Case Report KKN

18
Mini Case Report IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.Nurwati Jenis Kelamin : Perempuan Nama pkm : Puskesmas Sanrobone Umur : 27 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Suku : Makassar Alamat : Sanrobone Tgl. Pemeriksaan : 11 November 2014 Dokter Jaga : dr. I ANAMNESIS LENGKAP Keluhan Utama : Nyeri Ulu hati (Epigastrium) Anamnesis Terpimpin : Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang dirasakan sejak sehari yang lalu, pasien juga mengeluh merasa pusing, merasa mual namun tidak sampai muntah, sebelum keluhan muncul pasien mengaku telah makan songkolo’. Selain itu pasien mengakui bahwa dia menderita gastritis. Anamnesis Sistematis : Demam (-), pusing (+), sesak napas (-), batuk (-), nyeri dada (-). Riwayat sebelum timbul keluhan :

description

makalah

Transcript of Case Report KKN

Mini Case ReportIDENTITAS PASIENNama: Ny.NurwatiJenis Kelamin: PerempuanNama pkm: Puskesmas SanroboneUmur: 27 tahunAgama: IslamPekerjaan: Ibu Rumah TanggaSuku: MakassarAlamat: SanroboneTgl. Pemeriksaan: 11 November 2014Dokter Jaga: dr. I

ANAMNESIS LENGKAPKeluhan Utama : Nyeri Ulu hati (Epigastrium)Anamnesis Terpimpin : Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang dirasakan sejak sehari yang lalu, pasien juga mengeluh merasa pusing, merasa mual namun tidak sampai muntah, sebelum keluhan muncul pasien mengaku telah makan songkolo. Selain itu pasien mengakui bahwa dia menderita gastritis.Anamnesis Sistematis :Demam (-), pusing (+), sesak napas (-), batuk (-), nyeri dada (-). Riwayat sebelum timbul keluhan :Pasien mengaku mengonsumsi songkolo (makanan yang terbuat dari ketan yang konsistensinya agak keras).

PEMERIKSAAN FISISNyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat, anemis(-/-) Status Vitalis: T = 90/60 mmHg N = 87x/menit P = - S = -Status gizi: baik

Abdomen : a. Inspeksi : -b. Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat.c. Palpasi : Nyeri tekan daerah epigastriumd. Perkusi : -Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.Diagnosis: Gastritis akutDif.Diagnosis: Gastroenteritis, ulkus peptikum, GERDPerencanaan terapi: antasida 3x500 mg/hari, Paracetamol 3x1, dan B6Kajian Pustakaa. Definisi Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik, karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinik bukan pemeriksaan histopatologi.1Pada sebagian besar kasus inflamasi mukosa gaster tidak berkorelasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien. Sebaliknya keluhan dan gejala klinis pasien berkoleralasi possitif dengan komplikasi gastritis. 1Pembagian Gastritis :Update Sydney System membagi gastritis berdasarkan pada topografi, morfologi dan etiologi. Secara garis besar gastritis dibagi menjadi 3 tipe yakni: 1. Monahopik, 2. Atropik, dan 3. Bentuk khusus.Selain pembagian tersebut di atas, terdapat suatu bentuk kelainan pada gaster yang digolongkan sebagai gastropati. Disebut demikian karena secara histopatologik tidak menggambarkan radang. Klasifikasi gastritis sesuai dengan Update Sydney System memerlukan gastroskopi, pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang untuk menentukan etiologinya. Biopsi harus dilakukan dengan metode yang benar, dievaluasi dengan baik sehingga morfologi dan topografi kelainan mukosa dapat disintesiskan. Banyak tindakan gastroskopi yang mengabaikan topografi saat mengambil specimens untuk pemeriksaan histopatologi. Akibatnya hasil tidak dapat disintesiskan, sehingga klasifikasi gastritis tidak dapat disusun dengan baik.1Faktor resiko : Pola makan yang tidak baik, sering minum kopi atau teh, infeksi bakteri atau parasit, penggunaan OAINS, Usia lanjut, alkoholisme, stress, penyakit lainnya (HIV/AIDS, refluks empedu, penyakit autoimun, dan chron disease).3

b. EtiologiBanyak faktor yang menyebabkan gastritis, seperti merokok, jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung.Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa gastritis yang amat penting. Penggunan antibiotik, terutama untuk infeksi paru dicurigai mempengaruhi penularan kuman dikomunitas karena antibiotik tersebut mampu mengeradikasikan infeksi Helicobacter pylori, walaupun persentase keberhasilannya rendah. Selain itu terdapat beberapa jenis virus yang dapat menginfeksi mukosa lambung misalnya enteric rotavirus dan calciviru. Kedua jenis virus tersebut dapat menimbulkan gastroenteritis, tetapi secara histopatologi tidak spesifik. Hanya cytomegalovirus pada gaster biasanya merupakan bagian dari infeksi pada banyak dari organ lain.1 Jamur Candida species, Histoplasma capsulatum dan Mukonaceae dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien immunocompromized. Pasien yang sistem imunnya baik biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur, mukosa lambung bukan tempat yang udah terinfeksi parasit.1Gangguan fungsi sistem imun dihubungkan dengan gastritis kronik setelah ditemukan autoantibodi terhadap faktor intrinsik dan terhadap secretory canalicular structure sel parietal pada pasien dengan anemia pernisiosa.1Obat anti-inflamasi nonsteroid merupakan penyebab gastropasti yang amat penting. Gastropati akibat OAINS sangat luas, dari hanya berupa keluhan nyeri uluhati sampai pada tukak peptik dengan komplikasi perdarahan saluran cerna bagian atas.1Minuman beralkohol; seperti whisky, vodka, dan gin serta Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponen penting alkali untuk aktivasi enzim-enzimgastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respons peradangan mukosa. Dan Iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung. Sedangkan penyebab gastritis akut menurut Price adalah stres fisik dari makanan, minuman.41) Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal nafas, gagal ginjal, kersusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus-lambung. 2) Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan alcohol merupakan agen-agen penyebab iritasi mukosa lambung.

c. Insidensi/EpidemiologyPenyakit gastritis termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit rawat inap di rumah sakit tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah pasien yang keluar karena meninggal sebanyak 1,45% dari jumlah pasien yang keluar. Sedangkat angka kesakitan tercatat 44.457 insiden dengan besaran 6,67%.5

Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa gastritis yang amat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi dari Helicobacter pylori lebih tinggi lagi. Hal menunjukkan mudahnya infeksi pada anak-anak. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori yang dinilai dengan urea breath test pada pasien dispepsia dewasa. Di negara maju, prevalensi infeksi dari kuman Helicobacter pylori pada anak sangat rendah dibanding dengan orang dewasa, dibanding negara berkembang infeksi Helicobacter pylori lebih rendah yaitu 30%.1

d. PatomekanismeGaster/lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk J yang terletak antara esofagus dan usus halus. Secara anatomis gaster terbagi atas 3 bagian yaitu, fundus, korpus dan antrum. Epitel gaster terdiri dari rugae yang mengandung gastric pits/lekukan yang berukuran mikroskopis.1,2Lambung melakukan tiga fungsi utama: 1. Menyimpan makanan yang masuk sampai makanan bisa disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal. 2. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCL) dan enzim yang memulai pencernaan protein.3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampur untuk menghasilkan cairan kental yang dikenal kimus.Gastritis dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain adanya infeksi dari Helikobacter pylori, pada awal infeksinya mukosa lambung akan menunjukkan respons inflamasi akut, secara endoskopi akan tampak berupa erosi dan tukak multipel antrum atau lesi hemoragik. Gastritis kausa Helicobacter pylori sering terabaikan sehingga berlanjut menjadi kronis.2 Selain karena infeksi gastritis juga bisa karena OAINS, efek samping OAINS pada saluran cerna tidak terbatas hanya pada gaster, efek samping pada gaster yang memang paling sering terjadi. OAINS dapat merusak mukosa lambung melalui dua mekanisme yaitu, topikal dan sistemik. Kerusakan mukosa karena sistemik terjadi karena OAINS bersifat asam dan lipofilik, sehingga mempermudah traping ion hydrogen masuk mukosa dan menimbulkan kerusakan. Efek sistemik OAINS tampaknya lebih penting yaitu kerusakan mukosa terjadi akibat produksi prostaglandin menurun OAINS secara bermakna menekan prostaglandin. Seperti diketahui prostaglandin merupakan substansi sitoprotektif yang amat penting bagi mukosa lambung. Efek sitoproteksi itu dilakukan dengan cara menjaga aliran darah mukosa, meningkatkan sekresi mukosa dan ion bikarbonat dan meningkatkan ephitelial defense. Aliran darah mukosa yang menurun menimbulkan adhesi netrolit pada endotel pembuluh darah mukosa dan memicu lebih jauh proses imunologis. Radikal bebas dan dan protease yang dilepaskan akibat proses imunologis tersebut akan merusak mukosa lambung.1

e. Gejala klinikGejala klinik yang biasa ditemui pada pasien gastritis antara lain:1. 2. Mual3. Muntah 4. Perut kembung5. Sering sendawa6. Nyeri di ulu hati

f. Pemeriksaan fisis & penunjang.3Pemeriksaan fisik patognomonis:1. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat2. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena3. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva tampak anemis

Pemeriksaan penunjang:1. Darah rutin2. Breathe test dan feses untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori3. Rontgen dengan barium enemaTes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.4. EndoskopiDengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam.Hampir tidak ada resioko akibat tes ini.Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.5

g. DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksan fisik, namun hal tersebut belum cukup, masih perlu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis seperti pemeriksaan endoskopi dan histopatologi. Gambaran endoskopi yang dapat dijumpai adalah eritema, eksudatif, flat erosion, perdarahan dan edematous rugae. Sementara pada pemeriksaan histopatologi akan tampak berupa degradasi epitel, infiltasi netrofil, kerusakan sel parietal, inflamasi sel mononuklear, pemeriksaan ini sebaiknya menyertakan pemeriksaan kuman Helicobacter pylori. 1,3

h. Differentiasl diagnosis.3

1. Kolesistitis2. Kolelitiasis3. Chron disease4. Kanker lambung5. Gastroenteritis6. Limfoma7. Ulkus peptikum8. Sarkoidosis9. GERD

i. Pengobatan/Penatalaksanaan.31. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung atau perut kembung sepertii kopi, teh, makanan pedas dan kol.2. Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain: H2 Blocker 2x/hari (Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20 mg/kali, Simetidin 400-800mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazole 20mg/kali, Lanzoprazole 30mg/kali) serta Antasida dosis 3x500-1000mg/hari.

Konseling dan edukasi:Menginformasikan kepada pasien dan keluarga mengenai faktor resiko terjadinya gastritis.

j. KomplikasiMenurut Mansjoer, komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. a. Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagianatas berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir syok hemoragik. b. Gastritis kronik komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia.

k. PrognosisPrognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada atau tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Umumnya prognosis gastritis adalah bonam, namun dapat terjadi berulang bila pola hidup tidak berubah.Quad ad vitam : BonamQuad ad sanationam : dubia ad bonam

l. PencegahanGastritis dapat dicegah dengan memperbaiki pola makan serta menjaga kebersihan setiap yang dikonsumsi. Menurut sejumlah penelitian, makan dalam jumlah kecil tapi sering serta kurangilah makanan yang dapat mengiritasi lambung, misalkan makanan yang pedas, asam, dogoreng, dan berlemak, Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Tingginya konsumsi alkohol dapat mengiritasi atau merangsang lambung, bahkan menyebabkan lapisan dalam lambung terkelupas sehingga menyebabkan peradangan dan perdarahan di lambung, Jangan merokok sebab merokok akan merusak lapisan pelindung lambung, Ganti obat penghilang rasa sakit, jika memungkinkan jangan menggunakan obat pengialng rasa sakit dari golongan NSAIDs, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen dan obat-obat tersebut dapat mengiritasi lambung. Dan yang terkahir manajemen stres. Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung dan menekan pencernaan. Tingkat stres seseorang berbeda-beda untuk setiap orang. Untuk menurunkan tingkat stress anda disarankan banyak mengkonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, berolahraga secara teratur, serta selalu menenangkan pikiran. Anda dapat menenangkan pikiran dengan melakukan meditasi atau yoga untuk menurunkan tekanan darah, kelelahan dan rasa letih.

Pembahasan:Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan pasien didapatkan keadaan umum pasien sakit sedang . TD: 90/70 mmHg, N: 87x/menit, dari pemeriksaan fisis didapatkan nyeri epigastrium dengan adanya mual namun tidak sampai muntah.Nyeri yang dirasakan yaitu nyeri akut biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan penyembuhan. Berdasarkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat diketahui keluhan-keluhan pasien seperti apa, dan jika dihubungkan dengan teori yang telah dipaparkan maka keluhan tersebut mengarah ke gastritis, ditambah lagi dengan pengakuan pasien adanya riwayat mengonsumsi makanan yang konsistensinya sulit dicerna apalagi untuk pasien yang memiliki gastritis seperti pasien diatas. Hal tersebut akan menambah kerja dari gaster sehinggga mukosa akan semakin luka dan produksi asam lambung meningkat, kemudian timbullah keluhan seperti yang dikeluhkan oleh pasien. Kemudian untuk terapi yang diberikan oleh dokter ,hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu diberikan antasida untuk menetralisir asam lambung, vitamin B6 dan paracetamol sebagai antipiretik.Dilihat dari segi usia dan jenis kelamin gastritis pengidap gastritis tidak begitu spesifik, hanya saja pada lansia akan meningkat mengingat fungsi organ dari lansia akan mengalami penurunanan. Namun, tidak menutup kemungkinan pasien yang masih muda seperti pasien diatas bisa terkena gatsritis hal ini dipicu oleh kebiasaan pola makan dari setiap individu terkadang tidak tepat.Selanjutnya cara dokter melakukan pemeriksaan, terlihat sangat jauh berbeda dengan teori dimana disini dokter tidak melakukan pemeriksaan secara lengkap hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang mengantri, akan tetapi dokter langsung mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menjurus ke diagnosis pasien mungkin ini dipengaruhi oleh pengalaman dokter dalam menghadapi pasien.

DAFTAR PUSTAKA1) Hirlan. Gastritis . Dalam: ilmu penyakit dalam, edisi V. Jilid:1 Jakarta: EGC; 2009. h.509-5112) Sherwood lauralee. Salurapn pencernaan. Dalam: Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi: VI. Jakarta: EGC; 2012. h.654-6553) Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Edisi I. 2013. Jakarta. h.87-894) Yanti.2010. Hubungan Rentang Stres dan Kebiasaan Pemakaian Obat Anti Inflamasi Non Steroid dengan Kejadian Gastritis di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2010. Program Studi Ilmu Keperawatan : Universitas Andalas. (Online) http://repository.unand.ac.id/id/eprint/7459 Diakses 10 April 2013.5) Dinkes Sulsel. 2010. Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010.