Case Septik Arthritis

91
BAB I PENDAHULUAN Artritis septik karena infeksi bakterial merupakan penyakit serius yang cepat merusak kartilago hyaline artikular dan kehilangan fungsi sendi yang ireversibel. 1,2 Diagnosis awal yang diikuti dengan terapi yang tepat dapat menghindari terjadinya kerusakan sendi dan kecacatan sendi. 1 Insiden septik artritis pada populasi umum bervariasi 2-10 kasus per 100.000 orang per tahun. Insiden ini meningkat pada penderita dengan peningkatan risiko seperti artritis rheumatoid 28-38 kasus per 100.000 per tahun, penderita dengan prosthesis sendi 40- 68 kasus/100.000/tahun. Puncak insiden pada kelompok umur adalah anak-anak usia kurang dari 5 tahun (5 per 100.000/tahun) dan dewasa usia lebih dari 64 tahun (8,4 kasus/100.000 penduduk/tahun). 2,3 Kebanyakan artritis septik terjadi pada satu sendi, sedangkan keterlibatan poliartikular terjadi 10-15% kasus. Sendi lutut merupakan sendi yang paling sering terkena sekitar 48-56%, diikuti oleh sendi panggul 16-21%, dan pergelangan kaki 8%. 3,4 Gastropati merupakan kelainan pada mukosa lambung dengan karakteristik perdarahan subepitelial dan erosi. Salah satu penyebab dari gastropati adalah efek dari 1

Transcript of Case Septik Arthritis

Page 1: Case Septik Arthritis

BAB I

PENDAHULUAN

Artritis septik karena infeksi bakterial merupakan penyakit serius yang cepat

merusak kartilago hyaline artikular dan kehilangan fungsi sendi yang ireversibel.1,2

Diagnosis awal yang diikuti dengan terapi yang tepat dapat menghindari terjadinya

kerusakan sendi dan kecacatan sendi.1 Insiden septik artritis pada populasi umum

bervariasi 2-10 kasus per 100.000 orang per tahun. Insiden ini meningkat pada

penderita dengan peningkatan risiko seperti artritis rheumatoid 28-38 kasus per

100.000 per tahun, penderita dengan prosthesis sendi 40-68 kasus/100.000/tahun.

Puncak insiden pada kelompok umur adalah anak-anak usia kurang dari 5 tahun (5

per 100.000/tahun) dan dewasa usia lebih dari 64 tahun (8,4 kasus/100.000

penduduk/tahun).2,3 Kebanyakan artritis septik terjadi pada satu sendi, sedangkan

keterlibatan poliartikular terjadi 10-15% kasus. Sendi lutut merupakan sendi yang

paling sering terkena sekitar 48-56%, diikuti oleh sendi panggul 16-21%, dan

pergelangan kaki 8%.3,4

Gastropati merupakan kelainan pada mukosa lambung dengan karakteristik

perdarahan subepitelial dan erosi. Salah satu penyebab dari gastropati adalah efek

dari NSAID (Non steroidal anti inflammatory drugs) serta beberapa faktor lain

seperti alkohol, stres, ataupun faktor kimiawi. Gastropati NSAID dapat memberikan

keluhandan gambaran klinis yang bervariasi seperti dispepsia, ulkus, erosi, melena

hingga perforasi. 1,2

Di Indonesia, Gastropati NSAID merupakan penyebab kedua gastropati

setelah Helicobacter pylori dan penyebab kedua perdarahan saluran cerna bagian atas

setelahruptur varises oesophagus.1 Menurut data dari Moskow Ilmiah Lembaga

PenelitianGastroenterology, pengobatan dengan NSAID menyebabkan gastritis akut

dalam 100% kasus dalam satu minggu setelah awal pengobatan. Lesi erosif

gastrointestinal terjadi pada 20-40% pasien yang menerima secara teratur NSAID.

1

Page 2: Case Septik Arthritis

Acute Kidney Injury (AKI) adalah kondisi penurunan fungsi ginjal secara

mendadak dalam waktu kurang dari atau sama dengan 48 jam, yang ditandai dengan

peningkatan kadar kreatinin serum (1,5 kali dari nilai sebelumnya atau dengan

penurunan laju filtrasi glomerulus lebih dari atau sama dengan 25%) atau adanya

keadaan oligouri (produksi urin <0,5mg/kgBB/jam selama 6 jam). Pengenalan yang

tepat terhadap faktor risiko AKI, ketepatan dalam pemeriksaan klinis serta

menghindari penggunaan zat nefrotoksik untuk waktu yang lama dapat membantu

dalam mencegah terjadinya AKI.10

Insiden AKI diseluruh dunia masih belum dapat dipastikan hasilnya.

Penelitian terbaru di Amerika Serikat dan Spanyol menunjukkan insiden AKI dari

tahun 1998 hingga 2002, bervariasi antara 61 hingga 288 dalam 100.000 populasi.11

Penyakit jantung hipertensi (HHD) adalah suatu penyakit yang merupakan

hasil dari akumulasi adaptasi fungsional dan struktural jantung terhadap kenaikan

tekanan darah. Hipertrofi ventrikel kiri, kekakuan vaskuler dan disfungsi diastolik

merupakan gambaran yang sering muncul pada penyakit jantung hipertensi, dan hal

ini berhubungan erat dengan penyakit jantung iskemik yang paling sering

mengakibatkan gagal jantung apabila tidak diterapi dengan adekuat. Insiden

hipertensi di Indonesia telah mencapai 31,7% dari total penduduk dewasa. Data ini

didapat dari hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 hingga 2008.

Dari 31,7%, ini, hanya sekitar 0,4% kasus yang meminum obat hipertensi untuk

pengobatan.17

Berikut disajikan suatu laporan kasus seorang laki-laki usia 68 tahun dengan

Gastropati NSAID + Arthritis septik + AKI RIFLE I + HHD kompensata +

hipertensi stage 1 dan. Kasus ini diangkat karena masalah penatalaksannan antara

Gastropati NSAID, Arthritis septik dan AKI yang terjadi serta digunakan pula

sebagai kasus demonstrasi.

2

Page 3: Case Septik Arthritis

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 ANAMNESIS (Auto dan Allo Anamnesis)

2.1.1 IDENTIFIKASI

Seorang laki-laki, Tuan MY, usia 62 tahun, agama Islam, pekerjaan

pedagang. Alamat di jalan Sosial Lr. Amalia Kec.Sukarame, Palembang,

dirawat di ruang RA kamar V.8 bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit

Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang sejak tanggal 24 Desember 2012

dengan keluhan utama BAB hitam sejak ± 2 hari SMRS.

2.1.2 RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Sejak ± 10 tahun SMRS, Os mengeluh nyeri pada lutut, siku dan

kedua pergelangam tangan terutama malam hari saat tidur. Os juga merasa

kedua lututnya terasa kaku terutama pada pagi hari, yang perlahan hilang bila

digunakan Os beraktifitas. Kedua lutut terasa nyeri dan kaku bila digunakan

berjalan. Os juga mengeluh kadang merasa demam. lutut terasa nyeri dan

kemerahan, sakit kepala. Os diberitahu tetangganya untuk membeli sendiri

obat piroksikam, diminum 2 x 1 tablet/ hari untuk mengurangi keluhan ini.

Selain menggunakan obat tersebut, Os juga mengkonsumsi obat tradisional

(herbal) karena os dikatakan terkena darah tinggi oleh mantri. Keluhan

dirasakan sedikit berkurang. BAK dan BAB biasa.

Sejak ± 5 tahun SMRS, Os mengeluh nyeri ulu hati, tidak menjalar,

seperti ditusuk-tusuk, nyeri berkurang ketika os makan, mual ada, muntah

tidak ada, dada terasa panas seperti terbakar, badan terasa lemas, demam tidak

ada, BAB dan BAK biasa. Kedua lutut sering terasa panas dan nyeri terutama

saat digunakan beraktifitas. Os berobat ke dokter umum dikatakan sakit maag

3

Page 4: Case Septik Arthritis

dan asam urat, Os masih mengkonsumsi Piroksikam,dan diberi tambahan obat

maag. BAK dan BAB biasa.

Sejak ± 6 bulan SMRS, Os mengeluh nyeri pada lutut kanannya dan

membengkak. Bila sedang bengkak dan berwarna kemerahan, Os tidak dapat

beraktifitas dan sulit untuk meluruskan maupun menekuk sendi lututnya. Os

hanya dapat duduk dan keluhan ini hanya berkurang bila Os mengkonsumsi

piroksikam. Os juga mengeluh lehernya sering terasa berat kepala terasa

pusing. BAK dan BAB biasa.

Sejak ± 1 minggu SMRS, Os mengeluh Os mengeluh nyeri ulu hati,

tidak menjalar, seperti ditusuk-tusuk, nyeri berkurang ketika os makan, mual

ada, muntah ada, isi apa yang dimakan dan diminum, frekuensi 3 x/hari,

jumlah 1 gelas belimbing, dada terasa panas seperti terbakar, badan terasa

lemas, demam tidak ada, BAB dan BAK biasa. Os berobat ke RS.

Bhayangkara dan dirawat selama 4 hari. Os diberi obat omeprazole, sucralfat,

asam traneksamat dan vitamin k. Os juga di beri transfusi 2 kantong

Sejak ± 3 hari SMRS (perawatan di RS.Bhayangkara) Os mengeluh

BAB hitam, frek 3 x, cair seperti aspal, sebanyak ± 3 gelas belimbing tiap

BAB, nyeri ulu hati ada, nyeri tidak menjalar ke punggung, mual ada, muntah

tidak ada. Demam tidak ada, nyeri sendi jari tangan kiri ada, kemerahan, nyeri

pada siku kiri ada, kemerahan, nyeri kedua lutut ada , BAK biasa, Badan

lemas, muka pucat, kepala pusing. Os kemudian os dirujuk ke RSMH dan

dirawat.

2.1.3 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat nyeri sendi sejak ± 10 tahun yang lalu, tidak kontrol teratur. Os

biasa mengkonsumsi Piroksikam 2 x 1 tablet bila nyeri.

Riwayat darah tinggi sejak ± 10 tahun yang lalu, os berobat ke mantri,

kontrol tidak teratur. Os hanya minum obat tradisional (herbal).

4

Page 5: Case Septik Arthritis

2.1.4 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat penyakit darah tinggi dalam keluarga ada, saudara laki-laki os

yang pertama, saudara perempuan yang ketiga, dan saudara laki-laki os

yang keenam.

Riwayat penyakit nyeri sendi dalam keluarga ada yaitu saudara laki-laki os

yang kedua.

2.1.5 RIWAYAT KEBIASAAN

Riwayat mengkonsumsi daging, jeroan dan babat, dengan frekuensi 2-3

kali/minggu, sejak usia 20 tahunan sampai usia 60 tahun.

Riwayat merokok sejak usia 18 tahun sampai usia 60 tahun, jumlah ± 12

batang/hari.

Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal.

Riwayat mengkonsumsi obat pelancar BAK disangkal.

2.1.6 RIWAYAT SOSIOEKONOMI

Os adalah pensiunan operator alat berat Perusahaan Swasta, biaya

hidup didapat dari anak-anaknya, status duda dengan satu istri yang sudah

meninggal dan memiliki 3 orang anak, dengan kesan sosioekonomi kurang.

2.2 PEMERIKSAAN FISIK

2.2.1 KEADAAN UMUM

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan Darah : 150/90 mmHg

Nadi : 100 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Respirasi : 20 x/ menit

5

Page 6: Case Septik Arthritis

Temperatur : 36,6 ºC

Tinggi badan : 160 cm

Berat badan : 69 kg

RBW : 127,77% (overweight)

2.2.2 PEMERIKSAAN SPESIFIK

Kepala :

Mata : Konjungtiva palpebra pucat (+), sklera ikterik (-),

edema palpebra (-), atropi papil (-).

Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks :

o Cor :

I : Iktus kordis tidak terlihat

P : Iktus kordis tidak teraba

P : Batas atas intercostal II, batas kanan linea sternalis dekstra, batas kiri

2 jari linea midklavikula sinistra intercostal V.

A : HR 100 x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)

o Pulmo

I : Statis dan dinamis simetris kanan = kiri

P : Stemfremitus kanan = kiri

P : Sonor pada kedua lapangan paru

A : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)

6

Page 7: Case Septik Arthritis

Abdomen :

I : Datar

P : Lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+),

P : Timpani, nyeri ketok CVA (-)

A : Bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Ekremitas Superior:

o Tampak pembengkakan di regio elbow joint sinistra, edema (+),

kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri saat digerakkan

(+), ROM aktif terbatas.

o Tampak pembengkakan di regio metacarpophalangeal joint sinistra,

edema (+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri saat

digerakkan (+), ROM aktif terbatas.

Ekstremitas Inferior:

o Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra, edema (+),

kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri saat digerakkan

(+), ROM aktif terbatas.

2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (tanggal 24 Desember 2012)

Darah rutin :

Hemoglobin : 4,6 g/dl

Hematokrit : 15 vol %

MCH : 30 pico gram

MCV : 99 mikro gram

MCHC : 31 %

Leukosit : 41.500/mm3

Trombosit : 205.000/mm3

LED : 9 mm/jam

Diff. Count. : 0/0/0/74/20/6

Kimia Darah :

BSS : 150 mg/dl

Ureum : 197 mg/dl

Kreatinin : 2,9 mg/dl

7

Page 8: Case Septik Arthritis

Asam urat : 22,1 mg/dl

Natrium : 146 mmol/l

Kalium : 4,6 mmol/l

SGOT : 16 U/I

SGPT : 10 U/I

EKG

EKG 21 Januari 2013

SR, aksis normal, HR 120 x/menit, Gel P normal, PR interval 0,12 detik, QRS

kompleks 0,08 dtk, R/S di V1 < 1, S di V1 + R di V5/V6<35, T inverted V1-

V4

Kesan : Sinus Takikardia + Iskemik Anteroseptal

Foto Rontgen Thorax PA No. 9395 (tanggal 21 September 2011)

8

Page 9: Case Septik Arthritis

Deskripsi : Kondisi foto baik, tidak simetris kiri dan kanan, trakhea letak

ditengah, tulang-tulang baik, sudut costofrenikus tajam, diagfragma tenting (-)

, CTR > 50 %, Parenkim: tidak ada kelainan. Kesan : kardiomegali

2.4 RESUME

Tuan MY, usia 62 tahun, dirawat di bangsal Penyakit Dalam Rumah

Sakit Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang sejak tanggal 24 Desember

2012 dengan keluhan utama BAB hitam sejak ± 3 hari SMRS. Sejak ± 10

tahun SMRS, Os mengeluh nyeri pada lutut, siku dan kedua pergelangam

tangan terutama malam hari saat tidur. Os juga merasa kedua lututnya terasa

kaku terutama pada pagi hari, yang perlahan hilang bila digunakan os

beraktifitas. Kedua lutut terasa nyeri dan kaku bila digunakan berjalan. Os

juga mengeluh kadang merasa demam. lutut terasa nyeri dan kemerahan, sakit

kepala. Os diberitahu tetangganya untuk membeli sendiri obat piroksikam,

diminum 2 x 1 tablet/ hari untuk mengurangi keluhan ini. Selain

menggunakan obat tersebut, Os juga mengkonsumsi obat tradisional (herbal)

karena os dikatakan terkena darah tinggi oleh mantri. Keluhan dirasakan

sedikit berkurang. BAK dan BAB biasa.. Sejak ± 5 tahun SMRS, Os

mengeluh nyeri ulu hati, tidak menjalar, seperti ditusuk-tusuk, nyeri

berkurang ketika os makan, mual, Dada terasa panas seperti terbakar, Badan

terasa lemas, BAB dan BAK biasa. Kedua lutut sering terasa panas dan nyeri

terutama saat digunakan beraktifitas. Os berobat ke dokter umum dikatakan

sakit maag, Os masih mengkonsumsi Piroksikam,dan diberi tambahan obat

maag.BAK dan BAB biasa.. Sejak ± 1 minggu SMRS, Os mengeluh Os

mengeluh nyeri ulu hati, tidak menjalar, seperti ditusuk-tusuk, nyeri

berkurang ketika os makan, mual, muntah, isi apa yang dimakan dan

diminum, frekuensi 3 x/hari, jumlah 3 gelas belimbing, dada terasa panas

seperti terbakar, badan terasa lemas, BAB dan BAK biasa. Os berobat ke RS.

Bhayangkara dan dirawat selama 4 hari. Os diberi obat omeprazole, sucralfat,

asam traneksamat dan vitamin k. Os juga di beri transfusi 2 kantong. Sejak ±

9

Page 10: Case Septik Arthritis

3 hari SMRS (masih dalam perawatan di RS.Bhayangkara) Os mengeluh

BAB hitam, frek 3 x, cair seperti aspal, sebanyak + 2 sdm tiap BAB, nyeri ulu

hati, nyeri tidak menjalar ke punggung, mual. Nyeri kedua lutut, BAK biasa,

Badan lemas, muka pucat, kepala pusing. Kemudian os dirujuk ke RSMH

dan dirawat. Riwayat asam urat sejak ± 10 tahun yang lalu, tidak kontrol

teratur. Os biasa mengkonsumsi Piroksikam 2 x 1 tablet. Riwayat darah tinggi

sejak ± 10 tahun yang lalu, kontrol tidak teratur. Riwayat mengkonsumsi

daging daging, jeroan dan babat, dengan frekuensi 2-3 kali/minggu sejak usia

20 tahun.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,

kesadaran compos mentis, tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 100 x/menit,

reguler, isi dan tegangan cukup, respirasi 20 x/ menit, temperatur 36,6 ºC,

dengan RBW 127,77% (overweight). Kepala dalam batas normal, pada

Jantung didapatkan batas kiri jantung 2 jari lateral linea midklavikula sisnistra

interkostal V, Pulmo dalam batas normal, Abdomen dalam batas normal.

Ekremitas Superior : Tampak pembengkakan di regio elbow joint sinistra,

edema, kemerahan, nyeri saat digerakkan, tampak pembengkakan di regio

metacarpophalangeal joint sinistra, edema, kemerahan, nyeri saat digerakkan.

Ekstremitas Inferior : Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra,

warna kemerahan, batas tidak tegas, immobile, nyeri tekan, krepitasi, ROM

terganggu.

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hemoglobin 4,6 g/dl,

Hematokrit 15 vol %, leukosit 41.500/mm3, Ureum 197 mg/dl, Kreatinin 2,9

mg/dl, Asam urat 22,1 mg/dl.

Dari hasil EKG, didapatkan kesan sinus takikardia + Iskemik

Anteroseptal. Dari foto Rontgen Thorax PA didapatkan kesan kardiomegali.

2.5 DAFTAR MASALAH

1. Gastropati NSAID dengan melena

10

Page 11: Case Septik Arthritis

2. Osteoarthritis

3. Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata

4. Hipertensi stage 1

5. AKI Rifle I

2.6 PENGKAJIAN MASALAH

1. Gastropati NSAID dengan melena

Dipikirkan sebagai Gastropati NSAID dengan melena karena dari

anamnesis didapatkan keluhan BAB hitam, frek 3 x, cair seperti aspal,

sebanyak ± 3 gelas belimbing tiap BAB. Riwayat perjalanan penyakit selama

± 10 tahun os sudah meminum Piroksikam untuk mengobati keluhan nyeri

sendinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva palpebra pucat (+),

nyeri tekan epigastrium (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb

4,6 mg/dl, Ht 15 mg/dl. Tetapi dapat dipikirkan juga sebagai Ulkus gaster,

Ulkus duodenal dan Ca gaster.

Rencana diagnostik: Endoskopi, USG Abdomen, LDH

Rencana terapi :

Non farmakologi

o Istirahat

o Diet Lambung III

Farmakologis

o IVFD RL gtt XX/menit

o Inj.Omeprazole 1 x 40 mg iv

o Sucralfat sirup 4 x 2 cth

Rencana edukasi :

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, rencana diagnostik

rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan dilakukan.

11

Page 12: Case Septik Arthritis

2. Arthritis Septik

Dipikirkan sebagai Arthritis septik karena dari anamnesis

didapatkan adanya keluhan kaku, nyeri dan kemerahan pada sendi jari

tangan kiri dan pada siku kiri. Keluhan ini dirasakan Os hilang timbul.

Dari riwayat penyakit dahulu, Os telah mengetahui adanya penyakit nyeri

sendi sejak ± 10 tahun yang lalu dan Os tidak kontrol teratur. Os minum

obat piroksikam 2 x 1 tablet/hari bila nyeri. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan pembengkakan di regio elbow joint sinistra, edema,

kemerahan, nyeri saat digerakkan, tampak pembengkakan di regio

metacarpophalangeal joint sinistra, edema, kemerahan, nyeri saat

digerakkan. Tampak juga pembengkakan di regio genu dextra et sinistra,

warna kemerahan, batas tidak tegas, immobile, nyeri tekan, krepitasi,

ROM terganggu. Dari rontgen genu dektra diddapatkan kesan

Osteoarthritis dektra.

Rencana diagnostik: Analisa cairan sendi, pemeriksaan sitologi cairan

sendi, kultur dan resistensi MO cairan sendi, CRP, RF, Asam urat

urin 24 jam.

Rencana terapi :

Non farmakologi

o Istirahat

o Diet BB

o Imobilisasi

Farmakologis

o IVFD RL gtt XX/menit

12

Page 13: Case Septik Arthritis

o Ibuprofen 3 x 500 mg

Rencana edukasi :

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, rencana diagnostik

rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan dilakukan.

3. Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata

Dipikirkan sebagai suatu Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata

karena dari anamnesis didapatkan adanya riwayat darah tinggi sejak ± 10

tahun yang lalu dan tidak kontrol teratur. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan adanya pergeseran batas kiri jantung menjadi 2 jari lateral

linea mid klavikularis sinistra yang mengindikasikan adanya pembesaran

jantung. Hal ini dibuktikan pula dengan hasil dari pemeriksaan Röntgen

yang didapatkan kesan kardiomegali. Pada ECG didapatkan kesan

iskemik anteroseptal, dapat dipikirkan juga suatu ASHD.

Rencana diagnostik: konsul divisi kardiologi, ekokardiografi.

Rencana terapi :

Non farmakologi

o Istirahat

o Diet jantung II

Farmakologi

o IVFD RL gtt XX/menit (mikro)

o Captopril 2 x 12,5 mg

Rencana edukasi :

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, rencana diagnostik

rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan dilakukan.

4. Hipertensi stage 1

13

Page 14: Case Septik Arthritis

Dipikirkan sebagai hipertensi stage 2 dikarenakan dari anamnesis,

Os sering merasakan pusing, dan adanya riwayat darah tinggi sejak ± 10

tahun yang lalu, os tidak kontrol teratur. Pada pemeriksaan fisik,

didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg.

Rencana diagnostik: pengukuran tekanan darah harian.

Rencana terapi :

Non farmakologi

o Istirahat

o Diet rendah garam

Farmakologi

o Captopril tablet 2 x 12,5 mg

Rencana edukasi: Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya,

rencana diagnostik rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan

dilakukan

5. AKI RIFLE I

Dipikirkan sebagai AKI Rifle I berdasarkan nilai hasil

laboratorium yang menunjukkan kadar 2,9 mg/dl, didapatkan peningkatan

kadar kreatinin serum ≥ 2 kali nilai dasar dan mengindikasikan adanya

penurunan nilai GFR >50% dan hal ini masuk dalam kriteria AKI Rifle I.

Dapat dipikirkan juga suatu Nefropati gout.

Rencana diagnostik: konsul divisi ginjal hipertensi, rehidrasi,

Ultrasonography (USG) Ginjal.

Rencana terapi :

Non farmakologi

o Istirahat

Farmakologi

o IVFD RL gtt XX/menit

14

Page 15: Case Septik Arthritis

Rencana edukasi: Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya,

rencana diagnostik rencana terapi, serta rencana monitoring yang akan

dilakukan.

2.7 DIAGNOSIS SEMENTARA

Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis + Penyakit Jantung

Hipertensi Kompensta + Hipertensi stage 1 + AKI Rifle I

2.8 DIAGNOSIS BANDING

Ulkus Gaster dengan melena + Artritis Gout akut + Penyakit Jantung

Hipertensi Kompensta + Hipertensi stage 1 + AKI Rifle I

Gastropati NSAID dengan melena + Artritis Gout akut + Penyakit

Jantung Hipertensi Kompensata + Hipertensi stage 1 + Nefropati Gout

2.9 PENATALAKSANAAN

Non Farmakologi :

o Istirahat

o Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

o IVFD RL gtt XX/menit (makro)

o Inj.Omeprazole 1 x 40 mg iv

o Sucralfat sirup 4 x 2 cth

o Ibuprofen 3 x 500 mg

o Captopril tablet 2 x 12,5 mg

o Transfusi PRC 600 cc

2.10 RENCANA PEMERIKSAAN

Endoskopi

Röntgen Genu Dekstra AP-Lateral

15

Page 16: Case Septik Arthritis

Rontgen Manus AP-Lateral

Aspirasi cairan sendi

Analisa cairan sendi

Sitologi cairan sendi.

Ekocardiografi

USG Ginjal

Asam Urat Urin

16

Page 17: Case Septik Arthritis

PERKEMBANGAN SELAMA PERAWATAN

Tanggal : 25-27 Desember 2012

Subyektif : BAB hitam berkurang

Obyektif :

Keadaan Umum

Sensorium

Tekanan Darah

Nadi

Pernafasan

Suhu

Keadaan Spesifik

Kepala

Leher

Thoraks :

Cor

Pulmo

Sakit sedang

Compos mentis

130/70 mmHg

82 x/menit

20 x/menit

37,4C

Mata konjungtiva palpebra pucat (+), skelera ikterik (-)

JVP (5-2) cm H20, pembesaran kelenjar getah bening (-)

I : Iktus cordis tidak terlihat

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas intercostal II, batas kanan linea parasternalis

dekstra intercostal IV–V, batas kiri 2 jari lateral linea

midklavikula sinistra intercostal V.

A : HR 82 x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)

I : statis dan dinamis, simetris kanan dan kiri

P : stemfremitus kanan sama dengan kiri

17

Page 18: Case Septik Arthritis

Abdomen

Extremitas

P : sonor kanan dan kiri

A : vesikular (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)

I : datar

P : lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium

(+), nyeri tekan supra pubik (-)

P : timpani

A : bising usus (+) normal.

Ekremitas Superior:

o Tampak pembengkakan di regio elbow joint sinistra, edema

(+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri

saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.

o Tampak pembengkakan di regio metacarpophalangeal joint

sinistra, edema (+), kemerahan (+), perabaan hangat (+),

krepitasi (-), nyeri saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.

Ekstremitas Inferior:

o Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra,

edema (+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi

(-), nyeri saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.

18

Page 19: Case Septik Arthritis

Laboratorium

26 Desember 2012

Gambaran Darah Tepi :

Hb 4,5 g/dl

Eritrosit 1.440.000/mm3

Leukosit 28.900/mm3

Retikulosit 3,2 %

Trombosit 104.000/mm3

Eritrosit : Makrositik, normokromik, Normal RBC (+)

Leukosit : Jumlah meningkat, bentuk normal

Trombosit : Jumlah menurun, penyebaran merata bentuk

normal

Kesan : Gambaran Anemia makrositik normokromik disertai

peningkatan respon eritropoetik, leukositosis, dan

trombositopenia

Urin Rutin:

Sel epitel (+)

Leukosit : 1-3/LPB

Eritrosit : 0-5/LPB

Silinder (-)

Kristal (-)

Urobilinogen (+)

Nitrit (-)

Radiologi

Rontgen Genu dekstra AP/Lateral

Osteofit (+), sclerosis (+), penyempitan celah sendi (+)

Kesan : Osteoarthritis Genu Dekstra

19

Page 20: Case Septik Arthritis

Assessment

Diagnosis Sementara :

Diagnosis Banding :

Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu

dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi

terkontrol + AKI Rifle I

Ulkus Gaster dengan melena + Artritis gout akut + Penyakit

Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi terkontrol +

AKI Rifle I

Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu

dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata +

Hipertensi terkontrol + Nefropati Gout

Terapi Non Farmakologi :

Istirahat

Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

IVFD RL gtt XX/menit (makro)

Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv

Inj.Omeprazole 1 x 40 mg iv

Sucralfat sirup 4 x 2 cth

Ibuprofen 3 x 500 mg

Captopril tablet 2 x 12,5 mg

Transfusi PRC 450 cc

R/:

Endoskopi

Sitologi cairan sendi

20

Page 21: Case Septik Arthritis

Tanggal : 28-31 Desember 2012

Subyektif : Sulit BAB

Obyektif :

Keadaan Umum

Sensorium

Tekanan Darah

Nadi

Pernafasan

Suhu

Keadaan Spesifik

Kepala

Leher

Thoraks :

Cor

Pulmo

Abdomen

Extremitas

Sakit sedang

Compos mentis

130/70 mmHg

82 x/menit

18 x/menit

37,3C

stqa

stqa

I : Iktus cordis idak terlihat

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas intercostal II linea midklavikula sinistra, batas

kanan linea parasternalis dekstra, batas kiri 2 jari lateral

linea midklavikula sinistra intercostal V.

A : HR 82 x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)

stqa

stqa

Ekremitas Superior:

o Tampak pembengkakan di regio elbow joint sinistra, edema

(+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri

saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.

o Tampak pembengkakan di regio metacarpophalangeal joint

sinistra, edema (+), kemerahan (+), perabaan hangat (+),

krepitasi (-), nyeri saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.

21

Page 22: Case Septik Arthritis

Ekstremitas Inferior:

Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra, edema

(+), kemerahan (+), perabaan hangat (+), krepitasi (-), nyeri

saat digerakkan (+), ROM aktif terbatas.

Laboratorium Darah Rutin :

Hb 6,3 g/dl

Eritrosit 2,3 juta/mm3

Ht 21 vol%

Leukosit 15.200/mm3

Trombosit 139.000/mm3

DC 0/0/0/76/20/4

Kimia darah :

Uric Acid 10,8 mg/dl

Ureum 79 mg/dl

Kreatinin 1,6 mg/dl

Na 144 mmol/l

K 3,9 mmol/l

Calsium 8,1 g/l

Konsul Divisi

Gastroenterohepatologi

28 Desember 2012

Kesan : Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis

Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta +

Hipertensi stage 1 + AKI Rifle I

Saran : - Terapi teruskan

- Ciprofloksasin infus 2 x 500 mg

- Endoskopi

22

Page 23: Case Septik Arthritis

Assessment

Diagnosis Sementara :

Diagnosis Banding :

Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu

dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi

terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Ulkus Gaster dengan melena + Artritis Gout akut +

Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi

terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu

dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata +

Hipertensi terkontrol + Nefropati Gout

Planning : Non Farmakologi :

Istirahat

Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

IVFD RL gtt XX/menit (makro)

Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv

Inj.Omeprazole 1 x 40 mg iv

Sucralfat sirup 4 x 2 cth

Ibuprofen 3 x 50 mg

Captopril tablet 2 x 12,5 mg

Transfusi PRC 450 cc

Laxadyne syrup 3 x 1 C

R/:

Endoskopi

USG Ginjal

Sitologi cairan sendi

23

Page 24: Case Septik Arthritis

Tanggal : 1-5 Januari 2013

Subyektif : Nyeri pada kedua lutut

Obyektif :

Keadaan Umum

Sensorium

Tekanan Darah

Nadi

Pernafasan

Suhu

Keadaan Spesifik

Kepala

Leher

Thoraks :

Cor

Pulmo

Abdomen

Sakit sedang

CM

130/90 mmHg

92 x/menit

24 x/menit, cepat dangkal

37,3C

stqa

stqa

I : Iktus cordis idak terlihat

P : Iktus cordis tidak teraba

P : Batas atas intercostal II linea midklavikula sinistra, batas

kanan linea parasternalis dekstra, batas kiri 2 jari lateral

linea midklavikula sinistra intercostal V.

A : HR 94 x/m, reguler, murmur (-), gallop (-)

I = statis dan dinamis : simetris

P = stemfremitus kanan = kiri

P = sonor kanan dan kiri

A = vesikular (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Datar, lemas, hepar lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium

(-), nyeri tekan supra pubik (-), bising usus (+) normal.

24

Page 25: Case Septik Arthritis

Extremitas Ekstremitas Inferior:

Tampak pembengkakan di regio genu dextra et sinistra, warna

kemerahan, batas tidak tegas, immobile, nyeri tekan (+),

krepitasi (+), ROM terganggu.

Laboratorium

3-1-2013

Konsul Divisi

Rheumatologi

5 Januari 2013

Hb 9,6 g/dl

Inj. Tramadol 2 x 1 ampul

Inj. Metil Prednisolon 2 x 6,25 mg

Inj. Omeprazole 2 x 40 mg

Aspirasi Cairan Sendi

A/ :

Diagnosis Sementara :

Diagnosis Banding :

Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu

dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi

terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Ulkus Gaster dengan melena + Artritis Gout akut + Penyakit

Jantung Hipertensi Kompensta + Hipertensi terkontrol +

AKI Rifle I perbaikan

Gastropati NSAID dengan melena + Osteoarthritis Genu

dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensata +

Hipertensi terkontrol + Nefropati Gout

Planning : Non Farmakologi :

Istirahat

Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

IVFD RL gtt XX/menit (makro)

Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv

Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv

25

Page 26: Case Septik Arthritis

Inj. Tramadol 2 x 1 ampul

Inj. Metil Prednisolon 2 x 6,25 mg

Sucralfat sirup 4 x 2 cth

Captopril tablet 2 x 12,5 mg

Transfusi PRC 450 cc

Laxadyne syrup 3 x 1 C

R/:

Endoskopi

USG Ginjal

Sitologi cairan sendi

Tanggal : 7 Januari 2012

Subyektif : Nyeri pada lutut kanan

Obyektif :

Keadaan Umum

Sensorium

Tekanan Darah

Nadi

Pernafasan

Suhu

Keadaan Spesifik

Kepala

Leher

Cor

Pulmo

Sakit sedang

CM

130/70 mmHg

98 x/menit

22 x/menit

36,9C

stqa

stqa

stqa

stqa

26

Page 27: Case Septik Arthritis

Abdomen

Extremitas

stqa

Ekstremitas Inferior:

pembengkakan (-) di regio genu dextra, warna kemerahan (-),

batas tidak tegas, immobile, nyeri tekan (+), krepitasi (+),

ROM terganggu.

USG Genu Dekstra

7 Januari 2013

Laboratorium

Hasil Analisa Cairan

Sendi

Kesan : Efusi Cairan sendi dekstra

Darah Rutin :

Hb 9,8 g/dl

Eritrosit 3,7 juta/mm3

Ht 31 vol%

Leukosit 21.200/mm3

Trombosit 261.000/mm3

DC 0/0/1/83/24/2

Sero-Imunologi :

CRP (-)

RF (-)

Kimia Darah :

Uric Acid 7,7 mg/dl

Ureum 48 mg/dl

Kreatinin 1,2 mg/dl

Makroskopi :

Warna : kuning

Kejernihan : keruh

27

Page 28: Case Septik Arthritis

Bau : Bau

Berat jenis : 1,020

Bekuan : (+)

PH : 7,5

Mikroskopi

Jumlah leukosit : 46,561

Hitung jenis :

- segmen 98 %

- limfosit 2 %

Kimia

Rivalta : (+)

Protein 3,9

Glukosa : 117 mg/dl

A/ :

Diagnosis Sementara :

Diagnosis Banding :

Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan

+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi

Kompensta + Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Arthritis septik + Ulkus Gaster dengan melena perbaikan +

Artritis Gout akut + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta +

Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Planning : Non Farmakologi :

Istirahat

Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

IVFD RL gtt XX/menit (makro)

Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv

Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv

28

Page 29: Case Septik Arthritis

Inj. Tramadol 2 x 1 ampul

Inj. Metil Prednisolon 1 x 6,25 mg

Sucralfat sirup 4 x 2 cth

Captopril tablet 2 x 12,5 mg

Transfusi PRC 150 cc

Laxadyne syrup 3 x 1 C

R/:

Endoskopi

Tanggal : 8-10 Januari 2013

Subyektif : Nyeri kedua lutut

Obyektif :

Keadaan Umum

Sensorium

Tekanan Darah

Nadi

Pernafasan

Suhu

Keadaan Spesifik

Kepala

Leher

Thoraks :

Cor

Pulmo

Abdomen

Sakit sedang

CM

130/80 mmHg

98 x/menit

20 x/menit

36,8C

stqa

stqa

stqa

stqa

stqa

29

Page 30: Case Septik Arthritis

Extremitas stqa

USG Ginjal

8-1-2013

Endoskopi

9-1-2013

Kesan : sesuai gambaran CKD

Saran : CaCo3 3 x 500 mg

Asam Folat 1 x 1 mg

Clonidin 3 x 0,15 mg

Gaster : Tampak mozaic appearance di caudia,

corpus erupsi (-)

Duodenitis : Tampak hiperemis di descenden

Kesan : Gastropati

Duodenitis

A/ :

Diagnosis Sementara :

Diagnosis Banding :

Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan

+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi

Kompensta + Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Arthritis septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan

+ Artritis Gout akut + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta

+ Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Planning : Non Farmakologi :

Istirahat

Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

IVFD RL gtt XX/menit

Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv

Inj. Tramadol 2 x 1 ampul

Inj. Metil Prednisolon 2 x 6,25 mg

Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv

30

Page 31: Case Septik Arthritis

Sucralfat sirup 4 x 2 cth

CaCo3 3 x 500 mg

Asam Folat 1 x 1 mg

Clonidin 3 x 0,15 mg

Transfusi PRC 150 cc

Laxadyne syrup 3 x 1 C

Tanggal : 11-16 Januari 2013

Subyektif : Kedua Kaki Sulit digerakkan

Obyektif :

Keadaan Umum

Sensorium

Tekanan Darah

Nadi

Pernafasan

Suhu

Keadaan Spesifik

Kepala

Leher

Thoraks :

Cor

Pulmo

Abdomen

Extremitas

Sakit sedang

CM

130/70 mmHg

88 x/menit

22 x/menit

36,6C

stqa

stqa

stqa

stqa

stqa

stqa

Sitologi Cairan Sendi Kesan : Radang kronik non spesifik pada aspirasi cairan efusi

31

Page 32: Case Septik Arthritis

11-1-2013

Konsul Bagian Bedah

ortopedi

11-1-2013

Kultur dan Resistensi

Cairan sendi

16-1-2013

sendi.

Rencana Arthroskopi

Mikroskopis : Gram (-) Basil (+), Leukosit penuh, Epitel 0-1

/LPB

Hasil biakan : Tidak tumbuh

A/ :

Diagnosis Sementara :

Diagnosis Banding :

Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan

+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi

Kompensta + Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Arthritis septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan

+ Artritis Gout akut + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta

+ Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Planning : Non Farmakologi :

Istirahat

Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

IVFD RL gtt XX/menit

Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr iv

Inj. Tramadol 2 x 1 ampul

Inj. Metil Prednisolon 1 x 6,25 mg

Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv

Sucralfat sirup 4 x 2 cth

CaCo3 3 x 500 mg

32

Page 33: Case Septik Arthritis

Asam Folat 1 x 1 mg

Colchicine 0,5 mg/jam

Transfusi PRC 150 cc

Laxadyne syrup 3 x 1 C

R/:

Arthroskopi

Fisioterapi

Konsul Divisi Geriatri

Tanggal : 17-21 januari 2013

Subyektif : Nyeri lutut berkurang

Obyektif :

Keadaan Umum

Sensorium

Tekanan Darah

Nadi

Pernafasan

Suhu

Keadaan Spesifik

Kepala

Leher

Thoraks :

Cor

Pulmo

Abdomen

Baik

CM

130/80 mmHg

90 x/menit

20 x/menit

37,2C

stqa

stqa

stqa

stqa

stqa

33

Page 34: Case Septik Arthritis

Extremitas stqa

Laboratorium

20-1-2013

Konsul Bagian Anestesi

21-1-2013

Darah Rutin :

Hb 9,8 g/dl

Ht 32 vol%

Leukosit 27.700/mm3

Trombosit 512.000/mm3

Kimia Darah :

Uric Acid 11,7 mg/dl

Ureum 39 mg/dl

Kreatinin 1,2 mg/dl

Protein total : 6,6 g/dl

Albumin : 2,3 g/dl

Globulin : 4,3 g/dl

Bil.tot : 1,32 mg/dl

Bil.Dir : 0,82 mg/dl

Bil.Indir : 0,50 mg/dl

SGOT : 49 U/I

SGPT : 34 U/I

Na : 132 mmol/l

K : 3,7 mmol/l

Kesan : Pasien kami temukan dalam keadaan sepsis

Saran :

- Pasien kami tunda utk perbaikan KU

- Cek kultur darah

- Rehidrasi adekuat

- Farmadol infus 3 x 1 flsh

34

Page 35: Case Septik Arthritis

Konsul Bagian

Rehabilitasi Medik

21-1-2013

Cryoterapi hari senin, rabu dan kamis

Diagnosis Sementara :

Diagnosa banding :

Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan

+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi

Kompensta + Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Arthritis septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan

+ Artritis Gout akut + Penyakit Jantung Hipertensi Kompensta

+ Hipertensi terkontrol + AKI Rifle I perbaikan

Planning : Non Farmakologi :

Istirahat

Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

IVFD RL gtt XX/menit

Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr

Inj. Tramadol 2 x 1 ampul

Inj. Metil Prednisolon 2 x 6,25 mg

Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv

Sucralfat sirup 4 x 2 cth

CaCo3 3 x 500 mg

Asam Folat 1 x 1 mg

Clonidin 3 x 0,15 mg

Transfusi PRC 150 cc

Laxadyne syrup 3 x 1 C

Farmadol flsh 3 x 1

PERKEMBANGAN SELAMA RAWAT JALAN

35

Page 36: Case Septik Arthritis

Tanggal : 22-25 Januari 2013

Subyektif : Badan lemas

Obyektif :

Keadaan Umum

Sensorium

Tekanan Darah

Nadi

Pernafasan

Suhu

Keadaan Spesifik

Kepala

Leher

Thoraks :

Cor

Pulmo

Abdomen

Extremitas

Baik

CM

130/80 mmHg

84 x/menit

20 x/menit

36,8C

Stqa

Stqa

Stqa

Stqa

Stqa

Stqa

Stqa

Laboratorium

22- januari 2013

Tgl 25-1-2013

CCT urin 24 jam : 145 ml/mnt

Kreatinin : 0,5 mg/dl

BTA cairan sendi (-)

Hb 8,9 g/dl

Ht 29 vol%

Leukosit 4.400/mm3

Trombosit 355.000/mm3

DC : 0/3/2/57/27/11

36

Page 37: Case Septik Arthritis

Sitologi Cairan Sendi

Kimia Darah :

BSS 141 mg/dl

Uric Acid 7,0 mg/dl

Ureum 26 mg/dl

Kreatinin 0,8 mg/dl

Protein total : 6,7 g/dl

Albumin : 2,1 g/dl

Globulin : 4,6 g/dl

SGOT : 29 U/I

SGPT : 35 U/I

Na : 139 mmol/l

K : 3,6 mmol/l

ASTO (+)

CRP (+)

RF (-)

Makros : terima cairan volume kurang lebih 0.5 cc, warna

merah

Mikros : sediaan sitologi dari regio genu dekstra dan sinistra

dengan gambaran mikroskopis serupa, populasi hiposeluler,

latar belakang sel darah merah, dijumpai sel-sel PMN, limfosit,

sel plasma, makrofag, massa amorf amfofilik. Tanda-tanda

ganas tidak dijumpai pada sediaan ini.

Kesan : I. Radang kronis non spesifik pada regio genu dekstra

II. Radang kronis non spesifik pada regio genu sinistra

A/ :

37

Page 38: Case Septik Arthritis

Diagnosis Sementara : Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan

+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi

Kompensta + Hipertensi terkontrol

Planning : Non Farmakologi :

Istirahat

Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

IVFD RL gtt XX/menit

Inj. Ceftriakson 1 x 2 gr

Inj. Tramadol 2 x 1 ampul

Inj. Metil Prednisolon 1 x 6,25 mg

Inj.Omeprazole 2 x 40 mg iv

Sucralfat sirup 4 x 2 cth

Captopril 2 x 12,5 mg

Transfusi PRC 150 cc

Human Albumin 20 %

38

Page 39: Case Septik Arthritis

Tanggal : 26-29 Januari 2013

Subyektif : -

Obyektif :

Keadaan Umum

Sensorium

Tekanan Darah

Nadi

Pernafasan

Suhu

Keadaan Spesifik

Kepala

Leher

Thoraks :

Cor

Pulmo

Abdomen

Extremitas

Baik

CM

130/80 mmHg

84 x/menit

20 x/menit

36,8C

Stqa

Stqa

Stqa

Stqa

Stqa

Stqa

Stqa

Laboratorium

28- januari 2013

Ekokardiografi

Tgl 29-1-2013

Asam urat urin 24 jam 346 mg/24jam

Dimensi ruang jantung normal

LVH (+)

Wall motion : Hipertrofi septal

Kesan : LVH sesuai HHD kompensata

Diastolik Disfunction

39

Page 40: Case Septik Arthritis

Kultur Darah

Tgl 30-1-2013

Steril

A/ :

Diagnosis Sementara : Arthritis Septik + Gastropati NSAID dengan melena perbaikan

+ Osteoarthritis Genu dekstra + Penyakit Jantung Hipertensi

Kompensta + Hipertensi terkontrol

Planning : Non Farmakologi :

Istirahat

Diet Lambung III, rendah purin rendah garam

Farmakologi

Tramadol 2 x 50 mg

Omeprazole 2 x 20 mg

Sucralfat sirup 4 x 2 cth

Captopril 2 x 12,5 mg

40

Page 41: Case Septik Arthritis

BAB III

ANALISIS KASUS

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemukan

di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada

penderitanya sehingga mengganggu aktifitasnya sehari-hari. Kelainan utama pada OA

adalah kerusakan rawan sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang

subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligament dan peradangan ringan pada

sinovium, sehingga sendi yang terkena membentuk efusi. OA umumnya menyerang

penderita berusia lanjut pada sendi-sendi penopang berat badan, terutama sendi lutut,

panggul (koksa), lumbal dan servikal. Pada OA generalisata yang pada umumnya

bersifat familial, dapat pula menyerang sendi-sendi tangan, terutama pada sendi

interfalang distal (DIP) dan interfalang proksimal (PIP).

Nyeri merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada penderita OA,

diikuti dengan kekakuan sendi dan keterbatasan fungsi sendi yang terkena. Nyeri

biasanya timbul perlahan, dari yang ringan sampai berat, dan akan makin berat bila

sendi yang terserang digunakan dan akan mereda bila diistirahatkan. Selain nyeri,

beberapa pasien dapat mengalami kaku pagi hari, tetapi biasanya kekakuan ini terjadi

dalam waktu 30 menit. Gel phenomenon adalah kekakuan setelah istirahat lama atau

inaktifitas, sering ditemukan pada penderita OA, tetapi kekakuan tersebut akan hilang

dalam beberapa menit setelah penderita melakukan aktifitas.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan dan nyeri gerak pada sendi

yang terserang. Nyeri pada pergerakan dapat timbul akibat iritasi kapsul sendi,

periostitis dan spasme otot periartikular. Pada perabaan juga dirasakan krepitus pada

waktu dilakukan gerakan pasif sendi yang terserang. Pada keadaan yang lanjut akan

didapatkan keterbatasan gerak yang biasanya dihubungkan dengan osteofit,

permukaan sendi yang tidak rata akibat kehilangan rawan sendi yang berat atau

spasme dan kontraktur otot periartikuler. Selain itu juga dapat terjadi kelemahan otot

periartikuler yang akan memperburuk progresifitas OA melalui penurunan

41

Page 42: Case Septik Arthritis

mekanisme proteksi neuromuskular dan instabilitas sendi. Instabilitas sendi dapat

juga dideteksi melalui pemeriksaan sendi, yaitu apabila didapatkan hipermobilitas

sendi. Tanda-tanda inflamasi lokal akan didapatkan bila sendi tersebut mengandung

efusi yang berlebihan. Dalam keadaan ini, harus dipikirkan kemungkinan artritis

septik, deposisi kristal dan lain sebagainya, terutama bila pada perabaab terasa panas.

Secara radiologik, dapat ditemukan adanya penyempitan celah sendi,

pembentukan osteofit, sklerosis subkondral dan pada kelainan yang berat akan

tampak kista subkondral. Gambaran laboratorium biasanya normal. Bila dilakukan

analisis cairan sendi juga didapatkan cairan sendi yang normal. Untuk mendiagnosis

OA lutut, dapat digunakan klasifikasi dari American College of Rheumatology seperti

berikut ini.

Tabel 3. Kriteria klasifikasi OA lutut22

Klinis dan Laboratorik Klinis dan Radiologik KlinisNyeri lutut dan minimal 5 dari 9 kriteria berikut: Umur >50 tahun Kaku pagi hari <30

menit Krepitus Nyeri tekan Pembesaran tulang Tidak panas pada

perabaan LED <40 mm/jam RF<1:40 Analisis cairan sendi

normal

Nyeri lutut dan minimal 1 dari kriteria berikut: Umur >50 tahun Kaku pagi hari <30

menit Krepitus+Osteofit

Nyeri lutut dan minimal 3 dari 6 kriteria berikut: Umur >50 tahun Kaku pagi hari <30

menit Krepitus Nyeri tekan Pembesaran tulang Tidak panas pada

perabaan

Secara umum, penatalaksanaan OA bertujuan untuk menghilangkan gejala,

terutama nyeri yang ada, memperbaiki fungsi sendi, menghindari kecacatan fisik dan

menghindari toksisitas obat. Terapi OA terdiri dari terapi non farmakologik, terapi

farmakologik sistemik, terapi lokal dan tindakan bedah.

42

Page 43: Case Septik Arthritis

Pada pasien ini, dari anamnesis didapatkan adanya nyeri dan disabilitas pada

penderitanya sehingga mengganggu aktifitasnya sehari-hari. Pasien ini berusia 58

tahun, sesuai dengan prevalensi OA yang umumnya menyerang penderita berusia

lanjut. Ditemukan juga adanya nyeri yang diikuti dengan kekakuan dan keterbatasan

fungsi sendi yang terkena. Selain nyeri, pasien ini mengalami kaku pagi hari yang

<30 menit dan hilang dalam setelah penderita melakukan aktifitas.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan dan nyeri gerak pada sendi

yang terserang. Pada perabaan juga dirasakan krepitus pada waktu dilakukan gerakan

pasif sendi yang terserang. Secara radiologik, didapatkan spur di aminentia

intercondilaris media lateral, epicondylus tibialis dan patella dengan kesan OA genu

dekstra grade II menurut Kelgren Lawrence. Pada analisis cairan sendi juga

didapatkan cairan sendi yang normal. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diagnosis

osteoartritis genu dekstra dapat ditegakkan.

Tekanan darah, seperti halnya tinggi dan berat badan, adalah variabel

biologis yang terus menerus berubah. Tekanan darah dan risiko kardiovaskuler

memiliki hubungan yang sangat erat. Diagnosis hipertensi pada orang dewasa baru

dapat ditegakkan bila rata-rata hasil pengukuran tekanan darah pada dua kali

pemeriksaan atau lebih menunjukkan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg, atau

dengan tekanan darah sistolik rata-rata ≥140 mmHg.23

Hasil dari laporan ketujuh Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VIII) membuat

suatu klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (usia lebih dari ≥18 tahun).

Klasifikasi ini berdasarkan nilai rata-rata tekanan darah pada pemeriksaan sebanyak

dua kali atau lebih. Tekanan darah normal adalah <120/80 mmHg. Tekanan darah

sistolik 120–139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80–89 mmHg diklasifikasikan

sebagai prehipertensi. Pasien dalam kelas ini memiliki risiko tinggi untuk mengalami

hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau

tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Pada tabel 4 berikut akan ditampilkan klasifikasi

hipertensi berdasarkan JNC VII.24

43

Page 44: Case Septik Arthritis

Tabel 4. Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC VII24

KlasifikasiTekanan Darah

Sistolik (mmHg)Tekanan Darah

Diastolik (mmHg)Normal

PrehipertensiHipertensi stage 1Hipertensi stage 2

<120120-139140-159

≥160

DanAtauAtauAtau

<8080-8990-99≥100

Penyakit jantung hipertensi terdiri atas perubahan anatomi jantung dan

perubahan fisiologi otot jantung, arteri koroner, dan pembuluh darah besar. Hipertrofi

ventrikel kiri bukan merupakan satu-satunya respon target organ terhadap

peningkatan afterload, namun hal ini adalah faktor risiko kardiovaskuler yang paling

potensial. Regresi hipertrofi ventrikel kiri dapat menurunkan tingkat morbiditas dan

mortalitas. Gagal jantung dapat muncul pada penurunan kontraktilitas miokardium.

Ukuran atrium kiri dan fibrilasi atrium juga berhubungan erat. Aritmia ventrikuler

dan kematian jantung mendadak amat sering muncul pada pasien hipertensi.23

Pada pasien ini, dari anamnesis didapatkan adanya riwayat darah tinggi sejak

± 20 tahun yang lalu dan kontrol tidak teratur ditambah dengan keluhan sering sakit

kepala dan nyeri pada leher. Pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan

darah 160/100 mmHg yang termasuk dalam klasifikasi hipertensi stage 2 menurut

JNC VII. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya pergeseran batas jantung kiri

yaitu menjadi 2 jari lateral linea midklavikularis sinistra. Dari foto thoraks

didapatkan gambaran pembesaran jantung walaupun belum terlalu jelas. Diagnosis

penyakit jantung hipertensi makin didukung oleh pemeriksaan ekokardiografi yang

juga menunjukkan kesan penyakit jantung hipertensi.

44

Page 45: Case Septik Arthritis

Sebelum istilah AKI muncul, telah terlebih dahulu dipergunakan istilah

acute renal failure (ARF). Secara konseptual ARF adalah penurunan fungsi ginjal

secara mendadak yang terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa minggu, diikuti

dengan kegagalan ginjal untuk mengeksresikan sisa metabolism nitrogen dengan atau

tanpa disertai terjadinya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Sedangkan

AKI didefinisikan sebagai suatu penyakit dengan kondisi umum yang berkaitan

dengan berbagai faktor yang kompleks dan muncul dalam manifestasi klinis yang

beragam, mulai dari perubahan minimal serum kreatinin sampai dengan kondisi

anuria yang menunjukkan penurunan fungsi ginjal melalui penilaian menggunakan

kriteria RIFLE.11,15,17 Tabel 5 akan menggambarkan klasifikasi AKI menurut kriteria

RIFLE.

Tabel 5. Kriteria AKI RIFLE menurut ADQI

Klasifikasi AKI Kriteria GFR Kriteria urin outputRisk (R) Penurunan

serum kreatinin 1,5 kali atau

GFR menurun >25%

Urin output <0,5 ml/kgBB/jam dalam 6 jam

Sensitifitas tingi

Injury (I) Peningkatan serum kreatinin 2 kali atau

GFR menurun >50%

Urin output <0,5 ml/kgBB/jam selama 12 jam

Failure (F) Peningkatan serum kreatinin 3 kali atau kreatinin ≥4 mg/dl, atau

GFR menurun >75%

Urin output <0,3 ml/kgBB/jam selama 24 jam atau anuria selama 12 jm

Loss (L) Penurunan GFR menetap >4 mingguSpesifisitas tinggiEnd Stage Renal

Disease (E)Penurunan GRF menetap ≥3 bulan

45

Page 46: Case Septik Arthritis

Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien akan mengarahkan kita kepada

identifikasi etiologi AKI, apakah penyebabnya prerenal, intrinsik, ataupun postrenal.

Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang diagnostik yang mahal dan canggih untuk

menegakkan suatu diagnosis AKI. Yang lebih sering dilakukan adalah pemeriksaan

penunjang diagnostik untuk menegakkan diagnosis etiologi AKI.

Pada pasien ini, tidak ditemukan adanya tanda-tanda yang mengarah ke AKI,

namun dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan nilai ureum 63 mg/dl dan

kreatinin 1,8 mg/dl, didapatkan hasil perhitungan GFR sebesar 41%. Hal ini sudah

memenuhi syarat kriteria AKI RIFLE R. Terapi yang dapat dilakukan adalah dengan

rehidrasi pasien untuk memacu kembalinya fungsi ginjal yang normal.

46

Page 47: Case Septik Arthritis

DAFTAR PUSTAKA

1. Price SA, Wilson LM. Kelainan endokrinologi dan metabolik. Dalam :

Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-3. Jakarta: EGC;

1995

2. Djokomoeljanto R. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Kelenjar tiroid,

hipotiroidisme, dan hipertiroidisme. Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat

penerbitan ilmu penyakit dalam FKUI; 2006

3. Djokomoeljanto, R. Buku ajar tiroidologi klinik : Evaluasi pasien dengan

kelainan tiroid secara menyeluruh. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro; 2009

4. Weetman AP. Graves disease. New England Journal of Medicine 2006

Oktober 26: 1236-48. Available from: URL:http://www.nejm.org/search?

q=grave%27s+disease#qs=%3Fq%3Dgraves_ddiseas%26page%3D3

5. Davies TF, Larsen PR. Williams textbook of endocrinology : Thyrotoxicosis.

Edisi ke-11. Canada: Saunders Elsivier; 2008

6. Pittas AG, Lee SL. Handbook of diagnostic endocrinology : Evaluation of

thyroid function. New Jersey: Humana Press Inc.; 2003

7. Gardner DG, Shoback D. Greenspan’s basic & clinical endocrinology : The

thyroid gland. Eighth edition. San Fransisco: Mc Graw-Hill; 2007

8. Lee LS. Hyperthyroidism. Available from:

http://www.emedicine.medscape.com/article/121865-overview

9. Schraga ED. Hyperthyroidism, thyroid storm, and graves disease. Available

from: http://www.emedicine.medscape.com/article/767130-followup#a2651

10. Djokomoeljanto, R. Forum endokrin dan diabetes regional Sumatera-3 :

Recent updates on grave’s disease (GD). Palembang: PERKENI – FK Unsri;

2010

47

Page 48: Case Septik Arthritis

11. Antono D, Kisyanto Y. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Penyakit jantung

tiroid. Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat penerbitan ilmu penyakit dalam FKUI;

2006

12. Castan E, Gallardo X, Rimola J, Pallardo Y, Mata JM, Perendreu J, et al.

Congenital and acquired pulmonary artery anomalies in the adult: Radiologic

overview. RadioGraphics 2006; 26:349–37. Available from:

http://radiographics.rsna.org/content/26/2/349.full

13. Nakchbandi IA, Wirth JA, Inzucchi SE. Pulmonary hypertension caused by

graves' thyrotoxicosis. Chest 1999;116;1483-1485. Available from:

http://chestjournal.chestpubs.org/content/116/5/1483.full.html

14. Nasution, SR. Simple urinary tract infection : diagnosis and treatment.

Dalam : Naskah lengkap : The 11th Jakarta nephrology and hypertension course.

Jakarta : PERNEFRI; 2011

15. Alkandari MH, Al-Dosari A, Al-Enezi S. Case Report : Thyrotoxic heart

failure. Kuwait Medical Journal 2004, 36 (4):285-286. Available from:

http://www.kma.org.kw/kmj/Issues/Dec2004/Case%20Reports/105-02-

Thyrotoxic%20Heart.pdf

16. Fazio S, Palmieri EA, Lombardi G, Biondi B. Effects of thyroid hormone on

the cardiovascular system. Available from: http://www.rphr.endojournals.org

17. Klein I, Ojamaa K. Thyroid hormone and the cardiovascular system. N Engl J

Med February 15, 2001, Vol. 344, No.7. Available from:

http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJM200102153440707

18. Patel PR. Lecture notes radiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi Ke-2. Jakarta:

Penerbit Erlangga; 2007

19. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Lecture notes kardiologi :

Hipertensi paru dan tromboemboli paru. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Erlangga;

2005

20. Diah M, Ghanie A. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Hipertensi pulmonal

primer. Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat penerbitan ilmu penyakit dalam FKUI;

48

Page 49: Case Septik Arthritis

2006

21. O’Callaghan D, Gaine SP. Essential cardiology : principles and practice :

Pulmonary vascular disease. 2nd edition. New Jersey: Humana Press; 2005

22. Swanton RH, Banerjee S. Swanton’s cardiology : a concise guide to clinical

practice : Pulmonary hypertension and pulmonary embolism. Sixth edition.

Australia: Blackwell publishing; 2008

23. Silva DR, Gazzana MB, John AB, Siqueira DR, Maia ALS, Barreto SSM.

Pulmonary arterial hypertension and thyroid disease. J Bras Pneumol.

2009;35(2):179-185. Available from:

http://www.scielo.br/pdf/jbpneu/v35n2/en_v35n2a12.pdf

49

Page 50: Case Septik Arthritis

Hasil Foto Ro. Thoraks PA/Lateral Kiri

50

Page 51: Case Septik Arthritis

Hasil CT Scan Thoraks 24 agustus 2011

51

Page 52: Case Septik Arthritis

Ekokardiografi 18 Mei 2009

52

Page 53: Case Septik Arthritis

53

Page 54: Case Septik Arthritis

Expertise Ekokardiografi 18 Mei 2009

Hasil 1 Ekokardiografi 22 Agustus 2011

54

Page 55: Case Septik Arthritis

Hasil 2 Ekokardiografi 22 Agustus 2011

55

Page 56: Case Septik Arthritis

Hasil 3 Ekokardiografi 22 Agustus 2011

56

Page 57: Case Septik Arthritis

57

Page 58: Case Septik Arthritis

58

Page 59: Case Septik Arthritis

59

Page 60: Case Septik Arthritis

60

Page 61: Case Septik Arthritis

61

Page 62: Case Septik Arthritis

Hasil Pemeriksaan PA Sputum

62

Page 63: Case Septik Arthritis

63

Page 64: Case Septik Arthritis

64

Page 65: Case Septik Arthritis

65

Page 66: Case Septik Arthritis

Hasil T3, T4, TSH

66

Page 67: Case Septik Arthritis

TABEL BALANCE CAIRAN

Hari & TanggalIntake Output

SelisihMakan Minum Infus Total BAB BAK CWL Total

Jumat, 12 Agt 2011 100 400 250 750 0 1100 500 1600 -850

Sabtu, 13 Agt 2011 100 500 200 800 50 1000 500 1550 -750

Minggu, 14 Agt 2011 100 400 200 700 50 800 500 1350 -650

Senin, 15 Agt 2011 100 500 300 900 100 1100 500 1700 -800

Selasa, 16 Agt 2011 100 600 100 800 50 750 500 1300 -500

Rabu, 17 Agt 2011 100 500 250 850 0 850 500 1350 -500

Kamis,18 Agt 2011 50 750 250 1050 50 600 500 1150 -100

Jumat, 19 Agt 2011 50 750 200 1000 0 750 500 1250 -250

Sabtu, 20 Agt 2011 25 1000 150 1175 100 750 500 1350 -175

Minggu, 21 Agt 2011 50 600 200 850 50 1000 500 1550 -700

Senin, 22 Agt 2011 50 750 200 1000 0 600 500 1100 -100

Selasa, 23 Agt 2011 50 1000 250 1300 100 600 500 1200 100

Rabu, 24 Agt 2011 50 1250 150 1450 0 800 500 1300 150

Kamis, 25 Agt 2011 25 1000 100 1125 50 750 500 1300 -175

Jumat, 26 Agt 2011 25 1000 100 1125 100 800 500 1400 -275

Sabtu, 27 Agt 2011 25 1250 200 1475 0 750 500 1250 225

Minggu, 28 Agt 2011 50 1500 200 1750 100 900 500 1500 250

Senin, 29 Agt 2011 50 750 150 950 100 750 500 750 200

Selasa, 30 Agt 2011 50 1250 100 1400 100 750 500 1350 50

Rabu, 31 Agt 2011 50 800 250 1100 50 600 500 1150 -50

Kamis, 1 Sept 2011 25 1250 200 1475 0 1000 500 1500 -25

Page 68: Case Septik Arthritis

Jumat, 2 Sept 2011 50 1500 150 1700 50 800 500 1350 350

Sabtu, 3 Sept 2011 25 1000 100 1125 0 1000 500 1500 -375

Minggu, 4 Sept 2011 100 750 100 950 50 750 500 1300 -350

Senin, 5 Sept 2011 50 1250 0 1300 0 850 500 1350 -50

Selasa, 6 Sept 2011 100 1000 0 1100 0 500 500 1000 100

Rabu, 7 Sept 2011 50 1250 0 1300 100 750 500 1350 -50

Kamis, 8 Sept 2011 50 1500 0 1550 0 1000 500 1500 50

Jumat, 9 Sept 2011 50 1250 0 1300 0 750 500 1250 50

Sabtu, 10 Sept 2011 50 1000 0 1050 50 800 500 1350 -300