa barang-barang

pasien seperti handphone dan gitarnya telah hilang dan diambil oleh saudaranya.

Pasien juga merasa keluarganya berbuat jahat kepadanya karena keluarga pernah

mengikat pasien ketika pasien sedang tidur dan membawanya ke Rumah Sakit

Carolus.

Menurut keluarga pasien, pasien sendirilah yang telah menjual handphonenya.

Pasien juga sangat tidak ingin keluarga mengetahui isi kamarnya. Pasien selalu

mengunci pintu ketika berada di dalam kamar. Begitu juga saat pasien akan

meninggalkan kamar, pasien berulang-ulang memastikan kamarnya sudah

terkunci. Walaupun hanya ke kamar mandi pasien juga mengunci pintu kamarnya.

Keenam saudara pasien adalah sarjana, kakak-kakak pasien lah yang membantu

pasien sehingga pasien bisa menyelesaikan skripsinya sehingga bisa mengikuti

wisuda. Pasien sangat memiliki cita-cita yang tinggi tetapi pasien sangat malas

belajar.

Tiga bulan sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan pasien

mengaku memulai percobaan kacang hijau. Pasien mengaku bisa mengetahui

ikatan-ikatan kimia pada sel tersebut menggunakan kartu tarot dan bermeditasi.

Pasien yakin dengan perhitungannya itu pasien bisa menumbuhkan kacang hijau

menjadi pohon toge lebih cepat dari pada pertumbuhan normalnya. Menurut

pasien, dari percobaan yang pasien lakukan yaitu pasien berhasil membuat kacang

hijau tumbuh menjadi pohon toge selama dua hari sepanjang 2 sentimeter yang

sebelumnya pertumbuhan itu membutuhkan waktu selama 4 hari.

Pasien mempunyai riwayat pemakaian ganja selama 2 tahun (1995-1997) dan

dimasukkan ke panti rehabilitasi selama 1 tahun dan tidak pernah memakai ganja

lagi setelah itu. Pasien pernah minum alkohol pada tahun 1995-1997. Pasien

merokok setengah kotak rokok sehari.

Tumbuh kembang pasien secara keseluruhannya baik. Pernah kuliah di bidang

aeronautika selama 4 tahun tetapi tidak tamat. Berkuliah sarjana hukum selama 11

tahun dan tamat pada Maret 2011. Hubungan dengan keluarga tidak baik dan tidak

harmonis. Ayah pasien seorang penipu dan tidak bisa dipercayai. Pasien

mengatakan dia tidak suka dengan ayahnya dan saudara-saudaranya.16

Page 17: Case Skizofrenia

Dari Status Psikiatri ditemukan :

1. Kesadaran

Kesadaran neurologis : Compos Mentis

Kesadaran psikiatri : Tampak terganggu

2. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperatif

3. Alam Perasaan

Mood : Euthym

Ekspresi Afektif : Stabil, pengendalian cukup, serasi, echt,

dangkal, empati dapat diraba rasakan, skala

diferensiasi menyempit

4. Gangguan Persepsi : Tidak ada

5. Proses Pikir : Produktivitas baik, koheren, waham

bizzare dan waham curiga.

6. Daya nilai realita : Terganggu

7. Tilikan : Derajat I

8. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I : Gangguan klinis dan kondisi klinis yang menjadi fokus perhatian klinis

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan

ke dalam :

1. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya berat dalam menilai realita

yang dibuktikan dengan adanya :

• Waham : Bizzare, curiga

• Halusinasi : Tidak ada

17

Page 18: Case Skizofrenia

• Perilaku terdisorganisasi : Tidak ada

• Bicara terdisorganisasi : Tidak ada

• Gejala negatif : Tidak ada

2. Psikosis fungsional karena ;

a. Tidak ada penurunan kesadaran neurologis

b. Tidak ada faktor organik spesifik yang dinilai memiliki hubungan

etiologi terhadap gangguan tersebut

c. Fungsi kognitif / intelektual tidak terganggu.

Sesuai dengan kriteria diagnostik skizofrenia (F20), pasien ini memiliki 1

gejala jelas dari kelompok (1) yaitu waham aneh sejak 3 bulan lalu. Tidak ada gejala

manik atau depresif dan tidak disertai penyakit otak atau intoksikasi atau lepas zat.

Berdasarkan PPDGJ III sesuai dengan diagnosis F20.0 : Skizofrenia Paranoid.

Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

Tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental

Aksis III : Kondisi Medis Umum

Pada pemeriksaan fisik dan diagnostik tidak ditemukan kelainan.

Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan

Pasien bermasalah dengan ayah dan saudara-saudaranya.

Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global

Global Assesment of Functioning (GAF) skala 70-61. (beberapa gejala ringan dan

menetap, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sosial, dll).

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F20.0 Skizofrenia tipe paranoid

18

Page 19: Case Skizofrenia

Aksis II : Z.03.2 Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah dengan ‘primary support group’ (Keluarga)

Aksis V : Global Assesment of Functioning (GAF) skala 70-61

VIII. DAFTAR PROBLEM

A. Organobiologik : Tidak ada gangguan jiwa dalam keluarga

B. Psikologik : waham bizarre, waham curiga , preokupasi.

C. Sosiobudaya : Hubungan yang buruk dengan orang tua dan

saudara.

IX. PROGNOSIS

Dubia ad malam

Faktor yang mempengaruhi :

A. Faktor yang memperingan :

• Pernah bersekolah

• Kondisi ekonomi keluarga pasien

B. Faktor yang memperberat :

• Hubungan dengan keluarga tidak baik

• Belum pernah bekerja

• Belum pernah menikah

• Tidak terdapat faktor pencetus yang jelas

19

Page 20: Case Skizofrenia

X. PENATALAKSANAAN

1. Psikofarmaka

Risperidon 2 x 2 mg

2. Psikoterapi

Memotivasi pasien untuk rajin kontrol dan minum obat secara teratur dan

memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia akan mengalami perbaikan

dari kondisinya yang sekarang.

Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif.

Menganjurkan pasien untuk selalu bersosialisasi dengan teman-temannya.

Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami

keadaan pasien sekarang ini dan selalu memberikan dukungan (tidak

memarahi pasien).

1. Sosioterapi :

Melibatkan pasien dalam kegiatan di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan

seperti kegiatan terapi kelompok.

Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di Rumah

Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.

Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani.

20

Page 21: Case Skizofrenia

XI. LAMPIRAN

a. Cuplikan Wawancara

D : Dokter Muda (Angel / Rita)

P : Tn. I

Tgl 17 dan 20 Juni 2011

D : Selamat pagi Pak, saya dokter muda R dan ini teman saya dokter muda A

P : Selamat pagi

D : Boleh kita berbincang-bincang sebentar?

P : Boleh, ada apa ya dok?

D : Sudah berapa lama bapak disini?

P : Dua malam dok.

D : Siapa yang mengantar ke sini Pak?

P : Orang dari Polres Jakarta Timur.

D : Mengapa bapak bisa diantar mereka?

P : Saya mau menuntut orang yang mengeroyok saya.

D : Siapa yang telah mengeroyok bapak?

P : Ada tiga orang.

D : Bisa bapak ceritakan kepada saya? Bapak kenal orang itu?

P : Saya lagi makan siang terus dikeroyok. Tidak kenal dok. (dengan ekspresi

kesal)

D : Bapak masih ingat orang yang mengeroyok bapak?

P : Iya dok ingat sekali. Saya dikeroyok mereka. Lalu saya lari ke Polsek

Matraman untuk menuntut mereka, dari sana saya dibawa ke Polres Jakarta

Timur lalu dibawa kesini.

D : Sebenarnya siapa yang telah mengeroyok bapak?21

Page 22: Case Skizofrenia

P : Si N, G dan V. Mereka semua penipu dok. Mereka gila, mereka bilang

kepada polisi saya makan sambil membawa dua samurai. Kan itu ga mungkin.

Mereka gila.

D : Sebenarnya siapa mereka Pak? Apa mereka keluarga bapak?

P : Ya mereka ngakunya begitu, tapi saya jarang komunikasi dengan mereka.

D : Apakah pak N itu ayah bapak?

P : Iya dok. Tapi dia gila. Saya yang dikeroyok tapi mereka malah menyalahkan

saya. Mereka semua jahat.

D : Dokter bisa bantu saya? Saya dirumah ada percobaan kacang hijau. Bisa

dokter amankan barang saya?

P : Barang itu kan ada dirumah bapak, kenapa harus diamankan?

D : Karena mereka pasti akan masuk ke kamar saya dan mengambil atau

membuang percobaan saya itu.

P : Mengapa bapak seyakin itu mereka akan berbuat hal itu?

D : Ya karena mereka jahat dok. Apalagi saya tidak dirumah dan kamar saya

tidak terkunci. Mereka pasti akan masuk ke kamar saya. Dokter bisa bantu saya

selamatkan percobaan saya itu?

D : Mengapa bapak menganggap mereka jahat?

P : Ya ini salah satu buktinya, saya yg dikeroyok tapi malah menyalahkan saya.

Saya juga pernah diikat dalam keadaan tidur dan dibawa ke Piyus.

D : Apa itu Piyus Pak?

P : Ruang di Carolus, dulu saya dirawat disana.

D :Apakah bapak pernah sakit sebelumnya?

P : Iya dulu saya sering ngedrop tiba-tiba lemas.

D : Bapak tau ini Rumah Sakit apa?

P : Rumah Sakit Jiwa Grogol..

D : Oh begitu. Apa bapak merasa bapak sakit?

22

Page 23: Case Skizofrenia

P : Ya jelas tidak dok. Saya jadi bingung sebenarnya status saya disini apa dok?

(dengan tatapan curiga). Saya kan disini korban yang mau menuntut.. saya

tidak gila.

Tgl 23 dan 25 Juni 2011

D : Selamat pagi Pak I. Apa kabar? Bisa kita ngobrol sebentar?

P : Baik dok. Jadi gimana dok bisa ga dokter bantu saya selamatkan percobaan

kacang hijau saya?

D : Bagaimana caranya saya bisa mengambilnya pak dari rumah bapak?

P : Jadi siapa ya yang bisa bantu saya, kalo terlalu lama saya takut percobaan

saya dibuang mereka.

D : Sudah berapa lama bapak melakukan percobaan kacang hijau itu? Apa yang

bapak inginkan dari percobaan itu?

P : Saya bisa membuat kacang hijau tumbuh menjadi pohon toge hanya dengan

2 hari.

D : Bagaimana bapak bisa melakukannya?

P : Saya menghitungnya dengan kartu tarot dan ditambah dengan meditasi.

D : Apa yang bisa bapak peroleh dengan kartu tarot itu?

P : Iya dengan kartu tarot saya bisa mengetahui ikatan-ikatan kimia dari sel itu

jadi saya bisa membuat kacang ijo itu tumbuh lebih cepat menjadi pohon

toge.

D : Apa bapak yakin dengan menggunakan kartu tarot dan meditasi bapak bisa

menumbuhkan kacang ijo lebih cepat? Bagaimana caranya pak?

P : Iya yakin dok, saya sudah berhasil menumbuhkan pohon toge itu selama 2

hari. Padahal waktu kita SMA kan perlu waktu 4-7 hari.,Ini dok saya jelaskan..

Jadi bagaimana apa dokter bisa bantu saya selamatkan percobaan saya? Saya

khawatir di rumah pasti mereka membuangnya.

D : Mengapa bapak sangat yakin keluarga bapak akan melakukan hal itu pada

percobaan bapak? Memangnya apa yang sudah mereka lakukan?

23

Page 24: Case Skizofrenia

P : Barang saya sering hilang dok di rumah. Saya yakin pasti dia yang

mengambilnya..

D : Barang apa milik bapak yang hilang? Dan menurut bapak siapa yang telah

mengambilnya?

P : Saya sudah dua kali kehilangan handphone dan gitar saya juga hilang.

D : Mungkin bapak lupa pernah meminjamkan atau meletakkannya dimana..

P : Tidak dok, kalo dipinjam masa tidak kembali. Saya taruh di kamar, saya

tinggal keluar sebentar handphone saya sudah hilang. Saya yakin G yang

mengambilnya dan menjualnya.

D : Apa bapak melihat bapak G yang melakukan itu semua?

P : Tidak sih dok, tapi saya yakin dia yang mengambil..

24