Case skizofrenia
-
Upload
ardina-nur-pramudhita -
Category
Documents
-
view
43 -
download
1
description
Transcript of Case skizofrenia
LAPORAN KASUS UJIAN
SEORANG LAKI-LAKI USIA 31 TAHUN DENGAN DD F 22.0
GANGGUAN WAHAM MENETAP DAN
F 20.0 SKIZOFRENIA PARANOID
Pembimbing :
dr. Maria Rini I, Sp. KJ
Disusun Oleh :
Ardina Nur Pramudhita
G99131020
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 31 tahun
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Sragen
Pencv didikan : SMP
Suku : Jawa
Tanggal Masuk RS : 3 September 2014
Tanggal Pemeriksaan : 11 September 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat penyakit pasien didapatkan dari anamnesis terhadap pasien
(autoanamnesis) maupun dari keluarga (alloanamnesis).
1. Autoanamnesis dilakukan di bangsal Nakula RS Jiwa Daerah Surakarta
pada tanggal 11 September 2014.
2. Alloanamnesis dilakukan terhadap tetangga pasien yaitu Tn. F, usia 22
tahun, pada tanggal 11 September 2014 melalui telepon, dan kakak pasien
yaitu Tn. H, usia 42 tahun, pada tanggal 11 September 2014 melalui
telepon.
A. Keluhan Utama
Gaduh Gelisah
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesis :
Pasien diperiksa tanggal 11 September 2014 dibangsal Nakula RSJD
Surakarta. Pasien berambut cepak, menggunakan pakaian berwarna Biru
2
dan celana panjang berwarna biru, perawatan diri cukup, penampilan
tampak sesuai usia. Pasien memperkenalkan diri sebagai Tn. B, usia 31
tahun dan tinggal di Sragen.
Saat ditanya perasaan hari ini, pasien mengatakan bahwa
perasaannya bosan, ingin pulang ke rumah dan menyelesaikan masalah di
rumah. Pasien mengetahui berada di RS Jiwa Daerah Surakarta. Saat
ditanya mengapa dibawa ke RSJD, pasien mengatakan bahwa sebenarnya
dia adalah orang sehat dan tidak sakit, tetapi dibawa ke RSJD karena ada
permusuhan politik di daerahnya.
Di rumah pasien tinggal bersama ayah, ibu pasien sudah meninggal 4
tahun yang lalu, dan pasien belum menikah ataupun berpacaran. Menurut
pasien, dia belum menikah karena ada orang-orang yang selalu ingin
merusak kehidupan pribadinya. Pasien adalah lulusan SMP, sempat
bersekolah di SMEA, namun pasien merasa tidak cocok dengan pelajaran
sehingga sering bolos sekolah, hingga dipecat dari sekolah. Setelah keluar
dari SMEA, pasien bekerja sebagai kondektur bis hingga tahun 2008.
Kemudian pasien bekerja serabutan, sebagai kuli atau buruh.
Menurut pasien, orang-orang di sekitar rumahnya bersekongkol
dalam politik untuk merebut hartanya dan merusak kehidupan pribadinya.
Dalang dari persekongkolan tersebut adalah Tn. F, yang membawa pasien
ke RSJD. Menurut pasien, Tn. F juga bersekongkol dengan ayah dan
saudaranya, sehingga tidak ada yang membela pasien. Pasien ingin
menyadarkan dan memberi pelajaran kepada orang sekitar dengan
melempari rumah tetangganya. Pasien yakin jika orang sekitar disadarkan
dan diberi pelajaran maka dia akan dapat menjalani hidupnya. Pasien tidak
tahu mengapa orang-orang sekitar berlaku seperti itu. Jika sudah pulang,
pasien ingin mengumpulkan bukti-bukti dan menuntut orang-orang
tersebut ke pengadilan.
Dari pengakuan pasien, pasien tidak merasa ada masalah di
pekerjaan maupun sekolahnya dahulu. Hanya masalah dari orang-orang
sekitar rumahnya yang bersekongkol memusuhinya.
3
Alloanamnesis:
Alloanamnesis didapakan dari Tn. F, berusia 22 tahun, dan Tn. H,
berusia 42 tahun. Tn. F adalah tetangga di depan rumah pasien yang
membawa pasien ke RSJD, sedangkan Tn. H adalah kakak pasien. Tn.F
mengatakan bahwa pasien dibawa ke IGD RSJD Surakarta karena pasien
marah-marah dan melempari rumah tetangganya dengan genting sehingga
meresahkan warga.
Pasien sudah menunjukkan perilaku aneh sejak tahun 2008,
menurut Tn. H, saat itu pasien mengalami patah hati. Pasien menyukai
seorang gadis di kampungnya, tetapi gadis tersebut tidak menyukai pasien
dan menikahi orang lain. Teman-teman pasien sering mengolok-ngolok
pasien karena ini. Pasien mulai menunjukkan perilaku aneh seperti
terkadang duduk berlama-lama di teras gadis tersebut, kadang memanggil-
manggil nama gadis tersebut walaupun gadis tersebut sudah menikah.
Namun saat itu pasien masih bisa dikendalikan dan bekerja seperti biasa.
Tetapi bicaranya mulai melantur.
Dua tahun sebelum masuk RSJD, perilaku aneh pasien mulai
menjadi-jadi. Terutama setelah ayah dan saudara-saudara pasien berencana
untuk menjual sebagian tanah yang saat ini ditempati oleh pasien dan
ayahnya ke tetangga pasien. Pasien sering marah-marah, melempar-lempar
barang, berteriak-teriak di dalam rumah, bahkan menurut Tn. F, pasien
pernah mengancam ayah pasien dengan senjata tajam, namun segera
diamankan oleh tetangga-tetangganya. Pasien tidak pernah dibawa
berobat, karena ayah pasien bersikeras bahwa anaknya sehat dan tidak
perlu dibawa berobat. Namun 1 hari sebelum masuk RSJD, perilaku pasien
sangat meresahkan warga, seperti marah-marah di luar rumah dan
melempari-lemparkan genting ke rumah tetangga.
Menurut Tn.H, pasien merupakan seseorang yang pesimis, sering
memendam masalah, dan sulit untuk memaafkan orang lain. Pasien jarang
beribadah, dan sebelum menunjukkan perilaku aneh pasien memiliki
hubungan sosial yang cukup tertutup dengan lingkungan sekitarnya.
4
C. Riwayat Gangguan sebelumnya
1. Riwayat psikiatri sebelumnya : (-) pasien belum pernah masuk RSJD
2. Riwayat Gangguan medik
- Trauma Kepala : disangkal
- Kejang : disangkal
- Asma : disangkal
- Alergi : disangkal
- Infeksi : disangkal
3. Riwayat Penyalahgunaan Obat
- Riwayat merokok : (+) sejak bekerja sebagai kondektur
bis, 2-3 batang sehari
- Riwayat alkohol : disangkal
- Riwayat konsumsi narkoba : disangkal
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien anak kelima dari 7 bersaudara. Riwayat kelahiran pasien sulit
dievaluasi
2. Riwayat Masa Anak Awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu dan bapak pasien. Perkembangan di usia ini
sulit dievaluasi
3. Riwayat Masa Anak Pertengahan (4-11 tahun)
Sulit dievaluasi
4. Riwayat Masa Anak Akhir (pubertas sampai remaja)
Pasien menempuh pendidikan hingga lulus SMP. Selama masa
sekolah, pasien tergolong siswa yang biasa saja.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja serabutan sebagai buruh
b. Riwayat Perkawinan
Belum menikah
5
c. Riwayat Pendidikan
Pasien tamat SMP
d. Riwayat Agama
Pasien beragama Islam, tidak rajin beribadah
e. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenis
f. Riwayat Kemiliteran dan hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam kegiatan kemiliteran dan
masalah hukum
g. Situasi Hidup Sekarang
Sebelum tinggal di rumah sakit jiwa, pasien tinggal di rumah
bersama ayah pasien
h. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Sendiri
Pasien merasa dirinya adalah korban persekongkolan politik
A. Riwayat Keluarga
Ket.: : laki-laki
: perempuan
: laki-laki sudah meninggal
: perempuan sudah meninggal
: pasien dengan gangguan jiwa
: tinggal serumah
Tidak ditemukan riwayat keluarga yang memiliki keluhan yang sama atau
gangguan jiwa.
6
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Pasien adalah laki-laki berusia 31 tahun, tampak sesuai usia, perawatan
diri cukup.
2. Kesadaran
Kuantitatif : Compos Mentis, GCS: E4V5M6
Kualitatif : Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
normoaktif
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dengan spontan. Volume
cukup, intonasi cukup, artikulasi jelas.
5. Sikap terhadap pemeriksa
kooperatif, kontak mata adekuat.
B. Alam Perasaan
1. Mood : kecewa
2. Afek : menyempit
3. Keserasian : serasi
4. Empati : Tidak dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf Pendidikan : SMP
2. Daya Konsentrasi : Baik
3. Orientasi
- Waktu : Baik
- Tempat: Baik
- Perorangan : Baik
4. Daya Ingat
- Daya ingat jangka panjang: Baik.
7
- Daya ingat jangka pendek: Baik.
- Daya ingat segera: Baik
5. Pikiran Abstrak
Baik, pasien mengerti arti panjang tangan.
6. Kemampuan menolong dirinya sendiri
Baik, pasien dapat mandi, makan, minum, dan berpakaian tanpa
bantuan orang lain.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi visual : (-) Tidak ada
- Halusinasi auditorik : (-)Tidak ada
2. Ilusi : (-) Tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) Tidak ada
4. Derealisasi : (-) Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : Non Realistik
2. Arus Pikir :
a. Produktifitas : Koheren
b. Kontinuitas : Jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan.
3. Isi Pikiran : Waham Curiga
F. Pengendalian impuls
Tidak ada gangguan.
G. Daya nilai
1. Daya nilai sosial : Terganggu
2. Penilaian realita : Terganggu
H. Tilikan
Derajat 1
8
I. Taraf Kepercayaan
Sebagian dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN
A. Status Interna
Keadaan Umum : Baik
Tanda Vital : TD 110/70 mm/Hg
Nadi 86 x/m
RR 18 x/m
T0 36,40 C
Mata : dalam batas normal
Thorase : Cor dan Pulmo dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Gastrointestinal : dalam batas normal
Urogenital : dalam batas normal
Gangguan khusus : tidak ditemukan
B. Status Neurologis
1. Nn. Craniales : TAK
2. Meningeal sign : -
3. gejala peningkatan TIK : -
4. mata : pupil bulat sentral isokor,
Reflex cahaya +/+, reflex kornea +/+
I. Motorik
1. Tonus : normotonus
2. Turgor kulit : < 2 detik / baik
3. Koordinasi : DBN
4. Reflek fisiologis : reflek patologis
9
- -
- -
+ +
+ +
II. Sensibilitas : normoestesi
III. Susunan fungsi vegetative : Tidak ada kelainan
IV. Fungsi luhur : Tidak ada kelainan
V. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Dari riwayat penyakit sekarang, didapatkan seorang pasien laki-
laki berusia 31 tahun. Tampak penampilan sesuai usia.dan perawatan diri
cukup. Datang ke RSJD Surakarta dengan keluhan utama gaduh gelisah.
Pasien mengatakan bahwa dia tidak sakit, dibawa ke RSJD karena
menjadi korban persekongkolan politik orang sekitar, dengan dalang Tn.
F, tetangga pasien yang membawa pasien ke RSJD. Menurut pasien, Tn. F
juga bersekongkol dengan ayah dan saudaranya. Pasien ingin
menyadarkan dan memberi pelajaran kepada orang sekitar dengan
melempari rumah tetangganya. Pasien yakin jika orang sekitar disadarkan
dan diberi pelajaran maka dia akan dapat menjalani hidupnya. Pasien tidak
tahu mengapa orang-orang sekitar berlaku seperti itu. Jika sudah pulang,
pasien ingin mengumpulkan bukti-bukti dan menuntut orang-orang
tersebut ke pengadilan.
Menurut tetangga dan keluarga pasien, pasien sudah menunjukkan
perilaku aneh sejak tahun 2008, setelah pasien patah hati. 2 tahun SMRS,
pasien perilaku aneh pasien semakin terlihat, pasien marah-marah,
berteriak-teriak dari dalam rumah, hingga mengancam ayahnya dengan
senjata tajam. 1 hari SMRS, pasien marah-marah, berteriak-teriak di luar
rumah, dan melempari rumah tetangga dengan genting.
Pasien lulusan SMP, pernah bersekolah di SMEA tetapi tidak tamat.
Pernah bekerja sebagai kondektur bis hingga tahun 2008. Kemudian
bekerja sebagai buruh serabutan di lingkungan rumahnya. Pasien hanya
tinggal berdua bersama ayahnya sejak ibunya meninggal 4 tahun SMRS.
Pasien belum menikah dan belum pernah berpacaran
10
Dari hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal. Dari pemeriksaan
status mentalis didapatkan mood kecewa, afek menyempit. Adanya
gangguan bentuk pikiran yaitu non realistik dan isi pikir yaitu waham
curiga.
VI. EVALUASI MULTIAXIAL
Axis I
Didapatkan gejala gangguan waham menetap yaitu waham merupakan
gejala yang paling mencolok, sudah ada lebih dari 3 bulan, dan bersifat
khas (pribadi). Tidak ada bukti adanya penyakit otak, tidak ada halusinasi
auditorik, tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia
Diusulkan diagnosis F. 22.0 Gangguan waham menetap
Axis II
Ciri Kepribadian Paranoid
Axis III
Berdasarkan status interna dan neurologis, tidak didapatkan adanya
kelainan.
Axis IV
Masalah psikososial dan primary support group
Axis V
GAF 40-31
VII. DIAGNOSIS BANDING
F 20.0 Skizofrenia Paranoid
VIII. DAFTAR MASALAH
Gangguan proses pikir
Bentuk Pikir : non realistik
Isi Pikir : Waham Curiga
11
IX. TERAPI
a. Psikofarmaka
Risperidon 2 mg 2x2
b. Psikoterapi
1. Terhadap pasien
a. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat diberi pengobatan,
cara pengobatan, dan efek samping
b. memotivasi pasien agar rajin minum obat dan rutin kontrol.
c. Membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas
sehari-hari secara bertahap
2. Terhadap keluarga
a. Memberi penjelasan dan pengertian pada keluarga mengenai
gangguan yang diderita pasien
b. Menyarankan keluarga agar membantu kesembuhan pasien.
X. PROGNOSIS
- qua ad vitam : bonam
- qua ad sanam : dubia ad bonam
- qua ad fungsionam : dubia ad bonam
12