case epilepsi

35
EPILEPSI Liem, Claudia Immanuel S. 1015003 Pembimbing : dr. Dedeh Supantini, SpS

description

epilepsi bangkitan umum tonik klonik

Transcript of case epilepsi

CBD Vertigo

EPILEPSILiem, Claudia Immanuel S.1015003Pembimbing : dr. Dedeh Supantini, SpSKeterangan UmumNama : Ny. IJenis kelamin: WanitaUmur : 23 tahunAlamat : Pagarsih, BandungPekerjaan : Ibu Rumah TanggaStatus perkawinan : MenikahAgama : IslamBangsa : IndonesiaTanggal pemeriksaan: 4 Mei 2015

Anamnesa Keluhan utama : kejangPasien datang ke RS Immanuel dengan keluhan kejang sekitar 7 hari yang lalu. Menurut suaminya, kejang berlangsung selama 1-2 menit, seluruh tubuh kelojotan diawali badan kaku dengan mata mendelik ke atas dan mulut berbusa. Dalam sebulan paling tidak terdapat satu hari dimana pasien mengalami kejang, dalam sehari tersebut kejang berulang sekitar 3-4 kali. Pasien mengaku tidak sadar saat kejang. Setelah kejang pasien merasa lemas dan kelelahan. Biasanya kejang muncul di sekitar periode menstruasi, juga kadang-kadang saat pasien sedang kelelahan.

Sebelum kejang terjadi pasien mengaku tidak ada gejala-gejala khusus. Tidak ada riwayat trauma pada kepala sebelumnya. Keluhan tidak disertai demam, nyeri kepala hebat, kaku pada leher, penurunan kesadaran, mual muntah, maupun lemas sebelah badan.RPD : Pasien sudah sering mengalami kejang sejak usia sekitar 13 tahun.RPK : tidak ada keluarga pasien yang mengalami kejangR. Berobat : pasien sempat menjalani pengobatan untuk eplilepsi selama sekitar 1,5 tahun tetapi tidak kontrol teratur.R. Kebiasaan : -R. Persalinan : lahir usia 38 minggu secara normal, tidak ada penyulit kehamilan maupun persalinan.Pemeriksaan FisikKesadaran : CM\KU : sakit sedangBerat Badan: 40 kgTinggi Badan: 155 cm

Tanda vitalTD: 110/70 mmHgNadi: 80x/menitRespirasi: 22x/menitSuhu: 36,7 C

Kepala: dalam batas normalLeher: dalam batas normalThorax: dalam batas normalAbdomen: dalam batas normalEkstremitas: dalam batas normal

Pemeriksaan NeurologisPenampilanKepala : Bentuk dan ukuran normal nyeri tekan otot perikranial (-)Collumna vertebra: Tidak ada kelainanRangsangan meningenKaku kuduk : -Brudzinsky 1: -Brudzinsky 2: -Brudzinsky 3: -Kernig: -Laseque: -

Saraf otakN IPenciuman : dalam batas normalN IIKetajaman penglihatan : baikKampus : tidak dilakukanFunduskopi : tidak dilakukanN III/IV/VIPtosis : - Pupil : bulat, isokor, 3 mm.Refleks cahaya ODS D/I : +/+Posisi mata: ortoforiaGerakan bola mata: baik ke segala arah

N VSensorikOftalmikus : +/+Maksilaris : +/+Mandibularis : +/+Motorik : baikN VIIAngkat alis kanan : simetrisMemejamkan mata kanan : simetrisPlika nasolabialis : simetrisGerakan wajah : simetrisRasa kecap 2/3 muka lidah : baikN VIIIPendengaran : baikKeseimbangan : baikN IX/XSuara : disfoni (-)Menelan : disfagi (-)Arkus farinks : simetrisUvula : sentralKontraksi palatum : simetrisRefleks farinks : baikRasa kecap 1/3 : baikN XIAngkat bahu : normalMenengok ke kanan dan kiri : normalN XIIGerakan lidah : letak sentralAtrofi : -Tremor/fasikulasi : -

Motorik Anggota badanKekuatan TonusatrofifasikulasiAtas 5/5n/n-/--/-Bawah 5/5n/n-/--/- Gerakan involunter : - Cara berjalan/gait : dalam batas normalSensorik Anggota badan atas : baikBatang tubuh : baikAnggota badan bawah : baikKoordinasiCara bicara : normalTremor : -Tes telunjuk hidung : normalDiadokokinesis : normalHeel to toe : normal

Refleks FisiologisBiceps +/+Triceps +/+KPR +/+APR +/+

PatologisHofman trommer -/-Babinsky -/-Chaddock-/-Oppenheim -/-Gordon -/-Schaeffer -/-

Klonus -/-Refleks primitifGlabella -Mencucut mulut -Palmo mental -

Pemeriksaan fungsi luhurHubungan psikis : baikAfasiaSensorik -Motorik -IngatanJangka pendek : baikJangka panjang : baikKemampuan berhitung : baik

Resume Autoanamnesa Keluhan utama : kejangPasien perempuan, usia 23 tahun, kesadaran kompos mentis, datang ke RS Immanuel dengan keluhan kejang sekitar 7 hari yang lalu. Menurut suaminya, kejang berlangsung selama 1-2 menit, tonik klonik dengan mata mendelik ke atas dan mulut berbusa. Dalam sebulan paling tidak terdapat satu hari dimana pasien mengalami kejang, dalam sehari tersebut kejang berulang sekitar 3-4 kali. Pasien mengaku tidak sadar saat kejang. Setelah kejang pasien merasa lemas dan kelelahan. Biasanya kejang muncul di sekitar periode menstruasi, juga kadang-kadang saat pasien sedang kelelahan.Sebelum kejang terjadi pasien mengaku tidak ada gejala-gejala khusus. Tidak ada riwayat trauma pada kepala sebelumnya. Keluhan tidak disertai febris, cephalgia hebat, kaku pada leher, penurunan kesadaran, nausea vomit, maupun hemiparese.RPD : Pasien sudah sering mengalami kejang sejak usia sekitar 13 tahun.RPK : tidak ada keluarga pasien yang mengalami kejangR. Berobat : pasien sempat menjalani pengobatan untuk eplilepsi selama sekitar 1,5 tahun tetapi tidak kontrol teratur.R. Kebiasaan : -R. Persalinan : lahir usia 38 minggu secara normal, tidak ada penyulit kehamilan maupun persalinan.

Pemeriksaan fisikKeadaan umum: Compos mentis, sakit sedangRangsangan meningens: Kaku kuduk (-)Saraf cranial parese: Tidak ada pareseMotorik: Tangan 5/5, kaki 5/5Sensorik: BaikRefleks fisiologis: KPR +/+, APR +/+Refleks patologis: -/-

Diagnosis banding :Epilepsi katamenialEpilepsi tipe umum tonik klonik

Diagnosis kerja :Epilepsi katamenial

Etiologi : idiopatikUsul PemeriksaanCT scan kepala EEGHematologi rutinSGOT & SGPT

Penatalaksanaan Non MedikamentosaIstirahat cukupMinum obat teraturMedikamentosaAcetazolamid tablet 1x250mg selama haidAsam valproat tablet 3x200mgPrognosis Quo ad vitam: ad bonamQuo ad functionam: ad bonamQuo ad sanationam: dubia ad bonam

Definisi Epilepsididefinisikansebagaisuatugangguan(kecenderungan)kronikyang ditandai dengan adanya bangkitan epileptik berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermiten yang terjadi akibat lepas muatan listrik abnormal di neuron2 secara paroksismal, disebabkan oleh etiologi.Bangkitan epilepsiadalah manifestasiklinis daribangkitan serupa (stereotipik) yang berlebihan dan abnormal, berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktifitas listrik sekelompok sel saraf diotak, bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked).

Etiologi 1. Idiopatik: tidak terdapat les structural di otak atau deficit neurologis. Diperkirakan mempunyai predisposisi genetic dan umumnya berhubungan dengan usia.2. Kriptogenik: dianggap simtomatis tetapi penyebabnya belum diketahui. Termasuk disini adalah sindrom West, sindrom Lennox-Gastaut, dan epilepsi mioklonik. Gambaran klinis sesuai dengan ensefalopati difus.3. Simtomatis: bangkitan epilepsi disebabkan oleh kelainan/lesi structural pada otak, misalnya; cedera kepala, infeksi SSP, kelainan congenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik (alkohol,obat), metabolic, kelainan neurodegeneratif.Klasifikasi ILAE1. Bangkitan parsial/fokal1.1 Bangkitan parsial sederhana1.1.1. Dengan gejala motorik1.1.2. Dengan gejala somatosensorik1.1.3. Dengan gejala otonom1.1.4. Dengan gejala psikis1.2 Bangkitan parsial kompleks1.2.1. Bangkitan parsial sederhana yang diikuti dengan gangguan kesadaran1.2.2. Bangkitan yang disertai gangguan kesadaran sejak awal bangkitan1.3 Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder1.3.1. Parsial sederhana yang menjadi umum1.3.2 Parsial kompleks menjadi umum1.3.3. Parsial sederhana menjadi parsial kompleks, lalu menjadi umum2. Bangkitan umum2.1 Lena (absence)2.1.1 Tipikal lena2.1.2 Atipikal lena2.2 Mioklonik2.3 Klonik 2.4 Tonik2.5 Tonik-klonik2.6 Atonik/astatik3. Bangkitan tak tergolongkan

Patogenesis Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak. Ketidakseimbangan bisa terjadi karena : Kurangnya transmisi inhibitori Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin) Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya aksi glutamat atau aspartatDiagnosis Diagnosis epilepsi ditegakkan terutama dari anamnesis, yang didukung denganpemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Ada tiga langkah dalammenegakkan diagnosis epilepsi, yaitu sebagai berikut:Langkah pertama: pastikan adanya bangkitan epilepticLangkah kedua: tentukan tipe bangkitan berdasarkan klasifikasi ILAE1981.Langkah ketiga: tentukan etiologi

Diagnosis bandingBayi dan anakDewasa Apnetic spellBreath holding spellSyncopeNight terrorSyncopeTIATransient global amnesiaNarkolepsiTicReaksi konversiPenatalaksanaan Tujuan utama penatalaksanaan epilepsi adalah membebaskan penderit dari bangkitan epilepsi tanpa mengganggu fungsi ssp sehingga penderita dapat hidup normal.Prinsip farmakoterapi pada epilepsi:Obat anti epilepsi diberikan bila diagnosis sudah pasti dan pasien serta keluarga diberi penjelasa mengenai pengobatanMulai dengan monoterapiStart low, naikkan bertahapTitrasi perlahan agar efek samping obat terhadap ssp dapat ditoleransi5. Regimen simpel6. Ukur kadar obat dalam darah bila kontrol bangkitan tidak segera tercapai7. Cobalah 2 jenis monoterapi sebelum menambahkan obat ke 28. Bila bangkitan menetap, coba kombinasi OAE lini pertama + obat baru

Keberhasilan pengobatan dipengaruhi :Lesi otak yang mendasariGangguan neuropsikiatrikLamanya penyakit sebelum memulai terapiKepatuhan

Penatalaksanaan

Penghentian OAESyarat penghentian OAE adalah bebas dari bangkitan selama minimal 2 tahun dan gambara EEG normal. penghentian dilakukan secara bertahap umumnya diturunkan 25% dari dosis semula setiap bulannya dalam waktu 3-6 bulanKemungkinan kekambuhan :Usia tuaEpilepsi simptomatikGambaran EEG abnormalLamanya menderita bangkitan sebelum mulai diobatiPenggunaa polifarmasiMendapat terapi 10th atau lebihPrognosis Prognosis epilepsi bergantung pada beberapa hal, diantaranya jenis epilepsi, faktor penyebab, saat pengobatan dimulai, dan keteraturan minum obat. Pada umunya prognosis epilepsi cukup baik.Pada 50-70% penderita epilepsi, serangan dapat dicegah dengan obat- obat, sedangkan sekitar 50% pada suatu waktu dapat berhenti minum obat. Serangan epilepsi primer, baik yang bersifat kejang umum maupun serangan lena atau melamun atau absence mempunyai prognosis baik.Sebaliknya epilepsi yang serangan pertamanya mulai pada usia 3 tahun atau yang disertai kelainan neurologik dan atau retardasi mental mempunyai prognosis relatif jelek. Pada epilepsi dengan tipe bangkitan mioklonik, prognosisnya sangat buruk jika ia disebabkan oleh anoksia.

THANK YOU