Case Maria
-
Upload
mariamargaretha -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Embed Size (px)
description
Transcript of Case Maria

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Arjuna Utara No.6 Kebun Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus:
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT: FAMILY MEDICAL CENTER
Nama : Maria Margaretha Tanda Tangan
Nim : 11.2014.307
........................
Dr. Pembimbing/Penguji: dr. Bernard Sp. PD
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/ tanggal lahir : 15 Jan 1960 (56 thn) No. MR : 00073677
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SD
Alamat : Kaum Pandak RT 002 RW 12
Suku bangsa : Indonesia
A. ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis Tanggal: 15 Desember 2015 Jam: 19.30 WIB
Keluhan utama:
Lemas seluruh tubuh sejak dua hari terakhir
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien wanita usia 59 tahun datang ke rumah sakit Family Medical Center melalui Poli
Penyakit Dalam dengan keluhan mual sejak dua minggu SMRS. Os muntah dan tidak mau
1

makan juga minum sejak dua hari SMRS. Muntah setiap kali pasien makan, volume sekali
muntah sekitar satu gelas air mineral, muntah ± 3-4x dalam sehari. Isi muntahan berupa
makanan yang os baru makan, air dan sedikit lendir. Os mengalami badan lemas dan tidak
kuat berdiri lama, kaki kiri terasa bengkak dan nyeri. Menurut pasien lama nyeri sudah
seminggu terakhir namun bengkak dan luka sudah sejak bulan Oktober. Os masuk ke Poli
dengan menggunakan kursi roda. Os tidak mengalami demam, diare dan pilek. Os mengalami
batuk yang muncul sesekali, terkadang sesak, saat ini pasien merasa napasnya terasa cepat
namun os tidak dapat mengidentivikasikan saat muncul sesak tersebut. Os mengatakan
memiliki riwayat DM tipe II tidak terkontrol dan TB paru dengan pengobatan.
Riwayat Penyakit Dahulu
(-) Cacar (-) Malaria (-) Batu ginjal/Sal.kemih
(-) Cacar Air (-) Disentri (-) Burut (Hemia)
(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Rematik
(-) Batuk Rejan (-) Tifus Abdominalis (-) Wasir
(-) Campak (-) Skrofula (+) Diabetes
(-) Influenza (-) Sifilis (-) Alergi
(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor
(-) Khorea (-) Hipertensi (-) Penyakit Pembuluh
(-) Demam Rematik Akut (-) Ulkus Ventrikuli (-) Pendarahan Otak
(-) Pneumonia (-) Ulkus Duodeni (-) Psikosis
(-) Pleuritis (-) Gastritis (-) Neurosis
(+) Tuberkulosis (-) Batu Empedu Lain-lain : (-) Operasi
(-) Kecelakaan
Riwayat Keluarga
HubunganUmur
(Tahun)Jenis Kelamin
Keadaan
Kesehatan
Penyebab
Meninggal
Ayah Lupa Pria Meninggal Tua
Ibu Lupa Wanita Meninggal Tua
Saudara Lupa
Lupa
Pria
Pria
Meninggal
Sehat
Tua
-
SuamiLupa Pria Meninggal
Sakit Tumor
Kelenjar
2

Anak Lupa
Lupa
Lupa
Pria
Wanita
Wanita
Sehat
Sehat
Sehat
-
Adakah Kerabat yang Menderita ?
Penyakit Ya Tidak/ tidak tahu Hubungan
Alergi +
Asma +
Tuberkulosis +
Artritis +
Rematisme +
Hipertensi + - Suami
Jantung +
Ginjal +
Lambung +
ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(+) Bisul (-) Rambut (-) Keringat malam
(-) Kuku (-) Kuning/Ikterus (-) Sianosis
(-) Lain-lain
Kepala
(-) Trauma (+) Sakit kepala
(-) Sinkop (-) Nyeri pada sinus
Mata
(-) Nyeri (-) Radang
(-) Sekret (-) Gangguan penglihatan
(-) Kuning/ikterus (-) Ketajaman penglihatan menurun
Telinga
(-) Nyeri (-) Tinitus
(-) Sekret (-) Gangguan pendengaran
3

(-) Kehilangan pendengaran
Hidung
(-) Trauma (-) Gejala penyumbatan
(-) Nyeri (-) Gangguan penciuman
(-) Sekret (-) Pilek
(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir kering (-) Lidah kotor
(-) Gangguan pengecapan (-) Gusi berdarah
(-) Selaput (-) Stomatitis
Tenggorokan
(-) Nyeri tenggorokan (-) Perubahan suara
Leher
(-) Benjolan (-) Nyeri leher
Dada (Jantung, Paru)
(-) Nyeri dada (+) Sesak napas (-) Ortopnoe
(-) Berdebar (-) Batuk darah (+) Batuk
Abdomen (Lambung, Usus)
(+) Rasa kembung (-) Wasir
(+) Mual (-) Mencret
(+) Muntah (-) Tinja darah
(-) Muntah darah (-) Tinja berwarna dempul
(-) Sukar menelan (-) Tinja berwarna ter
(-) Nyeri perut, kolik (-) Benjolan
(-) Perut membesar
Saluran Kemih/ Alat Kelamin
(-) Disuria (-) Kencing nanah
(-) Stranguri (-) Kolik
4

(-) Poliuria (-) Oliguria
(-) Polakisuria (-) Anuria
(-) Hematuria (-) Retensi urin
(-) Kencing Batu (-) Kencing menetes
(-) Ngompol (tidak disadari) (-) Penyakit prostat
Katamenia
(-) Leukore (-) Pendarahan (-) Lain – lain
Haid (sudah tidak menstruasi)
(-) Haid terakhir (-) Jumlah dan lamanya (-) Menarche
(-) Teratur/tidak (-) Nyeri (-) Gejala kilmakterum
(-) Gangguan haid (+) Pasca menopause
Saraf dan Otot
(-) Anestesi (-) Sukar mengingat
(-) Parestesi (-) Ataksia
(-) Otot lemah (-) Hipo / Hiper-esthesi
(-) Kejang (-) Pingsan
(-) Afasia (-) Kedutan (‘tick’)
(-) Amnesia (-) Pusing (Vertigo)
(-) Lain-lain (-) Gangguan bicara (Disartri)
Ekstremitas
(+) Bengkak, kaki kiri (-) Deformitas (+) Tanda Radang
(+) Nyeri (-) Sianosis
BERAT BADAN
Berat badan rata-rata : 51-52 kg
Berat tertinggi kapan : 146 cm
Berat badan sekarang (kg) : 46 kg
Tetap (-) Turun (+) sekitar 5-6 kg Naik (-)
5

RIWAYAT HIDUP
Riwayat Kelahiran
Tempat Lahir : (+) Di rumah (-) Rumah Bersalin (-) R.S Bersalin
Ditolong oleh : ( ) Dokter (-) Bidan (+) Dukun (-) Lain-lain
Riwayat Imunisasi
Pasien tidak mengetahui riwayat imunisasi dirinya
Riwayat Makanan
Frekuensi/ Hari : 2-3 kali sehari
Jumlah/ kali : Satu piring
Variasi/ hari : Bervariasi
Nafsu makan : Sangat berkurang
Pendidikan
(+ ) SD ( ) SLTP (-) SLTA ( ) Sekolah Kejuruan
( ) Akademi ( ) Universitas ( ) Kursus ( ) Tidak sekolah
Kesulitan
Keuangan : Ada
Pekerjaan : Tidak ada
Keluarga : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
B. PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umum
Tinggi Badan : 146 cm
Berat Badan : 47 kg
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 70x/menit
Suhu : 36,0 oC
Pernafasaan (Frekuensi dan tipe) : 28x/menit (agak cepat)
Indeks Massa Tubuh : 21,6 (normal)
6

Keadaan gizi : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Sianosis : Tidak ada
Udema umum : Tidak ada
Cara berjalan : Kesulitan berjalan
Mobilitas (Aktif / Pasif) : Sedikit terhambat
Umur menurut taksiran pemeriksa : Sesuai
Aspek Kejiwaan
Tingkah Laku : wajar / gelisah / tenang / hipoaktif / hiperaktif
Alam Perasaan : biasa / sedih / gembira / cemas / takut / marah
Proses Pikir : wajar / cepat / gangguan waham / fobia / obsesi
Kulit
Warna : Sawo matang Effloresensi : Tidak ada
Jaringan Parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Merata Pembuluh darah : Tidak tampak kolateral
Suhu raba : Hangat Lembab/Kering : Lembab
Keringat : Umum: - Turgor : Sedikit melambat
Setempat: - Ikterus : Tidak ada
Lapisan lemak : Merata Edema : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
Kelenjar Getah Bening
Submandibula : Tidak teraba Leher : Tidak teraba
Supraklavikula : Tidak teraba Ketiak : Tidak teraba
Lipat paha : Tidak teraba
Kepala
Ekspresi wajah : Biasa
Simetri muka : Simetri
Rambut : Hitam bercampur putih, merata
Pembuluh darah temporal : Teraba pulsasi
7

Mata
Exophthalamus : Tidak ada
Enopthalamus : Tidak ada
Kelopak : Tidak ptosis, tidak ada bekas luka
Lensa : Jernih
Konjungtiva : Tidak anemik
Visus : Normal
Sklera : Tidak ikterik
Gerakan Mata : Tidak terhambat
Lapangan penglihatan : Normal ke segala arah
Tekanan bola mata : Normal
Deviatio Konjugate : Normal
Nistagmus : Tidak ada
Telinga
Tuli : Tidak
Selaput pendengaran : Intak
Lubang : Lapang
Penyumbatan : Tidak ada
Serumen : Ada
Pendarahan : Tidak ada
Cairan : Tidak ada
Mulut
Bibir : Tidak sianosis
Tonsil : T1-T1
Langit-langit : Tidak hiperemis
Bau pernapasan : Tidak ada
Gigi geligi : Teratur
Trismus : Tidak ada
Faring : Normal
Selaput lendir : Tidak ada
Lidah : Normal
8

Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelenjar Tiroid : Normal
Kelenjar Limfe : Tidak ada pembengkakan
Dada
Bentuk : Normal
Pembuluh darah : Tidak terlihat
Buah dada : Normal, tidak membesar
Paru
Pemeriksaan Depan Belakang
Inspeksi
Bentuk toraks normal tidak pektus
karinatum, pektus eksavatum maupun
barrel chest, simetris, saat statis dan
dinamis tidak ada bagian yang
tertinggal, tidak ada retraksi sela iga,
tidak terlihat lesi, massa atau benjolan
Keadaan tulang belakang
tidak ada kelainan seperti
kifosis, lordosis dan
skoliosis, tidak terlihat lesi,
massa atau benjolan
Palpasi
KiriTidak ada nyeri tekan, tidak teraba
massa atau benjolan
Tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa atau benjolan
KananTidak ada nyeri tekan, tidak teraba
massa atau benjolan
Tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa atau benjolan
Perkusi
Kiri sonor di seluruh lapang paru sonor di seluruh lapang paru
Kanan sonor di seluruh lapang paru sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi
Kiri
- suara napas vesikuler
- wheezing (-)
- ronchi (-)
- suara napas vesikuler
- ronchi (-)
Kanan
- suara napas vesikuler
- wheezing (-)
- ronchi (-)
- suara napas vesikuler
- ronchi (-)
9

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, tidak ada lesi kulit, tidak ada bekas operasi
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, 2 jari lateral linea midsternal kiri
Perkusi : Batas kanan : Garis sternalis kanan pada sela iga ke-4
Batas atas : Garis sternalis kiri pada sela iga ke-3
Batas pinggang : Garis parasternalis kiri pada sela iga ke-4
Batas kiri : Dua jari medial dari garis axillaris anterior kiri pada sela
iga ke-5
Auskultasi : Katup Mitral : BJ 1 > BJ 2, murni regular, Gallop (-), Murmur (-)
Katup Trikuspid : BJ 1 > BJ 2, murni regular, Gallop (-), Murmur (-)
Katup Aorta : BJ 2 > BJ 1, murni reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Katup Pulmonal : BJ 2 > BJ 1, murni reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Pembuluh Darah
Arteri Temporalis : Teraba pulsasi
Arteri Karotis : Teraba pulsasi
Arteri Brakhialis : Teraba pulsasi
Arteri Radialis : Teraba pulsasi
Arteri Femoralis : Teraba pulsasi
Arteri Poplitea : Teraba pulsasi
Arteri Tibialis Posterior : Teraba pulsasi
Arteri Dorsalis Pedis : Teraba pulsasi
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada pergerakan peristaltik, tidak ada caput medusae
Palpasi
Dinding perut : Nyeri tekan epigastrium (+)
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
Lain-lain : Tidak ada
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abd, shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normoperistaltik
Refleks dinding perut : Normal
10

Alat Kelamin (atas indikasi)
Tidak dilakukan
Anggota Gerak
Lengan Kanan Kiri
Otot
Tonus : Normal Normal
Massa : Normal Normal
Sendi : Normal Normal
Gerakan : Normal Normal
Kekuatan : Normal Normal
Lain-lain : Normal Normal
Tungkai dan Kaki Kanan Kiri
Luka : Tidak ada Ada
Varises : Tidak ada Tidak ada
Otot Tonus : Normal Normal
Massa : Tidak ada Tidak ada
Sendi : Normal Normal
Gerakan : Normal Normal
Kekuatan : +5 +5
Edema : Tidak ada Ada
Lain-lain : Tidak ada Tidak ada
Tophus : Tidak ada Tidak ada
Reflex
Kanan Kiri
Refleks Tendon Dalam + +
Bisep + +
Trisep + +
Patela + +
Achiles + +
Kremaster + +
11

Refleks kulit + +
Refleks patologis - -
Colok Dubur (atas indikasi)
Tidak dilakukan
C. LABORATORIUM & PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA
Tanggal: 16/12/2015
Glukosa darah puasa: 168 mg mg/dL
Glukosa darah dua jam PP: 147 mg/dL
Tanggal 18/12/2015
Glukosa darah puasa: 201 mg/ dL
Glukosa darah dua jam PP: 126 mg/ dL
Tanggal 19/12/2015
Glukosa darah dua jam PP: 120 mg/ dL
D. Ringkasan (Resume)
Pasien wanita usia 56 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam RS FMC dengan keluhan
mual sejak dua minggu terakhir, sejak dua hari terakhir os mengeluh muntah setiap kali
makan, napsu makan menurun, mengeluh sesak terkadang, batuk sudah lama hilang timbul,
os mengalami penurunan berat badan 5-6 kg selama 2 bulan terakhir. Os memiliki bengkak di
kaki kanan, bengkak sesuai tanda-tanda peradangan. Os menderita DM tipe II tidak
terkontrol, TB paru dalam pengobatan OAT. Hasil pemerksaan fisik didapati TD 110/70
mmHg; RR 28x/mnt; HR 70x/mnt; T 36 oC.0Hasil lab dilakukan pada tanggal 16/12/2015
didapati GDP 168 mg/dL dan GD2PP 147 mg/dL
E. Daftar Masalah
1. Mual, muntah, lemas, tidak dapat makan dan minum
2. Hasil pemeriksaan gula darah yang lebih dari normal
3. Batuk dan sesak
4. Luka dan radang di daerah pergelangan kaki kiri
F. Pengkajian Masalah dan Rencana Tatalaksana
12

MASALAH
1. Dispepsia ec Drugs Intoksikasi
Dyspepsia dipikirkan karena pasien memenuhi criteria klinis dyspepsia
Keluhan mual sejak dua minggu
Muntah dan tidak dapat makan dan minum sejak dua hari terakhir
Lemas seluruh tubuh
Didapati pada pemeriksaan fisik nyeri epigastrius
Pasien masih mengkonsumsi teratur obat anti tuberculosis seperti INH dan
Pirazinamid
Rencana diagnosis:
Pemeriksaan Lab biasanya meliputi hitung jenis darah lengkap. Pemeriksaan tinja,
pertanda tumor seperti CEA dan CA 19-9
Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung, usus halus
Endoskopi untuk memeriksa kerongkongan, lambung halus agar diperiksa lebih lanjut
seperti pemeriksaan: rapid urea test, patologi anatomi, kultur mikroorganisme, OMD
dengan kontras ganda, serologi H. pillory, dan urea breath test
Rencana pengobatan
Jika pasien terbukti menderita dyspepsia, dapat diberikan terapi
Non medika mentosa berupa Cognitive behavior therapy, pengaturan diet dimana makan
sering namun dalam pors isedikit
Medikamentosa, dapat diberikan obat
a. Antasid 20-150 ml/hari
Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam
lambung. Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg
triksilat. Pemberian antasid jangan terusmenerus, sifatnya hanya simtomatis, unutk
mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga
berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan
menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
b. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu
pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asama
lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
c. Antagonis reseptor H2
13

Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik
atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis
respetor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
d. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari
proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI
adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.
e. Sitoprotektif
Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2).
Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen, yang selanjutnya
memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi
bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (site protective), yang bersenyawa
dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).
f. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid.
Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis
dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance).
Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat antidepresi
dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak
jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti
cemas dan depresi.
2. Diabetes mellitus tipe II
Dipikirkan DM tipe II karena
Anamnesa pasien yang mengatakan penderita DM tipe II yang sudah tidak pernah
kontrol dan minum obat dalam waktu yang tidak pasien ketahui
Gula darah pasien yang diatas rata-rata orang normal
Rencana Diagnostik
Pemeriksaan lab berupa gula dara puasa, HBA1c, kadar lipid, kolesterol, fungsi hati,
ginjal, urin lengkap
Rencana Pengobatan
Jika pasien telah terbukti menderita hipertiroidisme, dapat diberikan terapi farmakologi
berupa
14

Pemicu sekresi insulin: sufonilurea dan glinid
Peningkat sensitivitas insulin: biguanid dan tiazolidindion
Penghambat glukogenesis: metformin
Penghambat glukosidase alfa: acarbose
Terapi insulin
Terapi Nonfarmakologi dapat dilakukan dengan:
Terapi gizi medis berupa pengaturan pola makan dan banyaknya makanan sesuai
dengan status gizi pasien
Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu, masing-masing selama kurang
lebih 30 menit. Latihan jasmani dianjurkan yang bersifat aerobik seperti berjalan
santai, jogging, bersepeda dan berenang. Latihan jasmani selain untuk menjaga
kesehatan.
3. TB Paru
Dipikirkan TB Paru karena
Dari hasil amnesa pasien yang mengeluhkan memiliki sakit TB Paru dengan
pengobatan
Dari hasil gejala klinis yang didapati pada pasien
Rencana diagnostik
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, kultur sputum untuk cek BTA
Pemerikaan radiologi xray foto thoraks
Rencana pengobatan
Rencana edukasi
mengedukasi pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar tidak
menularkan sakitnya pada orang disekitar
minum obat secara teratur tanpa ada yang telewat
rajin kontol ke dokter agar fungsi hati dan ginjal masih baik
15

makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang
olahraga teratur
4. Diabetic Foot Susp. Osteomielitis TB pada Ankle Joint Sinistra
Dipirkan Osteomielitis karena
Dari hasil anamnesa pasien mengatakan nyeri pada pergelangan kaki sehingga tidak
dapat berdiri lama namun kaki kiri masih vital saat dilakukan pemerikaan sensitivitas
Peradangan pada kaki kiri yang tampak pada pemeriksan fisik dimana daerah
pergelangan kaki kiri luka dengan sekitar luka tampak membengkak, fluktuatif,
hangat, merah dibagian paling luar, teraba nyeri dan sulit untuk digunakan berjalan.
Rencana diagnostik
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap untuk melihat kadar peradangan dalam
darah
Pemeriksaan radiologis dengan rontgen foto polos kaki kiri
Pemeriksaan usg kaki kiri
Rencana pengobatan
Jika didapati benar pasien mengalami Osteomielitis Ankle Joint Sinistra
Konsul dokter spesialis Orthopedi agar dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih
lanjut
Rencana edukasi
Pengobatan harus teratur diminum
Menjaga kesehatan tubuh jasmani dan rohani
Melakukan semua proses pemeriksaan dan pengobatan dengan baik dan bersabar agar
lekas sembuh
G. Kesimpulan dan Prognosis
Pada kasus ini seorang wanita usia 56 tahun mengeluh mual, muntah tidak napsu
makan dikarenakan wanita tersebut mengalami dispepsia oleh sebab dari penggunaan obat
anti tuberkulosis paru. Selain itu os merupakan pasien DM tipe II, TB Paru on OAT dan
Diabetic Foot Susp. Osteomielitis Ankle Joint Sinistra, oleh karena itu harus segera dilakukan
pemeriksaan agar pasien cepat sembuh dan kualitas hidup pasien membaik sehingga
meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut
Prognosis
16

Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
H. FOLLOW UP SOAP
Tanggal 16/12/2015 , pukul 06.35
S Mual +, muntah -, batuk + kadang-kadang, makan masih sulit, lemas +, kaki masih terasa nyeri
O KU : TSS, Kesadaran : compos mentisTD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 37,20 C, Pernafasan : 18x/menitKepala : normochepali, Mata : CA-/-, SI-/-, Mulut : tidak ada kelainanLeher : KGB tidak membesarThoraks : P : SN vesikuler, Rh-/-, Wh -/-, C : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen : datar, supel, BU(+) N, NT(+), H/L tak teraba membesarEkstremitas atas : akral hangat +/+, edema -/-Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/+GDP 168, GD2PP 147
A - Dyspepsia ec Drug Intoksikasi
- DM tipe II
- Susp Osteomielitis
P - Diet DM 1700 Kcal
- Infus RA 20 tpm
- Noporapid 6-6-6
- Ondancetron Tab 3x8mg
- Rifampisin Tab 1x450mg
- INH 1x400mg
- Etambutol 2x500mg
- Insulin training
Tanggal 17/12/2015, pukul 06.4 0
S Mual + tapi sudah berkurang, makan sudah mulai mau, lemas +, kaki masih terasa sakit
O KU : TSS, Kesadaran : compos mentis
17

TD : 120/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,10 C, Pernafasan : 16x/menitKepala : normochepali, Mata : CA-/-, SI-/-, Mulut : tidak ada kelainanLeher : KGB tidak membesarThoraks : P : SN vesikuler, Rh+/-, Wh -/-, C : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen : datar, supel, BU(+) N, NT(-), H/L tak teraba membesarEkstremitas atas : akral hangat +/+, edema -/-Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/+
A - Dyspepsia ec Drug Intoksikasi- DM tipe II- Susp Osteomielitis
P - Diet DM 1700 Kcal- Infus RA 20 tpm- Noporapid 6-6-6- Ondancetron Tab 3x8mg- Rifampisin Tab 1x450mg- INH 1x400mg- Etambutol 2x500mg- Lantus 8 U- Besok cek GDPP, GD2PP
Tanggal 18/12/2015, pukul 06. 40
S Lemas -, mual-, muntah -, demam -, nyeri pada kaki + sesekali, O KU: TSS, Kesadaran: compos mentis
TD: 120/80 mmHg, Nadi: 86x/menit, Suhu: 36,60 C, Pernafasan: 18x/menitKepala: normochepali, Mata: CA-/-, SI-/-, Mulut: tidak ada kelainanLeher: KGB tidak membesarThoraks: P- SN vesikuler, Rh-/-, Wh -/-, C- BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen: datar, supel, BU(+) N, NT(-), H/L tak teraba membesarEkstremitas atas: akral hangat +/+, edema -/-Ekstremitas bawah: akral hangat +/+, edema -/+GDP: 201; GD2PP: 126 mg/dl/2jam
A - Dyspepsia ec Drug Intoksikasi- DM tipe II- Susp Osteomielitis
P - Diet DM 1700 Kcal- Infus RA 20 tpm- Novorapid 6-6-6- Ondancetron Tab 3x8mg- Rifampisin Tab 1x450mg- INH 1x400mg- Etambutol 2x500mg- Lantus solostar 8 U
18

- Besok cek GD2PP
Tanggal 19/12/2015, pukul 06. 50
S Lemas -, mual -, muntah -, demam -, nyeri pada kaki masih ada jika digunakan untuk berjalan, makan +
O KU: TSS, Kesadaran: compos mentisTD: 110/70 mmHg, Nadi: 78x/menit, Suhu: 37,10 C, Pernafasan: 18x/menitKepala: normochepali, Mata: CA-/-, SI-/-, Mulut: tidak ada kelainanLeher: KGB tidak membesarThoraks: P- SN vesikuler, Rh-/-, Wh -/-, C- BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen: datar, supel, BU(+) N, NT(-), H/L tak teraba membesarEkstremitas atas: akral hangat +/+, edema -/-Ekstremitas bawah: akral hangat +/+, edema -/+GD2PP: 120 mg/dl
A - Dyspepsia ec Drug Intoksikasi- DM tipe II- Susp Osteomielitis
P - Diet DM 1700 Kcal- Infus RA 20 tpm- Novorapid 6-6-6- Ondancetron Tab 3x8mg- Rifampisin Tab 1x450mg- INH 1x400mg- Etambutol 2x500mg- Lantus solostar 8 U- Pasien membaik dan boleh pulang
19