CASE REPORT COMBUTIO.docx

62
Case Report BAB I PENDAHULUAN Luka bakar berat adalah luka yang kompleks. Sejumlah fungsi organ tubuh mungkin ikut terpengaruh. Luka bakar bisa mempengaruhi otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah. Sistem pernapasan dapat juga rusak, kemungkinan adanya penyumbatan udara, gagal nafas dan henti nafas. Karena luka bakar mengenai kulit, maka luka tersebut dapat merusak keseimbangan cairan atau elektrolit normal tubuh, temperatur tubuh, pengaturan suhu tubuh, fungsi sendi, dan penampilan fisik. Sebagai tambahan terhadap kerusakan fisik yang disebabkan oleh luka bakar, pasien juga bisa menderita permasalahan psikologis dan emosional yang dimulai sejak peristiwa terjadi dan bisa bertahan / berlangsung untuk jangka waktu yang lama. 1 Mencegah timbulnya bekas luka adalah merupakan tujuan utama dari penatalaksanaan luka bakar. Edukasi pasien secara konsisten dan berulang adalah suatu bagian yang penting dalam terapi pasien. Penatalaksanaan terhadap edema, penatalaksanaan gangguan nafas, memposisikan, dan melibatkan pasien dalam aktivitas fungsional dan pergerakan harus dimulai sejak dini. Pasien perlu dimotivasi untuk bekerja sesuai dengan kemampuan mereka dan menerima tanggung jawab untuk merawat diri mereka sendiri. Kemampuan fungsional pasien setelah terapi tidak akan maksimal jika pasien tidak secara teratur terlibat dalam pergerakan. 2 Disusun oleh : dr. Arini Harliana Siagian Narasumber : dr. Faizon, Sp.B (K) Onk Page 1

Transcript of CASE REPORT COMBUTIO.docx

Case Report

Case Report

BAB IPENDAHULUAN

Luka bakar berat adalah luka yang kompleks. Sejumlah fungsi organ tubuh mungkin ikut terpengaruh. Luka bakar bisa mempengaruhi otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah. Sistem pernapasan dapat juga rusak, kemungkinan adanya penyumbatan udara, gagal nafas dan henti nafas. Karena luka bakar mengenai kulit, maka luka tersebut dapat merusak keseimbangan cairan atau elektrolit normal tubuh, temperatur tubuh, pengaturan suhu tubuh, fungsi sendi, dan penampilan fisik. Sebagai tambahan terhadap kerusakan fisik yang disebabkan oleh luka bakar, pasien juga bisa menderita permasalahan psikologis dan emosional yang dimulai sejak peristiwa terjadi dan bisa bertahan / berlangsung untuk jangka waktu yang lama.1Mencegah timbulnya bekas luka adalah merupakan tujuan utama dari penatalaksanaan luka bakar. Edukasi pasien secara konsisten dan berulang adalah suatu bagian yang penting dalam terapi pasien. Penatalaksanaan terhadap edema, penatalaksanaan gangguan nafas, memposisikan, dan melibatkan pasien dalam aktivitas fungsional dan pergerakan harus dimulai sejak dini. Pasien perlu dimotivasi untuk bekerja sesuai dengan kemampuan mereka dan menerima tanggung jawab untuk merawat diri mereka sendiri. Kemampuan fungsional pasien setelah terapi tidak akan maksimal jika pasien tidak secara teratur terlibat dalam pergerakan.2

BAB II STATUS PENDERITA2.1 Identitas PasienNama : An. Raka AlmahendraUmur : 19 bulanJenis kelamin : Laki-lakiPekerjaan : -Agama : IslamAlamat : Jl. Iskandar no. 23Status perkawinan : -Suku: JawaTanggal MRS : Selasa, 06 Januari 2015 (pkl. 12.10 WIB)Tanggal Periksa : Sabtu, 10 Januari 20152.2 Anamnesa1. Keluhan utama: luka bakar karena tersiram air panas2. Riwayat penyakit sekarang:Pasien datang ke UGD RSUD Dr. Murjani dengan keluhan adanya luka bakar karena tersiram air panas 3 jam SMRS di pipi kanan dan kiri, dagu, leher, dada, dan perut. Keluarga pasien mengatakan kulitnya yang terbakar tersebut berwarna kemerahan, dan ada yang berbentuk gelembung-gelembung seperti berisi cairan bening. Sebelum dibawa ke rumah sakit ibu pasien sempat mengguyurnya dengan air sebanyak dua gayung. Setelah kejadian, pasien menangis terus menerus dan mengeluh perih. Ibu pasien mengatakan anaknya masih BAK satu kali sebelum dibawa ke UGD. Pasien tidak sesak nafas, dan suaranya tidak berubah menjadi serak Keluarga pasien mengatakan lukanya dibebat dengan menggunakan kasa yang sebelumnya diberi salep (ibu pasien lupa nama salepnya).

2.3.Riwayat penyakit dahulu Riwayat luka bakar sebelumnya (-) Riwayat kecelakaan (-) Alergi makanan/obat (-), batuk menahun/batuk darah (-), sesak (-), kejang (-) 2.4.Riwayat penyakit keluargaDarah tinggi (-), Kencing manis (-), Alergi makanan/obat (-), batuk menahun/batuk darah (-), sesak (-), sakit jantung (-)2.5 .Riwayat pengobatanBelum berobat ke dokter sebelumnya. Riwayat Imunisasi BCG sudah Hepatitis B sudah DPT lengkap Campak sudah Polio lengkap2.6. Riwayat KehamilanIbu pasien mengatakan tidak pernah sakit waktu hamil An.Raka. Kontrol rutin selama kehamilan juga dilakukan.2.7. Riwayat KelahiranPersalinan normal ditolong oleh tenaga bidan. Kelahiran cukup bulan. Berat badan lahir 2,6 kg. 2.8. Riwayat Pertumbuhan dan Perekembangan :Normal 2.9 Pemeriksaan Fisik1.Keadaan umum:Compos mentis (GCS 4-5-6), tampak sakit sedang2.Vital sign :Nadi : 120 x/mntRR : 28 x/mntSuhu : 36,70BB : 10 kg3.KepalaBentuk mesocephal, rambut tidak mudah dicabut.4.Mata Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).5.TelingaBentuk normotia, sekret (-), pendengaran berkurang (-).6.HidungNafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-).7.Mulut dan tenggorokanBibir hiperemis dan mengelupas (-), bibir sianosis (-), gusi berdarah (-),tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-), mukosa edema (-)8.LeherJVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-).9.ThoraksPulmoInspeksi : pergerakan dada kanan sama dengan dada kiri,irama regular, otot bantu nafas (-), pola nafas abnormal (-),Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kananPerkusi : sonor/sonorAuskultasi : suara dasar vesikuler (+/.+), suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-), stridor (-)CorInspeksi : ictus cordis tidak tampakPalpasi : ictus cordis terabaAuskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-),murmur (-),gallop (-)10.Abdomen:Inspeksi : perut tampak mendatar, tidak tampak adanya massaPalpasi : Supel (+), Nyeri tekan (-)Perkusi : timpaniAuskultasi : bising usus (+) 11.EkstremitasAkral hangat, edema (-) , CRT < 2 / 11,5 Sering menghasilkan luka yang cukup tebal Menghasilkan luka yang menimbulkan nyeri, dan merusak kulit dan licinb) Agen asam biasanya menghasilkan hanya sebagian dari ketebalan luka, yang mana diikuti dengan eritema dan erosi yang superfisial saja.Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Dalamnya Luka4Luka bakar biasanya digolongkan berdasarkan dalamnya luka yang terbentuk (kerusakan jaringan).1. Luka Bakar Derajat IAdalah luka bakar yang terbatas pada epidermis superfisiala) Dapat terlihat dalam bentuk eritema dan edema, biasanya tidak terdapat lepuh (bula), kulit bisa saja, mengalami pengelupasanb) Biasanya sangat nyeric) Tidak terbentuk jaringan parut dalam proses penyembuhand) Misalnya luka bakar akibat terpajan sinar matahari2. Luka Bakar Derajat IIYang meliputi seluruh epidermis dan sebagian dermis juga mengenai sebagian apendiks kulit. Luka bakar derajat dua dapat terletak dangkal (superfisial) maupun dalam (profunda)a) Biasanya terdapat lepuhb) Sensasi sensori utuh, biasanya menyembuh tanpa membentuk jaringan parut, namun pada luka bakar yang dalam dapat menimbulkan jaringan parut

3. Luka Bakar Derajat IIIMeliputi nekrosis (kematian jaringan) yang mengenai seluruh lapisan kulit, termasuk seluruh apendiks kulit.a) Daerah yang terbakar terlihat berwarna putihb) Kehilangan semua sensasi (mati rasa)c) Hampir selalu terbentuk jaringan parut yang parahTabel 1. Deskripsi Tradisional dan Klasifikasi Umum dari Luka Bakar.5KetebalanDerajatKedalamanPenemuan Klinis

DangkalDerajat 1EpidermisErythema, nyeri

Sebagian-dangkalDerajat 2Dermis dangkal (papillar) Lepuh, cairan jernih, nyeri

Sebagian-dalamDerajat 2Dermis dalam (reticular)Kulit tampak pucat, nyeri berkurang. Sulit dibedakan dengan derajat 3

Seluruh KetebalanDerajat 3Dermis dan jaringan dibawahnya, mungkin fascia, tulang, ototKeras, eschar seperti kulit, cairan berwarna ungu, sensibilitas (-)

Klasifikasi Derajat Luka Bakar yang lainnya31. Luka bakar derajat 1 (luka bakar superfisial)Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar derajat ini ditandai dengan kemerahan yang biasanya akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7hari.

Gambar 1. Luka Bakar Derajat I

2. Luka bakar derajat 2 (luka bakar dermis)Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis tetapi masih ada elemen epitel yang tersisa, seperti sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan folikel rambut. Dengan adanya sisa epitel yang sehat ini, luka dapat sembuh sendiri dalam 10-21 hari. Oleh karena kerusakan kapiler dan ujung saraf di dermis, luka derajat ini tampak lebih pucat dan lebih nyeri dibandingkan luka bakar superfisial, karena adanya iritasi ujung saraf sensorik. Juga timbul bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh karena permeabilitas dindingnya meninggi. Luka bakar derajat 2 dibedakan menjadi:a) Derajat dua dangkal dimana kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis dan penyembuhan terjadi secara spontan dalam 10-14 hari.b) Derajat dua dalam dimana kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. Bila kerusakan lebih dalam mengenai dermis, subyektif dirasakan nyeri. Penyembuhan terjadi lebih lama tergantung bagian dari dermis yang memiliki kemampuan reproduksi sel-sel kulit (epitel, stratum germinativum, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan lain sebagainya) yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan. Gambar 2. Luka Bakar Derajat II

3. Luka bakar derajat 3Luka bakar derajat tiga meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subkutis, atau organ yang lebih dalam. Oleh karena tidak ada lagi elemen epitel yang hidup maka untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Koagulasi protein yang terjadi memberikan gambaran luka bakar berwarna keputihan, tidak ada bula dan tidak nyeri.

Gambar 3. Luka Bakar Derajat III

III.3.Luas Luka Bakar3Penentuan luas luka bakar pada kulit adalah penting pada kasus-kasus dimana kematian terjadi lambat oleh karena luas dan derajat luka bakar sangat penting pengaruhnya terhadap prognosis dan manajemen pengobatannya. Untuk perhitungan luas luka bakar secara tradisional dihitung dengan menggunakan `Rule of Nines` dari Wallace. Dikatakan bahwa luka bakar yang terjadi dapat diindikasikan sebagai presentasi dari total permukaan yang terlibat oleh karena luka termal. Bila permukaan tubuh dihitung sebagai 100%, maka kepala adalah 9%, tiap-tiap ekstremitas bagian atas adalah 9%, dada bagian depan adalah 18%, bagian belakang adalah 18%, tiap-tiap ekstremitas bagian bawah adalah 18% dan leher 1%.Rumus tersebut tidak dapat digunakan pada anak dan bayi karena relatif luas permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu, digunakan `Rule of ten` untuk bayi dan `Rule of 10-15-20` dari Lund and Browder untuk anak. Dasar presentasi yang digunakan dalam rumus tersebut adalah luas telapak tangan dianggap seluas 1%.

Gambar 4. Perhitungan Luas Luka Bakar

Tabel 2. Rule of Nines untuk Penatalaksanaan Luka Bakar Pada Permukaan TubuhStruktur AnatomiArea Permukaan

Kepala9%

Badan Depan18%

Punggung18%

Tiap Kaki18%

Tiap Lengan9%

Genitalia/perineum1%

Kriteria Berat Ringan Luka BakarKriteria berat ringannya luka bakar menurutAmerican Burn Associationyakni :a. Luka Bakar Ringan.- Luka bakar derajat II