Case Report - Hernia.docx

30
PRESENTASI KASUS HERNIA DISUSUN OLEH: Widiawati 204.311.145 PEMBIMBING: Dr. Haris Maruli Sp.B KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA

Transcript of Case Report - Hernia.docx

hernia anak

Presentasi KasusHernia

PRESENTASI KASUS

HERNIA

DISUSUN OLEH:Widiawati 204.311.145

PEMBIMBING:Dr. Haris Maruli Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTARSUP PERSAHABATANFebruari 2010

BAB ILAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn.HNo. Rekam Medis: 120.64.47Usia: 42 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAgama : IslamSuku bangsa: JawaAlamat: RawamangunPekerjaan : Penata RiasTgl masuk rawat: 14 Januari 2010Ruang rawat: Cempaka Atas

II.ANAMNESA Diambil dari :Pasien (autoanamnesis) , tanggal 14 Januari 2010.

Keluhan Utama :Benjolan di kantung kemaluan kanan sejak 6 bulan SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang :Sejak 6 bulan SMRS mengeluh terdapat benjolan di kantung kemaluan sebelah kanan kurang lebih sebesar bola pingpong yang hilang timbul. Benjolan tersebut dapat timbul saat berdiri lama, saat batuk, saat mengejan, saat BAB. Benjolan tersebut hilang saat berbaring. Benjolan tidak dirasakan nyeri oleh pasien. Benjolan dirasakan semakin membesar, dan pada beberapa bulan terakhir benjolan tersebut tidak dapat masuk kembali.Demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri pada benjolan (+), sering mengangkat benda berat (+), sulit BAB (-), BAK lancar.Karena benjolan dirasakan sangat mengganggu maka pasien datang ke RSP.

Riwayat Penyakit Dahulu :Hipertensi disangkal.DM disangkal.Penyakit jantung/paru: disangkal.Penyakit hati (+), pasien baru dirawat karena hepatitis A.Pembesaran prostat disangkal.

III.PEMERIKSAAN FISIK, dilakukan pada tanggal 14 Januari 2010.Keadaan Umum:Tanda vital:Kesadaran : Compos mentisTekanan darah: 120/80 mmHgFrekuensi nadi: 84/ menitFrekuensi napas: 16/menitSuhu: 370 C

Status GeneralisKepala: Deformitas (-), rambut hitam tersebar merata.Mata: Konjungtiva anemis -/- , Skelera ikterik -/-THT: dbnLeher : dbnKGB: tidak teraba pembesaran Paru I : gerak napas simetrisP: Fremitus kanan = kiriP: Sonor kanan = kiriA: Vesikuler +/+, ronkhi -/- , wheezing -/-JantungI: Iktus kordis tidak tampakP: Iktus kordis tidak kuat angkatP: Batas jantung dalam batas normalA: BJ I-II murni reguler , gallop(-), murmur (-)Abdomen: Datar, lemas , NT (-), BU(+)Ekstremitas : Akral hangat , edema -/- , perfusi perifer baik Status lokalis (regio skrotalis dekstra)

Inspeksi: skrotum asimetris (kanan > kiri),tampak benjolan pada skrotum kanan, ukuran 10 X 5X 2 cm, hiperemis (-).Palpasi: testis kanan teraba, batas atas tidak jelas, mudah digerakkan, NT (-) konsistensi kenyal.Auskutlasi: Bising usus (+)RT: TSA baik, ampulla tidak kolaps, mukosa licin, NT (-), tidak teraba massa, pole atas prostat tidak teraba.ST: Feses (+), darah (-), lendir (-).

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG LaboratoriumHasil laboratorium pre-operatif Diambil tanggal 13 Januari 2010 -Hb: 15,9 g/dl -Ht: 47 % -leukosit: 5.990/mm3 -Trombosit: 243.000/mm3 -GDS: 99 - BT: 200 -CT: 730 -Ureum: 25 -Kreatinin: 0,9 -SGOT: 51 -SGPT: 204 -bilirubin total:0,92 - bilirubun direk:0,51 - bilirubin indirek: 0,41

V.RESUMESeorang laki-laki usia 42 tahun datang dengan keluahan benjolan pada kantung kemaluan sebelah kanan yang tidak bisa masuk kembali. Benjolan sudah ada sejak 6 bulan SMRS,awalnya sebesar bola ping pong dan membesar sejak sebulan terakhir. Nyeri (+), keluhan pada BAB dan BAK disangkal, pekerjaan berat (+).Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum dalam batas normal, status generalis tidak didapatkana keluhan, pada regio skrotalis dekstra ditemukan massa ukuran 10 X 5X 2 cm, bentuk bulat, tidak hiperemi, batas atas tidak jelas, konsistensi kenyal, mobile, NT (-), BU (+), testis kiri dan kanan teraba. Pada RT hasilnya dalam batas normal.

VI.DIAGNOSIS KERJAHernia inguinalis dextra irreponible.

VII.PENATALAKSANAAN Pro herniotomi dan hernioraphy. Konsul kardiologi, IPD, anestesi. SIO.

X.PROGNOSISAd Vitam : Ad BonamAd Fungsionum : Ad BonamAd Sanationam : Ad Bonam

VIII.LAPORAN PEMBEDAHAN

Nama :Tn . HTanggal :15 Januari 2009Bagian/Unit :No. Reg : 120.64.47

Kelamin :PW

Blok: CAUmur :47

Dokter Bedah :dr. Haris Maruli .SpBAsisten Bedah :Jam mulai Pembedahan :13.10

Penata Anestesi :KarsitoSupervisor Anestesi :dr.BismaNama Perawat :Widodo + RomiJam selesai Pembedahan :14.00

Diagnosis Pra Bedah :Hernia inguinalis dextra irreponibleJenis Pembedahan :Herniotomi, hernioraphyLama Pembedahan :80

Diagnosis Pasca Bedah :Hernia inguinalis dextra irreponible

Laporan Pembedahan :Pasien posisi supine dalam spinal AnestesiAsepsis dan antiseptik daerah operasi dan sekitarnya Insisi obliq sejajar dengan ligamentum inguinale, menembus kutis, subkutis, fascia.Funikulus dikenali, dibuka kantung hernia, isinya omentum: vital,dicoba dimasukkan tidak bisa, diputuskan untuk omentektomi.Dipasang mesh, difiksasi di ligamentum inguinale, teburculum pubicum, dan conjoint tendon.Perdarahan dikendalikan. Luka operasi ditutup lapis demi lapis.Operasi selesaiInstruksi pasca operasi :Awasi tanda vitalIVFD RL : D5% = 1:2 per 24 jamCeftriaxone 2 x 1grKetorolac 3 x 1ampulImmobilisasi 24 jamJenis Anestesi :SpinalLama Anestesi :

Jaringan yang dieksisi / diinsisi / dibedah : Herniotomy + ligasi tunggalMarsupialisasi + Sirkumsisi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang tinjauan pustaka dari operasi Tn. H dengan post operasi hernioraphy di ruang Cempaka Atas RSP. Di laporan kali ini, akan dibahas mulai dari definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan.A. Definisi Mansjoer (2000) menyatakan,hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau didapat.Hernia merupakan produksi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian-bagian lemah dari lapisan muscular aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. Herniorrhaphy membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis inguinalis.Dilihat dari macam dan jenis hernia, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1. Berdasarkan terjadinya :a. Hernia bawaan atau congenitalHernia yang terdapat pada waktu lahir.b. Hernia dapatan atau akuisitaHernia yang disebabkan oleh pengangkatan benda berat atau strain atau cedera berat.2. Menurut letaknyaa. Hernia DiafragmaHerniasi struktur abdomen atau retroeritoneum ke dalam rongga dada.b. Hernia InguinalHernia lengkung usus ke dalam kanalis inguinalis.c. Hernia UmbilikalSejenis hernia abdominalis dengan sebagian usus menonjol di umbilikus dan ditutupi oleh kulit dan jaringan subkutan.d. Hernia FemoralHernia gelung usus ke dalam kanalis femoralis.e. Hernia EpigastrikaHernia abdominalis melalui linea alba diatas umbilikus.f. Hernia LumbalisHerniasi omentum atau usus di daerah pinggang melalui ruang lesshaft atau segitiga lumbal.3. Menurut sifatnyaa. Hernia ReponibelIsi hernia dapat keluar masuk usus, keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala abstruksi usus.b. Hernia IrreponibelBila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritonium kantong hernia.c. Hernia InkarserataIsi kantong tertangkap tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan pasage. Dapat juga diartikan hernia irreponible yang sudah disertai dengan gejala ileus yaitu tidak dapat flatus. Jadi pada keadaan ini terjadi obstruksi jalan makan.d. Hernia StrangulataHernia irreponible dengan gangguan vaskulerisasi mulai dari bendungan sampai nekrosis.

B. Etiologi1. Kongenital Terjadi sejak lahir adanya defek pada suatu dinding rongga.2. Didapat (akquisita)Hernia ini didapat oleh suatu sebab yaitu umur, obesitas, kelemahan umum, lansia, tekanan intra abdominal yang tinggi dan dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, gangguan proses kencing, kehamilan, mengejan saat miksi, mengejan saat defekasi, pekerjaan mengangkat benda berat .C. Anatomi kanalis inguinalisKanalis ini panjangnya 4 cm dan merupakan tempat lewat korda spermatika (ligamentum rotundum pada wanita) melalui dinding bawah abdomen. Arah kanalis miring dari anulus inguinalis profunda ke arah medial menuju anulus inguinalis superfisialis. Anulus profunda: merupakan pintu pada fasia tranversalis. Letak nya di pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan tuberkulum pubikum. Pembuluh darah epigastrika inferior lewat disebelah medial anulus profunda. Anulus superfisialis : sebetul nya bukan anulus , melainkan suatu defek segitiga pada aponeurosis m.obliqus eksterna yang terletak sebelah atas dan medial tuberkulum pubikum.Dinding kanalis inguinalis Anterior : m.obliqus eksterna menutupi seluruh panjang kanalis di anterior. Pada sepertiga lateral di gantikan oleh m.obliqus interna. Superior : m.obliqus interna melengkung ke posterior membentuk atap kanalis. Posterior : fasia tranversalis membentuk bagian lateral dinding posterior . Tendon gabungan (insersi komunis gabungan dari m.obliqus interna dan m.tranversus ke linea pektineal) membentuk bagian medial dinding posterior. Inferior : ligamentum inguinale

Isi kanalis inguinalis Korda spermatika (atau ligamentum rotundum pada wanita) Nervus ilioinguinalis (L1)

Korda spermatikaKorda spermatika dilapisi oleh tiga lapisan yang keluar dari lapisan-lapisan dinding bawah abdomen saat korda melewati kanalis inguinalis. Ketiga lapisan tersebut adalah: Fasia spermatika eksterna : dari aponeurosis m.obliqus eksterna Fasia dan otot kremaster : dari aponeurosis m.obliqus interna Fasia spermatika interna : dari fasia tranversalis Duktus vas deferens atau ligamentum rotundum A.testikularis : cabang dari aorta abdominalis Pleksus vena pampiriformis : bergabung membentuk v. Testikularis di regio anulus profunda Limfatik : dari testis dan epididimis mengalir ke kelenjar getah bening preaorta Saraf otonom

D. PatofisiologiTerjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada laki-laki, sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu gejala abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi nekrosis.Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah.

E. Hernia InguinalisHernia inguinalis dibagi menjadi: hernia inguinalis indirek (lateralis), di mana isi hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis melalui locus minoris resistence (annulus inguinalis internus). Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut dilateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis; dan hernia inguinalis direk (medialis), di mana isi hernia masuk melalui titik yang lemah pada dinding belakang kanalis inguinalis atau langsung menonjol melalui segitiga Hesselbach. Hernia inguinalis lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita.Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu : Kanalis inguinalis yang berjalan miring Adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi Adanya fasia tranversa yang kuat yang menutupi trigonum hasselbach yang umum nya hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia.Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum maka disebut hernia skrotalis. Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis skrotum. Testis yang teraba dapat dipakai sebagai pegangan untuk membedakannya.

a. Manifestasi klinisHernia inguinalis bisa asimtomatik dan simtomatik yang mengancam jiwa oleh karena strangulasi dan inkarserata. Hernia inguinalis yang lebih sering menimbulkan gejala adalah hernia ingunalis indirek. keluhannya adalah nyeri lipat paha yang hebat. Rasa nyeri ini subjektif. Pasien biasanya menggambarkan adanya rasa berat atau ada sensasi tarikan dari daerah lipat paha yang semakin terasa seiring berjalannya hari. Nyerinya intermitten, dan ada rasa menjalar ke kantung kemaluan. Keluhan lainnya bisa nyeri yang tajam bisa lokal atau difus. Pasien-pasien ini biasanya akan berupaya untuk meredakan rasa tidak nyamannya dengan berbaring.b. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik adalah cara terbaik dalam mendiagnosis keberadaan hernia inginalis. Diagnosis dimulai dengan inspeksi dan ditemukan benjolan. Hernia yang tidak terlihat, harus diperiksa dengan pemeriksaan digital di kanalis inguinalis. Palpasi hernia inguinal dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan pemeriksa didalam skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum kedalam. Harus ada kulit skrotum yang cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus diletakkan dengan kuku menghadap keluar dan bantalan jari kedalam. Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik. Telunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika dilateral masuk kedalam kanal inguinal sejajar dengan ligamentum inguinal dan digerakkan ke atas ke arah cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan.Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanal inguinal, mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Seandainya ada hernia, akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantalan jari pemeriksa. Jika ada hernia, suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah apakah hernia itu dapat direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus menerus pada masa itu. Jika pemeriksaan hernia dilakukan dengan kulit skrotum yang cukup banyak dan dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak menimbulkan nyeri. Setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. Cobalah kedua teknik ini dan lihatlah cara mana yang anda rasa lebih nyaman. Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu hernia inguinal indirek mungkin ada didalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk menentukan apakah ada bunyi usus didalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk menegakkan diagnosis hernia inguinalis indirek.

Gambar 1 palpasi hernia inguinalis.c. Tatalaksana non operatif.Tatalaksananya dengan observasi. Observasi ini hanya dilakukan pada hernia simtomatik yang minimal. Benjolannya direduksi, kemudian pasien diinformasikan akan kemungkinan adanya komplikasi yang akan timbul saat observasi di rumah dan cara menilainya.Kemudian, memakai hernia belt setelah reduksi manual. Tujuannya ada dua yaitu untuk menjaga reduksinya dan mencegah pembesaran hernianya. Komplikasi penggunaan belt ini adalah atropi dari korda spermatika dan dari pengalaman klinis menunjukkan bahwa setelah pemakaian belt ini hernia repair akan sulit dilakukan. Hal ini terjadi karena tekanan mekanik yang konstan di daerah lipat paha yang menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi sulit untuk direseksi karena atropi dan fibrosis.

Gambar 2 hernia beltPenggunaan bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Hal ini biasanya dpilih jika kita menolak dilakukan perbaikan secara operasi atau terdapat kontraindikasi terhadap operasi. Cara ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi (pengecilan) testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis. Penggunaan penyangga tidak menyembuhkan hernia.Banyak pasien hernia inguinal yang memiliki gejala minimal. Menurut sebuah penelitian pada pasien ini observasi dapat menjadi pilihan yang baik, karena pasien dengan gejala minimal jarang menyebabkan komplikasi akut. Penundaan operasi hingga gejala memberat dinyatakan aman.d. Repair hernia inguinalis Insisi Insisi kutis yang klasik dilakukan dengan arah oblik di antara SIAS dan tuberkulum pubikum. Untuk alasan kosmetik, banyak ahli bedah saat ini melakukan insisi horizontal pada kutis. Keudian diperdalam melalui fascia Camper dan Scarpae dan jaringan subkutan agar ada ekspos dari aponeurosis oblik eksternal. Struktur ini kemudian diinsisi secara medialke bawah melalui annulus inguinalis eksterna. Mobilisasi struktur korda spermatikus Aponeurosis oblik eksterna di pisahkan secara tumpul ke muskulus oblik internal ke lateral dan superior. Nervus iliohipogastrik diidentifikasi. Struktur korda dipisahkan dari bagian inferior aponeurosis oblik eksterna. Struktur korda diangkat dengan jari di bagian tuberkulum pubikum sehingga jari telunjuk dapat masuk. Diseksi tumpul dilakukan untuk mobilisasi, dan drain Penrose ditempatkan untuk retraksi selama operasi. Pemisahan muskulus kremasterPemisahan muskulus kremaster dilakukan seringkali pada khususnya hernia indirek. Tujuannya untuk memfasilitasi identifikasi kantung hernia dan untuk memanjangkan korda sehingga visualisasi inguinal floor lebih baik. Ligasi kantung herniaLigasi ini adalah mereduksi kantung hernia ke dalam rongga preperitoneal tanpa eksisi. Penanganan kantung hernia inguinalis Dilakukan eksisi total dari kantung hernia. Komplikasinya orkitis iskemik oleh karena trauma pada aliran darah testikular, atropi testikular. Cara lainnya adalah dengan mendiseksi dinding amterior sejauh mungkin ke arah distal. Insisi relaksasiInsisi relaksasi memisahkan rektus anterior, melebar dari tuberkulum pubikum dari arah superior.

Menutup lukaFascia oblik eksterna ditutup, untuk merekonstruksi annulus superficialis. Annulus eksterna harus sedikit longgar untuk mencegah strangulasi dari struktur korda. Namun cukup rapat untuk menghindari kesulitan ketika terjadi rekurensi bisa ada dilatasi annulus. Kemudian fascia Scarpae dan kutis ditutup dan operasi selesai.

Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioraphy. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong di buka dan isi hernia di bebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia di jahit ikat setinggi mungkin lalu di potong. Pada hernioraphy, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioraphy lebih efektif dalam mencegah terjadinya residif di bandingkan dengan herniotomi. Metode Bassini merupakan tehnik hernioraphy yang pertama di publikasikan tahun 1887. Caranya adalah, setelah diseksi kanalis inguinalis, dilakukan rekontruksi pelvic floor dengan cara mengaprosimasi m.obliqus internus, m. Transversus abdominis, dan fasia transversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale.

Gambar 3 teknik repair Bassini, fascia transversalis dibuka dari annulus inguinal interna ke tuberkulum pubikum, sampai preperitoneal fat terlihat.

Tehnik dapat diterapkan, baik pada hernia direk maupun indirek. Kelemahan tehnik Bassini dan tehnik lain yang berupa variasi tehnik herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot yang dijahit. Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 80an dipopulerkan pendekatan operasi bebas regangan. Pada tehnik itu di gunakan protesis mesh untuk memperkuat fasia traversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-otot ke inguinal.

Gambar 4 rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis (TF), otot transversus abdominis (TA, otot oblik interna (IO) (tiga lapis utama Bassini) ke arah medial ligamentum inguinal, EO = aponeurosis oblik eksterna.Tehnik Halsted juga terdiri dari penjahitan fasia oblikus internus dan transverses abdominis ke ligamentum inguinale. Dalam tidakan pertamanya, Halsted mentransplantasi funikulus spermatikus diatas penutupan fasia oblikus eksternus (Halsted I). Kemudian Halsted melakukan tindakan yang sama, tetapi memungkinkan funikulus spermatikus tetap dalam posisi normalnya dibawah fasia oblikus eksternus (Halsted II).Tehnik Mc Way dengan penjahitan conjoint tendon ke ligamentum cooper. Biasanya tehnik ini digunakan hernia indirek yang besar.Teknik Shouldice dilakukan insisi pada lipatan paha dan operasi ditandai oleh dua komponen primer, yang pertama melibatkan tehnik yang digunakan pada annulus profundus dan disertai dengan koreksi hernia inguinalis indirek. Cara yang kedua mempertimbangkan penggunaan dinding inguinalis posterior serta merupakan tujuan utama dalam pengobatan hernia inguinalis direk. Karena ini merupakan operasi terpadu, maka dapat diterapkan untuk pengobatan hernia inguinalis indirek maupun direk. Penutupan dicapai dengan jahitan monofilament kontinyu menggunakan kawat baja tahan karat.

Gambar 5 pemasangan mesh overlapping untuk menutup keseluruhan inguinal floor.

BAB IIIPEMBAHASAN

Diagnosis hernia kasus ini didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan keluhan utama adanya benjolan pada kantung kemaluan sejak 6 bulan SMRS dan benjolan ini tidak dapat masuk kembali, yang sesuai dengan tuntunan diagnosis hernia. kurang lebih sebesar bola pingpong yang hilang timbul. Benjolan tersebut dapat timbul saat berdiri lama, saat batuk, saat mengejan, saat BAB. Benjolan tersebut hilang saat berbaring. Benjolan tidak dirasakan nyeri oleh pasien. Benjolan dirasakan semakin membesar. Hal ini menunjukkan ciri-ciri dari hernia skrotalis.Dari pemeriksaan fisik terutama status lokalis daerah lipat paha dan skrutum menunjukkan ciri hernia yaitu benjolan. Dari palpasi dilakukan pemeriksaan digital. Telunjuk kanan mengikuti korda spermatika di lateral masuk ke dalam kanal inguinal sejajar dengan ligamentum inguinal dan digerakkan ke atas ke arah cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan. Kesimpulan palpasi testis kanan teraba, batas atas tidak jelas, mudah digerakkan, NT (-) konsistensi kenyal.Tatalaksana pada pasien ini adalah operatif. Hernioraphy dikerjakan selain dilakukan herniotomi dengan tujuan mengurangi kemungkinan untuk terjadinya hernia residif. Pasien ini dicurigai terjadi suatu starngulasi setelah dilakukan pemeriksaan fisik yaitu auskultasi pada status lokalis. Keadaan ini diperbaiki dengan herniotomi. Hernioraphy yang dikerjakan yaitu menggunakan pemasangan mesh, tujuannya adalah mengurangi tegangan.Prognosis pasien hernia adalah bonam vitam, ad fungsionam dan ad sanasionam.

19