Case Report Varikokel

7
I. IDENTITAS Nama : Tn. Abriansyah Okta Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 18 tahun Alamat : Srengseng Sawah, Lenteng Agung Agama : Islam Pekerjaan : Pelajar Pangkat/gol/NRP : Anak dari Sersan Mayor satuan Zeni Kostrad Masuk Tanggal : 24 Januari 2012 II. ANAMNESIS Keluhan Utama Terdapat benjolan pada skrotum sinistra Keluhan Tambahan - Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan berupa benjolan di bagian skrotum kiri sejak 5 bulan yang lalu sebelum masuk ke rumah sakit. Benjolan tidak bertambah besar namun terasa nyeri bila ditekan. Riwayat Penyakit Dahulu - Riwayat Penyakit Keluarga - III. PEMERIKSAAN FISIK a. Status Generalis Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Kompos mentis Berat Badan : 54 Kg

Transcript of Case Report Varikokel

Page 1: Case Report Varikokel

I. IDENTITAS

Nama : Tn. Abriansyah Okta

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 18 tahun

Alamat : Srengseng Sawah, Lenteng Agung

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Pangkat/gol/NRP : Anak dari Sersan Mayor satuan Zeni Kostrad

Masuk Tanggal : 24 Januari 2012

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Terdapat benjolan pada skrotum sinistra

Keluhan Tambahan

-

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan berupa benjolan di bagian skrotum kiri sejak 5 bulan

yang lalu sebelum masuk ke rumah sakit. Benjolan tidak bertambah besar namun

terasa nyeri bila ditekan.

Riwayat Penyakit Dahulu

-

Riwayat Penyakit Keluarga

-

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Kompos mentis

Berat Badan : 54 Kg

Tinggi Badan : 175 cm

Tanda Vital

- Tekanan Darah : 96/54 mmHg

- Nadi : 73 x/menit

- Pernafasan : 18 x/menit

- Suhu : 36,8 oC

Page 2: Case Report Varikokel

b. Status Lokalis

Regio : Scrotalis Sinistra

Inspeksi : terdapat benjolan pada skrotum sisi kiri

Palpasi : Nyeri tekan (+)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan Darah Rutin

Haemoglobin : 14 gr%

Haematokrit : 42 %

Trombosit : 352.000/mm3

Leukosit : 7.500/mm3

Masa Pendarahan : 3 menit

Masa Pembekuan : 11 menit

b. Pemeriksaan Urin Lengkap

Warna : Kuning

Kejernihan : Jernih

Urobilinogen : +

Protein/albumin : -

pH : Asam

Eritrosit : 0/ LPB

Leukosit : 1-2/LPB

Silinder : -

Darah samar : -

Keton : -

Bilirubin : -

Glukosa : -

Kalsium Oksalat : -

Epitel Sel : +

V. DIAGNOSIS

Varikokel Sinistra

VI. TERAPI

Varikokelektomi

VII. PEMBAHASAN

Page 3: Case Report Varikokel

Diagnosis pada pasien ini dibuat berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik

serta ditunjang oleh hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium), kemudian setelah

memastikan diagnosis maka selanjutnya menentukan terapi berupa operasi

varikokelektomi.

Pasien yang akan dioperasi diperiksa terlebih dahulu, meliputi anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang untuk menentukan ASA dan pada pasien ini

termasuk kategori ASA I. Anastesi yang nantinya akan digunakan adalah General

Anasthesia (anastesi umum).

Pada operasi varikokelektomi ini, teknik anastesi yang digunakan adalah dengan

menggunakan teknik anastesi umum dimana induksi dilakukan dengan cara pemberian

obat intravena dan rumatan dengan menggunakan gas. Pada saat induksi digunakan

Propofol 150 mg bolus intravena. Dosis induksi bolus Propofol adalah 2- 2,5 mg/kg BB.

Propofol dikemas dalam cairan emulsi minyak di dalam air yang berwarna putih susu

bersifat isotonik dengan kepekatan 1%. Pada pemberian secara intravena sering

menimbulkan nyeri sehingga sebaiknya diberikan lidokain 1-2 mg/kg BB secara intravena.

Dosis rumatan Propofol adalah 4-12 mg/kg BB/jam untuk anastesi intavena total (TIVA)

dan dosis sedasi untuk perawatan intensif 0,2 mg/kgBB. Pengenceran Propofol hanya

boleh menggunakan Dextrosa 5%. Akan tetapi maintenance pada pasien ini tidak

menggunakan obat intravena melainkan secara inhalasi.

Setelah pemberian Propofol, kemudian diberikan analgesia berupa Petidin sebanyak

50 mg secara intravena. Petidin merupakan obat golongan opioid yang sering

menimbulkan depresi nafas sehingga pemberiannya disuntikkan secara perlahan sambil

memperhatikan pernafasan pasien.

Karena pada pasien ini dilakukan teknik intubasi, maka diberikan pelemas otot

golongan non depolarisasi yaitu Rocuronium Bromida (Noveron ®) sebanyak 25 mg.

Pemberian pelemas otot bertujuan untuk melemaskan otot- otot pernafasan sehingga

memudahkan pemasangan endotracheal tube (ETT). Setelah trias anastesi

(hipnotik/sedatif, analgesia dan relakasasi otot) tercapai maka dilakukan intubasi.

Untuk rumatan, anastesi yang diberikan adalah anastesi inhalasi melalui pipa yang

dihubungkan ke ETT. Yang digunakan untuk rumatan adalah N2O, O2 dan Enfluran. N2O

merupakan zat anastesi lemah dan memiliki efek analgetik kuat.Pemberian N2O bersamaan

dengan O2 bertujuan untuk menghindarkan terjadinya hipoksemia akibat pengenceran gas-

gas yang ada di alveoli. Pemberian Enfluran untuk menjaga kondisi pasien dalam kondisi

tidak sadar (efek hipnotik). Setelah operasi akan selesai, dilakukan penghentian pemberian

Page 4: Case Report Varikokel

zat anastesi rumatan dan hanya diberikan O2 untuk oksigenisasi. Kemudian dilakukan

ekstubasi setelah pasien di suction akibat terbentuknya lendir ataupun akibat hipersalivasi.

Pasca operasi, pasien dibawa ke ruang pemulihan (RR, Recovery Room). Selama di

RR, pasien menjadi tanggung jawab bagian anastesi sehingga pasien harus diawasi dengan

ketat dan lengkap sampai dengan pasien kembali sadar dan kondisinya menjadi stabil

kembali, terakhir, jika tidak ada keluhan kemudian pasien dibawa ke bangsal untuk

mendapatkan perawatan.

Page 5: Case Report Varikokel

Disusun Oleh:

Nessia Dyah Anggraini (1110221012)

Pembimbing:

Letkol CKM dr. A.B Lubis Sp.An

Periode 26 Desember-28 Januari 2012

Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta

Rumah Sakit Tk.II Mohammad Ridwan Meuraksa Kesdam Jaya

Bagian Anastesiologi

2012