Case Osteosarkoma -Bedah Heru

download Case Osteosarkoma -Bedah Heru

of 23

Transcript of Case Osteosarkoma -Bedah Heru

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    1/23

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    2/23

    Identitas

    Nama : An. D

    Umur : 14 Tahun 12 Bulan 3 Hari

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Suku bangsa : Sunda

    Pekerjaan : Sekolah

    Alamat : Cikahuripan 01/13 SukajadiSoreang Kab. Bandung

    Tanggal masuk : 12 September 2012

    Anamnesis

    Dilakukan secara : Autoanamnesis

    Tanggal : 12 September 2012

    Pukul : 11.50 WIB di poli bedah

    Keluhan Utama : Bengkak di lutut kiri

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang ke poli bedah RSUD Soreang dengan keluhan bengkak di lutut sebelah

    kiri. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 4 bulan SMRS. Bengkak diawali karena benturan

    saat bermain bola. Bengkak disertai nyeri. Nyeri dirasakan semakin bertambah sejak 1 bulan

    terakhir. Nyeri sangat mengganggu sehingga pasien tidak dapat tidur. Bengkak terlihat

    berwarna merah. Riwayat pengobatan sebelumnya diakui pasien. Pasien mengaku berobat di

    pengobatan alternatif 4 bulan yang lalu. Namun bengkak semakin membesar dan nyeri masih

    dirasakan. Riwayat BAB dan BAK lancar.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    -

    Riwayat Penyakit keluarga

    Riwayat penyakit serupa pada keluarga pasien disangkal.

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    3/23

    Pemeriksaan Fisik

    Status Generalis

    Keadaan Umum : Baik

    Kesadaran : CM

    Tekanan Darah : 120/80 mmHg

    Nadi : 72x/menit

    Respirasi : 24 x/menit

    Suhu : 36,5 oC

    Berat Badan : 40 kg

    Tinggi Badan : 163 cm

    Kepala

    Mata : Konj. Anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek pupil +/+

    Hidung : Epistaksis -/-, deviasi septum (-)

    Mulut : Tidak ada kelainan

    Leher : Trakea ditengah, pembesaran KGB (-), massa (-)

    Thoraks

    Inspeksi : Hemitorak simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan

    dinamis

    Palpasi : Fremitus vokal dan taktil simetris kanan dan kiri

    Perkusi : Sonor pada kedua hemitorak

    Auskultasi : Pulmo : VBS kanan = kiri normal, ronki -/-, wheezing -/-

    Cor : Bunyi jantung I -II murni reguler, murmur (-), Gallop (-)

    Abdomen

    Inspeksi : Tampak datar, simetris, massa (-)

    Auskultasi : Bising usus (+) normal

    Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran

    Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen

    Ekstremitas

    Atas : Tonus otot : normalGerakan : aktif / aktif

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    4/23

    Massa : - / -

    Kekuatan : 5/5

    Edema : - / -

    Bawah : Tonus otot : normal

    Gerakan : aktif / tidak aktif

    Massa : - / +

    Kekuatan : 5/3

    Edema : - / +

    Status lokalis

    Regio genu sinistra

    Inspeksi Terlihat bengkak (pembesaran) pd genu sinistra Kulit berwarna sama dgn kulit sekitarnya Tampak vaskulerisasi Tanda-tanda infeksi tdk ditemukan Hematom (-)

    Palpasi Teraba massa pada genu, konsistensi padat Pada perabaan bengkak tidak terasa panas Terasa Nyeri

    Hasil laboratorium (29/8/2012)

    Rontgen : Tampak Sunburst pada tulang femur bagian distal

    Diagnosis Banding

    Osteosarkoma

    Kondrosarkoma

    Ewing sarcoma

    Giant cell tumor

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    5/23

    Stress fracture

    Penatalaksanaan

    Operatif : Amputasi

    Prognosa

    Quo ad vitam : Ad bonam

    Quo ad fungsionam : Ad malam

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    6/23

    TINJAUAN PUSTAKA

    OSTEOSARKOMA

    1.1 Definisi

    Osteosarkoma merupakan neoplasma sel spindle yang memproduksi osteoid.

    1.2 Epidemiologi

    Di Amerika Serikat insiden pada usia kurang dari 20 tahun adalah 4.8 kasus per satu juta

    populasi. Insiden dari osteosarkoma konvensional paling tinggi pada usia 10-20 tahun,

    Setidaknya 75% dari kasus osteosarkoma adalah osteosarkoma konvensional. Observasi ini

    berhubungan dengan periode maksimal dari pertumbuhan skeletal. Namun terdapat juga

    insiden osteosarkoma sekunder yang rendah pada usia 60 tahun, yang biasanya berhubungan

    dengan penyakit paget.1 Kebanyakan osteosarkoma varian juga menunjukkan distribusi usia

    yang sama dengan osteosarkoma konvensional, terkecuali osteosarkoma intraosseous low-

    grade, gnathic, dan parostealyang menunjukkan insiden tinggi pada usia dekade ketiga.2,3,4

    Osteosarkoma konvensional muncul pada semua ras dan etnis, tetapi lebih sering pada afrika

    amerika daripada kaukasian.1,2 Osteosarkoma konvensional lebih sering terjadi pada pria,

    dengan rasio 3:2 terhadap wanita. Perbedaaan ini dikarenakan periode pertumbuhan skeletal

    yang lebih lama pada pria. 1,2,3. Data frekuensi untuk osteosarkoma varian sangat sulit untuk

    dikalkulasikan karena kasusnya sangat jarang. Tabel berikut menunjukkan persentase relatif

    dari osteosarkoma varian di Amerika Serikat:2

    Tumor Frequency %

    Telangiectatic 3.5-11

    Parosteal 3-4

    Periosteal 1-2

    Gnathic 6-9

    Small cell 1

    Intraosseous, low grade

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    7/23

    Surface, high grade

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    8/23

    mengandung ruangan yang luas berisi darah. Pembentukan kartilago merupakan fitur utama

    pada osteosarkoma periosteal dan parosteal, dan biasanya muncul dari kortek tulang, pada

    aspek posterior distal dari femur.4,6

    1.4.2 Klasifikasi

    Klasifikasi dari osteosarkoma merupakan hal yang kompleks, namun 75% dari osteosarkoma

    masuk kedalam kategori klasik atau konvensional, yang termasuk osteosarkoma

    osteoblastic, chondroblastic, dan fibroblastic. Sedangkan sisanya sebesar 25%

    diklasifikasikan sebagai varian berdasarkan (1) karakteristik klinik seperti pada kasus

    osteosarkoma rahang, osteosarkoma postradiasi, atau osteosarkoma paget; (2) karakteristik

    morfologi, seperti pada osteosarkoma telangiectatic, osteosarkoma small-cell, atauosteosarkoma epithelioid; dan (3) lokasi, seperti pada osteosarkoma parosteal dan

    periosteal.2,3

    1.4.3 Lokasi kanker

    Osteosarkoma konvensional muncul paling sering pada metafisis tulang panjang, terutama

    pada distal femur (52%), proximal tibia (20%) dimana pertumbuhan tulang tinggi. Tempat

    lainnya yang juga sering adalah pada metafisis humerus proximal (9%). Penyakit ini biasanya

    menyebar dari metafisis ke diafisis atau epifisis.1 Kebanyakan dari osteosarkoma varian juga

    menunjukkan predileksi yang sama, terkecuali lesi gnathic pada mandibula dan maksila, lesi

    intrakortikal, lesi periosteal dan osteosarkoma sekunder karena penyakit.

    Predileksi osteosarkoma pada 1649 pasien dari Mayo Clinic files.

    Source : Arndt CAS, Crist WM. 1999. Common Musculoskeletal Tumors of Childhood and

    Adolescence. NEJM Vol 341:342-352 No 5

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    9/23

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    10/23

    Penurunan range of motion: keterlibatan sendi dapat diperhatikan pada pemeriksaanfisik. 6

    Lymphadenopathy: keterlibatan kelenjar limfa merupakan hal yang sangat jarangterjadi. 6

    1.4.5 Metastase

    Bukti radiologis dari deposit metastase pada paru dan tempat lainnya ditemukan pada 10%

    sampai 20% pasien pada saat diagnosis, dengan 85% sampai 90% metastase berada pada

    paru-paru. Tempat metastase lainnya yang paling sering adalah pada tulang, metastase pada

    tulang lainnya dapat soliter atau multipel. Sindrom dari osteosarkoma multipel ditujukan pada

    adanya multipel tumor pada berbagai tulang, dengan keterlibatan metafisis yang simetris.5

    1.4.6 Diagnosa banding

    Chondrosarkoma

    Ewing sarcoma

    Giant cell tumor

    Stress fracture

    2.1 Pemeriksaan Penunjang

    2.1.1 Laboratorium

    Kebanyakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan berhubungan dengan penggunaan

    kemoterapi. Sangat penting untuk mengetahui fungsi organ sebelum pemberian kemoterapi

    dan untuk memonitor fungsi organ setelah kemoterapi. Pemeriksaan darah untuk kepentinganprognosa adalah lactic dehydrogenase (LDH) dan alkaline phosphatase (ALP). Pasien

    dengan peningkatan nilai ALP pada saat diagnosis mempunyai kemungkinan lebih besar

    untuk mempunyai metastase pada paru. Pada pasien tanpa metastase, yang mempunyai

    peningkatan nilai LDH kurang dapat menyembuh bila dibandingkan dengan pasien yang

    mempunyai nilai LDH normal.6

    Beberapa pemeriksaan laboratorium yang penting termasuk:6

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    11/23

    o LDHo ALP (kepentingan prognostik)o Hitung darah lengkapo Hitung trombosito Tes fungsi hati: Aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase

    (ALT), bilirubin, dan albumin.o Elektrolit : Sodium, potassium, chloride, bicarbonate, calcium, magnesium,

    phosphorus.

    o Tes fungsi ginjal: blood urea nitrogen (BUN), creatinineo Urinalisis

    2.1.2 Radiografi

    Pemeriksaan X-ray merupakan modalitas utama yang digunakan untuk investigasi. Ketika

    dicurigai adanya osteosarkoma, MRI digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada

    tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya. CT kurang sensitf bila dibandingkan

    dengan MRI untuk evaluasi lokal dari tumor namun dapat digunakan untuk menentukan

    metastase pada paru-paru. Isotopic bone scanning secara umum digunakan untuk mendeteksi

    metastase pada tulang atau tumor synchronous, tetapi MRI seluruh tubuh dapat menggantikan

    bone scan.1,2

    2.1.2.1 X-ray

    Foto polos merupakan hal yang esensial dalam evaluasi pertama dari lesi tulang karena

    hasilnya dapat memprediksi diagnosis dan penentuan pemeriksaan lebih jauh yang tepat.

    Gambaran foto polos dapat bervariasi, tetapi kebanyakan menunjukkan campuran antara area

    litik dan sklerotik. Sangat jarang hanya berupa lesi litik atau sklerotik. Lesi terlihat agresif,

    dapat berupa moth eaten

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    12/23

    Gambar 1.

    1. Foto polos dari osteosarkoma dengan gambaran Codman triangle (arrow) dan difus,mineralisasi osteoid diantara jaringan lunak.

    2. Perubahan periosteal berupa Codman triangles (white arrow) dan masa jaringan lunakyang luas (black arrow).

    3. Gambaran MRI menunjukkan kortikal destruksi dan adanya massa jaringan lunak.dengan tepi tidak jelas atau kadangkala terdapat lubang kortikal multipel yang kecil. Setelah

    kemoterapi, tulang disekelilingnya dapat membentuk tepi dengan batas jelas disekitar tumor.

    Penyebaran pada jaringan lunak sering terlihat sebagai massa jaringan lunak. Dekat dengan

    persendian, penyebaran ini biasanya sulit dibedakan dengan efusi. Area seperti awan karena

    sclerosis dikarenakan produksi osteoid yang maligna dan kalsifikasi dapat terlihat pada

    massa. Reaksi periosteal

    Pasien dengan osteosarkoma di femur distal

    http://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0101.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0081.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0061.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image004.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0101.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0081.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0061.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image004.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0101.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0081.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0061.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image004.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0101.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0081.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0061.jpghttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image004.jpg
  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    13/23

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    14/23

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    15/23

    polos. Keterlibatan epifisis dapat didiagnosa ketika terlihat intensitas sinyal yang sama

    dengan tumor yang terlihat di metafisis yang berhubungan dengan destruksi fokal dari

    lempeng pertumbuhan. Skip metastase merupakan fokussynchronous dari tumor yang secara

    anatomis terpisah dari tumor primer namun masih berada pada tulang yang sama. Deposit

    sekunder pada sisi lain dari tulang dinamakan transarticular skip metastase. Pasien dengan

    skip metasase lebih sering mempunyai kecenderungan adanya metastase jauh dan interval

    survival bebas tumor yang rendah. Penilaian dari penyebaran tumor ekstraoseus melibatkan

    penentuan otot manakah yang terlibat dan hubungan tumor dengan struktur neurovascular

    dan sendi sekitarnya. Hal ini penting untuk menghindari pasien mendapat reseksi yang

    melebihi dari kompartemen yang terlibat. Keterlibatan sendi dapat didiagnosa ketika jaringan

    tumor terlihat menyebar menuju tulang subartikular dan kartilago.1,2

    2.1.2.4 Ultrasound

    Ultrasonography tidak secara rutin digunakan untuk menentukan stadium dari lesi.

    Ultrasonography berguna sebagai panduan dalam melakukan percutaneous biopsi. Pada

    pasien dengan implant prostetik, Ultrasonography mungkin merupakan modalitas pencitraan

    satu satunya yang dapat menemukan rekurensi dini secara lokal, karena penggunaan CT atau

    MRI dapat menimbulkan artefak pada bahan metal.1 Meskipun ultrasonography dapat

    memperlihatkan penyebaran tumor pada jaringan lunak, tetapi tidak bisa digunnakan untuk

    mengevaluasi komponen intermedula dari lesi. 2

    2.1.2.5 Nuclear Medicine

    Osteosarcoma secara umum menunjukkan peningkatan ambilan dari radioisotop pada bone

    scan yang menggunakan technetium-99m methylene diphosphonate (MDP). Bone scan

    sangat berguna untuk mengeksklusikan penyakit multifokal. skip lesion dan metastase paru-

    paru dapat juga dideteksi, namun skip lesion paling konsisten jika menggunakan MRI.

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    16/23

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    17/23

    2.3.2.1 Lokasi tumor

    Lokasi tumor mempunyai faktor prognostik yang signifikan pada tumor yang terlokalisasi.

    Diantara tumor yang berada pada ekstrimitas, lokasi yang lebih distal mempunyai nilai

    prognosa yang lebih baik daripada tumor yang berlokasi lebih proksimal. Tumor yang berada

    pada tulang belakang mempunyai resiko yang paling besar untuk progresifitas dan kematian.

    Osteosarkoma yang berada pada pelvis sekitar 7-9% dari semua osteosarkoma, dengan

    tingkat survival sebesar 20%47%.5

    2.3.2.2 Ukuran tumor

    Tumor yang berukuran besar menunjukkan prognosa yang lebih buruk dibandingkan tumor

    yang lebih kecil. Ukuran tumor dihitung berdasarkan ukuran paling panjang yang dapat

    terukur berdasarkan dari dimensi area cross-sectional.5,6

    2.3.2.3 Metastase

    Pasien dengan tumor yang terlokalisasi mempunyai prognosa yang lebih baik daripada yang

    mempunyai metastase. Sekitar 20% pasien akan mempunyai metastase pada saat didiagnosa,

    dengan paru-paru merupakan tempat tersering lokasi metastase. Prognosa pasien dengan

    metastase bergantung pada lokasi metastase, jumlah metastase, dan resectability dari

    metasstase. Pasien yang menjalani pengangkatan lengkap dari tumor primer dan metastase

    setelah kemoterapi mungkin dapat bertahan dalam jangka panjang, meskipun secara

    keseluruhan prediksi bebas tumor hanya sebesar 20% sampai 30% untuk pasien dengan

    metastase saat diagnosis. Prognosis juga terlihat lebih baik pada pasien dengan nodul

    pulmoner yang sedikit dan unilateral, bila dibandingkan dengan nodul yang bilateral, namun

    bagaimanapun juga adanya nodul yang terdeteksi bukan berarti metastase. Derajat nekrosis

    dari tumor setelah kemoterapi tetap merupakan faktor prognostik. Pasien dengan skip

    metastase dan osteosarkoma multifokal terlihat mempunyai prognosa yang lebih buruk.5

    2.3.2.4 Reseksi tumor

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    18/23

    Kemampuan untuk direseksi dari tumor mempunyai faktor prognosa karena osteosarkoma

    relatif resisten terhadap radioterapi. Reseksi yang lengkap dari tumor sampai batas bebas

    tumor penting untuk kesembuhan. 5

    2.3.2.5 Nekrosis tumor setelah induksi kemoterapi

    Kebanyakan protokol untuk osteosarkoma merupakan penggunaan dari kemoterapi sebelumdilakukan reseksi tumor primer, atau reseksi metastase pada pasien dengan metastase. Derajat

    nekrosis yang lebih besar atau sama dengan 90% dari tumor primer setelah induksi dari

    kemoterapi mempunyai prognosa yang lebih baik daripada derajat nekrosis yang kurang dari

    90%, dimana pasien ini mempunyai derajat rekurensi 2 tahun yang lebih tinggi. Tingkat

    kesembuhan pasien dengan nekrosis yang sedikit atau sama sekali tidak ada, lebih tinggi bila

    dibandingkan dengan tingkat kesembuhan pasien tanpa kemoterapi.5,6

    2.4 Penatalaksanaan

    Preoperatif kemoterapi diikuti dengan pembedahan limb-sparing(dapat dilakukan pada 80%

    pasien) dan diikuti dengan postoperatif kemoterapi merupakan standar manajemen.

    Osteosarkoma merupakan tumor yang radioresisten, sehingga radioterapi tidak mempunyai

    peranan dalam manajemen rutin.3,4

    2.4.1 Medikamentosa

    Sebelum penggunaan kemoterapi (dimulai tahun 1970), osteosarkoma ditangani secara

    primer hanya dengan pembedahan (biasanya amputasi). Meskipun dapat mengontrol tumor

    secara lokal dengan baik, lebih dari 80% pasien menderita rekurensi tumor yang biasanya

    berada pada paru-paru. Tingginya tingkat rekurensi mengindikasikan bahwa pada saat

    diagnosis pasien mempunyai mikrometastase. Oleh karena hal tersebut maka penggunaan

    adjuvant kemoterapi sangat penting pada penanganan pasien dengan osteosarkoma. Pada

    penelitian terlihat bahwa adjuvant kemoterapi efektif dalam mencegah rekurensi pada pasien

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    19/23

    dengan tumor primer lokal yang dapat direseksi. Penggunaan neoadjuvant kemoterapi terlihat

    tidak hanya mempermudah pengangkatan tumor karena ukuran tumor telah mengecil, namun

    juga dapat memberikan parameter faktor prognosa. Obat yang efektif adalah doxorubicin,

    ifosfamide, cisplatin, dan methotrexate dosis tinggi dengan leucovorin. Terapi kemoterapi

    tetap dilanjutkan satu tahun setelah dilakukan pembedahan tumor.3,4,5,6

    2.4.2 Pembedahan

    Tujuan utama dari reseksi adalah keselamatan pasien. Reseksi harus sampai batas bebas

    tumor. Semua pasien dengan osteosarkoma harus menjalani pembedahan jika memungkinkan

    reseksi dari tumor prmer. Tipe dari pembedahan yang diperlukan tergantung dari beberapa

    faktor yang harus dievaluasi dari pasien secara individual. Batas radikal, didefinisikansebagai pengangkatan seluruh kompartemen yang terlibat (tulang, sendi, otot) biasanya tidak

    diperlukan. Hasil dari kombinasi kemoterapi dengan reseksi terlihat lebih baik jika

    dibandingkan dengan amputasi radikal tanpa terapi adjuvant, dengan tingkat 5-year survival

    rates sebesar 50-70% dan sebesar 20% pada penanganan dengan hanya radikal amputasi.

    Fraktur patologis, dengan kontaminasi semua kompartemen dapat mengeksklusikan

    penggunaan terapi pembedahan limb salvage, namun jika dapat dilakukan pembedahan

    dengan reseksi batas bebas tumor maka pembedahan limb salvage dapat dilakukan. Pada

    beberapa keadaan amputasi mungkin merupakan pilihan terapi, namun lebih dari 80% pasien

    dengan osteosarkoma pada eksrimitas dapat ditangani dengan pembedahan limb salvage dan

    tidak membutuhkan amputasi. Jika memungkinkan, maka dapat dilakukan rekonstruksi limb-

    salvage yang harus dipilih berdasarkan konsiderasi individual, sebagai berikut :4,5,6

    Autologous bone graft: hal ini dapat dengan atau tanpa vaskularisasi. Penolakan tidakmuncul pada tipe graft ini dan tingkat infeksi rendah. Pada pasien yang mempunyai

    lempeng pertumbuhan yang imatur mempunyai pilihan yang terbatas untuk fiksasi

    tulang yang stabil (osteosynthesis). Allograft: penyembuhan graft dan infeksi dapat menjadi permasalahan, terutama

    selama kemoterapi. Dapat pula muncul penolakan graft.

    Prosthesis: rekonstruksi sendi dengan menggunakan prostesis dapat soliter atauexpandable, namun hal ini membutuhkan biaya yang besar. Durabilitas merupakan

    permasalahan tersendiri pada pemasangan implant untuk pasien remaja.

    Rotationplasty: tehnik ini biasanya sesuai untuk pasien dengan tumor yang beradapada distal femur dan proximal tibia, terutama bila ukuran tumor yang besar sehingga

    alternatif pembedahan hanya amputasi.

    o Selama reseksi tumor, pembuluh darah diperbaiki dengan cara end-to-endanastomosis untuk mempertahankan patensi dari pembuluh darah. Kemudian

    bagian distal dari kaki dirotasi 180 dan disatukan dengan bagian proksimal

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    20/23

    dari reseksi. Rotasi ini dapat membuat sendi ankle menjadi sendi knee yang

    fungsional.

    o Sebelum keputusan diambil lebih baik untuk keluarga dan pasien melihatvideo dari pasien yang telah menjalani prosedur tersebut.

    Resection of pulmonary nodules: nodul metastase pada paru-paru dapat disembuhkansecara total dengan reseksi pembedahan. Reseksi lobar atau pneumonectomy biasanyadiperlukan untuk mendapatkan batas bebas tumor. Prosedur ini dilakukan pada saat

    yang sama dengan pembedahan tumor primer. Meskipun nodul yang bilateral dapat

    direseksi melalui median sternotomy, namun lapangan pembedahan lebih baik jika

    menggunakan lateral thoracotomy. Oleh karena itu direkomendasikan untuk

    melakukan bilateral thoracotomies untuk metastase yang bilateral (masing-masing

    dilakukan terpisah selama beberapa minggu).6

    2.4.3 Penanganan jangka panjang

    2.4.3.1 Rawat inap

    Siklus kemoterapi: hal ini secara umum memerlukan pasien untuk masuk rumah sakituntuk administrasi dan monitoring. Obat aktif termasuk methotrexate, cisplatin,

    doxorubicin, and ifosfamide. Pasien yang ditangani dengan agen alkylating dosis

    tinggi mempunyai resiko tinggi untuk myelodysplasia dan leukemia. Oleh karena itu

    hitung darah harus selalu dilakukan secara periodik.6

    Demam dan neutropenia: diperlukan pemberian antibiotic intravena. 6 Kontrol lokal: penanganan di rumah sakit diperlukan untuk kontrol lokal dari tumor

    (pembedahan), biasanya sekitar 10 minggu. Reseksi dari metastase juga dilakukan

    pada saat ini. 6

    2.4.3.2 Rawat jalan

    Hitung jenis darah: pengukuran terhadap hitung jenis darah dilakukan dua kaliseminggu terhadap granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) pasien,

    pengukuran G-CSF dapat dihentikan ketika hitung neutrophil mencapai nilai 1000

    atau 5000/L. 6

    Kimia darah: sangat penting untuk mengukur kimia darah dan fungsi hati pada pasiendengan nutrisi parenteral dengan riwayat toksisitas (terutama jika penggunaanantibiotik yang nephrotoxic atau hepatotoxic dilanjutkan.6

    Monitoring rekurensi: monitoring harus tetap dilanjutkan terhadap lab darah danradiografi, dengan frekuensi yang menurun seiring waktu. Secara umum kunjungan

    dilakukan setiap 3 bulan selama tahun pertama, kemudian 6 bulan pada tahun kedua

    dan seterusnya. 6

    Follow-up jangka panjang: ketika pasien sudah tidak mendapat terapi selama lebihdari 5 tahun, maka pasien dipertimbangkan sebagai survivors jangka panjang.

    Individu ini harus berkunjung untuk monitoring dengan pemeriksaan yang sesuai

    dengan terapi dan efek samping yang ada termasuk evaluasi hormonal, psychosocial,

    kardiologi, dan neurologis.6

  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    21/23

    http://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image030.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0261.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image023.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image030.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0261.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image023.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image030.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0261.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image023.gif
  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    22/23

    Daftar pustaka

    1. Hide G. 2007. Osteosarkoma, Classic. (online), (http://www.emedicine. com,diakses26 Mei 2008).

    http://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image053.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image061.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image052.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0651.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image053.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image061.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image052.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0651.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image053.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image061.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image052.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0651.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image053.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image061.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image052.gifhttp://usebrains.files.wordpress.com/2008/10/clip-image0651.gif
  • 7/27/2019 Case Osteosarkoma -Bedah Heru

    23/23

    2. Hide G. 2007. Osteosarkoma, Variants. (online), (http://www.emedicine. com,diakses 26 Mei 2008).

    3. Patel SR, Benjamin RS. Soft Tissue and Bone Sarcomas and Bone Metastases.Dalam: Kasper DL et al. Harrisons Principles of Internal Medicine 16th ed. USA:

    McGRAW-HILL. 2005

    4. Springfield D. Orthopaedics. Dalam: Brunicardi FC. Schwartzs Manual of Surgery8th ed. USA: McGRAW-HILL. 2006.5. National Cancer Institute. 2008. Osteosarkoma/Malignant Fibrous Histiocytoma of

    Bone Treatment. (online), (http://www.cancer.gov, diakses 26 Mei 2008).

    6. Mehlman CT. 2007. Osteosarkoma. (online), (http://www.emedicine.com, diakses 26Mei 2008).