Case MH
description
Transcript of Case MH
Laporan KasusLaporan KasusMorbus Hansen / KustaMorbus Hansen / Kusta
Presentan:Presentan:Elke Tjahja 2010.061.171Elke Tjahja 2010.061.171
Pembimbing:Pembimbing:dr. Sofwan S. Rahman, Sp.KKdr. Sofwan S. Rahman, Sp.KK
Fakultas KedokteranUniversitas Katolik
Indonesia Atma Jaya
RSUDR. Syamsudin, S.H.Sukabumi
IDENTIFIKASI PASIENIDENTIFIKASI PASIEN
Nama : An. AAJenis Kelamin : Laki-lakiUmur : 9 tahunAlamat : Cikuoa RT 21/003,
Pagalerang, Jampang Tengah, Kab. Sukabumi
Suku: Sunda Agama : IslamPekerjaan : Pelajar
ANAMNESISANAMNESISDiperoleh secara autoanamnesis dan alloanamnesis
pada tanggal 29 September 2014 pukul 12.15Keluhan UtamaPasien datang karena merasa malu
terdapat bercak putih besar pada wajah pasien.
Keluhan TambahanTerdapat bercak putih pada wajah
sejak 1 tahun yang lalu.-
Riwayat Perjalanan Riwayat Perjalanan PenyakitPenyakitPasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan merasa malu karena adanya bercak putih dan bersisik pada wajah sejak 1 tahun yang lalu.
Menurut pasien, lesi tersebut muncul sejak 1 tahun yang lalu. Lesi muncul pertama kali pada bagian pipi dengan ukuran sebesar uang logam. Lesi kemudian bertambah besar, dan kulit bagian lesi dirasakan kering. Tidak terdapat keluhan gatal atau nyeri pada pasien.
Riwayat Perjalanan Riwayat Perjalanan PenyakitPenyakitPada Keluarga yang serumah dengan
pasien dan warga disekitar lingkungan tempat tinggal pasien tidak pernah yang mengalami hal yang sama. Pasien mengaku belum pernah terpapar dengan orang dengan penyakit serupa. Pasien sudah berobat ke mantri dan mendapatkan obat berupa salep, namun tidak membaik. Keluhan mata buram, mata perih, kelemahan otot, bulu mata mudah rontok, disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit DahuluDahuluRiwayat alergi disangkal.Riwayat penyakit asma sejak
kecil disangkal.Riwayat penyakit kulit
sebelumnya disangkal.Riwayat penyakit sistemik
disangkal.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit KeluargaKeluargaRiwayat penyakit serupa
disangkalRiwayat alergi disangkalRiwayat penyakit asma disangkalRiwayat penyakit sistemik
disangkal
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
Status generalisKeadaan Umum : Tampak tenangKesadaran : Kompos mentis Nadi : 84 kali per menit Pernapasan : 18 kali per menit Suhu : Afebris Status internus : dalam batas
normal
STATUS DERMATOLOGISSTATUS DERMATOLOGISRegio / Letak lesi : Wajah bagian pipiEfloresensi
◦Primer : makula hipopigmentasi◦Sekunder : skuama kasar
Sifat UKK◦Ukuran : plakat ◦Susunan / bentuk : polisiklik ◦Penyebaran dan lokalisasi : solitar,
regional, unilateralPembesaran KGB : tidak ada
Pemeriksaan Saraf Tepi :N. aurikularis magnus : tidak teraba
pembesaran,nyeri (-)N. Fasialis : tidak teraba pembesaran, nyeri (-)N. ulnaris : tidak teraba pembesaran, nyeri (-)N. radialis : tidak teraba pembesaran, nyeri (-)N. medianus : tidak teraba pembesaran, nyeri
(-)N. peroneus magnus : tidak teraba
pembesaran, nyeri (-)N. tibialis posterior : tidak teraba
pembesaran, nyeri (-)Pemeriksaan Sensibilitas : terdapat
hipestesi pada makula pada wajah
Pemeriksaan Laboratorik dan Pemeriksaan Laboratorik dan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang LainnyaLainnya
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan bakterioskopik
(BTA) dari kerokan kulit.Pemeriksaan AnjuranTes GunawanTes LeprominPemeriksaan Histopatologi
RESUMERESUME Pasien laki-laki, usia 9 tahun, datang ke
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan merasa malu karena adanya bercak putih pada wajah sejak 1 tahun yang lalu.
Menurut pasien, lesi tersebut muncul sejak 1 tahun yang lalu. Lesi muncul pertama kali pada bagian pipi dengan ukuran sebesar uang logam. Lesi kemudian bertambah besar, dan kulit bagian lesi dirasakan kering. Tidak terdapat keluhan gatal pada pasien. Pada Keluarga yang serumah dengan pasien dan warga disekitar lingkungan tempat tinggal pasien tidak pernah yang mengalami hal yang sama.
Pasien mengaku belum pernah terpapar dengan orang dengan penyakit serupa. Pasien sudah berobat ke mantri dan mendapatkan obat berupa salep, namun tidak membaik. Pada Pemeriksaan didapatkan pemeriksaan saraf tepi tidak teraba penebalan, tidak terdapat nyeri. Pada tes sensibilitas didapatkan sensibilitas pada daerah lesi berkurang (hipestesi). Kemudian dilakukan pemeriksaan BTA dari kerokan kulit dan didapatkan hasil negatif.
Diagnosis banding◦Morbus Hansen◦Pitiriasis Alba◦Vitiligo
Diagnosis kerja◦Morbus Hansen Tipe Pausibasilar
TATALAKSANATATALAKSANATatalaksana umum
◦Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit kusta bukan merupakan penyakit kutukan dan menganjurkan kepada pasien untuk berobat secara teratur
◦Lindungi kaki dengan selalu memakai alas kaki, alas kaki yang cocok adalah yang empuk di bagian dalamnya, keras di bagian bawah supaya benda tajam tidak dapat menembusnya, ada tali pada bagian belakang sehingga tidak mudah lepas.
TATALAKSANATATALAKSANATatalaksana umum
◦Sering memeriksa kaki jika ada yang luka atau lecet sedikit apapun
◦Memakai sarung tangan jika bekerja dengan benda tajam atau panas
◦Memakai kacamata untuk melindungi mata
◦Jika anggota keluarga yang lain mempunyai gejala yang sama segera dibawa ke rumah sakit.
Tatalaksana khusus
◦Rifampisin 1x 450 mg◦Ofloxacin 1x 250 mg◦Minosiklin 1 x 150 mg◦Elkana sirup 2 x 1 sendok teh
PROGNOSISPROGNOSISQuo ad vitam : bonamQuo ad functionam : bonamQuo ad sanationam : bonam
ANALISIS KASUSANALISIS KASUS
Kasus Morbus Hansen
•Bercak putih bersisik sejak 1 tahun lalu•Daerah lesi kering•Hipestesi / penurunan sensibilitas•Pasien menyangkal adanya kelainan sistemik yang lain
•Faktor Pendukung: negara berkembang dan golongan sosio-ekonomi rendah, kebersihan lingkungan buruk•Lesi bermacam-macam (Lesi kulit: makula hipopigmentasi, makula eritem, plak, atau papul) diawali makula hipopigmentasi atau eritem yang meluas.•Anhidrosis , keluhan kulit kering dan bersisik•Tempat terdapat bercak dikatakan baal
Kasus Morbus HansenPemeriksaan fisik:Status generalis dbnKeadaan Umum : Tampak tenangKesadaran : Kompos mentis Tanda – tanda vital : Dalam batas normalStatus internus : Dalam batas normal Status Dermatologikus
Regio atau letak lesi : fasialis pada pipiEfloresensi Primer : makula hipopigmentasiSekunder : skuama kasarSifat UKK Susunan / bentuk : ukuran plakat, polisiklikPenyebaran dan lokalisasi : soliter, regional, unilateral
Pemeriksaan fisik:•Tempat predileksi : dapat di seluruh tubuh, umumnya terdapat pada wajah, tungkai, punggung•Efloresensi tergantung pada tipe ( I: hanya infiltrat, TT: makula dengan skuama kasar, BT: makula dibatasi infiltrat, atau infiltrat saja, BB: Plakat, dome-shape (kubah), lesi punched-out, BL: makula, plakat, papul, LL: makula, infiltrat difus, papul, nodus)•Terdapat anhidrosis•Tes sensibilitas: terdapat hipestesi dan anestesi•Terdapat pembesaran atau kerusakan saraf perifer•Kekuatan motorik terganggu
Kasus Morbus Hansen
Pemeriksaan Laboratorik atau pemeriksaan anjuran lainnya:•BTA dari kerokan kulit (-)
Pemeriksaan Laboratorik atau pemeriksaan anjuran lainnya:•BTA dari kerokan kulit: dapat (+) atau (-). Pada Pausibasilar (PB), hasil BTA (-), sedangkan pada Multibasilar (MB) hasil BTA (+)•Tes Lepromin: dapat positif atau negatif. Biasa positif pada PB.
Pasien di observasi dan di terapi dengan pemberian MDT PB dengan lesi tunggal : Rifampisin 1x 450 mg, Ofloxacin 1x 250 mg, Minosiklin 1 x 150 mg dan diberikan juga Elkana sirup 2 x 1 sendok teh.
Berdasarkan Klasifikasi WHO (1997) untuk kepentingan pengobatan, bagi kasus PB dengan lesi tunggal, pengobatannya adalah rifampisin 600 mg, ofloxacin 400 mg dan minosiklin 100 mg dosis tunggal. Sedangkan untuk kasus PB dengan lesi 2-5 diberikan MDT rifampisin 600 mg setiap bulan dan DDS 100 mg perhari 6 dosis dalam 6-9 bulan. Dan untuk kasus MB diberikan MDT seperti PB ditambah dengan klofazimin 300 mg per bulan diberikan 12 dosis dalam 12-18 bulan.
Diagnosis BandingDiagnosis BandingUntuk menyingkirkan diagnosis
banding, dapat juga dilakukan penyinaran dengan lampu wood untuk membedakan dengan pityriasis versikolor. Dapat juga dilakukan pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin, pada vitiligo akan didapatkan hasil tidak ditemukannya melanosit.
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
TT
•Makula saja, makula dibatasi infiltrat•Jumlah satu atau beberapa, asimetris, kering bersisik, batas tegas•Anestesi jelas•BTA negatif•Tes lepromin positif kuat
BT•Makula dibatas infiltrat atau infiltrat saja•Baberapa lesi, atau 1 lesi dengan lesi satelit, asimetris, kering bersisik, batas tegas•Anestesi jelas•BTA negarif atau hanya 1+•Tes lepromin positif lemah
BB•Plak berbentuk kubah, punched-out•Jumlah dapat dihitung, kulit sehat jelas masih ada•Distribusi asimetris, agak kasar atau berkilat, batas sebagian difus, sebagian tegas, •Anestesi lebih jelas•BTA positif •Tes lepromin biasanya negatif
BL•Makula, plak atau papul•Jumlah sukar dihitung tapi masih ada kulit sehat•Hampir simetris, halus berkilat, batas agak tegas, •Anestesi tidak jelas•BTA positif kuat•Tes lepromin negatif
LL•Makula, infiltrat difus, papul, atau nodus•Jumlah tak terhitung, tidak ada kulit sehat•simetris, halus berkilat, batas difus, •Anestesi biasanya tidak jelas•BTA positif kuat•Tes lepromin negatif
N. Facialis N. Auricularis magnus
N. Peroneus Communis
N. Tibialis Posterior
N. Medianus
N. Ulnaris
N. Radialis
LETAK SYARAF TEPI
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUSTA
TATALAKSANATATALAKSANA1. a. Multidrug therapy (MDT menurut WHO 1998) PB : 6 dosis yang diselesaikan dalam 9 bulan Rifampisin 600 mg/bulan DDS 100 mg/hari MB: 12 dosis yang diselesaikan dalam 18 bulan Rifampisin 600 mg/bulan DDS 100 mg/hari Klofazimin 300 mg /bulan, dilanjutkan
50 mg/hari
Anak berusia > 10 th setengah dosis dewasa. Bila < 10 th disesuaikan dengan berat badan.
TATALAKSANATATALAKSANA
Obat pilihan lain: PB lesi tunggal: kombinasi R 600 mg, O 400 mg dan
M 100 mg, dosis tunggal PB: 2-5 lesi; kombinasi ROM diberikan 1x/bulan selama 6 bulan