Case Report Viral Exanthem

118
CASE REPORT Pembimbing: dr. Andy Setiawan, Sp. A Disusun oleh: Priscila Stevanni2013-061-066 Samuel 2013-061-069

description

case report viral exanthem

Transcript of Case Report Viral Exanthem

Page 1: Case Report Viral Exanthem

CASE REPORTPembimbing:

dr. Andy Setiawan, Sp. A

Disusun oleh:Priscila Stevanni 2013-061-066

Samuel2013-061-069

Page 2: Case Report Viral Exanthem

IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. AC• Usia : 7

tahun• Jenis kelamin : Perempuan• Agama : Islam• Alamat : Penjaringan

• Tanggal masuk RS : 27 Oktober 2015

Page 3: Case Report Viral Exanthem

ANAMNESIS(dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesis)

Page 4: Case Report Viral Exanthem

KELUHAN UTAMA Demam sejak 2 hari SMRS

KELUHAN TAMBAHAN Nyeri perut bagian uluhati sejak 2

hari SMRS Mual sejak 2 hari SMRS Muntah 9x sejak 2 hari SMRS BAB cair 1x sejak 4 jam SMRS

Page 5: Case Report Viral Exanthem

Riwayat Penyakit Sekarang

2 hari SMRS • Demam , dirasakan tiba-tiba dan terus menerus,

diukur dengan perabaan, suhu tertinggi tidak diukur, tidak terdapat kejang & menggigil

• Nyeri perut dirasakan di bagian uluhati, terasa perih, tidak menjalar ke kanan bawah

• Mual dirasakan terus menerus hingga pasien sulit makan

• Muntah 4 kali, berisi cairan dan sedikit makanan, tidak berwarna hijau, darah (-)

• Intervensi: Berobat ke klinik anggrek, diberikan obat muntah dan panas dalam bentuk puyer 3x1, dan antibiotik dalam bentuk syrup

• Hasil: Demam membaik dengan pemberian obat namun naik kembali. Mual, muntah, dan nyeri perut masih belum membaik

Page 6: Case Report Viral Exanthem

Riwayat Penyakit Sekarang

1 hari SMRS

•Demam , hari ke 2, karakteristik sama•Nafsu makan menurun•Nyeri perut (+) dengan karakteristik sama•Mual (+)•Muntah 4x tidak menyemprot, berisi makanan dan cairan, tidak berwarna hijau, darah (-)

•BAB (-)•Intervensi: Berobat ke Poli bagian anak RSAJ : zinkid syrup 1x10 ml, tempra 4x7.5 cc (180 mg) (setara 9.7 mg/kgBB/dosis), ondansetron 1x4 mg (setara 0.5 mg/kgBB/dosis)

•Hasil: Demam membaik dengan pemberian obat, keluhan lainnya belum membaik

Page 7: Case Report Viral Exanthem

Riwayat Penyakit Sekarang

MRS

•Demam , hari ke 3, karakteristik sama, tidak terdapat hari bebas demam

•Nafsu makan menurun•Nyeri perut (+) dengan karakteristik sama•Mual (+)•Muntah 1x berisi cairan, tidak berwarna hijau, darah (-)•BAB cair 1x, sekitar 200 cc, tidak menyemprot, berwarna kuning kecokelatan, disertai ampas, cairan>ampas, darah(-), berbau busuk (+), lendir (-)

•Intervensi: Berobat ke Poli bagian anak RSAJ•Hasil: Rawat bangsal soka

Page 8: Case Report Viral Exanthem

Riwayat penyakit sekarang

Tidak didapatkan adanya:• Nyeri kepala• Nyeri retroorbita• Nyeri sendi• Ruam kemerahan• Gusi berdarah

• Batuk pilek• Nyeri menelan• Sakit telinga, kelar cairan dari

telinga

• Nyeri berkemih• BAB Hitam

• Tidak sedang dalam pengobatan tertentu

• Riwayat berpergian dalam 1 bulan terakhir disangkal

• Tidak ada orang sekitar yang mengalami keluhan serupa

Page 9: Case Report Viral Exanthem

Review of systems

• General : tidak ada penurunan berat badan• Skin : tidak jaundice, tidak pucat, tidak ada rash• HEENT : nyeri kepala disangkal, nyeri telinga disangkal, nyeri

menelan disangkal• Respiratory : tidak ada sesak napas, batuk berdahak dan

pilek• Cardiovascular : tidak berdebar• GIT : mual muntah (+) nyeri tekan (+) epigastrium• Genitourinary : tidak ada nyeri berkemih• Muskuloskeletal : tidak ada pegal-pegal pada otot kaki• Nervous system : tidak ada perubahan kesadaran• Hematologic : tidak ada perdarahan, tidak lebam

Page 10: Case Report Viral Exanthem

RIWAYAT PENYAKIT DAHULURiwayat pengobatan TB selama 6 bulan dan

dinyatakan sembuh 3 tahun yang lalu (+)

Riwayat berobat di RS sumber waras

dikatakan sakit maag

Riwayat asma disangkal

Riwayat kejang disangkal

Riwayat alergi disangkal

Riwayat trauma disangkal

Page 11: Case Report Viral Exanthem

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN• Lahir dari ibu P3A0, 45 tahun• Ibu tidak mengonsumsi alkohol, rokok dan NAPZA• Ibu tidak mengkomsi obat-obatan saat hamil

• Ibu pasien melakukan ANC teratur 9x di Puskesmas• Lahir aterm di tri tunggal ditolong oleh bidan• Pasien langsung menangis sesaat setelah lahir, tidak berwarna

kebiruan, aktif.

Usia Gestasi Cara Lahir

BBL PBL

cukup bulan spontan 3950 g 52 cm

Page 12: Case Report Viral Exanthem

Riwayat Makanan

0 - 6 bulan : ASI eksklusif0 - 6 bulan : ASI eksklusif

6 - 12 bulan : ASI + susu SGM6 - 12 bulan : ASI + susu SGM

12 bulan - 24 bulan : ASI + nasi tim 12 bulan - 24 bulan : ASI + nasi tim

> 24 bulan : makanan keluarga > 24 bulan : makanan keluarga

Page 13: Case Report Viral Exanthem

Riwayat Imunisasi

Page 14: Case Report Viral Exanthem

RIWAYAT KELUARGA

AyahPegawai

swasta 47

Hipertensi, Diabetes

melitus, Asma, TB , Peny. Jantung

disangkal

15 thn, PSP, 9 bulan

Spontan, 9 bulan, BBl 3950, PB 52

cm, lahir langsung menangis

Ibu pedagang makanan 45 tahun

5 thn

24 tahun, PSP,

9 BULAN thn

Page 15: Case Report Viral Exanthem

RIWAYAT KELUARGA

Anak ke-3 dari 3 bersaudara

Ayah bekerja sebagai pegawai swasta

Ibu bekerja sebagai penjual makanan

(warung nasi) di rumahnya

Anak yang direncanakan

Page 16: Case Report Viral Exanthem

SOSIAL EKONOMI

• Tinggal dengan ayah, ibu, dan 1 kakak

• Tinggal di rumah di daerah padat penduduk

• Tidur bersama ayah dan ibunya

• Anak suka jajan makanan ringan di sekitar

sekolah maupun rumah

• Sumber pencaharian oleh suami dan istri

Page 17: Case Report Viral Exanthem

HeeeadssssHome:

Pasien tinggal bersama orang tua dan 1 saudara dan tidur bersama orangtuanya di penjaringan

Education :Pasien saat ini duduk di bangku SD kelas 1

Eating :Pasien menyukai makan nasi beserta lauk dan sayur. Makan sehari-hari tidak teratur sebanyak 2-3 kali. Terkadang pasien jajan di kantin sekolah (mi instan)

Employement :Pasien sekarang adalah seorang pelajar SD

Activity :Kegiatan pasien sehari-hari yaitu siang hari pergi ke sekolah (06.30 – 12.00), kegiatan ekstrakurikuler +, setelah pulang sekolah pasien lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Page 18: Case Report Viral Exanthem

Heeeadssss (2)

Drugs :

Pasien tidak pernah mengonsumsi NAPZA maupun merokok. Orang tua dan saudara pasien juga tidak mengonsumsi NAPZA maupun merokok.

Sexuality :

Pasien memiliki banyak teman.

Spirituality:

Pasien memeluk agama Islam namun tidak menjalankan sholat 5 waktu.

Suicide :

Pasien tidak pernah mempunyai atau terbesit keingingan untuk bunuh diri.

Safety :

Pasien dekat dengan kedua orang tuanya dan saudaranya. Pasien juga lebih menyukai berada di rumah daripada di luar rumah

Page 19: Case Report Viral Exanthem

Pemeriksaan Fisik (Antropometri) BB = 18.5 kg TB = 118 cm

WFA : 80 % HFA : 96 % WFH : 84 %

Kesimpulan: status gizi kurang menurut CDC

Page 20: Case Report Viral Exanthem

PEMERIKSAAN FISIK27 Oktober 2015

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)

Tanda-tanda vital

Laju Nadi : 100 kali/menit teratur, kuat, penuh

Laju Nafas : 22 kali/menit

Suhu : 37.3oC

Tekanan darah: 90/60 mmHg

Page 21: Case Report Viral Exanthem

Kepala : Normosefali, deformitas (-)

Mata : Mata cekung -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera

anikterik

Telinga : MAE +/+, serumen -/-, membran timpani intak

+/+

Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-), nasal flare -

Mulut : Mukosa oral tampak basah, faring hiperemis (-),

coated tongue (+), gusi berdarah (-), karies

Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Page 22: Case Report Viral Exanthem

Thorax•Paru:

• I : gerakan napas tampak simetris, retraksi -• P : gerak napas teraba simetris, stem fremitus kiri

= kanan• P : sonor pada kedua lapang paru• A : bronkovesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

•Jantung• I : ictus cordis tidak tampak • P : ictus cordis teraba di ICS IV linea midklavikula

sinistra• A : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop

(-)

PEMERIKSAAN FISIK

Page 23: Case Report Viral Exanthem

PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen I : Tampak datar A : Bising usus (+) 4x/menit P : Distensi (-), supel, nyeri tekan (+) pd regio

epigastrium dan periumbilical, nyeri ketuk CVA (-), hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, lien tidak teraba

P : timpani pada seluruh regio abdomenNyeri titik McBurney (-), rebound tenderness (-), rovsing

sign (-), psoas sign (-) Punggung : alignment vertebra baik Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2 detik, edema (-/-/-/-) Kulit : turgor kulit normal, petechie (-) Genitalia : ruam - Anus : perianal rash (-)

Page 24: Case Report Viral Exanthem

Kesadaran: compos mentis Rangsangan meningeal:

Kaku kuduk (-), Tes Kernig (-), Brudzinski 1 dan 2 (-) Saraf-saraf kranial:

N I: dalam batas normal N II dan III : pupil isokor 2mm/2mm, Refleks cahaya langsung +/+,

refleks cahaya tidak langsung +/+ N III, IV dan VI: gerakan bola mata baik ke seluruh arah, strabismus

(-) N V: sensorik simetris kanan dan kiri, motoric simetris kanan dan kiri N VII: wajah tampak simetris N VIII: respon suara baik, keseimbangan baik N IX, X: saliva (+), refleks menelan baik N XI: tonus m. trapezius simetris N XII: lidah simetris, deviasi dan fasikulasi (-)

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Page 25: Case Report Viral Exanthem

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Refleks fisiologis : Biceps ++/++, Triceps ++/++, Patela ++/++, Achilles ++/++

Refleks patologis : Babinski -/-, Chaddock -/- , Oppenheim -/- , Gordon -/-, Schaeffer -/-, Hoffman Tromner -/-

Motorik Kekuatan lengan dan tungkai pasien simetris Spasme dan rigiditas (-)

Sensorik Respon terhadap nyeri dan perabaan +

Otonom BAK + BAB + Keringat +

Page 26: Case Report Viral Exanthem

Working Diagnosis

Demam tifoid dd/ acute viral infection, demam

dengue

Gastritis akut

Status gizi kurang menurut CDC

Status imunisasi tidak lengkap menurut IDAI

Status perkembangan sesuai dengan

milestone

Page 27: Case Report Viral Exanthem

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 12 g/dl 11.5 – 14.5 g/dl

Hematokrit 37 % 33 – 43 %

Leukosit 10.2 ribu/µl 4 – 12 ribu/uL

Trombosit 340 ribu/μL 150 – 400/uL• Basofil• Eusinofil• Batang• Segmen• Limfosit• Monosit

001

86121

Kimia darah• Natrium• Kalium• Kalsium• Klorida

1284.341.17102

135 – 147 mmol/L3.4 – 4.7 mmol/L

1.12 – 1.37 mmol/L98 – 106 mmol/L

NS1 - Negatif

Page 28: Case Report Viral Exanthem

Resume dan assesment

RESUME ASSESSMENT

An. AC, 7 tahun tahun, dengan:-Demam 3 hari, terus menerus sepanjang hari- Nyeri abdomen regio epigastrium dan periumbilical tidak menjalar- Mual & nafsu makan menurun-Muntah 9x, berisi sedikit makanan dan cairan, non billous-BAB cari 1x cairan>ampas, tanpa darah dan lendir

PF:Tampak sakit sedang, compos mentisCoated tongue +Suhu 37.3 derajat celciusAbdomen

I : Tampak datarA : Bising usus (+) 4x/menit P : Distensi (-), supel, nyeri

tekan (+) pd regio epigastrium dan periumbilical, nyeri ketuk CVA (-), hepar & lien tidak teraba

P : timpani pada seluruh regio abdomenNyeri titik McBurney (-)

Anak perempuan, 7 tahun, BB 18.5 kg, TB 118 cm, hari sakit 4 hari rawat 2 dengan :•Demam tifoid•Gastritis•Hiponatremia•Status gizi kurang menurut CDC•Status imunisasi tidak lengkap menurut IDAI•Status perkembangan sesuai dengan milestone

Page 29: Case Report Viral Exanthem

Tatalaksana

Rawat bangsal IVFD Kaen 3B 1500 cc / 24 jam Diet 1100 kkal/hari terbagi atas 3x nasi lauk pauk dan 2x

snack Obat :

Chloramphenicol 4 x 250mg IV (setara dengan 13.5 mg/kgBB/dosis)

Paracetamol tab 4 x 50mg P.O (setara dengan 2.7 mg/kgBB/ dosis)

Ondansetron 3 x 2 mg IV (setara dengan 0.1 mg/kgBB/dosis)

Omeprazole 20mg P.O Monitor TTV/ 4 jam Monitor balance dan UO/ 8 jam

Page 30: Case Report Viral Exanthem

ANALISIS KASUS

Page 31: Case Report Viral Exanthem

• DF• Typhoid• Viral infection

• DF• Typhoid• Viral infection

• Intrakranial• Intrakranial

• Ekstrakranial• Ekstrakranial

• Gastritis• Hepatitis• APP

• Gastritis• Hepatitis• APP

• Kolik• Pankreatitis• Kolik• Pankreatitis

• GEA Viral• Amoebiasis• GEA Viral• Amoebiasis

Page 32: Case Report Viral Exanthem

• DF• Typhoid• Viral infection

dengan gastritis

• Hepatitis

• DF• Typhoid• Viral infection

dengan gastritis

• Hepatitis

Page 33: Case Report Viral Exanthem

Pemeriksaan Hasil

Hemoglobin 12 g/dl

Hematokrit 37 %

Leukosit 10.2 ribu/µl

Trombosit 340 ribu/μL• Basofil• Eusinofil• Batang• Segmen• Limfosit• Monosit

001

86121

Kimia darah• Natrium• Kalium• Kalsium• Klorida

1284.341.17102

NS1 -

DFDF

HiponatremiaHiponatremia

Viral InfectionViral Infection

APPAPP

TyphoidTyphoid

Page 34: Case Report Viral Exanthem

VIRAL EXANTHEM

Page 35: Case Report Viral Exanthem

MEASLES

Etiologi:

Measles virus Paramyxoviridae

Morbillivirus

Transmisi:

Port d’ entrée: traktus respiratorius atau

konjungtiva

Page 36: Case Report Viral Exanthem

4 Fase:

Masa inkubasi

Fase prodromal

Fase exanthematous

Recovery

Page 37: Case Report Viral Exanthem
Page 38: Case Report Viral Exanthem

Manifestasi Klinis:

Fase prodromal: Demam ringan yang semakin

meningkat, konjungtivitis, fotofobia, coryza, batuk

Koplik spots 1-4 hari sebelum timbul rash

Rash gejala mereda

Dari dahi (hair line) belakang telinga leher

batang tubuh ekstrimitas

7 hari

Page 39: Case Report Viral Exanthem
Page 40: Case Report Viral Exanthem

Tatalaksana

Suportif

Vitamin A :

1. > 1 tahun 200.000 IU

2. 6 bulan – 1 tahun 100.000 IU

3. < 6 bulan 50.000 IU

1 kali sehari, selama 2 hari

Page 41: Case Report Viral Exanthem

VARICELLA

Etiologi:

Varicella Zoster Virus

< 15 tahun

Menular 24-48 jam sebelum timbul rash

hingga terbentuk krusta pada vesikel (3-7

hari setelah rash)

Page 42: Case Report Viral Exanthem

Patogenesis

Transmisi: Airborne atau kontak langsung dengan sekresi orofaringeal dan cairan lesi kulit penderita varicella

Masa inkubasi: 10-21 hari replikasi di jaringan limfoid viremia primer

Viremia sekunder cutaneous lesions (3-7 hari)

Infeksi laten di ganglia dorsalis spinal cord reaktivasi herpe zoster

Page 43: Case Report Viral Exanthem

Manifestasi Klinis

Gejala muncul 14-16 setelah paparan

Demam, malaise, anoreksia, sakit

kepala, nyeri perut, mungkin muncul 24-

48 jam sebelum rash

Distiribusi rash sentripetal

Dapat ditemukan berbagai stadium rash

Page 44: Case Report Viral Exanthem
Page 45: Case Report Viral Exanthem

Diagnosis

Berdasarkan temuan klinis

Leukopenia 72 jam setelah muncul

rash

Direct fluorescence assay

PCR

Tzanck smear test giant cells

Page 46: Case Report Viral Exanthem

Tatalaksana

Varicella Acyclovir (20mg/kg/dosis, maksimum: 800mg/dosis)

diberikan 4 dosis/hari selama 5 hari Valacyclovir (20mg/kg/dosis, maksimum:

1000mg/dosis) diberikan 3 kali / hari selama 5 hari Herpes Zoster

Acyclovir (800 mg, 5 kali/hari PO selama 5-7 hari) Famiclovir (500mg, 3 kali/hari PO selama 7 hari) Valacyclovir (1000 mg, 3 kali/hari PO selama 7 hari)

Page 47: Case Report Viral Exanthem

Vaksin

Monovalent dan Quadrivalent (MMRV)

2 dosis 12-15 bulan dan 4-6 tahun

Post-exposure prophylaxis

VarizIG neonatus yang ibunya terkena

varicella 5 hari sebelum hingga 2 hari

setelah melahirkan

Page 48: Case Report Viral Exanthem

DEMAM DENGUE

Page 49: Case Report Viral Exanthem

ETIOLOGI

Dengue Virus Flaviviridae Flavivirus

DEN-1

DEN-2

DEN-3

DEN-4

Vektor: Ae. aegypti dan Ae. Albopictus

Page 50: Case Report Viral Exanthem

PATOGENESIS

Page 51: Case Report Viral Exanthem
Page 52: Case Report Viral Exanthem

MANIFESTASI KLINIS

Page 53: Case Report Viral Exanthem

MANIFESTASI KLINIS

Page 54: Case Report Viral Exanthem
Page 55: Case Report Viral Exanthem

DIAGNOSIS DENGUE FEVER

Page 56: Case Report Viral Exanthem

DHF

Onset demam akut selama 2-7 hari

Manifestasi hemoragik

Platelet ≤100 000 cells/mm3

Tanda kebocoran plasma, sepert:

Hematokrit meningkat ≥20% dari baseline

atau bukti kebocoran plasma seperti efusi

pleura, asites, hipoalbuminemia.

Page 57: Case Report Viral Exanthem

DSS

Takikardia, akral dingin, CRT meningkat,

nadi melemah, letargi

Pulse pressure ≤20 mmHg dengan

peningkatan tekanan diastol

Hipotensi, sistolik <80 mmHg untuk usia

<5 tahun atau 80 - 90 mmHg untuk usia >

5 tahun

Page 58: Case Report Viral Exanthem
Page 59: Case Report Viral Exanthem

LABORATORIUM

Isolasi virus Deteksi asam nukleat virus Deteksi antigen virus Tes berbasis respon imun

Analisi antibodi IgM dan IgG Antibodi IgM terdeteksi 3-5 hari setelah

timbul gejala, meningkat dengan cepat selama sekitar 2 minggu dan menurun hingga tak terdeteksi lagi setelah 2-3 bulan

Page 60: Case Report Viral Exanthem

TATALAKSANA

Page 61: Case Report Viral Exanthem
Page 62: Case Report Viral Exanthem
Page 63: Case Report Viral Exanthem
Page 64: Case Report Viral Exanthem

RUBELLA

Page 65: Case Report Viral Exanthem

ETIOLOGI Single stranded RNA Famili Togaviridae Sensitif panas, pH (<6.8, >8.1), dan

sinar UV

Page 66: Case Report Viral Exanthem

PATOGENESIS

Droplet Replikasi di epitel traktus respiratorius

Penyebaran virus ke tempat lain:- ASI- CSF- Urin- Conjunctival sac- Paru-paru- Cairan sinovial ONSET OF RASH

Viremia

Menyebar ke kelenjar limfe regional

Masa inkubasi: 14 – 21 hariMasa paling infeksius : 5 hari sebelum rash – 6 hari setelah muncul rash

Page 67: Case Report Viral Exanthem

MANIFESTASI KLINIS

Page 68: Case Report Viral Exanthem

DIAGNOSA Laboratorium :

Neutropenia Leukopenia Trombositopenia

Konfirmasi dengan IgM Rubella menghilang setelah 8 minggu terinfeksi

Page 69: Case Report Viral Exanthem

TATA LAKSANA

Suportif menghilangkan gejala saja IVIg atau kortikosteroid digunakan

untuk trombositopenia yang signifikan

Page 70: Case Report Viral Exanthem

KOMPLIKASI Trombositopenia Arthritis

Terjadi 1 minggu setelah munculnya rash

Sendi-sendi kecil di tangan Self-limited dalam beberapa

minggu Encephalitis

Page 71: Case Report Viral Exanthem

Erythema infectiosum (fifth disease)

Page 72: Case Report Viral Exanthem

Etiologi (B19)

Berasal dari famili Parvoviridae

Single stranded DNA

Kapsid ikosahedral tanpa amplop

Hanya menyerang manusia

Transmisi secara aerogen dan darah

Page 73: Case Report Viral Exanthem

Patofisiologi

Droplet, darah

VIREMIA

7-11 hari

Replikasi di epitel nasofaring

Menyerang prekursor eritrosit

7-10 hari

Muncul gejala prodromal

Respon imun IgMRASH,

ARTHRITIS

Reticulocyte count

Page 74: Case Report Viral Exanthem

Manifestasi klinis

Page 75: Case Report Viral Exanthem

Ruam 3 Fase

Page 76: Case Report Viral Exanthem
Page 77: Case Report Viral Exanthem

Grafik pola demam dengan ruam Erythema Infectiosum

Page 78: Case Report Viral Exanthem

Penegakan Diagnosis

Hari bebas demam 7-10 hari

Page 79: Case Report Viral Exanthem

Penanganan

Suportif cairan dan antipiretik IVIG:

200 mg/kg/hari selama 5-10 hari 1000 mg/kg/hari selama 3 hari

Page 80: Case Report Viral Exanthem

Prognosis

Prognosis baik Gejala dapat menetap walaupun telah

dinyatakan sembuh Krisis aplastik transien pasien menular Ruam muncul pasien sudah tidak

menular Belum ada vaksinasi untuk virus B19

Page 81: Case Report Viral Exanthem

Roseola (Sixth Disease)

Page 82: Case Report Viral Exanthem

Etiologi

HHV-6 dan HHV-7 Nukleokapsid

ikosahedral DNA double stranded linear

Terdapat 2 varian: A dan B (B dominan)

95% Infeksi primer 2 tahun kehidupan

Transmisi: air ludah, vertikal

Terintegrasi dalam telomer (0.2-2.2% populasi)

Page 83: Case Report Viral Exanthem

Patofisiologi

• Tropisme pada reseptor CD-46

• Akan selalu bereplikasi dalam sel monosit dan makrofag

• DNA dapat dideteksi pada liur

Page 84: Case Report Viral Exanthem

Manifestasi Klinis

Page 85: Case Report Viral Exanthem

Manifestasi Klinis

Ruam: Hilang dengan penakanan Hanya muncul beberapa jam Biasanya muncul bersamaan dengan

turunnya demam Pada anak usia <6 bulan, demam jarang

ditemukan Sangat jarang berhubungan dengan

gejala infeksi saluran pernafasan bawah

Page 86: Case Report Viral Exanthem

Grafik Pola Demam dengan Ruam

Page 87: Case Report Viral Exanthem
Page 88: Case Report Viral Exanthem

Penegakan Diagnosis

Anamnesis: Demam tinggi + usia < 2 tahun + ruam

makulopapular pada trunkus roseola Jarang dilakukan pemeriksaan spesifik Diagnosis pasti: serokonversi + kultur

darah PCR uji deteksi DNA ELISA uji titer antibodi

Page 89: Case Report Viral Exanthem

Penegakan Diagnosis

Gejala prodormal: Low grade fever Sakit tenggorokan Athralgia Gejala gastrointestinal

PF: KGB linfenodus

suboksipital dan auricularis posterior membesar

Pola ruam berasal dari muka ke dada

Gejala prodormal: Batuk Coryza Konjungtivitis Demam tinggi

Rubella Measles

Page 90: Case Report Viral Exanthem

Penanganan

Suportif: Hidrasi Pemberian antipiretik

Antivirus jika manifestasi infeksi primer berat (ensefalitis, pasien immunokompromais) ganciclovir, foscarnet, cidofovir

Page 91: Case Report Viral Exanthem

Prognosis

Baik kesembuhan sempurna Komplikasi utama: kejang demam

Page 92: Case Report Viral Exanthem

Hand Foot and Mouth Disease (HFMD)

Page 93: Case Report Viral Exanthem

Etiologi

Coxsackievirus A dan B RNA single-stranded virus

A16 dan EV-71 penyebab utama

Bersifat neurovirulen

Page 94: Case Report Viral Exanthem

Epidemiologi

Paling banyak diderita oleh anak-anak dibawah usia < 10 tahun

Page 95: Case Report Viral Exanthem

Patofisiologi

Belum banyak diketahui Transmisi

Fekal-oral Kontak kulit dan cairan mulut

Viremia invasi kulit dan membran mukosa

Lesi kulit apoptosis yang meluas

Page 96: Case Report Viral Exanthem

Manifestasi Klinis

Masa inkubasi : 1 minggu Low-grade fever

sakit mulut dan tenggorokan (24-48 jam) vesikel diskret yang cepat menjadi ulkus dasar eritem

uk. 4-8 mm Bila vesikel pecah akan menjadi krusta

meninggalkan gambaran halo

Page 97: Case Report Viral Exanthem

Manifestasi klinis

Lesi kulit (eksanthema): Umumnya muncul 1-2 hari setelah lesi mulut

muncul Makula vesikel dan/atau pustul dengan dasar

eritema 1-2 hari pada tangan dan telapak tangan, kaki dan telapak kaki.

Ukuran 3-7 mm, lebih banyak ditemukan di bagian dorsal.

Tangan > kaki Lebih banyak ditemukan di bagian lateral

proximal jari atau bagian ulnar dari palmar Jumlah tidak harus banyak

Page 98: Case Report Viral Exanthem
Page 99: Case Report Viral Exanthem
Page 100: Case Report Viral Exanthem

Grafik pola demam HFMD

Page 101: Case Report Viral Exanthem

Pendekatan Diagnosis

Anamnesis Demam + lesi pada mukosa oral yang nyeri

dan kulit terutama pada telapak tangan dan kaki

Pemeriksaan lanjut (swab dasar vesikel): Kultur Immunoassay

Page 102: Case Report Viral Exanthem

Penanganan

Suportif Antipiretik: paracetemol (asetaminofen)

atau ibuprofen Lesi pada mulut makanan lunak Cairan intravena jika dehidrasi

sedang-berat dan intake oral buruk Antiviral (Tan dkk., 2004):

Amantadine Quinacrine

Page 103: Case Report Viral Exanthem

Kriteria Rawat Inap

Tidak dapat mentoleransi makanan secara oral dan butuh terapi cairan

Anak tampak sangat sakit (toxic-looking) Anak yang menampilkan gejala klinis serius

lainnya Hiperpireksia persisten (>38°C) lebih dari

48 jam Komplikasi neurologis : letargi, kejang Komplikasi pada jantung: miokarditis Orang tua atau lingkungan tidak dapat

menanganani pasien

Page 104: Case Report Viral Exanthem

Prognosis

Baik Sangat menular 1 minggu pertama Komplikasi:

Meningitis aseptik Ensefalitis Ataksia sereberal akut Sindrome Guillain-Barre Peningkatan tekanan Intrakranial ringan

Page 105: Case Report Viral Exanthem

DemamTifoid

Enteric fever Etiologi

S.typhi (gram -) S. parahyphi A S. paratyphi B S. paratyphi C

Kapsul polisakarida gen spesifik

Page 106: Case Report Viral Exanthem

Epidemiologi

Angka kejadian 26.9 juta per tahun 1% menyebabkan kematian Negara berkembang kasus< 15 per 100.000 populasi Banyak ditemukan pada travelers Insiden paling tinggi pd anak < 5 tahun di Asia

selatan Kasus resisten

Chloramphenicol Ampicillin Trimethoprim-sulfamethoxazole

Page 107: Case Report Viral Exanthem

PatogenesisInfecting dose: 105 – 109 organisme

Page 108: Case Report Viral Exanthem

Patogenesis

Peluruhan epitel usus

Infeksi S.typhi di usus

Hiperplasia plak Peyeri

Nekrosis sel

Respon inflamasi pada lapisan mukosa usus dan jaringan limfoidnya

Akibat penyebaran kuman

Hiperemia dan nekrosis fokal pada limfonodus mesenterika, hepar dan spleen

Page 109: Case Report Viral Exanthem

Manifestasi klinis

Inkubasi 3 – 30 hari (7-14 hari) Faktor-faktor yang mempengaruhi:

Lama pasien tersebut sakit sebelum mendapat pengobatan yang tepat

Antibiotik yang digunakan Usia Riwayat paparan atau riwayat vaksinasi

sebelumnya Virulensi dan jumlah kuman yang meginfeksi Status imun

Page 110: Case Report Viral Exanthem

Manifestasi Klinis

Gejala bermacam-macam: Fever

High grade fever, stepladder (jarang) Myalgia Nyeri perut Diare Konstipasi Komplikasi-komplikasi yang terkait

Page 111: Case Report Viral Exanthem

Pemeriksaan fisik

Demam Coated tongue Rose spots rash makulopapular, letak di

batang tubuh, hilang pada penekanan. Ukuran 1-4 cm, umumnya jumlah ≤ 5, muncul di hari ke 7-10, hilang dalam 2-3 hari

Hepatosplenomegaly

Page 112: Case Report Viral Exanthem

Komplikasi

Neurologic : Ensefalopati, meningitis, GBS Cardiovascular : Endocarditis, toxic myocarditis Pulmonary : Pneumonia, empyema Bone and joint : Osteomyelitis Hepatobiliary : Kolesistitis, hepatitis Hematologic : Hematophagocytosis

syndrome, DIC Genitourinary : Nephrotic synd., Pyelonephritis Gastrointestinal : Ileus, intestinal perforation

Page 113: Case Report Viral Exanthem

Pemeriksaan penunjang

GOLD STANDARD kultur positif di darah, feses atau urin

Lab: Leukositosis: 20000-25000/µl Thrombocytopenia marker untuk DIC dan

severe illness Liver function test

Serology: Widal test mengukur antibodi terhadap

antigen O dan H. Tubex test

Lack sensitivity and specificity in endemic areas.. Antibodi monoklonal deteksi antigen S. Typhi

di urin

Page 114: Case Report Viral Exanthem

Tatalaksana

Indikasi rawat Kehilangan cairan yang terus menerus Distensi abdomen

Management Koreksi cairan dan elektrolit Diet lunak (kecuali jika sudah ada ileus) Acetaminophen ( 10-15 mg/kg setiap 4-6

jam) PO

Page 115: Case Report Viral Exanthem

Tatalaksana

Page 116: Case Report Viral Exanthem

Prognosis

Faktor-faktor yang mempengaruhi: Usia pasien Status kesehatan umum dan nutrisi Serotype Salmonella Adanya komplikasi yang menyertai

Relapse : 2-4% (meskipun terapi antibiotik adekuat)

Risiko menjadi karier rendah (bertambah seiring dengan bertambahnya usia)

Page 117: Case Report Viral Exanthem

Pencegahan

Memperkecil kontaminasi air Menghindari kontak dengan pasien yang

dicurigai demam tifoid Klorinasi air sekitar (saat outbreak) Vaksin

Page 118: Case Report Viral Exanthem

TERIMA KASIH