Case 3 dss

download Case 3 dss

of 34

description

modul

Transcript of Case 3 dss

Laporan Kasus Anak dengan Glomerulonefritis Akut dan Status Gizi Baik

Laporan Kasus III

Anak dengan Dengue Syok Syndrome dan Status Gizi Baik

I. IDENTITAS PASIEN

Nama pasien : An. LUmur

: 6 bulanJenis kelamin : PerempuanAgama : Islam

Suku

: Jawa

Alamat: Tegalkangkung RT/RW 01/02, Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan TembalangNama ayah: Tn. FUmur

: 30 tahun

Pekerjaan : Karyawan SwastaPendidikan: D3Nama ibu: Ny. MUmur

: 25 tahun

Pekerjaan: Ibu rumah tangga

Pendidikan: SMABangsal: ICUNo. CM: 253070Masuk RS: 2 Mei 2013

II. DATA DASAR1. Anamnesis

Alloanamnesis dengan ibu pasien dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013 pukul 13.00 WIB di ruang ICU dengan didukung catatan medis.Keluhan utama: Demam Keluhan tambahan: Sesak nafas dan muntah

Riwayat Penyakit Sekarang

Sebelum masuk RS : 3 hari SMRS, Pasien mengalami demam tinggi yang timbul secara mendadak dan terus menerus. Demam tidak turun walaupun sudah diberi obat penurun panas. Tidak terdapat perbedaan suhu pada pagi dan malam hari. Demam tidak disertai menggigil dan keringat malam. Tidak terdapat kejang. Tidak terdapat riwayat batuk dan pilek. Selain demam, pasien mengalami mual dan muntah 4x / hari sebanyak 2 sendok makan tiap muntah. Muntah berisi susu, tidak terdapat darah dan lendir. Pasien tidak mengalami mencret. BAK lancar, frekuensi 6x/ hari, @ 1/8 gelas belimbing. Air kencing berwarna kuning jernih. 1 hari SMRS, Demam belum turun walaupun sudah diberi obat penurun panas dari dokter klinik. Masih terdapat muntah 3x/hari, 2 sendok makan tiap muntah, isi susu tidak disertai darah dan lendir. Pasien mengalami sesak nafas terutama bila tidur terlentang dan lebih sering miring ke sebelah kanan. Kondisi pasien semakin lemas dan tidak mau minum asi. Nafsu minum susu berkurang semenjak sakit, sehingga berat badan pasien turun 1 kg semenjak sakit. Ibu pasien mendapati bintik-bintik merah pada kedua lengan dan kaki pasien, namun riwayat mimisan disangkal. BAK pasien berkurang, dengan frekuensi 4x/hari @ 1/8 gelas belimbing.Pagi hari saat masuk rumah sakit pasien dibawa ke poliklinik anak RSUD Kota Semarang. Kondisi pasien sudah lemas dan selalu mengantuk, tangan dan kaki teraba dingin dan lembab. Setelah diperiksa oleh dokter di poli dan dilakukan pemeriksaan darah rutin. Pasien kemudian langsung dipondokkan di ruang ICU.

Setelah masuk RS:

Hari pertama, perawatan di Ruang ICU

Keluhan : Demam (+), muntah (+) 1 kali, BAK (+) sedikit, warna kuning jernih, belum BAB 2 hari, tidak mau minum asi.

Keadaan umum dan kesadaran : TSS / Somnolen

Tanda vital : HR : 130 x / menit, RR: 30 x/menit, T : 38 C, N: i/t cukup

Hari kedua, perawatan di Ruang ICU

Keluhan : Demam sudah mulai turun, muntah (+), sudah mau minum asi. Belum BAB 3 hari.

Keadaan Umum dan kesadaran : TSS / CM

Tanda Vital : HR : 130 x/m, RR : 36 x /m, T: 37,5 C.Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat batuk dan pilek disangkal. Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal. Riwayat lebam-lebam tanpa sebab disangkal Riwayat pemakaian obat tertentu disangkal. Riwayat pernah mengalami keluhan serupa disangkalPenyakit Umur Penyakit Umur

Kejang Disangkal ISKDisangkal

ISPAPernah Diare Disangkal

Otitis DisangkalTyphoid Disangkal

TBCDisangkalCacingan Disangkal

GinjalDisangkalAlergi Disangkal

CampakDisangkalDBDDisangkal

JantungDisangkalKecelakaanDisangkal

Darah Disangkal OperasiDisangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan sama seperti pasien. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus serta asma disangkal. Alergi makanan ataupun alergi obat-obatan juga disangkal. Riwayat batuk batuk lama di keluarga disangkal.Riwayat Persalinan dan Kehamilan

Anak perempuan dari ibu G1P0A0 , hamil 40 minggu, lahir spontan ditolong bidan. Bayi langsung menangis saat lahir. Berat badan lahir 3100 gram, panjang badan lahir 50 cm , lingkar kepala 36 cm dan lingkar dada 34 cm.

Kesan: Neonatus aterm, sesuai masa kehamilan, vigorous babyRiwayat Pemeliharaan Prenatal Ibu rutin memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan terdekat. Pemeriksaan dilakukan sejak ibu mengetahui kehamilan hingga usia kehamilan 7 bulan, 1 kali setiap bulan. Saat memasuki usia kehamilan 8 bulan, pemeriksaan dilakukan 2 kali. Selama hamil, ibu tidak pernah menderita penyakit. Riwayat perdarahan saat hamil disangkal. Riwayat trauma disangkal. Obat obatan yang diminum selama masa kehamilan adalah vitamin dan obat penambah darah.

Kesan : Riwayat pemeliharaan prenatal baik.Riwayat Pemeliharaan Postnatal

Pemeliharaan postnatal dilakukan di Posyandu dan anak dalam keadaan sehat. Kesan : Riwayat pemeliharaan postnatal baik.Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

Pertumbuhan:

Berat badan lahir 3100 gram. Panjang badan lahir 50 cm. Berat badan sebelum sakit 7 Kg. Berat badan sekarang 6 kg. Panjang badan sekarang 66,5 cm. Setiap kontrol di posyandu BB anak selalu berada di garis hijau pada kartu KMS.Perkembangan :

Senyum : 2 bulanBicara

: belum bisaMiring: 2 bulanBerlari

: belum bisaTengkurap: 4 bulanMelompat

: belum bisaGigi keluar: 6 bulanNaik turun tangga: belum bisaDuduk : belum bisaBerdiri

: belum bisaBerjalan: belum bisaMerangkak

: belum bisa

Menyusun 2 kata: belum bisaMenyusun kalimat: belum bisa

Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umurRiwayat Makan dan Minum Anak

ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.

Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan dan minuman baik.Riwayat Imunisasi

BCG : pernah, umur 2 bulan, scar (+) pada lengan kanan atas

Hepatitis B : pernah 2x setelah lahir dan saat umur 1 bulan.Polio : pernah 3x, setelah lahir, dan saat umur 2 dan 4 bulan.

DPT : pernah 2x saat umur 2 dan 4 bulan.

Campak : belum pernah.

Kesan: Anak telah mendapat imunisasi dasar sesuai dengan usia anak.

Riwayat Keluarga Berencana

Ibu tidak mengikuti program KB.

Riwayat Sosial EkonomiAyah pasien bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan Rp 3.500.000,- per bulan. Menanggung 1 orang istri dan 1 orang anak. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Biaya pengobatan dengan Jamsostek.Kesan : keadaan sosial ekonomi cukupData Keluarga

Ayah IbuAnak 1

Perkawinan ke110

Umur 30 tahun25 tahun6 bulan

Pendidikan terakhir D3SMA-

Keadaan kesehatanSehat Sehat Sakit

Data Perumahan

Kepemilikan rumah: Rumah SendiriKeadaan rumah: Pasien sekarang bertempat tinggal di Rumah sendiri sejak 2 tahun yang lalu. Dinding tempat tinggal tembok, terdiri dari 2 kamar tidur. Kamar mandi berada didalam. Limbah buangan ke septik tank, ventilasi udara baik. Keadaan lingkungan: jarak antar ruangan berdekatan. Terdapat banyak genangan air di sekitar lingkungan rumah.Kesan : Kebersihan lingkungan tempat tinggal cukup dan cukup padat.2. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013 pukul 13.30 WIB

Anak perempuan usia 6 bulan. Berat badan sebelum sakit 7 kg. Berat Badan sekarang 6 kg. Panjang Badan 66,5 cm.

Keadaan umum : Somnolen, tampak sakit sedang, tampak lemas dan sesak, status gizi baik.Tanda vital :

TD : 90/70 mmHg HR: 130x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

RR: 42x/menit, reguler

Suhu: 38,2 o C (axilla)

BB sebelum sakit: 7 kg

BB saat masuk RS: 6 kg

BB Sekarang

: 6 kgStatus Internus

Kepala: Normocephali

Rambut: Hitam, terdistribusi merata, tidak mudah dicabut. Mata: Edema palpebra +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- ,

pupil bulat isokor, reflek cahaya +/+.

Hidung: Bentuk hidung normal, sekret -/-, nafas cuping hidung -/-, tanda epistaksis -/- Telinga: Bentuk telinga normal, kelainan kongenital -/-, discharge -/- , serumen -/- , membran timpani intak +/+. Mulut: Bibir kering (-) , sianosis (-). Leher: Simetris, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, KGB tidak teraba membesar. Thoraks: Jantung Inspeksi: Tidak terlihat pulsasi ictus cordis

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V 2cm medial linea midklavikularis

sinistra Perkusi: Batas kiri : ICS V 2cm linea midclavikula sinistra Batas atas : ICS II linea parasternal sinistra Batas kanan : ICS IV linea parasternal dextra Auskultasi: bunyi jantung I-II reguler, murmur(-), gallop(-)Paru - paru

Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi,

retraksi (-)

Palpasi: Pemeriksaan stem fremitus sulit dinilai. Perkusi: Sonor di kedua lapang paru Auskultasi: Suara nafas vesikuler melemah pada paru kanan, rhonki -/-,

wheezing -/- Abdomen

Inspeksi: Datar Auskultasi: Bising usus (+) normal Palpasi: Supel, nyeri tekan (-), undulasi (-), hepar dan lien tidak teraba, Lingkar perut 50 cm Perkusi: Timpani di keempat kuadran abdomen, shifting dullness (-). Ginjal

: Nyeri ketuk CVA ( -/ -), Ballotement (- / -).

Genitalia : Perempuan, edema vulva (-), OUE hiperemis (-) Kulit

: Tidak ditemukan efloresensi yang bermakna. Ekstremitas:Superior Inferior

Akral dingin+/++/+

Akral sianosis-/--/-

Oedem -/--/-

CRT45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat. Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8. Adanya trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelum sakit atau pada fase konvalesens.

Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam. Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah. Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat. Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.

Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan. Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan diberikan transfusi darah atau komponen darah. Imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue. IgM: terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2. Uji III: Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan surveilans.

Ditemukannya 2 atau 3 dari gejala klinis di atas disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi cukup untuk membuat diagnosis klinis demam berdarah dengue.(1,2)Sedangkan untuk menentukan berat-ringannya derajat penyakit demam berdarah dengue, WHO 1997 membaginya dalam 4 derajat : [5] 5. DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis dengan demam tiroid, campak, influenza, chikungunya dan leptospirosis.

6. PENYULITa. Shock akibat sepsis, emboli atau hipovolemia b. Thrombosis akibat hiperkoagulabilitasc. Infeksid. Hambatan pertumbuhane. Gagal ginjal akut atau kronik7.PENATALAKSANAAN

Sedangkan penatalaksanaan Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah: [6]1. Hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diatasi dengan antipiretika dan surface cooling. Antipiretik yang dapat diberikan ialah golongan asetaminofen,asetosal tidak boleh diberikan

o Umur 6 12 bulan : 60 mg / kali, 4 kali sehari

o Umur 1 5 tahun : 50 100 mg, 4 sehari

o Umur 5 10 tahun : 100 200 mg, 4 kali sehari

o Umur 10 tahun keatas : 250 mg, 4 kali sehari.2. Infus cairan ringer laktat dengan dosis 75 ml / kg BB / hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml / kg BB / hari untuk anak dengan BB < 10 10 kg bersama sama di berikan minuman oralit, air bauh susu secukupnya

3. Untuk kasus yang menunjukan gejala dehidrasi disarankan minum sebanyak banyaknya dan sesering mungkin.

4. Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :

o 100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg

o 75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg

o 60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg

o 50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg5. Obat-obatan lain :

o Antibiotika apabila ada infeksi sekunder lain

o Antipiretik untuk anti panas

o Darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.

Sedangkan penatalaksanaan Dengue Haemoragic Fever (DHF) menurut adalah. [6]1. Belum atau tanpa renjatan (Grade I dan II) :

Hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diatasi dengan antipiretika dan surface cooling. Antipiretik yang dapat diberikan ialah golongan asetaminofen, asetosal tidak boleh diberikan

o Umur 6 12 bulan : 60 mg / kaji, 4 kali sehari

o Umur 1 5 tahun : 50 100 mg, 4 sehari

o Umur 5 10 tahun : 100 200 mg, 4 kali sehari

o Umur 10 tahun keatas : 250 mg, 4 kali sehari

2. Terapi cairan Infus cairan ringer laktat dengan dosis 75 ml / kg BB / hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml / kg BB / hari untuk anak dengan BB < 10 10 kg bersama sama di berikan minuman oralit, air bauh susu secukupnya

Untuk kasus yang menunjukan gejala dehidrasi disarankan minum sebanyak banyaknya dan sesering mungkin.

Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :

100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg

75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg

60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg

50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg

o Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.

2. Dengan Renjatan (Grade III) :

1) Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam

Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut :

o 100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg

o 75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.

o 60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.

o 50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.

2) Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau yang lainnya) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan.

3) Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jamDENGUE SYOK SINDROM

Dengue shock syndrome (DSS) merupakan demam berdarah dengue yang ditandai dengan kegagalan sirkulasi termasuk tekanan nadi yang rendah (